Anda di halaman 1dari 89

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi-informatika seakan menjadikan
bumi ini semakin sempit dan jarak serta waktu semakin pendek, semua itu berdampak
pada perubahan nilai kehidupan di segala bidang, dimana di satu sisi mendatangkan
kemudahan-kemudahan dan keuntungan bagi umat manusia, sementara di sisi lain
memunculkan berbagai masalah. Reformasi pendidikan diperlukan untuk mengatasi
masalah-masalah pokok di bidang pendidikan yaitu (1) pemerataan pendidikan, (2)
peningkatan mutu, (3) relevansi, serta (4) efisiensi manajemen. Untuk menjawab tantangan
global tersebut maka pusat juga telah melalukan penyempurnaan dasar-dasar kurikulum
melalui 4 (empat) Standar Nasional Pendidikan (SNP) dari 8 standar yang ada, yaitu
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
Regulasi perubahan dan penyemprnaan tersebut melahirkan Kurikulum 2013.
Banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pendidikan.

Salah satu upaya yang telah dilakukan misalnya dengan diberlakukan Manajemen Berbasis

Sekolah (MBS), yang implementasinya melalui 3 (tiga) demensi, yaitu : (1) dari dimensi

sentralistik menjadi otonomi sekolah; (2) dari dimensi pendekatan birokratik menjadi

professional, (3) dari dimensi keputusan pusat menjadi partisipatif. Melalui ketiga dimensi

tersebut menuntut perubahan pada tingkat satuan pendidikan seperti penyesuaian

kurikulum yang digunakan.

Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, hal itu
ditegaskan pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 36 Ayat (2). Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkanlah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh tiap satuan pendidikan yang selanjutnya
disebut Kurikulum Sekolah Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 13 tahun 2015 sebagai penyempurnaan terakhir dari PP 19 tahun 2005
bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan
1
dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
Proses penyelenggaraan pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menginginkan terwujudnya proses
berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa
depan. Tentu saja ini akan menjadi faktor cermin bagi tumbuh kembangnya bangsa dan
negara Indonesia sepanjang zaman. Apalagi dengan adanya perkembangan globalisasi
yang menimbulkan persaingan sehingga menuntut peningkatan kualitas yang lebih baik
secara berkelanjutan seluruh unsur sumber daya pendidikan. Perkembangan dan perubahan
secara terus-menerus ini menuntut penyempurnaan sumber daya pendidikan sebagai
bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Dari sekian banyak unsur sumber daya
pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang
berarti untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada
kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik
menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Hal tersebut merupakan bentuk
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, meliputi dimensi moral, akhlak,
budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan (head, heart, and hand).
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 1 Banjarangkan merupakan kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Banjarangkan
sesuai dengan amanat Peraturan Pemerinstah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasonal Pendidikan sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Sebagai implementasi dari peraturan yang berlaku, maka Kurikulum Sekolah Dasar
Negeri 1 Banjarangkan Tahun Pelajaran 2021/2022 sepenuhnya merujuk pada Kurikulum
2013 sebagai jabaran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI dan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 81 Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum, yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu merupakan bentuk KTSP berdasarkan Kurikulum 2013.

2
Adapun Kurikulum tersebut disusun dan dikembangkan oleh Tim Pengembang
Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan yang terdiri atas unsur sekolah, komite sekolah,
tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, pengawas sekolah, di bawah koordinasi Dinas
Pendidikan Kabupaten Klungkung.

B. HAL-HAL YANG MENDASARI PENYEMPURNAAN KURIKULUM


Secara mendasar Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan Tahun Pelajaran
2021/2022, sebagai pengembangan KTSP rintisan 2006 dilakukan karena adanya berbagai
hal mendasar seperti: tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan
eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola, perdalaman dan perluasan
materi.

1. Tantangan Internal

Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang
meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi
lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
Terkait dengan tantangan internal pertama, berbagai kegiatan dilaksanakan untuk
mengupayakan agar penyelenggaraan pendidikan dapat mencapai ke delapan standar yang
telah ditetapkan. Dalam Kurikulum 2013 empat (4) standar menjadi fokus inti yakni SKL,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Keterpaduan terlihat pada (1)
rekonstruksi kompetensi lulusan, dengan (2) kesesuaian & kecukupan, keluasan &
kedalaman materi, (3) revolusi pembelajaran dan (4) reformasi penilaian.
Terkait dengan perkembangan penduduk, SDM usia produktif yang melimpah
apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang
luar biasa besarnya. Namun apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya
akan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah
bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.

3
2. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan
tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pedagogik, serta berbagai fenomena negatif yang
mengemuka. Tantangan dalam dunia pendidikan seperti lain WTO, AFEC, kemajuan
teknologi informasi dan sebagainya, menuntut kompetensi masa depan kemampuan hidup
dalam masa global, berpikir kreatif dan kritis, kesiapan untuk bekerja, bertanggung jawab
terhadap lingkungan, dsb. Hal ini untuk mengatasi persepsi masyarakat dewasa ini bahwa
beban belajar saat ini terlalu berat, lebih menitikberatkan kognitif, dan kurang
mengembangkan karakter, sementara di luar kita terjadi fenomena negatif seperti
perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, dan sejenisnya.

3. Penyempurnaan Pola Pikir

Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud
apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Pergeseran itu meliputi proses
pembelajaran sebagai berikut:
a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
b. Dari satu arah menuju interaktif.
c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o. Dari pemikiran faktual menuju kritis.

p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.

Sejalan dengan itu, perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan
pendekatan baru dalam perumusan Standar Kompetensi Lulusan. Perumusan SKL di
dalam KBK 2004 dan KTSP 2006 yang diturunkan dari SI harus diubah menjadi
perumusan yang diturunkan dari kebutuhan.

4
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Pada Kurikulum 2013, penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar


kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan nasional, dan
kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian ditentukan kurikulumnya yang terdiri
dari kerangka dasar kurikulum dan struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak
diberikan kewenangan menyusun silabus, tapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih
diberikan kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani dengan
tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak dan memerlukan
penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan guru

5. Pendalaman dan Perluasan Materi


Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa hasil pendidikan kita masih di bawah
rata-rata Negara lain. Misalnya: Hasil studi internasional untuk reading dan literacy
(PIRLS) menunjukkan bahwa dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia
di SD kelas IV juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih dari 50%
siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Dalam kaitan itu, perlu
dilakukan langkah penguatan materi dengan mengevaluasi ulang ruang lingkup materi
yang terdapat di dalam kurikulum dengan cara meniadakan materi yang tidak esensial atau
tidak relevan bagi peserta didik, mempertahankan materi yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik, dan menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan
internasional. Di samping itu juga perlu dievaluasi ulang tingkat kedalaman materi sesuai
dengan tuntutan perbandingan internasional dan menyusun kompetensi dasar yang sesuai
dengan materi yang dibutuhkan.

C. LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM

Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan Tahun Pelajaran 2021/2022 dikembangkan


berdasarkan ketentuan yuridis, landasan filosofis, dan landasan empirik. Landasan yuridis
merupakan ketentuan hukum yang dijadikan dasar untuk pengembangan kurikulum dan
yang mengharuskan adanya pengembangan kurikulum termasuk kurikulum baru. Landasan
filosofis adalah landasan yang mengarahkan kurikulum kepada manusia apa yang akan
dihasilkan kurikulum. Landasan teoritik memberikan dasar-dasar teoritik pengembangan
kurikulum sebagai dokumen dan proses. Landasan empirik memberikan arahan
berdasarkan pelaksanaan kurikulum yang sedang berlaku di lapangan.
5
1. Landasan Yuridis

1) Undang-Undang Republk Indoesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional;
2) Undang-Undang Republk Indoesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan dosen;
3) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 sebagaimana terakhir disempurnakan
melalui Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
4) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
5) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana;
6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81.A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum2013, beserta lampiran-lampirannya;
7) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 57 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum Tahun 2013 Sekolah Dasar/Menengah;
8) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 62 Tahun 2014 Tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler;
9) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 63 Tahun 2014 Tentang
Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib;
10) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 79 Tahun 2014 Tentang
Pemberlakuan Muatan Lokal Kurikulum 2013;
11) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 160 Tahun 2014 Tentang
Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013;
12) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 21 tahun 2015 tentang Literasi;
13) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 82 tahun 2015 tentang
Pencegahan Dan Penanggulangan Tindak Kekerasan Di Lingkungan Satuan
Pendidikan;
14) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar Dan Menengah;
15) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tantang
Standa Isi Pendidikan Dasar dan Menangah ;
16) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
17) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
18) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nonor 75 Tahun 2017 tentang Komite
Sekolah;
19) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 tahun 2018 tentang Pemenuhan
Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah;
20) Peraturan Menteri Pendidikan nasional Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pendidikan
Karakter pada Satuan Pendidikan Formal;

6
21) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 37 Tahun 2018 tentang KI dan KD;
Pengelolaan Pendidikan;
22) Surat Edaran Mendikbud Nomer 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran;
23) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2019 tentang Penerimaan
Peserta Didik Baru pada TK,SD,SMP,SMA,SMK;
24) Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 Tahun 2020 tentang
Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan;
25) Surat Edaran Mendikbud Nomer 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Deseas
(COVID-19);
26) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan
Sastra Bali;
27) Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana
Adat Bali;
28) Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan
Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Bulan Bahasa Bali;
29) Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbunan
Sampah plastik Sekali Pakai;
30) Surat Edaran Gubernur Bali Nomer 51/Satgas Covid19/III/2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalamn Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19) di Provinsi Bali;
31) Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali Nomor
420/1636/DISDIKPORA tentang Kalender Pendidikan Provinsi Bali Tahun
Pelajaran 2021/2022;
32) Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Sampah;
33) Surat Edaran Bupati Klungkung nomor 854/Dikes/2020 tentang Peningkatan
Kewaspadaan Penyebaran Penyakit akibat Virus Corona (Covid-19) melalui Gerakan
Hygiene dan Sanitasi Lingkungan.

2. Landasan Filosofis

Secara singkat kurikulum dimaksudkan untuk membangun kehidupan masa kini


dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan pretasi bangsa di
masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan.
Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang,
menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan pretasi bangsa di
masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota
masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas
kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan

7
keberlanjutan kehidupan bangsa dan warganegara di amsa mendatang. Dengan tiga
dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam
lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai
warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini
yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.

3. Landasan Empiris

Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-bayang resesi
dunia. Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan ditingkatkan. Generasi
muda berjiwa wirausaha yang tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan mandiri, sangat diperlukan
untuk memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Generasi seperti ini
seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam, namun karena hasil gemblengan pada
tiap jenjang satuan pendidikan dengan kurikulum sebagai pengarahnya.
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi
ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil
apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Maka, kurikulum harus mampu
membentuk manusia Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan
masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan
untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.
Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus
pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa
generasi muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada
kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut berhulu dari kurikulum, namun beberapa ahli
pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah
implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan
peserta didik di ruang belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik.
Oleh karena itu, kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar
dan kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini.
Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran
berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar ini
bahkan secara kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke
sekolah. Beban belajar ini salah satunya berhulu dari banyaknya matapelajaran yang ada di
tingkat sekolah dasar. Maka, kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada

8
peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung, dan pembentukan
karakter.
Berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi,
termasuk masih adanya kecurangan di dalam Ujian Nasional menunjukkan mendesaknya
upaya menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi melalui kegiatan pembelajaran di
dalam satuan pendidikan. Maka, kurikulum harus mampu memandu upaya karakterisasi
nilai-nilai kejujuran pada peserta didik.
Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata
mempengaruhi secara negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin berkurangnya
sumber air bersih adanya potensi rawan pangan pada berbagai beahan dunia, dan
pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi generasi muda di masa kini
dan di masa yang akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun
kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan
kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu
lingkungan dan ketahanan pangan.
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus
terus ditingkatkan. Hasil riset PISA (Program for International Student Assessment), studi
yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA menunjukkan peringkat
Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS
(Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia
berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang
komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan
pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil-hasil ini menunjukkan perlu ada
perubahan orientasi kurikulum, dengan tidak membebani peserta didik dengan konten
namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk
berperanserta dalam membangun negaranya pada abad 21.

4. Landasan Teoritis

Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan Tahun Pelajaran 2021/2022 yang


dikembangkan berdasarkan Kurikulum 2013 secara teoritis dilandasi atas dasar teori
“pendidikan berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum
berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan
standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara untuk suatu jenjang pendidikan.
Standar bukan kurikulum dan kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu

9
mencapai kualitas standar nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan
sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan.
Kompetensi adalah kemampuan sesorang untuk bersikap, menggunakan
pengetahuan dan ketrampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan
lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk
mengembangkan sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membangun
kemampuan yang dirumuskan dalam SKL. Hasil dari pengalaman belajar tersebut adalah
hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas yang dinyatakan
dalam SKL

D. PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

Pengembangan Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan Tahun Pelajaran 2021/2022


mengacu pada:
1. Peningkatan Iman dan Taqwa serta Akhlak Mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta akhlak
mulia.
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan
moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggungjawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat
global, memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja,
kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan.
Kurikulum harus mampu menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan
kemampuan-kemampuan ini dalam proses pembelajaran.

10
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat Sesuai dengan Tingkat
Perkembangan serta Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, pengembangan kurikulum
diarahkan untuk meningkatkan minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial,
spiritual, dan kinestik peserta didik.
4. Keragaman Potensi, Karakteristik Daerah, dan Lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Demikian pula halnya
dengan lingkungan, potensi, serta karakteristik yang mungkin berbeda dengan
daerah lainnya. Oleh karena itu, kurikulum memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah yang
terlaksana melalui pembelajaran secara akademis maupun non akademis melalui
ekstrakurikuler serta pengembangan diri.
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom
dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya
harus ditampung berimbang dan saling mengisi.
6. Tuntutan Dunia Kerja
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan berorientasi kepada pembelajaran
pada penanaman dasar-dasar pendidikan berkelanjutan yang menuju dunia kerja.
Pengalaman pembelajaran tersebut dilakukan sesuai dengan potensi yang dimiliki
oleh peserta didik, tuntutan masyarakat, serta dasar-dasar sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang sekolah yang lebih tinggi dilaksanakan
sebagai kegiatan yang terstruktur mapun tak terstruktur.
7. Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEK sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEK sehingga tetap relevan dan konstektual dengan perubahan.

11
Oleh karena itu, kurikulum dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta
ahlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung
peningkatan iman, taqwa, dan akhlak mulia.

9. Dinamika Perkembangan Global


Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa,
yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar
bangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu
bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku
dan bangsa lain.

10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaaan


Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI. Pengembangan
pendidikan karakter bangsa adalah salah satu wujud nyata dalam menanamkan
nilai-nilai kebangsaan dan persatuan bangsa.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat
Pengembangan Kurikulum dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat Ubung dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan
dan apresiasi pada budaya tersebut terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum
mempelajari budaya dari daerah lain.
12. Kesetaraan Gender
Demi terjaminnya kesetaraan gender, SD Negeri 1 Banjarangkan menerapkan satu
jenis kurikulum pada setiap tingkat kelas, tanpa membedakan pemberlakukan
berdasarkan gender. Penyesuaian keterampilan serta jenis kegiatan fisik adalah
halyang tetap menjadi perhatian sekolah untuk menjaga keseimbangan antara
peserta didik laki-laki dengan peserta didik perempuan.
12
13. Karakteristik Satuan Pendidikan

Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas SD Negeri 1


Banjarangkan dengan landasan utama yakni visi dan misi sekolah.

E. MEKANISME PENGELOLAAN
Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan dikembangkan dengan memperhatikan 7
(tujuh) mekanisme pengelolaan sebagai berikut:
1. Berpusat Pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta
Didik, serta Lingkungannya
Pengembangan kurikulum berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan kompetensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki
posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Sebagai
implementasi dari prinsip ini, SD Negeri 1 Banjarangkan melaksanakan
pengembangan diri seperti majejahitan, budaya bali, kepramukaan, tari/tabuh
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untk belajar di berbagai
perkumpulan masyarakat sampai dengan memiliki keterampilan yang layak.

2. Beragam dan Terpadu


Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan dikembangkan dengan memperhatikan
keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama,
suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan
diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan, kesinambungan yang
bermakna, dan tepat antarsubstansi.

13
3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan dikembangkan atas dasar kesadaran
bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Penyelenggaraan majalah dinding (jurnalistik),
pendidikan komputer, latihan menari, dan sejenisnya merupakan aplikasi dari
prinsip ini.

4. Relevan dengan Kebutuhan Kehidupan


Pengembangan kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan dilakukan dengan
melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan sesuatu hal
yang sangat penting untuk dikembangkan.

5. Menyeluruh dan Berkesinambungan


Substansi kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan mencakup keseluruhan dimensi
kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang kelas sesuai dengan SI dan
SK minimal serta keterpaduannya dengan kepentingan daerah dan masyarakat.

6. Belajar Sepanjang Hayat


Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan diarahkan kepada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan
yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

14
7. Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah
Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan moto Bhinneka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

F. ALISIS KONTEKS
1. Kondisi Nyata dalam Situasi Normal
Bertolak dari Prinsip Pengembangan dan Mekanisme Pengelolaan sebagaimana
diatur dalam perundangan-undangan yang berlaku, maka kondisi nyata SD Negeri 1
Banjarangkan adalah sebagai berikut:
1) Sebagai sekolah pelaksana Kurikulum 2013, SD Negeri 1 Banjarangkan telah
melaksanakan Kurikulum 2013 melalui:
a) Penyempurnaan standar isi melalui pengembangan Kurikulum
berdasarkan panduan penyusunan Kurikulum 2013, baik pada struktur,
muatan kurikulum, maupun pada beban belajar, termasuk di dalamnya
pada penyusunan RPP.
b) Penyempurnaan pada SKL mengacu pada tiga dimensi pokok yakni
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
c) Penyempurnaan standar proses melalui proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata
pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) dengan
mengaitkan pada pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning dan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah(project based
learning).
d) Penyempurnaan standar penilaian dengan melakukan penilaian berbasis
kelas melalui penilaian autentik. Secara ideal penilaian otentik
(authentic assesment) menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut
akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau
bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional
effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran
15
2) Komponen perubahan di atas belum sepenuhnya dapat dilaksanakan secara
optimal, diakibatkan berbagai keterbatasan sumber daya, khususnya sumber
daya guru. Hal ini terlihat dari:
a) belum konsistennya guru melalukan penyusunan RPP sebagaimana
tuntutan proses pembelajaran autentik
b) Proses pembelajaran autentik yang mengedepankan student centered
dengan menekankan proses pembelajaran yang terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, belum terlaksana
secara berkelanjutan. Pada hari-hari tertentu masih tampak guru
mendominasi proses pembelajaran.
c) Penilaian autentik yang idealnya menggunakan berbagai jenis
penilaian, belum bisa terlaksana sepenuhnya, khususnya pada penilaian
proses, lebih-lebih lagi untuk penilaian sikap.
3) Muatan mata Pelajaran Matematika diajarkan sebagai mata pelajaran yang
berdiri sendiri sejak tahun pelajaran 2017/2018 memerlukan sarana pendukung
beupa buku secara khusus, namun buku dimaksud belum tersedia secara
optimal.
4) Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi belum sepenuhnya bisa
dilaksanakan, baru pada tingkat teknologi informasi dan komunikasi sebagai
media pembelajaran dalam jumlah terbatas.
5) Muatan Lokal Bahasa Bali sebagai kegiatan kurikuler yang dapat mendukung
potensi lokal (local genius) sudah memiliki KI dan KD berdasarkan Peraturan
Gubernur No. 20 tahun 2013, namun dalam implementasikan pada
pengembangkan perangkat pembelajaran dan proses belum optimal akibat
keterbatasan buku penunjang yang relevan.
6) Muatan Lokal Bahasa Inggris belum dapat diimplementasikan sesuai tuntutan
kurikulum 2013 akibat keterbatasan sekolah dalam mengembangkan KI-KD
Demikian pula pada proses dan penilaiannya.
7) Pengembangan diri telah berjalan dengan baik namun belum sepenuhnya dapat
memenuhi tuntutan potensi peserta didik.

16
2. Kondisi Nyata Akibat Pandemi Virus Covid-19
a. Kondisi Nyata Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran dengan pola belajar dari rumah sebagai akibat adanya situsi
pandemi virus Covid-19 yang dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) belum
bisa terlaksana yang diakibatkan oleh beberapa faktor:
1) Kesiapan guru dalam memandu secara daring belum optimal
2) Orang tua belum mampu secara optimal mendampingi putra/putrinya dalam
belajar dari rumah
3) Kondisi jaringan sering kali mengalami hambatan/lelet sehingga menyulitkan
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya secara mandiri
4) Proses pembelajaran menjadi monoton akibat waktu proses pembelajaran dari
rumah cukup lama (lebih dari 3 bulan)
5) Proses pengiriman tugas-tugas siswa terkadang tidak lengkap akibat berbagai
gangguan perangkat

b. Kondisi Nyata Kegiatan Pengelolaan Sekolah


1) RKAS tahun 2021 yang disusun Desember 2021 masih belum optimal
mengadopsi tentang penganggaran penanggulangan penyebaran Covid-19
2) Pelaporan kepada pihak atasan (Korwil, Disdik) tidak bisa dilakukan secara
manual
3) Komunikasi dan koordinasi dengan semua pihak khususnya Dewan Guru, Staf,
dan Komite tidak bisa secara setiap hari sebagaimana dalam situsi normal
4) Penilaian Tengah Semester (PAS) Genap, Penilaian Akhir Tahun (PAT) tidak
bisa terlaksana secara efektif
5) Ujian Sekolah tidak dapat dilaksanakan
6) Perayaan Kenaikan kelas tidak dapat dilaksanakan seperti dalam kondisi
normal
7) Pelepasan siswa kelas VI tidak dapat dilaksanakan seperti dalam kondisi
normal
8) PPDB untuk Tahun Pelajaran 2021/2022 masih bisa secara manual
9) Supervisi pembelajaran guru tidak bisa secara efektif sesuai program

17
3. Upaya Pemenuhan dalam Situasi Normal

Jika proses pembelajaran dapat berjalan secara normal sebagaimana sebelum terjadinya
pandemi Covid-19 maka mengatasi kekurangan-kekurangan yang terjadi maka SD
Negeri 1 Banjarangkan Tahun Pelajaran 2021/2022 melakukan berbagai upaya
penyempurnaan sebagai berikut :
1) Peningkatan wawasan Guru dengan jalan melaksanakan PKG dan PKB di tingkat
sekolah dan KKG atau bintek di Tingkat Gugus untuk meningkatkan kompetensi
guru dalam pemenuhan standar isi melalui penyusunan RPP sesuai tuntutan
proses pembelajaran saintifik.
2) Pengembangan standar proses secara bertahap akan diarahkan pada pendekatan
ilmiah (scientific), tematik terpadu dengan mengaitkan pada pembelajaran
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning dan pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah(project
based learning)sesuai dengan tuntutan kondisi ideal, sebagaimana diuraikan di
atas.
3) Sekolah secara bertahap mengalokasikan dana yang lebih besar untuk
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta penyediaan sumber
daya yang lainnya.
4) Akan dilakukan pengkajian terhadap potensi daerah setempat sehingga muatan
lokal lebih variatif dan benar-benar dapat mengembangkan potensi peserta didik.
5) Guru akan diberikan peranan yang lebih luas dalam menganalisis KI dan KD
sehingga mampu mengkaji dan menemukan materi , media dan sumber belajar
yang tepat untuk dapat menuntaskan kompetensi dasar tersebut serta dapat
merancang strategi dan metode yang tepat dalam mengelola pembelajaran
sehingga kompetensi profesionalnya meningkat secara berkelanjutan. Hal ini
akan berpengaruh pada kenaikan KKM yaitu dari sisi kompetensi daya
dukungnya.
6) Melengkapi KI-KD muatan lokal Bahasa Inggris dengan mengacu pada hasil
KKG baik KKG Kecamatan maupun KKG Gugus.
7) Mengatasi persoalan belajar dari rumah, dilakukan dengan mengintensifkan
komunikasi dengan orang tua siswa dan membuka WA untuk menampung
keluhan, pertanyaan, atau hal-hal lain yang ingin dikomunikasikan.
8) Bagi anak-anak yang tidak memungkinkan proses pembelajaran secara daring,
diberikan tugas-tugas secara luring (luar jaringan) yang penyetorannya
dilaksanakan saat anak-anak masuk sekolah atau melalui pengumpulan

18
4. Upaya Pemenuhan dalam Situasi New Normal (Tatanan Kehidupan Era Baru)
a. Upaya Pemenuhan (Solusi) dalam Situasi New Normal (Tatanan Kehidupan Era
Baru ) Proses Pembelajaran:
1) Melakukananalisis dan pemetaan kesulitan-kesulitan pembelajaran secara jarak
jauh pada tahun pelajaran 2020/2021 untuk dicarikan solusinya pada tahun
pelajaran 2021/2022
2) Mendayagunakan seluruh komponen pendidikan dalam rangka menjamin
terlaksananya pembelajaran (daring dan luring) dengan materi yang tidak
terlalu membenbani siswa:
a) Bersama Tim Pengembang Kurikulum Sekolah (TPK) mengembangkan
kurikulum dan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi darurat bencana
covid-19 ini melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi. Langkah ini
sangat penting mengingat bahwa proses pembelajaran masih dilakukan
menggunakan metode jarak jauh dalam jaringan (daring) dan proses tatap
muka atau luar jaringan (luring);
b) Melalui KKG mini secara virtual dan atau secara langsung membuat peta
dan sebaran materi yang akan dilaksanakan/dibahas selama pandemi Covid-
19 dan masa new normal (kehidupan era baru), serta meminta para guru
antar mata pelajaran untuk dapat berkolaborasi dan mengatur jadwal
sehingga beban tugas peserta didik tidak terlalu tinggi dan menumpuk.
3) Memberikan semangat dan apresiasi kepada guru, siswa dan orangtua:
a) Pemberian motivasi kepada para guru agar apapun kendala dan
permasalahan yang dihadapi oleh guru selama proses pembelajaran jarak
jauh melalui pemanfaatan media daring dapat diatasi secara bersama-sama.
Guru mengajar online artinya membutuhkan ekstra energi untuk
menyiapkan materi, kuota, dan lain-lain;
b) Memberikan kata-kata motivasi dan juga himbauan agar dalam masa masa
yang penuh kebosanan ini siswa tetap bersemangat melakukan
aktivitas/tugasnya di rumah. Orangtua pun demikian, banyak yang merasa
kewalahan ketika mendampingi anak-anaknya sebagai ”guru dadakan” di
rumah;
c) Mengirimkan kalimat apresiasi dan ungkapan terimakasih kepada segenap
orangtua melalui whatsapp (WA) grup paguyuban seluruh kelas dengan

19
harapan seluruh orangtua di samping tetap semangat mendapingi anak-
anaknya juga dapat memberikan feedback yang sangat responsif terhadap
proses peningkatan pembelajaran jarak jauh. Hal ini sejalan dengan petuah
Ki Hajar Dewantara, “Ing Madya Mangun Karsa” ketika semangat orang
tua mulai melemah akibat waktu belajar jarak jauh yang cukup lama.
4) Menyiapkan berbagai LKS sebagai tahap antisipasi terhadap proses
pembelajaran yang tidak dapat berjalan secara daring namun proses belajar di
umah dapat berjalan efektif.
b. Upaya Pemenuhan (Solusi) dalam Situasi New Normal (Tatanan Kehidupan Era
Baru ) secara Manajerail
1) Mentransformasikan laporan tugas ke dalam bentuk daring untuk Dinas
Pendidikan;
Seluruh pemangku kepentingan sekolah yang bertugas dan menjabat untuk
menyusun rencana kerja darurat untuk dilaporkan setiap harinya. Laporan
tersebut secara terperinci seperti deskripsi kegiatan dan bukti fisik seperti foto
dan lain-lain. Laporan dikirim melalui google form sehingga memudahkan
semua pemangku kepentingan sekolah dalam pelaporan dan bertanggungjawab
atas tugas dan kinerja masing-masing.
2) Melakukan komunikasi multi arah dan atau kerja sama dengan berbagai pihak
dalam upaya ikut mengatasi penyebaran covid-19
Wabah yang sedang berlangsung ini sangat memprihatinkan dan tentu saja pihak
sekolah harus ikut andil dalam melakukan upaya upaya pencegahan penyebaran
Covid-19.
Dalam hal ini sekolah bisa bekerja sama dengan Puskesmas, PMI, berbagai
Relawan dalam memutus sebaran civid-19 termasuk juga dalam hal
penyemprotan disinfektan (disinfectant spray) di lingkungan sekolah agar
sekolah siap digunakan pada waktunya. Selain itu, para siswa diajarkan untuk
membuat disinfektan sendiri dan menjadi agen pencegahan covid 19 di
rumahnya masing-masing
3) Melaksanakan pertemuan-pertemuan dengan pihak terkait (dewan guru, komite,
Koriwil Disik, dll) secara virtual terkait berbagai hal tentang pelaksanaan
pendidikan pada masa new normal
4) Pengumuman kelulusan dilaksakan secara daring melalui grup WA paguyuban
kelas VI
20
5) Kenaikan kelas dilaksanakan secara daring dan atau dengan mengundang orang
tua secara bertahap dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan.
6) PPDB dilaksanakan secara daring melalui aplikasi yang disiapkan oleh Disdik,
baik proses pendaftarannya maupun data anak yang diterima.

G. TUJUAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan disusun sebagai acuan pelaksanaan
pendidikan di SD Negeri 1 Banjarangkan agar dapat memberi kesempatan peserta
didik untuk :
1. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2. belajar untuk memahami dan menghayati,
3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,dan
4. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan serta belajar untuk hidup bersama
sehingga berguna bagi masyarakat,bangsa , negara dan peradaban dunia

21
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN

A. VISI
1. Visi :

“” Unggul Dalam Pretasi,Trampil,Mandiri Berdasarkan


Imam Dan Taqwa”
IndikatorVisi :
* Unggul dalam penin gkatan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
dan Aktivitas Agama
* Unggul Dalam Perolehan Nilai Ujian
* Unggul dalam persaingan melanjutkan kejenjang prndidikan yanglebih
tinggi
* Unggul dalam olimpiade MIPA
* Unggul dalam lomba siswa berprestasi
* Unggul dalam lomba cerdas cermat
* Unggul dalam lomba seni
* Unggul dalam lomba olahraga

B. MISI
Mewujudkan kualitas proses dan pelayanan menuju kecerdasan komprehensif
dan kompetitif melalui kolaborasi komitmen, disertai kreativitas dan inovatif
berlandaskan harmonisasi hubungan dengan Tuhan, Lingkungan, dan dengan
sesama manusia

1. Membangun insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengembangkan semangat kompetitif dan sportivitas dalam bidang akademik dan


non akademik.

3. Mengembangkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan yang sesuai


dengan perkembangan pembelajaran era 4.0.

4. Membangun hubungan dan kerjasama dengan stakeholder.

5. Mengembangkan prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

22
6. Mengembangkan gerakan literasi sekolah.

7. Menanamkan nilai-nilai karakter melalui keteladanan dan pembiasaan.

C. TUJUAN
1. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggungjawab

2. TUJUAN PENDIDIKAN DASAR


Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

3. TUJUAN PENDIDIKAN SD NEGERI 1 BANJARANGKAN


Merujuk pada tujuan pendidikan dasar tersebut, maka tujuan Sekolah Dasar
Negeri 1 Banjarangkan adalah sebagai berikut:
1. Terselenggaranya proses pembelajaran berbasis kelas dengan pola PAKEM
(Pembelajaran Aktif Kreatif Efektif, dan Menyenangkan)
2. Terselenggaranya penata kelolaan manajerial inovatif dan realistis berbasis kelas
3. Terwujudnya fungsi guru sebagai pemberi pelayanan kepada peserta didik secara
komunikatif dan senantiasa menghargai prestasi orang lain.
4. Terwujudnya siswa yang cerdas, penuh keingintahuan, suka bekerja keras,
disiplin, dan jujur, serta sehat jasmani dan rohani
5. Terciptanya komitmen tinggi dilandasi iklim yang kompetitif di kalangan guru dan
siswa, namun tetap berdasarkan toleransi dan menjunjung tinggi nilai-nilai
demokratis
6. Terwujudnya sinergi komitmen semua komponen pendukung sekolah
7. Terwujudnya kreativitas untuk selalu mengisi diri secara kreatif dalam menemukan
inovasi pembelajaran
8. Terselenggaranya budaya ketakwaan, kebiasaan hidup bersih, dan peduli
lingkungan

23
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

Mulai Tahun Pelajaran 2021/2022 SD Negeri 1 Banjarangkan sepenuhnya


menggunakan model Kurikulum 2013, maka kerangka dasar dan struktur kurikulum
dijabarkan sbb:

A. Struktur Kurikulum dan Muatan Kurikulum


Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan
beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan
aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang
digunakan untuk kurikulum adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.

Secara Nasional Struktur Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut


ALOKASI WAKTU BELAJAR
MATA PELAJARAN PER MINGGU
I II III IV V VI
Kelompok A    
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
.
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 6 6 4 4 4
.
3 Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7
.
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
.
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
.
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

24
.
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya *) 4 4 4 5 5 5
.
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan*) 4 4 4 4 4 4
.
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36
= Pembelajaran Tematik Integratif

Keterangan:
1. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran
Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah
kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi
dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah
2. Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari
konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku
untuk kelas I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar
IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang
ada untuk kelas IV, V dan VI
3. Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila
daerah merasa perlu untuk memisahkannya.
4. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu
untuk tiap matapelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai
kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan
5. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal
yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik
6. Beban belajar di SD :
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a. Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu.
o Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran.

