Oleh:
Anita Bahar
(019.01.3621)
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
A. Pengertian
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk
mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh (Tarwoto dan Wartonah, 2006).
Oksigen adalah kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel
tubuh, mempertahankan, dan aktivitas berbagai organ atau sel ( Carpenito, Lynda Juall 2012).
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan
metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel. Seseorang
biasanya mengalami masalah oksigenasi disebabkan oleh:
1. Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas adalah Suatu keadaan ketika seorang individu
mengalami suatu ancaman yang nyata atau potensial pada status pernapasan sehubungan
dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif.( Carpenito,Lynda Juall 2012).
2. Ketidakefektifan Pola Pernapasan adalah keadaan ketika seorang individu mengalami
kehilangan ventilasi yang aktual atau potensial yang berhubungan dengan perubahan pola
pernapasan. (Carpenito, Lynda Juall 2012).
3. Gangguan Pertukaran Gas adalah keadaan ketika seorang individu mengalami penurunan
jalannya gas (oksigen dan karbondioksida ) yang aktual (atau dapat mengalami potensial)
antara alveoli paru paru dan sistem vaskular. (Carpenito, Lynda Juall 2012).
b. Data Minor
1. Bunyi nafas abnormal
2. Frekuensi, irama, kedalaman pernafasan abnormal
Udara di atmosfer
Sumbatan Bronkus
Terjebaknya udara di
paru
GANGGUAN
PERTUKARAN
GAS
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas secara efisien.
2. Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane kapiler alveolar dan
keadekuatan oksigenasi.
3. Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
4. Pemeriksaan sinar x dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses abnormal.
5. Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda asing yang
menghambat jalan nafas.
6. Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
7. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan kontraksi paru.
8. CT-Scan
Untuk mengintifikasi adanya massa abnormal.
F. Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan medis
a. Pemantauan hemodinamika
b. Pengobatan bronkodilator
c. Melakukan tindakan nebulizer untuk membantu mengencerkan secret
d. Memberikan kanula nasal dan masker untuk membantu pemberian oksigen jika
diperlukan.
e. Penggunaan ventilator mekanik
f. Fisoterapi dada
G. Pengkajian Keperawatan
1. Biodata pasien (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan)
Umur pasien bisa menunjukkan tahap perkembangan pasien baik secara fisik maupun
psikologis, jenis kelamin dan pekerjaan perlu dikaji untuk mengetahui hubungan dan
pengaruhnya terhadap terjadinya masalah/penyakit, dan tingkat pendidikan dapat
berpengaruh terhadap pengetahuan klien tentang masalahnya/penyakitnya.
3. Riwayat perkembangan
a. Neonatus : 30 - 60 x/mnt
b. Bayi : 44 x/mnt
c. Anak : 20 - 25 x/mnt
d. Dewasa : 15 - 20 x/mnt
e. Dewasa tua : volume residu meningkat, kapasitas vital menurun
5. Riwayat sosial
Perlu dikaji kebiasaan-kebiasaan klien dan keluarganya, misalnya : merokok,
pekerjaan, rekreasi, keadaan lingkungan, faktor-faktor alergen dll.
6. Riwayat Keperawatan
Pengkajain riwayat keperawatan pada masalh kebutuhan oksigen meliputi; ada atau
tidaknya riwayat gangguan pernapasan (gangguan hidung dan tenggorokan), seperti
epistaksis (kondisi akibat luka/kecelakaan, penyakit rematik akut, sinusitis akut, hipertensi,
gangguan pada sistem peredaran darah dan kanker), obstruksi nasal ( akibat polip, hipertropi
tulang hidung, tumor, dan influenza), dan keadaan lain yang menyebabkan gangguan
pernapasan. Pada tahap pengkajian keluhan atau gejala, hal-hal yang perlu diperhatikan
adalah keadaan infeksi kronis dari hidung, sakit pada daerah sinus, otitis media, keluhan
nyeri pada tenggorokan, kenaikan suhu tubuh hingga sekitar 38,5 0 C, sakit kepala, lemas,
sakit perut hingga muntah-muntah (pada anak-anak), faring berwarna merah, dan adanya
edema.
