b. Nyeri Kroniks
berlangsung lebih lama daipada nyeri akut, intensitasnya bervariasi, biasanya berlangsung l
ebih dari 6 bulan. Tanda dan gejala yang tampak pada nyeri kronis sangat berbeda dengan yang
diperlihatkan oleh nyeri akut. Tanda-tanda vitas seringkali dalam batas normal dan tidak disertai
dilatasi pupil.
7. Pengkajian pada kebutuhan dasar manusia
Gordon's Typology of 11 Functional Health Patterns
1. Pola persepsi kesehatan-penanganan kesehatan Menggambarkan tentang pemahaman
pasien tentang pola kesehatan dan kesejahteraan dan bagaimana penanganannya
2. Pola nutrisi-metabolik Menjelaskan tentang pola konsumsi makanan dan minuman ya
ng berkaitan dengan kebutuhan metabolik dan pola-pola yang menunjukkan pemasuk
an nutrient lokal
3. Pola eliminasi Menggambarkan tentang pola ekskretori (bowel, bladder, dan kulit).
4. Pola aktifitas- latihan Menjelaskan tentang pola latihan, kegiatan, santai, dan rekreasi
5. Pola tidur-istirahat Menguraikan tentang pola-pola tidur, istirahat, dan relaksasi
6. Pola kognitif-perseptual Menjelaskan tentang pola persepsi-sensory dan kognitif
7. Pola persepsi-diri/konsep-diri Menjelaskan tentang pola konsep dan persepsi diri (con
tohnya kenyamanan tubuh, gambaran diri, dan suasana perasaan).
8. Pola peran-hubungan Menggambarkan pola peran kekerabatan dan hubungan
9. Pola seksualitas -reproduksi Menjelaskan tentang pola-pola kepuasan dan ketidakpuas
an dalam seksualitas; menggambarkan pola reproduksi
10. Pola koping-toleransi stress Menjelaskan tentang pola koping yang umum dan keefik
tifan pola dalam arti toleransinya terhadap stress
11. Pola nilai-kepercayaan
12. Menggambarkan pola-pola nilai-nilai, keyakinan-keyakinan (termasuk spiritual), atau
sasaran yang mengarahkan pada memilih atau memutuskan.
Pengkajian nyeri
1. Provokatif
Apa kira-kira penyebab timbul rasa nyeri? Apakah karena terkena benturan atau p
enyebab yang lain.
2. Quality
Seberapa berat keluhan nyeri terasa? Bagaimana rasanya? Seberapa sering terjadi
nya? Seperti tertusuk-tusuk, tertekan atau tertimpa benda berat, diiris- iris, dan lai
n-lain.
3. Regional Pengkajian lokasi nyeri mencakup 2 dimensi :
a. Tingkat nyeri, nyeri dalam atau superficial
b. Lokasi nyeri
Nyeri superfisial biasanya dapat secara akurat ditunjukkan oleh klien, sedangk
an nyeri yang timbul dari bagian dalam lebih dirasakan secara umum.Nyeri da
pat pula dijelaskan menjadi empat kategori yang berhubungan dengan lokasi :
- Nyeri terlokalisir : nyeri dapat jelas terlihat pada area asalnya.
- Nyeri Terproyeksi : nyeri sepanjang saraf atau serabut saraf spesifik.
- Nyeri Radiasi : penyebaran nyeri sepanjang area asal yang tidak dapat dilo
kalisir.
- Reffered Pain (Nyeri alih) : nyeri dipersepsikan pada area yang jauh dari a
rea rangsang nyeri.
4. Skala
Skala kegawatan atau keparahan nyeri
Beberapa contoh alat pengukur nyeri :
- Anak-anak
- Dewasa
Skala intensitas nyeri diskriptif
Keterangan
Skala Keterangan
0 tidak nyeri Tidak nyeri
1-3 Nyeri ringan, secara obyektif klien da
pat berkomunikasi dengan baik
4-6 Nyeri sedang, secara obyektif klien
mendesis, menyeringai, dapat menunj
ukkan lokasi nyeri, dapat mendeskrip
sikannya, dapat mengikuti perintah d
engan baik
7-9 Nyeri berat, obyektif klien terkadang
tidak dapat mengikuti perintah secara
tapi masih respon terhadap tindakan,
dapat menunjukkan lokasi nyeri, tida
k dapat mendeskripsikannya, tidak da
pat diatasi dengan alih posisi nafas pa
njang dan distraksi.
10 Nyeri sangat berat, pasien sudah tida
k mampu lagi berinteraksi dengan ora
ng lain
5. Time
Kapan keluhan nyeri tersebut mulai dirasakan? Seberapa sering keluhan terjadi ?
apakah secara mendadak atau bertahap? Akut atau kronis? nyeri
9. Intervensi
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera fisik
- Melakuakan pegkajian skala nyeri
- Control factor lingkungn yang mempengaruhi ketidaknyamanan
- Ajarkan manajemen nyeri non farmakologi dengan nafas dalam
- Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik