Anda di halaman 1dari 41

SKRIPSI

HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN


PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD MIFTAHUL
ULUM DESA KESAMBEN WETAN DRIYOREJO GRESIK

OLEH :
MUHAMMAD DYON JUNAEDI SYAHPUTRA
NIM 171.0053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2021

SKRIPSI
HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN
PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD MIFTAHUL
ULUM DESA KESAMBEN WETAN DRIYOREJO GRESIK
Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep.) di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya

Oleh :
MUHAMMAD DYON JUNAEDI SYAHPUTRA
NIM. 171.0053

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2021
HALAMAN PERNYATAAN
Saya bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Muhammad Dyon Junaedi S.

Nim : 171.0053

Tanggal Lahir : 29 Maret 2000

Program Studi : S-1 Keperawatan

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul Hubungan Pemberian Stimulasi Orang

tua Dengan Perkembangan Anak Usia Prasekolah Di Paud Miftahul Ulum Desa

Kesamben Wetan Driyorejo Gresik.

Jika kemudian hari ternyata saya melakukan tindakan plagiat saya akan

bertanggung jawab sepenuhnya dan menerima sanksi yang dijatuhkan oleh Stikes

Hang Tuah Surabaya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya agar dapat

digunakan sebagaimana mestinya.

Surabaya, 11 April 2021

Muhammad Dyon Junaedi S.


NIM. 171.0053
LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah kami periksa dan amati, selaku pembimbing mahasiswa.


Nama : Muhammad Dyon Junaedi S
NIM : 171.0053
Program Studi : S-1 Keperawatan
Judul : Hubungan Pemberian Stimulasi Orang tua
Dengan Perkembangan Anak Usia Prasekolah Di
Paud Miftahul Ulum Desa Kesamben wetan
Driyorejo Gresik

Serta perbaikan-perbaikan sepenuhnya, maka kami menganggap dan dapat

menyetujui bahwa skripsi ini diajukan dalam sidang guna memenuhi sebagian

persyaratan untuk memperoleh gelar :

SARJANA KEPERAWATAN (S.Kep)

Pembimbing I

Faridah, SST., M.Kes


NIP. 197212122005012001

Di tetapkan : di Stikes Hang Tuah Surabaya


Tanggal : 22 Juli 2021
LEMBAR PENGESAHAN
skripsi dari :
Nama : Muhammad Dyon Junaedi Syahputra
NIM : 171.0053
Program Studi : S1-Keperawatan
Judul : Hubungan Pemberian Stimulasi Orang tua Dengan
Perkembangan Anak Usia Prasekolah Di Paud Miftahul
Ulum Desa Kesamben Wetan Driyorejo Gresik
Telah dipertahankan dihadapan dengan penguji Skripsi di Stikes Hang Tuah
Surabaya, dan dinyatakan dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar “SARJANA KEPERAWATAN” pada Prodi S-1 Keperawatan
Stikes Hang Tuah Surabaya.

Penguji Ketua : Dwi Ernawati,S.kep.,Ns.,M.Kep


NIP. 03.023

Penguji 1 : Faridah, SST., M.Kes


NIP. 197212122005012001

Penguji 2 : Ninik Ambarsari,S.kep.,Ns.,M.Kep


NIP. 03.039

Mengetahui,
STIKES HANG TUAH SURABAYA
KA PRODI S1-KEPERAWATAN

Puji Hastuti,S.Kep.,Ns.,M,Kep
NIP.03010

Ditetapkan : di Surabaya
Tanggal : 22 Juli 2021
Judul : Hubungan Pemberian Stimulasi Orang Tua Dengan Perkembangan
Anak Usia Prasekolah Di Paud Miftahul Ulum Desa Kesamben Wetan
Driyorejo Gresik

ABSTRAK

Anak pada usia prasekolah proses perkembangannya akan naik dengan pesat.
Apabila ada penyimpangan pada masa itu hal itu akan sangat menghambat anak.
Namun kebanyakan orang tua tidak memiliki waktu kurang untuk berinteraksi
dengan anak dan kurang memperhatikan anak. Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis hubungan pemberian stimulasi dengan perkembangan anak pada
usia prasekolah di paud miftahul ulum desa kesamben wetan driyorejo gresik.

Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan variabel independen


(Stimulasi) dan dependen (perkembangan anak). Instrumen pengambilan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner stimulasi dan KPSP
melalui google form, jumlah populasi 47 anak dengan sampel 42 responden orang
tua menggunakan teknik Probability Sampling dengan menggunakan simple
random sampling. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman rho.

Hasil dari penelitian kebanyakan orang tua memberikan stimulasi yang kurang
(42,9%), dan proses perkembangan anak cenderung meragukan (45,2%), uji
statistik Spearman's Rho dengan menggunakan aplikasi SPSS 25.0 for windows
dengan nilai significant ρ value = 0,019 yang lebih kecil dari nilai α yaitu 0,05
(ρ<0,05) maka ada hubungan antara pemberian stimulasi oleh orang tua dengan
proses perkembangan anak usia prasekolah di Paud Miftahul Ulum Desa
Kesamben Wetan Driyorejo Gresik.

Pengawasan dan pemberian stimulasi yang baik memungkinkan anak tidak


mengalami masalah dalam proses perkembangan. Pengawasan dan perhatian
orang tua sangat diperlukan untuk melihat proses perkembangan anak apakah
sudah sesuai atau terjadi penyimpangan pada anak. Sehingga, disarankan kepada
orang tua, wali, orang terdekat anak agar dapat mengawasi serta memberikan
stimulasi yang cukup bagi anak.

Kata Kunci : Stimulasi, Perkembangan anak prasekolah


Title : The Relationship of Giving Parental Stimulation with the Development of
Preschool Age Children in Miftahul Ulum Early Childhood Education,
Kesamben Wetan Village, Driyorejo Gresik

ABSTRACT
Children at preschool age, the development process will increase rapidly. If there
are deviations at that time it will greatly hinder the child. But most parents do not
have less time to interact with children and pay less attention to children. The
purpose of this study was to analyze the relationship between the provision of
stimulation and the development of children at preschool age at Miftahul Ulum
Early Childhood Education, Kesamben Wetan Village, Driyorejo Gresik.
The study used a cross sectional design with independent (stimulation) and
dependent (child development) variables. The data collection instrument used in
this study was a stimulation questionnaire and KPSP through google form, a
population of 47 children with a sample of 42 parents respondents using the
Probability Sampling technique using simple random sampling. Data analysis
used Spearman rho correlation test.
The results of the study mostly parents provide less stimulation (42.9%), and the
process of child development tends to be doubtful (45.2%), Spearman's Rho
statistical test using SPSS 25.0 for windows application with a significant value
value = 0.019 which is more is smaller than the value of , which is 0.05 (ρ<0.05),
then there is a relationship between the provision of stimulation by parents and
the development process of preschool-aged children in Miftahul Ulum Paud,
Kesamben Wetan Village, Driyorejo Gresik.
Giving good stimulation allows children not to experience problems in the
development process. Supervision and attention of parents is needed to see
whether the child's development process is appropriate or there are deviations in
the child. So, it is recommended to parents, guardians, the closest people to the
child to be able to supervise and provide sufficient stimulation for the child.
Keywords: Stimulation, Development of preschool children
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, atas limpahan

dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi yang berjudul

“Hubungan Pemberian Stimulasi Orang tua Dengan Perkembangan Anak Usia

Prasekolah Di Paud Miftahul Ulum Desa Kesamben Wetan Driyorejo Gresik”

dapat diselesaikan sesuai waktu yang ditentukan.