8. Sakit Dada
Pengkajian terhadap sakit dada dilakukan untuk mengetahui bagian yang sakit, luas,
intensitas, faktor yang menyebabkan rasa sakit, perubahan nyeri dada apabila posisi pasien
berubah, serta ada atau tidaknya hubungan antara waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rasa
sakit.
9. Pengkajian Fisik
1) Inspeksi, pengkajian ini meliputi:
a. Pertama, penentuan tipe jalan napas, seperti menilai apakah napas spotan melalui
hidung, mulut, oral, nasal, atau menggunakan selang endotrakeal atau trachcostomi,
kemudian menentukan status kondisi seperti kebersihan, ada atau tidaknya sekret,
pendarahan, bengkak, atau obstruksi mekanik;
b. Kedua, perhitungan frekuensi pernapasan dalam waktu satu menit ( umumnya wanita
bernapas lebih cepat) yaitu 20 kali permenit orang dewasa, kurang dari 30 kali
permenit pada anak-anak, pada bayi pernapasan kurang dari 50 kali per menit.
c. Ketiga, pemeriksaan sifat pernapasan, yaitu torakal, abdominal dan kombinasi dari
keduanya.
d. Keempat, pengkajian irama pernapasan, yaitu menelaah masa inspirasi dan ekspirasi.
Pada keadaan normal ekspirasi lebih lama dari inspirasi yaitu 2:1 pada orang sesak
napas ekspirasi lebih cepat. Dalam keadaan normal perbandingan frekuensi
pernapasan dan prekuensi nadi adalah 1:1 sedangkan pada orang yang keracunan
barbiturat perbandinganya adalah 1:6. Kaji ritme/irama pernapasan yang secara
normal adalah reguler atau irregular.
a) cheyne stokes yaitu pernapasan yang cepat kemudian menjadi lambat dan kadang
diselingi apnea.
b) kusmaul yaitu pernapasan yang cepat dan dalam, atau pernapasan biot yaitu
pernapasan yang ritme maupun amplitodunya tidak teratur dan diselingi periode
apnea.
e. Kelima, pengkajian terhadap dalam/ dangkalnya pernapasan. Pada pernapasan dangkal
dinding toraks hampir kelihatan tidak bergerak ini biasanya dijumpai pada pasien
penderita emfisema.
2) Palpasi
Pemeriksaan ini berguna untuk mendeteksi kelainan seperti nyeri tekan yang
dapat timbul akibat luka, peradangan setempat, metastasis tumor ganas, pleuritis, atau
pembengkakan dan benjolan pada dada. Melalui palpasi dapat diteliti gerakan dinding
toraks pada saat ekspirasi dan inspirasi terjadi. Kelainan pada paru, seperti getaran suara
atau fremitus vokal, dapat dideteksi bila terdapat getaran sewaktu pemeriksa meletakkan
tangannya sewaktu pasien berbicara. Getaran yang terasa oleh tangan pemeriksa dapat
juga ditimbulkan oleh dahak dalam bronkus yang bergetar pada waktu inspirasi dan
ekspirasi atau oleh pergeseran antara membran pleura pada pleuritis.
3) Perkusi
Pengkajian ini dilakukan untuk mengkaji suara normalnya suara perkusi paru.
Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada di
sekitarnya, dan pengembangan (ekskursi) diafragma. Jenis suara perkusi ada dua jenis
yaitu:
a. Suara perkusi normal
Resonan (sonor): dihasilkan pada jaringan paru-paru dannormalnya bergaung
dan bersuara rendah.
Dullness: dihasilkan di atas bagian jantung atau paru-paru
Tympany: dihasilkan di atas perut yang berisi udara umumnya bersifat musical.
b. Suara perkusi abnormal
Hiperresonan: bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul
pada bagian paru-paru yang abnormal berisi udara.
