Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN AKHIR

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS


ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT RT 01-04
DESA TANIRAN SELATAN KECAMATAN ANGKINANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan


Profesi Pada Stase Keperawatan Komunitas
Tanggal 17 Mei 2021 – 29 Mei 2021

Oleh:
Maulinda, S. Kep
NIM. 2030913320072

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS PADA MASYARAKAT RT 01-04 DI


DESA TANIRAN SELATAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Pendidikan

Profesi Pada Stase Keperawatan Komunitas

Tanggal 17 Mei 2021 – 29 Mei 2021

Taniran Selatan, Mei 2021

Mengetahui,

Koordinator Stase

Keperawatan Komunitas Preceptor Akademik

Kurnia Rachmawati, Ns. MNS Fatma Sayekti Ruffaida, Ns. M.N.S


NIPK. 19841112201 701209 001 NIPK. 198702152019032015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang RI. No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup secara produktif secara sosial dan ekonomi. Menurut WHO, kesehatan
adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani, social, dan tidak hanya
terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dikatakan sehat secara fisik adalah
orang tersebut tidak memiliki gangguan apapun secara klinis. Fungsi organ tubuhnya
berfungsi secara baik, dan dia memang tidak sakit. Sehat secara mental/psikis adalah
sehatnya pikiran, emosional, maupun spiritual dari seseorang. Ada suatu kasus
seseorang yang memeriksakan kondisi badannya serba tidak enak, akan tetapi secara
klinis/hasil pemeriksaan dokter menunjukan bahwa orang tersebut tidak sakit, hal ini
bisa disebabkan karena orang tersebut mengalami gangguan secara mental/psikis yang
mempengaruhi keadaan fisiknya.
Contoh orang yang sehat secara mental adalah tidak autis, tidak stress, tidak
mengalami gangguan jiwa akut, tidak mempunyai masalah yang berhubungan dengan
kejiwaan, misalnya kleptomania, psikopat, dan lain-lain. Penderita penyakit hati juga
merupakan contoh dari orang yang tidak sehat mentalnya, karena tidak ada seorang
dokter bedah jantung sekalipun yang bisa menghilangkan penyakkit ini dengan
peralatan bedahnya.
Selama masa pandemi, sistem Kesehatan dihadapkan pada menjaga
keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan penanganan pandemik dan pemenuhan
pelayanan Kesehatan esensial. Keseimbangan ini wajib dijaga agar tidak terjadi
peningkatan kasus penyakit lain setelah pandemi COVID-19 usai.
Pelayanan Kesehatan esensial yang dimaksud adalah pelayanan Kesehatan
rutin dasar yang kebutuhannya akan terus ada di masyarakat. Dilakukan untuk
mendukung tercapainya standar pelayanan minimal (SPM) bidang Kesehatan melalui
Upaya Kesehatan Masyarakat esensial maupun Upaya Kesehatan Primer. Pelayanan
Kesehatan yang dimaksud meliputi Imunisasi, pemeriksaan Ibu hamil, pengobatan
pasien TB, HIV, Penyakit kronis seperti Diabetes, Hipertensi, dan sebagainya.
Keberhasilan pengendalian pandemi sendiri dapat dilihat dari tiga kriteria,
yaitu kriteria epidemiologi, sistem Kesehatan, dan surveilans Kesehatan masyarakat.
Berdasarkan kriteria epidemiologi terjadi penurunan minimal 50% kasus dari puncak
tertinggi selama tiga minggu berturut turut, kemjudian jumlah spesimen positif dalam
dua minggu terakhir <5%, selanjutnya kasus konfirmasi >80% berasal dari daftar
kontak dan dapat diidentifikasi kelompok klasternya dalam dua minggu terakhir.
Kemundian penurunan jumlah kasus kematian, penurunan jumlah pasien di rawat dan
kasus kritis yang butuh ICU.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dijelaskan terkait penyelenggaraan
upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup
sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan tujuan pembangunan kesehatan yang
termuat di dengan harapan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari cita-cita nasional. Agar
tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh
anggota masyarakat bersama petugas kesehatan.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan (Freeman
1961).
Selama proses belajar di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi
dengan melakukan pengkajian berupa pengumpulan data, kemudian menganalisa yang
menjadi masalah atau resiko tinggi dan sumber yang tersedia, untuk selanjutnya
bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan
pengorganisasian komunitas.
Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya. Pendekatan individu dan keluarga dilakukan dengan cara setiap
mahasiswa mempunyai keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga
yang tersebar di warga Desa Taniran Selatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengenali, mengamati dan mengetahui keadaan kesehatan
masyarakat serta mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut
bersama masyarakat dengan cara memanfaatkan sumber daya dan potensi yang
ada di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa diharapkan
mampu:
a. Dapat berkomunikasi secara efektif dengan tokoh masyarakat beserta
semua lapisan masyarakat
b. Dapat mengumpulkan, mengolah serta menganalisa data kesehatan yang
ada di masyarakat
c. Dapat Memotivasi masyarakat dalam upaya mengenali dan mengatasi
masalah kesehatan
d. Dapat menyusun perencanaan kegiatan bersama masyarakat dalam
menanggulangi masalah kesehatan yeng terdapat pada masyarakat
e. Dapat mengenali serta memanfaatkan sumber daya yang tersedia di
masyarakat guna mengatasi berbagai masalah kesehatan yang dihadapi
f. Dapat melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi
g. Dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan serta menindak lanjuti dari
tiap masalah keperawatan yang sudah ditemukan.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat pada saat pendidikan kepada
masyarakat umum mengenai kesehatan
b. Bisa mendapatkan pengalaman yang dapat membuat mahasiswa mengenali
masalah kesehatan yang ada di komunitas serta dapat menentukan langkah
penyelesaiannya
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan
2. Masyarakat
a. Masyarakat mampu memahami permasalahan kesehatan yang ada
b. Masyarakat mampu menyelesaikan permasalahan yang ada
c. Masyarakat mampu meningkatkan kemandirian dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada
d. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
3. Institusi Pendidikan
a. Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan Pendidikan Ners Program
Studi Ilmu Keperawatan khususnya di bidang Keperawatan Komunitas
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktik Keperawatan Komunitas selanjutnya
4. Profesi
a. Upaya mempersiapkan ketenagaan perawat profesional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
b. Memberikan suatu contoh yang baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya
c. Salah satu eksistensi dan pengembangan Profesi keperawatan Komunitas
5. Puskesmas
a. Menjadi salah satu informasi mengenai status kesehatan Warga Desa
Taniran Selatan Kecamatan Angkinang.
b. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu
dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

A. Definisi Komunitas Dan Kesehatan Masyarakat


Komunitas adalah suatu kelompok sosial yang menyatukan diri terdiri dari
beberapa orang yang mempunyai kesamaan dalam hal kebutuhan, kepercayaan, bakat,
minat dan hobi sehingga menciptakan rasa nyaman dari setiap anggota kemunitas
tersebut. Dalam Hermawan (2008) menjelaskan bahwa Komunitas adalah sekelompok
orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam
sebuah komunitas terjadi relasi pribadi yang erat antar para anggota komunitas
tersebut karena adanya kesamaan interest dan values. Menurut Ismail (2014: 22).
Kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi dan kegiatan terpadu antara
sanitasi dan pengobatan dalam mencegah penyakit yang melanda penduduk atau
masyarakat. Kesehatan masyarakat adalah kombinasi antara teori (ilmu) dan Praktek
(seni) yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan
meningkatkan kesehatan penduduk (masyarakat). Kesehatan masyarakat adalah
sebagai aplikasi keterpaduan antara ilmu kedokteran, sanitasi, dan ilmu sosial dalam
mencegah penyakit yang terjadi di masyarakat.

B. Definisi Keperawatan Komunitas


Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan (Freeman
1961).
Asuhan keperawatan komunitas pada hakikatnya adalah proses keperawatan yang
diterapkan pada klien komunitas, yang langkah-langkahnya meliputi pengkajian, analisa
data komunitas, diagnosa keperawatan komunitas, rencana asuhan keperawatan
komunitas, implementasi asuhan keperawatan komunitas dan evaluasi asuhan
keperawatan komunitas, dimana proses ini bervariasi dalam setiap situasi dan memiliki
elemen-elemen penting yaitu kesungguhan (deliberative), kesesuaian (adaptable),
siklus (cyclic), berfokus pada klien (client focused), interaktif (interactive) dan
berorientasi pada kebutuhan komunitas (need-oriented).

C. Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas

1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. TujuanKhusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatanyang mereka hadapi
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
(self-care)
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi,
ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.
D. Strategi Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas meliputi:

1. Proses kelompok

2. Pendidikan kesehatan

3. Kerja sama (partnership)

E. Sasaran Praktik Keperawatan Komunitas


Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
1. Individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat
diri sendiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota
keluarga lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2. Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu
rumah tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu
dengan lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa
anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan
berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada
di sekitarnya.
3. Kelompok Khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai
kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang
sangatrawan terhadap masalah kesehatan, termasuk diantaranya adalah:
a. Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan
dan pertumbuhannya, seperti:
1) Ibu hamil
2) Bayi baru lahir
3) Balita
4) Anak usia sekolah
5) Usia lanjut
b. Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
1) Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit
kelamin lainnya.
a) Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes
mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
2) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

a) Wanita tuna susila

b) Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

c) Kelompok-kelompok pekerja tertentu, dan lain-lain.

3) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

a) Panti wredha

b) Panti asuhan

c) Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

d) Penitipan balita
F. Peran Perawat Komunitas (Provider of Nursing Care)
Peran perawat komunitas dalam pencapaian target MDGs tahun 2015, yaitu
dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin melalui
praktik keperawatan komunitas, dilakukan melalui peningkatan kesehatan
(promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan
(levels of prevention). Perawat dalam melaksanakan praktik kelapangan
melaksanakan atau memberikan asuhan keperawatan di komunitas atau masyarakat
pertama, berbasis institusi pendidikan ketika sedang menempuh program diploma,
pada saat menempuh program sarjana (tahap akademik dan profesi), pada tahap
menempuh pascasarjana baik aplikasi maupun spesialis, dan ketika berada di
tatanan tempat kerja yaitu didinkes dan puskesmas.
Orientasi praktik perawat komunitas tidak hanya kepada masalah sakit saja
tetapi juga kepada masalah sehat, dimana perawat komunitas mengajarkan kepada
masyarakat bagaimana mengatasi sakit supaya tidak terjadi keparahan dan menjadi
sehat sehat, dan bagi yang sehat bagaimana menjaga kesehatannya dan
meningkatkan kesehatannya. Juga menjadikan masyarakat dari yang tidak tau
menjadi tahu, dari yang tidak mau menjadi mau dan dari yang tidak mampu
menjadi mampu. Smith, et.all (1995) menjelaskan bahwa tanggung jawab perawat
adalah:
1. Menyediakan pelayanan bagi orang sakit atau orang cacat di rumah mencakup
pengajaran terhadap pengasuhnya,
2. Mempertahankan lingkungan yang sehat,
3. Mengajarkan upaya-upaya peningkatkan kesehatan,
4. Pencegahan, penyakit dan injuri.
5. Identifikasi standar kehidupan yang tidak adekuat atau mengancam
penyakit/injuri.
6. Melakukan rujukan.
7. Mencegah dan melaporkan adanya kelalaian atau penyalahgunaan (neglect &
abuse).
8. Memberikan pembelaan untuk mendapatkan kehidupan dan pelayanan
kesehatan yang sesuai standart.
9. Kolaborasi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan yang dapat diterima,
sesuai dan adekuat,
10. Melaksanakan pelayanan mandiri serta berpartisipasi dalam mengembangkan
pelayanan profesional,
11. Menjamin pelayanan keperawatan yang berkualitas, dan
12. Melaksanakan riset keperawatan.

G. Ruang Lingkup Keperawatan Komunitas


Ruang lingkup praktik keperawatan komunitas meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan
dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan
serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke
lingkungan sosial dan masyarakatnya (resosialitatif). Dalam memberikan asuhan
keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan
promotifdengantidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
Perawat harus menekankan kegiatan peningkatan kesehatan (promosi
kesehatan) dan pencegahan penyakit sebagai bentuk-bentuk pelayanan kesehatan
yang penting untuk dilaksanakan. Perawat membantu klien untuk dapat lebih
memelihara kesehatan yang baik dan memperbaiki tingkat kesehatannya daripada
memberi perawatan setelah terjadinya suatu penyakit. Peran perawat dalam
promosi kesehatan sangat komplek, ini termasuk peran sebagai pembela, pendidik,
koordinator perawatan, pimpinan atau anggota profesi, penyedia layanan, agen
pemberdayaan, agen perubahan yang proaktif, konsultan, pengguna hasil-hasil
penelitian, dan peneliti pengujian model-model promosi kesehatan.
Promosi kesehatan dan pencegahan penyakit merupakan dua konsep yang
berhubungan erat. Kegiatan peningkatan atau promosi kesehatan membantu klien
untuk memelihara atau memperbaiki tingkat kesehatan mereka saat ini, sedangkan
aktivitas pencegahan penyakit bertujuan untuk melindungi klien dari ancaman
kesehatan yang bersifat aktual maupun potensial. Kedua jenis kegiatan tersebut
berorientasi pada masa yang akan datang.
Perawatan masyarakat yang berorientasi pada promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit dapat dipahami dalam bentuk kegiatan sesuai dengan tingkat
pencegahan. Menurut Leavell & Clark terdapat tiga tingkat pencegahan, yaitu
meliputi: pencegahan primer (primary prevention), pencegahan sekunder
(secondary prevention), dan pencegahan tersier (tertiary prevention).
Pencegahan primer berkaitan dengan kegiatan yang diarahkan untuk
mencegah masalah sebelum masalah terjadi dengan mengubah tingkat kerentanan
atau mengurangi paparan bagi individu yang rentan. Pencegahan primer terdiri dari
dua elemen: promosi kesehatan secara umum (health promotion) dan perlindungan
khusus (specific protection). Pencegahan primer adalah pencegahan yang
sebenarnya, pencegahan ini dilakukan sebelum terjadi penyakit dan gangguan fungsi,
dan diberikan kepada klien yang sehat fisik dan mental. Pencegahan ini tidak bersifat
terapeutik, tidak menggunakan tindakan yang terapeutik dan tidak menggunakan
identifikasi gejala penyakit. Pencegahan primer ditujukan untuk promosi kesehatan
bagi masyarakat termasuk program pendidikan kesehatan. Hal ini dapat diberikan
kepada individu atau populasi umum, atau dapat berfokus pada individu yang
berisiko mengalami penyakit tertentu. Pencegahan primer mencakup semua upaya
promosi kesehatan, serta kegiatan kesehatan yang berfokus pada mempertahankan
atau meningkatkan kesehatan umum individu, keluarga, dan masyarakat. Untuk
promosi kesehatan, contoh kegiatannya meliputi pendidikan kesehatan, standar
gizi yang baik disesuaikan dengan fase perkembangan kehidupan, perhatian
terhadap pengembangan kepribadian, penyediaan perumahan yang layak dan
rekreasi serta kondisi kerja yang menyenangkan di masyarakat, konseling perkawinan
dan pendidikan seks, penyaringan genetik dan pemeriksaan selektif berkala.
Sedangkan kegiatan diarahkan pada perlindungan khusus termasuk dalam hal ini
pemberian imunisasi khusus, penggunaan sanitasi lingkungan, perlindungan
terhadap kecelakaan kerja, perlindungan dari kecelakaan, konsumsi nutrisi tertentu,
perlindungan dari karsinogen, dan menghindari alergen.
Pencegahan sekunder mengacu kepada deteksi dini dan intervensi yang
tepat selama periode awal pathogenesis penyakit. Pencegahan sekunder dilakukan
setelah masalah muncul tetapi sebelum tanda dan gejala nampak. Kegiatan
diarahkan pada diagnosis dan intervensi cepat, sehingga mengurangi keparahan dan
memungkinkan klien untuk kembali ke tingkat normal kesehatan sedini mungkin.
Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat untuk pencegahan sekunder mencakup
langkah-langkah penemuan kasus dan pemeriksaan selektif untuk menyembuhkan
dan mencegah proses penyakit, mencegah penyebaran penyakit menular, mencegah
komplikasi dan gejala sisa, dan untuk memperpendek periode individu kecacatan.
Pencegahan tersier ditujukan kepada populasi yang mempunyai penyakit
atau cedera dan berfokus pada keterbatasan kemampuan atau rehabilitasi. Tujuan
dari pencegahan tersier yaitu untuk menjaga masalah kesehatan tidak menjadi
semakin buruk; untuk mengurangi dampak dari penyakit atau cedera; dan untuk
mengembalikan individu ke tingkat optimal dari fungsi mereka. Hal ini juga
meminimalkan efek dari penyakit jangka panjang atau cacat oleh intervensi
diarahkan untuk mencegah komplikasi dan kemerosotan. Pada tingkat ini, kegiatan
diarahkan pada rehabilitasi bukan diagnosis dan pengobatan. Perawatan pada
tingkat ini bertujuan untuk membantu klien mencapai tingkat fungsional
setinggi.
H. Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
1. Kesehatan Lingkungan
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala
sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang
secara langsung maupun tidak langsung serta ikut mempengaruhi tingkat
kehidupan maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009).
Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannyauntuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang
sehat dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut
WHO (2005), lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus
ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia (Efendi, 2009).
Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah
menggalakkan Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional
yang bersifat lintas sektoral di bidang sanitasi. Program Nasional STBM
dicanangkan oleh Menteri Kesehatan RI pada Agustus 2008.
Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
adalah menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan
menggunakan pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika
suatu komunitas:
a. Tidak BAB sembarangan
b. Mencuci tangan pakai sabun
c. Mengelola air minum dan makanan yang aman
d. Mengelola sampah dengan benar
e. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman

2. Perilaku Masyarakat

Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang


terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan. Batasan ini mempunyai 2 unsur pokok,
yakni respon dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia,
baik bersifat pasif (pengetahuan, persepsi dan sikap) maupun bersifat aktif
(tindakan yang nyata atau practice). Sedangkan stimulus atau rangsangan
disini terdiri dari 4 unsur pokok, yakni: sakit dan penyakit, sisitem pelayanan
kesehatan, makanan dan lingkungan (Wawan A & Dewi M, 2010). Perilaku
yang mempengaruhi kesehatan dapat digolongkan dalam dua kategori (Wawan
A & Dewi M, 2010), yaitu:
a. Perilaku yang terwujud secara sengaja dan sadar
b. Perilaku yang terwujud secara tidak sengaja atau tidak sadar
Ada perilaku-perilaku yang sengaja atau tidak sengaja membawa manfaat
bagi kesehatan individu atau kelompok kemasyarakatan sebaliknya ada
yang disengaja atau tidak disengaja berdampak merugikan kesehatan
(Wawan A & Dewi M, 2010).

D. Proses Asuhan Keperawatan Komunitas


Asuhan Keperawatan Komunitas merupakan suatu metode atau proses
yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam
rangka memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau
masyarakat melalui langkah-langkah: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi keperawatan. Dalam penerapan proses keperawatan (nursing process),
terjadi proses alih peran dari tenaga keperawatan kepada klien (sasaran) secara
bertahap dan berkelanjutan untuk mencapai kemandirian sasaran dalam
menyelesaikan masalah kesehatannya. Proses alih peran tersebut digambarkan
sebagai lingkaran dinamis proses keperawatan.
1) Pengkajian
Pengkajian Komunitas (Community Assessment) adalah proses
pengumpulan data yang berhubungan dengan status kesehatan komunitas dan
merupakan sumber data untuk perumusan diagnosa keperawatan. Pengkajian
komunitas merupakan suatu upaya untuk dapat mengenal masyarakat, dimana
warga masyarakat merupakan mitra yang berkontribusi terhadap keseluruhan
proses. Tujuan keperawatan dalam mengkaji komunitas adalah
mengidentifikasi faktor-faktor (baik positif maupun negatif) yang
mempengaruhi kesehatan warga masyarakat agar dapat mengembangkan
strategi promosi kesehatan.
Jenis data yang dikumpulkan pada pengkajian secara umum dapat diperoleh
dari data subyektif dan data obyektif. Data subyektif, yaitu data yang diperoleh
dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok
dan komunitas yang diungkapkan secara langsung melalui lisan. Data obyektif,
yaitu data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan
pengukuran. Sedangkan sumber data dapat diperoleh dari data primer dan data
sekunder, dengan pendekatan secara kuantitatif maupun kualitatif. Data primer
adalah data yang dikumpulkan oleh pengkaji berdasarkan hasil pengkajian,
sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya.
Metode pengumpulan data. yang dapat dilakukan yaitu: wawancara informan
(informan interview), analisis sekunder, observasi atau pengamatan
(windshield survey).
Model Pengkajian Keperawatan Komunitas dengan menggunakan model
Neuman terdiri atas: (1) inti komunitas, (2) subsistem komunitas:
a) Core atau Inti
Meliputi sejarah atau riwayat komunitas; agama, nilai-nilai, keyakinan;
data demografi; angka vital statistik.
b) Delapan Subsistem yang mempengaruhi komunitas

