Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertiroidisme dan tirotoksikosis sering dipertukarkan. Tirotoksikosis


berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan biokimiawi yang ditemukan bila suatu
jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan. Sedangkan hipertiroidisme adalah
tirotoksikosis sebagai akibat produksi tiroid itu sendiri. Tirotoksikosis terbagi atas
kelainan yang berhubungan dengan hipertiroidisme dan yang tidak berhubungan dengan
hipertiroidisme. Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebut
pituitari. Pada gilirannya, pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredar dalam
darah (suatu efek umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dan sebagian
oleh kelenjar lain yang disebut hipothalamus, juga suatu bagian dari otak.
Hipothalamus melepaskan suatu hormon yang disebut thyrotropin releasing
hormone (TRH), yang mengirim sebuah sinyal ke pituitari untuk melepaskan thyroid
stimulating hormone (TSH). Pada gilirannya, TSH mengirim sebuah signal ke tiroid untuk
melepas hormon-hormon tiroid. Jika aktivitas yang berlebihan dari yang mana saja dari
tiga kelenjar-kelenjar ini terjadi, suatu jumlah hormon-hormon tiroid yang berlebihan
dapat dihasilkan, dengan demikian berakibat pada hipertiroid. Pengobatan hipertiroidisme
adalah membatasi produksi hormon tiroid yang berlebihan dengan cara menekan produksi
(obat antitiroid) atau merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi subtotal).

B. Tujuan Penulisan

A. Tujuan umum
1. Agar mahasiswa mampu memahami dan memberikan konsep Asuhan Keperawatan pada
klien dengan gangguan sistem endokrin dari metabolik (hipertiroidisme).
B. Tujuan khusus

1
1. Untuk mengetahui definisi hipertiriodisme
2. Untuk mengetahui anatomi fisiologi
3. Untuk mengetahui etiologi hipertiriodisme
4. Untuk mengetahui manifestasi klinik hipertiriodisme
5. Untuk mengetahui patofisiologi hipertiriodisme
6. Untuk mengetahui komplikasi hipertiriodisme
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis hipertiriodisme
8. Untuk mengetahui konsep dasar keperawatan pada klien hipertiriodisme

C. Sistematika Penulisan
Untuk memahami lebih jelas makalah ini,maka materi-materi yang tertera pada
makalah ini dikelompokkan menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penyampaian
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang,tujuan dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini berisikan teori berupa pengertian ,anatomi fisiologi, etiologi, patofisiologi,
patoflowdiagram,tanda dan gejala,penatalaksanaan medis,kompliksi,dan Konsep
keperawatan dasar yang meliputi : Pengkajian,diagnosa,dan intervensi yang diambil dari
kutipan buku yang berkaitan dengan penyusunan makalah ini.
BAB III KESIMPULAN
Bab ini berupa kesimpulan yang berkaitan dengan analisa dan optimalisasi sistem
berdasarkan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya

BAB II

2
LANDASAN TEORI

A. Definisi Hipertiroidisme
Hipertiroidisme adalah gangguan endokrin kedua yang paling sering terjadi
Kondisi ini terjadi akibat pengeluaran hormone tiroid yang berlebihan yang disebebkan
oleh abnormalitas stimulasi kelenjar tiroid oleh imunoglobin sirkulasi . Gangguan ini
delapan kali lebih sering dialami oleh wanita dibanding pria dan mencapai puncak
antara decade kedua dan keempat kehidupan . Kondisi ini dapat muncul setelah syok
emosional , stress , atau infeksi , tetapi signifikansi pasti dari hubungan ini tidak
dipahami . Penyebab umum lainnya mencakup tiroiditis dan kelebihan mengonsumsi
hormone tiroid .

