Anda di halaman 1dari 20

HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI ORANG TUA DENGAN PERKEMBANGAN

ANAK USIA PRASEKOLAH DI PAUD MIFTAHUL ULUM DESA KESAMBEN


WETAN DRIYOREJO GRESIK
(The Relationship of Giving Parental Stimulation with the Development of Preschool Age
Children in Miftahul Ulum Early Childhood Education, Kesamben Wetan Village, Driyorejo
Gresik)

Muhammad Dyon Junaedi Syahputra, S.kep1 Faridah, SST., M.Kes 2


1
Mahasiswa Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya
2
Dosen Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya Jl.
Gadung no 1 Surabaya
*Korespondensi : @gmail.com

ABSTRAK

Anak pada usia prasekolah proses perkembangannya akan naik dengan pesat. Apabila ada
penyimpangan pada masa itu hal itu akan sangat menghambat anak. Namun kebanyakan orang
tua tidak memiliki waktu kurang untuk berinteraksi dengan anak dan kurang memperhatikan
anak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pemberian stimulasi dengan
perkembangan anak pada usia prasekolah di paud miftahul ulum desa kesamben wetan driyorejo
gresik.

Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan variabel independen (Stimulasi) dan
dependen (perkembangan anak). Instrumen pengambilan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuisioner stimulasi dan KPSP melalui google form, jumlah populasi 47 anak dengan
sampel 42 responden orang tua menggunakan teknik Probability Sampling dengan menggunakan
simple random sampling. Analisis data menggunakan uji korelasi Spearman rho.

Hasil dari penelitian kebanyakan orang tua memberikan stimulasi yang kurang (42,9%), dan
proses perkembangan anak cenderung meragukan (45,2%), uji statistik Spearman's Rho dengan
menggunakan aplikasi SPSS 25.0 for windows dengan nilai significant ρ value = 0,019 yang
lebih kecil dari nilai α yaitu 0,05 (ρ<0,05) maka ada hubungan antara pemberian stimulasi oleh
orang tua dengan proses perkembangan anak usia prasekolah di Paud Miftahul Ulum Desa
Kesamben Wetan Driyorejo Gresik.

Pengawasan dan pemberian stimulasi yang baik memungkinkan anak tidak mengalami masalah
dalam proses perkembangan. Pengawasan dan perhatian orang tua sangat diperlukan untuk
melihat proses perkembangan anak apakah sudah sesuai atau terjadi penyimpangan pada anak.
Sehingga, disarankan kepada orang tua, wali, orang terdekat anak agar dapat mengawasi serta
memberikan stimulasi yang cukup bagi anak.

