Oleh:
Maulinda, S. Kep
NIM. 2030913320072
LAPORAN AKHIR
Mengetahui,
Koordinator Stase
A. Latar Belakang
Menurut Undang-Undang RI. No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, Kesehatan
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup secara produktif secara sosial dan ekonomi. Menurut WHO, kesehatan
adalah kondisi dinamis meliputi kesehatan jasmani, rohani, social, dan tidak hanya
terbebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Dikatakan sehat secara fisik adalah
orang tersebut tidak memiliki gangguan apapun secara klinis. Fungsi organ tubuhnya
berfungsi secara baik, dan dia memang tidak sakit. Sehat secara mental/psikis adalah
sehatnya pikiran, emosional, maupun spiritual dari seseorang. Ada suatu kasus
seseorang yang memeriksakan kondisi badannya serba tidak enak, akan tetapi secara
klinis/hasil pemeriksaan dokter menunjukan bahwa orang tersebut tidak sakit, hal ini
bisa disebabkan karena orang tersebut mengalami gangguan secara mental/psikis yang
mempengaruhi keadaan fisiknya.
Contoh orang yang sehat secara mental adalah tidak autis, tidak stress, tidak
mengalami gangguan jiwa akut, tidak mempunyai masalah yang berhubungan dengan
kejiwaan, misalnya kleptomania, psikopat, dan lain-lain. Penderita penyakit hati juga
merupakan contoh dari orang yang tidak sehat mentalnya, karena tidak ada seorang
dokter bedah jantung sekalipun yang bisa menghilangkan penyakkit ini dengan
peralatan bedahnya.
Selama masa pandemi, sistem Kesehatan dihadapkan pada menjaga
keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan penanganan pandemik dan pemenuhan
pelayanan Kesehatan esensial. Keseimbangan ini wajib dijaga agar tidak terjadi
peningkatan kasus penyakit lain setelah pandemi COVID-19 usai.
Pelayanan Kesehatan esensial yang dimaksud adalah pelayanan Kesehatan
rutin dasar yang kebutuhannya akan terus ada di masyarakat. Dilakukan untuk
mendukung tercapainya standar pelayanan minimal (SPM) bidang Kesehatan melalui
Upaya Kesehatan Masyarakat esensial maupun Upaya Kesehatan Primer. Pelayanan
Kesehatan yang dimaksud meliputi Imunisasi, pemeriksaan Ibu hamil, pengobatan
pasien TB, HIV, Penyakit kronis seperti Diabetes, Hipertensi, dan sebagainya.
Keberhasilan pengendalian pandemi sendiri dapat dilihat dari tiga kriteria,
yaitu kriteria epidemiologi, sistem Kesehatan, dan surveilans Kesehatan masyarakat.
Berdasarkan kriteria epidemiologi terjadi penurunan minimal 50% kasus dari puncak
tertinggi selama tiga minggu berturut turut, kemjudian jumlah spesimen positif dalam
dua minggu terakhir <5%, selanjutnya kasus konfirmasi >80% berasal dari daftar
kontak dan dapat diidentifikasi kelompok klasternya dalam dua minggu terakhir.
Kemundian penurunan jumlah kasus kematian, penurunan jumlah pasien di rawat dan
kasus kritis yang butuh ICU.
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dijelaskan terkait penyelenggaraan
upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup
sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan tujuan pembangunan kesehatan yang
termuat di dengan harapan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari cita-cita nasional. Agar
tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh
anggota masyarakat bersama petugas kesehatan.
Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional
yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan pelaksanaan dan
evaluasi pelayanan keperawatan (Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987).
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang keperawatan yang merupakan
perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta
masyarakat secara aktif dan mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara
berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara
menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
sebagai kesatuan yang utuh, melalui proses keperawatan untuk meningkatkan fungsi
kehidupan manusia secara optimal, sehingga mandiri dalam upaya kesehatan (Freeman
1961).
Selama proses belajar di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi populasi
dengan melakukan pengkajian berupa pengumpulan data, kemudian menganalisa yang
menjadi masalah atau resiko tinggi dan sumber yang tersedia, untuk selanjutnya
bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
perubahan komunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitas dan
pengorganisasian komunitas.
Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya meningkatkan status
kesehatannya. Pendekatan individu dan keluarga dilakukan dengan cara setiap
mahasiswa mempunyai keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga
yang tersebar di warga Desa Taniran Selatan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengenali, mengamati dan mengetahui keadaan kesehatan
masyarakat serta mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut
bersama masyarakat dengan cara memanfaatkan sumber daya dan potensi yang
ada di masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik keperawatan komunitas, mahasiswa diharapkan
mampu:
a. Dapat berkomunikasi secara efektif dengan tokoh masyarakat beserta
semua lapisan masyarakat
b. Dapat mengumpulkan, mengolah serta menganalisa data kesehatan yang
ada di masyarakat
c. Dapat Memotivasi masyarakat dalam upaya mengenali dan mengatasi
masalah kesehatan
d. Dapat menyusun perencanaan kegiatan bersama masyarakat dalam
menanggulangi masalah kesehatan yeng terdapat pada masyarakat
e. Dapat mengenali serta memanfaatkan sumber daya yang tersedia di
masyarakat guna mengatasi berbagai masalah kesehatan yang dihadapi
f. Dapat melaksanakan kegiatan bersama masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan yang dihadapi
g. Dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan serta menindak lanjuti dari
tiap masalah keperawatan yang sudah ditemukan.
C. Manfaat
1. Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat pada saat pendidikan kepada
masyarakat umum mengenai kesehatan
b. Bisa mendapatkan pengalaman yang dapat membuat mahasiswa mengenali
masalah kesehatan yang ada di komunitas serta dapat menentukan langkah
penyelesaiannya
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan
2. Masyarakat
a. Masyarakat mampu memahami permasalahan kesehatan yang ada
b. Masyarakat mampu menyelesaikan permasalahan yang ada
c. Masyarakat mampu meningkatkan kemandirian dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ada
d. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
3. Institusi Pendidikan
a. Merupakan salah satu tolak ukur keberhasilan Pendidikan Ners Program
Studi Ilmu Keperawatan khususnya di bidang Keperawatan Komunitas
b. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktik Keperawatan Komunitas selanjutnya
4. Profesi
a. Upaya mempersiapkan ketenagaan perawat profesional, berpotensi secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan
b. Memberikan suatu contoh yang baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya
c. Salah satu eksistensi dan pengembangan Profesi keperawatan Komunitas
5. Puskesmas
a. Menjadi salah satu informasi mengenai status kesehatan Warga Desa
Taniran Selatan Kecamatan Angkinang.
b. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi, ibu
dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi
kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2. TujuanKhusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga,
kelompok khusus dan masyarakat dalam hal:
a. Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.
b. Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah.
c. Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan/
keperawatan
d. Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatanyang mereka hadapi
e. Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah kesehatan/
keperawatan
f. Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
g. Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
(self-care)
h. Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan.
i. Menunjang fungsi puskesmas dalam menurunkan angka kematian bayi,
ibu dan balita serta diterimanya norma keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
j. Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.
D. Strategi Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
1. Proses kelompok
2. Pendidikan kesehatan
a) Panti wredha
b) Panti asuhan
d) Penitipan balita
F. Peran Perawat Komunitas (Provider of Nursing Care)
Peran perawat komunitas dalam pencapaian target MDGs tahun 2015, yaitu
dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat seoptimal mungkin melalui
praktik keperawatan komunitas, dilakukan melalui peningkatan kesehatan
(promotif) dan pencegahan penyakit (preventif) di semua tingkat pencegahan
(levels of prevention). Perawat dalam melaksanakan praktik kelapangan
melaksanakan atau memberikan asuhan keperawatan di komunitas atau masyarakat
pertama, berbasis institusi pendidikan ketika sedang menempuh program diploma,
pada saat menempuh program sarjana (tahap akademik dan profesi), pada tahap
menempuh pascasarjana baik aplikasi maupun spesialis, dan ketika berada di
tatanan tempat kerja yaitu didinkes dan puskesmas.
Orientasi praktik perawat komunitas tidak hanya kepada masalah sakit saja
tetapi juga kepada masalah sehat, dimana perawat komunitas mengajarkan kepada
masyarakat bagaimana mengatasi sakit supaya tidak terjadi keparahan dan menjadi
sehat sehat, dan bagi yang sehat bagaimana menjaga kesehatannya dan
meningkatkan kesehatannya. Juga menjadikan masyarakat dari yang tidak tau
menjadi tahu, dari yang tidak mau menjadi mau dan dari yang tidak mampu
menjadi mampu. Smith, et.all (1995) menjelaskan bahwa tanggung jawab perawat
adalah:
1. Menyediakan pelayanan bagi orang sakit atau orang cacat di rumah mencakup
pengajaran terhadap pengasuhnya,
2. Mempertahankan lingkungan yang sehat,
3. Mengajarkan upaya-upaya peningkatkan kesehatan,
4. Pencegahan, penyakit dan injuri.
5. Identifikasi standar kehidupan yang tidak adekuat atau mengancam
penyakit/injuri.