Skripsi ini diselesaikan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan di Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Hang Tuah Surabaya. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memanfaatkan

berbagai literatur serta memperoleh banyak bimbingan dan bantuan dari

pembimbing serta semua pihak yang ikut membantu dalam penyelesaiannya.

Dalam kesempatan ini, perkenankan penulis menyampaikan ucapan rasa

terimakasih, dan rasa hormat kepada :

1. Ibu Dr. AV Sri Suhardiningsih, S., Kep., M., Kes selaku Ketua Stikes Hang

Tuah Surabaya atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada peneliti

untuk menjadi mahasiswa S-1 Keperawatan.

2. Puket 1, Puket 2, dan Puket 3 Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah

memberi kesempatan dan fasilitas kepada peneliti untuk mengikuti dan

menyelesaikan program studi S-1 Keperawatan.

3. Ibu Puji Hastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku Kepala Program Studi Pendidikan

S-1 Keperawatan Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah memberikan

kesempatan untuk mengikuti dan menyelesaikan Program Pendidikan S-1

Keperawatan.
4. Ibu Dwi Ernawati,S.kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua penguji terima kasih atas

segala arahannya dalam pembuatan Skripsi ini.

5. Ibu Faridah,SST.,M.Kes selaku pembimbing/penguji 1 terima kasih atas

segala arahannya dalam pembuatan Proposal ini.

6. Ibu Ninik Ambarsari,S.kep., Ns.,M.Kep selaku penguji 2 terima kasih atas

segala arahannya dalam pembuatan Proposal ini.

7. Ibu Indriyawati, S.Pd Selaku Kepalah sekolah Paud Miftahul Ulum terima

kasih karena telah mengijinkan dan membantu dalam melakukan penelitian di

Paud Miftahul Ulum.

8. Ibu Nadia Okhtiary, A. Md., selaku kepala perpustakaan di Stikes Hang Tuah

Surabaya yang menyediakan sumber pustaka dalam penyusunan skripsi ini.

9. Seluruh staf dan karyawan Stikes Hang Tuah Surabaya yang telah banyak

membantu kelancaran proses belajar mengajar selama masa perkuliahan

untuk menempuh studi di Stikes Hang Tuah Surabaya.

10. Ibu saya tercinta Susilowati, nenek saya Supatiya, Kakek saya Sukri dan

seluruh keluarga saya yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu

mensuport saya dan mendoakan saya setiap hari.

11. Teman satu kos sekaligus teman sekelas saya Nur Alif Siad Suhendra dan

Moch Arofik yang selalu menghibur, mensuport dan membantu saya selama

masa-masa sulit saya ketika mengerjakan penelitian ini.

Semoga Allah SWT membalas budi baik semua pihak yang telah

memberi kesempatan, dukungan dan bantuan yang telah diberikan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Peneliti berusahan untuk dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik baiknya, namun peneliti menyadari


bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dalam penyusunannya. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi keperawatan. Aamiin Ya

Robbal Alamin.

Surabaya, 19 April 2021

Peneliti
DAFTAR ISI
JUDUL..............................................................................................................................I
HALAMAN PERNYATAAN.........................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN...........................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................................v
ABSTRAK.......................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR...................................................................................................viii
DAFTAR ISI...................................................................................................................xi
DAFTAR TABEL.........................................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................xiv
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................xv
BAB 1 : PENDAHULUAN..............................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG.......................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH...................................................................................4
1.3. TUJUAN PENELITIAN...................................................................................5
1.3.1 TUJUAN UMUM.............................................................................................5
1.3.2 TUJUAN KHUSUS..........................................................................................5
1.4. MANFAAT PENELITIAN..............................................................................5
1.4.1. MANFAAT TEORITIS...................................................................................5
1.4.2. MANFAAT PRAKTIS.....................................................................................5
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................7
2.1. KONSEP DASAR PEREMBANGAN.............................................................7
2.1.1. PENGERTIAN PERKEMBANGAN..............................................................7
2.1.2. FAKTOR-FAKTOR TUMBUH KEMBANG................................................8
2.1.3. ASPEK PERKEMBANGAN ANAK..............................................................9
2.2. KONSEP DASAR ANAK USIA PRASEKOLAH........................................10
2.2.1. PENGERTIAN ANAK PRASEKOLAH......................................................10
2.2.2. KEBUTUHAN DASAR ANAK PRASEKOLAH.........................................11
2.2.3. CIRI-CIRI ANAK USIA PRASEKOLAH...................................................11
2.3. KONSEP DASAR STIMULASI ANAK USIA PRASEKOLAH.................21
2.3.1. DEFINISI STIMULASI.................................................................................21
2.3.2. PRINSIP-PRINSIP DALAM STIMULASI..................................................21
2.3.3. TUJUAN PEMBERIAN STIMULASI.........................................................22
2.3.4. STIMULASI PADA PERKEMBANGAN ANAK........................................22
2.4. TEORI KONSEP KEPERAWATAN............................................................23
2.5. HUBUNGAN ANTAR KONSEP...................................................................25
BAB 3 : KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS............................................26
3.1 KERANGKA KONSEPTUAL.......................................................................26
3.2 HIPOTESIS.....................................................................................................27
BAB 4 : METODE PENELITIAN...............................................................................28
4.1. JENIS DAN DESAIN PENELITIAN............................................................28
4.2. KERANGKA KERJA.....................................................................................29
4.3. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN.......................................................30
4.4. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN..................................................30
4.4.1. POPULASI......................................................................................................30
4.4.2. SAMPEL.........................................................................................................30
4.4.3. BESAR SAMPEL...........................................................................................31
4.4.4. TEKNIK SAMPLING....................................................................................32
4.5. IDENTIFIKASI VARIABEL.........................................................................32
4.5.1. VARIABEL DEPENDENT............................................................................32
4.5.2. VARIABEL INDEPENDENT........................................................................32
4.6. DEFINISI OPERASIONAL...........................................................................33
4.7. INSTRUMEN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA..........................33
4.7.1. INSTRUMEN..................................................................................................34
4.7.2. PENGUMPULAN DATA...............................................................................36
4.7.3. PENGOLAHAN DATA..................................................................................36
4.7.4. ANALISIS DATA...........................................................................................38
4.8. ETIKA PENELITIAN....................................................................................39
YBAB 5 :
PEMBAHASAN................................................................................................40
5.1 HASIL PENELITIAN....................................................................................40
5.1.1 GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN.........................................40
5.1.2 GAMBARAN UMUM SUBYEK PENELITIAN.........................................41
5.1.3 DATA UMUM................................................................................................42
5.1.4 DATA KHUSUS HASIL PENELITIAN.......................................................45
5.2 PEMBAHASAN..............................................................................................48
5.2.1 PEMBERIAN STIMULASI PADA ANAK..................................................48
5.2.2 PROSES PERKEMBANGAN PADA ANAK..............................................51
5.2.3 HUBUNGAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK..........53
BAB 6 : PENUTUP.......................................................................................................56
6.1. KESIMPULAN...............................................................................................56
6.2. SARAN............................................................................................................56
6.2.1. BAGI RESPONDEN......................................................................................56
6.2.2. BAGI INSTASI PENELITIAN.....................................................................57
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................58
DAFTAR TABEL

YTabel 4.1 Definisi operasional.....................................................................................33


Tabel 4.2 Kisi-kisi kuesioner stimulasi ibu..................................................................34
Tabel 4.3 Kisi-kisi kuesioner perkembangan anak prasekolah.....................................35
Tabel 5.1 Karakteristik responden berdasarkan umur anak..........................................42
Tabel 5.2 Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin.....................................42
Tabel 5.3 Karakteristik responden berdasarkan urutan anak........................................43
Tabel 5.4 Karakteristik responden berdasarkan usia orang tua....................................43
Tabel 5.5 Karakteristik responden pendidikan terakhir orang tua................................44
Tabel 5.6 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan orang tua...........................44
Tabel 5.7 Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan..............................45
Tabel 5.8 Karakteristik responden berdasarkan pemberian stimulasi...........................45
Tabel 5.9 Karakteristik responden berdasarkan proses perkembangan........................46
Tabel 5.10 Hubungan antara pemberian stimulasi dengan proses perkembangan..........47

Y
DAFTAR GAMBAR
YGambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian.................................................................26
Gambar 4.1 Bagian penelitian cross-sectional..............................................................28
Gambar 4.2 Kerangka kerja penelitian.........................................................................29

Y
DAFTAR LAMPIRAN
YLampiran 1 : Curriculum vitae...........................................................................62
Lampiran 2 : Motto dan persembahan...............................................................63
Lampiran 3 : Lembar pengajuan judul...............................................................64
Lampiran 4 : Surat perizinan ke bakesbangpol..................................................65
Lampiran 5 : Surat balasan dari bakesbangpol..................................................66
Lampiran 6 : Lembar information for consent...................................................67
Lampiran 9 : Lembar tabulasi data umum.........................................................85
Lampiran 10 : Hasil frekuensi data umum...........................................................87
Lampiran 11 : Hasil frekuensi data khusus..........................................................89
Lampiran 12 : Crosstab data umum dengan variabel...........................................90
Lampiran 13 : Crosstab variabel.........................................................................93
Lampiran 14 : Hasil uji spearmen’s rho...............................................................94
Y

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Masalah gangguan perkembangan yang terjadi pada anak merupakan

masalah yang serius terutama pada anak usia prasekolah karena pada usia tersebut

perkembangan anak naik dengan pesat dari 50% menjadi 80 %, terutama pada

perkembangan kognitif, fisik, motorik dan psikososial. Karena perkembangan

pada usia prasekolah sangat cepat maka jika ada masalah pada perkembangan

anak di usia prasekolah, masalah tersebut sangat menghambat perkembangan anak

(Larasati, 2017). Setiap anak akan melewati proses tumbuh dan berkembang

sesuai dengan tahapan usianya. Proses perkembangan anak dapat dilihat dari

kemampuan motorik, sosial, emosional dan kemampuan berbahasa serta

kemampuan kognitif anak (Prastiwi, 2019). Salah satu aspek penting pada proses

perkembangan anak pada usia prasekolah adalah perkembangan motorik, karena

perkembangan motorik merupakan awal kecerdasan dan emosi sosial anak

(Larasati, 2017). Keluarga memiliki peran penting bagi proses tumbuh dan

berkembang anak, proses tersebut berkaitan dengan perawatan anak yaitu peran

pengasuhan (parenting role), dalam menjalankan peran tersebut keluarga sangat

dipengaruhi oleh keterlibatan ibu dalam pengasuhan anak, latar belakang

pendidikan orang tua, pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak, stress yang

dialami orang tua, dan hubungan suami istri (Sukoati et al., 2012). Berdasarkan

fenomena yang dilihat, terjadi pada salah satu anak yang bersekolah di Paud
Miftahul Ulum. Kebetulan ibu anak tersebut bekerja, Sang ibu kurang

berinteraksi dengan anaknya terutama dalam pemberian stimulasi. Karena hal itu

anak tersebut mengalami keterlambatan dalam perkembangan.

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang layak untuk mendapatkan

perhatian dan setiap anak memiliki hak untuk mencapai perkembangan.

Perkembangan pada anak meliputi perkembangan kognitif, social, perilaku dan

emosi yang optimal. (Prastiwi, 2019). Namun WHO (World Health Organitation)

melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia prasekolah menderita disfungsi

otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik (Syaiful & Rahmawati,

2014). Berdasarkan hasil yang didapatkan oleh Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

tahun 2018 Indeks diketahui bahwa perkembangan anak yang berada usia 36-59

bulan untuk aspek fisik persentase perkembangan mereka sebesar 97,8%, aspek

sosial emosional sebesar 69,9%, dan aspek learning sebesar 95,2%, sehingga

setelah dijumlah total indeks perkembangan Indonesia tahun 2018 sebesar 88,3%

(Riskesdas, 2018). Setelah pemeriksaan yang dilakukan di jawa timur oleh Ikatan

Dokter Anak Indonesia (IDAI), terdapat 2.634 anak dengan Hasil pemeriksaan

perkembangan normal sesuai usia sebesar 53%, meragukan dan harus dilakukan

pemeriksaan lebih detail sekitar 13% dan yang mengalami penyimpangan

terhadap perkembangan sebanyak 34%. Sekitar 10% dari penyimpangan terhadap

perkembangan adalah aspek motorik kasar, terdapat juga 30% pada motorik halus,

bicara bahasa 44% dan sosialisasi kemandirian 16% (cempakawati, 2016). Setelah

studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti melalui wawancara dengan 5

orang tua yang memiliki anak di Paud Miftahul Ulum Ds. Kesamben Wetan

Driyorejo Gresik pada tanggal 22 April 2021. Dari wawancara tersebut peneliti
mendapatkan data bahwa 4 dari 5 orang tua tersebut mengatakan bahwa mereka

jarang melakukan interaksi terutama dalam memberikan stimulasi dikarenakan

faktor pekerjaan dan di ketahui bahwa 1 dari 4 anak tersebut mengalami gangguan

perkembangan dalam aspek kemandirian dan 2 anak mengalami gangguan dalam

aspek motorik halus.