1. Lingkungan fisik
Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
kepadatannya.
2. Pendidikan
Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuannya
3. Keamanan dan transportasi
Bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan tempat tinggal,
apakah tidak menimbulkan stress. Transportasi apa yang tersedia di
komunitas.
4. Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
5. Pelayanan kesehatan yang tersedia
Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau
6. Sistem komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang tersedia untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya televisi, radio,
koran, atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
7. Sistem ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan UMR (Upah Minimum Regional) di bawah atau di atas sehingga
upaya pelayanan ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis
makanan sesuai status ekonomi masing-masing.
8. Rekreasi
Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka, biayanya apakah terjangkau
komunitas atau tidak. Rekreasi hendaknya dapat digunakan komunitas
untuk membantu mengurangi stressor.
2) Diagnosa Keperawatan
Ditegakkan berdasarkan klasifikasi NANDA (North American Nursing
Diagnosis Association)
3) Perencanaan Asuhan Keperawatan
Komponen perencanaan asuhan keperawatan, yaitu:

1. Prioritas Masalah

Kriteria-kriteria yang dapat membantu untuk penentuan skala prioritas


masalah dalam komunitas antara lain:
a) Kesadaran masyarakat terhadap masalah yang ada

b) Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang ada

c) Kemampuan perawat untuk berperan dalam upaya untuk


menyelesaikanmasalah yang ada
d) Keberadaan ahli dalam menyelesaikan masalah

e) Adanya kemungkinan untuk mengatasi masalah

f) Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah


Hal-hal tersebut harus dipertimbangkan karena masalah yang penting
bagi perawat belum tentu penting bagi masyarakat. Salah satu contohnya
adalah perbedaan persepsi antara perawat dengan masyarakat tentang
masalah merokok di ruangan. Perawat menganggap merokok merupakan
masalah kesehatan. Namun, masyarakat menganggap bahwa merokok
merupakan pilihan bagi setiap individu dan merupakan kebebasan bagi setiap
individu. Skala prioritas masalah ini ditentukan berdasarkan jumlah skor
masalah pada setiap masing-masing masalah yang teridentifikasi. Masalah
yang mempunyai skor masalah yang paling tinggi, berarti masalah tersebut
yang harus lebih dulu diselesaikan.
2. Merumuskan Tujuan keperawatan dengan NOC (Nursing Outcome
Classification)
No. Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
1. Defisiensi kesehatan NOC: Setelah dilakukan tindakan NIC:
komunitas keperawatan selama 1x 60 menit Pengembangan kesehatan
masalah pasien teratasi dengan komunitas (8500)
kriteria hasil: 1. Identifikasi bersama
Status kesehatan komunitas komunitas mengenai
(2701) masalah, kekuatan, dan
1. Angka perokok dari skala prioritas kesehatan
(2-4) dari cukup baik 2. Bantu anggota komunitas
menjadi sangat baik untuk meningkatkan
2. Status kesehatan lansia dari kesadaran dan memberikan
skala (2-4) dari cukup baik perhatian mengenai masalh
menjadi sangat baik kesehatan
3. Status kesehatan anak dari 3. Satukan anggota komunitas
skala (2-4) dari cukup baik dalam misi yang sama
menjadi sangat baik

2. Perilaku kesehatan NOC : Kompetensi Komunitas NIC :


cenderung berisiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen lingkungan :
keperawatan selama 7 x 24 masalah Komunitas (6484)
pasien teratasi, dengan kriteria 1. Identifikasi risiko kesehatan
hasil: dilingkungan
Kompetensi Komunitas: (2700) 2. Promosi : kebijakan
1. Mampu menyebarluaskan pemerintah untuk
persoalan dikomunitas melalui mengurangi masalah
media dan forum komunitas kesehatan
dari skala (2-4) cukup baik 3. Mengadakan program
menjadi sangat baik edukasi untuk kelompok
2. Mampu memanajemen strategi berisiko
untuk menyeleseikan konflik
dari skala (2-4) cukup baik
menjadi sangat baik
3. Berpartisipasi aktif dalam
aktivitas komunitas dari skala
(2-4) cukup baik menjadi
sangat baik
4) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah pelaksanaan kegiatan – kegiatan yang
telah direncanakan dengan melibatkan kelompok kerja yang telah terbentuk
melalui kerja sama dengan tenaga kesehatan setempat dan tokoh-tokoh
setempat dengan menggunakan NIC (Nursing Intervention Classification)
5) Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi menggunakan format SOAP (Subjective, Objective,
Assesment, Planning)
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Ferry & Makhfud. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Friedman, Marylin. 1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.

Kementerian Kesehatan Indonesia. 6 Maret 2020. Tanya Jawab Coronavirus Disease


(COVID-19) – QnA Update 6 Maret 2020. Kementerian Kesehatan
Indonesia.

Kertajaya, Hermawan. (2008). Arti komunitas :Gramedia Pustaka.

Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Asuhan keperawatan komunitas Program Studi Pendidikan Ners Fakultas


Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat yang dilaksanakan di Desa Taniran Selatan
yang meliputi RT 01. 02, 03, dan 04 Kecamatan Angkinang Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Provinsi Kalimantan Selatan. Praktik ini berlangsung selama 2 minggu yaitu terhitung dari
tanggal 17 Mei sampai dengan 29 Mei 2021.
Pengkajian yang dilakukan di Desa Taniran Selatan pada RT 01, 02, 03, dan 04
Kecamatan Angkinang dilakukan selama 3 hari, pengkajian yang dilakukan meliputi
pengumpulan data dengan menggunakan teknik windshield survey, observasi, analisis data
sekunder dan wawancara. Berdasarkan hasil pengkajian di di Desa Taniran Selatan RT 01,
02, 03, dan 04 Kecamatan Angkinang didapatkan total kepala keluarga seluruhnya
sebanyak 540 kepala keluarga, dengan jumlah penduduk yaitu 1.508 orang yang terdiri
dari 748 orang laki-laki dan 760 orang perempuan. Untuk jumlah penduduk di RT 01
sebanyak 375 orang dengan jumlah KK sebanyak 138 , RT 02 sebanyak 438 orang dengan
jumlah KK sebanyak 145, RT 03 sebanyak 499 orang dengan jumlah KK sebanyak 179,
dan RT 04 sebanyak 196 orang dengan jumlah KK sebanyak 78.

A. Pengkajian

a. Data Inti

a. Riwayat Komunitas

Desa Taniran Selatan merupakan sebuah desa tua yang sudah


ada sejak jaman penjajahan belanda, namun tidak ada catatan pasti
mengenai kapan berdirinya desa ini. Dulu sebelum menjadi sebuah
perdesaan, Desa Taniran Selatan merupakan sebuah sungai yang luas,
namun lama kelamaan sungai tersebut menjadi dangkal sehingga warga
menjadikan sebagai lahan pemukiman penduduk. Dulu nama desa ini
adalah desa sungai baru, namun lama kelamaan nama tersebut diganti
menjadi desa taniran selatan, tidak ada catatan pasti mengapa nama
desa ini diubah namun semua orang mengetahui jika nama desa ini
awalnya bukan desa taniran selatan. Yang memimpin desa ini adalah
seorang pambakal/ kepala desa.
Desa taniran selatan terletak di kecamatan angkinang kabupaten
hulu sungai selatan provinsi kalimantan selatan memiliki 4 RT yakni
RT 01, 02, 03, dan 04 dan pengkajian ini dilakukan meliputi 4 RT yang
ada di desa ini. Untuk jumlah penduduk pada RT 01-04 sebanyak 1508
orang, dengan kepala keluarga sebanyak 540, perempuan sebanyak 760
orang dan laki-laki sebanyak 748 orang. Untuk jumlah penduduk di RT 01
sebanyak 375 orang dengan jumlah KK sebanyak 138 , RT 02 sebanyak 438
orang dengan jumlah KK sebanyak 145, RT 03 sebanyak 499 orang dengan
jumlah KK sebanyak 179, dan RT 04 sebanyak 196 orang dengan jumlah KK
sebanyak 78.
Luas wilayah Desa taniran selatan yaitu 356,20 Ha, yang dimana
sebanyak 259, 00 Ha merupakan lahan sawah, 76,00 Ha merupakan lahan
ladang, 19,00 Ha lahan perkebunan, dan 2,20 Ha merupakan lahan lainnya.

b. Batas Wilayah
Desa Taniran Selatan berada di wilayah Kecamatan Angkinang. Data batas
wilayah didapatkan dengan cara subyektif di balai Desa Taniran. Adapun batas-
batas geografis Desa Taniran Selatan adalah:
a. Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Bakarung.
b. Sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Gambah Luar.
c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Dengan Desa Bakarung.
d. Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Taniran Kubah.

c. Data Demografi
Dari data sekunder di dapatkan jumlah penduduk di Desa Taniran Selatan
RT 01-04 berjumlah 1508 jiwa dengan sebaran 748 jiwa laki laki dan 760 jiwa
perempuan.
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah penduduk berdasarkan


jenis kelamin (n : 1508)
Laki-laki Perempuan

50%
50%

Berdasarkan diagram diatas jumlah Penduduk yang terdata di Desa


Taniran Selatan dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 748 orang (50%)
dan perempuan sebanyak 760 orang (50%).

2) Distribusi Penduduk Berdasarkan Usia

Jumlah penduduk berdasarkan


usia (n : 1508)
0-17 18-55 >55

15%
26%

59%

Dari data sekunder didapatkan distribusi penduduk berdasarkan usia,


0-17 tahun sebanyak 398 orang (26%), 18-55 tahun 880 orang (59%), >55
tahun ke atas 226 orang (15%).

3) Distribusi Penduduk Berdasarkan Agama


Jumlah penduduk berdasarkan
agama (n : 1508)

islam

100%

Distribusi Jumlah Penduduk Desa Taniran Selatan yang tercatat pada tahun
2020 adalah Islam sebanyak 1508 orang (100%).