25
o Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaran.
o Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pembelajaran.
o Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam
pembelajaran.

b. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.


c. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit
18 minggu dan paling banyak 20 minggu
d. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 20 minggu
e. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan
paling banyak 16 minggu
f. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling
banyak 40 minggu
Bertolak dari hal tersebut maka Strukrur dan Muatan mata pelajaran dalam Kurikulum SD
Negeri 1 Banjarangkan Tahun Pelajaran 2021/2022 adalah sebagai berikut :
Alokasi Waktu
No Komponen Kelas
I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Kewarganegaraan 5 5 6 4 4 4
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakaryaa 4 4 4 5 5 5
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan
2 4 4 4 4 4 4
Kesehatan
Kelompok C (Muatan Lokal)
1 Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali 2 2 2 2 2 2
2 Bahasa Inggris - 2 2 2 2
Ekstrakurikuler
1 Wajib (Pendidikan kepramukaan) 3)*
2 Pilihan /Pengembangan Diri : 3)*
a. Krida:
 Palang Merah Remaja (PMR)
b. Kelompok Seni Budaya:
 Seni Tari
 Seni Tabuh
 Seni Lukis

26
 Seni Sastra
 Seni Musik
 Mesatua Bali
 Macepat
 Pesantian
 Cerita Rakyat
c. Klub Olahraga Bakat/Prestasi:
 Renang
 Bulu Tangkis
 Tenis Meja
 Catur
 Olahraga Tradisional
 Petanque
 Panahan
 Futsal
Jumlah jam kelompok A, B, dan C 32 34 38 40 40 40
*) Jumlah jam Ekstrakurikuler eqwivalen dengan 3 jam pelajaran

Catatan :
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Matematika, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan dilaksanakan sebagai Muatan mata pelajaran yang diajarkan sebagai
mata pelajaran yang berdiri sendiri.
b. Bahasa Bali Kelas I sampai dengan VI sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri
bukan bagian dari SBdP atau PJOK karena masing-masing memiliki KD sendiri-
sendiri
c. Penambahan B.Bali di Kelas I dengan alokasi waktu 2 jam, sehinggga beban mengajar
Kelas I menjadi 32 jam perminggu
d. Penambahan B.Bali di Kelas II dengan alokasi waktu 2 jam, sehinggga beban
mengajar Kelas I menjadi 34 jam perminggu
e. Penambahan B.Bali dan B.Inggris di Kelas III dengan alokasi waktu @2 jam,
sehinggga beban mengajar Kelas I menjadi 38 jam perminggu
f. Penambahan B.Bali dan B.Inggris di Kelas IV-VI dengan alokasi waktu @2 jam ,
sehinggga beban mengajar Kelas IV-VI menjadi 40 jam perminggu.
g. Pelaksanaan ektrakurikuler menyesuaikan dengan situasi masa tatanan kehidupan baru
(new normal)

B. Karakteristik Kurikulum Berdasarkan Kurikulum 2013

Berdasarkan eksistensi Kurikulum 2013, maka Kurikulum SD Negeri 1


Banjarangkan adalah kurikulum berbasis kompetensi. Kurikulum berbasis kompetensi
adalah outcomes-based curriculum dan oleh karena itu pengembangan kurikulum
diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Demikian pula

27
penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi.
Keberhasilan kurikulum dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam
dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.

Kompetensi untuk Kurikulum 2013 dirancang sebagai berikut:


1. Isi atau konten kurikulum yaitu kompetensi dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti
(KI) kelas dan dirinci lebih lanjut dalam Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran.
2. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi
dalam aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan (kognitif dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti adalah kualitas yang harus dimiliki seorang peserta didik untuk setiap
kelas melalui pembelajaran KD yang diorganisasikan dalam proses pembelajaran siswa
aktif.
3. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk
suatu tema untuk SD/MI.
4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar di jenjang pendidikan menengah diutamakan
pada ranah sikap sedangkan pada jenjang pendidikan menengah pada kemampuan
intelektual (kemampuan kognitif tinggi).
5. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris (organizing elements) Kompetensi Dasar
yaitu semua KD dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi
dalam Kompetensi Inti.
6. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).
7. Silabus dikembangkan sebagai rancangan belajar untuk satu tema (SD/MI). Dalam
silabus tercantum seluruh KD untuk tema atau mata pelajaran di kelas tersebut.
8. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dikembangkan dari setiap KD yang untuk mata
pelajaran dan kelas tersebut.

C. Proses Pembelajaran

1. Pembelajaran intrakurikuler
Pembelajaran Intrakurukuler didasarkan pada beberapa prinsip berikut:

28
a. Proses pembelajaran intra-kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan
dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah,
dan masyarakat.
b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk
menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan
(excepted).
d. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu
pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara
langsung (direct teaching), ketrampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten
yang bersifat developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara
langsung (direct teaching), sedangkan sikap adalah konten developmental dan
dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak langsung (indirect teaching).
e. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmentaldilaksanakan
berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya, dan saling
memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan belajar
yang terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak
langsung bukan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) karena sikap yang
dikembangkan dalam proses pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam
silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui
kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan,
tulis), menganalis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun
cerita/konsep), mengkomunikasi-kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan
lain-lain).
h. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai
kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan
berdasarkan kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan
tugas setiap peserta didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu,
kelompok atau kelas sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta didik.
i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan
kompetensi pada tingkat memuaskan.

29
2. Pembelajaran ekstrakurikuler

Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang


dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap
minggu. Kegiatan ekstra-kurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah
kegiatan ekstrakurikuler wajib, sedangkan pilihan tergantung dari potensi dan karakteristik
masing-masing sekolah. Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan
sebagai unsur pendukung kegiatan intrakurikuler.

3. Kompetensi Lulusan SD
Konstruski SKL SD bersifat holistik yakni memiliki sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, didukung oleh Semua Materi atau Mapel yang terintegrasi secara Vertikal
maupun Horizontal. Lulusan SD/MI/SDLB*/Paket A memiliki sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut.

SD/MI/SDLB*/Paket A
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif
dalam ranah konkret dan abstrak sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya.

4. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar


Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada
kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
a. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;

30
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

c. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan


d. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan

Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan


kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik,
kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi
empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1) Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2) Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan
KI-2;
3) Kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan
KI-3; dan
4) Kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan
KI-4.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah bahwa tahun pelajaran 2021/2022,


pelaksanaan Kurikulum berdasarkan panduan Kurikulum 2013, maka KI – KD pada Kelas
I s.d. VI SD untuk SD Negeri 1 Banjarangkan sesuai dengan Permendikbud No. 24 tahun
2016 (terlampir)

D. Muatan Lokal
1. Muatan Lokal Bahasa Bali
a). Latar Belakang
Bahasa Bali memiliki peran yang sangat sentral dalam kehidupan dan peradaban
masyarakat Bali. Sebagai salah satu karekteristik masyarakat Bali. Tentu Bahasa Bali
harus tetap dilestarikan guna menjaga keunggulan lokal. Melalui pembelajaran Bahasa
Bali diharapkan dapat mengembangkan intelektual, sosial, emosional peserta didik.
Sehubungan dengan hal tersebut, mengingat pentingnya melestarikan bahasa local maka
Bahasa Bali digunakan sebagai salah satu muatan lokal.

b). Tujuan
1) Menumbuhkan etika siswa dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan
etika yang berlaku dalam masyarakat Bali baik secara lisan maupun tulis
2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Bali sebagai bahasa daerah dan
bahasa ibu

31
3) Memahami Bahasa Bali dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan
4) Menggunakan Bahasa Bali untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra Bali untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa Bali
6) Menghargai dan membanggakan sastra Bali sebagai budaya dan hasil intelektual
masyarakat Bali.
c). Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Bali mencakup kemampuan berkomunikasi
lisan secara terbatas dan konteks sekolah, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1) Mendengarkan
2) Berbicara
3) Membaca
4) Menulis

32
KOMPETENSI INTI (KI) DAN K0MPETENSI DASAR (KD)
KLAS I

KI KD INDIKATOR
1. Menerima dan 1.1 Menerima anugerah Tuhan 1.1.1 Melaksanakan doa
menjalankan ajaran Yang Maha Esa berupa bersama karena
agama yang dianutnya bahasa Bali yang dikenal kita dilahirkan
sebagai aset budaya bangsa memiliki anggota
dan sarana belajar di tengah tubuh yang
keberagaman bahasa daerah sempurna
1.2 Menerima keberadaan 1.1.2 Melaksanakan doa
Tuhan Yang Maha Esa atas bersama atas
penciptaan manusia dan ciptaan Tuhan
bahasa yang beragam serta 1.1.3 Melaksanakan doa
benda-benda di alam sekitar bersama karena
kita memiliki
keluarga yang
lengkap
1.1.4 Melaksanakan doa
bersama karena
Tuhan
menciptakan alam
semesta
1.1.5 Melaksanakan doa
bersama karena
Tuhan
menciptakan alam
semesta

2. Memiliki perilaku jujur, 2.1 Memiliki kepedulian dan 2.1.1 Mengenali bagian-
disiplin, tanggung rasa ingin tahu terhadap bagian anggota
jawab, santun, peduli, keberadaan wujud dan sifat tubuh dalam
dan percaya diri dalam benda serta peristiwa siang bahasa Bali
berinteraksi dengan dan malam dengan melalui menyimak
keluarga, teman, dan menggunakan bahasa Bali penjelasan guru
guru 2.2 Memiliki rasa percaya diri 2.1.2 Mengamati gambar
terhadap keberadaan tubuh ( Misal : Rumah
dengan menggunakan dan lingkungan
bahasa Bali yang bersih dan
2.3 Memiliki perilaku santun sehat )
dan sikap kasih sayang 2.3.1 Mengamati
dengan menggunakan gambar anggota
bahasa Bali keluarga
2.4 Memiliki kedisiplinan dan 2.3.2 Memiliki perilaku
tanggung jawab merawat santun dalam
tubuh agar sehat dan bugar menceritakan
dengan menggunakan pengalaman sendiri
bahasa Bali dengan bahasa

33
KI KD INDIKATOR
2.5 Memiliki perilaku santun lisan
dan jujur dalam hal 2.4.1 Memiliki rasa
kegiatan dan bermain di disiplin dalam
lingkungan dengan melaksanakan
menggunakan bahasa Bali tugas menjaga
keluarga
2.4.2 Memiliki rasa
disiplin dalam
melaksanakan
tugas menjaga
lingkungan
2.5.1 Memiliki perilaku
santun dan jujur
dalam
melaksanakan
kegiatan di
lingkungan melalui
petunjuk guru
3. Memahami 3.1 Mengenal teks deskripsi 3.1.1 Menyebutkan
pengetahuan faktual tentang anggota tubuh dan bagian-bagian
dengan cara mengamati panca indra, wujud dan sifat anggota tubuh
[mendengar, melihat, benda, serta peristiwa siang secara lisan
membaca] dan menanya dan malam dengan bantuan 3.1.2 Menunjukkan
berdasarkan rasa ingin guru atau teman dalam bagian-bagian
tahu tentang dirinya, bahasa Bali lisan dan tulis anggota tubuh
makhluk ciptaan Tuhan 3.2 Mengenal petunjuk/arahan 3.1.3 Mengurutkan huruf
dan kegiatannya, dan tentang perawatan tubuh menjadi sebuah
benda-benda yang serta pemeliharaan kata tentang
dijumpainya di rumah, kesehatan dan kebugaran bagian-bagian
sekolah tubuh dengan bantuan guru tubuh
atau teman dalam bahasa
Bali lisan dan tulis
3.3 Memperkenalkan diri dan
keluarga dengan kalimat
sederhana dan santun
melalui bantuan guru atau
teman dalam bahasa Bali
lisan dan tulis
3.4 Mengenal bagan silsilah 3.4.1 Menyebutkan
tentang anggota keluarga tentang anggota
dan kerabat dengan bantuan keluarga
guru atau teman dalam 3.4.2 Mengamati gambar
bahasa Bali lisan dan tulis anggota keluarga
3.4.3 Membaca nyaring
teks cerita tentang
keluarga
3.4.5 Melaksanakan
tanya jawab
tentang isi teks
34
KI KD INDIKATOR
cerita diri
3.4.6 Menyebutkan ciri-
ciri rumah dan
lingkungan sehat,
manfaat kebersihan
bagi kesehatan
3.4.7 Menceritakan isi
gambar
3.4.8 Menyebutkan alat-
alat kebersihan
3.4.9 Menyebutkan cara
merawat rumah
dan lingkungan
agar tetap bersih
dan sehat, manfaat
merawat bagian-
bagian tubuh
3.4.10 Menyebutkan
peristiwa alam
yang pernah
terjadi
dilingkungannya
3.4.11 Menyebutkan
tanda-tanda
kejadian
peristiwa alam
3.4.12 Menulis
beberapa kata
baru menjadi
kalimat
sederhana yang
menggambarkan
suasana peristiwa
alam

4. Menyajikan 4.1 Membaca nyaring suku 4.1.1 Mewarnai salah


pengetahuan faktual kata dan kata dengan lapal satu gambar
dalam bahasa yang jelas yang tepat tentang deskripsi anggota tubuh
dan logis dan sistematis, anggota tubuh dan 4.2.1 Melakukan
dalam karya yang estetis pancaindra, wujud dan sifat permainan
dalam gerakan yang benda, serta peristiwa siang kata/kruna
mencerminkan anak dan malam secara mandiri menjadi kalimat
sehat, dan dalam dalam bahasa Bali lisan dan dengan kartu-kartu
tindakan yang tulis kata
mencerminkan perilaku
anak beriman dan
berakhlak mulia
4.2.2 Melakukan
4.2 Mempraktekkan teks permainan untuk
35
KI KD INDIKATOR
arahan/petunjuk tentang mengenal huruf-
merawat tubuh serta huruf yang
kesehatan dan kebugaran berhubungan
tubuh secara mandiri dalam dengan alat musik
bahasa Bali lisan dan tulis tradisional dan
modern

4.3 Menyampaikan teks cerita 4.2.3 Menemukaan


diri/personal tentang beberapa kata yang
keluarga secara mandiri berkaitan dengan
dalam bahasa Bali lisan dan alat/sarana
tulis mengembangkan
kegemaran
4.2.4 Melengkapi kata
dengan huruf yang
sesuai untuk kata-
kata tertentu,
misalnya ngigel,
mancing, dll.

4.3.1 Mewarnai gambar


pemandangan alam
4.3.2 Menyanyi
gending rare yang
berkaitan dengan
waktu, kebiasaan,
peristiwa pada
waktu tertentu
dengan atau tanpa
alat.
4.3.3 Menidentifikasi
benda yang
berhubungan
dengan kebersihan
dan atau kesehatan
4.4 Membuat bagan struktur 4.3.4 Menyusun kalimat
tentang anggota keluarga peringatan untuk
dan kerabat secara mandiri menjaga
dalam bahasa Bali lisan dan kebersihan dan
tulis kesehatan badan
maupun
llingkungan.

4.4.1 Membuat teks


diagram/label
tentang anggota
keluarga
4.4.2 Melaksanakan
36
KI KD INDIKATOR
kegiatan
membersihkan
bagian-bagian
tubuh ( misal gigi,
dll )
4.4.3 Menghubungkan
gambar tentang
kegemaran
4.4.4 Menghubungkan
gambar dengan
pernyataan

KELAS: II

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Menerima dan 1.1 Menerima anugerah 1.1.1 Menyadari


menjalankan ajaran Tuhan Yang Maha Esa anugrah Tuhan
agama yang dianutnya berupa bahasa Bali
yang dikenal sebagai
aset budaya dan sarana
belajar di tengah
keberagaman bahasa 1.1.2 Menunjukan
daerah Keagungan
1.2 Menerima keagungan Tuhan atas
Tuhan Yang Maha Esa penciptaannya.
atas keberadaan
keluarga serta
penciptaan hewan dan
tumbuhan dalam
bahasa Bali

37
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

2 Memiliki perilaku 2.1 Memiliki kepedulian 2.1.1 Dapat memiliki


jujur, disiplin, dan rasa ingin tahu kepedulian
tanggung jawab, terhadap alam sekitar, terhadap wujud
santun, peduli, hewan, dan tumbuhan dan sifat benda
percaya diri dalam melalui pemanfaatan
berinteraksi dengan Aksara dan bahasa Bali
keluarga, teman, dan 2.2 Memiliki perilaku
guru 2.2.2 Mampu
santun dan jujur memupuk rasa
malalui bertanya percaya diri
kepada orang lain terhadap
tentang kegiatan sehari- keberadaan
hari dengan tubuh
menggunakan pilihan
kata yang tepat melalui
pemanfaatan bahasa
Bali
2.3 Memiliki rasa percaya 2.2.3. Meneceritrakan
diri dan tanggung kegiatan sehari-
jawab berkaitan dengan hari dalam
menceritakan kegiatan Bahasa Bali
sehari-hari melalui
pemanfaatan bahasa
Bali
2.2.4 Melantunkan
2.4 Memiliki prilaku jujur
gending-gending
dan peduli dengan
Bali yang
budaya Bali melalui
sederhana (Sekar
melantunkan gending-
Rare)
gending Bali yang
sederhana(sekar rare)
2.5 Memiliki perilaku 2.2.5 Memerankan
santun dan jujur dalam perilaku santun
bermain peran dan jujur
berkaitan dengan melalaui
kegiatan sehari-hari pemenanfaatan
dari cerita yang Bahasa Bali
dipelajari melalui
pemanfaatan bahas Bali

38
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

3 Memahami 3.1 Mengenal teks 3.1.1 Membaca teks isi


pengetahuan faktual deskripsi laporan deskripsi laporan
dengan cara sederhana tentang alam 3.1.2. Mendeskripsikan
mengamati dan sekitar, hewan, dan laporan
mencoba [mendengar, tumbuhan dengan sederhana
melihat, membaca] bantuan guru atau tentang alam
serta menanya teman dalam bahasa sekitar, hewan,
berdasarkan rasa ingin Bali lisan dan tulis dan tumbuhan
tahu secara kritis
tentang dirinya, 3.2 Mengenal teks 3.2.1. Mengenal teks
makhluk ciptaan dongeng/cerita (satua) dongeng/cerita(s
Tuhan dan pendek melalui atua Bali pendek)
kegiatannya, dan membaca dengan
benda-benda yang 3.2.2 Membuat teks
bantuan guru atau
dijumpainya di rumah, isi cerita pendek
teman dalam bahasa
sekolah yang dibacakan
Bali lisan dan tulis guru
3.3.1 Mengenal teks
3.3 Mengenal teks buku buku harian
harian tentang kegiatan
anggota keluarga 3.3.2 Memahami
melalui membaca kegiatan keluarga
dengan bantuan guru 3.3.2 Mencatat kegiatan
atau teman dalam keluarga
bahasa Bali lisan dan
tulis
3.4.1 Mengenal puisi
3.4 Mengenal penulisan Bali
puisi Bali dengan huruf 3.4.2 Membaca puisi
tegak bersambung yang Bali
rapi melalui bantuan
3.4.3 Menemukan topik
guru atau teman dalam
puisi Bali
bahasa Bali
3.4.4 Memahami tata
cara penulisan
3.5 Mengenal teks puisi Bali
permintaan maaf dan
penyampaian pesan
pendek tentang sikap 3.5.1 Mengenal
hidup rukun dalam perilaku baik dan
keluarga dan teman buruk dalam
dalam bahasa Bali lisan kehidupan
dan tulis keluarga

