Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi-informatika seakan menjadikan
bumi ini semakin sempit dan jarak serta waktu semakin pendek, semua itu berdampak
pada perubahan nilai kehidupan di segala bidang, dimana di satu sisi mendatangkan
kemudahan-kemudahan dan keuntungan bagi umat manusia, sementara di sisi lain
memunculkan berbagai masalah. Reformasi pendidikan diperlukan untuk mengatasi
masalah-masalah pokok di bidang pendidikan yaitu (1) pemerataan pendidikan, (2)
peningkatan mutu, (3) relevansi, serta (4) efisiensi manajemen. Untuk menjawab tantangan
global tersebut maka pusat juga telah melalukan penyempurnaan dasar-dasar kurikulum
melalui 4 (empat) Standar Nasional Pendidikan (SNP) dari 8 standar yang ada, yaitu
Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
Regulasi perubahan dan penyemprnaan tersebut melahirkan Kurikulum 2013.
Banyak usaha yang telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah pendidikan.
Salah satu upaya yang telah dilakukan misalnya dengan diberlakukan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS), yang implementasinya melalui 3 (tiga) demensi, yaitu : (1) dari dimensi
sentralistik menjadi otonomi sekolah; (2) dari dimensi pendekatan birokratik menjadi
professional, (3) dari dimensi keputusan pusat menjadi partisipatif. Melalui ketiga dimensi
Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik, hal itu
ditegaskan pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 36 Ayat (2). Atas dasar pemikiran itu maka dikembangkanlah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum
operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh tiap satuan pendidikan yang selanjutnya
disebut Kurikulum Sekolah Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 13 tahun 2015 sebagai penyempurnaan terakhir dari PP 19 tahun 2005
bahwa Kurikulum Satuan Pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan
1
dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
Proses penyelenggaraan pendidikan yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menginginkan terwujudnya proses
berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi penerus bangsa di masa
depan. Tentu saja ini akan menjadi faktor cermin bagi tumbuh kembangnya bangsa dan
negara Indonesia sepanjang zaman. Apalagi dengan adanya perkembangan globalisasi
yang menimbulkan persaingan sehingga menuntut peningkatan kualitas yang lebih baik
secara berkelanjutan seluruh unsur sumber daya pendidikan. Perkembangan dan perubahan
secara terus-menerus ini menuntut penyempurnaan sumber daya pendidikan sebagai
bagian integral dari sistem pendidikan nasional. Dari sekian banyak unsur sumber daya
pendidikan, kurikulum merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi yang
berarti untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik. Jadi tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan berbasis pada
kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik
menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman
yang selalu berubah; dan (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Hal tersebut merupakan bentuk
pengembangan dimensi manusia Indonesia seutuhnya, meliputi dimensi moral, akhlak,
budi pekerti, perilaku, pengetahuan, kesehatan, keterampilan (head, heart, and hand).
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 1 Banjarangkan merupakan kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Banjarangkan
sesuai dengan amanat Peraturan Pemerinstah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasonal Pendidikan sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Sebagai implementasi dari peraturan yang berlaku, maka Kurikulum Sekolah Dasar
Negeri 1 Banjarangkan Tahun Pelajaran 2021/2022 sepenuhnya merujuk pada Kurikulum
2013 sebagai jabaran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
No. 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SD/MI dan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 81 Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum, yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu merupakan bentuk KTSP berdasarkan Kurikulum 2013.
2
Adapun Kurikulum tersebut disusun dan dikembangkan oleh Tim Pengembang
Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan yang terdiri atas unsur sekolah, komite sekolah,
tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, pengawas sekolah, di bawah koordinasi Dinas
Pendidikan Kabupaten Klungkung.
1. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan
tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang
meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasarana, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, dan standar kompetensi
lulusan. Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
Terkait dengan tantangan internal pertama, berbagai kegiatan dilaksanakan untuk
mengupayakan agar penyelenggaraan pendidikan dapat mencapai ke delapan standar yang
telah ditetapkan. Dalam Kurikulum 2013 empat (4) standar menjadi fokus inti yakni SKL,
Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian. Keterpaduan terlihat pada (1)
rekonstruksi kompetensi lulusan, dengan (2) kesesuaian & kecukupan, keluasan &
kedalaman materi, (3) revolusi pembelajaran dan (4) reformasi penilaian.
Terkait dengan perkembangan penduduk, SDM usia produktif yang melimpah
apabila memiliki kompetensi dan keterampilan akan menjadi modal pembangunan yang
luar biasa besarnya. Namun apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya
akan menjadi beban pembangunan. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah
bagaimana mengupayakan agar SDM usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui
pendidikan agar tidak menjadi beban.
3
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan
tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat,
perkembangan pengetahuan dan pedagogik, serta berbagai fenomena negatif yang
mengemuka. Tantangan dalam dunia pendidikan seperti lain WTO, AFEC, kemajuan
teknologi informasi dan sebagainya, menuntut kompetensi masa depan kemampuan hidup
dalam masa global, berpikir kreatif dan kritis, kesiapan untuk bekerja, bertanggung jawab
terhadap lingkungan, dsb. Hal ini untuk mengatasi persepsi masyarakat dewasa ini bahwa
beban belajar saat ini terlalu berat, lebih menitikberatkan kognitif, dan kurang
mengembangkan karakter, sementara di luar kita terjadi fenomena negatif seperti
perkelahian pelajar, narkoba, korupsi, dan sejenisnya.
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dapat terwujud
apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir. Pergeseran itu meliputi proses
pembelajaran sebagai berikut:
a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
b. Dari satu arah menuju interaktif.
c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
e. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
f. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
n. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
o. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
Sejalan dengan itu, perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan
pendekatan baru dalam perumusan Standar Kompetensi Lulusan. Perumusan SKL di
dalam KBK 2004 dan KTSP 2006 yang diturunkan dari SI harus diubah menjadi
perumusan yang diturunkan dari kebutuhan.
4
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
6
21) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 37 Tahun 2018 tentang KI dan KD;
Pengelolaan Pendidikan;
22) Surat Edaran Mendikbud Nomer 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran;
23) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 44 Tahun 2019 tentang Penerimaan
Peserta Didik Baru pada TK,SD,SMP,SMA,SMK;
24) Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3 Tahun 2020 tentang
Pencegahan Covid-19 pada Satuan Pendidikan;
25) Surat Edaran Mendikbud Nomer 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Deseas
(COVID-19);
26) Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 1 Tahun 2018 tentang Bahasa, Aksara, dan
Sastra Bali;
27) Peraturan Gubernur Bali Nomor 79 Tahun 2018 tentang Hari Penggunaan Busana
Adat Bali;
28) Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan
Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Bulan Bahasa Bali;
29) Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbunan
Sampah plastik Sekali Pakai;
30) Surat Edaran Gubernur Bali Nomer 51/Satgas Covid19/III/2020 tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan dalamn Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease
(Covid-19) di Provinsi Bali;
31) Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali Nomor
420/1636/DISDIKPORA tentang Kalender Pendidikan Provinsi Bali Tahun
Pelajaran 2021/2022;
32) Peraturan Daerah Kabupaten Klungkung Nomor 7 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Sampah;
33) Surat Edaran Bupati Klungkung nomor 854/Dikes/2020 tentang Peningkatan
Kewaspadaan Penyebaran Penyakit akibat Virus Corona (Covid-19) melalui Gerakan
Hygiene dan Sanitasi Lingkungan.
2. Landasan Filosofis
7
keberlanjutan kehidupan bangsa dan warganegara di amsa mendatang. Dengan tiga
dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam
lingkungan sosial-budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik sebagai
warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini
yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi.
3. Landasan Empiris
Pada saat ini perekonomian Indonesia terus tumbuh di tengah bayang-bayang resesi
dunia. Momentum pertumbuhan ekonomi ini harus terus dijaga dan ditingkatkan. Generasi
muda berjiwa wirausaha yang tangguh, kreatif, ulet, jujur, dan mandiri, sangat diperlukan
untuk memantapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Generasi seperti ini
seharusnya tidak muncul karena hasil seleksi alam, namun karena hasil gemblengan pada
tiap jenjang satuan pendidikan dengan kurikulum sebagai pengarahnya.
Sebagai negara bangsa yang besar dari segi geografis, suku bangsa, potensi
ekonomi, dan beragamnya kemajuan pembangunan dari satu daerah ke daerah lain, sekecil
apapun ancaman disintegrasi bangsa masih tetap ada. Maka, kurikulum harus mampu
membentuk manusia Indonesia yang mampu menyeimbangkan kebutuhan individu dan
masyarakat untuk memajukan jatidiri sebagai bagian dari bangsa Indonesia dan kebutuhan
untuk berintegrasi sebagai satu entitas bangsa Indonesia.
Dewasa ini, kecenderungan menyelesaikan persoalan dengan kekerasan dan kasus
pemaksaan kehendak sering muncul di Indonesia. Kecenderungan ini juga menimpa
generasi muda, misalnya pada kasus-kasus perkelahian massal. Walaupun belum ada
kajian ilmiah bahwa kekerasan tersebut berhulu dari kurikulum, namun beberapa ahli
pendidikan dan tokoh masyarakat menyatakan bahwa salah satu akar masalahnya adalah
implementasi kurikulum yang terlalu menekankan aspek kognitif dan keterkungkungan
peserta didik di ruang belajarnya dengan kegiatan yang kurang menantang peserta didik.
Oleh karena itu, kurikulum perlu direorientasi dan direorganisasi terhadap beban belajar
dan kegiatan pembelajaran yang dapat menjawab kebutuhan ini.
Berbagai elemen masyarakat telah memberikan kritikan, komentar, dan saran
berkaitan dengan beban belajar siswa, khususnya siswa sekolah dasar. Beban belajar ini
bahkan secara kasatmata terwujud pada beratnya beban buku yang harus dibawa ke
sekolah. Beban belajar ini salah satunya berhulu dari banyaknya matapelajaran yang ada di
tingkat sekolah dasar. Maka, kurikulum pada tingkat sekolah dasar perlu diarahkan kepada
8
peningkatan 3 (tiga) kemampuan dasar, yakni baca, tulis, dan hitung, dan pembentukan
karakter.
Berbagai kasus yang berkaitan dengan penyalahgunaan wewenang, manipulasi,
termasuk masih adanya kecurangan di dalam Ujian Nasional menunjukkan mendesaknya
upaya menumbuhkan budaya jujur dan antikorupsi melalui kegiatan pembelajaran di
dalam satuan pendidikan. Maka, kurikulum harus mampu memandu upaya karakterisasi
nilai-nilai kejujuran pada peserta didik.
Pada saat ini, upaya pemenuhan kebutuhan manusia telah secara nyata
mempengaruhi secara negatif lingkungan alam. Pencemaran, semakin berkurangnya
sumber air bersih adanya potensi rawan pangan pada berbagai beahan dunia, dan
pemanasan global merupakan tantangan yang harus dihadapi generasi muda di masa kini
dan di masa yang akan datang. Kurikulum seharusnya juga diarahkan untuk membangun
kesadaran dan kepedulian generasi muda terhadap lingkungan alam dan menumbuhkan
kemampuan untuk merumuskan pemecahan masalah secara kreatif terhadap isu-isu
lingkungan dan ketahanan pangan.
Dengan berbagai kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus
terus ditingkatkan. Hasil riset PISA (Program for International Student Assessment), studi
yang memfokuskan pada literasi bacaan, matematika, dan IPA menunjukkan peringkat
Indonesia baru bisa menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil Riset TIMSS
(Trends in International Mathematics and Science Study) menunjukkan siswa Indonesia
berada pada rangking amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang
komplek, (2) teori, analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan
pemecahan masalah dan (4) melakukan investigasi. Hasil-hasil ini menunjukkan perlu ada
perubahan orientasi kurikulum, dengan tidak membebani peserta didik dengan konten
namun pada aspek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk
berperanserta dalam membangun negaranya pada abad 21.
4. Landasan Teoritis
9
mencapai kualitas standar nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan
sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan dikembangkan menjadi
Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan.
Kompetensi adalah kemampuan sesorang untuk bersikap, menggunakan
pengetahuan dan ketrampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan
lingkungan dimana yang bersangkutan berinteraksi. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk
mengembangkan sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk membangun
kemampuan yang dirumuskan dalam SKL. Hasil dari pengalaman belajar tersebut adalah
hasil belajar peserta didik yang menggambarkan manusia dengan kualitas yang dinyatakan
dalam SKL
10
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat Sesuai dengan Tingkat
Perkembangan serta Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, pengembangan kurikulum
diarahkan untuk meningkatkan minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial,
spiritual, dan kinestik peserta didik.
4. Keragaman Potensi, Karakteristik Daerah, dan Lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Demikian pula halnya
dengan lingkungan, potensi, serta karakteristik yang mungkin berbeda dengan
daerah lainnya. Oleh karena itu, kurikulum memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah yang
terlaksana melalui pembelajaran secara akademis maupun non akademis melalui
ekstrakurikuler serta pengembangan diri.
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom
dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, keduanya
harus ditampung berimbang dan saling mengisi.
6. Tuntutan Dunia Kerja
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan berorientasi kepada pembelajaran
pada penanaman dasar-dasar pendidikan berkelanjutan yang menuju dunia kerja.
Pengalaman pembelajaran tersebut dilakukan sesuai dengan potensi yang dimiliki
oleh peserta didik, tuntutan masyarakat, serta dasar-dasar sebagai bekal untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang sekolah yang lebih tinggi dilaksanakan
sebagai kegiatan yang terstruktur mapun tak terstruktur.
7. Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEK sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEK sehingga tetap relevan dan konstektual dengan perubahan.
11
Oleh karena itu, kurikulum dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta
ahlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama.
Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut mendukung
peningkatan iman, taqwa, dan akhlak mulia.
E. MEKANISME PENGELOLAAN
Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan dikembangkan dengan memperhatikan 7
(tujuh) mekanisme pengelolaan sebagai berikut:
1. Berpusat Pada Potensi, Perkembangan, Kebutuhan, dan Kepentingan Peserta
Didik, serta Lingkungannya
Pengembangan kurikulum berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan kompetensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki
posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Sebagai
implementasi dari prinsip ini, SD Negeri 1 Banjarangkan melaksanakan
pengembangan diri seperti majejahitan, budaya bali, kepramukaan, tari/tabuh
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untk belajar di berbagai
perkumpulan masyarakat sampai dengan memiliki keterampilan yang layak.
13
3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan dikembangkan atas dasar kesadaran
bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar
peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni. Penyelenggaraan majalah dinding (jurnalistik),
pendidikan komputer, latihan menari, dan sejenisnya merupakan aplikasi dari
prinsip ini.
14
7. Seimbang Antara Kepentingan Nasional dan Kepentingan Daerah
Kurikulum SD Negeri 1 Banjarangkan dikembangkan dengan memperhatikan
kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan moto Bhinneka
Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
F. ALISIS KONTEKS
1. Kondisi Nyata dalam Situasi Normal
Bertolak dari Prinsip Pengembangan dan Mekanisme Pengelolaan sebagaimana
diatur dalam perundangan-undangan yang berlaku, maka kondisi nyata SD Negeri 1
Banjarangkan adalah sebagai berikut:
1) Sebagai sekolah pelaksana Kurikulum 2013, SD Negeri 1 Banjarangkan telah
melaksanakan Kurikulum 2013 melalui:
a) Penyempurnaan standar isi melalui pengembangan Kurikulum
berdasarkan panduan penyusunan Kurikulum 2013, baik pada struktur,
muatan kurikulum, maupun pada beban belajar, termasuk di dalamnya
pada penyusunan RPP.
b) Penyempurnaan pada SKL mengacu pada tiga dimensi pokok yakni
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
c) Penyempurnaan standar proses melalui proses pembelajaran dengan
pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antarmata
pelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) dengan
mengaitkan pada pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian
(discovery/inquiry learning dan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah(project based
learning).
d) Penyempurnaan standar penilaian dengan melakukan penilaian berbasis
kelas melalui penilaian autentik. Secara ideal penilaian otentik
(authentic assesment) menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil
belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut
akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan perolehan belajar siswa atau
bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional
effect) dan dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran
15
2) Komponen perubahan di atas belum sepenuhnya dapat dilaksanakan secara
optimal, diakibatkan berbagai keterbatasan sumber daya, khususnya sumber
daya guru. Hal ini terlihat dari:
a) belum konsistennya guru melalukan penyusunan RPP sebagaimana
tuntutan proses pembelajaran autentik
b) Proses pembelajaran autentik yang mengedepankan student centered
dengan menekankan proses pembelajaran yang terdiri atas lima
pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengkomunikasikan, belum terlaksana
secara berkelanjutan. Pada hari-hari tertentu masih tampak guru
mendominasi proses pembelajaran.
c) Penilaian autentik yang idealnya menggunakan berbagai jenis
penilaian, belum bisa terlaksana sepenuhnya, khususnya pada penilaian
proses, lebih-lebih lagi untuk penilaian sikap.
3) Muatan mata Pelajaran Matematika diajarkan sebagai mata pelajaran yang
berdiri sendiri sejak tahun pelajaran 2017/2018 memerlukan sarana pendukung
beupa buku secara khusus, namun buku dimaksud belum tersedia secara
optimal.
4) Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi belum sepenuhnya bisa
dilaksanakan, baru pada tingkat teknologi informasi dan komunikasi sebagai
media pembelajaran dalam jumlah terbatas.
5) Muatan Lokal Bahasa Bali sebagai kegiatan kurikuler yang dapat mendukung
potensi lokal (local genius) sudah memiliki KI dan KD berdasarkan Peraturan
Gubernur No. 20 tahun 2013, namun dalam implementasikan pada
pengembangkan perangkat pembelajaran dan proses belum optimal akibat
keterbatasan buku penunjang yang relevan.
6) Muatan Lokal Bahasa Inggris belum dapat diimplementasikan sesuai tuntutan
kurikulum 2013 akibat keterbatasan sekolah dalam mengembangkan KI-KD
Demikian pula pada proses dan penilaiannya.
7) Pengembangan diri telah berjalan dengan baik namun belum sepenuhnya dapat
memenuhi tuntutan potensi peserta didik.
16
2. Kondisi Nyata Akibat Pandemi Virus Covid-19
a. Kondisi Nyata Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran dengan pola belajar dari rumah sebagai akibat adanya situsi
pandemi virus Covid-19 yang dilaksanakan secara daring (dalam jaringan) belum
bisa terlaksana yang diakibatkan oleh beberapa faktor:
1) Kesiapan guru dalam memandu secara daring belum optimal
2) Orang tua belum mampu secara optimal mendampingi putra/putrinya dalam
belajar dari rumah
3) Kondisi jaringan sering kali mengalami hambatan/lelet sehingga menyulitkan
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugasnya secara mandiri
4) Proses pembelajaran menjadi monoton akibat waktu proses pembelajaran dari
rumah cukup lama (lebih dari 3 bulan)
5) Proses pengiriman tugas-tugas siswa terkadang tidak lengkap akibat berbagai
gangguan perangkat
17
3. Upaya Pemenuhan dalam Situasi Normal
Jika proses pembelajaran dapat berjalan secara normal sebagaimana sebelum terjadinya
pandemi Covid-19 maka mengatasi kekurangan-kekurangan yang terjadi maka SD
Negeri 1 Banjarangkan Tahun Pelajaran 2021/2022 melakukan berbagai upaya
penyempurnaan sebagai berikut :
1) Peningkatan wawasan Guru dengan jalan melaksanakan PKG dan PKB di tingkat
sekolah dan KKG atau bintek di Tingkat Gugus untuk meningkatkan kompetensi
guru dalam pemenuhan standar isi melalui penyusunan RPP sesuai tuntutan
proses pembelajaran saintifik.