4) Distribusi Penduduk Berdasarkan Suku

Jumlah penduduk berdasarkan suku


(n : 1508)
jawa
7%

banjar
93%

Dari data sekunder yang di dapatkan untuk distribusi penduduk


berdasarkan suku di Desa Taniran Selatan RT 01, 02, 03, dan 04 didapatkan paling
banyak ialah Suku Banjar yakni sebanyak 1400 orang (93%), dan Suku Jawa
sebanyak 108 orang (7%)

5) Distribusi Penduduk Berdasarkan Pekerjaan


berdasarkan pekerjaan (n : 1508)
petani pedagang buruh tani karyawan PNS peternak pensiunan
1%
3%3%

8%

17%

68%

Dari data sekunder yang didapatkan dengan Kepala Desa Taniran Selatan
di dapatkan pekerjaan yang menjadi mayoritas penduduk di wilayah Desa Taniran
Selatan RT 01-04 adalah petani sebanyak 750 orang (50%), pedagang sebanyak 192
orang (13%), buruh tani sebanyak 93 orang (6%), karyawan sebanyak 35 orang
(2%), PNS sebanyak 34 orang (2%), peternak 21 orang (1%), pensiunan sebanyak 9
orang (0,5%), lainnya sebanyak 498 orang (33%),dan tidak bekerja sebanyak 338
orang (22%) TNI sebanyak 1 orang (0,06%), nelayan 1 orang (0,06%), jasa 1 orang
(0,06%), dan pengrajin 1 orang (0,06%).

6) Distribusi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

berdasarkan tingkat pendidikan (n :


1.050)
TK SD SMP SMA D1-D3 S1 Tidak lulus Tidak sekolah
1%4%

28%
32%

2%
0%
16%
17%

Dari data sekunder yang didapatkan dari Kepala Desa Taniran Selatan RT
01-04 didapatkan bahwa sebanyak 60 orang atau (4%) warganya berpendidikan
taman kanak-kanak, untuk tamatan SD sebanyak 471 orang atau (32%), SMP
sebanyak 247 orang atau (17%), SMA sebanyak 239 orang atau (16%), akademi
D1-D3 sebanyak 7 orang atau (0%), Sarjana S1 26 orang atau (2%), tidak lulus SD,
SLTA, SLTP sebanyak 410 atau (28%) dan tidak sekolah sebanyak 24 orang atau (1
%).

7) Distribusi Penduduk Berdasarkan Penghasilan Keluarga


Distribusi penduduk berdasarkan penghasilan keluarga secara khusus
untuk RT 01-04 tidak didapatkan pada data sekunder. Namun sebagai
indikator didapatkan dari hasil wawancara dengan kepala desa taniran selatan
untuk rata- rata penghasilan masyakarakat Desa taniran selatan / bulannya
adalah kurang lebih Rp 750.000,00.

8) Distribusi Penduduk Berdasarkan Menabung Keluarga


Distribusi penduduk berdasarkan menabung keluarga tidak didapatkan
pada data sekunder.

d. Vital Statistik
Data sekunder yang di dapatkan dari Balai Desa Taniran Selatan tahun 2020
terdapat 17 kelahiran dengan kelahiran hidup dan 1 kematian bayi.
Adapun hasil wawancara dengan seoang perangkat desa untuk kasus covid
yang terkonfirmasi pada tahun 2021 sebanyak 3 orang dan sudah sembuh.
a) Kondisi Kesehatan Penduduk
Berdasarkan hasil wawancara dengan perangkat desa di dapatkan data
sebagai berikut:
kondisi kesehatan penduduk (n : 1.050)

asma kolesterol
5% 12%

hipertensi
asam urat 53%
30%

Berdasarkan hasil wawancara dengan perangkat desa untuk penyakit


terbanyak yang diderita adalah penyakit hipertensi sebanyak 98 orang (53%),
lalu asam urat 56 orang (30%), asma 10 orang (5%) dan kolesterol 22 orang
(12%).

b) Data Kesehatan Pasangan Usia Subur


Dari data sekunder yang didapatkan, ada sebanyak 340 pasangan usia
subur berdasarkan data yang diperoleh dari puskesmas Taniran Selatan tahun
2021.

c) Kontrasepsi
Dari data sekunder yang didapatkan untuk jumlah pengguna alat
kontrasepsi suntik terdapat sebanyak 50 orang (17%), untuk jumlah pengguna
kontrasepsi spiral sebanyak 4 orang (1%), untuk jumlah pengguna kontrasepsi
pil sebanyak 75 orang (26%), untuk jumlah kontrasepsi tubektomi 1 orang (0%),
dan jumlah kontrasepsi tradisional sebanyak 19 orang (56%). Terdapat 164
orang (48%) yang tidak menggunakan metode KB.
kontrasepsi (n : 340)

suntik
spiral
17%
1%

tradisional
56% pil
26%

tubektomi
0%

Berdasarkan diagram diatas, pemakaian alat kontrasepsi terbanyak


adalah dengan menggunakan kontrasepsi tradisional, yaitu sebanyak 56%.

d) Data Kesehatan Ibu Hamil


Dari data sekunder diperoleh bahwa jumlah ibu hamil di Puskesmas Taniran
Selatantahun 2020 adalah sebanyak 28 orang dari jumlah tersebut mereka
melahirkan dengan dibantu bidan sebanyak 11 orang dan 6 orang dibantu
dokter.

ibu hamil (n : 28)


bidan dokter

35%

65%

e) Data Kesehatan Balita


Data sekunder yang di dapatkan dari Balai Desa Taniran Selatan tahun 2020
terdapat 17 kelahiran dengan kelahiran hidup dan 1 kematian bayi.
Dari data sekunder diperoleh bayi usia 2 bulan yang mendapat imunisasi
DPT-1, BCG dan Polio-1 ada 7 orang dari 7 bayi. Bayi usia 3 bulan yang
mendapat imunisasi DPT-2 dan Polio-2 ada 4 orang dari 4 bayi. Bayi usia 4
bulan yang mendapat imunisasi DPT-3 dan Polio-3 ada 7 orang dari 7 bayi.
Bayi 9 bulan yang mendapat imunisasi campak ada 6 orang dari 6 bayi. Bayi
yang sudah menerima imunisasi cacar sebanyak 21 bayi.

f) Data Kesehatan Anak Usia Sekolah


Berdasarkan data sekunder yang didapat dari puskesmas taniran selatan
tahun 2020, tidak ditemukan data sekunder terkait dengan kesehatan anak Usia
Sekolah.
Berdasarkan hasil observasi di wilayah RT 01 banyak terlihat anak-anak
bermain dengan teman sebaya tanpa menggunakan masker. Mereka
menghabiskan waktu untuk bermain game, ada juga yang mandi di sungai, dan
ada yang bermain di selokan.

g) Data Kesehatan Remaja


Berdasarkan data sekunder yang didapat dari puskesmas taniran selatan
tahun 2020, tidak ditemukan data sekunder terkait dengan kesehatan remaja.
Berdasarkan hasil observasi remaja Desa taniran selatan menghabiskan
waktu dengan berkumpul untuk bermain game, merokok dan berbincang
bincang tanpa menggunakan masker.
Berdasarkan hasil wawancara dengan remaja RT 1, mereka sering
menghabiskan waktu untuk merokok sambil bermain game online di warung-
warung yang menyediakan Wi-Fi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan warga RT 1 didapatkan bahwa
ada terdapat 1 orang remaja yang hampir meninggal akibat mengkonsumsi
alkohol secara berlebihan yang dicampur dengan obat-obatan lainnya. Namun
sekarang kondisinya sudah membaik dan masih normal tidak ada kekurangan
apapun akibat dari overdosis.

h) Data Kesehatan Dewasa


Berdasarkan data sekunder yang didapat dari puskesmas taniran selatan
tahun 2020, tidak ditemukan data sekunder terkait dengan kesehatan dewasa.
Berdasarkan hasil observasi orang dewasa sering melakukan aktifitas
sehari-hari tanpa menggunakan masker, mereka juga sering berkumpul-kumpul
di salah satu rumah untuk berbincang-bincang ataupun ngerumpi, mereka
berkumpul tanpa memerhatikan jarak dan tanpa memakai masker.

i) Data Kesehatan Lanjut Usia


Berdasarkan data sekunder yang didapat dari puskesmas taniran selatan
tahun 2020, tidak ditemukan data sekunder terkait dengan kesehatan lanjut usia.
Berdasarkan hasil observasi biasaya untuk warga lanjut usia ada
pemeriksaan dari puskesmas sekitar jadi para lansia biasanya mendatangi
puskesmas untuk memeriksakan kesehatannya.

j) Data Kesehatan Jiwa


Berdasarkan data sekunder yang didapat dari puskesmas taniran selatan
tahun 2020, tidak ditemukan data sekunder terkait dengan kesehatan jiwa.
Namun menurut hasil wawancara dengan 1 orang masyarakat sekitar RT 1
mereka menyebutkan bahwa ada 1 orang ODGJ yang ada di Desa Taniran
Selatan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu warga RT 1 desa
taniran selatan, ada 1 orang yang mengalami perilaku kekerasan, ia mengamuk
pada saat-saat tertentu saja di wilayah RT 1, ia sempat merusak rumah
keluarganya sendiri. namun untuk saat ini kondisi orang tersebut sudah
membaik karena meminum obat dari RS. Namun setelah obat itu habis orang
tersebut tidak mengambil obat sesuai dengan anjuran pihak RS, sehingga ia
sekarang tidak lagi mengkonsumsi obat.

k) Data Kesehatan Terkait Covid-19


Berdasarkan hasil dari wawancara dengan seorang perangkat desa ada 3
orang yang terkonfirmasi covid-19. Namun semuanya sudah sembuh dan
terbebas dari covid-19. Berdasarkan hasil observasi masyarakat sekitar pada
saat beraktifitas tidak ada yang menggunakan masker, dan tidak menjaga jarak
saat berkumpul.
Berdasarkan hasil wawancara dengan warga RT 1 mereka mengatakan
bahwa mereka mengetahui ada yang terkena virus covid-19, namun mereka
tetap saja tidak menggunakan masker pada saat beraktifitas sehari-hari.
Berdasarkan hasil dari wawancara dengan 3 orang penduduk sekitar RT
1, mereka mengatakan kesulitan dalam perekonomian sejak terjadi wabah
covid-19, mereka merasa karena covid mereka kehilangan pekerjaan,
khususnya untuk pedagang kaki 5. Mereka mengaku sulit mencari pendapatan,
mereka tidak menggunakan masker karena tidak mau membuang uang untuk
membeli masker mereka berkata lebih baik membeli hal-hal lain daripada
membeli masker.
Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak-bapak yang berjualan
pentol, ia mengatakkan bahwa dia mengetahui tentang penyakit covid-19,
namun ia mengatakan bahwa ia tidak takut dengan virus tersebut, ia
mengatakan tidak perlu memakai masker pada saat beraktifitas seperti
berjualan di sekitar kampung.
Berdasarkan hasil observasi para pedagang tidak ada terlihat yang
menggunakan masker, hanya ada beberapa saja yang menggunakan masker.
Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-ibu di RT 1, mereka
mengatakan mengetahui cara penularan virus covid-19 akan tetapi mereka
mengatakan sulit bernafas jika mereka menggunakan masker, jadi mereka lebih
memilih untuk tidak menggunakan masker.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perangkat desa taniran selatan,
untuk warga taniran selatan sendiri kebanyakan tidak ada yang memakai
masker saat beraktifitas sehari-hari, mereka hanya menggunakan masker pada
saat kedatangan petugas kesehatan untuk melakukan razia masker.
Berdasarkan hasil observasi, banyak masyarakat yang terjaring rajia
masker karena tidak menggunakan masker pada saat melakukan aktifitas
sehari-hari, masyarakat terlihat menggunakan masker hanya pada saat
dilakukan rajia masker.