3.6 Mengenal isi teks 3.6.1 Mengenal isi


pendek berbahasa Bali teks pendek
melalui membaca berbahasa Bali
nyaring dengan lafal 3.6.2 Membaca nyaring
39
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

4 Menyajikan 4.1 Mengamati dan 4.1.1 Melaksanakan


pengetahuan faktual mencoba menyajikan pengamatan
dalam bahasa yang teks laporan sederhana tentang alam
jelas dan logis dan tentang alam sekitar, sekitar, hewan,
sistematis, dalam hewan, dan tumbuhan dan tumbuhan
karya yang estetis secara mandiri dalam 4.1.2 Menulis laporan
dalam gerakan yang bahasa Bali lisan dan hasil pengamatan
mencerminkan anak tulis tentang alam
sehat, dan dalam sekitar, hewan,
tindakan yang dan tumbuhan
4.2 Memperagakan dan
mencerminkan menceritakan teks 4.1.3
perilaku anak beriman dongeng/cerita (Satua) Mempresentasika
dan berakhlak mulia pendek secara mandiri n hasil laporan
dalam bahasa Bali lisan tentang alam
dan tulis sekitar, hewan,
4.3 Mengungkapkan teks dan tumbuhan
buku harian tentang 4.2.1 Menjiwai tokoh
kegiatan anggota dalam teks
keluarga secara mandiri dongeng/cerita
dalam bahasa Bali (Satua)
lisan dan tulis 4.2.1 Memperagakan
tokoh dalam teks
4.4 Melantunkan dan dongeng/cerita
menyajikan teks lirik (Satua)
puisi dan gending- 4.2.3 Bermain peran
gending Bali secara tentang tokoh
mandiri dalam bahasa dalam teks
Bali lisan dan tulis dongeng/cerita
4.5 Menggunakan dan (Satua)
Menyampaikan teks 4.3.1 Membuat laporan
permintaan maaf dan tentang kegiatan
Pesan Pendek tentang anggota keluarga
sikap hidup rukun 4.3.1
dalam keluarga dan Mendemontrasika
teman secara mandiri n laporan tentang
dalam bahasa Bali lisan kegiatan anggota
dan tulis keluarga
4.4.1 Membuat lirik
puisi dang
gending – gending
bali
4.5.1 Memperagakan
pesan pendek
tentang sikap
hidup rukun
dalam keluarga
40
KELAS: IV

KOMPETENSI KOMPETENSI
INDIKATOR
INTI DASAR

1. Menerima, 1.1 Meresapi makna 1.1.1 MensyukurianugrahTuhan


menghargai, anugerah Tuhan
dan Yang Maha Esa
menjalankan berupa bahasa,
ajaran agama aksara dan sastra
yang Bali yang diakui
dianutnya sebagai sarana
belajar untuk
memperoleh ilmu
pengetahuan
1.2 Mengakui dan
mensyukuri
anugerah Tuhan
yang Maha Esa
atas keberadaan
lingkungan dan
sumber daya alam,
alat teknologi
modern dan
tradisional,
perkembangan
teknologi, energi,
serta
permasalahan
sosial

41
KOMPETENSI KOMPETENSI
INDIKATOR
INTI DASAR

2. Memiliki 2.1 Mengenal isi 2.1.1 DapatmenggunakanBahasa


perilaku jujur, nasehat yang Bali yang santun
disiplin, dilisankan dengan
tanggung jawab, bahasaaksaradansa
santun, peduli, stra Bali
percaya diri 2.2 Melakukansesuatu
dalam sesuainasehat
berinteraksi yang
dengan keluarga, dilisankandenganb
teman, tetangga, ahasa Bali
dan guru 2.3 Mengungtkapkanp
ikiranperasaanpen
galamanpribadide
ngan santun dan
jujur
menggunakanbaha
sa Bali
2.4 Memiliki
kepedulian
terhadap
lingkungan
melaluiteks
menggunakan
aksara dan bahasa
Bali
2.5 Memiliki perilaku
jujur dan santun
terhadap nilai
nilaibudayamelalu
imengenalkasusast
raan Bali

42
KOMPETENSI KOMPETENSI
INDIKATOR
INTI DASAR

3. Memahami 3.1 Menemukankalim 3.1.1 Membacaintensipteksbhasa


pengetahuan atutamapadatiappa danaksarabalitentanglapora
faktual dengan ragrafmelaluimem nkaryawisata
cara bacaintensifteksba 3.1.2 Mampumenuliskaryawisat
mengamati hasadanaksara adenganbahasabalialus
dan mencoba Bali 3.1.3 Mampumenceritakandenga
[mendengar, tentanglaporankar nbahasalisan, tulis
melihat, yawisata 3.1.4 Menemukankalimatutamap
membaca] adatiap paragraph
serta menanya padalaporankaryawisata
berdasarkan 3.2.1 Mampumeringkastekswaw
rasa ingin tahu ancaratentengjenisusahada
secara kritis 3.2 Mengungkapkanis npekerjaandenganbantuan
tentang ibacaan guru
dirinya, /tekstentangbenda- 3.2.2 Menyebutkan sarana-
makhluk benda di rumah, di sarana yang digunakan di
ciptaan Tuhan sekolahdan di rumah, sekolah dan tempat
dan tempatbermainden bermain
kegiatannya, gan bantuan guru 3.2.3 Menyebutkan fungsi
dan benda- dan teman dalam masing-masing sarana
benda yang bahasa Bali lisan yang digunakan di rumah,
dijumpainya di dan tulis sekolah dan tempat
rumah, bermain
sekolah, dan 3.2.4 Menyebutkan sarana-
tempat sarana yang digunakan di
bermain rumah, sekolah dan
tempatbermaindenganbaha
saalus

3.3 Menggali 3.3.1 Menyebutkan nama usaha


informasi dari teks yang dibentuk di sekolah
wawancara 3.3.2 Jenis-jenis kegiatan yang
tentang jenis-jenis dilakukan oleh koprasi
usaha dan sekolah
pekerjaan dengan 3.3.3 Dapat mengetahui manfaat
bantuan guru dan dari kegiatan berkoprasi
teman dalam
bahasa Bali lisan
dan tulis 3.4.1 Dapat mencari dan
mengumpulkan isi teks
karangan dari berbagai
3.4 Menggali media cetak dan elektronik
informasi dari teks (Kliping)
karangansederhan
a
tentangberbagaito
pik dengan
43
KOMPETENSI KOMPETENSI
INDIKATOR
INTI DASAR

3.4.2 Dapat membaca isi kliping


atau karangan
3.4.3 Memahami isi kliping atau
karangan
3.4.4 Manfaat dari kliping atau
karangan
3.4.1 Membaca teks cerita atau
dongeng berbahasa bali
dengan huruf latin
3.4.2 Membaca teks cerita atau
dongeng berbahasa bali
dengan aksara bali
3.4.3 Meringkas isi teks cerita
rakyat dan menemukan
bahasa yang sulit
dipahami
3.4.4 Menyalin teks cerita
rakyat dari huruf latin ke
aksara bali

3.1.1 Membaca teks cerita atau


3.5 Menggali informasi dongeng berbahasa bali
dari teks dengan huruf latin
cerita/dongengber 3.1.2 Membaca teks cerita atau
bahasa Bali dan dongeng berbahasa bali
menjelaskan kata- dengan aksara bali
kata 3.1.3 Meringkas isi teks cerita
sulitdalamCerita rakyat dan menemukan
bahasa yang sulit
dipahami
3.1.4 Menyalin teks cerita
rakyat dari huruf latin ke
aksara bali

44
KOMPETENSI KOMPETENSI
INDIKATOR
INTI DASAR

4 Menyajikan 4.1 Mengamati dan 4.1.1 Meninjau salah satu obyek


pengetahuan menyajikan teks wisata (Musium Bali)
faktual dalam laporan hasil 4.1.2 Menulis hasil pengamatan
bahasa yang pengamatan ke musium bali dengan
jelas dan logis tentang bahasa bali
dan sistematis, karyaWisata 4.1.3 Membacakan hasil
dalam karya dalam bahasa dan pengamatan ke musium
yang estetis aksara Bali lisan bali dengan menggunakan
dalam gerakan dan tulis bahasa bali lisan
yang 4.2 Menerangkan dan
mencerminkan 4.2.1 Menginpentaris nama-
mempraktikkan
anak sehat, dan nama alat teknologi
teks
dalam tindakan modern dan tradisional
arahan/petunjuk
yang tentang 4.2.2 Dapat memelihara alat-alat
mencerminkan pemeliharaan teknologi modern dan
perilaku anak serta penggunaan tradisional
beriman dan alat teknologi 4.2.3 Dapat menggunakan alat-
berakhlak mulia modern dan alat teknologo modern dan
tradisional secara tradisional secara mandiri
mandirimelaluiben
da-benda di 4.3.1 Dapat mewawancarai salah
rumah, di sekolah, satu anggota tentang
dan di keuntungan berkoprasi
tempatbermain dengan bahasa bali
dalam bahasa Bali
4.3.2 Menyebutkan fungsi
lisan dan tulis
prangkat-prangkat di dalam
4.3 Mengolah dan koprasi
menyajikan teks
4.3.3 Menyebutkan prangkat-
wawancara
prangkat di dalam koprasi
tentang jenis-jenis
dengan bahasa bali
usaha dan
pekerjaan serta 4.3.4 Menyebutkan manfaat
koperasi secara berkoprasi
mandiri dalam 4.4.1 Dapat menyusun karangan
bahasa Bali lisan dengan berbagai topik
dan tulis sederhana dalam bahasa
4.4 Menyusun dan bali
menyajikan 4.4.2 Dapat menyajikan
karangan dengan karangan dengan berbagai
berbagai topic topik sederhana dalam
sederhana bahasa bali
menggunakan 4.5.1 Dapat menyajikan dan
bahasa Bali menampilkan cerita/
lumrah dongeng dalam bahasa bali
4.5 Menyajikan dan 4.5.2 Dapat membedakan rasa
menampilkan cerita dongeng dulu dengan
45
KELAS: V

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

1. Menerima, 1.1 Meresapi makna 1.1.1.Meresapi makna


menghargai, dan anugerah Tuhan Yang anugrah Tuhan berupa
menjalankan Maha Esa berupa bahasa, aksara, dan
ajaran agama bahasa dan aksara Bali sastra bali sebagai aset
yang dianutnya yang diakui sebagai budaya untuk
aset budaya, untuk memperoleh ilmu
memperoleh ilmu pengetahuan dan
pengetahuan. memahami kehidupan
1.2 Meresapi anugerah berbangsa dan
Tuhan Yang Maha Esa kehidupan alam Bali
atas keberadaan proses 1.2.1. Meresapi anugerah
kehidupan bangsa, Tuhan Yang Maha Esa
budaya, dan atas keberadaan proses
lingkungan alam. kehidupan bangsa,
budaya, dan lingkungan
alam.

2. Memiliki 2.1 Memiliki kepedulian 2.1.1.Memiliki rasa peduli


perilaku jujur, dan tanggung jawab dan tanggung jawab
disiplin, terhadap makanan dan serta berprilaku jujur,
tanggung jawab, rantai makanan serta dan disiplin dalam
santun, peduli, kesehatan melalui memanfaatkan bahasa
percaya diri, dan pemanfaatan bahasa dan sastra bali sebagai
cinta tanah air dan aksara Bali aset budaya dalam
dalam sebagai aset budaya. kehidupan sehari-hari.
berinteraksi 2.2 Memiliki perilaku
dengan keluarga, jujur dan disiplin 2.2.1Memiliki kedisiplinan
teman, tetangga, melalui pemanfaatan dan tanggung jawab
dan guru bahasa dan aksara Bali untuk melestarikan
sebagai aset budaya budaya dan bahasa
dalam kehidupan aksara dan sastra Bali
sehari-hari.

2.3.1. Memiliki perilaku


santun dan jujur serta
bertanggung jawab dan
2.3 Memiliki perilaku disiplin dengan
santun dan jujur serta memperhatikan santun
bertanggung jawab dan berbahasa Bali.
disiplin dengan
memperhatikan santun 2.4.1.Memiliki kepedulian,
berbahasa Bali. tanggung jawab, dan
rasa cinta tanah air serta
2.4 Memiliki kepedulian, kehidupan berbangsa

46
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

tanggung jawab, dan dan bernegara melalui


rasa cinta tanah air pemanfaatan bahasa dan
serta kehidupan aksara Bali sebagai aset
berbangsa dan Budaya
bernegara melalui
pemanfaatan bahasa
dan aksara Bali 2.5.1 Memiliki rasa percaya
sebagai aset Budaya. diri dan cinta tanah air
tentang nilai-nilai
perkembangan sastra
dan budaya Bali melalui
2.5 Memiliki rasa percaya pemanfaatan bahasa dan
diri dan cinta tanah air aksara Bali sebagai aset
tentang nilai-nilai Budaya.
perkembangan sastra
dan budaya Bali
melalui pemanfaatan
bahasa dan aksara Bali
sebagai aset Budaya.
3. Memahami 3.1 Menggali informasi 3.1.1.Dapat menyebutkan
pengetahuan dari kesusastraan Bali macam makanan yang
faktual dan tentang makanan, sehat yang ada dalam
konseptual kesehatan manusia, wacana dengan
dengan cara keseimbangan menggunakan bahasa
mengamati dan ekosistem, serta alam bali
mencoba dan pengaruh kegiatan 3.1.2.Dapat menyebutkan
[mendengar, manusia dengan makanan yang tidak
melihat, bantuan guru dan sehat yang terdapat
membaca] serta teman dalam bahasa dalam wacana dengan
menanya dan aksara Bali lisan menggunakan bahasa
berdasarkan rasa dan tulis dengan bali
ingin tahu secara memilih dan memilah 3.1.3.Menyebutkan
kritis tentang kosakata baku. ekosistem yang ada
dirinya, makhluk dalam wacana dengan
ciptaan Tuhan menggunakan bahasa
dan kegiatannya, dan aksara Bali.
dan benda-benda
yang 3.1.4.Menyebutkan kegiatan
dijumpainya di manusia yang dapat
rumah, sekolah, merusak alam
dan tempat lingkungan dengan
bermain menggunakan bahasa
Bali.
3.1.5.Menyebutkan kegiatan
manusia dalam
pelestarian alam dengan
menggunakan bahasa

47
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Bali.
3.1.6.Mampu memilih
kosakata tentang
ekosistem yang ada
dalam wacana dengan
menggunakan bahasa
Bali.
3.1.7.Mampu menggali kosa
kata tentang ekosistem
yang ada dalam wacana
dengan menggunakan
bahasa Bali.
3.1.8.Mampu matembang
pupuh Durma dan
Sinom dengan irama
sederhana.

3.1.9.Mampu membuat puisi


Bali anyar.

3.2.1.Menyebutkan bagian-
bagian a nggota tubuh
manusia beserta
3.2 Menguraikan isi teks fungsinya dengan
penjelasan tentang menggunakan bahasa
anggota tubuh Bali.
(manusia, hewan, 3.2.2.Menyebutkan bagian-
tumbuhan) dan bagian anggota tubuh
fungsinya dengan hewan beserta
bantuan guru dan fungsinya dengan
teman dalam bahasa menggunakan bahasa
dan aksara Bali lisan Bali.
dan tulis dengan
memilih dan memilah 3.2.3.Menyebutkan bagian-
kosakata baku. bagian dari tumbuh-
tumbuhan beserta
fungsinya dengan
menggunakan bahasa
Bali.
3.2.4.Memahami tentang
pasang aksara Bali.
3.2.5.Menulis bagian-bagian
anggota tubuh
manusia,hewan dan
tumbuh-tumbuhan
dengan menggunakan

48
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

aksara Bali.

3.3 Menguraikan isi teks


paparan peristiwa 3.3.1. Paparan peristiwa
sehari-hari dengan sehari-hari dari media
bantuan guru dan cetak ( koran )
teman dalam bahasa 3.3.2.Menceritrakan
dan aksara Bali lisan peristiwa sehari-hari
dan tulis dengan yang dialami siswa
memilih dan memilah dengan menggunakan
kosakata baku bahasa tulis dan santun.

3.4 Menggali informasi 3.4.1. Membaca teks syair


dari teks pantun dan ( cecimpedan ) yang ada
syair tentang peristiwa pada teks.
kehidupan sehari-hari
dengan bantuan guru
dan teman dalam 3.4.2Memahami tentang
bahasa dan aksara Bali pantun
lisan dan tulis dengan ( peparikan/wewangsala
memilih dan memilah n)yang ada dalam teks.
kosakata baku
3.4.3.Menemukan makna
pantun
( wewangsalan/peparika
n ) dalam teks.
3.4.4.Mencari arti/arti kata
dalam pantun
( wewangsalan/peparika
n )yang ada dalam teks.
3.4.5.Menemukan makna
syair ( cecimpedan)
yang ada dalam teks
3.4.6.Mencari arti kata dalam
syair ( cecimpedan )
yang ada dalam teks.

