Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN DASAR ASUHA

N KEPERAWATAN PADA Ny R DENGAN NYERI

NAMA : Sri Muryani


NIM : 202114137

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHAT


AN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH SURAKARTA 2021/2022
1. Konsep Fisiologi
Fisiologi nyeri termasuk suatu rangkaian proses neurofisiologis kompleks yang di
sebut sebagai nosiseptif (nociception) yang merefleksikan empat proses komponen yang
nyata yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi, dimana terjadinya stimuli yang k
uat diperifer sampai dirasakannya nyeri di susunan saraf pusat (cortex cerebri)
2. Definisi
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan, bersifat san
gat subyektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal skala maupun tingkata
nnya, dan hanya orang tersebut yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yan
g dialaminya (Ayuni Rahmawati, A.2021). 
Nyeri merupakan keadaan ketika individu mengalami sensasi ketidaknyaman dala
m respons suatu rangsangan yang tidak menyenangkan (Lynda Juall, 2012)
Nyeri adalah Sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional ya
ng muncul secara aktual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan ad
anya kerusakan. Serangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai be
rat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi k
urang dari 6 bulan (Asosiasi Studi Nyeri Internasional)
3. Karakteristik

Karakteristik Nyeri akut Nyeri Kronik


Pengalaman Suatu kejadian Suatu situasi, status eksiste
nsi
Sumber Sebab eksternal atau penya Tidak diketahui pengobata
kit dalam n yang terlalu lama
Serangan Mendadak Bisa mendadak, berkemban
g, dan terselubung
Intensitas Ringan – berat Ringan – berat
Waktu Sampai enam bulan Lebih dari enam bulan, sa
mpai bertahun-tahun
Pernyataan nyeri Daerah nyeri tidak diketah Daerah sulit dibedakan inte
ui dengan pasti nsitasnya, sehingga sulit di
evaluasi (perubahan perasa
an)
Gejala gejala klinis Pola respon yang khas den Pola respons bervariasi, sed
gan gejala yang lebih jelas ikit gejala- gejala (adatasi)
Pola Terbatas Berlangsung terus sehingga
dapat bervariasi
Perjalanan Biasanya berkurang setela Penderitaan meningkat sete
h beberapa saat lah beberapa hari
Contoh Nyeri bedah, trauma Nyeri kanker, neuralgia trig
eminal
Sumber : Brunner dan Suddarth (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Ed 8. (t
erjemahan). Jakarta : EGC
4. Factor factor yang mempengaruhi
Pengalaman nyeri pada seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya adal
ah :
1. Usia
Usia merupakan variabel penting yang mempengaruhi nyeri, khususnya pada anak-an
ak dan lansia. Pasien berusia lanjut memiliki resiko tinggi mengalami situasi yang me
mbuat mereka merasakan nyeri akibat adanya komplikasi penyakit degeneratif
2. Jenis kelamin Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin misalnya men
ganggap bahwa seorang anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis, sedang
kan anak perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama. Namun secara umum,
pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam berespon terhadap nyeri.
3. Makna nyeri. Makna nyeri bagi seseorang memiliki banyak perbedaan dan hampir se
bagian arti nyeri merupakan negatif, seperti membahayakan,merusak dan lain-lain. K
eadaan ini dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti usia, jenis kelamin, latar belakang
sosíal budaya, lingkungan, dan pengalaman.
