Anda di halaman 1dari 11

UJIAN AKHIR SEMESTER

Mata Kuliah : Pedagogika


Program Studi/Kelas : Pendidikan Guru Sekolah Dasar/2B
Dosen Pengampu : Dr. Babang Robandi, M.Pd
Hari/Tanggal/Waktu : Jum’at /04 Juni 2021/09.45

Nama : Devi Puspita


NIM : 2003702
Kelas : PGSD – 2B
SOAL
1. Sebagai calon sarjana pendidikan dan calon guru sejatinya anda memhami konsep
dasar pedagogik dan urgensinya bagi seorang calon guru sekolah dasar, coba anda
jelaskan :
a. Konsep dan karakteristik pedagogik dan pedagogi
 Pedagogik
Pedagogik merupakan ilmu yang membahas Pendidikan. Pedagogik
diartikan dengan ilmu mendidik yang lebih menitikberatkan kepada
pemikiran, perenungan tentang pendidikan. Pedagogik adalah metodologi
teoritis-praktis yang senantiasa berdialektika untuk membangun konsep-
konsep fundamental mengenai hakikat pendidikan sebagai proses
memanusiakan manusia (humanisasi).
Karakteristik
 Pedagogik membahas mengenai suatu teori atau kajian yang secara teliti,
kritis, dan obyektif mengembangkan konsep-konsepnya mengenai
hakikat manusia, hakikat anak, hakikat tujuan pendidikan serta hakikat
proses pendidikan.
 Pedagogik sebagai ilmu mempunyai objek materil dan formal. Objek
materil pedagogik ialah manusia, dan objek formalnya ialah situasi
pendidikan dalam artian pergaulan/interaksi orang dewasa dengan anak
(guru dengan siswa).
 Kajian pedagogik berfokus bukan pada manusia secara abstrak layaknya
antropologi metafisik, akan tetapi pedagogik mengkaji manusia secara
konkret dalam proses menjadi manusia (humanisasi) melaluli situasi
pendidikan yang ideal.
 Masalah fundamental yang digali dalam pedagogik adalah terkait dengan
hakikat manusia, hakikat anak, hakikat proses manusiakan manusia.
 Pedagogi
Pedagogi berarti pendidikan, yang lebih menekankan kepada praktik,
menyangkutkan kegiatan membimbing anak. Pedagogi mempelajari soal-
soal yang timbul dalam praktek pendidikan.
Karakteristik
Pedagogi akan efektif jika menggabungkan alternative strategi
pembelajaran yang mendukung keterlibatan intelektual, memiliki
keterhubungan dengan dunia yang lebih luas, lingkungan kelas yang
koduksif dan pengakuan atas perbedaan penerapan pada semua pelajaran.
Pedagogi sebagai ilmu dan seni
1) Pengajaran (teaching) yaitu teknik dan metode kerja guru dalam
mentranformasikan konten pengetahuan, merangsang mengawasi dan
menfasilitasi pengembangan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran,
pengertian ini menempatkan guru pada posisi sentral.
2) Belajar (learning) yaitu proses siswa mengembangkan kemandirian dan
inisiatif dalam memperoleh dan meningkatkan pengetahuan serta
ketrampilan.
3) Hubungan mengajar dengan belajar dengan segala factor lain yang ikut
mendorong minat pedagogi. Hubungan ini bisa bermakna siswa dibimbing
guru atau kegiatan belajar yang berpusat pada siswa, namun tetap dibawah
bimbingan guru.
4) Hubungan mengajar dan belajar berkaitan dengan semua pengaturan dan
pada segala tahapan usia, sebagaimana dikembangkan di lembaga
pendidikan formal dan nonformal. Sekolah merupakan salah satu bagian
dari total spektum pengaruh pendidikan.
b. Alasan pentingnya seorang guru memahami pedagogik
Pegagogik sangat sangat dibutuhkan oleh oleh seorang guru khususnya guru
Taman kanak-kanak dan sekolah dasar karena mereka akan berhadapan
dengan anak yang belum dewasa. Tugas guru bukan hanya mengajar untuk
menyampaikan, atau mentransformasikan pengetahuan kepada para anak di
sekolah, melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan
kepribadian anak didiknya secara terpadu. Guru mengembangkan sikap mental
anak, mengembangkan hati Nurani atau kata hati anak, sehingga anak akan
sensitive terhadap masalah-masalah kemanusiaan. Begitu juga guru harus
mengembangkan keterampilan anak, keterampilan hidup di masyarakat
sehingga anak mampu untuk menghadapi segala permasalahan hidupnya.