2) Pengembangan standar proses secara bertahap akan diarahkan pada pendekatan
ilmiah (scientific), tematik terpadu dengan mengaitkan pada pembelajaran
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning dan pendekatan
pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah(project
based learning)sesuai dengan tuntutan kondisi ideal, sebagaimana diuraikan di
atas.
3) Sekolah secara bertahap mengalokasikan dana yang lebih besar untuk
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi, serta penyediaan sumber
daya yang lainnya.
4) Akan dilakukan pengkajian terhadap potensi daerah setempat sehingga muatan
lokal lebih variatif dan benar-benar dapat mengembangkan potensi peserta didik.
5) Guru akan diberikan peranan yang lebih luas dalam menganalisis KI dan KD
sehingga mampu mengkaji dan menemukan materi , media dan sumber belajar
yang tepat untuk dapat menuntaskan kompetensi dasar tersebut serta dapat
merancang strategi dan metode yang tepat dalam mengelola pembelajaran
sehingga kompetensi profesionalnya meningkat secara berkelanjutan. Hal ini
akan berpengaruh pada kenaikan KKM yaitu dari sisi kompetensi daya
dukungnya.
6) Melengkapi KI-KD muatan lokal Bahasa Inggris dengan mengacu pada hasil
KKG baik KKG Kecamatan maupun KKG Gugus.
7) Mengatasi persoalan belajar dari rumah, dilakukan dengan mengintensifkan
komunikasi dengan orang tua siswa dan membuka WA untuk menampung
keluhan, pertanyaan, atau hal-hal lain yang ingin dikomunikasikan.
8) Bagi anak-anak yang tidak memungkinkan proses pembelajaran secara daring,
diberikan tugas-tugas secara luring (luar jaringan) yang penyetorannya
dilaksanakan saat anak-anak masuk sekolah atau melalui pengumpulan
18
4. Upaya Pemenuhan dalam Situasi New Normal (Tatanan Kehidupan Era Baru)
a. Upaya Pemenuhan (Solusi) dalam Situasi New Normal (Tatanan Kehidupan Era
Baru ) Proses Pembelajaran:
1) Melakukananalisis dan pemetaan kesulitan-kesulitan pembelajaran secara jarak
jauh pada tahun pelajaran 2020/2021 untuk dicarikan solusinya pada tahun
pelajaran 2021/2022
2) Mendayagunakan seluruh komponen pendidikan dalam rangka menjamin
terlaksananya pembelajaran (daring dan luring) dengan materi yang tidak
terlalu membenbani siswa:
a) Bersama Tim Pengembang Kurikulum Sekolah (TPK) mengembangkan
kurikulum dan pembelajaran yang sesuai dengan kondisi darurat bencana
covid-19 ini melalui optimalisasi pemanfaatan teknologi. Langkah ini
sangat penting mengingat bahwa proses pembelajaran masih dilakukan
menggunakan metode jarak jauh dalam jaringan (daring) dan proses tatap
muka atau luar jaringan (luring);
b) Melalui KKG mini secara virtual dan atau secara langsung membuat peta
dan sebaran materi yang akan dilaksanakan/dibahas selama pandemi Covid-
19 dan masa new normal (kehidupan era baru), serta meminta para guru
antar mata pelajaran untuk dapat berkolaborasi dan mengatur jadwal
sehingga beban tugas peserta didik tidak terlalu tinggi dan menumpuk.
3) Memberikan semangat dan apresiasi kepada guru, siswa dan orangtua:
a) Pemberian motivasi kepada para guru agar apapun kendala dan
permasalahan yang dihadapi oleh guru selama proses pembelajaran jarak
jauh melalui pemanfaatan media daring dapat diatasi secara bersama-sama.
Guru mengajar online artinya membutuhkan ekstra energi untuk
menyiapkan materi, kuota, dan lain-lain;
b) Memberikan kata-kata motivasi dan juga himbauan agar dalam masa masa
yang penuh kebosanan ini siswa tetap bersemangat melakukan
aktivitas/tugasnya di rumah. Orangtua pun demikian, banyak yang merasa
kewalahan ketika mendampingi anak-anaknya sebagai ”guru dadakan” di
rumah;
c) Mengirimkan kalimat apresiasi dan ungkapan terimakasih kepada segenap
orangtua melalui whatsapp (WA) grup paguyuban seluruh kelas dengan
19
harapan seluruh orangtua di samping tetap semangat mendapingi anak-
anaknya juga dapat memberikan feedback yang sangat responsif terhadap
proses peningkatan pembelajaran jarak jauh. Hal ini sejalan dengan petuah
Ki Hajar Dewantara, “Ing Madya Mangun Karsa” ketika semangat orang
tua mulai melemah akibat waktu belajar jarak jauh yang cukup lama.
4) Menyiapkan berbagai LKS sebagai tahap antisipasi terhadap proses
pembelajaran yang tidak dapat berjalan secara daring namun proses belajar di
umah dapat berjalan efektif.
b. Upaya Pemenuhan (Solusi) dalam Situasi New Normal (Tatanan Kehidupan Era
Baru ) secara Manajerail
1) Mentransformasikan laporan tugas ke dalam bentuk daring untuk Dinas
Pendidikan;
Seluruh pemangku kepentingan sekolah yang bertugas dan menjabat untuk
menyusun rencana kerja darurat untuk dilaporkan setiap harinya. Laporan
tersebut secara terperinci seperti deskripsi kegiatan dan bukti fisik seperti foto
dan lain-lain. Laporan dikirim melalui google form sehingga memudahkan
semua pemangku kepentingan sekolah dalam pelaporan dan bertanggungjawab
atas tugas dan kinerja masing-masing.
2) Melakukan komunikasi multi arah dan atau kerja sama dengan berbagai pihak
dalam upaya ikut mengatasi penyebaran covid-19
Wabah yang sedang berlangsung ini sangat memprihatinkan dan tentu saja pihak
sekolah harus ikut andil dalam melakukan upaya upaya pencegahan penyebaran
Covid-19.
Dalam hal ini sekolah bisa bekerja sama dengan Puskesmas, PMI, berbagai
Relawan dalam memutus sebaran civid-19 termasuk juga dalam hal
penyemprotan disinfektan (disinfectant spray) di lingkungan sekolah agar
sekolah siap digunakan pada waktunya. Selain itu, para siswa diajarkan untuk
membuat disinfektan sendiri dan menjadi agen pencegahan covid 19 di
rumahnya masing-masing
3) Melaksanakan pertemuan-pertemuan dengan pihak terkait (dewan guru, komite,
Koriwil Disik, dll) secara virtual terkait berbagai hal tentang pelaksanaan
pendidikan pada masa new normal
4) Pengumuman kelulusan dilaksakan secara daring melalui grup WA paguyuban
kelas VI
20
5) Kenaikan kelas dilaksanakan secara daring dan atau dengan mengundang orang
tua secara bertahap dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan.
6) PPDB dilaksanakan secara daring melalui aplikasi yang disiapkan oleh Disdik,
baik proses pendaftarannya maupun data anak yang diterima.
21
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
A. VISI
1. Visi :
B. MISI
Mewujudkan kualitas proses dan pelayanan menuju kecerdasan komprehensif
dan kompetitif melalui kolaborasi komitmen, disertai kreativitas dan inovatif
berlandaskan harmonisasi hubungan dengan Tuhan, Lingkungan, dan dengan
sesama manusia
22
6. Mengembangkan gerakan literasi sekolah.
C. TUJUAN
1. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL
Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggungjawab
23
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
24
.
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya *) 4 4 4 5 5 5
.
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan*) 4 4 4 4 4 4
.
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 30 32 34 36 36 36
= Pembelajaran Tematik Integratif
Keterangan:
1. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran
Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah
kelompok matapelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi
dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah
2. Integrasi Kompetensi Dasar IPA dan IPS didasarkan pada keterdekatan makna dari
konten Kompetensi Dasar IPA dan IPS dengan konten Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan yang berlaku
untuk kelas I, II, dan III. Sedangkan untuk kelas IV, V dan VI, Kompetensi Dasar
IPA dan IPS berdiri sendiri dan kemudian diintegrasikan ke dalam tema-tema yang
ada untuk kelas IV, V dan VI
3. Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan
matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila
daerah merasa perlu untuk memisahkannya.
4. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu
untuk tiap matapelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai
kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan
5. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal
yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik
6. Beban belajar di SD :
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
a. Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu.
o Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pembelajaran.
25
o Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pembelajaran.
o Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pembelajaran.
o Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam
pembelajaran.