4. Persepsi nyeri. Persepsi nyeri merupakan penilaian yang sngat subyektif tempatnya p
ada korteks (pada fungsi evaluative kognitif). Persepsi ini dipengaruhi oleh factor yan
g dapat memicu stimulasi nociceptor.
5. Ansietas Ansietas seringkali meningkatkan persepsi nyeri tapi nyeri juga dapat meni
mbulkan suatu perasaan ansietas. Apabila rasa cemas tidak mendapat perhatian maka
dapat menimbulkan suatu masalah penatalaksanaan nyeri yang serius.
6. Keletihan Rasa kelelahan menyebabkan sensasi nyeri semakin intensif dan menurunk
an kemampuan koping sehingga meningkatkan prsepsi nyeri.
7. Toleransi nyeri. Toleransi ini erat hubungannya dengan intensitas nyeri yang dapat m
empengaruhi kemampuan seseorang menahan nyeri. Factor yang dapat mempengaruh
i peningkatan toleransi nyeri antara lain alcohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan atau g
arukan, pengalihan perhatian, kepercayaan yang kuat, dan lain sebagainya. Sedangka
n faktor yang menurunkan toleransi antara lain kelelahan, rasa marah, bosan, cemas, n
yeri yang tidak kunjung hilang, sakit dan lan-lain.
8. Reaksi terhadap nyeri. Reaksi terhadap nyeri merupakan bentuk respons seseorang ter
hadap nyeri, seperti ketakutan, gelisah, cemas, menangis, dan menjerit. Semua ini me
rupakan bentuk respons nyeri yang dapat dipengaruhioleh beberapa factor, seperti arti
nyeri, tingkat persepsi nyeri, pengalaman masa lalu, nilai budaya, harapan social, kese
hatan fisik dan mental, rasa takut,cemas, usia dan lain- lain.
9. Dukungan keluarga dan sosial Kehadiran orang-orang yang terdekat pada pasien dan
bagaimana sikap mereka terhadap pasien mempengaruhi respon nyeri. Pasien dengan
nyeri memerlukan dukungan, bantuan dan perlindungan walaupun nyeri tetap dirasak
an namun kehadiran orang yang dicintai akan meminimalkan kesiapan dan ketakutan.
(Ratnasari, 2012)
5. Tahapan tahapan
Proses terjadinya nyeri terdiri dari 4 fase :
1. Transduksi
Merupakan proses dimana dimana suatu stimuli nyeri dirubah menjadi suatu aktifitas l
istrik yang diterima ujung-ujung saraf. Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan)
suhu (panas) atau kimia (substansi nyeri).
2. Transmisi
Merupakan prooses penyampain implus nyeri dari nosisseptor saraf perifer melewati k
ornu dorsalis ,dari spinalis menuju korteks serebri. Transmisi sepanjang akson berlang
sung karena proses polarisasi, sedangkan dari neuron presinaps ke pasca sinaps melew
ati neurotransmitter.
3. Modulans
Adalah proses pengendalian internal oleh system saraf,dapat meningkatkan atau meng
urangi penerusan impuls nyeri. Hambatan terjadi melalui system analgesia endogen ya
ng melibatkan bermacam-macam neurotransmitter antara lain endorphin yang dikeluar
kan oleh sel otak dan neuron di spinalis. Impuls ini bermula dari area periaquaductuag
rey (PAG) dan menghambat transmisi impuls pre maupun pasca sinaps di tingkat spin
alis. Modulasi nyeri dapat timbul di nosiseptor perifer medulla spinalis atau supraspina
lis.
4. Persepsi
Persepsi adalah hasil rekontruksi susunan saraf pusat tentang impuls nyeri yang diteri
ma. Rekontruksi merupakan hasil interaksi system saraf sensori, informasi kognitif (ko
rteks serebri) dan pengalaman emosional . persepsi menentukan berat ringannya nyeri
yang dirasakan .( Mubarok,2008)
6. Masalah / gangguan yang timbul pada kebutuhan dasar manusia
a. Nyeri Akut
terjadi setelah terjadinya cidera akut, penyakit,atau intervensi bedah awitan yang cepat den
gan intensitas yang bervariatif dari sedang sampai berat,juga berlangsung untuk waktu singkat
(meinhart & mccaffaer, 1993; NIH; 1986)