2. Dalam perspektif pedagogik, kegiatan mendidik di dalamnya termasuk kegiatan


membimbing, mengajar dan melatih. Coba anda jelaskan konsep-konsep tersebut
dan berikan contohnya dalam kegiatan pendidikan, dan bagaimana kegiatan
tersebut terpadu dalam pendidikan
Membimbing
Membimbing berkaitan dengan norma dan tata tertib. Dilihat dari segi prosesnya,
maka mendidik dapat dilakukan dengan menyampaikan atau mentransfer bahan
ajar yang berupa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dengan menggunakan
strategi dan metode mengajar yang sesuai dengan perbedaan individual masing-
masing siswa. Lalu kalau dilihat dari strategi dan metode yang digunakan, maka
membimbing lebih berupa pemberian motivasi dan pembinaan. Contoh kegiatan
membimbing di sekolah adalah guru memberikan bimbingan khusus kepada salah
satu murid yang belum bisa membanca sedangkan teman sebayanya sudah pandai
membaca. Kegiatan membimbing tersebut melibatkan pada pemberian motivasi
dan pembinaan khusus agar tujuan dilakukannya bimbingan dapat tercapai.
Mengajar
Mengajar berarti memberi pelajaran tentang ilmu yang bermanfaat bagi
perkembangan kemampuan berpikirnya atau disebut juga pendidikan intelektual.
Intelek anak adalah kemampuan anak berpikir dalam berbagai bidang kehidupan.
Pengajaran atau pendidikan intelektual marupakan bagian dari seluruh proses
pendidikan, atau pengajaran mempunyai arti lebih sempit dari
pendidikan.Mengajar berupa bahan ajar dalam bentuk ilmu pengetahuan.
Prosesnya dilakukan dengan memberikan contoh kepada siswa atau
mempraktikkan keterampilan tertentu atau menerapkan konsep yang diberikan
kepada siswa agar menjadi kecakapan yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Strategi dan metode yang dapat digunakan untuk mengajar misalnya
ekspositori dan inkuiri. Tujuan pengajaran yang bersifat intelek anak ialah supaya
anak kelak sebagai orang dewasa memiliki kemampuan berpikir seperti yang
diharapkan dari orang dewasa secara ideal, yaitu mampu berpikir logis, kritis,
objektif, sistematis, analitis, integratif dan inovatif. Contoh kegiatan mengajar di
sekolah adalah guru memberikan penjelasan dan aktifitas teladan mengenai
penerapan Pancasila dihadapan peserta didik sehingga peserta didik dapat
menangkap atau memahami dari penjelasan yang disampaikan.
Melatih
Melatih bila ditinjau dari segi isi adalah berupa keterampilan atau kecakapan
hidup (life skills). Bila ditinjau dari prosesnya, maka melatih dilakukan dengan
menjadi contoh (role model) dan teladan dalam hal moral dan kepribadian.
Sedangkan bila ditinjau dari strategi dan metode yang dapat digunakan, yaitu
melalui praktik kerja, simulasi, dan magang. Tujuan latihan ialah untuk
memperoleh keterampilan tentang sesuatu. Keterampilan adalah sesuatu perbuatan
yang berlangsung secara mekanis, yang mempermudah kehidupan sehari-hari dan
dapat pula membantu proses belajar. Contoh kegiatan melatih di sekolah adalah
guru memberikan pelatihan kepada siswa secara berulang sehingga terjadi
mekanisasi atau pembiasaan seperti latihan menggambar, latihan menulis, dan
latihan membaca.