26
Seni Sastra
Seni Musik
Mesatua Bali
Macepat
Pesantian
Cerita Rakyat
c. Klub Olahraga Bakat/Prestasi:
Renang
Bulu Tangkis
Tenis Meja
Catur
Olahraga Tradisional
Petanque
Panahan
Futsal
Jumlah jam kelompok A, B, dan C 32 34 38 40 40 40
*) Jumlah jam Ekstrakurikuler eqwivalen dengan 3 jam pelajaran
Catatan :
a. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Matematika, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan dilaksanakan sebagai Muatan mata pelajaran yang diajarkan sebagai
mata pelajaran yang berdiri sendiri.
b. Bahasa Bali Kelas I sampai dengan VI sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri
bukan bagian dari SBdP atau PJOK karena masing-masing memiliki KD sendiri-
sendiri
c. Penambahan B.Bali di Kelas I dengan alokasi waktu 2 jam, sehinggga beban mengajar
Kelas I menjadi 32 jam perminggu
d. Penambahan B.Bali di Kelas II dengan alokasi waktu 2 jam, sehinggga beban
mengajar Kelas I menjadi 34 jam perminggu
e. Penambahan B.Bali dan B.Inggris di Kelas III dengan alokasi waktu @2 jam,
sehinggga beban mengajar Kelas I menjadi 38 jam perminggu
f. Penambahan B.Bali dan B.Inggris di Kelas IV-VI dengan alokasi waktu @2 jam ,
sehinggga beban mengajar Kelas IV-VI menjadi 40 jam perminggu.
g. Pelaksanaan ektrakurikuler menyesuaikan dengan situasi masa tatanan kehidupan baru
(new normal)
27
penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi.
Keberhasilan kurikulum dartikan sebagai pencapaian kompetensi yang dirancang dalam
dokumen kurikulum oleh seluruh peserta didik.
C. Proses Pembelajaran
1. Pembelajaran intrakurikuler
Pembelajaran Intrakurukuler didasarkan pada beberapa prinsip berikut:
28
a. Proses pembelajaran intra-kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan
dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah,
dan masyarakat.
b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk
menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan
(excepted).
d. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu
pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat mastery dan diajarkan secara
langsung (direct teaching), ketrampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten
yang bersifat developmental yang dapat dilatih (trainable) dan diajarkan secara
langsung (direct teaching), sedangkan sikap adalah konten developmental dan
dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak langsung (indirect teaching).
e. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmentaldilaksanakan
berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya, dan saling
memperkuat antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap kegiatan belajar
yang terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak
langsung bukan kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) karena sikap yang
dikembangkan dalam proses pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam
silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui
kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar, menyimak), menanya (lisan,
tulis), menganalis (menghubungkan, menentukan keterkaitan, membangun
cerita/konsep), mengkomunikasi-kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan
lain-lain).
h. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai
kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial dirancang dan dilaksanakan
berdasarkan kelemahan yang ditemukan berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan
tugas setiap peserta didik. Pembelajaran remedial dirancang untuk individu,
kelompok atau kelas sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta didik.
i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan
hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan
kompetensi pada tingkat memuaskan.
29
2. Pembelajaran ekstrakurikuler
3. Kompetensi Lulusan SD
Konstruski SKL SD bersifat holistik yakni memiliki sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, didukung oleh Semua Materi atau Mapel yang terintegrasi secara Vertikal
maupun Horizontal. Lulusan SD/MI/SDLB*/Paket A memiliki sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut.
SD/MI/SDLB*/Paket A
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman,
berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan
budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan
rumah, sekolah, dan tempat bermain
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif
dalam ranah konkret dan abstrak sesuai dengan yang ditugaskan
kepadanya.
30
b. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
D. Muatan Lokal
1. Muatan Lokal Bahasa Bali
a). Latar Belakang
Bahasa Bali memiliki peran yang sangat sentral dalam kehidupan dan peradaban
masyarakat Bali. Sebagai salah satu karekteristik masyarakat Bali. Tentu Bahasa Bali
harus tetap dilestarikan guna menjaga keunggulan lokal. Melalui pembelajaran Bahasa
Bali diharapkan dapat mengembangkan intelektual, sosial, emosional peserta didik.
Sehubungan dengan hal tersebut, mengingat pentingnya melestarikan bahasa local maka
Bahasa Bali digunakan sebagai salah satu muatan lokal.
b). Tujuan
1) Menumbuhkan etika siswa dalam berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan
etika yang berlaku dalam masyarakat Bali baik secara lisan maupun tulis
2) Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Bali sebagai bahasa daerah dan
bahasa ibu
31
3) Memahami Bahasa Bali dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk
berbagai tujuan
4) Menggunakan Bahasa Bali untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta
kematangan emosional dan sosial
5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra Bali untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
berbahasa Bali
6) Menghargai dan membanggakan sastra Bali sebagai budaya dan hasil intelektual
masyarakat Bali.
c). Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Bali mencakup kemampuan berkomunikasi
lisan secara terbatas dan konteks sekolah, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1) Mendengarkan
2) Berbicara
3) Membaca
4) Menulis
32
KOMPETENSI INTI (KI) DAN K0MPETENSI DASAR (KD)
KLAS I
KI KD INDIKATOR
1. Menerima dan 1.1 Menerima anugerah Tuhan 1.1.1 Melaksanakan doa
menjalankan ajaran Yang Maha Esa berupa bersama karena
agama yang dianutnya bahasa Bali yang dikenal kita dilahirkan
sebagai aset budaya bangsa memiliki anggota
dan sarana belajar di tengah tubuh yang
keberagaman bahasa daerah sempurna
1.2 Menerima keberadaan 1.1.2 Melaksanakan doa
Tuhan Yang Maha Esa atas bersama atas
penciptaan manusia dan ciptaan Tuhan
bahasa yang beragam serta 1.1.3 Melaksanakan doa
benda-benda di alam sekitar bersama karena
kita memiliki
keluarga yang
lengkap
1.1.4 Melaksanakan doa
bersama karena
Tuhan
menciptakan alam
semesta
1.1.5 Melaksanakan doa
bersama karena
Tuhan
menciptakan alam
semesta
2. Memiliki perilaku jujur, 2.1 Memiliki kepedulian dan 2.1.1 Mengenali bagian-
disiplin, tanggung rasa ingin tahu terhadap bagian anggota
jawab, santun, peduli, keberadaan wujud dan sifat tubuh dalam
dan percaya diri dalam benda serta peristiwa siang bahasa Bali
berinteraksi dengan dan malam dengan melalui menyimak
keluarga, teman, dan menggunakan bahasa Bali penjelasan guru
guru 2.2 Memiliki rasa percaya diri 2.1.2 Mengamati gambar
terhadap keberadaan tubuh ( Misal : Rumah
dengan menggunakan dan lingkungan
bahasa Bali yang bersih dan
2.3 Memiliki perilaku santun sehat )
dan sikap kasih sayang 2.3.1 Mengamati
dengan menggunakan gambar anggota
bahasa Bali keluarga
2.4 Memiliki kedisiplinan dan 2.3.2 Memiliki perilaku
tanggung jawab merawat santun dalam
tubuh agar sehat dan bugar menceritakan
dengan menggunakan pengalaman sendiri
bahasa Bali dengan bahasa
33
KI KD INDIKATOR
2.5 Memiliki perilaku santun lisan
dan jujur dalam hal 2.4.1 Memiliki rasa
kegiatan dan bermain di disiplin dalam
lingkungan dengan melaksanakan
menggunakan bahasa Bali tugas menjaga
keluarga
2.4.2 Memiliki rasa
disiplin dalam
melaksanakan
tugas menjaga
lingkungan
2.5.1 Memiliki perilaku
santun dan jujur
dalam
melaksanakan
kegiatan di
lingkungan melalui
petunjuk guru
3. Memahami 3.1 Mengenal teks deskripsi 3.1.1 Menyebutkan
pengetahuan faktual tentang anggota tubuh dan bagian-bagian
dengan cara mengamati panca indra, wujud dan sifat anggota tubuh
[mendengar, melihat, benda, serta peristiwa siang secara lisan
membaca] dan menanya dan malam dengan bantuan 3.1.2 Menunjukkan
berdasarkan rasa ingin guru atau teman dalam bagian-bagian
tahu tentang dirinya, bahasa Bali lisan dan tulis anggota tubuh
makhluk ciptaan Tuhan 3.2 Mengenal petunjuk/arahan 3.1.3 Mengurutkan huruf
dan kegiatannya, dan tentang perawatan tubuh menjadi sebuah
benda-benda yang serta pemeliharaan kata tentang
dijumpainya di rumah, kesehatan dan kebugaran bagian-bagian
sekolah tubuh dengan bantuan guru tubuh
atau teman dalam bahasa
Bali lisan dan tulis
3.3 Memperkenalkan diri dan
keluarga dengan kalimat
sederhana dan santun
melalui bantuan guru atau
teman dalam bahasa Bali
lisan dan tulis
3.4 Mengenal bagan silsilah 3.4.1 Menyebutkan
tentang anggota keluarga tentang anggota
dan kerabat dengan bantuan keluarga
guru atau teman dalam 3.4.2 Mengamati gambar
bahasa Bali lisan dan tulis anggota keluarga
3.4.3 Membaca nyaring
teks cerita tentang
keluarga
3.4.5 Melaksanakan
tanya jawab
tentang isi teks
34
KI KD INDIKATOR
cerita diri
3.4.6 Menyebutkan ciri-
ciri rumah dan
lingkungan sehat,
manfaat kebersihan
bagi kesehatan
3.4.7 Menceritakan isi
gambar
3.4.8 Menyebutkan alat-
alat kebersihan
3.4.9 Menyebutkan cara
merawat rumah
dan lingkungan
agar tetap bersih
dan sehat, manfaat
merawat bagian-
bagian tubuh
3.4.10 Menyebutkan
peristiwa alam
yang pernah
terjadi
dilingkungannya
3.4.11 Menyebutkan
tanda-tanda
kejadian
peristiwa alam
3.4.12 Menulis
beberapa kata
baru menjadi
kalimat
sederhana yang
menggambarkan
suasana peristiwa
alam
KELAS: II
37
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
38
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
KOMPETENSI KOMPETENSI
INDIKATOR
INTI DASAR
41
KOMPETENSI KOMPETENSI
INDIKATOR
INTI DASAR
42
KOMPETENSI KOMPETENSI
INDIKATOR
INTI DASAR
44
KOMPETENSI KOMPETENSI
INDIKATOR
INTI DASAR
46
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
47
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
Bali.
