I. TUJUAN
1. Untuk membuat biodiesel dari minyak nabati (kelapa sawit)
2. Untuk melakukan uji mutu biodiesel dan membandingkannya dengan SNI
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono alkil ester dari rantai
panjang asam lemak yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat
dari sumber terbaharui sepetri minyak nabati atau lemak hewan (Deli Saputra 2014).
Biodiesel merupakan bahan bakar dari proses transesterifikasi lipid untuk mengubah
minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang lemak bebas. Biodiesel memiliki sifat
pembakaran yang mirip dengan diesel dari minyak bumi dan dapat menggantikan minyak bumi
dalam banyak kasus. Namun biodiesel lebih sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk
diesel petroleum (Deli Saputra 2014).
Secara sederhana biodiesel didefinisikan sebagai bentuk bahan bakar diesel yang
menyebabkan lebih sedikit kerusakan lingkungan dibandingkan bahan bakar diesel standar.
Biodiesel biasanya dibuat dari minyak nabati melalui proses kimia yang disebut
transesterifikasi (Gita Desmafianti, 2013).
Pada prinsipnya, proses transesterifikasi adalah mengeluarkan gliserin dari minyak dan
mereaksikan asam lemak bebasnya dengan alkohol (misalnya metanol) menjadi alkohol ester (Fatty
Acid Methyl Ester/FAME) atau biodiesel. Teknologi yang digunakan dalam praktikum ini adalah
metode transesterifikasi sederhana (Gita Desmafianti, 2013).
Biodiesel yang dihasilkan dari proses transesterifikasi memliki karakterisitik yang berbeda
dengan minyak jelantah sebelum direksikan. Adapun karakterisitik biodesel dapat dilihat dari tabel
berikut :
Tabel 1. Sifat Fisik dan Kimia Biodiesel
No Parameter SNI Biodiesel
Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka diperlukan perhitungan secara teoritis, dimana jika
volume minyak nabati yang digunakan sebanyak 100 ml ternyata dapat menghasilkan biodiesel
sebanyak 107,84 mL jika reaksi berlangsung sempurna. Namun jika pada praktikum didapatkan
hasil yang berbeda jauh dengan teorinya karena ada beberapa kesalahan prosedur atau ketidak
telitian, maka harus dilakukan perbandingan dengan melakukan persentase rendemen. Rendemen
itu sendiri adalah perbandingan produk yang kita hasilkan dengan produk secara teoritis. Adapun
rumus yang digunakan dalam perhitungan rendemen :
Minyak nabati berasal dari tumbuhan seperti kelapa, kedelai, kacang dan sawit. Minyak nabati
adalah minyak yang diekstrak dari berbagai bagian tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai
makanan, menggoreng, pelumas, bahan bakar, bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan
berbagai penggunaan industri lainnya. Bukan hanya minyak zaitun yang berinovasi, minyak
yang terbuat dari biji-bijian pun kini mudah ditemui di pasaran. Sama seperti minyak zaitun,
minyak dari biji-bijian ini ternyata juga teman yang baik bagi kesehatan tubuh. Pada minyak
biji-bijian terkandung banyak asam lemak tidak jenuh, seperti omega 3 dan omega 6. Minyak
dengan asam lemak tidak jenuh ini mudah dicerna oleh tubuh dan tidak mudah menggumpal
dalam darah. Pada pembuatan biodiesel minyak nabati merupakan bahan baku utama yang
akan direaksikan menjadi methyl ester. Minyak nabati yang digunakan pada proses
pembuatan biodiesel ini berasal dari kelapa sawit (Zaky Kurniawan, 2013). Adapun sifat fisika
dan kimia minyak nabati dapat dilihat pada Tabel 2.
2. Methanol
Metanol merupakan cairan yang jernih, tidak berwarna, dan merupakan cairan yang mudah
terbakar. Metanol dapat dibuat dengan mereaksikan hidrogen dengan karbon
monoksida atau karbon dioksida. Sejarahnya, dia dibuat dari destilasi kayu, makanya disebut
juga alkohol kayu. Metanol banyak dipakai pada industri sebagai starting material pembuatan
berbagai bahan kimia, seperti formaldehid, asam asetat, metakrilat, etilen glikol, dll. Metanol
juga banyak dipakai sebagai cairan pembersih kaca mobil, pembersih karburator, antibeku,
toner mesin fotokopi, dan bahan bakar. Methanol berfungsi sebagai pelarut sintetis yang akan
direaksikan dengan trigliserida yang akan menghasilkan methyl ester (Zulia,2010).
Methanol merupakan pelarut polar yang mudah menguap, adapun sifat-sifat dari methanol
terdapat pada Tabel 3.
Tabel 3. Sifat Fisika dan Kimia Methanol
No Sifat Fisika Sifat Kimia
6 Titik didih64,5°C
3. NaOH
5 Densitas: 1 gr/cm3
6 Titik lebur 323°C
7 Titik didih 1388°C
4. CaCl2
Kalsium klorida (CaCl2) adalah senyawa ionik yang terdiri dari unsur kalsium (logam alkali
tanah) dan klorin. Ia tidak berbau, tidak berwarna, solusi tidak beracun, yang digunakan secara
ekstensif di berbagai industri dan aplikasi di seluruh dunia. Berlaku sebagai ion khalida yang
khas dan padat pada suhu kamar. (Esensial, 2010). Kemampuan klorida kalsium untuk
menyerap banyak cairan merupakan salah satu kualitas yang membuatnya difungsikan
sebagai absorben air pada pembuatan biodiesel sehingga kadar air biodiesel berkurang
(Esensial, 2010)
Sifat Fisika dan Kimia CaCl2 dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Sifat Fisika dan Kimia CaCl2
No Sifat Fisika Sifat Kimia
4 pH 8-10 Beracun
100ml 1 Buah
11 Piknometer 5 ml 1 Buah
b. Bahan
2 Metanol Teknis 25 mL
4 CaCl2 p.a 2 gr
b. Pengukuran Densitas
1. Menimbang piknometer kosong
2. Memasukkan sampel kedalam piknometer
3. Menimbang kembali piknometer tersebut
4. Menghitung densitas dengan rumus
V. DIAGRAM BLOK
VI. DATA