3. Obyek formal pedagogik adalah situasi pendidikan yang terjadi dalam pergaulan
pendidikan, coba anda jelaskan
a. Apa yang dimaksud dengan situasi pendidikan
Situasi Pendidikan merupakan situasi yang istimewa atau khusus, karena
situasinya merupakan suatu perubahan dari situasi pergaulan, di mana
komponen-komponennya berubah dari orang dewasa atau orang tua menjadi
pendidik, dan anak menjadi anak didik, kemudian syarat teknisnya dari
kepercayaan menjadi kewibawaan namun mutlak harus ada. Situasi
Pendidikan merupakan situasi pergaulan yang diciptakan dengan sengaja
karena ada suatu tujuan Pendidikan yang ingin dicapai. Ada suatu nilai yang
hendak disampaikan kepada anak sebagai anak didik dari orang dewasa (orang
tua, guru) sebagai pendidik. Jadi situasi Pendidikan adalah suatu keadaan
dimana terjadi komunikasi interaktif antara orang dewasa dengan anak, antara
orang tua (ayah/ibu) dengan anaknya, antara guru dengan muridnya secara
sengaja dan terencana untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu manusia
dewasa.
b. Apa yang membedakan antara pergaulan biasa dan pergaulan pendidikan
Situasi Pendidikan diciptakan dengan sengaja karena ada suatu tujuan
pendidikan yang ingin dicapai  (baik umum, tak lengkap, perantara, dan
sebagainya). Ada suatu nilai yang hendak disampaikan kepada anak sebagai
anak didik dari orang dewasa (orangtua, guru) sebagai pendidik. Sedangkan
situasi pergaulan terjadi Jika dalam suatu pergaulan antara orang dewasa
dengan anak didasarkan atas niat untuk memuaskan keinginan orang dewasa,
untuk keuntungan orang dewasa,
4. Sebagai calon pendidik anda sangat penting memahami konsep, karakteristik dan
interaksi pedagogis antara pendidik dan peserta didik. Coba anda jelaskan
a. konsep, karakteristik dan syarat pendidik yang baik
Pendidik adalah orang dewasa yang membimbing anak agar bisa menuju kea
rah kedewasaan. Pendidik merupakan orang yang bertanggung jawab
terhadappelaksanaan Pendidikan dengan sasaranya adalah anak didik.
Pendidik harus orang dewasa karena tidak mungkin pendidik membawa anak
sebagai manusia yang belum dewasa dibawa kepada kedewasaannya oleh
manusia yang belum dewasa. Orang berperan sebagai pendidik bagi anak-anak
adalah orang tua dan guru.
Karakteristik pendidik
 Mandiri atau mampu berdiri sendiri
Yang dimaksud disini ialah orang yang tidak bergantung lagi dengan orang
lain, karna dia telah memiliki cukup ilmu, baik dalam hal pengetahuan,
keterampilan, sikap dan lain- lain.
 Bertanggung jawab
Yaitu mampu menentukan keputusan dan tindakan atas pilihannya sendiri,
namun mampu menerima segala konsekuensi atas pilihannya.
 Mampu menyerahkan diri.
Yaitu berani berkorban untuk nilai- nilai atau norma- norma yang
diakuinya, cita- cita atau tujuan hidupnya, pekerjaannya, masyarakat atau
orang lai dan demi Tuhannya.
 Keterampilan dalam membimbing
Yaitu seperti sikap-sikap yang dibutuhkan dalam membimbing, seperti
sabar, berwibawa, ulet, pantang menyerah ,dan memberikan semangat agar
peserta didiknya dapat berhasil.
 Mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik
Hal ini sangat dibutuhkan pendidik, supaya hubungan yang dibangun antara
pendidik dan peserta didik menjadi lebih dalam, sehingga dapat memotivasi
peserta didik.