Dalam proses perkembangan anak memiliki 4 aspek yaitu motorik kasar,

motorik halus, bahasa, sosial dan kemandirian. Dalam perkembangan ke empat

aspek tersebut ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, faktor yang

mempengaruhi perkembangan anak antara lain faktor genetik, pre natal, post

natal, riwayat kelahiran (premature) dan stimulasi (Suwarti, Sri & Yuniarti, Ika,

2016). Maka dari itu stimulasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi

perkembangan anak usia prasekolah karena stimulasi merupakan rangsangan yang

datang dari lingkungan luar anak. Apabila anak yang mendapatkan stimulasi yang

terarah anak akan lebih cepat berkembang dibanding dengan anak yang kurang

atau tidak mendapatkan stimulasi. Oleh karena itu dibutuhkan perhatian dari

orang-orang yang berada di sekitar lingkungan anak untuk memberikan stimulasi.

Akan tetapi pada saat ini kemampuan yang dimiliki oleh orang tua dalam deteksi

dini untuk mengamati gangguan perkembangan yang dialami oleh anak, terutama

di daerah pedesaan masih relatif rendah. Rendahnya kemampuan orangtua dalam

deteksi dini, mengakibatkan orangtua sering terlambat memeriksakan atau

berkonsultasi dengan dokter atau para medis lainnya. Masalah lain yang terjadi

adalah masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa perkembangan

keterampilan motorik pada anak dapat berjalan dengan sendirinya (Larasati,

2017). Keterlambatan dalam perkembangan yang di alami oleh anak dapat


menyebabkan anak merasa rendah diri, cemburu terhadap anak lain di sekitarnya,

kekecewaan terhadap sikap orangtua, menutup diri pada lingkungan sosial,

ketergantungan pada orang lain dan merasa malu kepada orang lain (Tri Purnani

et al., 2020).

Dari permasalahan di atas menurut peneliti sangat perlu dilakukan

pengawasan lebih dari orang terdekat anak terutama ibu dalam pemenuhan

stimulasi pada anak, apabila orang tua tidak dapat memberikan stimulasi secara

teratur karena faktor tertentu seperti pekerjaan, maka sebaiknya orang tua

mengarahkan pada pengasuh atau keluarga terdekat yang mengasuh anak tersebut

agar dapat memberikan stimulasi tersebut menggantikan mereka agar pemberian

stimulasi pada anak tetap terjaga, dan apabila anak di curigai mengalami

keterlambatan dalam perkembangan, maka disarankan untuk segera

memeriksakannya ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat agar anak bisa

mendapat penanganan atau edukasi untuk menemukan solusi permasalahan

dengan cepat dan tepat. Karena alasan tersebut membuat peneliti bermaksud untuk

melakukan penelitian “Hubungan pemberian stimulasi orang tua dengan

perkembangan anak usia prasekolah di Paud Miftahul Ulum Ds. Kesamben Wetan

Driyorejo Gresik”.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, yang menjadi rumusan masalah penelitian

adalah apakah ada Hubungan pemberian stimulasi orang tua dengan

perkembangan anak usia prasekolah di Paud Miftahul Ulum Desa Kesamben

Wetan Driyorejo Gresik.


Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Menganalisis hubungan pemberian stimulasi dengan perkembangan anak

pada usia prasekolah di paud miftahul ulum desa kesamben wetan driyorejo

gresik.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi pemberian stimulasi perkembangan anak usia

prasekolah di Paud Miftahul Ulum.

b. Untuk mengidentifikasi perkembangan anak usia prasekolah di Paud Miftahul

Ulum Desa Kesamben Wetan Driyorejo Gresik.

c. Untuk menganalisis hubungan pemberian stimulasi orang tua dengan

perkembangan anak usia prasekolah di Paud Miftahul Ulum Desa Kesamben

Wetan Driyorejo Gresik.

Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Data yang diambil dari hasil penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai

informasi dan masukan dalam pengenmbangan ilmu pengetahuan dan

penerapannya khususnya di bidang keperawatan.

1.4.2. Manfaat Praktis


a. Bagi Responden

Diharapkan dengan penelitian ini bisa digunakan sebagai informasi tambahan

tentang seberapa pentingnya pemberian stimulasi untuk anak usia prasekolah

yang masih dalam tahap perkembangan

b. Bagi Tempat Penelitian

Diharapkan dapat digunakan sebagai informasi tambahan terkait dengan

adanya penelitian tentang perkembangan anak usia prasekolah

c. Bagi Keperawatan

Diharapkan penelitian ini bisa digunakan sebagai informasi terkait pemberian

stimulasi terhadap tumbuh kembang anak usia sekolah

d. Bagi Penelitian Selanjutnya

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan refrensi untuk

penelitian selanjutnya.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan disajikan landasan teoritis yang mendasari masalah yang

akan diteliti, meliputi 1) Konsep Dasar Perkembangan, 2)Konsep Dasar Anak

Usia Prasekolah, 3) Konsep Dasar Stimulasi Anak Usia Prasekolah, 4) Teori

Konsep Keperawatan, dan 5) Hubungan Antar Konsep

2.1. Konsep Dasar Perembangan

2.1.1. Pengertian Perkembangan

Perkembanagn memiliki berbagai pengerttian menurut beberapa ahli,

sebagai berikut :

Menurut Taylor (2011), dalam (Arif et al., 2019), Perkembangan

(development) merupakan suatu pola yang teratur terkait dengan perubahan

struktur, pikiran, perasaan, pikiran, atau perilaku dan dihasilkan oleh proses

pematangan, pembelajaran, dan pengalaman. Perkembangan merupakan suatu

proses yang dinamis dan juga berkesinambungan seiring dengan berjalannya

waktu, dan ditandai dengan serangkaian kenaikan, kondisi yang konstan, dan

penurunan. Proses tumbuh kembang manusia berasal dari efek yang terkait

dengan faktor keturunan maupun lingkungan. Manusia secara bersamaan

mengalami suatu proses tumbuh kembang secara fisik, psikososial, dimensi


spiritual, dan moral, kognitif dengan masing-masing dimensi yang merupakan

bagian penting dari keseluruhan pribadi.

Menurut Soetjiningsih (1995), dalam (Dewi et al., 2015), perkembangan

merupakan bertambahnya skill (kemampuan) dalam fungsi dan struktur tubuh

yang komplek dalam pola teratur, sebagai hasil dari proses pematangan anak.

Proses itu menyangkut adanya diferensiasi dari sel jaringan, tubuh, organ, dan

sistem organ dan berkembang sehingga dapat memenuhi fungsinya masing-

masing. Hal tersebut merupakan perkembangan emosi, intelektual dan tingkah

laku sebagai hasil interaksi lingkungan. Sedangkan tercapainya tumbuh kembang

anak di pengaruhi oleh potensial biologisnya.

Perkembangan merupakan sebuah proses yang terjadi terus menerus dan

tidak pernah berhenti. Setiap aspek perkembangan individu baik sosial, emosi,

intelegensi maupun fisik ini saling mempengaruhi.

