Anda di halaman 1dari 3

Nama : Purwo Wenang Parikesid Wicaksono

NIM : 042022071
Kelas : Manajemen 3A
UPBJJ : UT Surabaya Pokjar Pondok Pesantren Al-khodijah Surodinawan Kabupaten Mojokerto

TUGAS TUTORIAL 2 BAHASA INGGRIS NIAGA

1.
a. UU No.13 Tahun 2003, perjanjian kerja bersama adalah perjanjian yang merupakan hasil
perundingan antara serikat pekerja atau beberapa serikat pekerja yang tercatat pada instansi
yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa
pengusaha, atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban
kedua belah pihak.
b. Latar belakang pembuatan PKB :
• Peraturan Undang-Undang no.13/2003 pasal 108 mengharuskan pengusaha yang
mempekerjakan pekerja sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib membuat
• Peraturan Perusahaan (PP) atau Perjanjian Kerja Bersama (PKB) yang mulai berlaku
setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
• Konvensi ILO no. 98 tentang berlakunya dasar-dasar dari hak untuk bernegosiasi dan
berunding bersama.
• Perlunya ada kejelasan yang menyeluruh mengenai hak dan kewajiban antara pengusaha
dan pekerja serta tata tertib dalam bekerja dan di lingkungan kerja.
c. Penyusunan PKB tentu memiliki tujuan tersendiri bagi perusahaan maupun pekerja. Salah
satu tujuannya adalah menekankan apa saja yang menjadi hak serta kewajiban pekerja dan
pengusaha.Artinya, kedua hal ini berbanding lurus. Jika kewajiban sudah dilakukan, maka
hak pun akan diterima. PKB juga bertujuan untuk membangun hubungan yang damai dalam
perusahaan.Situasi ini dapat meminimalisir terjadinya konflik. Terakhir, PKB bertujuan untuk
bersama-sama menentukan syarat hubungan ketenagakerjaan yang belum diatur dalam
peraturan perundang-undangan.
d. Dalam pasal 123 Undang-Undang no.13/2003 menyatakan masa berlaku PKB paling lama 2
(dua) tahun dan dapat diperpanjang paling lama 1 (satu) tahun berdasarkan kesepakatan
tertulis antara pengusaha dengan serikat pekerja. Perundingan pembuatan PKB berikutnya
dapat dimulai paling cepat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya PKB yang sedang berlaku.
Apabila perundingan tidak mencapai kesepakatan, maka PKB yang sedang berlaku, akan
tetap berlaku untuk paling lama 1 (satu) tahun ke depan.
e. Manfaat PKB :
• Dengan adanya PKB, perusahaan akan mendapat penilaian positif dari Pemerintah
karena dianggap sudah mampu menjalankan satu hubungan yang harmonis dengan
pekerjanya yang diwakili oleh pengurus serikat pekerja.
• Akan tercipta suatu hubungan industrial yang kondusif antara perusahaan dan pekerja
karena berkurangya perselisihan kerja yang terjadi.
• Pekerja akan mempunyai kinerja yang lebih produktif dan termotivasi karena semua
aturan di jalankan dengan baik sesuai kesepakatan bersama.
• Kepuasan akan hak, memicu pekerja untuk berterima kasih dan menjaga semua aset-aset
yang di miliki oleh Perusahaan.
f. Pada dasarnya, perbedaan PKB dan perjanjian kerja terletak pada pihak yang menyusun
perjanjian itu sendiri. PKB dibuat dan diberlakukan oleh perusahaan, sementara PKB disusun
bersama berdasarkan kesepakatan oleh perusahaan dan serikat pekerja. PKB merupakan
komitmen antara perusahaan dan seluruh karyawan, sedangkan perjanjian kerja mengingat
karyawan masing-masing.

2. Apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang
ditetapkan dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (“PKWT”), atau berakhirnya hubungan kerja
bukan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1) Undang-Undang No. 13
Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (“UU Ketenagakerjaan”) pihak yang mengakhiri hubungan
kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai
batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja. Demikian yang disebut dalam Pasal 62
UU Ketenagakerjaan.
Adapun selengkapnya bunyi selengkapnya Pasal 61 ayat (1) UU Ketenagakerjaan yang dimaksud
adalah:
“Perjanjian kerja berakhir apabila:
a) Pekerja meninggal dunia;
b) Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;
c) Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian
perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau
d) Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan
perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan
kerja.”
Mengundurkan diri (resign) bukanlah salah satu berakhirnya perjanjian kerja yang disebut pada
Pasal 61 ayat (1) UU Ketenagakerjaan di atas. Ini artinya, jika mengundurkan diri sebelum waktu
kontrak selesai, maka Anda selaku pihak yang mengakhiri hubungan kerja tersebut wajib
membayar ganti rugi.

3. Ada beberapa hal yang membedakan Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun Karyawan.
Diantaranya adalah sebagai berikut ini:
• Jaminan hari tua dapat diambil sekaligus saat pekerja masuk usia pensiun, cacat total tetap,
atau meninggal dunia. Sedangkan Jaminan Pensiun dapat diterima setiap bulan saat pekerja
masuk usia pensiun, cacat total tetap, atau meninggal dunia
• hari tua harus mengakumulasikan iuran kemudian dijumlahkan dengan hasil pengembangan.
Sedangkan tarif Jaminan Pensiun didasarkan atas gaji, masa kerja dan faktor manfaatnya.
• jumlah iuran jaminan hari tua adalah sebesar 5,7% dengan pembagian 3,7% dibayarkan oleh
perusahaan, dan 2% dibayarkan oleh karyawan. Sedangkan jumlah iuran Jaminan Pensiun
adalah sebesar 3% dengan pembagian 2% dibayarkan oleh perusahaan, dan 1% dibayarkan
oleh karyawan.

4. Selain memperhatikan jabatan dan kepangkatan, beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
menyusun upah adalah :

a) Harus mencerminkan keadilan, yaitu sesuai atau sebanding dengan jasa kerja yang diberikan
oleh masing-masing pekerja.
b) Harus berimbang, yaitu pada jabatan yang sama pekerja akan menerima upah yang sama.
c) Harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup pekerja dan keluarganya.
d) Harus memuat sistem insentif untuk menarik tenaga berkualitas, mendorong peningkatan
prestasi dan produktivitas kerja, menumbuhkan inovasi dan kreativitas, dan menurunkan
perpindahan kerja karyawan.
e) Harus mampu menjamin kelangsungan perusahaan.
f) Harus disusun setara dengan struktur jabatan dan struktur kepangkatan.
g) Harus ada keseimbangan antara gaji pokok, tunjangan, dan jaminan sosial lainnya.

Anda mungkin juga menyukai