3.5 Menggali informasi


dari teks cerita narasi

49
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

tentang budaya Bali 3.5.1.Membaca teks ceritra


dengan bantuan guru narasi tentang budaya
dan teman dalam Bali dengan
bahasa dan aksara Bali menggunakan aksara
secara lisan maupun Bali.
tulis dengan memilih
dan memilah kosakata 3.5.2.Memahami tentang
baku. aspek budaya Bali.
3.5.3.Mencatat aspek-aspek
budaya Bali yang ada
dalam teks ceritra
narasi.
4. Menyajikan 4.1 Mengamati, mengolah, 4.1.1.Menulis jenis-jenis
pengetahuan dan menyajikan teks makanan sehat dan
faktual dan laporan buku tentang makanan tidak sehat.
konseptual dalam tentang makanan, 4.1.2.Membedakan jenis-
bahasa yang jelas kesehatan manusia, jenis makanan yang
dan logis dan keseimbangan sehat dan yang tidak
sistematis, dalam ekosistem, serta alam sehat.
karya yang estetis dan pengaruh kegiatan 4.1.3.Menulis macam-macam
dalam gerakan manusia dengan ekosistem.
yang bantuan guru dan
mencerminkan teman dalam bahasa 4.1.4.Menulis jenis kegiatan
anak sehat, dan dan aksara Bali lisan manusia yang bisa
dalam tindakan dan tulis dengan nerusak alam dengan
yang memilih dan memilah bahasa Bali.
mencerminkan kosakata baku. 4.1.5.Menulis jenis-jenis
perilaku anak kegiatan manusia untuk
beriman dan mencegah kerusakan
berakhlak mulia alam lingkungan/ alam
sekitar dengan bahasa
Bali.
4.1.6.Menulis kosa kata
tentang ekosistem
dengan bahasa Bali
4.2 Menyampaikan teks
penjelasan tentang 4.2.1.Menulis bagian-bagian
anggota tubuh anggota tubuh manusia
(manusia, hewan, beserta fungsinya
tumbuhan) dan dengan bahasa Bali.
fungsinya dengan 4.2.2.Menulis bagian-bagian
bantuan guru dan anggota tubuh hewan
teman dalam bahasa beserta fungsinya
dan aksara Bali lisan dengan bahasa Bali.
dan tulis dengan 4.2.3.Menulis bagian-bagian
memilih dan memilah dari tumbuhan dengan

50
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

kosakata baku. menggunakan bahasa


Bali.
4.2.4.Menulis bagian-bagian
anggota tubuh manusia
dan hewan serta bagian
tumbuhan dengan
aksara Bali.
4.3 Menyajikan teks 4.3.1.Menulis contoh iklan
paparan iklan peristiwa peristiwa tentang kehidupan
sehari-hari dengan sehari-hari dengan memilih
bantuan guru dan kosakata yang tepat dengan
teman dalam bahasa bahasa Bali.
dan aksara Bali lisan
dan tulis dengan
memilih dan memilah
kosakata baku. 4.4.1.Menulis pantun
( peparikan )
wewangsalan ) dengan
4.4 Melantunkan dan bahasa Bali.
menyajikan teks
pantun dan syair 4.4.2.Menulis syair
( cecimpedan ) dengan
tentang peristiwa
bahasa Bali.
kehidupan sehari-hari
dengan bantuan guru
dan teman dalam
bahasa dan aksara Bali
lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah
kosakata baku. 4.5.1.Menulis teks ceritra
narasi tentang sejarah
budaya Bali dengan
4.5 Mengolah dan pemilihan kosakata
menyajikan teks cerita dan penulisan yang
narasi sejarah budaya tepat.
Bali dengan bantuan
guru dan teman dalam
bahasa dan aksara Bali 4.5.2.Menyalin ceritra narasi
secara lisan maupun tentang sejarah Budaya
tulis dengan memilih Bali dengan aksara Bali.
dan memilah kosakata
baku

2. Muatan Lokal bahasa Inggris


a). Latar Belakang

51
Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional yang digunakan sebagai alat
komunikasi antar negara di dunia. Bahasa Inggris juga dianggap sebagai bahasa resmi
internasional. Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia sendiri sangat signifikan karena
merupakan bahasa ketiga setelah bahasa Ibu (Bahasa Indonesia) dan/atau bahasa daerah.
Mengingat hal tersebut, sudah seperti menjadi keharusan bagi kita untuk mempelajari dan
memahami Bahasa Inggris dengan baik.
Di sisi lain memiliki kompetensi berbahasa Inggris dapat memudahkan kita untuk
berinteraksi dengan orang asing, baik saat turis mancanegera berkunjung atau kita yang
berkunjung ke negara lain. Bali merupakan salah satu wilayah di Indoneisa yang paling
sering dikunjungi wisatawan mancanegara, memiliki kemampuan berkomunikasi dalam
Bahasa Inggris merupakan nilai lebih dalam dunia kerja.
Oleh karena itu, memahami Bahasa Inggris sejak dini dianggap perlu sebagai
pembiasaan. Periode emas penyerapan ilmu dan penerapan konsep belajar adalah pada
masa anak-anak. Maka, pemberian pelajaran Bahasa Inggris sejak dini, anak-anak akan
terlatih dalam percakapan Bahasa Inggris tanpa mengabaikan bahasa Ibu.
Penanaman konsep belajar dan berkomunikasi Bahasa Inggris sejak dini dapat
membantu siswa untuk memahami Bahasa Inggris lebih mendalam lagi di tingkat
pendidikan selanjutnya.
b) Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun tujuan diberikannya mata pelajaran
Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal
di SD Negeri 1 Banjarangkan adalah:
1) Agar para peserta didik mampu memahami Bahasa Inggris sejak dini guna dapat
berkomunikasi dan berkompetisi di dunia global.
2) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas
(language accompanying action) dalam konteks sekolah
3) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dan masyarakat global
c). Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris mencakup kemampuan
berkomunikasi lisan secara terbatas dan konteks sekolah, yang meliputi aspek-aspek
sebagai berikut :
1) Mendengarkan (Listening)
2) Berbicara (Speaking)
3) Membaca (Reading)
4) Menulis (Writing)
d) KI-KD Bahasa Inggris sesuai dengan tabel berikut:

52
KELAS : 3 SEMESTER 1
KOMPETENSI INTI 3
KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)
(Pengetahuan)
3 Memahami pengetahuan faktual 4 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis, dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia
di sekolah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Alphabet 4.1 Alphabet
Mengidentifikasi alphabet dalam Melafalkan alphabet dalam kata
Bahasa Inggris sangat sederhana Bahasa Inggris sangat sederhana
secara tepat. secara tepat.
3.2 Family Tree 4.2 Family Tree
Menguraikan kosakata hubungan Menggunakan kosakata Bahasa
kekeluargaan melalui gambar Inggris yang tepat dalam
atau bagan silsilah keluarga percakapan tentang hubungan
dalam Bahasa Inggris kekeluargaan dengan
menggunakan bantuan gambar
atau bagan silsilah keluarga
3.3 Number (1-100) 4.3 Number (1-100)
Menirukan angka dalam Bahasa Membilang kosakata Bahasa
Inggris sangat sederhana secara Inggris yang tepat mengenai
lisan dan/atau tulis. angka dalam teks tulis sederhana
3.4 Our Body 4.4 Our Body
Mengidentifikasi kosakata Menunjukkan bagian tubuh dan
tentang bagian tubuh dan pancaindra dengan benar
pancaindra melalui teks pendek
(berupa gambar dan tulisan)

3.5 Home 4.5 Home


Menguraikan kosakata tentang Menggunakan kosakata tentang
ruang-ruang yang terdapat di ruang-ruang yang terdapat di
dalam rumah beserta benda yang dalam rumah beserta benda yang
terdapat di dalamnya melalui terdapat di dalamnya dalam
teks pendek sederhana (berupa bentuk tulisan
gambar dan tulisan)

53
KELAS : 3 SEMESTER 2
KOMPETENSI INTI 3
KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)
(Pengetahuan)
3 Memahami pengetahuan faktual 4 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis, dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia
di sekolah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.6 Things at school 4.6 Things at school
Mengidentifikasi kosakata Menunjukkan benda-benda yang
tentang benda-benda yang terdapat di sekolah dengan tepat
terdapat di sekolah melalui teks
pendek sederhana (berupa
gambar dan tulisan)
3.7 Profession 4.7 Profession
Menguraikan kosakata mengenai Melaporkan kosakata mengenai
jenis-jenis pekerjaan yang jenis-jenis pekerjaan yang
terdapat dalam kehidupan sehari- terdapat dalam kehidupan
hari melalui teks pendek sehari-hari dalam Bahasa Inggris
sederhana (berupa gambar dan
tulisan) dalam Bahasa Inggris
3.8 Time 4.8 Time
Mengidentifikasi cara Menyajikan waktu dalam
penyampaian waktu dalam Bahasa Inggris dengan tepat
Bahasa Inggris
3.9 Public Places 4.9 Public Places
Mengidentifikasi kosakata Menulis kalimat sederhana
mengenai tempat umum yang dengan menggunakan kosakata
terdapat dalam kehidupan sehari- mengenai tempat umum yang
hari melalui teks pendek terdapat dalam kehidupan
sederhana (berupa gambar dan sehari-hari dalam Bahasa Inggris
tulisan) dalam Bahasa Inggris

54
KELAS : 4 SEMESTER 1
KOMPETENSI INTI 3
KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)
(Pengetahuan)
3 Memahami pengetahuan faktual 4 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis, dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia
di sekolah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Alphabet 4.1 Alphabet
Mengeja kosakata sederhana Menyusun kosakata bahasa
berdasarkan huruf abjad dalam Inggris dengan ejaan yang
bahasa Inggris dengan benar sederhana dan tepat
3.2 Numbers 4.2 Numbers
Mengidentifikasi cardinal dan Menyebutkan cardinal dan
ordinal number beserta ordinal number dalam bentuk
penggunaannya dalam kegiatan kalimat sederhana
sehari-hari
3.3 Calendar 4.3 Calendar
Mengidentifikasi penggunaan Menggunakan nama-nama hari,
nama-nama hari, bulan, dan bulan, dan tanggal dengan benar
tanggal dengan benar
3.4 Foods and Drinks 4.4 Foods and Drinks
Mengidentifikasi jenis-jenis Mengemukakan pendapat
makanan dan minuman dalam tentang jenis-jenis makanan dan
bahasa Inggris secara tepat minuman yang disukai ataupun
yang tidak disukai
3.5 Ability 4.5 Ability
Membaca nyaring dengan ucapan Menganalisis ekspresi beserta
dan intonasi yang tepat dan respon dalam mengungkapkan
berirama yang melibatkan kata, kemampuan yang ada dalam
frasa dan kalimat yang sederhana kalimat sederhana

55
KELAS : 4 SEMESTER 2
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.6 Time 4.6 Time
Memahami penggunaan waktu Mempraktikkan penggunaan
(o'clock, past) dan jenis-jenis waktu dalam kegiatan di kelas
waktu (a.m, p.m) dalam bahasa (o'clock, past)
Inggris
3.7 Part of Body 4.7 Part of Body
Mengidentifikasi bagian-bagian Menunjukkan bagian-bagian
tubuh dalam bahasa Inggris tubuh dalam bahasa Inggris
secara tepat dan benar dengan menggunakan intonasi
dan ekspresi yang tepat dan
benar
3.8 Daily Activity 4.8 Daily Activity
Membaca nyaring dengan ucapan Mengurutkan kosakata tentang
dan intonasi yang tepat tentang kegiatan sehari-hari yang
kegiatan sehari-hari di dilakukan di rumah, sekolah,
lingkungan rumah, sekolah dan dan lingkungan sekitar secara
lingkungan sekitar lisan dengan menggunakan
kalimat sederhana
3.9 Adjective 4.9 Adjective
Mengenal kata-kata yang Menggunakan kata sifat dalam
termasuk kata sifat dalam kalimat sederhana dalam
konteks kehidupan sehari-hari konteks kehidupan seh

KELAS : 5 SEMESTER 1
KOMPETENSI INTI 3
KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)
(Pengetahuan)
3 Memahami pengetahuan faktual 4 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis, dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia
di sekolah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Introduce my self and other 4.1 Introduce my self and other
Mengidentifikasi struktur teks Mendemonstrasikan perkenalan
(identitas diri berupa nama, diri dan teman secara sederhana
umur, alamat, hobi, asal ) pada
ungkapan perkenalan diri dan

56
memperkenalkan teman serta
responnya secara sederhana

3.2 Daily Activities 4.2 Daily Activities


Mengidentifikasi kegiatan yang Mengkategorikan kegiatan yang
dilakukan sehari hari dirumah, dilakukan sehari hari dirumah,
disekolah, tempat ibadah dan disekolah, tempat ibadah dan
tempat bermain dengan tempat bermain dengan pola
menggunakan kata dan kalimat simple present tense
sederhana

3.3 Degrees of Comparison 4.3 Degrees of comparison


Membandingkan kata kata sifat Menyusun kalimat perbandingan
sederhana dalam kalimat dengan menggunakan kata sifat
perbandingan sederhana yang sederhana
3.4 School Activities 4.4 School Activities
Mengidentifikasi jenis jenis Menganalisis kegiatan yang
kegiatan yang ada di sekolah sedang dilakukan disekolah
(present continuous tense)

3.5 Shopping 4.5 Shopping


Mengidentifikasi tempat tempat Membilang harga barang yang
berbelanja, jenis dan harga ada di tempat berbelanja
barang barang

KELAS : 5 SEMESTER 2
KOMPETENSI INTI 3 (Pengetahuan) KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)
3 Memahami pengetahuan faktual 4 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis, dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia
di sekolah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.6 Sport 4.6 Sport
Merinci jenis jenis olahraga yang Mengungkapkan pendapat
ada di lingkungan tempat tinggal, tentang jenis jenis olahraga yang
tempat bermain dan sekolah disukai dan tidak disukai yang
ada di lingkungan tempat
tinggal, tempat bermain dan
sekolah
3.7 Shape 4.7 Shape

57
Mengidentifikasi benda atau Menggambarkan bentuk benda
gambar berdasarkan bentuk yang yang dijumpai di rumah, tempat
dijumpai di rumah, tempat bermain dan sekolah
bermain dan sekolah
3.8 Weather and Season 4.8 Weather and Season
Membedakan jenis jenis cuaca Membuat dasar pengelompokan
dan musim yang ada di Indonesia sesuai dengan jenis jenis cuaca
dan di Dunia dan musim yang ada di
Indonesia dan di Dunia
3.9 Time 4.9 Time
Menentukan bentuk waktu dalam Menerapkan bentuk bentuk
menggunakan o'clock, past, half waktu dengan menggunakan
past dan to o'clock, past, half past dan to
KELAS : 6 SEMESTER 1
KOMPETENSI INTI 3
KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)
(Pengetahuan)
3 Memahami pengetahuan faktual 4 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis, dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia
di sekolah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Preposition 4.1 Preposition
Menyebutkan letak benda Menunjukkan letak benda
melalui teks sederhana yang melalui teks sederhana yang
berupa percakapan, gambar dan berupa percakapan, gambar dan
tulisan. tulisan.

3.2 Direction 4.2 Direction


Menyebutkan arah mata angin Menunjukan arah mata angin
dan petunjuk arah melalui dan petunjuk arah sesuai dengan
gambar peta dalam konteks instruksi yang diberikan berupa
peserta didik gambar peta
3.3 Public Place 4.3 Public Place
Menyebutkan nama-nama tempat Menyusun kata-kata menjadi
umum melalui kalimat sederhana kalimat yang benar tentang
tempat-tempat umum

3.4 Cloth Shop 4.4 Cloth Shop


Mengidentifikasi jenis-jenis Menyusun percakapan
pakaian yang ada di cloth shop sederhana tentang kegiatan (jual
beli) yang ada di cloth shop

58
3.5 Holiday 4.5 Holiday
Menunjukkan tempat-tempat Menyusun percakapan
berlibur yang ada di sekitar sederhana tentang tempat-tempat
lingkungan tempat tinggal dan berlibur yang ada di sekitar
sekolah lingkungan tempat tinggal dan
sekolah
KELAS : 6 SEMESTER 2
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.6 Culture 4.6 Culture
Membaca nyaring teks pendek Menerangkan budaya yang ada
sederhana tentang kebudayaan di wilayah indonesia dalam
dengan intonasi dan pelafalan bentuk teks deskriptif
yang tepat
3.7 Tourism Object 4.7 Tourism Object
Memahami isi teks sederhana Menulis teks pendek sederhana
yang berkaitan dengan objek tentang objek wisata yang ada di
pariwisata di lingkungan peserta lingkungan peserta didik
didik
3.8 Season 4.8 Season
Membedakan jenis-jenis musim Membuat dasar pengelompokan
di indonesia dan dunia beserta jenis-jenis musim di indonesia
ciri-ciri dan dampak yang dan dunia beserta ciri-ciri dan
ditimbulkan dampak yang ditimbulkan
3.9 Transportation 4.9 Transportation
Mengidentifikasi jenis dan fungsi Mengklasifikasikan jenis dan
transportasi di lingkungan sekitar fungsi transportasi di lingkungan
peserta didik sekitar peserta didik

E. Kegiatan Pengembangan Diri


Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk terprogram dan tidak
terprogram. Kegiatan Pengembangan Diri secara terprogram direncanakan secara khusus
dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegitan
tidak terprogram dilaksanakan secara lansung oleh pendidik dan tenaga kependidikan di
sekolah yang diikuti oleh semua peserta didik.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Penilaian kegiatan
pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata
pelajaran. Ragam Pengembangan Diri di SD Negeri 2 Selat, terdiri atas :

59
a. Kegiatan Pengembangan Diri Secara Terprogram
Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.