6. Melakukan rujukan.
7. Mencegah dan melaporkan adanya kelalaian atau penyalahgunaan (neglect &
abuse).
8. Memberikan pembelaan untuk mendapatkan kehidupan dan pelayanan
kesehatan yang sesuai standart.
9. Kolaborasi dalam mengembangkan pelayanan kesehatan yang dapat diterima,
sesuai dan adekuat,
10. Melaksanakan pelayanan mandiri serta berpartisipasi dalam mengembangkan
pelayanan profesional,
11. Menjamin pelayanan keperawatan yang berkualitas, dan
12. Melaksanakan riset keperawatan.
2. Perilaku Masyarakat
1. Lingkungan fisik
Perumahan yang dihuni penduduk, bagaimana penerangannya, sirkulasi,
kepadatannya.
2. Pendidikan
Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan
pengetahuannya
3. Keamanan dan transportasi
Bagaimana keselamatan dan keamanan di lingkungan tempat tinggal,
apakah tidak menimbulkan stress. Transportasi apa yang tersedia di
komunitas.
4. Politik dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan
Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapatkan
pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan
5. Pelayanan kesehatan yang tersedia
Untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau
6. Sistem komunikasi
Sarana komunikasi apa saja yang tersedia untuk meningkatkan
pengetahuan terkait dengan gangguan penyakit. Misalnya televisi, radio,
koran, atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
7. Sistem ekonomi
Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai
dengan UMR (Upah Minimum Regional) di bawah atau di atas sehingga
upaya pelayanan ditujukan pada anjuran untuk mengkonsumsi jenis
makanan sesuai status ekonomi masing-masing.
8. Rekreasi
Apakah tersedia sarana, kapan saja dibuka, biayanya apakah terjangkau
komunitas atau tidak. Rekreasi hendaknya dapat digunakan komunitas
untuk membantu mengurangi stressor.
2) Diagnosa Keperawatan
Ditegakkan berdasarkan klasifikasi NANDA (North American Nursing
Diagnosis Association)
3) Perencanaan Asuhan Keperawatan
Komponen perencanaan asuhan keperawatan, yaitu:
1. Prioritas Masalah
Efendi, Ferry & Makhfud. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik
dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Friedman, Marylin. 1998. Keperawatan Keluarga, Teori dan Praktik. Jakarta : EGC.
Wawan dan Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia, Yogyakarta : Nuha Medika.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
A. Pengkajian
a. Data Inti
a. Riwayat Komunitas
b. Batas Wilayah
Desa Taniran Selatan berada di wilayah Kecamatan Angkinang. Data batas
wilayah didapatkan dengan cara subyektif di balai Desa Taniran. Adapun batas-
batas geografis Desa Taniran Selatan adalah:
a. Sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Bakarung.
b. Sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Gambah Luar.
c. Sebelah Selatan, berbatasan dengan Dengan Desa Bakarung.
d. Sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Taniran Kubah.
c. Data Demografi
Dari data sekunder di dapatkan jumlah penduduk di Desa Taniran Selatan
RT 01-04 berjumlah 1508 jiwa dengan sebaran 748 jiwa laki laki dan 760 jiwa
perempuan.
1) Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
50%
50%
15%
26%
59%
islam
100%
Distribusi Jumlah Penduduk Desa Taniran Selatan yang tercatat pada tahun
2020 adalah Islam sebanyak 1508 orang (100%).
banjar
93%
8%
17%
68%
Dari data sekunder yang didapatkan dengan Kepala Desa Taniran Selatan
di dapatkan pekerjaan yang menjadi mayoritas penduduk di wilayah Desa Taniran
Selatan RT 01-04 adalah petani sebanyak 750 orang (50%), pedagang sebanyak 192
orang (13%), buruh tani sebanyak 93 orang (6%), karyawan sebanyak 35 orang
(2%), PNS sebanyak 34 orang (2%), peternak 21 orang (1%), pensiunan sebanyak 9
orang (0,5%), lainnya sebanyak 498 orang (33%),dan tidak bekerja sebanyak 338
orang (22%) TNI sebanyak 1 orang (0,06%), nelayan 1 orang (0,06%), jasa 1 orang
(0,06%), dan pengrajin 1 orang (0,06%).