B. Anatomi Fisiologi
Mekanisme yang berjalan di dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua
sistem pengatur utama, yaitu: sistem saraf dan sistem hormonal atau sistem endokrin
(Guyton & Hall: 1159). Pada umumnya, sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh yang
cepat, misalnya kontraksi otot, perubahan viseral yang berlangsung dengan cepat, dan
bahkan juga kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin (Guyton & Hall: 703).
Sedangkan, sistem hormonal terutama berkaitan dengan pengaturan berbagai fungsi
metabolisme tubuh, seperti pengaturan kecepatan rekasi kimia di dalam sel atau
pengangkutan bahan-bahan melewati membran sel atau aspek lain dari metabolisme sel
seperti pertumbuhan dan sekresi (Guyton & Hall:1159).
Hormon tersebut dikeluarkan oleh sistem kelenjar atau struktur lain yang
disebut sistem endokrin.Salah satu  kelenjar yang mensekresi hormon yang sangat
berperan dalam metabolisme tubuh manusia adalah kelenjar tiroid. Dalam pembentukan
hormon tiroid tersebut dibutuhkan persediaan unsur yodium yang cukup dan
berkesinambungan. Penurunan total sekresi tiroid biasanya menyebabkan penurunan
kecepatan metabolisme basal kira-kira 40 sampai 50 persen di bawah normal, dan bila
kelebihan sekresi hormon tiroid sangat hebat dapat menyebabkan naiknya kecepatan
metabolisme basal sampai setinggi 60 sampai 100 persen di atas normal (Guyton &

3
Hall: 1187). Keadaan ini dapat timbul secara spontan maupun sebagai akibat
pemasukan hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson:337-338). Tiroksin dan
triiodotironin berfungsi meningkatkan kecepatan reaksi kimia dalam hampir semua sel
tubuh, jadi meningkatkan tingkat metabolisme tubuh umum. Kalsitonin berfungsi
memacu pengendapan kalsium di dalam tulang sehingga menurunkan konsentrasi
tingkat metabolisme tubuh umum. Fungsi Hormon-hormon tiroid yang lain:
- Memegang peranan penting dalam peetumbuhan fetus khususnya pertumbuhan
saraf dan tulan
- Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
- Efek kronotropik dan inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan
kontraksi otot dan menambah irama jantung
- Merangsang pembentukan sel darah merah
- Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernafasan sebagai kompensasi tubuh
terhadap kebutuhan oksigen akibat metabolism.
- Bereaksi sebagai antagonis kalsium

C. Etiologi Hipertiriodisme
Pengeluaran hormon tyroid yang berlebihan terjadi akibat stimulasi
abnormal kelenjar tyroid oleh immunoglobulin dalam darah. Penyebab lain
hipertyroidisme dijumpai pada tyroiditis dan penggunaan hormon tyroid yang
berlebihan (Brunner & Suddert, 2000).
Immunoglobulin yang merangsang tyroid mungkin diakibatkan karena kelainan
immunitas yang bersifat hereditas yang memungkinkan kelompokan limfosit tertentu
dapat bertahan dan berkembang biak dan mensekresi immunoglobulin stimulator
sebagai respon terhadap beberapa faktor perangsang (Price,1995).
Hipertiroidisme juga disebabkan adanya adenoma setempat (tumor) yang tumbuh di
dalam jaringan tiroid dan mensekresikan benyak sekali tiroid (Guyton dan Hall,1997).

D. Manifestasi Klinis Hipertiriodisme

4
Hipertiroidisme memunculkan sekelompok tanda dan gejala yang khas
(tirotoksikosis) .
a) Kecemasan (hipereksitabilitas emosional) , iritabilitas , ketakutan , keetidak mampuan
untuk duduk diam .
b) Kulit kering dan pruritus menyebar
c) Tremor halus pada tangan
d) Peningkatan nafsu makan dan asupan diet , penurunan berat badan secara progresif ,
keletihan otot yang abnormal , kelemahan .
e) Nadi berkisar antara 90 dan 160 kali permenit , tekanan darah sistolik (tetapi bukan
diastolik) meningkat (peningkatan tekanan nadi)
f) Efek jantung dapat mencakup takikardi sinus atau distrimia , peningkatan tekanan nadi
dan palpitasi , hipertrofi miokardium dan gagal jantung dapat terjadi jika hipertiroidisme
berat dan tidak diatasi .
g) Dapat terus berlanjut , menyebabkan badan kurus , gugup berlebihan , delirium ,
disorientasi , dan pada akhirnya gagal jantung .