Syarat pendidik yang baik


Edi Suardi (1984) mengungkapkan bahwa seorang pendidik harus memenuhi
beberapa persyaratan, yakni:
 Seorang pendidik harus mengetahui tujuan pendidikan. Sudah tentu tujuan
akhir pendidikan harus ia sadari benar. Dalam hal itu pendidik harus
banyak mempunyai pengetahuan tentang apa yang disebut manusia
dewasa, sesuai dengan tempat dan waktu. Di Indonesia ia harus mengenal
tujuan pendidikan nasional atau cita-cita nasional tentang manusia
Indonesia.
 Seorang pendidik harus mengenal anak didiknya.
 Seorang pendidik harus tahu prinsip dan penggunaan alat pendidikan. la
harus tahu pula memilih mana yang cocok untuk anak ini pada situasi
tertentu. Untuk itu ia harus dapat menentukan jalan atau prosedur
mendidik yang bagaimana yahng harus ia gunakan atau tempuh. Untuk
dapat melakukan tugasnya yang menghendaki pengetahuan dan kesabaran
itu ia harus mempunyai sikap bersedia membantu anak didik. Tanpa itu ia
merupakan orang yang bertindak mekanis, seperti robot, atau kadang-
kadang di luar kesadarannya berlaku kurang cocok sebagai pendidik,
misalnya kurang sabar.
 Untuk dapat membuat suatu pergaulan pendidikan yang serasi dan mudah
berbicara pada anak didik, maka ia harus dapat beridentifikasi
(menyatupadukan) dengan anak didiknya. Itu tidak berarti bahwa ia luluh
dalam kehidupan seorang atau beberapa orang anak didiknya. la harus
dapat beridentifikasi tetapi itu tidak berarti bahwa ia lupa akan dirinya dan
berlaku seperti anak didiknya. Ia tetap harus seorang dewasa tetapi
menyesuaikan segala cara mendidiknya dengan dunia anak.

