PENDAHULUAN
Minyak dan gas bumi (migas) adalah salah satu kekayaan alam atau
ekonomi dan kemakmuran Negara. Salah satu kejahatan tindak pidana yang
selalu terjadi yaitu tindak pidana pencurian minyak dengan metode membuat
sambungan pada saluran pipa yang aktif mengalirkan minyak hasil produksi
atau dikenal dengan istilah Illegal Tapping. Pencurian minyak dengan metode
tersebut banyak dilakukan di daerah-daerah yang kaya akan minyak, salah satu
Dalam hal ini menurut penulis penegakan hukum masih dirasa kurang
serta tidak berjalan dengan semestinya. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945
terjadi juga karena pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum yang dilanggar
itu harus ditegakkan. Melalui penegakan hukum inilah hukum itu menjadi
kenyataan. Dalam menegakkan hukum ada tiga unsur yang harus selalu
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun pencurian
memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk tetap
2
Yesmil Anwar dan Adang, Sistem Peradilan Pidana, Konsep, Komponen, dan
Pelaksanaannya dalam Penegakan Hukum di Indonesia, Widya Padjajaran, Bandung, 2009, hlm.
192.
3
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, 2005, hlm. 160-161.
2
menguasai barang yang dicuri.
(2) Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun:
1. jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah atau
2. jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu;
memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau
(4) Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup atau selama
waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika perbuatan mengakibatkan
luka berat atau kematian dan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan
bersekutu, disertai pula oleh salah satu hal yang diterangkan dalam no. 1
dan 3.
Sangat jauh dari yang di harapkan. Karena hampir setiap tahun selalu saja
penegakan hukum merupakan salah satu usaha untuk menciptakan tata tertib,
3
lain perkataan, baik secara prefentif maupun represif.4
sangat dibutuhkan agar tidak terjadi lagi kasus yang sama setiap tahunya,
tentang tindak pidana pencurian minyak, akan tetapi sampai saat ini masih saja
terjadi tindak pidana kejahatan pencurian minyak. Seandainya tim khusus telah
dibentuk seharusnya kasus tindak pidana pencurian minyak tidak akan terjadi
minyak di Kepolisian Resor Bengkalis dan dari data yang peneliti dapatkan
atur dalam KHUP pasal 363 terhadap pelaku yang peneliti dapatkan dari tahun
melakukan tindak pidana sepanjang tahun 2016 sampai dengan 2019 dalam
4
Moch, Faisal Salam, Hukum Acara Pidana Dalam Teori Dan Prektek, Mandar Maju,
Bandung; 2001, hlm. 5
4
Tabel I.1
Kasus Tindak Pidana Pencurian Minyak
No Tahun Kasus
1 2016 2
2 2017 3
3 2018 1
4 2019 3
JUMLAH 9
Sumber Data : Tindak Pidana Pencurian Minyak oleh
Kepolisian Resor Bengkalis 2016-2019
Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2016 terdapat (2) kasus pencurian
namun pada tahun 2017 terdapat kenaikan menjadi (3) kasus, pada tahun 2018
menurun menjadi (1) kasus saja sedangkan pada tahun 2019 terjadi kenaikan
lagi menjadi (3) kasus. Kasus pencurian minyak paling banyak terjadi di Duri
kurang cukupnya alat bukti, maka tidak dapat diproses dioleh kepolisian
tersebut. Hal ini tentunya membuat penegakan hukum kurang stabil dan bisa
saja kejahatan tindak pidana pencurian minyak akan ada setiap tahunnya.
menjadi motivasi penelitian ini ialah adanya kendala dalam penegakan hukum
5
tindak kejahatan pencurian minyak. Maka dari itu, peneliti merasa perlu
tindak pidana pencurian minyak dan mencari penyebab serta memberi saran
atas permasalahan yang terjadi. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan
B. Rumusan Masalah
Bengkalis?
1. Tujuan Penelitian
6
2. Kegunaan Penelitian
D. Kerangka Teori
7
Pelaksanaaan hukum dapat berlangsung secara normal, damai, tetapi dapat
terjadi juga karena pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum yang telah
dilanggar itu harus ditegakkan. Melalui penegakan hukum inilah hukum itu
menjadi kenyataan.5
gender.6
tinggi hak asasi manusia serta menjamin setiap warga negara bersamaan
menyangkut membuat keputusan yang tidak secara ketat diatur oleh kaidah
hakikatnya diskresi berada di antara hukum dan moral (etika dalam arti
sempit).9
yang merupakan penegakan hukum pidana merupakan salah satu fungsi dari
Friedman, terdapat fungsi lain dari sistem huku, yaitu dispute, settlement,
bagian-bagiannya (wholism);
9
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, PT
RajaGrafinfo Persada, Jakarta: 2013, hlm.7.
10
Kadri Husin dan Budi Rizki Husin, Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia, Sinar Grafika
Jakarta Timur, 2016, hlm. 56-57.
9
3. Sistem tersebut berinteraksi dengan sistem yang lebih besar, seperti
tertentu (transformation);
berlangsung saat ini manakala peran dan fungsi penegakan hukum adalah
11
Mulyana W. Kusumah, Tegaknya Supermasi Hukum, PT. Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.
13.
10
lain:12
merupakan salah satu usaha untuk menciptakan tata tertib, keamanan dan
langkah serta tindakan dari para pengak hukum kurang sesuai dengan dasar
filsafat Negara dan pandangan hidup bangsa kita, maka sudah barang tentu
yang tidak jelas, kurang lengkap, maka akan ada kesulitan dalam
12
Ilhami Bisri, Sistem Hukum Indonesia:Prinsip-Prinsip & Implementasi Hukum di
Indonesia,Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm. 128.
13
Moch. Faisal Salam, Hukum Acara Pidana Dalam Teori & Praktek, Mandar Maju,
Bandung: 2001, hlm. 1
14
Ibid, hlm. 8.
11
Faktor penengak hukum yang dimaksud disini adalah
illegal tapping
d. Faktor Masyarakat
e. Faktor kebudayaan
12
Yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang didasarkan
2. Teori Pemidanaan
dikaitkan dengan suatu sanksi berupa hukuman, yakni suatu penderitaan yang
1) Pidana mati;
2) Pidana penjara;
15
Erdianto Effendi, Penyelesaian Tindak Pidana yang terjadi di atas Tanah Sengketa , Jurnal
Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Riau, Volume 3 No. 1, 25 Mei 2012
16
P.A.F.Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung: 1997, hlm. 2.
17
Barda Nawawi Arief, Op.cit, hlm. 129.
18
Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta: 2008, hlm. 10
13
3) Pidana kurungan;
4) Pidana denda;
adalah hukuman yang dijatuhkan atas diri seseorang yang terbukti secara
19
Barda Nawawi Arief, Bunga Rampai K ebijakan Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung,
2002, hlm. 152
20
P.A.F.Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana, Citra Aditya Bakti, Bandung:1997, hlm..2.
21
Abintoro Prakoso, Pembaruan Sistem Peradilan Pidana Anak, Laksbang Grafika,
Yogyakarta: 2013, hlm. 89.
14
a. Teori Absolut atau Pembalasan
tindak pidana.22 Teori Absolut atau teori pembalasan ini berbagi dalam
22
Bambang Waluyo, Pidana dan Pemidanaan, Sinar Grafika, Jakarta: 2008, hlm. 143
23
Ibid. hlm 142
15
yaitu untuk perlindungan masyarakat atau pencegahan terjadinya kejahatan.
E. Kerangka Konseptual
kekeliruan dalam beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka
24
Wendy Wagner, Amendment to the Criminal System against Defendant Crimes, 2
November 2012, Jurnal West Law,Diakses melalui http:fh.unri.ac.Id/index.Php/ Perpustakaan/#,
pada tanggal, 25 november 2019 dan diterjemahkan oleh Google Translate.
25
Tri Novita Sari Manihuruk “Penegakan Hukum Terhadap Tindak Pidana Phedofilia di
Wilayah Hukum polisi Resor Kota Pekanbaru”, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Riau,
Pekanbaru, 2015, hlm 18
26
Erdianto, Pokok-pokok Hukum Pidana, Alaf Riau, Pekanbaru: 2010, hlm. 56
16
tersangkanya.27
F. Metode Penelitian
sebagai berikut:
1. Jenis Penelitian
Ditinjau dari sudut metode yang dipakai makan penelitian ini dapat
penelitian pada lokasi atau tempat yang diteliti guna memberikan gambaran
secara lengkap dan jelas tentang masalah yang ditetili. Sedangkan dilihat
27
Pasal 1, butir ke 2, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
28
Pasal 1 butir ke 1, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kita
Undang-Undang Hukum Acara Pidana.
29
www.tribunnews. di akses, tanggal 22 November 2019 Pada Pukul 20.00 wib
17
dari sifatnya, penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang
2. Lokasi Penelitian
pidana pencurian minyak yang jumlah kasusnya setiap tahun masih sering
minyak.
berikut:
a) Populasi
30
Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2010,
hlm 118
18
menjadi populasi dalam penelitian ini antara lain:
b) Sampel
Tabel 1.2
Populasi dan Sampel
Jumlah Jumlah Persentase
No Jenis Populasi
Populasi Sampel (%)
1 Kasat Reskrim Kepolisian Resor
1 1 100%
Kabupaten Bengkalis;
2 Penyidik Subdit reskrim
Kepolisian Resor Kabupaten 9 3 30%
Bengkalis;
Jumlah 10 4 -
Sumber Data : Dari Kepolisian Resor Kabupaten Bengkalis, 2016-
2017
4. Sumber Data
diteliti.
b) Data Sekunder
melalui media perantara (data yang dihasilkan pihak lain) atau data
penelitian.
yang berasal dari literlatur atau hasil penulisan para sarjana yang
32
Rosady Ruslan, Meode Penelitian Publik Relation dan Komunikasi, ( Rajawali Pers,2006)
hlm 138.
20
pencurian minyak.
a) Wawancara
bersangkutan.
b) Studi Kepustakaan
6. Analisa data
yang diberikan oleh responden secara tertulis ataupun lisan dan perilaku nyata.
21
yaitu penarikan kesimpulan yang bersifat umum kepada khusus, dimana
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terdapat ketentuan tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak
Dasar yang pokok dalam menjatuhi pidana pada orang yang telah
praevia lege poenali” yang artinya tiada suatu perbuatan tindak pidana pula
33
Aslim Rasyad, Metode Ilmiah, Persiapan Bagi Peneliti, UNRI Press, Pekanbaru:2005, hlm
20
34
Sri Harini Dwiyatni, Pengantar Hukum Indonesia, Ghalia Indonesia, Bogor: 2006, hlm. 62.
35
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta: 2011, hlm. 2.
22
dipidana, tanpa adanya undang-undang hukum pidana terlebih dahulu.
berasal dari bahsa latin yaitu delictum, dan untuk Negara Anglo Saxon
menggunakan tindak pidana dengan istilah criminal act untuk maksud yang
sama. Adanya istilah ini maka timbulah pendapat para ahli hukum Indonesia
pada tulisan maka digunakan istilah delik saja.37 Delik adalah tindakan
bertanggungjawab.40
seseorang. Hal-hal tersebut terdapat juga seseorang untuk tidak berbuat akan
pidana.41
Indonesia.42
pidana itu pada umumnya dapat dijabarkan kedalam unsur-unsur yang pada
dasarnya dapat dibagi menjadi dua macam unsur, yakni unsur subjektif dan
unsur objektif.43
berikut :
Menurut para ahli seperti yang dikutip Erdianto dalam buku “Hukum
43
P.A.F. Lamintang, Delik-Delik Khusus Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan, Sinar
Grafika, Jakarta:, hlm. 193.
44
Ibid
25
Pidana Indonesia” dapat diketahui menurut Moeljatno unsur-unsur itu
terdiri dari:45
Undang-Undang.
jawabkan.
Undang.
pidana adalah:46
1) Subjek.
2) Kesalahan.
45
Erdianto Effendi, Op.cit, hlm.98-99
46
Erdianto Effendi, Loc.cit.
26
4) Suatu tindakan yang dilarang atau diharuskan oleh Undang-
dengan pidana.
yang sangat merugikan orang lain dan juga orang banyak, terutama
masyarakat sekitar kita. Maka dari itu kita harus mencegah terjadinya
mengambil barang milik orang lain dengan jalan yang tidak sah.
dilihat dari Pasal 362 KUH Pidana yang berbunyi sebagai berikut:
pencuri perlu kita bagi menjadi dua golongan, yaitu: pencurian pencurian
48
R.Soesilo, “KUHP Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal”, Politea,
Bogor,1988,Hal.249
28
1. Pencurian secara aktif Pencurian secara aktif adalah tindakan mengambil
Sedangkan dalam hal pembahasan ini yang akan dikaji adalah mengenai
Dalam hukum pidana mengenai pencurian ini diatur dalam beberapa pasal
dimana secara garis besarnya pencurian tersebut diatur dalam pasal 362 -
365 yang mana pencurian dari pasal tersebut dengan sebutan pencurian
pencurian pemberatan ini dalam KUH Pidana dapat kita jumpai dalam
beberapa pasal:
29
kawannya yang turut melakukan kejahatan itu akan melarikan diri
atau supaya barang yang dicuri itu tetap ada ditangannya.