E. Patofisiologi Hipertiriodisme
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan dengan
pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa kali lipat
dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
“menyerupai” TSH, Biasanya bahan – bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor membran
yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan – bahan tersebut merangsang aktivasi
cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena itu pada pasien
hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI meningkat. Bahan ini
mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid, yakni selama 12 jam,
berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya sekresi hormon tiroid

5
yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH oleh kelenjar
hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid “dipaksa” mensekresikan hormon hingga diluar batas,
sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar. Gejala
klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat hormon
tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas normal.
Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita hipertiroidisme
mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang mengandung tonus otot
sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya tremor otot yang halus dengan
frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami gemetar tangan yang abnormal.
Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah satu efek hormon tiroid pada
sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan reaksi inflamasi autoimun yang
mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot  ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak
keluar

F. Komplikasi Hipertiriodisme

6
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid,
yang terjadi secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4. Pembesaran hati disertai  penyakit kuning yang ringan
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan
memerlukan tindakan segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan
ketidakteraturan irama jantung yang bisa berakibat fatal (aritmia) dan syok. Badal
tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak diobati atau karena pengobatan yang
tidak adekuat.

G. Penatalaksanaan Medis
Terapi ditujukan untuk mengurangi hiperaktivitas tiroid guna meredakan gejala
dan mencegah kompilkasi . Tiga bentuk terapi yang tersedia :
1) Terapi iodine radioaktif untuk efek destruktif pada kelenjar tiroid
2) Medikasi anti tiroid
3) Pembedahan dengan mengangkat sebagian besar kelenjar tiroid .

H. Konsep Dasar Keperawatan Klien Hipertiriodisme


1. Pengkajian
a) Riwayat lengkap , termasuk riwayat keluarga mengalama
hipertiroidisme , dan perhatikan adanya keluhan iritabilitas atau
peningkatan reaksi emosional dan dampak perubahan ini pada interaksi
pasien dengan keluarga , teman , dan rekan kerja .
b) Kaji stressor dan kempuan pasien untuk mengatasi stress
c) Evaluasi status nutrisi dan manifestasi gejala , perhatikan adanya
kecemasan yang berlebihan dan perubahan penglihatan serta tampilan
mata .

7
d) Kaji dan pantau status jantung secara periodik ( frekuensi denyut
jantung,tekanan darah,suara/bunyi jantung, dan nadi perifer)
e) Kaji status emosional dan status psikologi
f) Pemeriksaan fisik di fokuskan adanya pembesaran tiroid, goiter dan
edema non pitting terutama adanya pretibial.
g) Neuro Sensori : Laporan pasien dan keluarga mengenai peningkatan
reaksi emosional pasien, mudah tersinggung / irrtabel, interaksi pasien
dan keluarga, sahabat dan teman sekitarnya. Bicaranya cepat dan parau,
Gangguan status mental dan perilaku, seperti bingung, disorientasi,
gelisah, peka rangsang, delirium, psikosis, stupor dan koma.
h) Eliminasi, adanya diare dan urine dalam jumlah banyak.
i) Aktifitas, adanya kelelahan berat, otot lemah, gangguan koordinasi
j) Istirahat tidur adanya insomnia
k) Adanya nyeri orbital dan fotofobia
l) Seksualitas adanya penurunan libido, hipomenore, amenorea, dan
impoten.
m) Pernafasan, adanya frekuensi pernafasan yang meningkat, takipnea,
dispnea.
n) Perubahan penglihatan dan penampakan mata.
o)  Pemeriksaan jantung : adanya palpitasi, peningkatan TD.