Kata Kunci : Stimulasi, Perkembangan anak prasekolah


ABSTRACT
Children at preschool age, the development process will increase rapidly. If there are deviations
at that time it will greatly hinder the child. But most parents do not have less time to interact
with children and pay less attention to children. The purpose of this study was to analyze the
relationship between the provision of stimulation and the development of children at preschool
age at Miftahul Ulum Early Childhood Education, Kesamben Wetan Village, Driyorejo Gresik.
The study used a cross sectional design with independent (stimulation) and dependent (child
development) variables. The data collection instrument used in this study was a stimulation
questionnaire and KPSP through google form, a population of 47 children with a sample of 42
parents respondents using the Probability Sampling technique using simple random sampling.
Data analysis used Spearman rho correlation test.
The results of the study mostly parents provide less stimulation (42.9%), and the process of child
development tends to be doubtful (45.2%), Spearman's Rho statistical test using SPSS 25.0 for
windows application with a significant value value = 0.019 which is more is smaller than the
value of , which is 0.05 (ρ<0.05), then there is a relationship between the provision of
stimulation by parents and the development process of preschool-aged children in Miftahul
Ulum Paud, Kesamben Wetan Village, Driyorejo Gresik.
Giving good stimulation allows children not to experience problems in the development process.
Supervision and attention of parents is needed to see whether the child's development process is
appropriate or there are deviations in the child. So, it is recommended to parents, guardians, the
closest people to the child to be able to supervise and provide sufficient stimulation for the child.
Keywords: Stimulation, Development of preschool children
PENDAHULUAN masalah tersebut sangat menghambat
perkembangan anak (Larasati, 2017). Setiap
Masalah gangguan perkembangan yang
anak akan melewati proses tumbuh dan
terjadi pada anak merupakan masalah yang
berkembang sesuai dengan tahapan usianya.
serius terutama pada anak usia prasekolah
Proses perkembangan anak dapat dilihat dari
karena pada usia tersebut perkembangan
kemampuan motorik, sosial, emosional dan
anak naik dengan pesat dari 50% menjadi 80
kemampuan berbahasa serta kemampuan
%, terutama pada perkembangan kognitif,
kognitif anak (Prastiwi, 2019). Salah satu
fisik, motorik dan psikososial. Karena
aspek penting pada proses perkembangan
perkembangan pada usia prasekolah sangat
anak pada usia prasekolah adalah
cepat maka jika ada masalah pada
perkembangan motorik, karena
perkembangan anak di usia prasekolah,
perkembangan motorik merupakan awal
kecerdasan dan emosi sosial anak (Larasati, Rahmawati, 2014). Berdasarkan hasil yang
2017). Keluarga memiliki peran penting didapatkan oleh Riset Kesehatan Dasar
bagi proses tumbuh dan berkembang anak, (Riskesdas) tahun 2018 Indeks diketahui
proses tersebut berkaitan dengan perawatan bahwa perkembangan anak yang berada
anak yaitu peran pengasuhan (parenting usia 36-59 bulan untuk aspek fisik
role), dalam menjalankan peran tersebut persentase perkembangan mereka sebesar
keluarga sangat dipengaruhi oleh 97,8%, aspek sosial emosional sebesar
keterlibatan ibu dalam pengasuhan anak, 69,9%, dan aspek learning sebesar 95,2%,
latar belakang pendidikan orang tua, sehingga setelah dijumlah total indeks
pengalaman sebelumnya dalam mengasuh perkembangan Indonesia tahun 2018 sebesar
anak, stress yang dialami orang tua, dan 88,3% (Riskesdas, 2018). Setelah
hubungan suami istri (Sukoati et al., 2012). pemeriksaan yang dilakukan di jawa timur
Berdasarkan fenomena yang dilihat, terjadi oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI),
pada salah satu anak yang bersekolah di terdapat 2.634 anak dengan Hasil
Paud Miftahul Ulum. Kebetulan ibu anak pemeriksaan perkembangan normal sesuai
tersebut bekerja, Sang ibu kurang usia sebesar 53%, meragukan dan harus
berinteraksi dengan anaknya terutama dalam dilakukan pemeriksaan lebih detail sekitar
pemberian stimulasi. Karena hal itu anak 13% dan yang mengalami penyimpangan
tersebut mengalami keterlambatan dalam terhadap perkembangan sebanyak 34%.
perkembangan. Sekitar 10% dari penyimpangan terhadap
perkembangan adalah aspek motorik kasar,
Anak merupakan generasi penerus bangsa
terdapat juga 30% pada motorik halus,
yang layak untuk mendapatkan perhatian
bicara bahasa 44% dan sosialisasi
dan setiap anak memiliki hak untuk
kemandirian 16% (cempakawati, 2016).
mencapai perkembangan. Perkembangan
Setelah studi pendahuluan yang dilakukan
pada anak meliputi perkembangan kognitif,
oleh peneliti melalui wawancara dengan 5
social, perilaku dan emosi yang optimal.
orang tua yang memiliki anak di Paud
(Prastiwi, 2019). Namun WHO (World
Miftahul Ulum Ds. Kesamben Wetan
Health Organitation) melaporkan bahwa 5-
Driyorejo Gresik pada tanggal 22 April
25% dari anak-anak usia prasekolah
2021. Dari wawancara tersebut peneliti
menderita disfungsi otak minor, termasuk
mendapatkan data bahwa 4 dari 5 orang tua
gangguan perkembangan motorik (Syaiful &
tersebut mengatakan bahwa mereka jarang mengamati gangguan perkembangan yang
melakukan interaksi terutama dalam dialami oleh anak, terutama di daerah
memberikan stimulasi dikarenakan faktor pedesaan masih relatif rendah. Rendahnya
pekerjaan dan di ketahui bahwa 1 dari 4 kemampuan orangtua dalam deteksi dini,
anak tersebut mengalami gangguan mengakibatkan orangtua sering terlambat
perkembangan dalam aspek kemandirian memeriksakan atau berkonsultasi dengan
dan 2 anak mengalami gangguan dalam dokter atau para medis lainnya. Masalah lain
aspek motorik halus. yang terjadi adalah masih banyak orang tua
yang beranggapan bahwa perkembangan
Dalam proses perkembangan anak memiliki
keterampilan motorik pada anak dapat
4 aspek yaitu motorik kasar, motorik halus,
berjalan dengan sendirinya (Larasati, 2017).
bahasa, sosial dan kemandirian. Dalam
Keterlambatan dalam perkembangan yang di
perkembangan ke empat aspek tersebut ada
alami oleh anak dapat menyebabkan anak
beberapa faktor yang mempengaruhinya,
merasa rendah diri, cemburu terhadap anak
faktor yang mempengaruhi perkembangan
lain di sekitarnya, kekecewaan terhadap
anak antara lain faktor genetik, pre natal,
sikap orangtua, menutup diri pada
post natal, riwayat kelahiran (premature) dan
lingkungan sosial, ketergantungan pada
stimulasi (Suwarti, Sri & Yuniarti, Ika,
orang lain dan merasa malu kepada orang
2016). Maka dari itu stimulasi menjadi salah
lain (Tri Purnani et al., 2020).
satu faktor yang mempengaruhi
perkembangan anak usia prasekolah karena Dari permasalahan di atas menurut peneliti
stimulasi merupakan rangsangan yang sangat perlu dilakukan pengawasan lebih
datang dari lingkungan luar anak. Apabila dari orang terdekat anak terutama ibu dalam
anak yang mendapatkan stimulasi yang pemenuhan stimulasi pada anak, apabila
terarah anak akan lebih cepat berkembang orang tua tidak dapat memberikan stimulasi
dibanding dengan anak yang kurang atau secara teratur karena faktor tertentu seperti
tidak mendapatkan stimulasi. Oleh karena pekerjaan, maka sebaiknya orang tua
itu dibutuhkan perhatian dari orang-orang mengarahkan pada pengasuh atau keluarga
yang berada di sekitar lingkungan anak terdekat yang mengasuh anak tersebut agar
untuk memberikan stimulasi. Akan tetapi dapat memberikan stimulasi tersebut
pada saat ini kemampuan yang dimiliki oleh menggantikan mereka agar pemberian
orang tua dalam deteksi dini untuk stimulasi pada anak tetap terjaga, dan
apabila anak di curigai mengalami HASIL
keterlambatan dalam perkembangan, maka
disarankan untuk segera memeriksakannya Pengambilan data penelitian
ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat dilaksanakan pada tanggal 8-11 Juli 2021
agar anak bisa mendapat penanganan atau dengan jumlah responden 42. Pada hasil
edukasi untuk menemukan solusi penelitian, penelitian menguraikan tentang
permasalahan dengan cepat dan tepat. gambaran umum tempat penelitian, data
Karena alasan tersebut membuat peneliti umum, dan data khusus. Data umum
bermaksud untuk melakukan penelitian penelitian meliputi tanggal lahir anak, anak
“Hubungan pemberian stimulasi orang tua keberapa, usia orang tua, srtatus pernikahan,
dengan perkembangan anak usia prasekolah pendidikan terakhir orang tua, pekerjaan
di Paud Miftahul Ulum Ds. Kesamben orang tua, pengasuh anak, usia anak pertama
Wetan Driyorejo Gresik”. kali menggunakan gadget. Data khusus
penelitian meliputi kuisioner pemberian
METODE PENELITIAN
stimulasi orang tua sesuai usia anak dan
Jenis penelitian yang digunakan pada kuesioner perkembangan anak sesuai usia
penelitian ini menekankan pada pengukuran anak.
dan observasi. Desain yang digunakan
Data Umum Penelitian
dalam penelitian ini adalah analitik
korelasional dengan pendekatan Cross Data umum hasil penelitian
Sectional, dimana penelitian ini merupakan gambaran umum tentang
menganalisis hubungan antara Stimulasi karakteristik responden penelitan yang
(sebagai variabel independent) dengan meliputi Umur anak, Urutan Anak, Status
Perkembangan anak usia prasekolah Pernikahan Orang tua, Umur Orang tua,
(sebagai variabel dependent) yang dilihat Pendidikan Terakhir Orang tua, Pekerjaan
dan diukur satu kali dalam waktu yang Orang tua.
sama. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara stimulasi
dengan perkembanggan anak di desa
kesamben wetan driyorejo gresik.
1. Karakteristik Responden bdasarkan Jenis kelamin anak Frekuensi(f) Persentase(%)