3.1.6.Mampu memilih
kosakata tentang
ekosistem yang ada
dalam wacana dengan
menggunakan bahasa
Bali.
3.1.7.Mampu menggali kosa
kata tentang ekosistem
yang ada dalam wacana
dengan menggunakan
bahasa Bali.
3.1.8.Mampu matembang
pupuh Durma dan
Sinom dengan irama
sederhana.
3.2.1.Menyebutkan bagian-
bagian a nggota tubuh
manusia beserta
3.2 Menguraikan isi teks fungsinya dengan
penjelasan tentang menggunakan bahasa
anggota tubuh Bali.
(manusia, hewan, 3.2.2.Menyebutkan bagian-
tumbuhan) dan bagian anggota tubuh
fungsinya dengan hewan beserta
bantuan guru dan fungsinya dengan
teman dalam bahasa menggunakan bahasa
dan aksara Bali lisan Bali.
dan tulis dengan
memilih dan memilah 3.2.3.Menyebutkan bagian-
kosakata baku. bagian dari tumbuh-
tumbuhan beserta
fungsinya dengan
menggunakan bahasa
Bali.
3.2.4.Memahami tentang
pasang aksara Bali.
3.2.5.Menulis bagian-bagian
anggota tubuh
manusia,hewan dan
tumbuh-tumbuhan
dengan menggunakan
48
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
aksara Bali.
49
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
50
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR
51
Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional yang digunakan sebagai alat
komunikasi antar negara di dunia. Bahasa Inggris juga dianggap sebagai bahasa resmi
internasional. Kedudukan Bahasa Inggris di Indonesia sendiri sangat signifikan karena
merupakan bahasa ketiga setelah bahasa Ibu (Bahasa Indonesia) dan/atau bahasa daerah.
Mengingat hal tersebut, sudah seperti menjadi keharusan bagi kita untuk mempelajari dan
memahami Bahasa Inggris dengan baik.
Di sisi lain memiliki kompetensi berbahasa Inggris dapat memudahkan kita untuk
berinteraksi dengan orang asing, baik saat turis mancanegera berkunjung atau kita yang
berkunjung ke negara lain. Bali merupakan salah satu wilayah di Indoneisa yang paling
sering dikunjungi wisatawan mancanegara, memiliki kemampuan berkomunikasi dalam
Bahasa Inggris merupakan nilai lebih dalam dunia kerja.
Oleh karena itu, memahami Bahasa Inggris sejak dini dianggap perlu sebagai
pembiasaan. Periode emas penyerapan ilmu dan penerapan konsep belajar adalah pada
masa anak-anak. Maka, pemberian pelajaran Bahasa Inggris sejak dini, anak-anak akan
terlatih dalam percakapan Bahasa Inggris tanpa mengabaikan bahasa Ibu.
Penanaman konsep belajar dan berkomunikasi Bahasa Inggris sejak dini dapat
membantu siswa untuk memahami Bahasa Inggris lebih mendalam lagi di tingkat
pendidikan selanjutnya.
b) Tujuan
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun tujuan diberikannya mata pelajaran
Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran muatan lokal
di SD Negeri 1 Banjarangkan adalah:
1) Agar para peserta didik mampu memahami Bahasa Inggris sejak dini guna dapat
berkomunikasi dan berkompetisi di dunia global.
2) Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan secara terbatas
(language accompanying action) dalam konteks sekolah
3) Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dan masyarakat global
c). Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Inggris mencakup kemampuan
berkomunikasi lisan secara terbatas dan konteks sekolah, yang meliputi aspek-aspek
sebagai berikut :
1) Mendengarkan (Listening)
2) Berbicara (Speaking)
3) Membaca (Reading)
4) Menulis (Writing)
d) KI-KD Bahasa Inggris sesuai dengan tabel berikut:
52
KELAS : 3 SEMESTER 1
KOMPETENSI INTI 3
KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)
(Pengetahuan)
3 Memahami pengetahuan faktual 4 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis, dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia
di sekolah
53
KELAS : 3 SEMESTER 2
KOMPETENSI INTI 3
KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)
(Pengetahuan)
3 Memahami pengetahuan faktual 4 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis, dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia
di sekolah
54
KELAS : 4 SEMESTER 1
KOMPETENSI INTI 3
KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)
(Pengetahuan)
3 Memahami pengetahuan faktual 4 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis, dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia
di sekolah
55
KELAS : 4 SEMESTER 2
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.6 Time 4.6 Time
Memahami penggunaan waktu Mempraktikkan penggunaan
(o'clock, past) dan jenis-jenis waktu dalam kegiatan di kelas
waktu (a.m, p.m) dalam bahasa (o'clock, past)
Inggris
3.7 Part of Body 4.7 Part of Body
Mengidentifikasi bagian-bagian Menunjukkan bagian-bagian
tubuh dalam bahasa Inggris tubuh dalam bahasa Inggris
secara tepat dan benar dengan menggunakan intonasi
dan ekspresi yang tepat dan
benar
3.8 Daily Activity 4.8 Daily Activity
Membaca nyaring dengan ucapan Mengurutkan kosakata tentang
dan intonasi yang tepat tentang kegiatan sehari-hari yang
kegiatan sehari-hari di dilakukan di rumah, sekolah,
lingkungan rumah, sekolah dan dan lingkungan sekitar secara
lingkungan sekitar lisan dengan menggunakan
kalimat sederhana
3.9 Adjective 4.9 Adjective
Mengenal kata-kata yang Menggunakan kata sifat dalam
termasuk kata sifat dalam kalimat sederhana dalam
konteks kehidupan sehari-hari konteks kehidupan seh
KELAS : 5 SEMESTER 1
KOMPETENSI INTI 3
KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)
(Pengetahuan)
3 Memahami pengetahuan faktual 4 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis, dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia
di sekolah
56
memperkenalkan teman serta
responnya secara sederhana
KELAS : 5 SEMESTER 2
KOMPETENSI INTI 3 (Pengetahuan) KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)
3 Memahami pengetahuan faktual 4 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis, dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia
di sekolah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.6 Sport 4.6 Sport
Merinci jenis jenis olahraga yang Mengungkapkan pendapat
ada di lingkungan tempat tinggal, tentang jenis jenis olahraga yang
tempat bermain dan sekolah disukai dan tidak disukai yang
ada di lingkungan tempat
tinggal, tempat bermain dan
sekolah
3.7 Shape 4.7 Shape
57
Mengidentifikasi benda atau Menggambarkan bentuk benda
gambar berdasarkan bentuk yang yang dijumpai di rumah, tempat
dijumpai di rumah, tempat bermain dan sekolah
bermain dan sekolah
3.8 Weather and Season 4.8 Weather and Season
Membedakan jenis jenis cuaca Membuat dasar pengelompokan
dan musim yang ada di Indonesia sesuai dengan jenis jenis cuaca
dan di Dunia dan musim yang ada di
Indonesia dan di Dunia
3.9 Time 4.9 Time
Menentukan bentuk waktu dalam Menerapkan bentuk bentuk
menggunakan o'clock, past, half waktu dengan menggunakan
past dan to o'clock, past, half past dan to
KELAS : 6 SEMESTER 1
KOMPETENSI INTI 3
KOMPETENSI INTI 4 (Ketrampilan)
(Pengetahuan)
3 Memahami pengetahuan faktual 4 Menyajikan pengetahuan faktual
dengan cara mengamati dalam bahasa yang jelas,
(mendengar, melihat, membaca) sistematis dan logis, dalam karya
dan menanya berdasarkan rasa yang estetis, dalam gerakan yang
ingin tahu tentang dirinya, mencerminkan anak sehat, dan
makhluk ciptaan Tuhan dan dalam tindakan yang
kegiatannya, dan benda-benda mencerminkan perilaku anak
yang dijumpainya di rumah dan beriman dan berakhlak mulia
di sekolah
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Preposition 4.1 Preposition
Menyebutkan letak benda Menunjukkan letak benda
melalui teks sederhana yang melalui teks sederhana yang
berupa percakapan, gambar dan berupa percakapan, gambar dan
tulisan. tulisan.