Setiap individu yang normal akan mengalami suatu tahap perkembangan

yang berarti dalam menjalani hidupnya individu akan mengalami fase-fase dalam

perkembangan dari bayi hingga masa tua. Perkembangan itu mengikuti arah atau

pola tertentu.

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi tumbuh kembang

Ada beberapa faktor- faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada

anak, yaitu:

1. Faktor Genetik

a. Berbagai bawaan yang normal dan patologik

b. Jenis kelamin

c. Suku bangsa
2. Faktor lingkungan

a. Faktor Pre Natal

Gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endrokin, radiasi, infeksi, stress,

imunitas, anoksia embrio.

b. Faktor Post Natal

1) Faktor Lingkungan Fisik

Cuaca, sanitasi, keadaan rumah, musim

2) Faktor Lingkungan Sosial

Stimulasi, Motiva belajar, stress, ganjaran atau hubungan yang

wajar, kelompok sebaya, cinta dan kasih sayang

3) Faktor Lingkungan Biologis

Ras, gizi, umur, kepekaan terhadap penyakit,perawatan Kesehatan,

jenis kelamin penyakit kronis dan hormon

4) Faktor Lingkungan Keluarga dan adat istiadat lain

Pendidikan orang tua, stabilitas rumah tangga, pekerjaan, jumlah

saudara, agama, kepribadian orang tua, adat istiadat dan norma-

norma

3. Gizi dan Penyakit

Pertumbuhan yang baik bergantung pada Kesehatan organ-organ tubuh dan

dapat terganggu apabila jumlah sala satu zat yang mencapai tubuh berkurang.

2.1.3. Aspek Perkembangan Anak

Menurut Depkes (2016), dalam (Dewi et al., 2015), ada 4 aspek tumbuh

kembang anak yang perlu dipantau, yaitu:

1. Motorik kasar atau gerak kasar


Gerak kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak

melakukan pergerakan dengan sikap tubuh yang meliputih otot-otot besar.

2. Motorik halus atau gerak halus

Gerak halus adalah kemampuan anak melakukan yang melibatkan bagian

tertentu tubuh dan dilakukan oleh otot kecil, tapi memerlakukan koordinasi

yang cermat seperti menulis dan mengamati sesuatu

3. Sosialisasi dan kemandirian

Kemampuan anak saat perpisah dengan ibu/pengasuh, berisolasi dan

berinteraksi dengan lingkunan dan bisa melakukan sesuatu dengan mandiri

seperti makan sendiri dan membereskan mainan selesai bermain

4. Kemampuan bicara dan Bahasa

Kemampuan dalam memberikan respon terhadap suara, berbicara, mengikuti

perintah, berkomunikasi dengan orang lain dsb.

2.2. Konsep Dasar Anak Usia Prasekolah

2.2.1. Pengertian Anak Prasekolah

Anak prasekolah atau bisa dibilang awal masa kanak –kanak adalah

anak pada usia 3 sampai 6 tahun. Pada anak Usia prasekolah bisa dikatakan

sebagai masa bermain anak, karena pada waktu ini aktivitas anak akan di isi

dengan bermain, dan selama ini juga mainan merupakan alat yang sangat

penting dari aktivitas bermain. usia prasekolah pada anak merupakan usia

paling peka bagi anak, sehingga di usia ini menjadi titik tolak paling strategis

untuk mengembangkan kualitas seorang anak di masa depan. Anak prasekolah

adalah anak yang sudah berusia antara 3-6 tahun tahun. Dalam usia ini
anak umumnya mengikuti program anak untuk usia 3 tahun dan 5 tahun

dan kelompok bermain usia 3 tahun, sedangkan pada usia 4-6 tahun mereka

akan mengikuti program Taman Kanak-kanak (Suhartanti et al., 2019).

2.2.2. Kebutuhan Dasar Anak Prasekolah

Peran ibu untuk pemenuhan kebutuhan dasar anak,

dikelompokan menjadi 3 menurut(Thabita et al., 2012), meliputi:

1. Kebutuhan asih

Kebutuhan asih dalam pemenuhan kebutuhan meliputi, pemberian kasih sayang,

perhatian, rasa aman, perhatian, kehangatan dari keluarga kepada anak

sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai usianya.

2. Kebutuhan asuh

Kebutuhan asuh untuk pemenuhan kebutuhan emosi atau kasih sayang meliputi

pemenuhan kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya

dapat terpelihara, sehingga diharapkan anak dapat menjadi anak – anak yang

sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual.

3. Kebutuhan asah

Kebutuhan asah dalam pemenuhan stimulasi mental meliputi memenuhi kebutuhan

pendidikan anak, sehingga menjadi anak yang mandiri dalam mempersiapkan

masa depan.

2.2.3. Ciri-ciri Anak Usia Prasekolah

Ciri-ciri perkembangan anak pada usia prasekolah (Suhartanti et al., 2019)

dibagi menjadi berikut ini:

1. Perkembangan Kognitif
a. Pengembangan Kognitif Menurut Teori Piaget

pada teori kognitif piaget, maka perkembangan kognitif pada masa awal

anak dinamakan sebagai tahap praoperasional, yang berlangsung di usia

2 sampai tahun. Pada tahap ini tahap perkembangan anak dibagi menjadi

2 tahap, yaitu:

1) Subtahap prakonseptual

Subtahap prakonseptual adalah subtahap pemikiran praoperasional

anak di mana tahap ini terjadi kira-kira terjadi pada anak usia 2 sampai

4 tahun. Di subtahap ini anak mulai mengembangkan kemampuannya

untuk menggambarkan suatu objek secara mental yang harusnya tidak

ada menjadi sesuatu yang lain. contohyna, apabila ada mobil mainan

yang terbuat dari plastik adalah yang nyata, maka mewakili mobil

yang sesungguhnya. Pada tahap ini dapat dianggap sebagai suatu

pencapaian kognitif yang penting. Melalui pemikiran yang simbolis,

anak usia prasekolah mulai dapat memproses apa yang mereka

ketahui.