Umur Anak di Paud Miftahul Ulum Laki-laki 27 64,3%

Desa Kesamben Wetan Driyorejo Perempuan 15 35,7%

Gresik Total 42 100%

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Tabel 5.2 menunjukkan


berdasarkan Umur Anak di karakteristik responden penelitian
Paud Miftahul Ulum Desa
Kesamben Wertan Driyorejo berdasarkan jenis kelamin anak, dari jumlah
Gresik pada tanggal 8-11 Juli total 42 responden ini anak laki-laki
20212021 dengan jumlah
responden 42 orang. sebanyak 27 orang (64,3%), dan Perempuan
Umur Anak Frekuensi(f) Persentase(%) 15 orang (35,7%).
3 Tahun 3 7,14%
3. Karakteristik Responden
4 Tahun 28 66,66%
Berdasarkan Urutan Anak
5 Tahun 11 26,2%

Total 42 100% Tabel 5.3 Karakteristik Responden


berdasarkan Urutan Anak di
Tabel 5.1 menunjukkan Paud Miftahul Ulum Desa
karakteristik responden penelitian Kesamben Wertan Driyorejo
Gresik pada tanggal 8-11 Juli
berdasarkan umur anak, dari jumlah total 42 2021 dengan jumlah
responden ini anak yang berusia 3 tahun responden 42 orang.
Urutan Anak Frekuensi(f) Persentase(%)
sebanyak 3 orang (7,14%), 4 tahun sebanyak
Pertama 8 19%
28 orang (66,66%), dan 5 tahun sebanyak 11
Kedua 29 69,1 %
orang (26,2%).
Ketiga 5 11,9 %

2. Karakteristik Responden Keempat 0 0%

Berdasarkan jenis kelamin anak Total 42 100%

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Tabel 5.3 menunjukkan


berdasarkan Jenis Kelamin karakteristik responden penelitian
Anak di Paud Miftahul Ulum
Desa Kesamben Wertan berdasarkan urutan anak, dari jumlah total
Driyorejo Gresik pada 42 responden ini anak yang merupakan
tanggal 8-11 Juli 2021
dengan jumlah responden 42 pertama sebanyak 8 orang (19%), Kedua
orang sebanyak 29 orang (69,1%), anak ketiga
sebanyak 5 orang(11,9%), dan anak keempat Wertan Driyorejo Gresik
pada tanggal 8-11 Juli 2021
sebanyak 0 orang (0%).
dengan jumlah responden 42
orang.
4. Karakteristik responden
Pendidikan terakhir Frekuensi(f) Persentase(%)
berdasarkan usia orang tua Tidak sekolah 0 0
SD 0 0
SMP 3 7,14
Tabel 5.4 Karakteristik responden SMA 35 83,34
berdasarkan usia orang tua Kuliah 4 9,52
anak di Paud Miftahul Ulum Total 42 100%
Desa Kesamben Wertan Tabel 5.5 menunjukkan karakteristik
Driyorejo Gresik pada
tanggal 8-11 Juli 2021 responden penelitian berdasarkan
dengan jumlah responden 42 pendidikan terakhir orang tua, dari jumlah
orang.
Usia orang tua Frekuensi(f) Persentase(%) total 42 responden ini orang tua yang tidak
≤25 Tahun 4 9,52% sekolah berjumlah 0 orang (0%), lulusan SD
26-35 Tahun 31 73,81% berjumlah 0 orang(0%), lulusan SMP
36-45 Tahun 7 16,67%
berjumlah 3 orang (7,14%), lulusan SMA
46-55 Tahun 0 0%
berjumlah 35 orang(83,34%), dan orang tua
Total 42 100%
yang sudah lulus sampai perkuliahan
Tabel 5.4 menunjukkan karakteristik
berjumlah 4 orang (9,52%).
responden penelitian berdasarkan usia orang
6. Karakteristik responden
tua, dari jumlah total 42 responden ini orang
berdasarkan pekerjaan orang tua
tua yang berusia ≤25 Tahun berjumlah 4
orang (9,52%), usia 26-35 Tahun berjumlah Tabel 5.6 Karakteristik Responden
berdasarkan pekerjaan
31 orang (73,81%), usia 36-45 Tahun orang tua anak di Paud
berjumlah 7 orang(16,67%), dan orang tua Miftahul Ulum Desa
Kesamben Wertan Driyorejo
dengan usia 46-55 Tahun berjumlah 0 orang Gresik pada tanggal 8-11 Juli
(0%). 2021 dengan jumlah
responden 42 orang
5. Karakteristik responden Berkerja sebagai Frekuensi(f) Persentase(%)
berdasarkan pendidikan terakhir PNS 1 2,38
orang tua Pegawai swasta 31 73,81