Flatness: nadanya lebih tinggi dari dullness dan dapat didengar pada perkusi
daerah paha, dimana seluruh areanya berisi jaringan.
4) Auskultasi
Auskultasi merupakan pengkajian yang sangat bermakna mencangkup mendengar
suara napas normal dan suara tambahan (abnormal).Suara napas normal dihasilkan dari
getaran udara ketika melalui jalan napas dari laring ke alveoli dan bersifat bersih.
Jenis suara napas normal adalah:
a. Bronchial
Sering juga disebut tubular sound karena suara ini dihasilkan oleh udara yang
melalui suatu tube (pipa), suaranya terdngar keras, nyaring, dengan hembusan yang
lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi dan tidak ada jeda di
antara kedua fase tersebut (E > I). Normal terdengar di atas trachea atau daerah
lekuk suprasternal.
b. Bronkovesikular
Merupakan gabungan dari suara napas bronkhial dan vesikular. Suaranya terdengar
nyaring dengan intensitas sedang. Inspirasi sama panjang dengan ekspirasi (E = I).
Suara ini terdengar di daerah dada dimana bronkus tertutupoleh dinding dada.
c. Vesikular
Merdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi, ekspirasi terdengar seperti tiupan (E < I).
H. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
2. Ketidakefektifan pola nafas
3. Gangguan pertukaran gas
I. Intervensi
Hari Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
/Tgl Kep.
Ketidakefe Setelah diberikan 1. Pantau keadaan 1. Mengetahui
ktifan asuhan keperawatan umum pasien dan kesadaran, dan
bersihan selama
x 24 jam TTV kondisi tubuh dalam
jalan nafas diharapkan bersihan 2. Auskultasi bunyi keadaan normal atau
jalan nafas efektif nafas tidak.
dengan kriteria : 3. Atur posisi yang 2. Mengetahui bunyi
-Menunjukkan jalan nyaman seperti nafas, seperti rochi,
nafas bersih posisi semi fowler wheezing yang
-Suara nafas normal 4. Beri latihan menunjukkan
tanpa suara pernafasan dalam tertahannya secret
tambahan dan batuk efektif obstruksi jalan nafas
-Tidak ada 5. Kolaborasi 3. Meningkatkan
penggunaan otot humidikasi pengembangan
bantu nafas tambahan diafragma
-Mampu melakukan (nebulizer) dan 4. Memudahkan
perbaikan bersihan terapi oksigen pernafasan dan
jalan nafas membantu
mengeluarkan secret
5. Membantu
menghangatkan dan
mengencerkan secret
Ketidakefe Setelah diberikan 1. Pantau keadaan 1. Mengetahui
ktifan pola asuhan keperawatan umum pasien dan kesadaran, dan
nafas selama
x 24 jam TTV kondisi tubuh dalam
diharapkan pola 2. Atur posisi sesuai keadaan normal atau
nafas efektif dengan kebutuhan, seperti tidak
kriteria : semifowler 2. Memungkinkan
Menunjukkkan 3. Ajarkan teknik nafas ekpansi paru dan
pola nafas efektif dalam memudahkan
dengan frekuensi 4. Kolaborasi dalam pernafasan
nafas 16-24 pemberian 3. Memperbaiki pola
kali/menit dan oksigenasi nafas
irama teratur 4. Memperbaiki pola
Mampu nafas dan irama
menunjukkan nafas menjadi teratur
perilaku
peningkatan fungsi
paru
Gangguan Setelah diberikan 1. Pantau keadan 1. Mengetahui
pertukaran asuhan keperawatan umum pasien dan kesadaran, dan
gas selama
x 24 jam TTV kondisi tubuh dalam
diharapkan 2. Observasi warna keadaan normal atau
mempertahankan kulit dan capillary tidak
pertukaran gas yang refill 2. Menentukan
normal dengan 3. Kurangi aktivitas adekuatnya sirkulasi
kriteria : pasien yang penting untuk
-Menunjukkan 4. Beri posisi pasien pertukaran gas ke
perbaikan ventilasi yang nyaman, jaringan
dan oksigenasi seperti semifowler 3.Mengurangi
jaringan 5. Kolaborasi dalam kebutuhan akan oksigen
-Tidak ada gejala pemberian 4.Memudahkan
distres pernafasan oksigenasi pernafasan
5.Memaksimalkan
sediaan oksigen
khususnya ventilasi
menurun
Referensi
Asmadi. 2012. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Jakarta: Salemba Medika
Carpenito-Moyet, Lynda Juall. 2012. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 13. Jakarta:
EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2015. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2. Jakarta: Salemba
Medika.
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC.
Nanda NIC-NOC. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis Edisi
Revisi Jilid 1. Jakarta : EGC.
Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,
Proses Dan Praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Tarwonto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Asuhan Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.
III. Pengkajian saat ini (mulai hari pertama saudara merawat klien)
1. Persepsi terhadap kesehatan-manajemen kesehatan
- Tembakau Tidak Ya ½ pak > 2 pak
(merokok) , /hari
- Alkohol Tidak Ya Tgl teakhir :
Jenis :
-Alergi (obat, Tidak Ya Reaksi
makanan, lainnya)
2. Pola nutrisi/metabolik
-Diet khusus RS
-Cairan . 6 x 200 cc
-Makanan padat .......................................................................................................................
.......................................................................................................................
3. Pola eliminasi
a. Kebiasaan . 1 x/Hari, Normal Konstipasi Diare Inkontinent
BAB tgl BAB terakhir:
3februari 2021
b. Kebiasaan 200 cc Frekuensi.........kali Disuri Nokturi Hematuri
BAK (per.3...jam)
Retensi lainnya
c. Inkontinen Tidak Ya Kadang- Kesulitan menahan Tidak sampai
kadang di toilet
d. Penggunaan Kateter Lainnya...............................................
bantuan
Pernafasan
Inspeksi :
1. Bentuk Dada
Simetris Funnel Chest
Asimetris Pigeons Chest
Barrel Chest
2. Pola Nafas
a. Frekwensi Nafas : 32 x/menit
Reguler Cheyne Stokes Kussmaul
Ireguler Biot Apnea
Hiper Ventilasi Hipo Ventilasi lain-lain
3. Gerakan Pernafasan
Intercostal Supra Clavicula Tracheal Tag lain-lain
Substernal Suprasternal Flail Chest
Palpasi :
1. Tractil Fremitis / Fremitus Vokal
Meningkat Lokasi
..
Menurun Lokasi
..
Lain-lain taktil fremitus terasa bergetar pada bagian kiri dan kanan
Perkusi :
Batas Kanan :
Batas Kiri :
Auskultasi :
Bunyi Nafas
a. Normal
Vasikuler di
.
Bronchial di
.
Broncho vesikuler di
.
b. Abnormal
Stridor Lokasi
..
Wheezing
Lokasi
..
Rales Lokasi
..
Ronchi
Lokasi
..
Krepitasi Lokasi
..
Friction Rap Lokasi
..
c. Resonen lokal
Pectoreloguy
Bronchofoni
Egofoni
Cardiovascular (Focus)
Inspeksi :
Iktus :
Tak tampak
Tampak, letak : ICS V linea midlavikula kiri
Pulsasi Jantung :
Tak tampak
Tampak, letak : tidak terkaji
Palpasi :
Iktus :
Tak teraba
Teraba, letak :
.
Pulsasi Jantung :
Tak teraba
Teraba, letak : Apeks, Prekardium Anterior, aorta, Pulmonal, Epigastrial,
Suprasternal, Ektopik.
Getaran / Thrill :
Ada Fase, Letak
.
Tidak ada.