e. Nilai Dan Kepercayaan


Berdasarkan data windshield survey yang didapatkan penduduk warga di
desa taniran selatan semuanya atau 100% memeluk agama Islam. Untuk
remaja, bapak-bapak dan anak laki-laki biasanya sholat berjamaah di
mushola. Sedangkan untuk ibu-ibu sekitar biasanya melakukan yasinan/
arisan rutin tiap minggu. Pada saat bulan Maulid, masyarakat selalu
merayakannya di Mushola Darul Muttaqin setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Desa Taniran Selatan
Pada saat terjadi pandemi covid-19 masyarakat tetap menjalankan aktifitas
seperti biasa, sama halnya dengan acara perkawinan tetap dilaksanakan
tanpa menggunakan protokol kesehatan. Hanya sebagian saja yang
menggunakan masker, namun sebagian besar tidak menggunakan masker.
Tamu undangan juga terlihat tidak memakai masker dan tidak menjaga jarak
serta tidak melakukan cuci tangansebelum atau sesuadah bersentuhan.

2. Data Subsistem Komunitas

a. Lingkungan Fisik
1) Kondisi geografis

Desa Taniran Selatan terletak di Kecamatan Angkinang


Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan
memiliki 4 RT yakni RT 01, 02, 03, dan 04 dan pengkajian ini
dilakukan meliputi 4 RT yang ada di desa ini. Untuk jumlah
penduduk pada RT 01-04 sebanyak 1508 orang, dengan kepala
keluarga sebanyak 540, perempuan sebanyak 760 orang dan laki-laki
sebanyak 748 orang. Untuk jumlah penduduk di RT 01 sebanyak 375
orang dengan jumlah KK sebanyak 138 , RT 02 sebanyak 438 orang dengan
jumlah KK sebanyak 145, RT 03 sebanyak 499 orang dengan jumlah KK
sebanyak 179, dan RT 04 sebanyak 196 orang dengan jumlah KK sebanyak
78.
Luas wilayah Desa taniran selatan yaitu 356,20 Ha, yang dimana
sebanyak 259, 00 Ha merupakan lahan sawah, 76,00 Ha merupakan lahan
ladang, 19,00 Ha lahan perkebunan, dan 2,20 Ha merupakan lahan lainnya.

2) Lingkungan rumah
Berdasarkan hasil windshield survey dan observasi yang telah
dilakukan didapatkan bahwa, sebagian besar rumah di komunitas sudah
tertata rapi. Sebagian rumah bertipe tidak permanen dengan bahan kayu
menggunakan atap seng, namun ada juga bangunan yang sudah permanen
menggunakan beton.
(a) (b)

Gambar 1. (a) rumah kayu ulin dengan atap seng (b) rumah semi permanen

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, jenis bangunan tidak


permanen umumnya menggunakan bahan dasar kayu dengan atap seng,
untuk lantai dan dinding menggunakan kayu ulin. Namun ada juga
sebagian rumah yang sudah semi permanen maupun permanen
menggunakan beton. Sebagian besar kepemilikan rumah adalah milik
sendiri. Sebagian warga memanfaatkan lahan di depan rumah untuk
dijadikan warung sebagai mata pencarian. Didapatkan ada sekitar 10 buah
warung yang terdapat di Desa Taniran Selatan. Untuk mayoritas rumah
sudah memiliki ventilasi yang baik, karena setiap rumah sudah memiliki
jendela yang selalu dibuka. Mayoritas rumah sudah menggunakan kipas
angin dan ada beberapa rumah yang sudah menggunakan AC.

3) Jenis tempat peribadatan


Berdasarkan data windshield survey dan observasi yang telah
dilakukan terdapat tempat peribadatan di komunitas berupa langgar. Yang
terletak di RT 01dan RT 03 Desa Taniran Selatan.
Berdasarkan hasil observasi diapatkan hasil bahwa langgar tidak
pernah berhenti dari kegiatan keagaaman meski pemerintah menghimbau
agar tidak ada kegiatan yang menyebabkan terjadinya perkumpulan terlalu
banyak untuk menghindari penyebaran covid-19. Dari hasil obseervasi
didapatkan banyak jemaah yang sholat tidak menggunakan masker dan
tidak menjaga jarak saat melakukan sholat berjamaah.
(a) (b)
Gambar 2. (a) Langgar darul muttaqin (b) Langgar rantauan
4) Tumbuhan dan binatang ternak
Berdasarkan data windshield survey dan observasi terlihat banyak
warga yang menanam pohon pisang, pohon kelapa dan pohon rambutan.
Warga juga menanam berbagai macam sayuran seperti terong dan jagung.
Dari hasil observasi terlihat juga ada sebagian yang menanam tanaman
hias di depan rumah.
Untuk kandang ternak yang ditemui adalah berupa Sarang burung
walet, dan ada beberapa yang beternak ayam maupun sapi.

(a) (b)
Gambar 3. (a) kebun jagung (b) tanaman bunga

5) Lahan kosong
Berdasarkan winshield survey dan observasi tidak ada lahan kosong
di Desa Taniran Selatan. Warga masyarakat memanfaatkan sebagian besar
lahan kosong untuk dijadikan tempat bertanam sayuran dan juga buah
buahan.
(a) (b)
Gambar 4. (a) kebun terong (b) kebun pisang & kelapa

6) Kondisi lingkungan sekitar


Berdasarkan hasil observasi windshield survey, untuk kawasan di
sekitar Desa Taniran Selatan sudah bersih, namun masih nampak terlihat
banyaknya rumput yang tumbuh subur di pinggir jalan. Untuk
pembuangan sampah masyarakat mengumpulkan sampah dengan
menggunakan plastik yang nanti di taruh di pinggir jalan menunggu
petugas kebersihan yang akan mengangkut sampah lalu membuang ke
tempat penampungan sampah.

(a) (b)
Gambar 5. (a) tumpukan sampah dalam plastik (b) tumpukan sampah dalam baskom

Hasil windshield survey dan observasi di Desa Taniran Selatan 80%


warga memiliki WC dengan jenis WC jongkok. dan 20% menggunakan
WC umum.
(a) (b)
Gambar 6. (a) WC jongkok (b) WC Umum jongkok

Hasil windshield survey dan observasi di Desa Taniran Selatan ada


sebagian masyarakat yang masih menggunakan air sungai untuk mandi,
mencuci, memasak dan minum. Namun ada juga yang hanya menggunakan
air sungai untuk mandi dan mencuci, untuk memasak dan minum
menggunakan air pompa dan air galon. Namun sebagian besar masyarakat
Desa Taniran Selatan sudah menggunakan air ledeng dan sumur bor. Saat
musim kemarau biasanya masyarakat menggunakan air pompa untuk
kebutuhan sehari-hari.

(a)
Gambar 7. (a) sungai taniran selatan

b. Pendidikan Komunitas
Hasil winshield survey dan data observasi di wilayah Desa Taniran
Selatan terdapat sekolah negeri yaitu SD Taniran Tengah, terdapat sekolah
PAUD, TK Taniran Tengah dan ada terdapat TPA (Taman Pendidikan
Alqur’an).

(a) (b)
Gambar 8. (a) SD Taniran Tengah (b) TK Teratai

(c) (d)
Gambar 8. (c) PAUD Nurul Aflah (d)TPA Darul Muttaqin

c. Keamanan Dan Transportasi


Hasil winshield survey dan data observasi di wilayah Desa Taniran
Selatan ada terdapat pos kamling, untuk jaga malam warga melakukan secara
bergantian sesuai jadwal yang sudah dibuat sebelumnya.
Untuk jenis transportasi sebagian besar milik pribadi. Mayoritas
masyarakat menggunakan transportasi roda 2, namun ada beberapa yang sudah
menggunakan transportasi roda 4. Masih ada juga sebagian masyarakat yang
masih menggunakan sepeda. Untuk kodisi jalan Di Desa Taniran Selatan
(a) (b)
Gambar 9. (a) Poskamling RT 01 (b) Jalan Desa Taniran Selatan

d. Politik dan Pemerintahan


Desa Taniran Selatan di pimpin oleh seorang kepala desa. Untuk
masyarakat desa terbilang tidak aktif dalam menjalankan kegiatan di Desa.
Desa Taniran Selatan sendiri memiliki susunan pemerintahan sebagai berikut:

e. Pelayanan Kesehatan dan Sosial


Berdasarkan hasil observasi di Desa taniran selatan terdapat 1 tempat
posyandu balita. Tardapat 1 posyandu lansia, dan terdapat 1 buah puskesmas
pembantu. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat untuk kegiatan sosial
warga biasanya dengan melakukan kegiatan keagamaan seperti mendengarkan
ceramah setiap hari minggu, dan acara yasinan yang dilaksanakan setiap
malam senin. Namun semenjak ada pandemi covid-19 kegiatan tersebut
dihentikan, namun beberapa minggu ini kegiatan tersebut sudah dijalankan
kembali.
Dari observasi terlihat bahwa banyak warga masih belum mematuhi
protokol kesehatan yakni tidak memakai masker dan masih berkumpul kumpul
tanpa jarak.

(a) (b)

Gambar 10. (a) Puskesmas Taniran Selatan (b) Balai Desa Taniran Selatan

f. Sistem Komunikasi
Berdasarkan hasil observasi sistem komunikasi yang digunakan dalam
komunitas adalah pemberitahuan melalui langgar misalnya ada pengajian atau
pengumuman kematian, selain itu, hampir semua warga Desa Taniran Selatan
sudah memiliki telpon seluler atau HP yang sudah terhubung ke internet.

g. Ekonomi
Hasil windshield survey, perekonomian warga Desa Taniran Selatan
mayoritas adalah petani, pedagang, dan PNS.

(a) (b)
Gambar 11. (a) warung (b) sawah
h. Rekreasi
Hasil windshield survey dan observasi, wilayah Desa Taniran Selatan
tidak memiliki tempat rekreasi.
B. Analisis Data
No Data Subjektif Data Objektif Etiologi Masalah Kesehatan
1. - Berdasarkan hasil dari wawancara dengan - warga masyarakat RT 1 terlihat Ketidakcukupan Defisien kesehatan
seorang perangkat desa ada 3 orang yang tidak menggunakan masker pada sumber daya Komunitas Pada
dilaporkan terkonfirmasi terkena virus saat beraktifitas ataupun saat (finansial, sosial, masyarakat Desa
covid-19. Namun semuanya sudah sembuh berkumpul dengan sanak pengetahuan) Taniran selatan RT 01-04
dan terbebas dari covid-19. saudaranya.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan - Ibu-ibu warga masyarakat RT 1
warga RT 1 mereka mengatakan bahwa terlihat tidak menjaga jarak saat
mereka mengetahui ada yang terkena virus sedang berkumpul di pelataran
covid-19, namun mereka tetap saja tidak rumah salah seorang warga.
menggunakan masker pada saat - Tidak terlihat adanya
beraktifitas sehari-hari. penampungan air serta sabun untuk
- Berdasarkan hasil wawancara dengan mencuci tangan di halaman rumah
Kepala Desa Taniran Selatan Pada saat masyarakat RT 1.
terjadi pandemi covid-19 masyarakat - Terlihat orang-orang yang
tetap menjalankan aktifitas seperti menjalankan ibadah di langgar
biasa, sama halnya dengan acara tidak ada yang menggunakan
perkawinan tetap dilaksanakan tanpa masker dan tidak menjaga jarak
menggunakan protokol kesehatan. saat melakukan ibadah di langgar.
Hanya sebagian saja yang - Banyak masyarakat yang terjaring
menggunakan masker, namun sebagian rajia masker karena tidak
besar tidak menggunakan masker. menggunakan masker pada saat
Tamu undangan juga terlihat tidak melakukan aktifitas sehari-hari,
memakai masker dan tidak menjaga masyarakat terlihat menggunakan
jarak serta tidak melakukan cuci tangan masker hanya pada saat dilakukan
sebelum atau sesuadah bersentuhan. rajia masker.
- Berdasarkan wawancara dengan bapak-
bapak yang ada di RT 1 ia mengaku sulit
mencari pendapatan, mereka tidak
menggunakan masker karena tidak mau
membuang uang untuk membeli masker
mereka berkata lebih baik membeli hal-hal
lain daripada membeli masker.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-
ibu, mereka mengatakan mengetahui cara
penularan virus covid-19 akan tetapi
mereka mengatakan sulit bernafas jika
mereka menggunakan masker, jadi mereka
lebih memilih untuk tidak menggunakan
masker.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan
perangkat desa taniran selatan, untuk
warga taniran selatan sendiri kebanyakan
tidak ada yang memakai masker saat
beraktifitas sehari-hari, mereka hanya
menggunakan masker pada saat
kedatangan petugas kesehatan untuk
melakukan razia masker.
2. - Berdasarkan hasil wawancara dengan warga - Remaja terlihat berkumpul-kumpul, Kurang pemahaman Perilaku kesehatan
RT 1 didapatkan bahwa ada terdapat 1 orang merokok dan menghabiskan waktu cenderung bersiko pada
remaja yang hampir meninggal akibat bermain game di warung wifi. remaja RT 1 Desa Taniran
mengkonsumsi alkohol secara berlebihan Selatan.
yang dicampur dengan obat-obatan lainnya.
Namun sekarang kondisinya sudah
membaik dan masih normal tidak ada
kekurangan apapun akibat dari overdosis.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan
remaja RT 1, mereka sering menghabiskan
waktu untuk merokok sambil bermain game
online di warung-warung yang
menyediakan WIFI.
3. - Berdasarkan hasil wawancara dengan salah - Untuk saat ini keadaan orang Kurang pengetahuan Ketidakefektifan
satu warga RT 1 desa taniran selatan, ada 1 tersebut terlihat masih kooperatif, tentang program manajemen kesehatan pada
orang ODGJ, ia biasanya mengamuk pada masih bisa berbicara sesuai terapeutik perilaku amuk RT 1 Di
saat-saat tertentu saja di wilayah RT 1, ia keadaan dan tidak ada tindakan Desa Tanitan Selatan.
sempat merusak rumah keluarganya sendiri. yang mengarah ke perilaku amuk.
namun untuk saat ini kondisi orang tersebut
sudah membaik karena meminum obat dari
RS. Ia mengatakan mengetahui mengenai
kapan harus meminum obat, dan harus
mengambilnya lagi jika obat tersebut habis.
Namun setelah obat itu habis px tersebut
tidak mengambil obat sesuai dengan
anjuran pihak RS yang dimana harus
menjalani pengobatan selama ± 3 tahun,
sehingga ia sekarang tidak lagi
mengkonsumsi obat.
C. Skoring Prioritas Masalah

Masalah Keperawatan Kesesuaian Prevalensi Tingkat Potensi Minat Waktu yang di Ketersediaa Total
Dengan Resiko Keparahan Pengurangan Masayarakat harapkan n Sumber
CHN Resiko Resiko program Daya
memberikan
efek
Defisien kesehatan 2 2 2 2 2 1 2 13
komunitas di Desa
Taniran Selatan

Perilaku kesehatan 1 2 1 1 2 2 2 11
cenderung bersiko pada
remaja RT 1 Desa
Taniran Selatan
Ketidakefektifan 1 2 1 1 1 2 2 10
manajemen kesehatan
pada perilaku amuk RT
1 Di Desa Tanitan
Selatan

Pembobotan:
0: Tidak ada kepentingan Komunitas prioritas
1: Prioritas Sedang
2: Prioritas Tinggi Diagnosis Prioritas
Diagnosis prioritas :

1. Defisien kesehatan komunitas di Desa Taniran Selatan


2. Perilaku kesehatan cenderung bersiko pada remaja RT 1 Desa Taniran Selatan
3. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada perilaku amuk RT 1 Di Desa Tanitan Selatan
D. Rencana Keperawatan

No Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


1 Defisien Kesehatan Komunitas Pada NOC: NIC :
Masyarakat Desa Taniran Selatan RT Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
Pendidikan Kesehatan (5510)
01-04 Berhubungan Dengan 1x pertemuan dengan komunitas terkait
A. Berikan Pendidikan Kesehatan
Ketidakcukupan Sumber Daya permasalahan Covid-19 diharapkan kontrol risiko
terkait dengan informasi Covid-19
(Finansial, Sosial, Pengetahuan) komunitas mengenai penyakit menular menjadi
terkini di wilayah Desa Taniran
(00215). efektif dengan kriteria:
Selatan.
B. Berikan pendidikan kesehatan
Kontrol Risiko Komunitas: Penyakit Menular
mengenai pentingnya mematuhi
(2802)
protokol kesehatan seperti: menjaga
1. Pendidikan publik sesuai dengan budaya
jarak, memakai masker mencuci
tentang penularan penyakit menular dari
tangan, dan menghindari berkumpul
skala (2-4) cukup baik menjadi sangat baik
secara bergerombolan tanpa
2. Akses ke layanan kesehatan dari skala (2-4)
memerhatikan jarak.
cukup baik menjadi sangat baik
C. Jelaskan dampak jika tidak
mematuhi protokol kesehatan
sesuai anjuran pemerintah.
D. Sediakan materi informasi yang
mudah di pahami oleh warga
disampaikan bentuk leaflet dan
poster yang diletakkan di tempat
umum masyarakat sering
berkumpul seperti: warung dan
mushola.
E. Implementasi Keperawatan dan Evaluasi