b. Nyeri Kroniks
berlangsung lebih lama daipada nyeri akut, intensitasnya bervariasi, biasanya berlangsung l
ebih dari 6 bulan. Tanda dan gejala yang tampak pada nyeri kronis sangat berbeda dengan yang
diperlihatkan oleh nyeri akut. Tanda-tanda vitas seringkali dalam batas normal dan tidak disertai
dilatasi pupil.
7. Pengkajian pada kebutuhan dasar manusia
Gordon's Typology of 11 Functional Health Patterns
1. Pola persepsi kesehatan-penanganan kesehatan Menggambarkan tentang pemahaman
pasien tentang pola kesehatan dan kesejahteraan dan bagaimana penanganannya
2. Pola nutrisi-metabolik Menjelaskan tentang pola konsumsi makanan dan minuman ya
ng berkaitan dengan kebutuhan metabolik dan pola-pola yang menunjukkan pemasuk
an nutrient lokal
3. Pola eliminasi Menggambarkan tentang pola ekskretori (bowel, bladder, dan kulit).
4. Pola aktifitas- latihan Menjelaskan tentang pola latihan, kegiatan, santai, dan rekreasi
5. Pola tidur-istirahat Menguraikan tentang pola-pola tidur, istirahat, dan relaksasi
6. Pola kognitif-perseptual Menjelaskan tentang pola persepsi-sensory dan kognitif
7. Pola persepsi-diri/konsep-diri Menjelaskan tentang pola konsep dan persepsi diri (con
tohnya kenyamanan tubuh, gambaran diri, dan suasana perasaan).
8. Pola peran-hubungan Menggambarkan pola peran kekerabatan dan hubungan
9. Pola seksualitas -reproduksi Menjelaskan tentang pola-pola kepuasan dan ketidakpuas
an dalam seksualitas; menggambarkan pola reproduksi
10. Pola koping-toleransi stress Menjelaskan tentang pola koping yang umum dan keefik
tifan pola dalam arti toleransinya terhadap stress
11. Pola nilai-kepercayaan
12. Menggambarkan pola-pola nilai-nilai, keyakinan-keyakinan (termasuk spiritual), atau
sasaran yang mengarahkan pada memilih atau memutuskan.

Pengkajian nyeri
1. Provokatif
Apa kira-kira penyebab timbul rasa nyeri? Apakah karena terkena benturan atau p
enyebab yang lain.
2. Quality
Seberapa berat keluhan nyeri terasa? Bagaimana rasanya? Seberapa sering terjadi
nya? Seperti tertusuk-tusuk, tertekan atau tertimpa benda berat, diiris- iris, dan lai
n-lain.
3. Regional Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
a. Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superficial
b. Lokasi nyeri
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien, sedangk
an nyeri yang timbul dari bagian dalam lebih dirasakan secara umum.Nyeri da
pat pula dijelaskan menjadi empat kategori yang berhubungan dengan lokasi :
- Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya.
- Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik.
- Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilo
kalisir.
- Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari a
rea rangsang nyeri.
4. Skala
Skala kegawatan atau keparahan nyeri
Beberapa contoh alat pengukur nyeri :
- Anak-anak

- Dewasa
Skala intensitas nyeri diskriptif

Keterangan
Skala Keterangan
0 tidak nyeri Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan, secara obyektif klien da
pat berkomunikasi dengan baik
4-6 Nyeri sedang, secara obyektif klien
mendesis, menyeringai, dapat menunj
ukkan lokasi nyeri, dapat mendeskrip
sikannya, dapat mengikuti perintah d
engan baik
7-9 Nyeri berat, obyektif klien terkadang
tidak dapat mengikuti perintah secara
tapi masih respon terhadap tindakan,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, tida
k dapat mendeskripsikannya, tidak da
pat diatasi dengan alih posisi nafas pa
njang dan distraksi.
10 Nyeri sangat berat, pasien sudah tida
k mampu lagi berinteraksi dengan ora
ng lain

5. Time
Kapan keluhan nyeri tersebut mulai dirasakan? Seberapa sering keluhan terjadi ?
apakah secara mendadak atau bertahap? Akut atau kronis? nyeri

8. Diagnose keperawatan terkait


a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera fisik
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Nyeri

9. Intervensi
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera fisik
- Melakuakan pegkajian skala nyeri
- Control factor lingkungn yang mempengaruhi ketidaknyamanan
- Ajarkan manajemen nyeri non farmakologi dengan nafas dalam
- Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Nyeri


- Melakukan pengkajian TTV
- Memberikan posisi pasien yang nyaman
- Edukasi kepada pasien Teknik ambulansi
- Kolaborasikan dengan keluarga untuk membantu melakukan ambulnsi
10. Sumber pustaka

Ayuni Rahmawati, A. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POSTPARTUM N


ORMAL DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN FISIOLOGIS: NYE
RI DAN KENYAMANAN (Doctoral dissertation, Universitas Kusuma Husada Surakar
ta).
Lyinda juall.2012. Buku Saku Diagnose Keperawatan. Jakarta:EGC
Ratnasari. (2012) Asuhan Keperawatan Kebutuhan Dasar Manusia Rasa Nyaman "Nyeri".
Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai