Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun Oleh :
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
B. Gambaran Umum :
Kadar air merupakan perbandingan antara berat air yang terkandung dalam
tanah dengan berat butiran tanah kering yang dinyatakan dalam persen (%).
Pengujian kadar air dalam praktikum ini menggunakan standar ASTM D2216-92
(1996).
Didefinisikan sebagai,
Ww
Wc= ×100 %
Ws
Dimana:
Wc : kadar Air
Ww : Berat Air (gram)
Ws : Berat Tanah Kering (gram)
C. Tujuan penelitian :
Penentuan kadar air adalah pengujian laboratorium yang dilakukan untuk
menentukan jumlah air yang ada dalam tanah terhadap kondisi kering.
E. Prosedur Praktikum :
1. Hidupkan Timbangan Digital dan atur satuan timbangan menjadi gam
Ambil cawan kosong kemudian timbang berat cawan kosong (WI),
kemudian catat berat cawan kosong tersebut ke dalam tabel yang sudah
di siapkan. Lakukan penimbangan cawan untuk 4 sampel pengujian
2. Kemudian Ambil tanah menggunakan scoop lalu isi kedalam cawan
kosong yang sudah ditimbang tadi, isi hingga penuh.tanah ini disebut
dengan tanah basah
3. Timbang berat cawan + tanah basah (w2) kemudian catat beratnya
Lakukan prosedur 3 dan 4 hingga sampel ke 4
4. Kemudian masukan 4 sampel tersebut kedalam oven dengan suhu 115 C,
oven selama 24 jam (1 hari) agar kadar air yang terkandung di dalam
tanah tersebut hilang.
5. Keluarkan 4 sampel tanah tersebut dari oven menggunakan penjepit, lalu
timbang berat cawan + tanah kering (w3) menggunakan timbangan
kemudian catat beratnya
B. Tujuan Penelitian
Pengujian analisis saringan bertujuan untuk menentukan persentase ukuran
butir tanah pada benda uji yang tertahan saringan no. 200 dan untuk menentukan
pembagian butiran (gradasi) agregat halus dan agregat kasar.
D. Prosedur Pengujian
1. Ambil tanah menggunakan scoop lalu timbang tanah sebanyak ±500
gram menggunakan timbangan digital
2. Kemudian susun saringan, saringan disusun dari saringan diameter
terkecil sampai dengan saringan diameter terbesar dan letakan pan paling
bawah saringan atau dibawah saringan 200#
3. Lalu masukan tanah yang sudah ditimbang tadi kedalam saringan paling
atas atau saringan 4#. Lalu tutup saringan menggunakan cover
4. Hidupkan stopwatch, kemudian goyangkan saringan secara manual
dengan durasi 15 menit tanpa henti
5. Jika sudah, buka semua saringan lalu masukan tanah ke dalam mangkok
stainless Jangan sampai ada tanah yang terjatuh, bersihkan saringan
dengan menggunakan kuas agar tidak ada tanah yang tertinggal pada
saringan . timbang berat tanah yang tertahan dalam masing — masing
saringan.
6. Kemudian catat berat tanah yang tertahan di setiap masing — masing
saringan
B. Pembahasan Umum
Analisis hidrometer adalah metode untuk menghitung distribusi ukuran butir
tanah berdasarkan sedimentasi tanah dalam air, kadang disebut juga uji
sedimentasi. Analisis hidrometer ini bertujuan untuk mengetahui pembagian
ukuran butir tanah yang berbutir halus.
C. Tujuan Penelitian
Menentukan kadar lumpur dalam tanah, menentukan distribusi butiran tanah,
serta menentukan klasifikasi jenis tanah membandingkan presentase butiran lanau
dan lempung.
Analisis hidrometer ini bertujuan untuk mengetahui pembagian ukuran butir
tanah yang berbutir halus.
E. Prosedur Praktikum :
1. Siapkan benda uji sekitar 100 gram atau 50 gram yang sudah dikeringkan
dan ditumbuk, tempatkan dalam gelas kimia kapasitas 250 mL, yang
nantinya dapat menampung 125 mL cadangan campuran benda uji
dengan bahan pengurai yang dipilih.
2. Siapkan bahan pengurai antara lain dengan bahan pengurai dan air suling
dengan komposisi 20 mL water glass, ditambah 100 mL air suling,
sedangkan bila menggunakan 100 mL natrium heksametafospat
ditambahkan 50 mL air suling.
3. Campurkan benda uji langkah No. 1 dengan bahan pengurai seperti yang
disiapkan pada langkah No.2 rendamkan, kemudian aduk dengan
pengaduk gelas sampai rata dan biarkan selama 12 jam.
4. Pindahkan campuran langkah No. 3 kedalam mangkok dispersi seperti
Gambar 3 dan tambahkan air suling sampai mengisi setengah mangkok,
kemudian aduk selama 5 menit, 1 Omenit, atau 15 menit tergantung dari
harga PI dari tanah. Tanah dengan PI 5 membutuhkan waktu pengadukan
selama 5 menit, tanah dengan 6 PI 20 perlu waktu aduk 10 menit dan
tanah dengan PI > 20 perlu waktu aduk 15 menit, sedangkan tanah yang
mengandung banyak mika diperlukan waktu pengadukan hanya 1 menit.
5. Setelah dispersi, pindahkan campuran langkah No. 4 ke dalam tabung
gelas ukur, lalu tambahkan air suling sampai volume campuran menjadi
1000 mL, lalu tempatkan dalam bak dengan temperatur tetap. Ukur
temperature air di bak tersebut (TC).