28%
32%
2%
0%
16%
17%
Dari data sekunder yang didapatkan dari Kepala Desa Taniran Selatan RT
01-04 didapatkan bahwa sebanyak 60 orang atau (4%) warganya berpendidikan
taman kanak-kanak, untuk tamatan SD sebanyak 471 orang atau (32%), SMP
sebanyak 247 orang atau (17%), SMA sebanyak 239 orang atau (16%), akademi
D1-D3 sebanyak 7 orang atau (0%), Sarjana S1 26 orang atau (2%), tidak lulus SD,
SLTA, SLTP sebanyak 410 atau (28%) dan tidak sekolah sebanyak 24 orang atau (1
%).
d. Vital Statistik
Data sekunder yang di dapatkan dari Balai Desa Taniran Selatan tahun 2020
terdapat 17 kelahiran dengan kelahiran hidup dan 1 kematian bayi.
Adapun hasil wawancara dengan seoang perangkat desa untuk kasus covid
yang terkonfirmasi pada tahun 2021 sebanyak 3 orang dan sudah sembuh.
a) Kondisi Kesehatan Penduduk
Berdasarkan hasil wawancara dengan perangkat desa di dapatkan data
sebagai berikut:
kondisi kesehatan penduduk (n : 1.050)
asma kolesterol
5% 12%
hipertensi
asam urat 53%
30%
c) Kontrasepsi
Dari data sekunder yang didapatkan untuk jumlah pengguna alat
kontrasepsi suntik terdapat sebanyak 50 orang (17%), untuk jumlah pengguna
kontrasepsi spiral sebanyak 4 orang (1%), untuk jumlah pengguna kontrasepsi
pil sebanyak 75 orang (26%), untuk jumlah kontrasepsi tubektomi 1 orang (0%),
dan jumlah kontrasepsi tradisional sebanyak 19 orang (56%). Terdapat 164
orang (48%) yang tidak menggunakan metode KB.
kontrasepsi (n : 340)
suntik
spiral
17%
1%
tradisional
56% pil
26%
tubektomi
0%
35%
65%
a. Lingkungan Fisik
1) Kondisi geografis
2) Lingkungan rumah
Berdasarkan hasil windshield survey dan observasi yang telah
dilakukan didapatkan bahwa, sebagian besar rumah di komunitas sudah
tertata rapi. Sebagian rumah bertipe tidak permanen dengan bahan kayu
menggunakan atap seng, namun ada juga bangunan yang sudah permanen
menggunakan beton.
(a) (b)
Gambar 1. (a) rumah kayu ulin dengan atap seng (b) rumah semi permanen
(a) (b)
Gambar 3. (a) kebun jagung (b) tanaman bunga
5) Lahan kosong
Berdasarkan winshield survey dan observasi tidak ada lahan kosong
di Desa Taniran Selatan. Warga masyarakat memanfaatkan sebagian besar
lahan kosong untuk dijadikan tempat bertanam sayuran dan juga buah
buahan.
(a) (b)
Gambar 4. (a) kebun terong (b) kebun pisang & kelapa
(a) (b)
Gambar 5. (a) tumpukan sampah dalam plastik (b) tumpukan sampah dalam baskom
(a)
Gambar 7. (a) sungai taniran selatan
b. Pendidikan Komunitas
Hasil winshield survey dan data observasi di wilayah Desa Taniran
Selatan terdapat sekolah negeri yaitu SD Taniran Tengah, terdapat sekolah
PAUD, TK Taniran Tengah dan ada terdapat TPA (Taman Pendidikan
Alqur’an).
(a) (b)
Gambar 8. (a) SD Taniran Tengah (b) TK Teratai
(c) (d)
Gambar 8. (c) PAUD Nurul Aflah (d)TPA Darul Muttaqin
(a) (b)
Gambar 10. (a) Puskesmas Taniran Selatan (b) Balai Desa Taniran Selatan
f. Sistem Komunikasi
Berdasarkan hasil observasi sistem komunikasi yang digunakan dalam
komunitas adalah pemberitahuan melalui langgar misalnya ada pengajian atau
pengumuman kematian, selain itu, hampir semua warga Desa Taniran Selatan
sudah memiliki telpon seluler atau HP yang sudah terhubung ke internet.
g. Ekonomi
Hasil windshield survey, perekonomian warga Desa Taniran Selatan
mayoritas adalah petani, pedagang, dan PNS.
(a) (b)
Gambar 11. (a) warung (b) sawah
h. Rekreasi
Hasil windshield survey dan observasi, wilayah Desa Taniran Selatan
tidak memiliki tempat rekreasi.
B. Analisis Data
No Data Subjektif Data Objektif Etiologi Masalah Kesehatan
1. - Berdasarkan hasil dari wawancara dengan - warga masyarakat RT 1 terlihat Ketidakcukupan Defisien kesehatan
seorang perangkat desa ada 3 orang yang tidak menggunakan masker pada sumber daya Komunitas Pada
dilaporkan terkonfirmasi terkena virus saat beraktifitas ataupun saat (finansial, sosial, masyarakat Desa
covid-19. Namun semuanya sudah sembuh berkumpul dengan sanak pengetahuan) Taniran selatan RT 01-04
dan terbebas dari covid-19. saudaranya.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan - Ibu-ibu warga masyarakat RT 1
warga RT 1 mereka mengatakan bahwa terlihat tidak menjaga jarak saat
mereka mengetahui ada yang terkena virus sedang berkumpul di pelataran
covid-19, namun mereka tetap saja tidak rumah salah seorang warga.
menggunakan masker pada saat - Tidak terlihat adanya
beraktifitas sehari-hari. penampungan air serta sabun untuk
- Berdasarkan hasil wawancara dengan mencuci tangan di halaman rumah
Kepala Desa Taniran Selatan Pada saat masyarakat RT 1.
terjadi pandemi covid-19 masyarakat - Terlihat orang-orang yang
tetap menjalankan aktifitas seperti menjalankan ibadah di langgar
biasa, sama halnya dengan acara tidak ada yang menggunakan
perkawinan tetap dilaksanakan tanpa masker dan tidak menjaga jarak
menggunakan protokol kesehatan. saat melakukan ibadah di langgar.
Hanya sebagian saja yang - Banyak masyarakat yang terjaring
menggunakan masker, namun sebagian rajia masker karena tidak
besar tidak menggunakan masker. menggunakan masker pada saat
Tamu undangan juga terlihat tidak melakukan aktifitas sehari-hari,
memakai masker dan tidak menjaga masyarakat terlihat menggunakan
jarak serta tidak melakukan cuci tangan masker hanya pada saat dilakukan
sebelum atau sesuadah bersentuhan. rajia masker.
- Berdasarkan wawancara dengan bapak-
bapak yang ada di RT 1 ia mengaku sulit
mencari pendapatan, mereka tidak
menggunakan masker karena tidak mau
membuang uang untuk membeli masker
mereka berkata lebih baik membeli hal-hal
lain daripada membeli masker.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu-
ibu, mereka mengatakan mengetahui cara
penularan virus covid-19 akan tetapi
mereka mengatakan sulit bernafas jika
mereka menggunakan masker, jadi mereka
lebih memilih untuk tidak menggunakan
masker.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan
perangkat desa taniran selatan, untuk
warga taniran selatan sendiri kebanyakan
tidak ada yang memakai masker saat
beraktifitas sehari-hari, mereka hanya
menggunakan masker pada saat
kedatangan petugas kesehatan untuk
melakukan razia masker.
2. - Berdasarkan hasil wawancara dengan warga - Remaja terlihat berkumpul-kumpul, Kurang pemahaman Perilaku kesehatan
RT 1 didapatkan bahwa ada terdapat 1 orang merokok dan menghabiskan waktu cenderung bersiko pada
remaja yang hampir meninggal akibat bermain game di warung wifi. remaja RT 1 Desa Taniran
mengkonsumsi alkohol secara berlebihan Selatan.
yang dicampur dengan obat-obatan lainnya.
Namun sekarang kondisinya sudah
membaik dan masih normal tidak ada
kekurangan apapun akibat dari overdosis.
- Berdasarkan hasil wawancara dengan
remaja RT 1, mereka sering menghabiskan
waktu untuk merokok sambil bermain game
online di warung-warung yang
menyediakan WIFI.
3. - Berdasarkan hasil wawancara dengan salah - Untuk saat ini keadaan orang Kurang pengetahuan Ketidakefektifan
satu warga RT 1 desa taniran selatan, ada 1 tersebut terlihat masih kooperatif, tentang program manajemen kesehatan pada
orang ODGJ, ia biasanya mengamuk pada masih bisa berbicara sesuai terapeutik perilaku amuk RT 1 Di
saat-saat tertentu saja di wilayah RT 1, ia keadaan dan tidak ada tindakan Desa Tanitan Selatan.
sempat merusak rumah keluarganya sendiri. yang mengarah ke perilaku amuk.
namun untuk saat ini kondisi orang tersebut
sudah membaik karena meminum obat dari
RS. Ia mengatakan mengetahui mengenai
kapan harus meminum obat, dan harus
mengambilnya lagi jika obat tersebut habis.