b. konsep, dan karakteristik peserta didik di sekolah dasar


Istilah peserta didik merupakan sebutan bagi semua orang yang mengikuti
Pendidikan dilihat dari tataran makro. Peserta didik adalah siapa saja yang
mengikuti proses Pendidikan, dari mulai bayi sampai kepada kakek-kakekk
bisa menjadi peserta didik. Anak didik adalah seseorang yang berkembang,
memiliki potensi tertentu dan dengan bantuan pendidik ia mengembangkan
potensinya tersebut secara optimal.
Karakteristik peserta didik di sekolah dasar
Pada masa anak-anak ini, mereka menginjak masa yang lebih luas, dunia
mereka lebih rasional daripada dunia kanak-kanak. Masa ini adalah masa
perkembangan dunia kecerdasan yang lebih luas. Tanda utamanya adalah
pengenalan dan penyelidikan yang lebih luas. Pada masa ini anak sangat aktif
mempelajari apa saja yang ada di lingkungannya, dorongan untuk mengetahui
dan berbuat terhadap lingkungannya sangat besar. Akan tetapi di pihak lain
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuannya ia mendapat kesulitan,
hambatan, bahkan kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menimbulkan
rasa rendah diri. Gejala utama lahiriahnya ialah keingintahuan yang tampak
dalam kesukaan membaca dan kegiatan lain yang mengarah pada pemuasan
keingintahuan tentang dunia yang lebih luas. Masa ini adalah masa realistis
karena itu komunikasi peserta didik dan pendidik pada masa ini lebih bersifat
stabil. Anak pada umur ini mudah diberi tugas untuk dilaksanakan dan mereka
bila lingkungannya penuh pengertian akan mudah belajar berbagai kebiasaan,
mudah diajak bekerja sama, dan patuh. Apabila pada usia ini terjadi kesalahan
pendidikan maka akan timbul berbagai masalah perilaku seperti mengompol,
berbohong, berkelahi, nakal, melamun, dsb. Ada beragam karakteristik peserta
didik SD yang bisa terjadi di dalam kelas;
1. Senang bergerak
Siswa SD dapat duduk dengan tenang maksimal 30 menit, setelah iru
mereka cenderung untuk melakukan Gerakan baik disadari maupun tidak.
Guru harus memberikan fasilitas begerak bagi peserta didik seperti
bergerak sebagai bentuk ice breaking, mencoba, memeragakan.
2. Senang bermain
Siswa SD akan termotivasi untuk belajar Ketika pembelajaran difasilitasi
dengan permainan karena dunia mereka adalah dunia permainan yang
penuh kegembiraan.
3. Senang berimajinasi dan berkarya
Siswa SD cenderung berimajinasi membuat sesuatu sesuai denga napa
yang dibayangkan. Guru bisa memberikan fasilitas berupa hasil karya
siswa dan memberikan penghargaan akan karya yang dibuat.
4. Senang melakukan sesuatu secara langsung
Siswa SD masih berada tahap perkembangan kognitif operasional
kongkret, sehingga materi pembelajaran procedural yang biasanya
disampaikan oleh guru melalui ceramah akan lebih mudah dipahami siswa
jika mereka mendapatkan praktek sendiri dari materi pembelajaran yang
dibahas.
5. Senang berkerja dalam kelompok
Siswa SD mulai intens bersosialisasi, mencari teman bermain, dan
bermain Bersama teman-temannya. Pembelajran harus berdasarkan
gotong royong dengan menggunakan pendekatan kooperatif sehingga
mendapatkan banyak hal dari siswa lainnya.
c. Makna dan syarat interaksi pedagogis antara pendidik dan peserta didik.
Interaksi pedagogis merupakan suatu pergaulan antara anak dengan orang
dewasa untuk mencapai tujuan pendidikan, yaitu manusia mandiri, manusia
dewasa. Interaksi pedagogis pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik
antara anak didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan pendidikan. Jadi
interaksi pedagogis merupakan pergaulan pendidikan, yang mengarah kepada
tujuan pendidikan. Kalau suatu pergaulan tidak meng arah kepada tujuan, hal
tersebut hanya merupakan pergaulan biasa, seperti di pasar terjadi pergaulan,
namun peristiwa tersebut bukan pergaulan pendidikan, bukan suatu interaksi
pedagogis, tapi itu hanya merupakan pergaulan biasa. Interaksi pedagogis
selalu mengandung tujuan, tujuan pendidikan maksudnya, apakah itu tujuan
dekat atau tujuan yang lebih jauh.
Syarat interaksi pedagodis antara pendidik dan peserta didik
Interaksi pedagogis akan berlangsung apabila terdapat beberapa hal:
a. Rasa Tenang pada Anak Didik
Suatu interaksi pedagogis hanya mungkin terjadi kalau pada anak didik
ada suatu perasaan bahwa ia dapat berkembang dengan tenang.
Ketenangan sebagai akibat adanya suatu perasaan pada diri anak bahwa
dirinya aman. Aman dalam arti karena ia percaya pada pendidiknya bahwa
pendidik akan memberikan suatu bantuan yang diperlukan kepadanya.
b. Hadirnya Kewibawaan
Anak didik secara relatif merasa dirinya tidak berdaya. Dikatakan relatif
karena tidak berdaya tidak berarti memang benar-benar tidak berdaya.
Anak yang sudah besar, misalnya usia sepuluh tahun (masa anak-anak)
dapat bergerak kesana kemari, bahkan dapat memikirkan diri sendiri, ia
merupakan anak didik yang tidak tak berdaya. la dapat menolong dirinya
sendiri, ia adalah berdaya mampu berbuat sesuatu.
Jadi pengertian relatif artinya tidak berdaya dibandingkan dengan
pendidiknya. Selama "jarak" antara anak didik dengan pendidik ada, maka
anak didik dikatakan secara relatif tidak berdaya. Kalau anak merasa tidak
berdaya, dan pendidik memberikan yang ia perlukan untuk
perkembangannya, maka interaksi dan komunikasi akan berjalan dengan
baik dan lancar. Hal itu berarti pengaruh pendidik terhadap anak didik itu
ada dan telah terjadi, atau kewibawaan pendidik telah hadir.
c. Kesediaan Pendidik Membantu Anak Didik
Interaksi pedagogis akan terjadi apabila dari pihak pendidik ada kesediaan
atau kerelaan untuk membantu anak didik. Syarat ini mutlak perlu karena
tanpa kesediaan pendidik membantu anak didik, perasaan aman pada anak
seperti telah disebutkan di atas tidak akan hadir, dan tentunya interaksi
akan terganggu, dan akibat seterusnya tentu interaksi tidak berjalan. Pada
pendidik yang wajar (seperti orang tua) kesediaan untuk membantu itu
berubah bentuk mejadi rasa kasih sayang kepada anak didik. Jadi kerelaan
atau kesediaan membantu itu merupakan syarat mutlak untuk terciptanya
situasi interaksi pedagogis.
d. Perhatikan Minat Anak
Dalam interaksi pedagogis pendidik harus memperhatikan minat anak
didik, karena dalam diri anak didik akan muncul perasaan bahwa interaksi
dengan pendidik yang sedang dijalani akan berguna bagi dirinya. Hal itu
hanya mugkin terjadi apabila yang menjadi pokok kegiatan dapat
menjawab keperluan anak didik dalam perkembangannya. Lingkungan
yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak didik akan diterima
dengan senang oleh anak. Untuk menarik minat anak, pendidik akan
berusaha dengan berbagai cara, diantaranya dengan melibatkan mereka
pada suatu kegiatan secara langsung, sehingga mereka akan aktif dalam
melaksanakan kegiatannya.