2. Hukuman penjara selama-lamanya dua belas tahun, dijatuhkan :
a. Jika perbuatan itu dilakukan pada waktu malam itu di dalam
sebuah rumah atau pekarangan yang tertutup yang ada
rumahnya atau dijalan umum atau di dalam kereta api atau
trem yang sedang berjalan.
b. Jika perbuatan itu dilakukan oleh dua orang bersama-sama atau
lebih.
c. Jika sitersalah masuk ke tempat melakukan kejahatan itu
dengan jalan membongkar atau memanjat atau dengan jalan
memakai kunci palsu, perintah palsu atau pakaian jabatan
palsu.
d. Jika perbuatan itu menjadikan ada orang mendapatkan luka
berat.
3. Hukuman penjara selama-lamanya lima belas tahun dijatuhkan
jika karena perbuatan itu ada orang mati.
4. Hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau penjara
sementara selama-lamanya dua puluh tahun dijatuhkan, jika
perbuatan itu menjadikan ada orang mendapat luka berat atau
mati, dilakukan oleh dua orang bersama-sama atau lebih disertai
pula oleh salah satu hal yang diterangkan dalam No.1 dan 3.
pencurian ini kita kenalnya adanya istilah pemberatan dalam hal pencurian
melarikan diri atau supaya barang yang dicuri itu tetap ada ditangannya.
30
Jika pencurian dengan kekerasan itu berakibat mati orang ancaman
dalam Pasal 363-365 KUH Pidana tersebut haruslah disertai dengan salah
pemberatan dalam Pasal 363 dan 365 KUH Pidana tersebut, dimana
pidana ditambah 1/3 dari hukuman pokoknya. Hal ini dilakukan adalah
49
Zamnari Abidin, ‘Hukum Pidana Dalam Skema”, Ghalia Indonesia,Jakarta,1984.Hal68
31
bahwa dalam hal pencurian ini ada dikenal pencurian dengan pemberatan
sebagaimana yang diatur dalam Pasal 363 KUH Pidana memecah dan
jenis pencurian yang kita kenal dalam hukum pidana ada juga disebut
dengan pencurian ringan, dimana mengenai pencurian ringan ini secara jelas
diatur dalam Pasal 364 KUH Pidana yang bunyinya sebagai berikut;
- Perbuatan yang diterangkan dalam Pasal 362 dan 363 KUH Pidana
asal saja tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau dalam
pekarangan yang tertutup yang ada rumahnya,maka jika harga
barang yang dicuri itu tidak lebih dari dua ratus lima puluh ribu,
dihukum sebagaian pencurian ringan dengan hukuman selama-
lamanya tiga bulan atau denda sebanyak-banyaknya Rp.900.
Ketentuan dalam Pasal 364 KUH Pidana ini dinamakan dengan
pencurian ringan, dimana hal ini diartikan sebagai berikut :
1. Pencurian biasa asal harga barang yang dicuri tidak lebih dari
Rp.250.
2. Pencurian dilakukan oleh dua orang atau lebih asal harga barang
tidak lebih dari Rp. 250
3. Pencurian dengan masuk ketempat barang yang diambilnya
dengan jalan membongkar, memecah dan sebagainya.
dalam KUH Pidana diatur dalam Pasal 364 dalam KUH Pidana. Selanjutnya
mengenai selain hal tersebut diatas jenis-jenis pencurian ini masih ada lagi
dalam Pasal 367 KUH Pidana. Dalam hal pencurian dengan kekerasan
juga akan memaparkan apa saja jenis kekerasan disini yang menyangkut
32
Dalam hal ini juga dikatakan barang siapa dengan maksud dan
hendak menguntungkan diri sendiri atau orang lain dengan melawan hak,
kepunyaan orang itu sendiri, kepunyaan orang lain atau supaya membuat
utang atau menghapuskan piutang.50 Hal ini berbeda dengan pencurian yang
dilakukan dengan kekerasan hanya saja dalam hal ini sama-sama terdapat
dalam beberapa pasal diantaranya Pasal 362 KUH Pidana. Pasal 362 KUH
Pidana berbunyi: Barang siapa mengambil suatu barang yang sama dengan
maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak, dihukum karena
Pidana ada juga tentang pencurian yang memberatkan dan juga pencurian
dengan kekerasan.
Berdasarkan bunyi Pasal 362 KUH Pidana tersebut dapat kita lihat
1. Mengambil barang
2. Yang diambil harus sesuatu barang
3. Barang itu harus seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain
50
Pasal 368 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
51
R. Soesilo, Op Cit hal 249
33
4. Pengambilan itu harus dilakukan dengan maksud untuk memiliki
barang itu dengan melawan hukum (melawan hak).
Ad. 1. Perbuatan mengambil
Unsur dari tindak pidana pencurian ialah perbuatan
mengambil barang Kata mengambil dalam arti sempit
terbatas pada menggerakkan tangan dan jari-jari
memegang barangnya dan mengalihkannya ketempat lain.
