Anda di halaman 1dari 3

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MITRA HUSADA ME

DAN
PRODI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI
Kompetensi: Asuhan kebidanan kehamilan patologis dan gawatdarurat
STANDART Unit Kompetensi: Melakukan deteksi dini,konsultasi,rujukan,dan atau
OPERASIONAL kolaborasiinterfropesional pada ibu hamil dengan kelainan lain yang butuh
PROSEDUR penanganan dokter spesialis dengan abses folikel rambut atau kelenjar sebasea

No. Dokumen Halaman TglBerlaku Revisi


FM-PM-I.IV.Pd3-05/05- 1-8 19-10-2021 00
05/Asuhanibuhamil yang beresiko

A. PENGETAHUAN
(Pengkajian Data Subyektif) danpemeriksaanfisikkepadaibuhamil (Pengkajian Data Obyektif)
Fisiologis
I. Konsep
Kewenangan Level 4 (Mandiri)
Definisi Abscess, Furuncle, Carbuncle adalah merupakan infeksi dari
kelenjar sebasea atau folikel rambut yang melibatkan jaringan
subkutan. Biasanya disebabkan oleh Staphylococcus aureus.
Penyakit ini memiliki insidensi yang rendah. Belum terdapat
data spesifik yang menunjukkan prevalensi furunkel. Furunkel
umumnya terjadi paling banyak pada anak-anak, remajasampai
Dewasamuda dan dapat juga terjadi pada ibu hamil.
Tujuan 1. Sebagaiacuanpetugasdalammelakukanpenanganan abscess pada ibu
hamils, furuncle, carbuncle unspecified
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 188.4/
464.14
/429.114.11/2018 tentang PelayananKlinis
4. Referensi KEPMENKES RI NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang
panduan praktik klinis bagi dokter di fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama
II. 5. Prosedur / 1. Petugas melakukan anamnesa keluhan seperti adanya
langkahlangkah bisul didalam hidung.
Gejala adanya bisul di dalam hidung kadang disertai rasa
nyeri dan perasaan tidak nyaman. Kadang dapat disertai
gejala rhinitis.
2. Petugas menanyakan faktor risikoseperti:
a. Sosio ekonomirendah
b. Higiene personal yangjelek
c. Rhinitis kronis, akibat iritasi dari sekret
ronggahidung.
d. Kebiasaan mengorek-ngorek bagian dalamhidung.
3. Petugas melakukan pemeriksaan fisik.
Pada lubang hidung tampak furunkel. Paling sering
terdapat pada lateral vestibulum nasi yang
mempunyai vibrissae (rambut hidung).
4. Dokter menegakkan diagnosa klinis berdasarkan
anamnesisdan pemeriksaanfisik.
5. Dokter menegakkan diagnosa komplikasiberdasarkan:
a) Furunkel pada hidung potensial
berbahayakarena infeksidapat menyebar ke
vena fasialis, vena oftalmika, lalu ke sinus
kavernosus sehingga menyebabkan
tromboflembitis sinus kavernosus.
b) Abses.
c) Vestibulitis.
6. Petugas menyarankan agar di kompres hangat
dapatmeredakan perasaan tidaknyaman.
7. Petugas menyarankan agar jangan memencet atau
melakukaninsisi padafurunkel.
8. Petugas melakukan pemberian antibiotik topikal, seperti
pemberian salep antibiotik bacitrasin dan polmiksin B
serta antibiotik oral karena lokasi furunkel yang
bepotensial menjadi bahaya. Antibiotik diberikan dalam
7-10 hari, dengan pemberian Amoxicilin 500 mg, 3x/hari,
Cephalexin 250-500 mg, 4x/hari, atau Eritromisin 250-
500 mg,4x/hari.
9. Petugas melakukan insisi jika sudah timbulabses.
10. Petugas melakukan konseling dan edukasi
denganmemberitahu

keluarga dan individu untuk:


a. Menghindari kebiasaan mengorek-ngorek bagian
dalamhidung.
Tidak memencet atau melakukan insisi padafurunkel. Selalu
menjaga kebersihandiri.
.Baganalir

7. Unit Terkait 1. RuangTindakan


2. Ruang Pemeriksaanumum
3. Pustu
4. Ponkesdes
8. Dokumen Terkait Rekam medis

9. Rekaman
Historis No Yang dirubah Perubahan Diberlakukan Tgl

Nama : RAHMA
NPM : 2119201537
Kelas : E

Anda mungkin juga menyukai