5. Kasih sayang, kewibawaan, dan tanggung jawab pendidikan merupakan ruh dan
prasyarat dalam melaksanakan pendidikan, coba anda jelaskan :
a. Makna dan pentingnya kasih sayang sebagai dasar dalam melaksanakan
Pendidikan.
Kasih sayang merupakan pola hubungan yang unik di antara dua orang
manusia atau lebih. Pola hubungan ini ditandai oleh adanya perasaan sayang,
saling mengasihi, saling mencintai, saling memperhatikan dan saling memberi.
Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa, kasih sayang merupakan
kebutuhan asasi manusia, sehingga akan mempengaruhi kehidupannya. Kasih
sayang juga akan menyelamatkan anak-anak dari sifat-sifat kerdil. Anak-anak
yang kurang atau tidak mendapatkan kasih sayang orang tuanya akan tumbuh
sebagai anak yang merasa terkucilkan. Ia akan mem benci orang tua dan orang
lain dan besar kemungkinan akan menjadi anak anak yang suka melakukan
hal-hal yang berbahaya. Pentingnya kasih sayang sebagai dasar dalam
melaksanakan Pendidikan terlihat dalam proses pendidikan di sekolah di mana
peran orang tua digantikan oleh guru, pola hubungan guru-anak perlu dilandasi
kasih sayang agar terjalin ikatan perasaan yang dapat mendukung tercapainya
tujuan pendidikan. Peranan kasih sayang dalam pendidikan di sekolah
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam pembentukan sikap,
kepribadian dan perilaku anak di samping peran keluarga dan masyarakat.
b. Makna dan fungsinya kewibawaan sebagai syarat mutlak dalam pendidikan.
Kewibawaan merupakan syarat mutlak dalam pendidikan, artinya jika tidak
ada kewibawaan maka pendidikan itu tidak mungkin terjadi. Sebab, dengan
adanya kewibawaan segala bentuk bimbingan yang diberikan oleh pendidik
akan diikuti secara suka rela oleh anak didik. Sebaliknya bila kewibawaan
tidak ada, segala bentuk bimbingan dan pendidikan tidak mungkin dituruti
oleh anak didik, sehingga tanpa kewibawaan, pendidik akan kehilangan
predikatnya sebagai pendidik. Tetapi ini bukan berarti bahwa pendidikan harus
melaksanakan kewibawaan secara ajeg kepada anak didik sepanjang masa,
melainkan harus selalu disesuaikan dengan keselarasan bertambahnya
kedewasaan anak didik. Kewibawaan adalah suatu daya mempengaruhi yang
terdapat pada seseorang, sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia,
secara sadar dan suka rela menjadi tunduk dan patuh kepadanya
Pendidik harus memiliki kewibawaan di mata anak didik, karena anak didik
membutuhkan perlindungan, bantuan, bimbingan, dan seterusnya dari
pendidik, dan pendidik bersedia untuk memenuhinya. Pendidik dapat
memenuhi kebutuhan anak didik tersebut sepanjang terjadi hubungan
harmonis antara keduanya, sehingga selama itu pula terdapat pengakuan akan
adanya kewibawaan pendidik oleh anak didik.

6. Institusi keluarga merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang pertama dan
utama bagi anak dalam keseluruhan lingkungan pendidikan, coba anda jelaskan :
a. Alasan mengapa keluarga dipandang sebagai lingkungan pendidikan pertama
dan utama.
Lingkungan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama
bagi anak. Disebut sebagai lingkungan pendidikan pertama, karena di sinilah
anak mengenal dunia pertama kalinya, lingkungan di luar dirinya. Kemudian
disebut sebagai lingkungan pendidikan yang utama bagi anak, karena
keberhasilan pendidikan anak dalam keluarga ketika anak berada dalam usia
dini yang dikenal juga sebagai usia emas (golden age), akan sangat
berpengaruh pada keberhasilan pendidikan pada periode perkembangan anak
berikutnya. Karena itulah keluarga dipandang sebagai lingkungan pendidikan
yang pertama dan utama.
b. Kemukakan fungsi keluarga bagi anak , dan jelaskan peranan yang harus
dilakukan ibu dan ayah dalam mendidik anak dalam keluarga.
M.I. Soelaeman (1944) mengemukakan beberapa fungsi keluarga yaitu;
a. Fungsi Edukasi
Bagi anak, keluarga merupakan tempat/alam pertama dikenal dan
merupakan lingkungan pertama bagi anak untuk menerima pendidikan.
Orang tua secara kodrati langsung memikul tenaga sebagai tenaga
pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara, sebagai pengasuh, sebagai
pembimbing, sebagai pembina maupun sebagai guru dan pemimpin
terhadap anak-anaknya.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi dapat diartikan belajar sosial, artinya anak mempelajari nilai-
nilai sosial. Kehidupan anak dan dunianya merupakan suatu kehidupan
dua dunia yang utuh, terpadu dan dihayati anak sebagai suatu kesatuan
hidup di dunia. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali
memperkenalkan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam kehidupan sosial
yang lebih luas. Lingkungan keluarga bertugas tidak hanya
mengembangkan individu yang memiliki kepribadian yang utuh, namun
juga mempersiapkan sebagai anggota masyarakat yang baik, berguna bagi
kehidupan masyarakatnya. Keluarga menjadi penghubung anak dengan
kehidupan sosial, dengan pembiasaan nilai-nilai norma norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat.
c. Fungsi Proteksi (Perlindungan)
Dengan fungsi ini keluarga berfungsi sebagai tempat memperoleh rasa
aman, nyaman, damai dan tentram bagi seluruh anggota keluarga sehingga
terpenuhi kebahagiaan batin, juga secara fisik keluarga harus melindungi
anggotanya, memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan papan, dan lain-
lain. Perlindungan mental dimaksudkan supaya orang itu tidak kecewa
(frustasi) karena mengalami konflik yang mendalam dan berkelanjutan
yang disebabkan kurang pandai mengatasi masalah hidup nya.
Perlindungan moral perlu dilakukan supaya anggota keluarga
menghindarkan diri dari perbuatan jahat dan buruk.
d. Fungsi Afeksi (Perasaan)
Fungsi afeksi mendorong keluarga sebagai tempat untuk menumbuh-
kembangkan rasa cinta dan kasih sayang antara sesama anggota keluarga
dan masyarakat serta lingkungannya. Selain itu keluarga harus dapat
menjalankan tugasnya menjadi lembaga interaksi dalam ikatan batin yang
kuat antar anggotanya, sesuai dengan status peranan sosial masing-masing
dalam kehidupan keluarga itu. Ikatan batin yang dalam dan kuat ini harus
dapat dirasakan oleh setiap anggota keluarga sebagai bentuk kasih sayang.
e. Fungsi Religius
Fungsi ini mendorong keluarga sebagai wahana pembangunan insan-insan
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral,
berakhlak dan berbudi pekerti luhur sesuai dengan ajaran agamanya.
f. Fungsi ekonomi
Fungsi ini mendorong keluarga sebagai tempat pemenuhan kebutuhan
ekonomi, fisik dan materil yang sekaligus mendidik keluarga hidup
efisien, ekonomis dan rasional.
g. Fungsi Rekreasi
Dalam menjalankan fungsi ini, keluarga harus menjadi lingkungan yang
nyaman, menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh semangat.
h. Fungsi Biologis
Fungsi biologis merupakan kumpulan dari beberapa fungsi, bermanfaat
bagi keluarga supaya mengatur, membina dan mempersiapkan anggota
keluarganya menganghadapi berbagai macam tantangan serta kemampuan
untuk tetap hidup di tengah masyarakat.
Peranan ibu dan ayah dalam mendidik anak
Peranan Ibu
Ibu memegang peran penting dalam mendidik anak-anaknya. Sejak
dilahirkan ibulah yang selalu di sampingnya, memberi makan, minum,
mengganti pakaian dan sebagainya. Karena itu kebanyakan anak lebih cinta
kepada ibunya dari pada kepada anggota keluarga lainnya. Ibu dalam
keluarga merupakan orang yang pertama kali berinteraksi dengan anaknya, ia
merupakan orang yang pertama kali dikenal anaknya. Dari ibunya anak
mengenal keamanan lahir batin. Ibu menjaga anaknya agar tetap sehat dan
hidup, ia merawat anaknya dengan penuh kasih sayang tanpa mengenal lelah
dan berat beban tugasnya. Pengalaman anak dengan ibunya akan sangat
terkesan, seumur hidupnya akan terkenang atas perlindungan, pemeliharaan
dan dorongan serta kasih sayangnya. Dari seorang ibu diharapkan ia
menghadapi anaknya dengan penuh kasih sayang, sehingga dikatakan bahwa
"ibu berperan sebagai lambang kasih sayang".
Ngalim Purwanto (2004: 82) mengatakan bahwa sesuai dengan fungsi serta
tanggung jawabnya sebagai anggota keluarga, dapat dijelaskan bahwa
peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sebagai berikut: 1)
Sumber dan pemberi rasa kasih sayang, 2) Pengasuh dan pemelihara, 3)
Tempat mencurahkan isi hati, 4) Pengatur dalam kehidupan berumah tangga,
5) Pembimbing hubungan pribadi, dan 6) Pendidik dalam segi-segi
emosional.
Peranan Ayah
Ayah mempunyai peranan yang tidak kalah pentingnya terhadap
pembentukan kepribadian anak. Anak memandang ayahnya sebagai orang
yang gagah, paling berani, paling perkasa. Kegiatan yang dilakukan ayah
dalam pekerjaan sehari-hari sangat berpengaruh besar kepada anak-anaknya.
Menurut Ngalim Purwanto (2004: 83) peranan ayah dalam pendidikan anak-
anaknya adalah sebagai berikut: 1) Sumber kekuasaan dalam keluarga, 2)
Penghubung intern antara keluarga dengan masyarakat atau dunia luar, 3)
Pemberi rasa aman bagi seluruh anggota keluarga, 4) Pelindung terhadap
ancaman dari luar, 5) Hakim atau yang mengadili jika terjadi perselisihan,
dan 6) Pendidik dalam segi-segi rasional.
Jadi seorang ayah hendaknya memiliki kesadaran bahwa ia turut bertanggung
jawab dalam penjagaan, perawatan, dan pemeliharaan serta pendidikan anak-
anaknya itu bersama dengan seorang ibu.
Sumber Rujukan