Sudah lazim masuk istilah pencurian apabila orang mencuri
barang cair seperti misalnya bir dengan membuka suatu kran
untuk mengalirkannya ke dalam botol yang ditempatkan
dibawah kran itu, bahkan tenaga listrik sekarang dianggap
dapat dicuri dengan sepotong kawat.52
Ad.2. Yang diambil harus sesuatu barang
Kita ketahui bersama bahwa sifat tindak pidana pencurian
ialah merugikan kekayaan si korban maka barang yang
diambil haruslah berharga. Harga ini tidak selalu bersifat
ekonomis. Yang dimaksudkan berupa barang ini tentu saja
barang yang dapat dinikmati oleh yang membutuhkanya.
Ad.3. barang yang diambil harus seluruhnya atau sebagian
kepunyaan orang lain
Yang dimaksudkan kepunyaan orang lain dalam hal ini
dimaksudkan bahwa barang yang diambil itu haruslah
kepunyaan orang lain atau selain kepunyaan orang yang
mengambil tersebut.
Ad.4. Pengambilan itu harus dilakukan dengan maksud untuk
memiliki barang itu dengan melawan hukum
Dalam hal ini dimaksudkan bahwa timbulnya perbuatan itu
haruslah berdasarkan adanya keinginan dari si pelaku untuk
memiliki barang tersebut dengan cara melawan hukum, dimana
letak perbuatan melawan hukum dalam hal ini adalah memiliki
barang orang dengan cara mencuri atau mengambil barang
orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya.
ilmu hukum pidana mengatur tentang pencurian ini, akan tetapi secara nyata
dapat kita lihat secara teliti dan jelas. Dan tidak ada menentukan bagaimana
yang dikatakan pencurian itu akan tetapi itu diidentikan dengan perbuatan
52
Wirjono Prodjodikoro, “Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia”, Eresco, Bandung.
1986.Hal15
34
mengambil jadi dengan demikian pencurian itu dapat kita artikan ialah
perbuatan mengambil suatu benda atau barang kepunyaan orang lain dengan
barang/benda tersebut.
hukum dalam tataran teoritis, bukan saja hanya memberikan sanksi kepada
memberikan sanksi kepada setiap orang atau badan hukum yang melakukan
yang merupakan penegakan hukum pidana merupakan salah satu fungsi dari
Friedman, terdapat fungsi lain dari sistem huku, yaitu dispute, settlement,
bagian-bagiannya (wholism);
tertentu (transformation);
53
Ibid, hlm. 429.
54
Kadri Husin dan Budi Rizki Husin, Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia, Sinar Grafika,
Jakarta Timur, 2016, hlm. 56-57.
36
5. Antarbagian sistem harus cocok satu sama lain (interrelatedness);
lain:55
itu seperti polisi, hakim, dan jaksa, yang dalam dunia hukum
55
Ilhami Bisri, Sistem Hukum Indonesia : Prinsip-Prinsip & Implementasi Hukum di
Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 2012, hlm. 128.
37
agar dalam proses peradilan tetap diperlakukan sebagai manusia
hukum pidana menurut Van Hammel adalah keseluruhan dasar dan aturan
yakni dengan melarang apa yang bertentangan dengan hukum (On Recht)
tersebut.56
berlangsung saat ini manakala peran dan fungsi penegakan hukum adalah
acuan sistem hukum. Dalam hal ini penegakan hukum sebagai komponen
berintegritas tinggi dan profesional maka dengan itu penegakan hukum akan
58
Muladi dan Barda Nawawi Arief. Teori-Teori kebijakan pidana, Alumni, Bandung. 2002,
hlm. 20.
59
Mulyana W. Kusumah, Tegaknya Supermasi Hukum, PT. Rosdakarya, Bandung, 2001, hlm.
13.
60
Mulyana W. Kusumah, Op.cit, hlm. 84.
39
Dalam penegakan hukum ada tiga unsur yang harus diperhatikan
yaitu:61
b. Kemanfaatan (eweckmssigkeit);
c. Keadilan (gerechtigkeit).
mempengaruhi diantaranya:62
peace maintenance.
d. Faktor Masyarakat
hukum masyarakat.
e. Faktor Kebudayaan
41
Faktor yang mempengaruhi penegakan hukum salah satunya adalah
penjelasannya:63
kepribadian;
hukum;
positif atau negatifnya terletak pada isi faktor-faktor tersebut. Yang mana
64
Mulyana W. Kusumah, Op.cit, hlm. 93.