Hari / tanggal -
Diagnosis Keperawatan Implementasi Evaluasi TTD
Kegiatan
Selasa, 25 Mei Defisien Kesehatan Pendidikan Kesehatan berupa pemasangan S:
2021 Komunitas Pada Masyarakat poster di titik kumpul warga RT 01 Desa ! Berdasarkan wawancara dengan ibu
Desa Taniran Selatan RT 01- Taniran Selatan. pemilik warung/toko mereka
Maulinda,
Pemasangan 04 Berhubungan Dengan bersedia tokonya ditempeli poster
1. Menggali informasi atau pengetahuan S. Kep.
poster di rumah Ketidakcukupan Sumber mengenai COVID-19.
yang dimiliki oleh warga Desa Taniran
dan warung yang Daya (Finansial, Sosial,
Selatan RT 01 (khususnya pada ibu- ibu O:
berada di RT 01 Pengetahuan) (00215).
yang sering berkumpul di luar rumah) ! Pada saat dilakukan pemasangan
terkait virus Covid-19 dengan poster warga nampak mengamati
Media: poster,
memberikan beberpa pertanyaan terkait poster dan terlihat membaca isi
leaflet.
virus COVID-19/ pre test. poster.
2. Memberikan Pendidikan Kesehatan ! Poster telah ditempelkan
Lokasi: warung tentang Covid-19 seperti: pengertian
dan rumah warga. COVID-19, penyebab COVID-19, A:
penularan COVID-19, tanda gejala Masalah teratasi sebagian dari skala
COVID-19 & pencegahan Covid-19, serta (2-3) cukup baik menjadi baik.
etika batuk yang baik dan benar pada P:
warga desa Taniran Selatan RT 1 tepatnya Lanjutkan intervensi pendidikan
di pelataran salah seorang warga yang kesehatan.
sering digunakan untuk berkumpul.
3. Menyediakan materi informasi
kesehatan terkini yang mudah
dipahami terkait dengan pencegahan
yang dapat dilakukan untuk memutus
mata rantai COVID-19 dengan
menggunakan media poster dan leaflet
yang sesuai pada warga RT. 01 desa
Taniran Selatan.
4. Menanyakan mengenai materi yang
telah disampaikan terkait Covid-19.
5. Menggunakan bahasa yang mudah
dipahami, ulangi bagian yang dianggap
penting, lalu diulangi beberapa kali
agar warga dapat memahaminya.
6. Menghubungkan antara pengalaman
individu dengan masalah yang sedang
di hadapi sekarang terkait Covid-19.
7. Memberikan kesimpulan dan menutup
kegiatan penyuluhan.
Rabu, 26 Mei Defisien Kesehatan Komunitas Pendidikan Kesehatan S:
2021
Pada Masyarakat Desa Taniran ! Ibu E. yang mengikuti penyuluhan
1. Menggali informasi atau pengetahuan
Penyuluhan Selatan RT 01-04 Berhubungan mengatakan sudah mengetahui apa
yang dimiliki oleh warga Desa Taniran
Maulinda,
dengan Dengan Ketidakcukupan itu virus COVID-19
Selatan RT 01 (khususnya pada ibu- ibu S. Kep.
masyarakat Desa Sumber Daya (Finansial, Sosial,
yang sering berkumpul di luar rumah) ! Ibu I mengatakan semenjak adanya
Taniran Selatan Pengetahuan) (00215).
terkait virus Covid-19 dengan penyebaran virus corona ia tidak
RT 01 (Dewasa)
memberikan beberpa pertanyaan pernah memakai masker jika keluar
terkait virus COVID-19/ pre test. rumah, ia merasa aman saja jika
Media: poster,
hanya berjalan-jalan disekitaran
2. Memberikan Pendidikan Kesehatan
leaflet.
kampung.
tentang Covid-19 seperti: pengertian
COVID-19, penyebab COVID-19, ! Pada saat sesi tanya jawab dilakukan
Lokasi: di
penularan COVID-19, tanda gejala terdapat 2 orang ibu-ibu yang
pelataran rumah
COVID-19 & pencegahan Covid-19, serta menanyakan:
warga
etika batuk yang baik dan benar pada
a. Apakah dengan cara memakai
warga desa Taniran Selatan RT 1 tepatnya
masker dapat mencegah
di pelataran salah seorang warga yang
tertularnya virus covid-19 ?
sering digunakan untuk berkumpul.
b. Apakah berpengaruh jika
3. Menyediakan materi informasi mencuci tangan tidak
kesehatan terkini yang mudah menggunkaan sabun dengan
dipahami terkait dengan pencegahan yang menggunakan sabun ?
yang dapat dilakukan untuk memutus O:
mata rantai COVID-19 dengan
! Ada 5 orang peserta penyuluhan
menggunakan media poster dan leaflet
yaitu ibu-ibu yang sedang duduk di
yang sesuai pada warga RT. 01 desa
pelataran rumah
Taniran Selatan.
! Semua peserta tampak
4. Menanyakan mengenai materi yang memperhatikan pada saat dijelaskan
telah disampaikan terkait Covid-19. tentang Covid-19, namun sesekali
teralihkan karena mereka mengikuti
5. Menggunakan bahasa yang mudah
penyuluhan dengan membawa anak.
dipahami, ulangi bagian yang dianggap
! Semua peserta mengisi kuisioner
penting, lalu diulangi beberapa kali
Pre test dengan hasil terdapat 2 orang
agar warga dapat memahaminya.
yang berhasil menjawab benar 4 soal,
6. Menghubungkan antara pengalaman
ada 1 orang berhasil menjawab 3
individu dengan masalah yang sedang
benar soal, ada 2 orang yang
di hadapi sekarang terkait Covid-19.
menjawab 2 benar soal.
7. Memberikan kesimpulan dan menutup
! Terjadi peningkatan setelah
kegiatan penyuluhan
diberikan materi mengenai COVID-
19, lalu diberikan post test, dengan
pertanyaan yang sama seperti pre tes
didapatkan, ada 4 orang yang
menjawab benar 5 soal dan ada 1
orang yang berhasil menjawab 4
benar soal.

! Leaflet telah dibagikan pada warga


yang mengikuti penyuluhan pada
saat penyuluhan berakhir.
A:
Masalah teratasi sebagian dari skala
(2-3) cukup baik menjadi baik.

P:
Lanjutkan Intervensi pendidikan
kesehatan

! Observasi kepatuhan warga yang


mengikuti penyuluhan terkait dengan
pencegahan penularan COVID-19.
Kamis, 27 Mei Berhubungan Dengan Pendidikan Kesehatan S:
2021
Ketidakcukupan Sumber Daya 1. Menggali informasi atau pengetahuan ! Nenek R dan kakek D bersedia
Penyuluhan (Finansial, Sosial, yang dimiliki oleh warga Desa Taniran untuk mengikuti kegiatan
Maulinda,
dengan Pengetahuan) (00215). Selatan RT 01 (khususnya pada ibu- ibu penyuluhan.
S. Kep.
masyarakat Desa yang sering berkumpul di luar rumah)
! Pada saat sesi tanya jawab terdapat 2
Taniran Selatan terkait virus Covid-19 dengan memberikan
pertanyaan dari Nenek R dan Kakek
RT 01 (Lansia) beberpa pertanyaan terkait virus COVID-
D:
19/ pre test.
1. Mengapa harus memakai
Media: poster, masker ? (nenek R)
2. Memberikan Pendidikan Kesehatan
leaflet.
tentang Covid-19 seperti: pengertian 2. Mengapa jika batuk harus
COVID-19, penyebab COVID-19, ditutup dengan lengan atas,
Lokasi: di
penularan COVID-19, tanda gejala tidak menggunakan telapak
pelataran rumah
COVID-19 & pencegahan Covid-19, serta tangan ? (kakek D)
warga
etika batuk yang baik dan benar pada O:
warga desa Taniran Selatan RT 1 tepatnya ! Ada 2 orang peserta penyuluhan
di pelataran salah seorang warga yang yaitu lansia yang sedang duduk di
sering digunakan untuk berkumpul. pelataran rumah
! Semua peserta tampak
3. Menyediakan materi informasi kesehatan
memperhatikan pada saat dijelaskan
terkini yang mudah dipahami terkait
tentang Covid-19.
dengan pencegahan yang dapat dilakukan
! Semua peserta mengisi kuisioner Pre
untuk memutus mata rantai COVID-19
test dengan hasil terdapat 1 orang
dengan menggunakan media poster dan
yang berhasil menjawab benar 2 soal,
leaflet yang sesuai pada warga RT. 01
dan ada 1 orang berhasil menjawab 3
desa Taniran Selatan.
benar soal.
4. Menanyakan mengenai materi yang telah
! Terjadi peningkatan setelah diberikan
disampaikan terkait Covid-19.
materi mengenai COVID-19, lalu
5. Menggunakan bahasa yang mudah diberikan post test, dengan
dipahami, ulangi bagian yang dianggap pertanyaan yang sama seperti pre tes
penting, lalu diulangi beberapa kali agar test didapatkan, ada 1 orang yang
warga dapat memahaminya. menjawab benar 2 soal dan ada 1
orang yang berhasil menjawab 3
6. Menghubungkan antara pengalaman
benar soal.
individu dengan masalah yang sedang di
hadapi sekarang terkait Covid-19. ! Leaflet telah dibagikan pada warga
yang mengikuti penyuluhan pada
7. Memberikan kesimpulan dan menutup
saat penyuluhan berakhir.
kegiatan penyuluhan
A:
Masalah teratasi sebagian dari skala
(2-3) cukup baik menjadi baik.

P:
Lanjutkan Intervensi pendidikan
kesehatan

! Observasi kepatuhan warga yang


mengikuti penyuluhan terkait dengan
pencegahan penularan COVID-19.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) PADA MASYARAKAT DI
DESA TANIRAN SELATAN KECAMATAN ANGKINANG

Topik Penyuluhan : Penyakit Gangguan Sistem Pernapasan


Pokok Bahasan : Virus Corona 2019 (COVID-19)
Sub Pokok Bahasan : Pencegahan dan Pengendalian COVID-19
Sasaran : Masyarakat Desa Taniran Selatan yang berkumpul di luar rumah.
Tempat : Di pelataran rumah salah seorang warga Desa Taniran Selatan RT 01
Waktu : Rabu dan kamis, 26 & 27 Mei 2021 (11.30-12.30) WIB
Hari, tanggal : Rabu dan kamis, 25 Mei 2021 s/d 28 Mei 2021
Perorganisasian : Maulinda, S.Kep.

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta penyuluhan dapat memahami apa itu
penyakit COVID-19 serta cara untuk pencegahan penularan virus COVID-19.

B. Tujuan Instruksional Khusus


1. Peserta penyuluhan dapat memahami pengertian COVID-19
2. Peserta penyuluhan dapat memahami penyebab dari COVID-19
3. Peserta penyuluhan dapat memahami cara pencegahan virus COVID-19
4. Peserta penyuluhan dapat memahami etika batuk yang benar.

C. Kegiatan Penyuluhan

Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Metode Waktu


Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab Salam Tatap Rabu, 26
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan Muka Mei 2021
3. Bina hubungan saling 3. Mengisi Kuesioner
percaya. Pre Tes
4. Menyampaikan tujuan
pokok materi
5. Memberikan Kuisioner
Pre Tes ke peserta.
Penyampaian Menjelaskan materi dalam 1. Peserta Tatap Rabu, 26
Materi bentuk media poster mendengarkan Muka Mei 2021
tentang: penyampaian
1. Pengertian COVID-19 materi.
2. Penyebab dari COVID- 2. Menanyakan
19 materi yang belum
3. Penularan COVID-19 dimengerti.
4. Tanda dan Gejala Covid-
19
5. Pencegahan COVID-19
6. Etika batuk yang baik
dan benar
Penutup 1. Memberikan Kuesioner 1. Mengisi Kuesioner Tatap Rabu, 26
Post Tes Post Tes Muka Mei 2021
2. Menarik kesimpulan 2. Menjawab salam.
3. Menyampaikan hasil
Evaluasi
4. Membagikan bingkisan
5. Menutup penyuluhan
(salam)

D. Seting Tempat
a. Di pelataran rumah salah seorang warga Desa Taniran Selatan RT 01.

E. Materi ( Terlampir)
1. Pengertian COVID-19
2. Penyebab dari COVID-19
3. Penularan COVID-19
4. Tanda dan Gejala COVID-19
5. Pencegahan COVID-19
6. Etika batuk dan bersin yang baik dan benar

F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Kesiapan Peserta Penyuluhan
b. Kesiapan tempat pelaksanaan.
c. Kesiapan penyaji
d. Kesiapan materi penyaji
e. Kesiapan media (poster dan leaflet)

2. Evaluasi Proses
a. Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan
b. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab, minimal 70% peserta berperan
aktif.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b. Masyarakat dapat menjelaskan pengertian COVID-19, Penyebab dari COVID-
19, Pencegahan COVID-19 dengan 3M, mencontohkan etika batuk dan bersin
yang benar.

