Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh :
NAMA : BHAYU UTAMA PUTRA
NIM : 1905112204
KELAS : AKUNTANSI 3 2019
TANGGAL PEMBUATAN : 21 SEPTEMBER 2020
Disusun untuk : memenuhi salah satu syarat dalam mengikuti mata kuliah perpajakan
PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
PAJAK DAN SARANA PELAPORANNYA
PAJAK
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak
mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Pengertian pajak dapat disimpulkan sebagai
berikut :
Wajib pajak harus mengisi formulir permohonan pendaftaran wajib pajak atau
Formulir Permohonan Pengukuhan PKP secara lengkap dan jelas. Dalam hal
wajib pajak membutuhkan bantuan dalam mengisi formulir tersebut dapat
menanyakan kepada petugas pendaftaran wajib pajak.
Wajib pajak menyerahkan Formulir Permohonan Pendaftaran wajib pajak atau
Formulir Pengukuhan PKP yang telah diisi secara lengkap dan jelas serta
ditandatangani Wajib Pajak atau kuasanya kepada petugas pendaftaran wajib
pajak .
Dalam hal formulir permohonan sebagaimana dimaksud pada butir 1 belum diisi
secara lengkap, petugas pendaftaran wajib pajak mengembalikan formulir
kepada pemohon untuk dilengkapi.
Wajib pajak menerima bukti penerimaan surat (BPS) yang telah ditandatangani
oleh petugas pendaftaran setelah formulir permohonan pendaftaran wajib pajak
atau formulir pengukuhan PKP dilengkapi.
Dalam hal wajib pajak mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP atau
dikukuhkan sebagai PKP, kepada wajib pajak diberikan SKT atau SPPKP dan
kartu NPWP .
Jangka waktu penyelesaian permohonan pendaftaran NPWP atau permohonan
pengukuhan PKP paling lama satu hari kerja terhitung sejak permohonan
diterima secara lengkap .
Setelah menerbitkan SKT dan Kartu NPWP serta SPPKP, kepala kantor dalam
jangka waktu paling lama enam bulan menugaskan petugas konfirmasi lapangan
untuk melakukan konfirmasi lapangan dengan prioritas sesuai tingkat risiko
wajib pajak baru dalam rangka membuktikan kebenaran pengisian formulir/data
yang disampaikan wajib pajak .
Dalam hal hasil konfirmasi lapangan menunjukkan bahwa data yang
disampaikan oleh wajib pajak terdaftar atau PKP terdaftar tidak benar, KPP
menerbitkan surat penghapusan NPWP, surat pencabutan SKT atau surat
pencabutan SPPKP secara jabatan untuk disampaikan kepada wajib pajak atau
PKP.
Dalam hal tempat tinggal atau tempat kedudukan usaha atau tempat kegiatan
usaha wajib pajak atau PKP di wilayah KP4/KP2KP yang tidak sekota dengan
KPP, Kepala KPP dapat meminta bantuan KP4/KP2KP untuk membuktikan
kebenaran data yang disampaikan oleh Wajib Pajak atau PKP.
Dalam hal KPP menerima permohonan pendaftaran NPWP atau pengukuhan
PKP yang disampaikan oleh wajib pajak atau PKP melalui KP4/KP2KP, KPP
menindaklanjuti sebagaimana angka 5 sampai dengan angka 9.
Tata cara NPWP atau pengukuhan pengusaha kena pajak dan perubahan data wajib
pajak atau pengusaha kena pajak dengan sistem e-registration
E-registration adalah sistem pendaftaran wajib pajak pengkuhan PKP dan perubahan
data Wajib Pajak melalui internet yang terhubung langsung secara online dengan
Direktorat jenderal pajak. Tata cara pendaftarannya adalah sebagai berikut:
Wajib pajak termasuk wajib pajak orang pribadi pengusaha tertentu dapat
mengajukan permohonan untuk memperoleh NPWP atau melaporkan kegiatan
usaha untuk dikukuhkan sebagai PKP melalui Sistem e-registration
Permohonan pendaftaran NPWP atau pengukuhan PKP dilakukan dengan cara
mengisi formulir permohonan pendaftaran wajib pajak atau Pengukuhan PKP
pada sistem e-registration
Wajib pajak dapat mencetak sendiri formulir pendaftaran wajib pajak atau
pengukuhan PKP serta SKTS yang diterbitkan dari Sistem e-registration
SKTS berlaku terhitung sejak pendaftaran melalui sistem e-registration
dilakukan sampai dengan diterbitkan SKT oleh KPP tempat wajib pajak
terdaftar.