Fungsi Kegiatan Ekstrakurikuler


1) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan kreativitas peserta didik sesuai dengan potensi, bakat dan
minat mereka.
2) Sosial, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial peserta didik.
3) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta didik yang
menunjang proses perkembangan.
4) Persiapan karir, yaitu fungsi kegiatan ekstra kurikuler untuk mengembangkan
kesiapan karir peserta didik.

Prinsip Kegiatan Ekstrakurikuler


1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan potensi,
bakat dan minat peserta didik masing-masing.
2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang sesuai dengan keinginan
dan diikuti secara sukarela oleh peserta didik.
3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh.
4) Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler dalam suasana yang
disukai dan mengembirakan peserta didik.
5) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang membangun semangat
peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
6) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstra kurikuler yang
dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.

Jenis kegiatan Ekstrakurikuler yang dikembangkan di SD Negeri 1 Semarapura Tengah,


adalah:
Tabel 04 Matri Pengembangan Diri Terprogram

JENIS
KEGIATAN BENTUK KEGIATAN
NO INDIKATOR
EKSTRA
KURIKULER

60
1 2 3 4
A KEWIRAAN
1 Pend.Kepramu 1. Sistem Blok terlaksana 18 jam awal tahun pelajaran
kaan
2. Sistem Aktualisasi terlaksana seminggu sekali dengan alokasi
waktu 120 menit

2. Pramuka 1. Latihan Rutin Sesuai 1. Siswa mengenal dan menyenangi


(regular) Jadwal kegiatan kepramukaan
2. Penjelajahan Ringan 2. Siswa menerapkan nilai-nilai Dwi Darma
3. Perkemahan Pramuka dalam perilaku kehidupan
4. Mengikuti Even sehari-hari
Lomba 3. Mampu berprestasi dalam bidang lomba
kepramukaan

4 PMR 1. Latihan Rutin Sesuai 4. Siswa mengenal dan menyenangi


(Palang Merah Jadwal kegiatan PMR
Remaja) 1. Eksibisi 5. Siswa menerapkan PPPKdan nilai-nilai
2. Mengikuti Even kemanusiaan dalam perilaku kehidupan
4. Lomba sehari-hari

B OLAH RAGA
1. Tenis Meja 1. Latihan Rutin Sesuai Jadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi
2. Eksibisi (Try Out) kegiatan Tenis Meja
3. Mengikuti Lomba 2. Mampu berprestasi dalam
Kejuaraan Tenis Meja
2. Catur 1.Latihan Rutin Sesuai Jadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi
2.Eksibisi kegiatan catur
3.Mengikuti Lomba 2. Mampu berprestasi dalam lomba

3. Panahan 1.Latihan Rutin terjadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi


2.Eksibisi Kegiatan Panahan
3.Mengikuti Even 2. Mampu berprestasi dalam lomba
Lomba

4. Olah Raga 1. Latihan berkala Sesuai Jadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi
Tradisional 2. Eksebisi kegiatan olah raga tradisional
sebagai bentuk pelestarian budaya
2. Memiliki kecintaan pada olah
raga tradisional
5. Petanque 1. Latihan berkala 1. Siswa mengenal dan menyenangi
2. Eksebisi kegiatan Petanque
2. Mampu berprestasi dalam lomba

6. Futsal 1. Latihan berkala 1. Siswa mengenal dan menyenangi


2. Eksebisi kegiatan Futsal
2. Mampu berprestasi dalam lomba

61
C SENI
1. Seni Tari 1. Latihan Rutin 1. Siswa mengenal dan menyenangi
Sesuai Jadwal kegiatan seni tari
2. Eksebisi 2. Mampu tampil dalam berbagai
3. Mengikuti Lomba pertunjukkan tari
3. berprestasi dalam bidang lomba
Seni tari

2. Seni Lukis 1. Latihan Rutin Sesuai Jadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi
2. Pameran kegiatan seni lukis
3. Mengikuti lomba 2. Tampil dalam pameran seni lukis
3. Berprestasi dalam lomba lukis

3. Seni Sastra 1. Latihan Rutin Sesuai Jadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi
2. Pementasan drama kegiatan seni sastra
3. Menulis puisi,pantun, 2. Mampu tampil dalam pamentasan
cernak, dll 3. Memuat karya sastra di media
4. Mengikuti lomba massa 4. Berprestasi dalam lomba
karya sastra

5. Masatua Bali 1. Latihan Rutin Sesuai Jadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi
2. Tampil bergantian satua Bali
Setiap Sabtu 2. Mampu memetik nilai-nilai yang
3. Mengikuti lomba tersirat dalam satua Bali
3. Berprestasi dalam lomba karya
sastra
6. Macepat 1. Latihan Rutin sesuai dengan 1. Siswa mengenal dan menyenangi
jadwal Macepat
2. Mengikuti Even Lomba 3. Mampu memetik nilai-nilai yang
tersirat dalam macepat
4. Berprestasi dalam lomba

7. Pesantian 1. Latihan rutin 1. Siswa mengenal dan menyenangi


2. Tampil dl.hari-hari pesantian
besar agama Hindu 2. Mampu tampil dalam upacara
3. Mengikuti lomba agama
3. Berprestasi dalam lomba

8. Cerita Rakyat 1. Latihan rutin sesuai 1. Siswa mengenal dan menyenangi


Jadwal cerita rakyat nusantara
2. Mengikuti Lomba 2. Melatih keberanian dan mental
siswa untuk mampu bercerita
dihadapan banyak orang
3. Melatih kreativitas siswa
4. Beprestasi dalam lomba

62
D UKS
1 Dokter Kecil 1. Latihan rutin 1. Siswa dapat mempraktikkan
2. Piket harian di ruang teknis-
UKS teknis PPPK
3. Penanganan PPPK 2. Mampu memberi contoh cara-cara
4. Membuat rujukan ke hidup sehat
puskesmas terdekat 3. Dapat memberi pertolongan pada
teman yang mengalami musibah
2 Kebun dan 1. Penataan secara rutin 1. Lingkungan asri dan indah
Kerindangan 2. Penanaman pohon sesuai 2. Terdapat berbagai jenis tumbuhan
Sekolah peruntukan berdasarkan peruntukan ( apotek
hidup,dapur hidup,dll)
3. Dapat dimanfaatkan untuk praktik
Pembelajaran
3 Kantin * Pemeriksaan secara rutin 1. Tersedia makanan yang memiliki
Sekolah terhadap kebersihan dan nilai kebersihan dan kesehatan
kesehatan makanan 2. Tercipta sikap dan kebiasan hidup
sehat
E Kegiatan Ilmiah
1 Tim Olimpiade 1.Pembinaan rutin 1. Memiliki kemampuan lebih di
MIPA 2. Pembentukan Kelas Unggulan bidang MIPA
MIPA 2. Dapat berprestasi dalam
3. Lomba-lomba MIPA olimpiade MIPA

b. Kegiatan Pengembangan Diri dalam Bentuk Pembiasaan yang Bersifat Rutin,


Spontan dan Keteladanan
Tabel 05. Matrik Pengembangan Diri Pembiasaan
1 Trisandya *. Trisandya / doa 1. Mampu mengucapkan
bersama ( guru dan Trisandya/doa dengan lafal yang
murid ) setiap pagi di benar dan khidmat
2 Matirta Pagi * Metirta dan mawija 1. Sisw
( khusus Umat Hindu ) setiap pagi di depan a terbiasa melalukan kegiatan-
Padmasana sebelum kegiatan positip sesuai tuntunan
melakukan aktivitas agama
sekolah
3 Menyanyikan Lagu *. Menyajikan lagu 1. Siswa mengenal dan menghayati
Wajib Bersama wajib setiap pagi isi lagu wajib
seusai Trisandya/doa 2. Mampu menyanyikan lagu wajib
bersama di halaman secara benar
sekolah dengan lagu
yang berbeda dari
hari sebelumnya
4 Mengucapkan * Mengucapkan *. Terbiasa mengucapkan
Panganjali/Salam panganjali /salam bila panganjali / salam bila bertemu
bertemu dengan dengan orang lain
orang lain

5 Upacara Bendera *. Melakukan upacara 1. Mampu melakukan upacara

63
bendera setiap Senin bendera secara benar dan khidmat
dan hari-hari 2. Memiliki rasa cinta terhadap
Nasional bangsa dan negara

6 Berpakaian Adat setiap * Berpakaian adat setiap 1. Mampu menggunakan pakaian


purnama Tilem-dan Purnama dan Tilem adat secara benar
Setiap hari Kamis ( Khusus bagi umat 2. Mencintai pakaian adat Bali
Hindu ) sebagai bagian dari adat dan
budaya Bali

7 Penggunaan Bahasa  Dalam percakapan 1. Mampu menggunakan bahasa


Bali, setiap hari Kamis sehari-hari dan Bali sesuai kaidah
dan selama sebulan pengantar 2. Mencintai Bahasa Bali sebagai
pada bulan Pebruari pembelajaran warga bagian dari adat dan budaya Bali
(Bulan bahasa bali) sekolah wajib
menggunakan
Bahasa Bali
8 Pemilahan Sampah  Setiap hari proses 1. Sampah terkumpul dan waktu
Organik dan Non pengumpulan penempatan di luar sekolah
Organik serta sampah dilakukan sesuai ketentuan perda
pembatasan pemisahan antara Kab.Klungkung
penggunaan bahan organik dan non- 2. Warga sekolah terbiasa dalam
plastik sekali pakai organik. penggunaan bahan plastik sekali
 Melakukan pakai dalam kehidupan di
pembiasaan sekolah dan di rumah
penggunaan bahan
plastik sekali pakai
dalam kehidupan di
sekolah dan di rumah
9 Wajib Baca 1. Setiap pagi mulai 1. Siswa memiliki kesiapan dalam
pukul 07.00 semua menerima pelajaran
anak harus sudah 2. Memiliki kemampuan baca yang
melakukan wajib memadai sesuai tingkat kelasnya
baca di luar kelas
( teras/ halaman
sekolah )
2. Buku yang dibaca
buku
pokok/penunjang/
buku perpustakaan

Catatan: Pelaksanaan Pengembangan Diri sepenuhnya menyesuaikan dengan


protokol kesehatan dan situasi pada tatanan kehidupan era baru (new
normal)

F. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

64
Bangsa besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat berdampingan dengan
kompetensi yang tinggi, yang tumbuh dan berkembang dari pendidikan yang
menyenangkan dan lingkungan yang menerapkan nilai-nilai baik dalam seluruh sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hanya dengan karakter yang kuat dan kompetensi
yang tinggilah jati diri bangsa menjadi kokoh, kolaborasi dan daya saing bangsa
meningkat sehingga mampu menjawab berbagai tantangan era abad 21. Untuk itu,
pendidikan nasional harus berfokus pada penguatan karakter.
Hal ini di samping merupakan implementasi dari salah satu butir Nawacita yang
dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM) juga sejalan UU No. 20 tentang Sisdiknas, PP No. 13 tahun 2015 tentang SNP
dan juga Permendiknas No, 15 tahun 2010 ps 2 (2) tentang Standar Pelayanan Minimal
bahwa sekolah Dasar sebagai penyelenggara pendidikan Dasar di tingkat Kabupaten /
Kota wajib memasukkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam pendidikan
diantaranya : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerjakeras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat / komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
social dan tanggung jawab.

Berdasarkan pada Permendikbud No 21 tahun 2015 tentang penumbuhan budi


pekerti bahwa Sekolah Dasar sebagai penyelenggara pendidikan Dasar di tingkat
Kabupaten / Kodya wajib melaksanakan upacara bendera setiap Senin, orang tua wajib
mengantar anaknya ke sekolah di hari pertama masuk, kewajiban berdoa bersama-sama
ketika akan mengawali dan mengakhiri proses pembelajaran di kelas dan siswa wajib
menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum belajar dan lagu wajib atau lagu-lagu daerah
setempat.

Basis implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah yakni:


1. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas.
a Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum
dalam mata pelajaran, baik itu secara tematik maupun terintegrasi dalam mata
pelajaran.
b Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodologi, dan evaluasi pengajaran.

65
c Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah, lingkungan
sekolah, dan potensi siswa
d Tindak lanjut hasil pengamatan sikap berkarakter nilai-nilai utama perlu
dilakukan guru, jika terdapat sikap siswa yang belum sesuai dengan arah
tujuan pembentukan nilai-nilai utama karakter, guru wajib melakukan
pembinaan secara berkelanjutan sampai pembentukan nilai karakter menjadi
pembiasaan dan budaya hidup siswa

2. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah:


a. Pola Kegiatannya
1) Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian
sekolah.
2) Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan pendidikan.
3) Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.
4) Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi
siswa melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
5) Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah secara transparansi
dan kolaboratif
6) Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah secara brsama-
sama

 Implementasi Kegiatan :

 Rutin:

1) Religiusitas:

 Kegiatan pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah kegiatan


pembelajaran

 Hafal bunyi mantram /ayat suci sesuai ajaran agamanya.

2) Nasionalisme:

 kegiatan pembiasaan melaksanakan upacara bendera setiap hari


senin dan hari-hari nasional lainnya

 menghormat bendera setiap pagi sebelum pelajaran dimulai

 menyanyikan lagu kebangsaan, lagu nasional dan lagu daerah.

66
3) Kemandirian:

 kegiatan pembiasaan membaca 15 menit sebelum


pembelajaran/literasi

 model operasi semut untuk menjaga kebersihan sekolah

 sudut baca

4) Gotong royong:

 kegiatan pembiasaan menjaga kebersihan kelas oleh regu piket

 kegiatan pembiasaan menjaga kebersihan sekolah oleh seluruh siswa

 kunjungan suka-duka kelas

 celengan gotong royong

5) Integritas:
 kegiatan pembiasaan datang ke sekolah tepat waktu,
 sopan santun dengan teman dan orang yang lebih tua,
 bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan guru,
 berperilaku jujur dalam segala hal,
 ijin keluar kelas (IKK),
 roling ketua kelas secara periodik
 merapikan meja kursi setelah selesai pembelajaran.

 Terprogram

1) Ekstrakurikuler

a) Ekstrakurikuler Wajib: Pramuka

b) Ekstrakurikuler Pilihan, sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa:

2. Ko Kurikuler

a) Pameran kelas saat jeda semester 1 untuk membentuk karakter religius,


mandiri, gotong royong, nasionalis, dan integritas

b) Field trip saat liburan semester 1 untuk membentuk karakter religius,


mandiri, gotong royong, nasionalis, dan integritas.

67
c) Festival seni hasil ekstrakurikuler tingkat sekolah jeda semester 2 untuk
membentuk karakter religius, mandiri, gotong royong, nasionalis, dan
integritas

 Spontan
Untuk membentuk nilai-nilai utama karakter pada siswa dilaksanakan juga
melalui kegiatan spontan, yang melatih siswa memiliki rasa peka dan
kepedulian terhadap orang lain, yang dilakukan secara spontan dan insidental,
seperti: takjiah, menjenguk teman sakit.

 Keteladanan
Keteladan merupakan faktor penentu dalam mencapai keberhasilan
pembentukan nilai-nilai utama karakter pada diri siswa, sehingga menjadi
pembiasaan bahkan budaya hidup siswa. Oleh karena itu keteladan kepala
sekolah, guru, dan warga sekolah lainnya sangat diperlukan:
1) Kedisiplinan waktu: kehadiran, istirahat, pelaksanaan kegiatan-kegiatan
sekolah.
2) Penampilan: berpakaian, bertutur sapa, dan berperilaku sehari-hari.
3) Administrasi: terbiasa menuliskan apa yang akan dilakukan, dan melakukan
apa yang ditulisnya dengan konsisten. Sehingga menjadi teladan dalam
pengelolaan administrasi kinerja sesuai tupoksinya.