Namun setelah obat itu habis px tersebut
tidak mengambil obat sesuai dengan
anjuran pihak RS yang dimana harus
menjalani pengobatan selama ± 3 tahun,
sehingga ia sekarang tidak lagi
mengkonsumsi obat.
C. Skoring Prioritas Masalah
Masalah Keperawatan Kesesuaian Prevalensi Tingkat Potensi Minat Waktu yang di Ketersediaa Total
Dengan Resiko Keparahan Pengurangan Masayarakat harapkan n Sumber
CHN Resiko Resiko program Daya
memberikan
efek
Defisien kesehatan 2 2 2 2 2 1 2 13
komunitas di Desa
Taniran Selatan
Perilaku kesehatan 1 2 1 1 2 2 2 11
cenderung bersiko pada
remaja RT 1 Desa
Taniran Selatan
Ketidakefektifan 1 2 1 1 1 2 2 10
manajemen kesehatan
pada perilaku amuk RT
1 Di Desa Tanitan
Selatan
Pembobotan:
0: Tidak ada kepentingan Komunitas prioritas
1: Prioritas Sedang
2: Prioritas Tinggi Diagnosis Prioritas
Diagnosis prioritas :
Hari / tanggal -
Diagnosis Keperawatan Implementasi Evaluasi TTD
Kegiatan
Selasa, 25 Mei Defisien Kesehatan Pendidikan Kesehatan berupa pemasangan S:
2021 Komunitas Pada Masyarakat poster di titik kumpul warga RT 01 Desa ! Berdasarkan wawancara dengan ibu
Desa Taniran Selatan RT 01- Taniran Selatan. pemilik warung/toko mereka
Maulinda,
Pemasangan 04 Berhubungan Dengan bersedia tokonya ditempeli poster
1. Menggali informasi atau pengetahuan S. Kep.
poster di rumah Ketidakcukupan Sumber mengenai COVID-19.
yang dimiliki oleh warga Desa Taniran
dan warung yang Daya (Finansial, Sosial,
Selatan RT 01 (khususnya pada ibu- ibu O:
berada di RT 01 Pengetahuan) (00215).
yang sering berkumpul di luar rumah) ! Pada saat dilakukan pemasangan
terkait virus Covid-19 dengan poster warga nampak mengamati
Media: poster,
memberikan beberpa pertanyaan terkait poster dan terlihat membaca isi
leaflet.
virus COVID-19/ pre test. poster.
2. Memberikan Pendidikan Kesehatan ! Poster telah ditempelkan
Lokasi: warung tentang Covid-19 seperti: pengertian
dan rumah warga. COVID-19, penyebab COVID-19, A:
penularan COVID-19, tanda gejala Masalah teratasi sebagian dari skala
COVID-19 & pencegahan Covid-19, serta (2-3) cukup baik menjadi baik.
etika batuk yang baik dan benar pada P:
warga desa Taniran Selatan RT 1 tepatnya Lanjutkan intervensi pendidikan
di pelataran salah seorang warga yang kesehatan.
sering digunakan untuk berkumpul.
3. Menyediakan materi informasi
kesehatan terkini yang mudah
dipahami terkait dengan pencegahan
yang dapat dilakukan untuk memutus
mata rantai COVID-19 dengan
menggunakan media poster dan leaflet
yang sesuai pada warga RT. 01 desa
Taniran Selatan.
4. Menanyakan mengenai materi yang
telah disampaikan terkait Covid-19.
5. Menggunakan bahasa yang mudah
dipahami, ulangi bagian yang dianggap
penting, lalu diulangi beberapa kali
agar warga dapat memahaminya.
6. Menghubungkan antara pengalaman
individu dengan masalah yang sedang
di hadapi sekarang terkait Covid-19.
7. Memberikan kesimpulan dan menutup
kegiatan penyuluhan.