Perkusi :
Batas Jantung Kanan : pekak, ICS II-IV linea parasternalis dectra
Batas Jantung Kiri : pekak, ICS II-IV linea media clavioalaris sinistra
Auskultasi :
Bunyi Jantung I : reguler
Bunyi Jantung II : reguler
Bunyi Jantung III :
Bunyi Jantung IV :
Bising Jantung :
Mitral
Aorta
Trikuspidal
Pulmunal
Defect Septal
Gerakan Perikard
2. Irama :
Normal : Reguler Irreguler
Abnormal :
5. Letak Jantung
Ictus cordis teraba pada ICS V linea midlavikula kiri
Persarafan
Tingkat Kesadaran :
Compos Mentis Apatis Somnolen Sopor Koma
1. GCS :
Eye : 1 Verbal : 1 Motorik : 1
Total GCS : 3
2. Refleks
Normal Parese Hemi Parese
Babinsky Paraplegi Tetraplegi
Penginderaan
1. Mata (Penglihatan)
a. Bentuk
Normal Enoftalmus
Eksoptalmus Lain-lain
b. Visus : tidak terkaji
c. Pupil :
Isokor Unisokor
Miosis Midriasis
d. Reflek Cahaya Positif Negatif
e. Gerak Bola Mata : Normal Menyempit
f. Medan Penglihatan : Normal Menyempit
g. Buta Warna : tidak ya, jenis
h. Tekanan Intra Okuler : Meningkat Tidak
2. Hidung (Penciuman)
a. Bentuk : Normal Denasi
b. Gangguan Penciuman : Ya Tidak
3. Telinga (Pendengaran)
a. Aurikel : normal anomaly keterangan
.
b. Membran tympani
Terang Keruh Kemerahan
Utuh Perforasi
c. Otorrhoea : Ya, Jenis
...... Tidak
d. Gangguan pendengaran : ya tidak
e. Tinitus : ya tidak
4. Perasa: Normal Tremor Parese
Lain-lain, sebutkan
5. Peraba Normal Kelainan, sebutkan
..
Perkemihan
Masalah kandung kemih
Tidak ada masalah Menetes Incontinensia
Oliguria Nyeri Retensi
Poliuria Panas Hematuria
Disuria Sering Nokturia
Pasang Kateter Sistostomi Nokturia
Produksi urine
200
.ml/hari Frekuensi
..x/hari
Warna
kuning
.. Bau
Lain-lain
Pencernaan
1. Mulut dan Tenggorokan
a. Selaput Lendir Mulut Lembab Merah Stomatis
b. Lidah Hiperemik Kotor lain-lain
.
c. Rongga Mulut Tidak berbau Berbau
Gigi bersih Gigi kotor
d. Tenggorokan :
Sakit menelan / nyeri tekan
Suilt menelan lain-lain terpasang NGT
e. Abdomen
Kenyal Tegang Kembung
Nyeri tekan, lokasi
.
Bejolan, lokasi
f. Pembesaran Hepar : ya tidak
g. Pembesaran Lien : ya tidak
h. Asites : ya tidak
i. Lain-lain
..
2. Integumen
Warna kulit : Akral :
Ikterik Hangat
Siasonik Panas
Pucat Dingin Kering
Kemerahan Dingin Basah
Pigmentasi
Tulang Belakang
Lordosis Scoliosis Kiposis lain-lain, sebutkan
..
Reproduksi
Laki-laki :
Kelamin Bentuk : normal tidak normal, Ket.............
...
Kebersihan Alat Kelamin : bersih kotor Ket................
Perempuan :
Payudara
Bentuk simetris asimetris
Benjolan ya tidak
Kelamin
Bentuk normal tidak
Keputihan ada tidak Keterangan
..
Endokrin
1. Faktor Alergi ya tidak
Manifestasi
Cara mengatasi
..
2. Pernah mendapat Imunisasi
BCG Polio DPT Hepatitis
Keterangan
2.
PELAKSANAAN
A : masalah ketidak
efektipan pola nafas
teratasi sebagian
P : intervensi di
lanjutkan
- mempertahankan
pemberian oksigen
- monitor adanya
nafas tambahan
EVALUASI
O : terpasang pentilator
- RR : 12x/menit
- terpasang NGT , mayo, PC
- TD : 103/71 mmHg
- N : 111 x/m
- S : 39,6 ° C