3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat


a. Orang Tua Siswa: dilibatkan dengan membangun komunikasi dan komitmen
bersama untuk kemajuan sekolah dalam membangun sinergi dalam
membentuk karakter siswa agar terjalin kesinambungan program sekolah
dengan lingkungan di rumah siswa, serta dalam mendukung finansial yang
diperlukan dalam proses layanan pendidikan yang terbaik di sekolah.
Misalnya:
 Program parenting (pendampingan orang tua terhadap siswa):
 Foundation Class; MPLS kelas awal antara Guru, Peserta
didik, dan orang tua
 Membantu pendampingan PR
 Model 1821
 Parent Gathering; pertemuan orang tua dengan pihak sekolah
perkelas

68
 Paguyuban Kelas, dll
b. Komite Sekolah: sebagai lembaga independen yang berfungsi sebagai
mediasi antara sekolah, orang tua dan masyarakat, mobilisasi sumber daya
yang ada di lingkungan masyarakat sekitar sekolah untuk memaksimalkan
mutu layanan pendidikan di sekolah, serta berfungsi sebagai lembaga
pengontrol/pengawasan program sekolah.
c. Alumni; sebagai pendukung kelancaran program-program sekolah, melalui
sumbangan, hibah, donator, dan peran serta aktif
d. Pihak lain (Tomas, Dudi, dll); dan pemberdayakan potensi lingkungan
sebagai sumber pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni
dan budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri.
e. Mensinkronkan program dan kegiatan sekolah dengan program pemerintah
daerah dan melakukan kerja sama dengan lembaga atau masyarakat sekitar
sekolah
f. Penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu pada
indikator pencapaian nilai-nilai karakter, melalui pengamatan guru ketika
seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal
record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang
berkenaan dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan tugas
yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya.
g. Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya
guru dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam
pernyataan kualitatif sebagai berikut ini.
Alternatif 1:

BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan


tanda- tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator)
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai
memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten)
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan
berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan
mulai konsisten)
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus

69
memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara
konsisten)
Alternatif 2:

Kategori Keterangan
A Sangat baik
B Baik
C Cukup
D Kurang
G. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Literasi tidak sekedar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan
berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital,
dan auditori. Gerakan Literasi Sekolah (LGS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Gerakan Literasi Sekolah (LGS) bertujuan (1) Menumbuhkembangkan budaya
literasi membaca dan menulis siswa di sekolah, (2) Meningkatkan kapasitas warga dan
lingkungan sekolah agar literat, (3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, dan
(4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan
mewadahi berbagai strategi membaca
Bertolak dari tujuan tersebut implementasi Gerakan Literasi Sekolah (LGS) pada
SD Negeri 1 Banjarangkan yakni:
1. Wajib baca 15 menit setiap hari sebelum pembelajaran;
2. Setiap kelas mengupayakan adanya perpustakaan mini sebagai pendukung
perpustakaan sekolah;
3. Memprogramkan melalui RKAS untuk membeli buku-buku yang bisa
menginspirasi guru-guru dan siswa, selain buku-buku pokok;
4. Membuat progran tahunan melakukan kunjungan ke pameran buku dan atau studi
banding ke perpustakaan kabupaten atau perpustakaan sekolah lain yang lebih
maju;
5. Membuat sinopsis buku-buku yang telah dibaca siswa;
6. Menyelenggarakan lomba-lomba menulis bagi siswa pada hari-hari nasional atau
pada moment-moment tertentu.

70
H. Pendidikan Keluarga
Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan berkolaborasi dengan
lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan sekolah. Pelibatan
publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan misinya sendiri.
Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan kerja sama antar komunitas dan
satuan pendidikan diluar sekolah sangat diperlukan dalam penguatan pendidikan
keluarga.
 Pendidikan yang wajib dilaksanakan di masing-masing Sekolah Dasar terutama di
SD Negeri 1 Banjarangkan adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan dengan wali kelas minimal satu kali/semester
2. Mengikuti kelas orang tua (parenting) minimal dua kali/tahun
3. Pelibatan Ortu terpilih sebagai nara sumber kelas inspirasi
4. Pelibatan Ortu dalam pameran karya dan pentas akhir tahun
Selain itu juga dapat mewujudkan kerjasama dan keselarasan program pendidikan di
sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai Tri Sentra Pendidikan dalam membangun
ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya berprestasi peserta didik.
 Beberapa manfaat Pelibatan Keluarga di Satuan Pendidikan
 Hasil Kajian di Dalam Negeri
 Studi dampak program pendidikan dan pengembangan anak usia dini di 50 kabupaten
tertinggal (World Bank, 2013) menunjukkan bahwa intensitas dukungan keluarga
berpengaruh meningkatkan pencapaian perkembangan anak usia dini (usia 0-6 tahun).
 Kajian sistem pembinaan profesional dan cara belajar siswa aktif (Harlen, et. all.,
2001) menunjukkan bahwa kemitraan dan peran aktif orang tua di sekolah
berpengaruh meningkatkan kemajuan dan kesuksesan anak-anak mereka.
 Hasil Kajian Internasional
1. Penelitian Izzo dkk (1999) menunjukan bahwa ketika orang tua dan sekolah
berkolaborasi secara efektif, siswa dapat berperilaku dan menunjukkan prestasi yang
lebih baik di sekolah
2. Greenwood & Hickman (2010) menyebutkan bahwa keterlibatan orang tua di
sekolah memberikan kontribusi yang positif dalam prestasi akademis,
frekuensi kehadiran, iklim sekolah, persepsi orang tua dan anak tentang belajar
di kelas, sikap dan perilaku positif anak, kesiapan anak untuk mengerjakan PR,
peningkatan waktu yang dihabiskan anak bersama orang tuanya, aspirasi
pendidikan, kepuasan orang tua terhadap guru, dan kesadaran anak terhadap
kehidupan yang baik.

71
3. Kotaman (2010) menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua dapat memberi efek
positif pada berbagai aspek pendidikan termasuk meningkatkan perilaku anak
dan adaptasi sosial, mengurangi masalah kedisiplinan di sekolah,
meningkatkan kesuksesan di sekolah, dan peningkatan kehadiran di sekolah.

I. Pendidikan Kecakapan Hidup ( life Skill )


Layanan Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) atau Llife Skill , yang mencakup
kecakapan personal (pribadi), kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan
pravokasional dilaksanakan secara terpadu melalui mata pelajaran, muatan lokal, dan
pengembangan diri. Lingkup PKH yang dikembangkan di SDN 1 Banjarangkan adalah:

Kecakapan Komponen
1. Berfikir kritis
2. Berfikir logis
3. Menanamkan nilai-nilai komitmen
4. Kebiasaan mandiri
Kecakapan
5. Rasa percaya diri
Personal
6. Rasa tanggung jawab
7. Kemampuan menghargai dan menilai diri
8. Kemampuan menggali dan mengolah informasi
9. Kemapuan mengambil keputusan
1. Kemampuan bekerja sama
2. Kemampuan mengendalikan emosi
3. Kemampuan berinteraksi dengan kelompok
4. Berpartisipasi
5. Memiliki budaya sportif
Kecakapan 6. Sikap disiplin
Sosial 7. Budaya hidup sehat
8. Kemampuan mendengar
9. Kemampuan berbicara
10. Kemampuan membaca
11. Kecakapan menilis pendapat/gagasan
12. Kecakapan memimpin
1. Menguasai pengetahuan
Kecakapan 2. Bersikap ilmiah
Akademik 3. Menggunakan teknologi
4. Bersikap kritis rasional
Kecakapan Pra Keterampilan TIK dasar
Vokasional

72
J. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
a Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat
bagi pengembangan kompetensi peserta didik.

b Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global terintegrasi dalam setiap mata pelajaran

Disamping bahasa Bali dan majejahitan keunggulan lokal di dalam kurikulum ini
tercermin dalam penentuan media layanan pembelajaran dalam bentuk muatan lokal
pilihan dan pengembangan diri antara lain bidang pengembangan diri spontan dan
keteladanan yang memuat nilai moral, nilai tata krama, budi pekerti dan pembiasaan
positif yang diharapkan akan menjadi ciri khas karakter siswa lulusan SD Negeri 1
Banjarangkan yang tercermin dalam perilaku dan kehidupan sehari-hari.
Untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan untuk menghadapi
kehidupan global yang sangat kompetitif, kurikulum ini menyediakan program layanan
melalui pemilihan bahan ajar pada beberapa mata pelajaran serta penentuan bidang
keterampilan muatan lokal dan pengembangan diri khususnya pada kegiatan
ekstrakurikuler antara lain melalui mata pelajaran bahasa Inggris dan pengenalan
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta berbagai jenis keterampilan
ekstrakulikuler termasuk penyediaan wadah kegiatan keterampilan percakapan bahasa
Inggris.
SD Negeri 1 Banjarangkan memasukkan pendidikan keunggulan lokal dan global
melalui bagian-bagian dari semua mata pelajaran pada struktur kurikulum seperti berikut.

a. Pendidikan berbasis keunggulan lokal:


1) Seni tabuh, seni tari dan mejejahitan bagian dari pengembangan diri pendukung
mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.
2) Metembang bagian dari muatan lokal Bahasa Bali.

b. Pendidikan berbasis keunggulan global:


1) English club bagian dari mata pelajaran Bahasa Inggris
2) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi bagian dari pendidikan
kecakapan hidup

K. Kecakapan abad 21 dan Keterampilan Berpikir HOTS


Menyikapi perkembangan teknologi yang sangat pesat maka melalui
Kurikulum ini diharapkan para peserta didik mencapai berbagai kompetensi dengan
penerapan HOTS atau Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi. Kompetensi tersebut yaitu
berpikir kritis (criticial thinking), kreatif dan inovasi (creative and innovative),

73
kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama
(collaboration) dan kepercayaan diri (confidence). Lima hal tersebut menjadi target
karakter peserta didik yang nantinya juga melekat pada sistem evaluasi melalui sistem
penilaian dan ujian. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking
Skills/HOTS) juga diterapkan menyusul masih rendahnya peringkat Programme for
International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara lain, sehingga standar soal ujian
secara terus-menerus ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan.
Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan program yang dikembangkan
sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan.

L. Pengaturan Beban Belajar


a. Beban belajar menggunakan sistem paket artinya setiap siswa wajib mengikuti sejumlah
mata pelajaran yang telah ditentukan oleh sekolah

b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran mulai dari kelas I- VI adalah 35 menit

c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
(KMTT) dalam sistem paket 0% - 40%, dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran
yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Penugasan Terstruktur (PT)
merupakan kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik,
dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan
ditentukan oleh guru.

Dalam kegiatan ini tidak terjadi interaksi langsung antara peserta didik dengan
pendidik. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) merupakan kegiatan
pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk
mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh peserta
didik dan tidak terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik.

d. Alokasi waktu untuk praktik yakni 2 jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu
jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.

74
Tabel 07. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan
Minggu
Satu jam Waktu
Jlh. Jam Pemb. Efektif per
No Kelas pemb. tatap pembelajaran Ket
per minggu tahun
muka (menit) per tahun
Pelajaran

1 I 35 32 35minggu 1120

2 II 35 34 35minggu 1190

3 III 35 32 35minggu 1120

4 IV 35 40 35minggu 1400

5 V 35 40 35minggu 1400

6 VI 35 36 35minggu 1260

M. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)


Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh
satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan, dengan mempertimbangkan
karakteristik peserta didik, karakteristik muatan pelajaran, dan kondisi Satuan Pendidikan.
Penentuan KKM harus mempertimbangkan setidaknya 3 aspek, yakni karakteristik peserta didik
(intake), karakteristik muatan/mata pelajaran (kompleksitas), dan kondisi satuan pendidikan
(pendidik dan daya dukung.
 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) ditetapkan oleh sekolah pada awal tahun
pelajaran dengan memperhatikan Kompleksitas, Intake, dan Daya dukung
1) Aspek karakteristik materi/kompetensi yaitu memperhatikan kompleksitas KD
dengan mencermati kata kerja yang terdapat pada KD tersebut dan berdasarkan
data empiris dari pengalaman guru dalam membelajarkan KD tersebut pada waktu
sebelumnya. Semakin tinggi aspek kompleksitas materi/kompetensi, semakin
menantang guru untuk meningkatkan kompetensinya
2) Aspek intake yaitu memperhatikan kualitas peserta didik yang dapat diidentifikasi
antara lain berdasarkan hasil ujian jenjang sebelumnya, hasil tes awal yang
dilakukan oleh sekolah, atau nilai rapor sebelumnya. Semakin tinggi aspek intake,
semakin tinggi pula nilai KKM-nya

75
3) Aspek guru dan daya dukung antara lain memperhatikan ketersediaan guru,
kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu,
kompetensi guru (misalnya hasil Uji Kompetensi Guru), rasio jumlah peserta didik
dalam satu kelas, sarana prasarana pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan
sekolah. Semakin tinggi aspek guru dan daya dukung, semakin tinggi pula nilai
KKM-nya.

 Fungsi KKM adalah :


a. sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
KD mata pelajaran yang diikuti,
b. sebagai acuan bagi peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian
mata pelajaran,
c. dapat dilakukan sebagai evaluasi program yang dilaksanakan di sekolah,
d. merupakan target satuan pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap mata
pelajaran.

 Prinsip penetapan KKM sebagai berikut:


1) Dilakukan melalui analisis dengan memperhatikan kompleksitas, daya dukung dan
intake peserta didik.
2) KKM Kompetensi Dasar merupakan rata-rata dari KKM indikator yang terdapat
dalam kompetensi dasar tersebut.
3) Kriteria KKM setiap Muatan mata Pelajaran merupakan rata-rata KKM
Kompetensi Dasar yang terdapat dalam setiap muatan mata pelajaran.
4) Pada setiap indikator/kompetensi dasar dimungkinkan adanya perbedaan nilai
ketuntasan minimal.
 Langkah-langkah penetapan KKM sebagai berikut:
1) Kepala Sekolah bersama Dewan Guru menganalisis KKM terrendah yang
dihasilkan oleh guru pada semua maple dan semua Kelas.
Misalnya: Hasil analisis menunjukkan nilai terendah sebagai KKM pada suatu Kls
yakni pada muatan mata pelajaran bahasa Indonesia yakni 60, maka :
a. Rumus yang digunakan untuk rentang sebutannya adalah : (100 – 61) : 3 = 39 :
3 = 13
b. Berdasarkan hal tersebut maka :
 61 naik 13 digit = 74 artinya 60-74 kategorinya C
 75 naik 13 digit = 88; artinya 75 – 88 kategorinya B
 88 naik 13 digit = 100; artinya 88 – 100 kategorinya A

Contoh 2: KKM terendah Hasil analisis menunjukkan nilai terendah sebagai KKM
pada suatu kelas yakni pada muatan mata pelajaran bahasa Indonesia yakni 67,
maka :
a. Rumus yang digunakan untuk rentang sebutannya adalah : (100 – 67) : 3 = 33 :
3 = 11
b. Berdasarkan hal tersebut maka :

76
 67 naik 11 digit = 78 artinya 67-78 katerorinya C
 78 naik 11 digit = 89; artinya 79 – 89 kategorinya B
 89 naik 11 digit = 100; artinya 90 – 100 kategorinya A

2) KKM yang ditetapkan, disosialisasikan kepada peserta didik, orang tua, dinas
pendidikan.
3) KKM dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar/raport untuk kelas III dan VI pada
saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik, sedangkan
kelas I,II,IV, dan V disimpan sebagai dokumen sekolah.
Memperhatikan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya
pendukung, serta tingkat keluasan materi maka KKM dalam penyelenggaraan pembelajaran di SD
Negeri 1 Semarapura Tengah sesuai tabel berikut.

No Muatan Mata Pelajaran KELAS


Kelompok A Kls I Kls II Kls III Kls IV Kls V Kls VI
Pendidikan Agama dan Budi
1
Pekerti
77 77 78 78 79 79
2 PPKn 73 73 73 74 74 74
3 Bahasa Indonesia 70 71 72 74 74 74
4 Matematika 68 69 69 69 69 69
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 72 73 73
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 72 73 73
Kelompok B
1 SBdP 72 74 74 75 76 76
2 PJOK 73 74 74 75 75 76
Kelompok Mulok
Bahasa Bali (Bahasa, Aksara
1
dan Sastra Bali)
73 73 74 74 75 75
2 Bahasa Inggris - - 68 /70 70 70

Ekstrakurikuler
1 Wajib (Pramuka) B B B B B B
2 Pilihan B B B B B B

Hasil analisis menunjukkan nilai terendah pada suatu kelas yakni 68. Dengan Demikian
KKM Satuan Pendidikan pada SD Negeri 1 Banjarangkan yakni 63, maka :
a. Rumus yang digunakan untuk rentang sebutannya adalah : (100 – 61) : 3 = 39 : 3 =
13
b. Berdasarkan hal tersebut maka :
 61 naik 13 digit = 74 artinya 61 - 74 katerorinya C
 75 naik 13 digit = 83; artinya 75 - 88 kategorinya B
 88 naik 13 digit = 100; artinya 88 - 100 kategorinya A

77
N. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
A. Kenaikan Kelas :
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur
dalam rapat Dewan guru berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku , yaitu :
 Peserta didik dinyatakan naik kelas jika :
 Jika semua indikator, KD suatu mata pelajaran telah terpenuhi
ketuntasannya, maka siswa dianggap telah layak naik ke kelas
berikutnya.
 minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan peraturan lainnya yang
berlaku di satuan pendidikan tersebut terpenuhi
 Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling
sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan keterampilan
belum tuntas dan/atau sikap belum baik
 Peserta didik diupayakan mengikuti proses pembelajaran dan penilaian yang
maksimal. Oleh karena itu apabila ada peserta didik yang terpaksa harus tidak
naik kelas, maka hal ini harus menjadi umpan balik bagi pendidik, satuan
pendidikan, dan orangtua sehingga diharapkan semua peserta didik pada
akhirnya dapat naik kelas
 Untuk memudahkan administrasi maka siswa diharapkan mengulang semua
mata pelajaran beserta KD dan indikatornya dan sekolah mempertimbangkan
mata pelajaran KD dan indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran
sebelumnya.

B. Kelulusan :
1. Kelulusan dan kriteria kelulusan peserta didik dari Satuan Pendidikan ditetapkan
melalui rapat dewan guru. Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Menengah setelah memenuhi syarat berikut. (1) Menyelesaikan
seluruh program pembelajaran; (2) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik; dan
(3) Lulus Ujian Sekolah seluruh muatan/mata pelajaran.
2. Rumus nilai : menyesuaikan dengan ketentuan pada tahun berjalan.
3. Standar minimum kelulusan akan ditetapkan tersendiri sebelum ujian melalui rapat
Dewan guru.