58
3.5 Holiday 4.5 Holiday
Menunjukkan tempat-tempat Menyusun percakapan
berlibur yang ada di sekitar sederhana tentang tempat-tempat
lingkungan tempat tinggal dan berlibur yang ada di sekitar
sekolah lingkungan tempat tinggal dan
sekolah
KELAS : 6 SEMESTER 2
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.6 Culture 4.6 Culture
Membaca nyaring teks pendek Menerangkan budaya yang ada
sederhana tentang kebudayaan di wilayah indonesia dalam
dengan intonasi dan pelafalan bentuk teks deskriptif
yang tepat
3.7 Tourism Object 4.7 Tourism Object
Memahami isi teks sederhana Menulis teks pendek sederhana
yang berkaitan dengan objek tentang objek wisata yang ada di
pariwisata di lingkungan peserta lingkungan peserta didik
didik
3.8 Season 4.8 Season
Membedakan jenis-jenis musim Membuat dasar pengelompokan
di indonesia dan dunia beserta jenis-jenis musim di indonesia
ciri-ciri dan dampak yang dan dunia beserta ciri-ciri dan
ditimbulkan dampak yang ditimbulkan
3.9 Transportation 4.9 Transportation
Mengidentifikasi jenis dan fungsi Mengklasifikasikan jenis dan
transportasi di lingkungan sekitar fungsi transportasi di lingkungan
peserta didik sekitar peserta didik
59
a. Kegiatan Pengembangan Diri Secara Terprogram
Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dalam bentuk kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata
pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik
sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang
secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
JENIS
KEGIATAN BENTUK KEGIATAN
NO INDIKATOR
EKSTRA
KURIKULER
60
1 2 3 4
A KEWIRAAN
1 Pend.Kepramu 1. Sistem Blok terlaksana 18 jam awal tahun pelajaran
kaan
2. Sistem Aktualisasi terlaksana seminggu sekali dengan alokasi
waktu 120 menit
B OLAH RAGA
1. Tenis Meja 1. Latihan Rutin Sesuai Jadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi
2. Eksibisi (Try Out) kegiatan Tenis Meja
3. Mengikuti Lomba 2. Mampu berprestasi dalam
Kejuaraan Tenis Meja
2. Catur 1.Latihan Rutin Sesuai Jadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi
2.Eksibisi kegiatan catur
3.Mengikuti Lomba 2. Mampu berprestasi dalam lomba
4. Olah Raga 1. Latihan berkala Sesuai Jadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi
Tradisional 2. Eksebisi kegiatan olah raga tradisional
sebagai bentuk pelestarian budaya
2. Memiliki kecintaan pada olah
raga tradisional
5. Petanque 1. Latihan berkala 1. Siswa mengenal dan menyenangi
2. Eksebisi kegiatan Petanque
2. Mampu berprestasi dalam lomba
61
C SENI
1. Seni Tari 1. Latihan Rutin 1. Siswa mengenal dan menyenangi
Sesuai Jadwal kegiatan seni tari
2. Eksebisi 2. Mampu tampil dalam berbagai
3. Mengikuti Lomba pertunjukkan tari
3. berprestasi dalam bidang lomba
Seni tari
2. Seni Lukis 1. Latihan Rutin Sesuai Jadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi
2. Pameran kegiatan seni lukis
3. Mengikuti lomba 2. Tampil dalam pameran seni lukis
3. Berprestasi dalam lomba lukis
3. Seni Sastra 1. Latihan Rutin Sesuai Jadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi
2. Pementasan drama kegiatan seni sastra
3. Menulis puisi,pantun, 2. Mampu tampil dalam pamentasan
cernak, dll 3. Memuat karya sastra di media
4. Mengikuti lomba massa 4. Berprestasi dalam lomba
karya sastra
5. Masatua Bali 1. Latihan Rutin Sesuai Jadwal 1. Siswa mengenal dan menyenangi
2. Tampil bergantian satua Bali
Setiap Sabtu 2. Mampu memetik nilai-nilai yang
3. Mengikuti lomba tersirat dalam satua Bali
3. Berprestasi dalam lomba karya
sastra
6. Macepat 1. Latihan Rutin sesuai dengan 1. Siswa mengenal dan menyenangi
jadwal Macepat
2. Mengikuti Even Lomba 3. Mampu memetik nilai-nilai yang
tersirat dalam macepat
4. Berprestasi dalam lomba
62
D UKS
1 Dokter Kecil 1. Latihan rutin 1. Siswa dapat mempraktikkan
2. Piket harian di ruang teknis-
UKS teknis PPPK
3. Penanganan PPPK 2. Mampu memberi contoh cara-cara
4. Membuat rujukan ke hidup sehat
puskesmas terdekat 3. Dapat memberi pertolongan pada
teman yang mengalami musibah
2 Kebun dan 1. Penataan secara rutin 1. Lingkungan asri dan indah
Kerindangan 2. Penanaman pohon sesuai 2. Terdapat berbagai jenis tumbuhan
Sekolah peruntukan berdasarkan peruntukan ( apotek
hidup,dapur hidup,dll)
3. Dapat dimanfaatkan untuk praktik
Pembelajaran
3 Kantin * Pemeriksaan secara rutin 1. Tersedia makanan yang memiliki
Sekolah terhadap kebersihan dan nilai kebersihan dan kesehatan
kesehatan makanan 2. Tercipta sikap dan kebiasan hidup
sehat
E Kegiatan Ilmiah
1 Tim Olimpiade 1.Pembinaan rutin 1. Memiliki kemampuan lebih di
MIPA 2. Pembentukan Kelas Unggulan bidang MIPA
MIPA 2. Dapat berprestasi dalam
3. Lomba-lomba MIPA olimpiade MIPA
63
bendera setiap Senin bendera secara benar dan khidmat
dan hari-hari 2. Memiliki rasa cinta terhadap
Nasional bangsa dan negara
64
Bangsa besar adalah bangsa yang memiliki karakter kuat berdampingan dengan
kompetensi yang tinggi, yang tumbuh dan berkembang dari pendidikan yang
menyenangkan dan lingkungan yang menerapkan nilai-nilai baik dalam seluruh sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara. Hanya dengan karakter yang kuat dan kompetensi
yang tinggilah jati diri bangsa menjadi kokoh, kolaborasi dan daya saing bangsa
meningkat sehingga mampu menjawab berbagai tantangan era abad 21. Untuk itu,
pendidikan nasional harus berfokus pada penguatan karakter.
Hal ini di samping merupakan implementasi dari salah satu butir Nawacita yang
dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi Mental
(GNRM) juga sejalan UU No. 20 tentang Sisdiknas, PP No. 13 tahun 2015 tentang SNP
dan juga Permendiknas No, 15 tahun 2010 ps 2 (2) tentang Standar Pelayanan Minimal
bahwa sekolah Dasar sebagai penyelenggara pendidikan Dasar di tingkat Kabupaten /
Kota wajib memasukkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dalam pendidikan
diantaranya : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerjakeras, kreatif, mandiri, demokratis,
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,
bersahabat / komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli
social dan tanggung jawab.
65
c Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah, lingkungan
sekolah, dan potensi siswa
d Tindak lanjut hasil pengamatan sikap berkarakter nilai-nilai utama perlu
dilakukan guru, jika terdapat sikap siswa yang belum sesuai dengan arah
tujuan pembentukan nilai-nilai utama karakter, guru wajib melakukan
pembinaan secara berkelanjutan sampai pembentukan nilai karakter menjadi
pembiasaan dan budaya hidup siswa
Implementasi Kegiatan :
Rutin:
1) Religiusitas:
2) Nasionalisme:
66
3) Kemandirian:
sudut baca
4) Gotong royong:
5) Integritas:
kegiatan pembiasaan datang ke sekolah tepat waktu,
sopan santun dengan teman dan orang yang lebih tua,
bertanggung jawab dalam setiap tugas yang diberikan guru,
berperilaku jujur dalam segala hal,
ijin keluar kelas (IKK),
roling ketua kelas secara periodik
merapikan meja kursi setelah selesai pembelajaran.
Terprogram
1) Ekstrakurikuler
2. Ko Kurikuler
67
c) Festival seni hasil ekstrakurikuler tingkat sekolah jeda semester 2 untuk
membentuk karakter religius, mandiri, gotong royong, nasionalis, dan
integritas
Spontan
Untuk membentuk nilai-nilai utama karakter pada siswa dilaksanakan juga
melalui kegiatan spontan, yang melatih siswa memiliki rasa peka dan
kepedulian terhadap orang lain, yang dilakukan secara spontan dan insidental,
seperti: takjiah, menjenguk teman sakit.
Keteladanan
Keteladan merupakan faktor penentu dalam mencapai keberhasilan
pembentukan nilai-nilai utama karakter pada diri siswa, sehingga menjadi
pembiasaan bahkan budaya hidup siswa. Oleh karena itu keteladan kepala
sekolah, guru, dan warga sekolah lainnya sangat diperlukan:
1) Kedisiplinan waktu: kehadiran, istirahat, pelaksanaan kegiatan-kegiatan
sekolah.
2) Penampilan: berpakaian, bertutur sapa, dan berperilaku sehari-hari.
3) Administrasi: terbiasa menuliskan apa yang akan dilakukan, dan melakukan
apa yang ditulisnya dengan konsisten. Sehingga menjadi teladan dalam
pengelolaan administrasi kinerja sesuai tupoksinya.
68
Paguyuban Kelas, dll
b. Komite Sekolah: sebagai lembaga independen yang berfungsi sebagai
mediasi antara sekolah, orang tua dan masyarakat, mobilisasi sumber daya
yang ada di lingkungan masyarakat sekitar sekolah untuk memaksimalkan
mutu layanan pendidikan di sekolah, serta berfungsi sebagai lembaga
pengontrol/pengawasan program sekolah.
c. Alumni; sebagai pendukung kelancaran program-program sekolah, melalui
sumbangan, hibah, donator, dan peran serta aktif
d. Pihak lain (Tomas, Dudi, dll); dan pemberdayakan potensi lingkungan
sebagai sumber pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni
dan budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri.
e. Mensinkronkan program dan kegiatan sekolah dengan program pemerintah
daerah dan melakukan kerja sama dengan lembaga atau masyarakat sekitar
sekolah
f. Penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu pada
indikator pencapaian nilai-nilai karakter, melalui pengamatan guru ketika
seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal
record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang
berkenaan dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan tugas
yang berisikan suatu persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya.
g. Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya
guru dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam
pernyataan kualitatif sebagai berikut ini.
Alternatif 1:
69
memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara
konsisten)
Alternatif 2:
Kategori Keterangan
A Sangat baik
B Baik
C Cukup
D Kurang
G. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
Literasi tidak sekedar membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan
berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual, digital,
dan auditori. Gerakan Literasi Sekolah (LGS) adalah sebuah upaya yang dilakukan secara
menyeluruh dan berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran
yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
Gerakan Literasi Sekolah (LGS) bertujuan (1) Menumbuhkembangkan budaya
literasi membaca dan menulis siswa di sekolah, (2) Meningkatkan kapasitas warga dan
lingkungan sekolah agar literat, (3) Menjadikan sekolah sebagai taman belajar yang
menyenangkan dan ramah anak agar warga sekolah mampu mengelola pengetahuan, dan
(4) Menjaga keberlanjutan pembelajaran dengan menghadirkan beragam buku bacaan dan
mewadahi berbagai strategi membaca
Bertolak dari tujuan tersebut implementasi Gerakan Literasi Sekolah (LGS) pada
SD Negeri 1 Banjarangkan yakni:
1. Wajib baca 15 menit setiap hari sebelum pembelajaran;
2. Setiap kelas mengupayakan adanya perpustakaan mini sebagai pendukung
perpustakaan sekolah;
3. Memprogramkan melalui RKAS untuk membeli buku-buku yang bisa
menginspirasi guru-guru dan siswa, selain buku-buku pokok;
4. Membuat progran tahunan melakukan kunjungan ke pameran buku dan atau studi
banding ke perpustakaan kabupaten atau perpustakaan sekolah lain yang lebih
maju;
5. Membuat sinopsis buku-buku yang telah dibaca siswa;
6. Menyelenggarakan lomba-lomba menulis bagi siswa pada hari-hari nasional atau
pada moment-moment tertentu.
70
H. Pendidikan Keluarga
Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari kemungkinan berkolaborasi dengan
lembaga, komunitas, dan masyarakat lain di luar lingkungan sekolah. Pelibatan
publik dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan misinya sendiri.
Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan kerja sama antar komunitas dan
satuan pendidikan diluar sekolah sangat diperlukan dalam penguatan pendidikan
keluarga.
Pendidikan yang wajib dilaksanakan di masing-masing Sekolah Dasar terutama di
SD Negeri 1 Banjarangkan adalah sebagai berikut :
1. Pertemuan dengan wali kelas minimal satu kali/semester
2. Mengikuti kelas orang tua (parenting) minimal dua kali/tahun
3. Pelibatan Ortu terpilih sebagai nara sumber kelas inspirasi
4. Pelibatan Ortu dalam pameran karya dan pentas akhir tahun
Selain itu juga dapat mewujudkan kerjasama dan keselarasan program pendidikan di
sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai Tri Sentra Pendidikan dalam membangun
ekosistem pendidikan yang menumbuhkan karakter dan budaya berprestasi peserta didik.
Beberapa manfaat Pelibatan Keluarga di Satuan Pendidikan
Hasil Kajian di Dalam Negeri
Studi dampak program pendidikan dan pengembangan anak usia dini di 50 kabupaten
tertinggal (World Bank, 2013) menunjukkan bahwa intensitas dukungan keluarga
berpengaruh meningkatkan pencapaian perkembangan anak usia dini (usia 0-6 tahun).
Kajian sistem pembinaan profesional dan cara belajar siswa aktif (Harlen, et. all.,
2001) menunjukkan bahwa kemitraan dan peran aktif orang tua di sekolah
berpengaruh meningkatkan kemajuan dan kesuksesan anak-anak mereka.
Hasil Kajian Internasional
1. Penelitian Izzo dkk (1999) menunjukan bahwa ketika orang tua dan sekolah
berkolaborasi secara efektif, siswa dapat berperilaku dan menunjukkan prestasi yang
lebih baik di sekolah
2. Greenwood & Hickman (2010) menyebutkan bahwa keterlibatan orang tua di
sekolah memberikan kontribusi yang positif dalam prestasi akademis,
frekuensi kehadiran, iklim sekolah, persepsi orang tua dan anak tentang belajar
di kelas, sikap dan perilaku positif anak, kesiapan anak untuk mengerjakan PR,
peningkatan waktu yang dihabiskan anak bersama orang tuanya, aspirasi
pendidikan, kepuasan orang tua terhadap guru, dan kesadaran anak terhadap
kehidupan yang baik.
71
3. Kotaman (2010) menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua dapat memberi efek
positif pada berbagai aspek pendidikan termasuk meningkatkan perilaku anak
dan adaptasi sosial, mengurangi masalah kedisiplinan di sekolah,
meningkatkan kesuksesan di sekolah, dan peningkatan kehadiran di sekolah.
Kecakapan Komponen
1. Berfikir kritis
2. Berfikir logis
3. Menanamkan nilai-nilai komitmen
4. Kebiasaan mandiri
Kecakapan
5. Rasa percaya diri
Personal
6. Rasa tanggung jawab
7. Kemampuan menghargai dan menilai diri
8. Kemampuan menggali dan mengolah informasi
9. Kemapuan mengambil keputusan
1. Kemampuan bekerja sama
2. Kemampuan mengendalikan emosi
3. Kemampuan berinteraksi dengan kelompok
4. Berpartisipasi
5. Memiliki budaya sportif
Kecakapan 6. Sikap disiplin
Sosial 7. Budaya hidup sehat
8. Kemampuan mendengar
9. Kemampuan berbicara
10. Kemampuan membaca
11. Kecakapan menilis pendapat/gagasan
12. Kecakapan memimpin
1. Menguasai pengetahuan
Kecakapan 2. Bersikap ilmiah
Akademik 3. Menggunakan teknologi
4. Bersikap kritis rasional
Kecakapan Pra Keterampilan TIK dasar
Vokasional
72
J. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
a Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah pendidikan yang memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa,
teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat
bagi pengembangan kompetensi peserta didik.
b Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global terintegrasi dalam setiap mata pelajaran
Disamping bahasa Bali dan majejahitan keunggulan lokal di dalam kurikulum ini
tercermin dalam penentuan media layanan pembelajaran dalam bentuk muatan lokal
pilihan dan pengembangan diri antara lain bidang pengembangan diri spontan dan
keteladanan yang memuat nilai moral, nilai tata krama, budi pekerti dan pembiasaan
positif yang diharapkan akan menjadi ciri khas karakter siswa lulusan SD Negeri 1
Banjarangkan yang tercermin dalam perilaku dan kehidupan sehari-hari.
Untuk membekali peserta didik agar memiliki kemampuan untuk menghadapi
kehidupan global yang sangat kompetitif, kurikulum ini menyediakan program layanan
melalui pemilihan bahan ajar pada beberapa mata pelajaran serta penentuan bidang
keterampilan muatan lokal dan pengembangan diri khususnya pada kegiatan
ekstrakurikuler antara lain melalui mata pelajaran bahasa Inggris dan pengenalan
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta berbagai jenis keterampilan
ekstrakulikuler termasuk penyediaan wadah kegiatan keterampilan percakapan bahasa
Inggris.
SD Negeri 1 Banjarangkan memasukkan pendidikan keunggulan lokal dan global
melalui bagian-bagian dari semua mata pelajaran pada struktur kurikulum seperti berikut.
73
kemampuan berkomunikasi (communication skill), kemampuan bekerja sama
(collaboration) dan kepercayaan diri (confidence). Lima hal tersebut menjadi target
karakter peserta didik yang nantinya juga melekat pada sistem evaluasi melalui sistem
penilaian dan ujian. Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (High Order Thinking
Skills/HOTS) juga diterapkan menyusul masih rendahnya peringkat Programme for
International Student Assessment (PISA) dan Trends in International Mathematics and
Science Study (TIMSS) dibandingkan dengan negara lain, sehingga standar soal ujian
secara terus-menerus ditingkatkan untuk mengejar ketertinggalan.
Pengembangan pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat
tinggi atau Higher Order Thinking Skill (HOTS) merupakan program yang dikembangkan
sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan.
b. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran mulai dari kelas I- VI adalah 35 menit
c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
(KMTT) dalam sistem paket 0% - 40%, dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran
yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Penugasan Terstruktur (PT)
merupakan kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik,
dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan
ditentukan oleh guru.
Dalam kegiatan ini tidak terjadi interaksi langsung antara peserta didik dengan
pendidik. Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT) merupakan kegiatan
pembelajaran berupa pendalaman materi untuk peserta didik, dirancang guru untuk
mencapai kompetensi. Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh peserta
didik dan tidak terjadi interaksi langsung antara pendidik dan peserta didik.
d. Alokasi waktu untuk praktik yakni 2 jam kegiatan praktik di sekolah setara dengan satu
jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan satu jam tatap muka.
74
Tabel 07. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan
Minggu
Satu jam Waktu
Jlh. Jam Pemb. Efektif per
No Kelas pemb. tatap pembelajaran Ket
per minggu tahun
muka (menit) per tahun
Pelajaran
1 I 35 32 35minggu 1120
2 II 35 34 35minggu 1190
4 IV 35 40 35minggu 1400
5 V 35 40 35minggu 1400
6 VI 35 36 35minggu 1260
75
3) Aspek guru dan daya dukung antara lain memperhatikan ketersediaan guru,
kesesuaian latar belakang pendidikan guru dengan mata pelajaran yang diampu,
kompetensi guru (misalnya hasil Uji Kompetensi Guru), rasio jumlah peserta didik
dalam satu kelas, sarana prasarana pembelajaran, dukungan dana, dan kebijakan
sekolah. Semakin tinggi aspek guru dan daya dukung, semakin tinggi pula nilai
KKM-nya.
Contoh 2: KKM terendah Hasil analisis menunjukkan nilai terendah sebagai KKM
pada suatu kelas yakni pada muatan mata pelajaran bahasa Indonesia yakni 67,
maka :
a. Rumus yang digunakan untuk rentang sebutannya adalah : (100 – 67) : 3 = 33 :
3 = 11
b. Berdasarkan hal tersebut maka :
76
67 naik 11 digit = 78 artinya 67-78 katerorinya C
78 naik 11 digit = 89; artinya 79 – 89 kategorinya B
89 naik 11 digit = 100; artinya 90 – 100 kategorinya A
2) KKM yang ditetapkan, disosialisasikan kepada peserta didik, orang tua, dinas
pendidikan.
3) KKM dicantumkan dalam Laporan Hasil Belajar/raport untuk kelas III dan VI pada
saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik, sedangkan
kelas I,II,IV, dan V disimpan sebagai dokumen sekolah.
Memperhatikan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya
pendukung, serta tingkat keluasan materi maka KKM dalam penyelenggaraan pembelajaran di SD
Negeri 1 Semarapura Tengah sesuai tabel berikut.
Ekstrakurikuler
1 Wajib (Pramuka) B B B B B B
2 Pilihan B B B B B B
Hasil analisis menunjukkan nilai terendah pada suatu kelas yakni 68. Dengan Demikian
KKM Satuan Pendidikan pada SD Negeri 1 Banjarangkan yakni 63, maka :
a. Rumus yang digunakan untuk rentang sebutannya adalah : (100 – 61) : 3 = 39 : 3 =
13
b. Berdasarkan hal tersebut maka :
61 naik 13 digit = 74 artinya 61 - 74 katerorinya C
75 naik 13 digit = 83; artinya 75 - 88 kategorinya B
88 naik 13 digit = 100; artinya 88 - 100 kategorinya A
77
N. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
A. Kenaikan Kelas :
1. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Kriteria kenaikan kelas diatur
dalam rapat Dewan guru berdasarkan pada ketentuan-ketentuan yang berlaku , yaitu :
Peserta didik dinyatakan naik kelas jika :
Jika semua indikator, KD suatu mata pelajaran telah terpenuhi
ketuntasannya, maka siswa dianggap telah layak naik ke kelas
berikutnya.
minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan peraturan lainnya yang
berlaku di satuan pendidikan tersebut terpenuhi
Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil belajar dari paling
sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan keterampilan
belum tuntas dan/atau sikap belum baik
Peserta didik diupayakan mengikuti proses pembelajaran dan penilaian yang
maksimal. Oleh karena itu apabila ada peserta didik yang terpaksa harus tidak
naik kelas, maka hal ini harus menjadi umpan balik bagi pendidik, satuan
pendidikan, dan orangtua sehingga diharapkan semua peserta didik pada
akhirnya dapat naik kelas
Untuk memudahkan administrasi maka siswa diharapkan mengulang semua
mata pelajaran beserta KD dan indikatornya dan sekolah mempertimbangkan
mata pelajaran KD dan indikator yang telah tuntas pada tahun ajaran
sebelumnya.
B. Kelulusan :
1. Kelulusan dan kriteria kelulusan peserta didik dari Satuan Pendidikan ditetapkan
melalui rapat dewan guru. Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Menengah setelah memenuhi syarat berikut. (1) Menyelesaikan
seluruh program pembelajaran; (2) Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik; dan
(3) Lulus Ujian Sekolah seluruh muatan/mata pelajaran.
2. Rumus nilai : menyesuaikan dengan ketentuan pada tahun berjalan.
3. Standar minimum kelulusan akan ditetapkan tersendiri sebelum ujian melalui rapat
Dewan guru.
Pandemi virus Covid-19 yang kini sedang melanda dunia semakin meyakinkan
kita bahwa lanskap kehidupan itu mengalami perubahan fundamental. Tidak berlebihan
untuk menyebut bahwa sebuah revolusi sedang terjadi. Siapa saja yang mempertahankan
cara-cara lama, tanpa mau berubah maka ia akan tertinggal jauh. Itulah sebabnya,
pemerintah kini mulai mencanangkan Tatanan Kehidupan Era baru (New Normal).
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Badan Bahasa mengungkapkan arti
new normal yakni "Kenormalan baru, keadaan normal yang baru (belum pernah ada
sebelumnya). Dengan New Normal, semua pekerjaan kembali seperti sedia kala dengan
tetap mengikuti protokoler kesehatan.
Pada Paradigma Baru Pendidikan, suka atau tidak suka, pandemi telah menjadi
katalisator perubahan mendasar bidang pendidikan sejalan pula dengan tuntutan revolusi
digital 4.0. Pandangan kita tentang pendidikan dan proses pendidikan haruslah berubah.
Penerapan cara dan sistem pendidikan konvensional sudah mulai terasa sedikit demi
sedikit ditinggalkan. Paradigma baru ini mengkolaborasikan antara tuntutan revolusi
digital 4.0 dengan protokol kesehatan, yang intinya proses pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik dan peserta didik serta seluruh warga berada dalam kondisi
sehat. Intinya yang terpenting dalam konteks ini adalah keamanan, kesehatan, dan
keselamatan.
Proses pendidikan pada era nw normal mengacu pada protokol kesehatan yakni:
79
Memastikan kesehatan guru dan tenaga kependidikan tidak berpotensi untuk
menularkan atau tertular Covid-19 melalui skrining.
Melakukan analisis zona lokasi tempat tinggal guru, tenaga kependidikan dan siswa
untuk memastikan tempat tinggalnya bukan merupakan episentrum penularan
Covid-19.
Menyiapkan media sosialisasi dan edukasi pencegahan Covid-19 untuk warga
sekolah, melalui spanduk/x-banner yang dipasang di depan sekolah dan tempat-
tempat umum di lingkungan sekolah.
Menyediakan alat pengukur suhu (thermo gun) untuk melakukan proses skrining
kesehatan sebelum memasuki lingkungan sekolah
80
Selalu mengenakan Masker dan atau menggunakan face shield (penutup wajah dari
plastik transparan) serta tetap menjaga jarak sesuai ketentuan social distancing atau
fhisical distancing
Pengantar dan Penjemput berhenti di lokasi yang ditentukan dan di luar sekolah,
serta dilarang menunggu atau berkerumun selama mengantar atau menjemput
Melaporkan kepada guru/tenaga kependidikan jika merasa sakit atau tidak enak
badan
Menghindari aktifitas olah raga yang melibatkan kontak fisik dengan orang lain,
baik secara langsung maupun tidak langsung
Selama mengajar di kelas guru tetap menjaga jarak dari siswa dan tidak mobile
(tidak berkeliling kelas/mendekati siswa)
Selama proses pembelajaran di kelas guru dan siswa tetap menggunakan masker
dan atau menggunakan face shield (penutup wajah dari plastik transparan)
Tidak memberikan tugas yang bahan/kertasnya berasal dari guru atau siswa lain.
Siswa menggunakan bahan/kertas kerja milik sendiri. Jika menggunakan kertas
kerja yang berasal dari guru agar dipastikan kertas kerja tersebut steril dari virus.
Selesai jam sekolah, siswa langsung meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah
masing-masing (tidak mampir-mampir)
Jika menggunakan roda 2 milik pribadi atau keluarga dan berboncengan harus
dalam satu keluarga (satu Kartu Keluarga)
81
Sampai di rumah langsung ganti pakaian dan mandi dengan menggunakan air
hangat/air mengalir dan sabun
Tidak memegang mulut, hidung, atau mata sebelum melakukan cuci tangan
Tidak berkumpul atau melakukan kontak fisik dengan anggota keluarga sebelum
mandi
82
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
83
9. Libur akhir tahun pelajaran 2021/2022 berlangsung selama 14 (empat betas) hari
kalender mulai hari Senin, tanggal 27 Juni 2022 sampai dengan hari Sabtu,
tanggal 9 Juli 2022.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur, dan kegiatan lainnya dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
84
Alokasi
No Kegiatan Keterangan
Waktu
3 Hari belajar sekolah Semester I 12 Juli s.d. 18 Hari belajar efektif 111 hari
Desember 2021
7 Hari belajar sekolah semester II 3 Januari s.d. 11 Juni 2022 Hari belajar efektif 107 hari
85
NO KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
1 2 3 4
11 Libur Akhir Tahun Pelajaran 27 Juni s.d. 9 Juli 2022 14 (empat belas) hari
kalender
12 Ujian Akhir Sekolah Antara bulan Maret dan Mengacu pada keputusan
Mei 2022 Mendikbud
1 Libur Umum/Nasional :
- Hari Idul Adha 1441 hijriah Selasa, 20 Juli 2021
- Hari Kemerdekaan RI Senin, 17 Agustus 2021
86
No. HARI LIBUR & KEGIATAN HARI & TANGGAL
87
I
Agustus 2021 23 0 5 2 1 0 0 8 31
September 2021 25 0 4 0 1 0 0 5 30
Oktober 2021 25 0 5 1 0 0 0 6 31
Nopember 2021 13 0 4 1 12 0 0 17 30
Desember 2021 16 0 4 2 0 9 0 15 31
II
JUMLAH : 119 0 26 7 14 9 9 65 184
2 Januari 2022 25 0 5 1 0 0 0 6 31
Pebruari 2022 23 0 4 1 0 0 0 5 28
Maret 2022 22 0 4 1 4 0 0 9 31
April 2022 25 0 4 1 0 0 0 5 30
Mei 2022 22 0 5 4 0 0 0 9 31
Juni 2022 3 0 4 1 6 12 4 27 30
JUMLAH : 120 0 26 9 10 12 4 61 181
JUMLAH SEMUA : 239 0 52 16 24 21 13 126 365
BAB V
PENUTUP
88
pemahaman, keterampilan, sikap serta prilaku dapat menjadi tolak ukur dalam
mengevaluasi sejauhmana visi yang telah dirumuskan dapat dicapai guna menyusun serta
melaksanakan tindak lanjut.
Kesungguhan dalam menjalankan komitmen, kerja keras serta kerjasama dari guru,
kepala sekolah, dan warga sekolah secara bergotong royong dalam mewujudkan proses
pendidikan yang lebih baik adalah kunci utama perwujudan dari perencaanan yang telah
disusun.
89