G. Lampiran
- Materi Lengkap
- Poster
- Leaflet
- Soal Pre dan Post Test

H. Referensi
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat:Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19)
Lampiran 1. Materi

A. Pengertian Covid-19
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian
luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit
Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) (Kemenkes, 2020).

B. Penyebab Covid-19
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada Coronavirus yaitu: protein N
(nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S (spike), protein E
(selubung). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronavirus
ini dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Terdapat 4 genus yaitu
alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus, dan deltacoronavirus (Kemenkes,
2020).
Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang
dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19
antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa
inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19
yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian (Kemenkes, 2020).

C. Penularan Covid- 19
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar
melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet
tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh
benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata,
hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID- 19. Atau bisa
juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita.
Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter
dari orang yang sakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk
menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap pantau sumber
informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini (Kemenkes, 2020).

D. Tanda dan Gejala Covid-19


Gejala umum berupa demam ≥380C, batuk kering, dan sesak napas. Jika ada orang
yang dalam 14 hari sebelum muncul gejala tersebut pernah melakukan perjalanan ke negara
terjangkit, atau pernah merawat/kontak erat dengan penderita COVID-19, maka terhadap
orang tersebut akan dilakukan pemeriksaan laboratorium lebih lanjut untuk memastikan
diagnosisnya (Kemenkes, 2020).
Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan
pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan bahkan kematian (Kemenkes, 2020).
E. Cara Pencegahan Penularan Covid-19 di Masyarakat
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah tertularnya virus ini adalah (Kemenkes,
2020):
1) Menjaga kesehatan dan kebugaran agar stamina tubuh tetap prima dan sistem imunitas /
kekebalan tubuh meningkat.
2) Mencuci tangan secara teratur menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis
alkohol. Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada
di tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah.
Sekitar 98% penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga
kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
3) Ketika batuk dan bersin, tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau lengan atas
bagian dalam (bukan dengan telapak tangan).
4) Hindari kontak dengan orang lain atau bepergian ke tempat umum.
5) Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut (segitiga wajah). Tangan menyentuh
banyak hal yang dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan
mulut dengan tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke
tubuh kita.
6) Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di
tempat umum.
7) Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah dengan benar, lalu
cucilah tangan Anda.
8) Menunda perjalanan ke daerah/ negara dimana virus ini ditemukan.
9) Hindari bepergian ke luar rumah saat Anda merasa kurang sehat, terutama jika Anda
merasa demam, batuk, dan sulit bernapas. Segera hubungi petugas kesehatan terdekat,
dan mintalah bantuan mereka. Sampaikan pada petugas jika dalam 14 hari sebelumnya
Anda pernah melakukan perjalanan terutama ke negara terjangkit, atau pernah kontak
erat dengan orang yang memiliki gejala yang sama. Ikuti arahan dari petugas kesehatan
setempat.
10) Selalu pantau perkembangan penyakit COVID-19 dari sumber resmi dan akurat. Ikuti
arahan dan informasi dari petugas kesehatan dan Dinas.

F. Etika Batuk dan Bersin


Etika batuk/ bersin yang benar (Kemenkes, 2020):
1) Tutup hidung dan mulut saat batuk/bersin dengan tisu atau lengan baju dalam. Hal ini
agar virus tidak menyebar ke udara dan menular ke orang lain.
2) Segera buang tisu yang telah dipakai ke tempat sampah.
3) Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau pencuci tangan berbasis
alkohol.
4) Gunakan masker.
Lampiran 2. Soal Pre Tes dan Pos Tes Pos Test Penyuluhan Pencegahan Covid-19

Post Test Penyuluhan Pencegahan


Pre Test Penyuluhan Pencegahan
Covid-19 Nama :
Covid-19 Nama :
Usia :
Usia :
1. Apa penyebab dari Covid-19?
1. Apa penyebab dari Covid-19?
a. Virus Corona
a. Virus Corona
b. Bakteri Corona
b. Bakteri Corona
c. Jamur Corona
c. Jamur Corona
d. Protozoa Corona
d. Protozoa Corona
2. Bagaimana cara mencegah
2. Bagaimana cara mencegah
penyebaran Covid-19?
penyebaran Covid-19?
a. Mencuci tangan
a. Mencuci tangan
b. Menjaga jarak
b. Menjaga jarak
c. Menggunakan masker
c. Menggunakan masker
d. Benar Semua
d. Benar Semua
3. Apa saja tanda & gejala virus
3. Apa saja tanda & gejala virus
COVID-19?
COVID-19?
a. Batuk
a. Batuk
b. Demam
b. Demam
c. Sesak nafas
c. Sesak nafas
d. Semua benar
d. Semua benar
4. Bagaimana cara penularan virus
4. Bagaimana cara penularan virus
COVID-19?
COVID-19?
a. Melalui benda mati
a. Melalui benda mati
b. Droplet/ percikan air liur
b. Droplet/ percikan air liur
c. Tumbuhan
c. Tumbuhan
d. Memakai pakaian yang sama
d. Memakai pakaian yang sama
5. Bagaimana cara memakai masker
5. Bagaimana cara memakai masker
yang benar?
yang benar?
a. menutup bagian mulut saja
a. menutup bagian mulut saja
b. menutup bagian hidung saja
b. menutup bagian hidung saja
c. menutup keseluruhan wajah
c. menutup keseluruhan wajah
d. menutup bagian hidung dan
d. menutup bagian hidung dan
mulut
mulut
Lampiran 3. Poster dan Leaflet
Poster 3
Poster 1

Poster 2
Poster 4
Poster 5 Poster 6
Leaflet
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

1. Hari/ tanggal pelaksanaan


Selasa, 25 Mei 2021 s/d Jum’at, 28 Mei 2021
2. Waktu
Kegiatan dimulai antara jam 11.30 s/d 12.30 WITA untuk dewasa dan untuk lansia pada
jam 09.30-10.30 WITA

3. Sasaran
Warga RT. 01 Desa Taniran Selatan yang sedang duduk santai diluar rumah.
4. Pengorganisasian (Penyaji, Observer, Fasilitator) : Maulinda, S. Kep.
5. Evaluasi Input
Penyuluh mempersiapkan alat dan media 1 hari sebelumnya.
6. Evaluasi Proses:
a. Penyaji mempersiapkan media dan alat yaitu 6 poster, 1 leaflet, kertas kuisioner,
dan pulpen.
b. Peserta minimal 2 orang, dan yang mengikuti kegiatan adalah 5 orang peserta untuk
dewasa dan 2 orang untuk lansia.

c. Penyaji memperkenalkan diri dan menggali pengetahuan peserta tentang materi


yang akan disampaikan.
d. Penyaji membagikan kuisioner pre tes (sebanyak 5 soal) untuk masing-masing peserta.
dan peserta menjawab soal.
e. Pre tes dijawab selama 5 menit oleh 5 orang peserta, yang terdiri dari ibu-ibu yang
sedang berkumpul diluar rumah dan 2 orang lansia.
f. Sebelum menyampaikan materi, penyaji memberikan masker pada peserta sehingga
seluruh peserta menggunakan masker.

g. Penyaji menyampaikan materi tentang pengertian, penyebab, penularan, tanda


gejala covid-19, pencegahan dan etika batuk.
h. Setelah materi disampaikan, sebanyak 2 orang bertanya terkait covid-19 dengan
pertanyaan sebagai berikut: (dewasa)
1) Apakah dengan cara memakai masker dapat mencegah tertularnya virus covid-19 ?
2) Apakah berpengaruh jika mencuci tangan tidak menggunkaan sabun dengan yang
menggunakan sabun ?
i. Setelah materi disampaikan, sebanyak 2 orang bertanya terkait covid-19 dengan
pertanyaan sebagai berikut: (lansia)

1) Mengapa harus memakai masker ? (nenek R)

2) Mengapa jika batuk harus ditutup dengan lengan atas, tidak menggunakan telapak
tangan ? (kakek D)
j. Peserta penkes antusias mengikuti acara penyuluhan dengan menjaga jarak dan diminta
menggunakan masker yang telah diberikan.

7. Evaluasi Hasil
i. Kegiatan penyuluhan berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
selama 1 jam dari pukul 11.30-12.30 untuk penkes dewasa dan untuk lansia
dilaksanakan pada jam 09.30-10.30 WITA
j. Terdapat peningkatan pengetahuan dari hasil post test khususnya di pertanyaan
terkait cara memakai masker yang benar.
k. Pada Pre Test terdapat 2 orang yang berhasil menjawab benar 4 soal, ada 1 orang
berhasil menjawab 3 benar soal, ada 2 orang yang menjawab 2 benar soal (dewasa).
l. Pada Pre Test terdapat 1 orang yang berhasil menjawab benar 2 soal, dan ada 1
orang berhasil menjawab 3 benar soal (lansia).
m. Pada Post Test terdapat 4 orang yang menjawab benar 5 soal dan ada 1 orang yang
berhasil menjawab 4 benar soal (dewasa).
n. Pada Post Test terdapat didapatkan, ada 1 orang yang menjawab benar 2 soal dan
ada 1 orang yang berhasil menjawab 3 benar soal (lansia)
o. Hambatan selama penyuluhan:
1) Tidak dapat berkumpul dalam jumlah banyak untuk mengikuti kegiatan penyuluhan,
sehingga peserta terbatas yakni hanya 5 orang untuk dewasa dan 2 orang untuk
lansia.
2) Tidak ada grup whatsapp, instagram, facebook khusus bagi warga Desa Taniran
Selatan baik RT 1-4.
DOKUMENTASI KEGIATAN

Rabu, 26 Mei 2021: Penyuluhan pada ibu-ibu masyarakat RT 01 Desa Taniran Selatan yang
sedang duduk santai di pelataran rumah.

Gambar 1. Proses penyampaian materi dengan Media Poster.

Gambar 2. Proses Pembagian Leaflet setelah penyuluhan selesai.


Kamis, 27 Mei 2021: Penyuluhan Lansia yang terdapat di RT 01 Desa Taniran Selatan yang
sedang duduk santai di pelataran rumah.

Gambar 3. Proses pembagian masker sebelum dilakukan penyuluhan.

Gambar 5. Proses penyuluhan dengan lansia.


Gambar 6. Penempelan Poster di warung.

Gambar 7. Penempelan poster di rumah.

Anda mungkin juga menyukai