Tabel 5.5 Karakteristik responden Tidak berkeja 10 23,81


pendidikan terakhir orang Total 42 100%
tua anak di Paud Miftahul
Ulum Desa Kesamben
Tabel 5.6 menunjukkan karakteristik Tabel 5.7 menunjukkan karakteristik
responden penelitian berdasarkan pekerjaan responden penelitian berdasarkan masalah
orang tua, dari jumlah total 42 responden ini dalam keluarga, dari jumlah total 42
orang tua yang bekerja sebagai PNS responden ini orang tua nya bercerai
berjumlah 1 orang (2,38%), sebagai berjumlah 2 orang (4,76%), salah satu orang
karyawan swasta berjumlah 31 orang tua meninggal dunia berjumlah 1
(73,81%), dan orang tua yang tidak berkerja orang(2,38%), dan yang tidak mengalami
berjumlah 10 orang (23,81%). masalah apapun berjumlah 39 orang
7. Karakteristik responden (92,86%).
berdasarkan masalah dalam
Data Khusus Hasil Penelitian
keluarga
1. Pemberian Stimulasi Orang tua pada
Tabel 5.7 Karakteristik Responden Anak Usia Prasekolah
berdasarkan Status masalah
keluarga anak di Paud Tabel 5.8 Karakteristik responden
Miftahul Ulum Desa berdasarkan pemberian
Kesamben Wertan Driyorejo stimulasi orang tua pada anak
Gresik pada tanggal 8-11 Juli usia prasekolah di Paud
2021 dengan jumlah Miftahul Ulum Desa
responden
Pemberian stimulasi pada42 orang Kesamben Wetan Driyorejo
anak usia
Masalah Prasekolah
keluarga Frekuensi(f) Persentase(%) Gresik pada tanggal 8-11 Juli
Perceraian Orang tua 2 4,76 2021 dengan jumlah
responden 42 orang.
Salah satu orang
Stimulasi Frekuensi(f) Persentase(%)
tua meninggal 1 2,38
Tidak ada masalah 39 92,86
Baik (B) 12 28,6%
Total 42 100%
Sedang (S) 12 28,6%
Kurang (K) 18 42,9%

Total 42 100%

Tabel 5.8 menunjukkan karakteristik


responden penelitian berdasarkan pemberian
stimulasi pada anak usia prasekolah, dengan
jumlah total 42 responden yaitu pemberian
stimulasi sangat sesuai sebanyak 12 anak
(28,6%), sedang sebanyak 12 anak (28,6%),
dan kurang sesuai sebanyak 18
anak( 42,9%).
3. Hubungan antara Pemberian
Stimulasi Orang tua dengan Proses
Perkembangan Anak Usia
Prasekolah

Tabel 5.10 Hubungan antara pemberian


stimulasi orang tua dengan
proses perkembangan pada
2. Proses Perkembangan pada Anak anak usia prasekolah di Paud
Usia Prasekolah Miftahul Ulum Desa
Kesamben Wetan Driyorejo
Tabel 5.9 Karakteristik responden Proses
Perkembangan anak
berdasarkan proses CORRELATION
Baik Total
Sedang Kurang
perkembangan pada anak Pem Sesuai f 5
6 1 12
usia prasekolah di Paud beria
% 11,9% 14,29% 2,4% 28,6%
n
Miftahul Ulum Desa Stim
Meragu F 9 2 1 12
kan % 21,4% 4,8% 2,4% 28,6%
Kesamben Wetan Driyorejo ulasi Penyimp F 2 11 5 18
Gresik pada tanggal 8-11 Juli angan % 4,8% 26,2% 11,91% 42,9%
N 16 19 7 42
2021 dengan jumlah Total
% 38,1% 45,2% 16,7% 100,0%
responden 42 orang. Nilai Sig. Uji Statistik Spearman's Rho = 0,000 (ρ<0,05)
Nilai Coefficient. Uji Statistik Spearman's Rho 0, 0,534
Proses Perkembangan Frekuensi(f) Persentase(%) (Hubungan Kuat)

Sesuai 16 38,1
Gresik pada tanggal 8-11 Juli
Meragukan 19 45,2 2021 dengan jumlah
Penyimpangan 7 16,7 responden 42 orang.