43
b. Perundang-Undangan yang berfungsi untuk menganalisis dan
proporsional.65
penegak hukum baik dalam menjalankan tugas dan menjalankan isi dari
Undang-Undang tersebut.66
bahwa sistem hukum itu harus memenuhi subtansi hukum, struktur hukum,
dan kultur hukum. Ketiga sistem hukum mempunyai kultur (budaya hukum)
subtansi adalah aturan, norma dan pola perilaku manusia yang nyata dalam
sistem hukum. Kedua sistem hukum mempunyai struktur dalam hal ini
sistem hukum terus berubah, namun bagian-bagian sistem itu berubah dalam
kecepatan yang berbeda, dan setiap bagian berubah tidak secepat bagian
sistem hukum, dengan kata lain adalah bahwa kerangka atau rangkaian,
bagian yang tetap bertahan, bagian yang memberi semacam bentuk dan
batasan terhadap keseluruhannya. Jika salah atu unsur dari sistem hukum itu
66
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum Dan Teori Keadilan, Kencana, Jakarta, 2010, hal. 375.
67
Lawrance M Freidman, American Law An Introduction, Hukum Amerika Sebuah
Pengantar, (Penerjemah Wisnu Basuki), PT Tatanusa, Jakarta, 2001, hlm. 54.
45
rusak, maka akan rusaklah semuanya, sebab satu sama lainnya saling
memuat sanksi pidana. Meskipun lingkup hukum itu sendiri lebih luas
tidak hanya terletak pada sikap mental aparatur penegak hukum (Hakim,
Jaksa, Polisi dan Penasihat Hukum) akan tetapi juga terletak pada faktor
68
Subarsyah Sumadikara, Penegak Hukum (Sebuah Pendekatan Politik Hukum dan Politik
Kriminal), Kencana Utam, Bandung, 2010, hlm. 63.
69
Rudi Pardede, Proses Pengembalian Kerugian Negara Akibat Korupsi, Genta Publishing,
Yogyakarta, 2016, hlm. 74.
70
Romli Atmasasmita, Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia & Penegakan Hukum.
Bandung, 2001, Mandar Maju, hlm. 55.
46
BAB III
dimekarkan menjadi 3 (tiga) provinsi yaitu Sumatera Barat, Jambi dan Riau.
47
pertambangan minyak di Kecamatan Mandau, terutama di Dumai dan
Duri.71
antara 2°30 Lintang Utara (LU), -0°17 Lintang Utara atau 100°52 Bujur
Timur (BT), -102°52 Bujur Timur (BT), -102° Bujur Timur. Luas wilayah
Tabel III.1.
Batas-Batas Wilayah di Kabupaten Bengkalis
No Batas Wilayah
rata 2-6,1 m dari permukaan laut. Di daerah ini juga terdapat beberapa
71
http://www.pustaka-bpnbkalbar.org/pustaka/sejarah-kabupaten-bengkalis-dan-perkembang
annya, diakses, tanggal, 10 Maret 2020.
48
sungai, tasik (danau), serta 24 pulau besar dan kecil. Beberapa di antara
pulau besar itu adalah Pulau Rupat (1.524,84 km²) dan Pulau Bengkalis
(928,40 km²).
3. Perhubungan
a. Transpostasi Darat
untuk menuju jalan raya ke Pekanbaru, ibukota Provinsi Riau dan kota-
b. Transportasi Laut
dan kapal penumpang ferry cepat berjenis speed boat yang berkapasitas
besar di Pulau Bengkalis ada 2 (dua) yaitu Pelabuhan utama Bandar Sri
Raja.
49
c. Transpostasi Udara
4. Pemerintahan
dari Pulau Sumatera untuk urusan pemerintahan (surat-surat izin dan lain
Terubuk merupakan jenis ikan yang sangat terkenal terutama pada masa
50
Tabel III.2.
Jumlah Desa di Wilayah Kabupaten Bengkalis Menurut Kecamatan
Ibukota Jumlah
No Kecamatan Luas Kecamatan
Kecamatan Desa
1 Mandau Duri 24 937,47 km2
2 Pinggir Pinggir 19 2.503,00 Km2
3 Bukit Batu Sungai Pakning 17 1.128,00 Km2
4 Siak Kecil Lubuk Muda 17 742,21 Km2
5 Rupat Batu Panjang 16 1.542,85 Km2
6 Rupat Utara Tanjung Medang 8 628,50 Km2
7 Bengkalis Bengkalis Kota 31 514,00 Km2
8 Bantan Selat Baru 23 424,40 Km2
Sumber Data: https://bengkaliskab.bps.go.id
a. Visi
Makmur di Indonesia.
b. Misi
kesejahteraan rakyat.
51
4) Dalam rangka menjadikan Kabupaten Bengkalis sebagai negeri yang
cukup tua, dimana Pemerintah Daerah Bengkalis berdiri pada 31 Juli 1512
72
https://bengkaliskab.bps.go.id , diakses, tanggal, 10 Maret 2020.
52
sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda terbukti dengan adanya Kantor
Daerah. Dan Rumah Dinas Danres di Jalan Perwira yang sekarang di fungsikan
sebagai rumah dinas Kapolsek Bengkalis. Pada sekitar tahun 1974 ada rencana
dengan cepat oleh Kodim 0303 Bengkalis dan Polres Bengkalis segera pindah
Induk), Kota Dumai, Kabupaten Siak dan Kabupaten Rokan Hilir. Walaupun
untuk segera membentuk Polres di Setiap Wilayah Kabupaten / Kota. Hal ini
53
ditanggapi dengan serius oleh Pimpinan Polri, yaitu dengan keluarnya Surat
Kecamatan Pinggir
Kecamatan Bantan
Kecamatan
Kapolres Bengkalis Polda Riau, sambil menunggu keputusan lebih lanjut oleh
Kapolri.
54
Pada tanggal 14 Oktober 2002, AKBP Drs. Slamet Riyanto SH dilantik
Brigjend Pol Drs. Johny Yodjana di Halaman Kantor Polres sementara Jl.
Umum yang ditanda tangani pada tanggal 17 April 2003 di Gedung Daerah
Komaruddin.
Kapolres Bengkalis pada tanggal 13 Maret 2003 AKBP Drs. Slamet Riyanto,
SH dilantik sebagai Kapolres Bengkalis oleh Kapolda Riau Brigjend Pol Drs.
55
No.Pol : Skep/191/VIII/2004 Tanggal 31 Agustus 2004
kondisi geografis yang sangat luas, terdiri dari perairan dan daratan
Polres dari type B-2 menjadi type B-1, dengan konsekuensi jumlah
dinaikkan statusnya dari type B-2 menjadi Polres type B-1. Menindak lanjuti
Komando Polres Bengkalis di Jalan Pertanian dengan luas tanah 2 Ha. Selain
kapasitas 150 personil. Tepatnya tanggal 7 Juli 2003 Kantor Polres Bengkalis
pindah ke Gedung yang baru Jl. Pertanian, sementara kantor yang lama
56
Bengkalis, guna menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Kabupaten
BAB IV
Minyak dan gas bumi (migas) adalah salah satu kekayaan alam atau
dalam Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), yang
berbunyi:
57
“Bahwa bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat”.
juga merupakan aset yang habis pakai dan tak terbaharukan (depleted and non
daya migas berusaha untuk mendapatkan manfaat dari eksplorasi migas dengan
antara lain menghubungkan konsep hak menguasai dari negara atas kekayaan
negara tentang sumber daya alam migas secara khusus. Pada pasal ini
dinyatakan bahwa ‘migas’ sebagai sumber daya alam strategis dan tak
masyarakat maupun pelaku usaha, sekalipun memiliki hak atas sebidang tanah
terkandung didalamnya.
berjalan lancar dan cukup aman, meskipun tetap ada permasalahan yakni
58
sekitar isu penurunan produksi minyak mentah, dikarenakan kondisi sumur-
sumur yang ada di lapangan migas sudah berusia tua sehingga efektifitas
perumusan konsep kontrak bagi hasil (KBH) usaha hulu migas yang dipandang
gas yang belum tersedia pasar ekspor dan domestik, sehingga sumur gas lebih
minyak mentah lebih banyak disebabkan karena cadangan minyak dari sumur-
sumur produksi yang usianya sudah semakin tua dan dunia mulai
tua
73
Madjedi Hasan, Kontrak Minyak Dan Gas Bumi Berazas Kepastian Hukum, Fikahati
Aneska, Jakarta, 2009, hal.9.
59
Khusus nya untuk point (3) permasalahan keamanan, yakni pencurian
minyak dan asset merupakan permasalahan yang tinggi dihadapi oleh Provinsi
dengan modus membuat sambungan (tapping) pipa secara illegal pada jalur
pipa yang aktif mengalirkan minyak hasil produksi dari suatu perusahaan
migas kepada suatu tempat penampungan tertentu yang telah disiapkan oleh
pelaku. Tindak pidana illegal tapping diwilayah ini telah berlangsung sejak
namun sampai tahun 2019 kejadian serupa masih terus berlangsung. Tindak
Tabel I.1
Kasus Tindak Pidana Pencurian Minyak
1 2016 2 1
2 2017 3 1
3 2018 1 0
4 2019 2 2
Sumber Data: Tindak Pidana Pencurian Minyak Resor Bengkalis 2016-2019
hanya (1) dan (1) kasus lainya belum terselesaikan. Pada tahun 2017 kasus
60
yang terselesaikan hanya (1) dan (2) kasus lainya belum terselesaikan. Pada
tahun 2018 (1) kasus belum terselesaikan dan Pada tahun 2019 ada (2) kasus
terhadap hukum mungkin sama tuanya dengan hukum itu sendiri. Praktek
penegakan hukum harus sesuai dengan asas dasar legalitas, kepentingan dan
hukum.74
yaitu faktor substansi (materi) hukum, faktor struktural hukum dan faktor
harus diutamakan. Setiap faktor sama pentingnya sehingga jika satu faktor
tidak optimal meskipun faktor yang; lain terpenuhi dengan maksimal akan
minyak secara illegal tanpa memiliki izin dari pemerintah dan dilakukan oleh
74
C. de Rover, To Serve & To Protect; Acuan Universal Penegakan HAM, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2000, hlm. 148 dan 165.
75
Sidik Sunaryo, Sistem Peradilan Pidana, Penerbit Universitas Muhammadyah Malang,
Malang, 2004. Hal. 11
61
sindikat yang bukan badan hukum formal, sedangkan diketahui bahwa
Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi 2001 Pasal 1 ayat 1 yaitu minyak
mentah yang berasal dari hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk
aspal, lilin mineral atau ozokerit dan bitumen yang diperoleh dari proses
yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan
Selain itu tindak pidana illegal tapping ini sangat terorganisir dan merugikan
keuangan negara.
tentang Minyak Dan Gas Bumi, dan Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009
62
Di dalam KUHP, terdapat 4 (empat) Pasal yang berhubungan dengan
perbuatan illegal tapping , yakni Pasal 187, Pasal 359, 360 dan Pasal 362.
dari pengeboran, mulai dari pakaian kerja yang digunakan pekerja, alat yang
percikan api, pipa bisa meledak karena minyak bumi mempunyai tekanan, dan
tertentu tersebut, aliran minyak akan dihentikan sementara atau di lakukan shut
down, atau sehingga minyak mentah tidak dapat mengalir sementara pada titik
lokasi tersebut.
untuk menyambungan pipa illegal oleh oknum, dilakukan dalam kondisi pipa
63
minyak aktif mengalir minyak bumi, pekerja tidak menggunakan alat
api, ledakan dan kebakaran. Selanjutnya, ceceran minyak bumi yang jatuh ke
langsung sehingga kegiatan illegal tapping dapat dikenai sanksi pidana penjara
dan denda sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 187, 359, 360 Pasal 362
secara khusus juga mengatur tentang ketentuan pidana meskipun tidak secara
tapping. Namun dari anatomi tindak pidana yang penulis jelaskan diatas dapat
dirumuskan bahwa tindak pidana illegal tapping dapat dikenakan pasal pidana
Pada tindak pidana illegal tapping dengan berbagai modus operasi yang
sudah tertata rapi, dengan kasus yang terus meningkat sejak tahun 2016, dari
64
berikut :76
1. Faktor Perundang-undangan.
secara khusus mengenai ruang lingkup dan pengertian tindak pidana illegal
tapping. Sehingga jenis-jenis perbuatan pidana apa yang menjadi tautan atas
illegal tapping terhadap lingkungan juga belum secara khusus diatur dalam
industri migas yang merupakan industri spesifik menjadi salah satu faktor
65
punggung penegakan hukum terhadap illegal tapping sebab kebedaaannya
hukum.
3. Faktor masyarakat.
Faktor ini saling berkaitan dan memiliki pengaruh serta memainkan peran
pidana (crimial policy). Kebijakan hukum pidana dengan upaya non penal
66
Usaha pencegahan yang bersifat preventif (non penal) ini dimaksudkan
jauh lebih baik dari pada mengobati. Jadi pencegahan sebelum terjadinya
kejahatan dalam hal ini illegal tapping, maka diperlukan sekali adanya
adalah dengan cara represif yaitu dengan menjatuhkan sanksi pidana pada
barang siapa yang melakukan illegal tapping sesuai dengan peraturan dan
hukum acara yang berlaku. Pemberian sanksi pidana itu baru dapat
67
tapping. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam menanggulangi
tapping.
BAB V
PENUTUP
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah peneliti lakukan, maka
68
dapat ditarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:
A. Kesimpulan
illegal tapping baik dalam KUHP, Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi
2001 dan UUPPLH 2009, hal ini disebabkan karena tindak pidana ini
yang paling utama adalah faktor budaya hukum dan faktor masyarakat.
B. Saran
Tapping, selain itu dibutuhkan aturan yang khusus untuk mangatur tindak
70