Rabu, 26 Mei Defisien Kesehatan Komunitas Pendidikan Kesehatan S:
2021
Pada Masyarakat Desa Taniran ! Ibu E. yang mengikuti penyuluhan
1. Menggali informasi atau pengetahuan
Penyuluhan Selatan RT 01-04 Berhubungan mengatakan sudah mengetahui apa
yang dimiliki oleh warga Desa Taniran
Maulinda,
dengan Dengan Ketidakcukupan itu virus COVID-19
Selatan RT 01 (khususnya pada ibu- ibu S. Kep.
masyarakat Desa Sumber Daya (Finansial, Sosial,
yang sering berkumpul di luar rumah) ! Ibu I mengatakan semenjak adanya
Taniran Selatan Pengetahuan) (00215).
terkait virus Covid-19 dengan penyebaran virus corona ia tidak
RT 01 (Dewasa)
memberikan beberpa pertanyaan pernah memakai masker jika keluar
terkait virus COVID-19/ pre test. rumah, ia merasa aman saja jika
Media: poster,
hanya berjalan-jalan disekitaran
2. Memberikan Pendidikan Kesehatan
leaflet.
kampung.
tentang Covid-19 seperti: pengertian
COVID-19, penyebab COVID-19, ! Pada saat sesi tanya jawab dilakukan
Lokasi: di
penularan COVID-19, tanda gejala terdapat 2 orang ibu-ibu yang
pelataran rumah
COVID-19 & pencegahan Covid-19, serta menanyakan:
warga
etika batuk yang baik dan benar pada
a. Apakah dengan cara memakai
warga desa Taniran Selatan RT 1 tepatnya
masker dapat mencegah
di pelataran salah seorang warga yang
tertularnya virus covid-19 ?
sering digunakan untuk berkumpul.
b. Apakah berpengaruh jika
3. Menyediakan materi informasi mencuci tangan tidak
kesehatan terkini yang mudah menggunkaan sabun dengan
dipahami terkait dengan pencegahan yang menggunakan sabun ?
yang dapat dilakukan untuk memutus O:
mata rantai COVID-19 dengan
! Ada 5 orang peserta penyuluhan
menggunakan media poster dan leaflet
yaitu ibu-ibu yang sedang duduk di
yang sesuai pada warga RT. 01 desa
pelataran rumah
Taniran Selatan.
! Semua peserta tampak
4. Menanyakan mengenai materi yang memperhatikan pada saat dijelaskan
telah disampaikan terkait Covid-19. tentang Covid-19, namun sesekali
teralihkan karena mereka mengikuti
5. Menggunakan bahasa yang mudah
penyuluhan dengan membawa anak.
dipahami, ulangi bagian yang dianggap
! Semua peserta mengisi kuisioner
penting, lalu diulangi beberapa kali
Pre test dengan hasil terdapat 2 orang
agar warga dapat memahaminya.
yang berhasil menjawab benar 4 soal,
6. Menghubungkan antara pengalaman
ada 1 orang berhasil menjawab 3
individu dengan masalah yang sedang
benar soal, ada 2 orang yang
di hadapi sekarang terkait Covid-19.
menjawab 2 benar soal.
7. Memberikan kesimpulan dan menutup
! Terjadi peningkatan setelah
kegiatan penyuluhan
diberikan materi mengenai COVID-
19, lalu diberikan post test, dengan
pertanyaan yang sama seperti pre tes
didapatkan, ada 4 orang yang
menjawab benar 5 soal dan ada 1
orang yang berhasil menjawab 4
benar soal.
P:
Lanjutkan Intervensi pendidikan
kesehatan
P:
Lanjutkan Intervensi pendidikan
kesehatan
C. Kegiatan Penyuluhan
D. Seting Tempat
a. Di pelataran rumah salah seorang warga Desa Taniran Selatan RT 01.
E. Materi ( Terlampir)
1. Pengertian COVID-19
2. Penyebab dari COVID-19
3. Penularan COVID-19
4. Tanda dan Gejala COVID-19
5. Pencegahan COVID-19
6. Etika batuk dan bersin yang baik dan benar
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Kesiapan Peserta Penyuluhan
b. Kesiapan tempat pelaksanaan.
c. Kesiapan penyaji
d. Kesiapan materi penyaji
e. Kesiapan media (poster dan leaflet)
2. Evaluasi Proses
a. Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan
b. Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab, minimal 70% peserta berperan
aktif.
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
b. Masyarakat dapat menjelaskan pengertian COVID-19, Penyebab dari COVID-
19, Pencegahan COVID-19 dengan 3M, mencontohkan etika batuk dan bersin
yang benar.
G. Lampiran
- Materi Lengkap
- Poster
- Leaflet
- Soal Pre dan Post Test
H. Referensi
1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2020. Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat:Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease (Covid-19)
Lampiran 1. Materi
A. Pengertian Covid-19
Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory
Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory
Syndrome (SARS). Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian
luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe
Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit
Coronavirus Disease-2019 (COVID-19) (Kemenkes, 2020).
B. Penyebab Covid-19
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Terdapat 4 struktur protein utama pada Coronavirus yaitu: protein N
(nukleokapsid), glikoprotein M (membran), glikoprotein spike S (spike), protein E
(selubung). Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Coronavirus
ini dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia. Terdapat 4 genus yaitu
alphacoronavirus, betacoronavirus, gammacoronavirus, dan deltacoronavirus (Kemenkes,
2020).
Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang
dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19
antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa
inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID-19
yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian (Kemenkes, 2020).
C. Penularan Covid- 19
Seseorang dapat terinfeksi dari penderita COVID-19. Penyakit ini dapat menyebar
melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung atau mulut pada saat batuk atau bersin. Droplet
tersebut kemudian jatuh pada benda di sekitarnya. Kemudian jika ada orang lain menyentuh
benda yang sudah terkontaminasi dengan droplet tersebut, lalu orang itu menyentuh mata,
hidung atau mulut (segitiga wajah), maka orang itu dapat terinfeksi COVID- 19. Atau bisa
juga seseorang terinfeksi COVID-19 ketika tanpa sengaja menghirup droplet dari penderita.
Inilah sebabnya mengapa kita penting untuk menjaga jarak hingga kurang lebih satu meter
dari orang yang sakit. Sampai saat ini, para ahli masih terus melakukan penyelidikan untuk
menentukan sumber virus, jenis paparan, dan cara penularannya. Tetap pantau sumber
informasi yang akurat dan resmi mengenai perkembangan penyakit ini (Kemenkes, 2020).
Poster 2
Poster 4
Poster 5 Poster 6
Leaflet
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN
3. Sasaran
Warga RT. 01 Desa Taniran Selatan yang sedang duduk santai diluar rumah.
4. Pengorganisasian (Penyaji, Observer, Fasilitator) : Maulinda, S. Kep.
5. Evaluasi Input
Penyuluh mempersiapkan alat dan media 1 hari sebelumnya.
6. Evaluasi Proses:
a. Penyaji mempersiapkan media dan alat yaitu 6 poster, 1 leaflet, kertas kuisioner,
dan pulpen.
b. Peserta minimal 2 orang, dan yang mengikuti kegiatan adalah 5 orang peserta untuk
dewasa dan 2 orang untuk lansia.
2) Mengapa jika batuk harus ditutup dengan lengan atas, tidak menggunakan telapak
tangan ? (kakek D)
j. Peserta penkes antusias mengikuti acara penyuluhan dengan menjaga jarak dan diminta
menggunakan masker yang telah diberikan.
7. Evaluasi Hasil
i. Kegiatan penyuluhan berlangsung sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
selama 1 jam dari pukul 11.30-12.30 untuk penkes dewasa dan untuk lansia
dilaksanakan pada jam 09.30-10.30 WITA
j. Terdapat peningkatan pengetahuan dari hasil post test khususnya di pertanyaan
terkait cara memakai masker yang benar.
k. Pada Pre Test terdapat 2 orang yang berhasil menjawab benar 4 soal, ada 1 orang
berhasil menjawab 3 benar soal, ada 2 orang yang menjawab 2 benar soal (dewasa).
l. Pada Pre Test terdapat 1 orang yang berhasil menjawab benar 2 soal, dan ada 1
orang berhasil menjawab 3 benar soal (lansia).
m. Pada Post Test terdapat 4 orang yang menjawab benar 5 soal dan ada 1 orang yang
berhasil menjawab 4 benar soal (dewasa).
n. Pada Post Test terdapat didapatkan, ada 1 orang yang menjawab benar 2 soal dan
ada 1 orang yang berhasil menjawab 3 benar soal (lansia)
o. Hambatan selama penyuluhan:
1) Tidak dapat berkumpul dalam jumlah banyak untuk mengikuti kegiatan penyuluhan,
sehingga peserta terbatas yakni hanya 5 orang untuk dewasa dan 2 orang untuk
lansia.
2) Tidak ada grup whatsapp, instagram, facebook khusus bagi warga Desa Taniran
Selatan baik RT 1-4.
DOKUMENTASI KEGIATAN
Rabu, 26 Mei 2021: Penyuluhan pada ibu-ibu masyarakat RT 01 Desa Taniran Selatan yang
sedang duduk santai di pelataran rumah.