Total 42 100%

Tabel 5.9 menunjukkan karakteristik Berdasarkan Tabel 5.11 orang tua


yang memberikan stimulasi yang baik
responden penelitian berdasarkan proses
kebanyakan mengalami proses
perkembangan pada anak usia prasekolah,
perkembangan yang masih meragukan yang
dengan jumlah total 42 responden yaitu berjumlah 6 anak (14,3%), lebih banyak dari
pada proses perkembangan yang sesuai yang
perkembangan yang sesuai sebanyak 16
berjumlah 5 anak (11,9%), dan proses
anak (38,1%), Meragukan sebanyak 19 anak perkembangan penyimpangan yang

(45,2), dan perkembangan yang mengalami berjumlah 1 anak (2,4%). Sedangkan anak
yang diberikan stimulasi yang sedang
penyimpangan sebanyak 7 anak(16,7%).
kebanyakan mengalami proses
perkembangan sesuai yang berjumlah 9 anak
prasekolah di Paud Miftahul Ulum Desa
(21,4%), lebih banyak daripada proses
perkembangan yang meragukan yang Kesamben Wetan Driyorejo Gresik sesuai

berjumlah 2 anak (4,8%), dan proses dengan tujuan, maka peneliti akan

perkembangan penyimpangan yang membahas hal-hal sebagai berikut :

berjumlah 1 anak (2,4%). Lalu untuk anak 5.2.1 Pemberian Stimulasi Pada
yang diberikan stimulasi kurang kebanyakan Anak Usia Prasekolah Di Paud
mengalami proses perkembangan Miftahul Ulum Desa Kesamben
meragukan yang berjumlah 11 anak
Wetan Driyorejo Gresik
(26,2%), lebih banyak daripada anak yang
mengalami proses perkembangan yang Secara umum penelitian pemberian