2. Diagnosis Keperawatan
a) Ketidak seimbangan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh yang
berhubungan dengan laju metabolic yang berlebihan , nafsu ,makan
berlebihan , dan peningkatan aktivitas gastrointestinal .
b) Ketidak efektifan koping yang berubungan dengan iritabilitas ,
hipereksibilitas,kecemasan/ketakutan,dan instabilitas emosional .
c) Harga diri rendah yang berhububgan dengan perubahan penampilan ,
kelebihan nafsu makan , dan penurunan berat badan .
Masalah kolaboratif/komplikasi potensial
a) Tirotoksikosis atau badai tiroid
b) Hipotiroidisme
3. Intervensi Keperawatan
a) Meningkatkan status nutrisi

8
1) Berikan makanan diet seimbang dalam porsi kecil namun sering
(sampai dengan enam kali makan sehari) untuk memuaskan
peningkatan nafsu makan pasien .
2) Gantikan makanan dan cairan yang keluar melalui diare dan
diaphoresis , dan control diare yang terjadi akibat peningkatan
peristaltik .
3) Kurangi diare dengan menghindari makanan berbumbu banyak
dan stimulant seperti kopi , the , kola , dan alkohol .Anjurkan
untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalori , tinggi protein .
4) Catat berat badan dan asupan diet tiap hari .
b) Meningkatkan upaya koping
1) Yakinkan pasien bahwa reaksi emosional yang dialami adalah
hasil dari gangguan ini dan bahwa dengan terapi yang efektif
,gejala tersebut akan dapat dikontrol .
2) Yakinkan keluarga dan teman bahwa gejala diperkirakan akan
hilang setelah pasien menjalani terapi .
3) Berikan informasi mengenai tiroidektomi dan persiapan
farmakoterapi untuk meredakan ansietas .
4) Bantu pasien mengonsumsi medikasi yang diresepkan dan
dorong pasien untuk mematuhi regimen terapeutik .
5) Ulangi informasi dengan sering , dan berikan intruksi tertulis
sesuai indikasi karena pendeknya rentang perhatian pasien .
c) Meningkatkan harga diri
1) Sampaikan kepada pasien bahwa anda memahami kekhawatiran
pasien mengenai masalah penampilan , nafsu makan , dan berat
badan , dan bantu pasien dalam menyusun strategi koping .
2) Atur agar pasien makan sendiri , jika diinginkan dan jika
merasa malu karena besarnya porsi makanan yang dikonsumsi
akibat peningkatan laju metabolik .

4. Evaluasi

9
Hasil akhir yang diharapkan untuk pasien
1) Menunjukan perbaikan status nutrisi
2) Mendemonstrasikan metode koping yang efektif dalam mengkadapi
keluarga, teman , dan rekan kerja .
3) Harga diri meningkat

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

10
Hipertiroid adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid
menghasilkan hormone tiroid yang berlebihan dari kebutuhan tubuh.
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid yang terlalu aktif
menghasilkan suatu jumlah yang berlebihan dari hormone-hormon tiroid
tiroid yang beredar dalam darah. Gangguan ini dapat terjadi akibat
disfungsi kelenjar tiroid, hippofisis atau hipotalamus.
Kondisi ini dapat muncul setelah syok emosional , stress , atau
infeksi , tetapi signifikansi pasti dari hubungan ini tidak dipahami .
Penyebab umum lainnya mencakup tiroiditis dan kelebihan mengonsumsi
hormone tiroid .

B. Saran
Sebagai penyusun, kami bersyukur dan bangga dapat menyelesaikan
makalah ini dengan sedemikian rupa, tetapi makalah ini belum sempurna.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun memohon kritik dan saran dari
para pembaca agar kami dapat memperbaiki penyusunan makalah ini lebih
baik lagi ke depannya.

DAFTAR PUSTAKA

11
Smeltzer C. Susan.2011.Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi
12.EGC:Jakarta
http://anysimplethings.blogspot.co.id/2015/02/asuhan-keperawatan-
hipertiroidisme.html
http://amienselalutersenyum.blogspot.co.id/2013/04/askep-hipertiroidisme.html

12

Anda mungkin juga menyukai