6. Angkat tabung gelas ukur yang berisi campuran dari dalam bak tersebut
setelahcampuran mencapai temperatur tetap. Dengan menggunakan
telapak muka tangan, tutup mulut tabung rapat-rapat (atau bisajuga mulut
tabung ditutup dengan penutup karet) dan kocok secara bolak balik
selama 60 detik sampai pergolakan campuran berhenti.
B. Gambaran Umum
Berat jenis tanah adalah berat tanah kering dibagi volume partikel padat
(tidak termasuk volume pori-pori tanah). Berat jenis partikel tanah dinyatakan
dalam satuan g/cm3 atau mg/m3.
Penentuan berat jenis partikel tanah penting dilakukan untuk mengetahui
sifat fisik tanah dan sebagai informasi dalam pengolahan tanah lebih lanjut serta
penentuan jenis tanaman apa saja yang ditanam pada tanah (lahan) tersebut. Nilai
berat jenis partikel tanah bervariasi tergantung pada komposisi mineral tanah
tersebut.
C. Tujuan Penelitian
mengetahui sifat fisik tanah dan sebagai informasi dalam pengolahan tanah
lebih lanjut serta penentuan jenis tanaman apa saja yang ditanam pada tanah
(lahan) tersebut.
E. Prosedur Pengujian
1. Tanah yang lolos saringan 4#, oven. sampai 24 jam
2. Keringkan benda uji dalam oven pada temperatur 110 °C ± 5°C (230°F ±
9°F) selama 24 jam,
3. Timbang piknometer yang kering dan bersih (WI)
4. Masukkan tanah kurang lebih 10 gram dan timbang (W2).
5. Tambahkan air suling sampai 2/3 bagian. Untuk tanah lempung diamkan
kurang lebih 24 jam.
6. Panaskan piknometer atau botol ukur yang berisi rendaman benda uji
dengan hati - hati selama 10 menit atau lebih sehingga udara dalam benda
uji ke luar seluruhnya. Untuk mempercepat proses pengeluaran udara,
piknometer atau botol ukur dapat dimiringkan sekali – kali.
7. Rendamlah piknometer atau botol ukur dalam bak perendam, sampai
temperaturnya tetap. Tambahkan air suling secukupnya sampai penuh.
Keringkan bagian luarnya, lalu timbang (W3 gram);
8. Ukur temperatur isi piknometer atau botol ukur, untuk mendapatkan faktor
koreksi (K);
9. Lakukan langkah ini berulang kali hingga mendekati berat (f) konstan.
10. Bersihkan piknometer dan isi dengan air suling, dan tutup serta keringkan
permukaan dengan tissue dan timbang (WD
11. Lakukan pengujian ini minimal 2 kali.
B. Tujuan Penelitian
Untuk menentukan kadar air pada batas semi padat ke keadaan padat yang
disebut batas susut dan digunakan yntuk menentukan sifat-sifat tanah.
B. Pembahasan Umum
Batas plastis (PL), didefinisikan sebagai kadar air pada kedudukan antara
daerah plastis dan semi padat, yaitu persentase kadar air dimana tanah dengan
diameter silinder 3,2 mm mulai retak-retak ketika digulung.
Pengujian batas plastis dimaksudkan untuk menentukan besarnya kadar air
di dalam contoh tanah pada saat tanah akan berubah dari fase plastis menjadi fase
semi padat atau sebaliknya
C. Tujuan Penelitian
Pengujian ini dilakukan untuk menentukan batas plastis suatu tanah (batas
besarnya kadar air (up), pada contoh tanah, dari kondisi semi plastis menjadi
plastis dalam persen)
E. Prosedur Praktikum
1. Ambil tanah menggunakan scoop dan saring menggunakan saringan
dengan ukuran 30#
2. Masukan tanah kedalam mangkok stainless dan kemudian timbang tenah
sebanyak 20 gram
3. Campurkan tanah dengan air suling dan kemudian aduk menggunakan
spatula hingga rata dan membentuk pasta
4. Tanah yang telah menjadi pasta kemudian ambil sedikit dan gulung menj
adi bulat lalu timbang 5 gr, lakukan hal yang sama hingga menjadi 4
sampel
5. Kemudian bentuk tanah tadi menjadi bentuk silinder menggunakan glass
plate dengan diameter kurang lebih 3mm. gulung hingga sampel tanah
menjadi retak, apabila sampel tanah sudah retak sebelum sampel anah
membentuk diameter 3mm semprotkan sedikit air pada sampel tanah
tersebut
6. Setelah itu masukan sampel kedalam cawan kosong yang sudah ditimbang,
setelah dimasukan kedalam cawan timbang cawan + tanah basah yang
telah di bentuk silinder tadi, kemudian catat massa ke-4 sampel tadi
kedalam tabel yang telah disediakan.
B. Pembahasan Umum
Batas Cair adalah kadar air tertentu dimana perilaku berubah dari kondisi
plastis ke cair. Pada kadar air tersebut tanah mempunyai kuat geser terendah.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui nilai Batas cair sampel tanah yang akan diuji.
Batas plastisitas ini merupakan batas antara keadaan plastis dengan semi
solid dari tanah. Kadar air pada batas ini dianggap terjadi pada kadar air pada
batas ini dianggap terjadi pada kadar air terendah dimana tanah dapat digelintir
menjadi suatu gelintiran tanah berdiameter 1/8 inch (3,2 mm) tanpa menjadikan
gelintiran-gelintiran tanah tersebut menjadi putus.