2) Subtahap Intuitif

Kata intuitif biasa digunakan untuk merujuk kepada suatu subtahap

yang kedua dari pemikiran praoperasional anak yang berada dalam

periode 4 sampai 7 tahun. Pada subtahap ini, meski aktifitas mental

tertentu sudah terjadi (seperti cara-cara anak mengukur,

mengelompokkan dan menghubungkan suatu objek), tetapi anak

masih belum sadar mengenai prinsip yang melandasi terbentuknya

suatu aktifitas tersebut. Walaupun disini anak sudah dapat


memecahkan masalah yang berhubungan dengan aktifitas ini, namun

masih belum bisa menjelaskan alasan yang tepat untuk pemecahan

suatu masalah menurut cara tertentu, sehingga perkembangan yang

dialami anak meningkat kompleks, namun proses pemikiran dan

penalarannya itu sendiri masih mempunyai ciri keterbatasan tertentu.

b. Perkembangan Metakognitif

Metakognitif adalah proses memunculkan rasa ingin tahu karena kita

menggunakan proses kognitif kita sendiri. Pengetahuan kita tentang

proses kognitif bisa membantu kita memandu dalam menata suasana dan

menyeleksi suatu strategi dalam meningkatkan kemampuan dalam segi

kognitif kita diwaktu yang mendatang. Anak-anak pada usia 3 tahun

sudah bisa memahami bahwa pikiran ialah peristiwa interna yang

menyenangkan, unik, dan refrensi bagi manusia.

c. Perkembangan Presepsi

Sejak anak lahir hingga mencapai usia prasekolah, kemampuan mereka

dalam mendapatkan informasi masih terbatas. kadang anak usia

prasekolah bisa merasakan stimulus pendengaran dan penglihatan seperti

orang dewasa, akan tetapi dilain waktu mereka juga tidak bisa

merasakannya. Anak prasekolah bisa membuat penilaian perseptual yang

sederhana, sebagaimana yang bisa dilakukan oleh orang dewasa, memori

atau reorganisasi kognitif relatif kecil ini juga bisa dilibat kan kedalam

penilaian ini.

d. Perkembangan Memori
Daripada bayi cara mengukur memori anak jauh lebih muda, karena

reaksi secara herbal telah diberikan kepada anak-anak. Komponen

penting dari anak pada usia prasekolah yaitu:

1) Memori dalam jangka pendek

Dalam memori ini, anak hanya mampu menyimpan 15 hingga 30

detik informasi yang dapat ditampung tanpa ada Latihan ataupun

pengulangan. memori ini biasa diukur dalam rentang memori

(memory span), ya itu jumlah informasi yang dapat diulang dengan

tepat setelah satu penyajian tunggal. Materi yang dipakai ialah

rangkaian urutan yang tidak ada hubungan satu sama lain, berupa

symbol, angka atau huruf. Tes untuk rentang memori biasanya

dimasukkan kedalam tes intelegasi yang dilakukan itemnya

(Chaplin, 2002). Dengan menggunakan tes tersebut, tdapat

dibuktikan bahwa rentang memori dapat meningkat bersamaan

dengan tumbuhnya anak menjadi lebih besar.

2) Memori dalam jangka Panjang

Umumnya anak yang masih kecil memiliki kemampuan memori

rekognisi, yaitu suatu kesadaran bahwa seseorang, objek, atau

peristiwa itu sudah pernah dipelajarinya pada masa lalu, tetapi anak

masih kurang mampu dalam memanggil kembali dalam ingatan

sesuatu yang telah dipelajari tersebut atau bisa disebut memori

recall. Pada studi yang dilakukan brown dan csott, dapat dilihat

bahwa anak pada usia 4 tahun mencapai ketepatan 75% dari

waktunya dalam merekognisi gambar yang telah diperlihatkan pada


satu minggu sebelumnya. Studi yang juga menunjukkan bahwa anak

memiliki memori rekognisi yang baik meskipun telah mengalami

penundaan untuk waktu yang lama.

e. Perkembangan Atensi

Atensi terjadi pada anak sejak masih bayi. Aspek atensi yang

berkembang pada bayi ini memiliki artti penting selama usia

prasekolah. Meskipun atensi pada bayi Berpengaruh besar pada

perkembangan kognitif selama prasekolah, namun kemampuan untuk

memusatkan perhatian berubah selama prasekolah secara signifikan.

Kekurangan dalam perhatian selama prasekolah menyangkut dimensi

yang relevan untuk mengerjakan suatu tugas dengan baik, misalnya,

ketika masalah terdapat kelucuan yang menarik perhatian dan memberi

arah untuk memecahkan masalah. Anak prasekolah dipengaruhi oleh ciri-

ciri tugas yang menonjol, seperti tingkah lucu badut yang menarik

perhatian.

2. Perkembangan Fisik

a. Perkembangan Otak

Pada perkembangan fisik yang biasanya terjadi pada masa awal anak-

anak perkembangan otak dan sistem saraf yang berkelanjutan sangatlah

penting. Meski otak akan terus tumbuh pada masa awal anak-anak,

namun pertumbuhannya itu juga tidak seperti yang terjadi pada masa

bayi, karena pada bayi yang berusia 2 tahun, ukuran otaknya mencapai

rata-rata sekitar 75% dari otak orang dewasa, dan pada saat bayi berusia

5 tahun, ukuran otaknya telah berkembang mencapai 90% otak yang


dimiliki orang dewasa. Selama masa awal anak-anak proses pertumbuhan

otak biasanya disebabkan oleh bertambahnya ukuran dan jumlahh urat

saraf yang berujung di dalam di dalam dan di sekitar daerah otak,, dan

juga disebabkan oleh pertumbuhan myelination, ialah proses sel-sel urat

saraf yang ditutup dan disekat pleh lapisan sel lemak. Proses ini

berdampak kepada peningkatamn kecepatan penangkapan informasi yang

berjalan melalui sistem urat saraf.

b. Perkembangan Motorik

Pada perkembangan Motorik pada masa awal anak-anak dibagi menjadi 3

yaitu :

1) Pada Usia 2,5 Sampai 3,5

Pada masa itu anak harusnya sudah bisa Berjalan dengan baik, Berlari

lurus ke depan, dan Melompat untuk perkembangan motorik kasar anak,

sedangkan untuk perkembangan motorik halus anak harusnya sudah bisa

Meniru sebuah lingkaraan, menulis meski masih terlihat seperti cakar ayam,

mulai bisa makan menggunakan sendok, dan menyusun beberapa kubus

kotak.

2) Pada Usia 3,5 Sampai 4,5 Tahun

Pada masa itu anak harusnya sudah bisa Berjalan sebanyak 80% langkah

orang dewasa, berlari 1/3 kecepatan yang dimiliki orang dewasa, Melempar

dan menangkap bola besar, meski lengan masih kaku sebagai tumbuh

kembang motorik kasarnya. Sedangkan untuk tumbuh kembang motorik

halus anak harusnya sudah bisa mengancingkan bajunya, bisa meniru bentuk

sederhana dan membuat gambar sederhana.

3) Pada Usia 4,5 Sampai 5,5 Tahun


Pada masa itu anak harusnya sudah bisa menyeimbangkan badannya

dengan menggunakan satu kaki, berlari dengan jauh tanpa jatuh, dan

bisa berenang di air yang dangkal untuk tumbuh kembang motorik

kasarnya. Sedangkan untuk motorik halus anak harusnya sudah bisa

menggunting, menggambar sesuatu, meniru huruf dan angka

sederhana, dan membuat susunan kompleks dengan kotak-kotak.

3. Perkembangan Psikososial

Masa awal anak ditandai dengan perkembangan psikososial yang pesat.

Permainan, hubungan dengan orang lain, dan perkembangan moral menjadi

aspek penting dalam perkembangan psikososial pada masa awal anak-anak.

Berikut ini adalah pembahasannya :

a. Perkembangan Hubungan Dengan Orang Tuah

Selama masa prasekolah anak, hubungan anak dengan orang tua atau

pengasuhnya menjadi dasar bagi perkembangan emosional dan sosial

pada anak. Aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah

gaya pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua atau pengasuh anak.

1) Pengasuhan Otoritatif (authoritative parenting)

Pengasuhan Otoritatif adalah pengasuhan yang memperlihatkan

pengawasan yang ekstra ketat terhadap tingkah laku yang terjadi

pada anak, tetapi mereka juga menghargai, responsif, dan

menghormati perasaan, pemikiran, serta mengikutsertakan anak

dalam pengambilan keputusan. Anak usia prasekolah yang memiliki

orang tua yang otoritatif cenderung lebih percaya pada diri,


pengawasan diri sendiri, dan mampu bergaul dengan teman-teman

seumurannya.

2) Pengasuhan Otoriter (authoritarium parenting)

Pengasuhan Otoriter adalah pengasuhan yang membatasi dan

menuntut anak untuk menaati perintah-perintah dari orang tuanya.

Pola asuh orang tua yang otoriter mereka menetapkan batas yang

tegas dan tidak memberi peluang yang besar bagi anak untuk

mengemukakan pendapat mereka.

3) Pengasuhan Permisif (permisif parenting)

Pengasuhan Permisif dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu:

pertama, pengasuhan (permissive-indulgent) adalah gaya pengasuhan

dimana orang tua menjadi sangat terlibat dalam kehidupan anak,

tetapiorang tua hanya menetapkan sedikit batas atau kendali atas

mereka. Pengasuhan (permissive-indulgent) diasosiasikan dengan

kekurangan dalam kemampuan pengendalian diri anak, karena orang

tua permisif-indulgent cenderung membiarkan anak mereka

melakukanapa yang mereka inginkan tanpa memberikan kebebasan,

dan akibatnya anak menjadi tidak belajar mengendalikan perilaku

mereka dan selalu mengharapkan agar semua keinginannya dituruti.

Kedua pengasuhan (primissive-indifferent), primissive-indifferent

adalah gaya pengasuhan dimana orang tua tidak terlibat apapun

dalam kehidupan anaknya. Anak yang dibesarkan oleh orang tua

dengan gaya primissive-indifferent dibiarkan membuat keputusan

sendiri dan hal itu membuat anak cenderung menjadi kurang percaya
diri, pengendalian diri mereka sangat buruk, dan rasa harga diri

mereka rendah.

4) Perkembangan Hubungan Dengan Teman Sebaya

kelompok teman sebaya memiliki fungsi yang penting yaitu

menyediakan informasi dan perbandingan mengenai dunia luar

keluarga. Anak akan menerima umpan balik tentang kemampuan

mereka dari kelompok teman sebaya mereka.

5) .Perkembangan Moral

Teori belajar sosial dapat melihat tingkah laku moral anak sebagai

respons atas stimulus mereka. dalam hal ini, proses penghukuman,

penguatan, dan peniruan digunkan dalam menjelaskan perilaku

moral anak. Bila anak diberi hadiah atas perilaku anak yang sesuai

arahan dan kontrak sosial, mereka cenderung akan mengulani

perilaku tersebut. Sebaliknya, bila mereka dihukum atas perilaku

mereka yang tidak bermoral, maka perilaku itu akan cenderung

berkurang atau bahkan hilang.(desmita, 2008).

4. Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah dapat diukur menggunakan

indeks perkembangan untuk yaitu MLU (Mean Length of Untterance), sebuah

indeks pada perkembangan bahasa didasari dari jumlah kata pada suatu

kalimat. Brown mengidentifikasi 5 tahap pada perkembangan bahasa anak

prasekolah dengan menggunakan MLU, yaitu:

a. Tahap I
Pada tahap ini anak berusia 12 sampai 26 bulan dan pada usia itu

perkembangan bahasa anak dapat diukur menggunakan MLU 1 sampai 2

untuk mengukur apakah anak suudah bisa mengetahui perbedaan kata

yang terdiri atas kata benda dan juga kata kerja, dengan sedikit kata bantu

dan kata kata sifat.

b. Tahap II

Pada tahap ini anak berusia 27 sampai 30 bulan dan pada usia itu

perkembangan bahasa anak dapat diukur menggunakan MLU 2 sampai

2,5 untuk mengukur apakah anak suudah bisa mengetahui kalimat yang

lebih kompleks, kata majemuk terbentuk, menggunakan reprosisi, kata

kerja yang tidak beraturan, tensisi, dan berbentuk jamak.

c. Tahap III

Pada tahap ini anak berusia 31 sampai 34 bulan dan pada usia itu

perkembangan bahasa anak dapat diukur menggunakan MLU 2 sampai

2,5 untuk mengukur apakah anak sudah bisa memunculkan pertanyaan

“ya-tidak”, apa, siapa, dimana”, dan kata-kata negatif (perintah

permohonan) sudah digunakan.

d. Tahap IV

Pada tahap ini anak berusia 35 sampai 40 bulan. Pada usia itu

perkembangan bahasa anak dapat diukur menggunakan MLU (3 sampai

3,75) dan pada saat itu Perbendaharaan kata anak harusnya sudah

meningkat, penggunaan kata anak sudah lebih konsisten, dan sudah

mengaitkan kalimat yang satu di dalam kalimat yang lain.

e. Tahap V
Pada tahap ini anak berusia 41 sampai 46 bulan. Pada usia itu

perkembangan bahasa anak dapat diukur menggunakan MLU (3,75

sampai 50) dan pada tahap ini kalimat anak telah kompleks dan dengan

menggabungkan 2 atau lebih kalimat, hubungan-hubungan proporsisi

terkoordinasi dan kalimat sederhana.

2.3. Konsep Dasar Stimulasi Anak Usia Prasekolah

2.3.1. Definisi Stimulasi

Menurut Kusnandi Rusmi, (2010) dalam (Sari & Surakarta, 2013),

menggambarkan bahwa stimulasi merupakan rangsangan yang dilakukan sejak

bayi baru lahir (bahkan sebaiknya sejak janin 6 bulan dalam kandungan) dan

dilakukan setiap hari, untuk merangsang indera anak (pendengaran, paraba

penglihatan, pengecap, penciuman,). Selain itu harus pula merangsang gerak halus

dan gerak kasar pada kaki, tangan dan jari-jari, dan mengajak berkomunikasi,

serta merangsang perasaan yang dapat menyenangkan perasaan anak.

2.3.2. Prinsip-prinsip Dalam Stimulasi

Pada saat pemberian stimulasi terdapat beberapa prinip dalam pemberian

stimulasi tersebut menurut (Nisa & Suwardi, 2021), yaitu:

1. Stimulasi dilakukan dengan landasan rasa cinta dan kasih sayang

2. selalu tunjukkan sikap dan perilaku yang baik, karena anak akan meniru

tingkah laku orang – orang terdekat dengannya

3. Berikan stimulasi sesuai dengan umur anak


4. lakukan stimulasi dengan mengajak anak bermain, menyenangkan, bernyanyi,

tanpa paksaan.