Nurhidayati, E. (2017). Pedagogi Konstruktivisme dalam Praksis Pendidikan Indonesia.


Indonesian Journal of Educational Counseling, 1(1), 1-14.
https://doi.org/10.30653/001.201711.2
Sadulloh, Uyoh, Agus Muharram, dan Babang Robandi. 2019. PEDAGOGIK (Ilmu
Mendidik). Bandung: Alfabeta
Kesuma, Teguh & Teguh Ibrahim. 2016. Struktur Fundamental Pendagogik: Membedah
Pemikiran Paulo Freire. Bandung: PT Refika Aditama.
Hiryanto. (2017). Pedagogi, Andragogi heutagogy serta implikasinya dalam pemberdayaan
masyarakat. Dinamika Pendidikan, 22(1), 66. Retried from:
http://journal.uny.ac.id/index.php/dinamika-pendidikan.
Rasyidin Waini, dkk. (2017). Landasan Pendidikan. Bandung: UPI Press
Darmadi , Hamid. (2018, 5 Juli). Mendidik, menagajar, membimbing dan melatih. Dikutip 4
Juni 2021 dari: http://hamiddarmadi.blogspot.com/2018/07/mendidik-mengajar-
membimbing-dan-melatih.html
Lestari, Alvina. (2013, 6 Oktober) Karakteristik Pendidik dan Peserta Didik. Dikutip 4 Juni
2021 dari: http://alvifale.blogspot.com/2013/10/karakteristik-pendidik-dan-peserta-
didik.html

Anda mungkin juga menyukai