SKTS hanya berlaku untuk pembayaran, pemotongan, dan pemungutan pajak
oleh pihak lain serta tidak dapat dipergunakan untuk melakukan kegiatan di luar
bidang perpajakan .
Perubahan data wajib pajak atau PKP dengan sistem e-registration sebagai berikut:
Wajib pajak atau PKP dapat melakukan perubahan data melalui sistem e-
registration .
Permohonan perubahan data wajib pajak atau PKP dilakukan dengan cara
mengisi formulir permohonan perubahan data wajib pajak atau PKP pada sistem
e-registration .
Berdasarkan permohonan perubahan data, KPP menerbitkan kartu NPWP dan
SKT atau SPPKP paling lama satu hari kerja sejak informasi perubahan data
melalui sistem e-registration diterima KPP, sepanjang permohonan perubahan
data diisi secara lengkap.
Tata cara pemindahan wajib pajak atau pengusaha kena pajak
Dalam hal wajib pajak terdaftar atau PKP terdaftar pindah tempat tinggal atau
tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha ke wilayah kerja KPP lain, wajib
pajak atau PKP wajib mengajukan permohonan pindah ke KPP lama atau KPP
baru dengan mengisi formulir perubahan data dan wajib pajak Pindah dan/atau
Formulir Perubahan Data dan PKP Pindah.
1. Berdasarkan permohonan pindah:
a. KPP Lama wajib menerbitkan Surat Pindah untuk disampaikan kepada Wajib
Pajak dan ditembuskan ke KPP Baru; atau
b. KPP Baru meneruskan permohonan pindah ke KPP Lama sebagai dasar
penerbitan Surat Pindah.
3. KPP Baru wajib menerbitkan Kartu NPWP dan SKT dan/atau SPPKP paling
lama satu hari kerja terhitung sejak diterimanya Surat Pindah dari KPP Lama
dan ditembuskan ke KPP Lama.
KPP Lama menerbitkan Surat Pencabutan SKT, Surat Penghapusan NPWP, atau Surat
Pencabutan SPPKP paling lama satu hari kerja terhitung sejak diterimanya tembusan
Kartu NPWP dan SKT atau SPPKP dari KPP Baru
Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui
pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian
Tahun Pajak.
Penghasilan yang merupakan objek pajak atau bukan objek pajak.
Harta dan kewajiban
Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan atau
pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu Masa Pajak sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Bagi Pengusaha Kena Pajak, fungsi Surat Pemberitahuan adalah sebagai sarana
untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang
dan untuk melaporkan tentang: nghasilan yang merupakan objek pajak dan/atau bukan
objek pajak;
SPT Tahunan :
1) Nama Wajib Pajak, NPWP, dan alamat Wajib Pajak
2) Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan
3) Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak
4) Jumlah peredaran usaha
5) Jumlah penghasilan, termasuk penghasilan yang bukan merupakan objek
pajak
6) Jumlah Penghasilan Kena Pajak
7) Jumlah pajak yang terutang
8) Jumlah kredit pajak
9) Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak
10) Jumlah harta dan kewajiban
11) Tanggal pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 29
12) Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak
SPT Masa :
1) Nama Wajib Pajak, NPWP, dan alamat Wajib Pajak.
2) Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak yang bersangkutan.
3) Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak.
4) Jumlah objek pajak, jumlah pajak yang terutang, dan jumlah pajak dibayar.
5) Tanggal pembayaran atau penyetoran.
6) Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.
SPT Masa PPN dan PPNBM :
1) Nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan alamat Wajib Pajak.
2) Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan.
3) Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak.
4) Jumlah penyerahan.
5) Jumlah Dasar Pengenaan Pajak.
6) Jumlah Pajak Keluaran.