5. lakukan stimulasi bertahap dan berkelanjutan sesuai umur anak terhadap

setiap aspek perkembangan anak.

6. gunakan alat bantu yang aman ,sederhana dan ada di sekitar anak.

7. beri anaklaki – laki dan perempuan kesempatan yang sama.

8. Beri anak pujian atau hadiah bila perlu seteiap anak mencapai keberhasilan.

2.3.3. Tujuan Pemberian Stimulasi

Menurut Suherman (2000) dalam (Sari & Surakarta, 2013), tujuan dalam

tindakan pemberian stimulasi adalah untuk membantu anak mencapai tingkat

perkembangan secara optimal. Tindakan ini meliputi aktifitas untuk merangsang

perkembangan anak, seperti latihan berbicara, gerak, kemandirian, berfikir dan

sosialisasi. Stimulasi dilakukan oleh orangtua dan keluarga setiap ada kesempatan

atau sehari hari. Stimulasi dilakukan sesuai dengan umur anak dan prinsip

stimulasi.

2.3.4. Stimulasi Pada Perkembangan Anak Usia Prasekolah

Setelah berusia 3 tahun selain mengembangkan kemampuan-kemampuan

anak, stimulasi juga di arahkan untuk kesiapan bersekolah seperti memegang

pensil dengan baik, berhitungg sederhana, mengenal angka dan huruf, menulis,

mengerti perintah sederhana, dan bisa berbagi dengan teman dan

kemandirian(Dewi et al., 2015).

Stimulasi untuk anak prasekolah di usia 3-5 tahun bisa diberikan kepada

anak dalam bentuk interaksi dengan orang disekitar anak. Perangsangan dapat
dilakukan di rumah (oleh pengasuh dan keluarga) namun dapat pula di teman

sebaya di taman kanak-kanak atau sejenisnya (Dewi et al., 2015).

Hal ini dapat membantu anak dalam membentuk cara dia berpikir dan

kepribadian anak hingga dia dewasa. Beberapa stimulasi perkembangan anak usia

prasekolah yang bisa dilakukan oleh orang di sekitar anak adalah sebagai berikut

(Dewi et al., 2015):

1. Membaca buku dengan anak. Membacakan buku unuk si kecil seperti cerita

sebelum tidur merupakan kebiasaan interaksi yang tidak hanya

menyenangkan, namun juga mendidik.

2. Ajak anak untuk membantu bunda dalam mengerjakan pekerjaan rumah

sedehana seperti: menyapu, dll.

3. Kalau anak melakukan sesuatu yang salah, maka jelaskan bahwa apa yang

dilakukan nya adalah hal yang tidak boleh dilakukan, dan beritahu dia

perbuatan apa lebih baik

4. Bila anak merasa kecewa atau marah karena suatu masalah, maka bantu anak

dalam menemukan solusi untuk masalah tersebut.

5. Dorong anak untuk bermain dengan anak lain di sekitarnya, agar dia bisa

belajar akan nilai berbagi dan persahabatan

6. Ajak anak berbicara menggunakan cara bicara seperti dengan sesame orang

dewasa. Hal ini dapat membantu dalam pengembangan kemampuan bahasa

anak.

7. Ajak anak dalam menagmbil keputusan sederhana, seperti mengajak anak

dalam memilih pakaian yang ingin dia pakai hari ini.

2.4. Teori Konsep Keperawatan


Teori dari Kathryn E. Barnard, dalam (Mathew, 2016) dimulai dengan

mempelajari anak dan orang dewasa dengan cacat mental dan fisik, lalu berpindah

ke kegiatan anak sehat, dan diperluas menjadi metode mengevaluasi pertumbuhan

dan perkembangan pada anak dan interaksi antara ibu dengan anak, dan pada

akhirnya menjadi bagaimana lingkungan disekitar dapat mempengaruhi

perkembangan untuk anak dan keluarga. Teorinya meminjam dari psikologi dan

perkembangan manusia dan berfokus pada interaksi ibu-bayi dengan lingkungan.

Model ini terdiri dari 4 komponen yaitu :

1. Caregiver

Caregiver merupakan Konsep yang berhubungan dengan pola asuh orang tua

adalah kesehatan fisik orang tua, kesehatan mental orang tua, koping dan

status pendidikan yang dimiliki orang tua

2. Lngkungan Hidup

Lingkungan hidup merupakan konsep penting yang bererkaitan dengan

lingkungan seperti sumber daya, benda mati, dan makhluk hidup. Sumber

daya di lingkungan meliputi apa yang tersedia atau yang ada untuk

mendukung atau menghalangi hubungan termasuk orang lain dan keuangan.

Lingkungan mati meliputi aspek nonsosial yang dapat memengaruhi indera

seperti ruang, material, mainan, suara, kekayaan, atau perampasan.

Lingkungan hidup mewakili aspek sosial dari pengasuh.

3. Anak

Konsep yang berkaitan dengan anak adalah temperamen dan regulasi.

Temperamen adalah ciri perilaku dan kemampuan anak untuk menenangkan


diri. Kemampuan anak untuk membangkitkan respons yang diinginkan dari

pengasuh dan mengacu pada regulasi.

4. Interaksi

Dalam interaksi, kepekaan terhadap isyarat melibatkan kesesuaian respons

pengasuh terhadap isyarat yang diprakarsai oleh anak yang mendorong

pertumbuhan emosional dan pertumbuhan kognitif.

2.5. Hubungan Antar Konsep

Pada proses perkembangan anak usia prasekolah ada beberapa faktor yang

mempengaruhi proses tersebut yaitu faktor genetik seperti (jenis kelamin, Suku

bangsa, dan erbagai bawaan yang normal dan patologik), ada juga faktor Gizi dan

penyakit dimana pertumbuhan yang baik bergantung pada Kesehatan organ-organ

tubuh dan dapat terganggu apabila jumlah sala satu zat yang mencapai tubuh

berkurang, dan ada juga faktor lingkungan yang terbagi menjadi 2 yaitu faktor pre

natal yang terdiri dari (Gizi pada waktu hamil, Mekanis Gizi pada waktu hamil,

Mekanis, Toksin, Endrokin, Radiasi, dan Infeksi) dan Post natal yang terdiri dari (

Keadaan Rumah, Gizi, Umur, Kepekaan, Stimulasi, Kasih sayang, Agama, Adat

istiadat dan Stimulasi).

Dalam teori yang dikembangkan oleh Kathryn E. Barnard juga

mengatakan bahwa pentingnya peran interaksi orang tua dengan anak dalam

proses tumbuh kembang maupun status Kesehatan anak, dimana interaksi yang

dimaksud adalah pemberian stimulasi oleh orang tua kepada anak. Resiko

kurangnya pemberian stimulasi pada anak membuat proses perkembangan anak

menjadi terlambat dan menyebabkan anak akan menjadi kurang percaya diri pada

saat bertemu dengan teman-teman sebayanya.


BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL & HIPOTESIS

Anda mungkin juga menyukai