O. Protokol Kesehatan pada Proses Pendidikan di Masa Tatanan Kehidupan Era


78
baru (New Normal)

Pandemi  virus Covid-19 yang kini sedang melanda dunia semakin meyakinkan
kita bahwa lanskap kehidupan itu mengalami perubahan  fundamental. Tidak berlebihan
untuk menyebut bahwa sebuah revolusi sedang terjadi. Siapa saja yang mempertahankan
cara-cara lama, tanpa mau berubah maka ia akan tertinggal jauh. Itulah sebabnya,
pemerintah kini mulai mencanangkan Tatanan Kehidupan Era baru (New Normal).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Bahasa mengungkapkan arti
new normal yakni "Kenormalan baru, keadaan normal yang baru (belum pernah ada
sebelumnya). Dengan New Normal, semua pekerjaan  kembali seperti sedia kala dengan
tetap mengikuti protokoler kesehatan.
Pada Paradigma Baru Pendidikan, suka atau tidak suka,  pandemi telah menjadi
katalisator perubahan mendasar bidang pendidikan sejalan pula dengan tuntutan revolusi
digital 4.0. Pandangan kita tentang pendidikan dan proses pendidikan haruslah berubah.
Penerapan cara dan sistem pendidikan konvensional sudah mulai terasa sedikit demi
sedikit ditinggalkan. Paradigma baru ini mengkolaborasikan antara tuntutan revolusi
digital 4.0 dengan protokol kesehatan, yang intinya proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik dan peserta didik serta seluruh warga berada dalam kondisi
sehat. Intinya yang terpenting dalam konteks ini adalah keamanan, kesehatan, dan
keselamatan.

Proses pendidikan pada era nw normal mengacu pada protokol kesehatan yakni:

1. Pra Pelaksanaan Tatanan Kehidupan Era baru (New Normal) di sekolah :


 Memastikan Sarana prasarana sekolah meliputi lingkungan sekolah, ruang kelas,
tempat praktek, perpustakaan, tempat ibadah, sarana olahraga, dan sarana lainnya
steril dari virus Covid-19. Hal ini dilakukan dengan penyemprotan disinfektan 2
kali sehari pada tempat-tempat yang rentan terjadi penyebaran virus.
 Mengatur ruang kelas sedimikian rupa sehingga jarak tempat duduk antara satu
peserta didik dengan peserta lainnya 1-2 meter.
 Menyediakan sarana dan prasarana tempat cuci tangan sesuai rasio jumlah siswa.
 Pemasang penanda jarak berdiri antara siswa satu dengan siswa lainnya di halaman
sekolah

79
 Memastikan kesehatan guru dan tenaga kependidikan tidak berpotensi untuk
menularkan atau tertular Covid-19 melalui skrining.
 Melakukan analisis zona lokasi tempat tinggal guru, tenaga kependidikan dan siswa
untuk memastikan tempat tinggalnya bukan  merupakan episentrum penularan
Covid-19.
 Menyiapkan media sosialisasi dan edukasi  pencegahan Covid-19 untuk warga
sekolah, melalui spanduk/x-banner yang dipasang di depan sekolah dan tempat-
tempat umum di lingkungan sekolah.
 Menyediakan alat pengukur suhu (thermo gun) untuk melakukan proses skrining
kesehatan sebelum memasuki lingkungan sekolah

 Menyediakan disinfektan untuk membersihkan sarana sekolah, laboratorium, ruang


ibadah secara periodik
 Menyediakan masker cadangan (untuk pengganti bagi seluruh warga sekolah yang
membutuhkan)

2. Saat pelaksanaan proses pendidikan dan pembelajaran


 Memastikan semua warga sekolah menggunakan masker yang memenuhi standar
kesehatan dan atau menggunakan face shield (penutup wajah dari plastik
transparan)
 Melakukan proses skrining kesehatan yakni pengukuran suhu dengan thermo gun
sebelum memasuki lingkungan sekolah
 Meminta semua peserta dididk untuk mencuci tangan secara benar dengan air dan
ditergent sebelum memasuki lingkungn sekolah.
 Melakukan sosialisasi dan edukasi  pencegahan Covid-19 untuk warga sekolah.
Penekanan agar peserta didik dan seluruh warga sekolah dalam kondisi tidak panik
berlebihan namun tetap dengan hati-hati.
 Meminta semua peserta dididk untuk menggunakan hand sanitizer pada kedua
telapak tangan sebelum memasuki ruang kelas
 Mengajak warga sekolah untuk senantiasa berdoa dan mendekatkan diri pada
Tuhan Yang Maha Esa
 Mengajak warga sekolah untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat

80
 Selalu mengenakan Masker dan atau menggunakan face shield (penutup wajah dari
plastik transparan) serta tetap menjaga jarak sesuai ketentuan social distancing atau
fhisical distancing
 Pengantar dan Penjemput berhenti di lokasi yang ditentukan dan di luar sekolah,
serta dilarang menunggu atau berkerumun selama mengantar atau menjemput
 Melaporkan kepada guru/tenaga kependidikan jika merasa sakit atau tidak enak
badan
 Menghindari aktifitas olah raga yang melibatkan kontak fisik dengan orang lain,
baik secara langsung maupun tidak langsung

 Pengaturan tempat duduk siswa di kelas dalam proses pembelajaran


memperhatikan jarak aman yakni 1-2 meter antara siswa yang satu dengan lainnya.
Terkait kondisi ini proses pembelajaran per-kelas diatur sedemikian rupa sesuai
kondisi sekolah dan kebijakan pemerintah dengan tetap memenuhi kondisi jarak
aman tersebut.

 Selama mengajar di kelas guru tetap menjaga jarak dari siswa dan tidak mobile
(tidak berkeliling kelas/mendekati siswa)

 Selama proses pembelajaran di kelas guru dan siswa tetap menggunakan masker
dan atau menggunakan face shield (penutup wajah dari plastik transparan)

 Tidak memberikan tugas yang bahan/kertasnya berasal dari guru atau siswa lain.
Siswa menggunakan bahan/kertas kerja milik sendiri. Jika menggunakan kertas
kerja yang berasal dari guru agar dipastikan kertas kerja tersebut steril dari virus.

3. Pasca Proses Pembelajaran

 Selesai jam sekolah, siswa langsung meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah
masing-masing (tidak mampir-mampir)

 Mengenakan Masker yang sesuai standar kesehatan dengan benar

 Jika menggunakan kendaraan umum/antar jemput roda 4, tetap menerapkan prinsip


jaga jarak, dan tidak menggunakan kendaraan umum roda 2 (ojek)

 Jika menggunakan roda 2 milik pribadi atau keluarga dan berboncengan harus
dalam satu keluarga (satu Kartu Keluarga)

81
 Sampai di rumah langsung ganti pakaian dan mandi dengan menggunakan air
hangat/air mengalir dan sabun

 Tidak memegang mulut, hidung, atau mata sebelum melakukan cuci tangan

 Tidak berkumpul atau melakukan kontak fisik dengan anggota keluarga sebelum
mandi

82
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Mengacu pada Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga


Provinsi Bali No. 420/1636/DISDIKPORA tentang Kalender Pendidikan dalam
Lingkungan Pendidikan Provinsi Bali Tahun Pelajaran 2021/2022 yang di dalamnya
memuat tentang :
1. Tahun pelajaran 2021/2022 dimulai dari hari senin, 12 Juli 2021 dan berakhir
pada hari Sabtu, 11 Juni 2022.
2. Pelaksanaan hari pertama masuk sekolah dimulai tanggal 12 Juli sampai dengan
14 Juli 2021, dengan kegiatan:
a. Pengenalan Sekolah/Madrasah dan cara belajar;
b. Pengumpulan data untuk kepentingan Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah
termasuk pengumpulan data melalui angket Orang tua, angket Siswa,
kuesioner dan pengisian catatan kumulatif yang lazim disebut Buku Laporan
Pribadi.
3. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan mulai hari Kamis tanggal 15 Juli 2021.
4. Jumlah hari belajar sekolah/madrasah efektif dalam satu tahun pelajaran
sekurang-kurangnya 200 hari sebanyak-banyaknya 245 hari.
5. Kegiatan tengah semester direncanakan dan dilaksanakan oleh sekolah selama 4
hari.
6. Jumlah hari belajar sekolah pada tahun pelajaran 2021/2022 dengan sistem
semester sebagai berikut:
 Semeter I selama 111 hari yakni hari Senin, 12 Juli sampai dengan Sabtu,
18 Desember 2021.
 Semester II selama 107 hari yakni hari Senin, 3 Januari 2021 sampai dengan
hari Sabtu 11 Juni 2021.
7. Libur Semester I (ganjil) berlangsung selama 14 (empat betas) hari kalender
mulai hari Senin, tanggal 20 Desember 2021 sampai dengan hari Sabtu, 1 Januari
2022.
8. Libur Semester II (genap) berlangsung selama 14 (empat belas) hari kalender
mulai hari Senin, tanggal 13 Juni 2022 sampai hari Sabtu, tanggal 25 Juni 2022

83
9. Libur akhir tahun pelajaran 2021/2022 berlangsung selama 14 (empat betas) hari
kalender mulai hari Senin, tanggal 27 Juni 2022 sampai dengan hari Sabtu,
tanggal 9 Juli 2022.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur, dan kegiatan lainnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.

A. Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan


Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu
1 Minggu efektif Minimum 34 Digunakan untuk kegiatan pembelajaran
belajar minggu dan efektif pada setiap satuan pendidikan
maksimum
38 minggu
2 Jeda tengah Maksimum 2 Satu minggu setiap semester
semester minggu
3 Jeda antar Maksimum 2 Antara semester I dan II
semester minggu
4 Libur akhir Maksimum 3 Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan
tahun pelajaran minggu administrasi akhir dan awal tahun pelajaran

5 Hari libur 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur


keagamaan keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya
sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif
6 Hari libur Maksimum 2 Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
umum/nasiona minggu 1
l
7 Hari libur Maksimum 1 Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri
khusus minggu kekhususan masing-masing

84
Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu

8 Kegiatan Maksimum 3 Digunakan untuk kegiatan yang


khusus minggu diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madra sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah
sah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif

B. Uraian Kegiatan Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2021/2022


NO KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
1 2 3 4

1 Permulaan Tahun Pelajaran 12 Juli 2021  


2021/2022

2 Dimulainya Masa Pengenalan 13 s.d. 14 Juli 2021  


Lingkungan Sekolah (MPLS)

3 Hari belajar sekolah Semester I 12 Juli s.d. 18 Hari belajar efektif 111 hari
Desember 2021

4 Kegiatan Tengah Semester I 27 - 30 September 2021 Diisi kegiatan Porseni,


Karya
wisata, Lomba Kreatifitas
Pengembangan Bakat dan
Prestasi

5 Penyerahan Raport Semester I 18-19 Desember 2021 Dilaksanakan pada hari


kerja satu hari sebelum libur
semester

6 Libur Semester I 20 Desember 2021 s.d. 1 14 (empat belas) hari


Januari 2022 kalender

7 Hari belajar sekolah semester II 3 Januari s.d. 11 Juni 2022 Hari belajar efektif 107 hari

85
NO KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
1 2 3 4

8 Kegiatan Tengah semester II 14 s.d. 17 Maret 2022 Diisi Kegiatan Porseni,


Karya
Wisata, Lomba Kreatiftas,
Pengembangan Bakat dan
prestasi Siswa
9 Penyerahan Raport semester II 4 Juni 2021 Dilaksanakan pada hari
kerja sehari sebelum libur
semester

10 Libur Semester II 13 s.d. 25 Juni 2022 14 (empat belas) hari


kalender

11 Libur Akhir Tahun Pelajaran 27 Juni s.d. 9 Juli 2022 14 (empat belas) hari
kalender

12 Ujian Akhir Sekolah Antara bulan Maret dan Mengacu pada keputusan
Mei 2022 Mendikbud

13 Tahapan Penerimaan Siswa Juni s.d Juli 2021 Mengikuti Pedoman


Baru Penerimaan Peserta
didik / Siswa Baru

14 Akhir Tahun Pelajaran 11 Juni 2022  


2021/2022

15 Permulaan Tahun Pelajaran 11 Juli 2022  


2022/2023

16 Kelebihan jam mengajar   Kelebihan hari belajar


efektif
agar dimanfaatkan untuk
kegiatan pembelajaran
dalam upaya peningkatan
mutu pendidikan

C. Kegiatan Hari-hari Besar, dan Liburan


Perkiraan jadwal libur Umum Nasional , Libur Khusus, Kegiatan Non Kurikuler, dan
Libur Sekolah Tahun Pelajaran 2021/2022

No. HARI LIBUR & KEGIATAN HARI & TANGGAL

1 Libur Umum/Nasional :  
  - Hari Idul Adha 1441 hijriah Selasa, 20 Juli 2021
  - Hari Kemerdekaan RI Senin, 17 Agustus 2021

86
No. HARI LIBUR & KEGIATAN HARI & TANGGAL

  - Tahun Baru Islam 1442 Hijriah Selasa, 10 Agustus 2021


  - Maulid Nabi Muhammad SAW Selasa, 19 Oktober 2021
  - Hari Raya Natal Sabtu, 5 Desember 2021
  - Tahun Baru Sabtu, 1 Januari 2022
  - Hari Tahun Baru Imlek Selasa, 1 Pebruari 2022
  - Isra Miraj Selasa, 1 Maret 2022
  - Hari Raya Nyepi Kamis,3 Maret 2022
  - Jumat Agung/Wafat Isa Al Masih Jumat, 15 April 2022
  -Hari Buruh Minggu, 1 Mei 2022
  - Kenaikan Isa Almasih Kamis, 26 Mei 2022
  - Idul Fitri Selasa dan Rabu, 3-4 Mei 2022
  - Waisak Senin, 16 Mei 2022
  - Hari Lahir Pancasila Rabu, 1 Juni 2022
 
2 Libur Khusus :
  - Hari Raya suci Galungan dan Kuningan Senin, 9 Nov s.d. Sabtu 20 Nov 2021
  - Hari Raya Suci Saraswati Sabtu, 28 Agustus 2021
- Hari Raya Suci Pagerwesi Rabu, 1 September 2021
  - Raya Suci Siwaratri Sabtu,1 Januari 2022
  - Hari Raya Suci Pagerwesi Rabu, 30 Maret 2022
  - Hari Raya Suci Tawur Kesanga Selasa, 2 Maret 2022
  - Ngembak Geni Kamis, 4 Maret 2022
  - Hari Raya suci Galungan dan Kuningan Senin, 6 Juni s.d. Sabtu 18 Juni 2022
  - Hari Raya Suci Saraswati Sabtu, 26 Maret 2022
  - Hari Raya Suci Pagerwesi Rabu, 30 Maret 2022
3 Kegiatan Ko-Kurikuler  
  - Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Senin-Rabu, 12 - 14 Juli 2021
(MPLS)
  - Kegiatan Tengah Semester I Senin-Kamis, 27 s.d. 30 Oktober 2021
  - Pembagian Raport Semester I Sabtu, 19 Desember 2021
  - Kegiatan Tengah Semester II Selasa-Jumat, 14 s.d. 17 Maret 2022
  - Pembagian Raport Semester II Sabtu, 4 Juni 2022
4 Libur Semester I 20 Desember 202 s.d. 1 Januari 2022
5 Libur Semester II 13 s.d. 25 Juni 2022
6 Libur Akhir Tahun Pelajaran 27 Juni s.d. 9 Juli 2022

D. Penghitungan hari Belajar Efektif


Jumlah
Hari Libur
Hari
Hari Hari ko-
No Semester Bulan Kurikuler Jumlah
Efektif Akhir
Minggu Umum Khusus Semester Hari
Th Pel
Libur
1 Juli 2021 17 0 4 1 0 0 9 14 31

87
I

Agustus 2021 23 0 5 2 1 0 0 8 31
September 2021 25 0 4 0 1 0 0 5 30
Oktober 2021 25 0 5 1 0 0 0 6 31
Nopember 2021 13 0 4 1 12 0 0 17 30
Desember 2021 16 0 4 2 0 9 0 15 31
II
JUMLAH : 119 0 26 7 14 9 9 65 184

2 Januari 2022 25 0 5 1 0 0 0 6 31
Pebruari 2022 23 0 4 1 0 0 0 5 28
Maret 2022 22 0 4 1 4 0 0 9 31
April 2022 25 0 4 1 0 0 0 5 30
Mei 2022 22 0 5 4 0 0 0 9 31
Juni 2022 3 0 4 1 6 12 4 27 30
JUMLAH : 120 0 26 9 10 12 4 61 181
                       
JUMLAH SEMUA : 239 0 52 16 24 21 13 126 365

BAB V
PENUTUP

Implementasi Kurikulum 2013 ini diharapkan dapat terlaksana dengan baik


sehingga proses pembelajaran di SD Negeri 1 Banjarangkan dapat lebih meningkatkan
semangat belajar, antusiasme dalam mengikuti proses pembelajaran, mencerdaskan serta
sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Selain itu, para guru dapat melakukan evaluasi terhadap dokumen kurikulum serta
jalannya proses pelaksanaannya. Evaluasi ini dapat dijadikan acuan dalam perbaikan serta
peningkatan mutu pendidikan kearah yang lebih baik. Hasil belajar siswa baik dari segi

88
pemahaman, keterampilan, sikap serta prilaku dapat menjadi tolak ukur dalam
mengevaluasi sejauhmana visi yang telah dirumuskan dapat dicapai guna menyusun serta
melaksanakan tindak lanjut.
Kesungguhan dalam menjalankan komitmen, kerja keras serta kerjasama dari guru,
kepala sekolah, dan warga sekolah secara bergotong royong dalam mewujudkan proses
pendidikan yang lebih baik adalah kunci utama perwujudan dari perencaanan yang telah
disusun.

89

Anda mungkin juga menyukai