7) Jumlah Pajak Masukan yang dapat dikreditkan.
8) Jumlah kekurangan atau kelebihan pajak.
9) Tanggal penyetoran.
10) Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak
SPT Masa PPN dan PPNBM bagi pemungut :
1) Nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan alamat Wajib Pajak.
2) Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak yang bersangkutan.
3) Tanda tangan Wajib Pajak atau kuasa Wajib Pajak.
4) Jumlah Dasar Pengenaan Pajak.
5) Jumlah pajak yang dipungut.
6) Jumlah pajak yang disetor.
7) Tanggal pemungutan.
8) Tanggal penyetoran.
9) Data lainnya yang terkait dengan kegiatan usaha Wajib Pajak.
Tempat dan cara lain pengambilan SPT
Penghitungan sementara pajak terutang dalam satu Tahun Pajak yang batas
waktu penyampaiannya diperpanjang.
Laporan keuangan sementara.
Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak yang
terutang.
Wajib pajak dengan kriteria tertentu yang dapat melaporkan beberapa masa pajak dalam
satu surat pemberitahuan masa
1. Wajib Pajak Usaha Kecil
Wajib Pajak orang pribadi yang dalam satu Tahun Pajak menerima atau
memperoleh penghasilan neto tidak melebihi Penghasilan Tidak Kena Pajak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Undang-Undang PPh.
Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan kegiatan usaha atau tidak
melakukan pekerjaan bebas. Wajib Pajak ini dikecualikan dari kewajiban
menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25.
Batas waktu penyampaian SPT
SPT Masa
1) PPH Pasal 4 ayat 2 : Dua puluh hari setelah masa pajak berakhir.
2) PPH Pasal 15 : Dua puluh hari setelah masa pajak berakhir.
3) PPH Pasal 21 : Dua puluh hari setelah masa pajak berakhir.
4) PPH Pasal 23/26 : Dua puluh hari setelah masa pajak berakhir.
5) PPH Pasal 25 : Dua puluh hari setelah masa pajak berakhir.
6) PPH Pasal 22 ( Badan yang bergerak dalam bidang produksi bahan bakar
minyak, gas dan pelumas ) : Dua puluh hari setelah masa pajak berakhir.
7) PPH Pasal 22 ( Badan tertentu sebagai pemungut pajak ) : Dua puluh hari
setelah masa pajak berakhir.
8) PPN dan PPnBM-PKP : Paling lama akhir bulan berikutnya setelah masa
pajak berakhir.
9) PPN atas kegiatan membangun sendiri : Paling lama akhir bulan berikutnya
setelah masa pajak berakhir.
10) PPH Pasal 22, PPN atau PPnBM atas impor yang dipungut oleh DJBC :
Paling lama tujuh hari setelah akhir masa pajak.
11) PPH Pasal 22 : Empat belas hari setelah masa pajak berakhir.
12) PPN atau PPN dan PPnBM-Bendahara : Paling lama akhir bulan berikutnya
setelah masa pajak berakhir.
13) PPN atau PPN dan PPnBM-non bendahara pemerintah : Paling lama akhir
bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.
SPT Tahunan
1) SPT Tahunan PPh orang pribadi (1770) (1770 S) (1770 SS) : Paling lama
tiga bulan setelah akhir tahun pajak.
2) SPT Tahunan PPh Badan (1771) : Paling lama empat bulan setelah akhir
tahun pajak.
Pembetulan SPT
Surat ketetapan pajak kurang bayar ( surat ketetapan pajak yang menentukan
besarnya jumlah pokok pajak, jumlah kredit pajak, jumlah kekurangan
pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi administrasi dan jumlah pajak yang
masih harus dibayar )
Surat ketetapan pajak kurang bayar tambahan ( surat ketetapan pajak yang
menentukan tambahan atas jumlah pajak yang telah ditetapkan)
Surat ketetapan pajak nihil ( surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah
pokok pajak sama besarnya dengan jumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang
dan tidak ada kredit pajak
Surat ketetapan pajak lebih bayar ( surat ketetapan pajak yang menentukan
jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit pajak lebih besar
daripada pajak yang terutang atau seharusnya tidak terutang )