sesuai yang berjumlah 2 anak (4,8%), dan stimulasi pada anak usia prasekolah di Paud
anak yang mengalami proses perkembangan Miftahul Ulum Desa Kesamben Wetan
penyimpangan yang berjumlah 5 anak Driyorejo Gresik dengan jumlah total 42
(11,9%). responden yaitu pemberian stimulasi baik
Dari hasil analisis didapatkan nilai sebanyak 12 anak (28,6%),sedang sebanyak
signifikansi atau ρ value = 0,019 berarti ρ < 12 anak (28,6%), dan kurang sebanyak 18
ɑ maka dapat disimpulkan H1 diterima, anak( 42,9%).
artinya Ada hubungan yang signifikan antara Berdasarkan data penelitian orang tua
stimulasi orang tua dengan perkembangan yang memberikasn stimulasi baik
anak usia pra sekolah di Paud Miftahul kebanyakan berusia > 25 tahun sebanyak 4
Ulum Desa Kesamben Wetan Driyorejo orang (33%). Menurut Erikson dalam
Gresik. Berdasarkan koefisien diatas (Marlina et al., 2015) orang tua yang masih
didapatkan korelasi koefisien sebesar 0,360 berusia muda akan lebih muda menerima
artinya tingkat hubungan antara variabel informasi. Orang tua juga lebih mudah
stimulus dan perkembangan adalah korelasi
mengingat informasi yang didapat sewaktu
cukup.
masih muda. Menurut Notoatmodjo dalam
(Haryanti et al., 2019) faktor usia juga dapat
PEMBAHASAN
mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki
Penelitian ini dilakukan untuk
seseorang. Dengan bertambahnya umur
memberikan gambaran dan mengungkap
dapat mempengaruhi pertambahan
hubungan antara pemberian stimulasi orang
pengetahuan yang dapat diperoleh
tua dengan perkembangan anak usia
seseorang, akan tetapi apabila sudah kebanyakan berusia 26-35 tahun sebanyak
mencapai usia tertentu atau menjelang usia 12 orang (100%). Menurut Erikson dalam
lanjut maka kemampuan seseorang dalam (Marlina et al., 2015) orang tua yang masih
mengingat atau penerimaan suatu akan berusia muda akan lebih muda menerima
berkurang. Peneliti berasumsi pada informasi. Orang tua juga lebih mudah
kemampuan mengingat seseorang akan mengingat informasi yang didapat sewaktu
semakin meningkat seiring berjalannya masih muda. Menurut Notoatmodjo dalam
waktu namun apabila sudah mencapai usia (Haryanti et al., 2019) faktor usia juga dapat
tua kemampuan berpikir dan mengingat mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki
seseorang akan menurun dan hal itu menjadi seseorang. Dengan bertambahnya umur
faktor kemampuan orang tua dalam dapat mempengaruhi pertambahan
memberikan stimulasi pada anak. pengetahuan yang dapat diperoleh
Hasil penelitian didapatkan orang tua seseorang, akan tetapi apabila sudah
yang memberikan stimulasi baik mencapai usia tertentu atau menjelang usia
kebanyakan memiliki pendidikan terakhir lanjut maka kemampuan seseorang dalam
SMA sebanyak 9 orang (75%). Menurut mengingat atau penerimaan suatu akan
Wawan dan Dewi dalam (Haryanti et al., berkurang. Peneliti berasumsi pada
2019) mengatakan bahwa tingkat pendidikan kemapuan mengingat seseorang akan
orang tua berpengaruh dalam memberikan semakin meningkat seiring berjalannya
respon yang datang dari luar, seseorang yang waktu namun apabila sudah mencapai usia
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi tua kemampuan berpikir dan mengingat
maka pengetahuannya akan semakin luas. seseorang akan menurun dan hal itu menjadi
Menurut peneliti tingkat pengetahuan faktor kemampuan orang tua dalam
seseorang didapatkan dari pendidikan yang memberikan stimulasi pada anak.
di peroleh semakin tinggi tingkat pendidikan Hasil dari penelitian orang tua yang
seseorang semakin tinggi tinkat pendidikan memberikan stimulasi sedang kebanyakan
orang tersebut, sehingga tingkat pendidikan memiliki pendidikan akhir SMA sebanyak
seseorang dapat menjadi faktor dari 10 orang (83,3%). Menurut Wawan dan
pemberian stimulasi. Dewi dalam (Haryanti et al., 2019)
Hasil dari data penelitian orang tua mengatakan bahwa tingkat pendidikan orang
yang memberikan stimulasi sedang tua berpengaruh dalam memberikan respon
yang datang dari luar, seseorang yang waktu namun apabila sudah mencapai usia
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi tua kemampuan berpikir dan mengingat
maka pengetahuannya akan semakin luas. seseorang akan menurun dan hal itu menjadi
Menurut peneliti tingkat pengetahuan faktor kemampuan orang tua dalam
seseorang didapatkan dari pendidikan yang memberikan stimulasi pada anak.
di peroleh semakin tinggi tingkat pendidikan Hasil dari penelitian orang tua yang
seseorang semakin tinggi tingkat pendidikan memberikan stimulasi buruk kebanyakan
orang tersebut, sehingga tingkat pendidikan memiliki pendidikan akhir SMA sebanyak
seseorang dapat menjadi faktor dari 16 (88,9%). Menurut Wawan dan Dewi
pemberian stimulasi. dalam (Haryanti et al., 2019) mengatakan
Hasil dari data penelitian orang tua bahwa tingkat pendidikan orang tua
yang memberikasn stimulasi buruk berpengaruh dalam memberikan tanggapan
kebanyakan berusia 26-35 tahun sebanyak yang datang dari luar, seseorang yang
15 orang (83,3%). Menurut Erikson dalam memiliki tingkat pendidikan yang tinggi
(Marlina et al., 2015) orang tua yang masih maka pengetahuannya akan semakin luas.
berusia muda akan lebih muda menerima Menurut peneliti tingkat pengetahuan
informasi. Orang tua juga lebih mudah seseorang didapatkan dari pendidikan yang
mengingat informasi yang didapat sewaktu diperoleh semakin tinggi tingkat pendidikan
masih muda. Menurut Notoatmodjo dalam seseorang semakin tinggi tinkat pendidikan
(Haryanti et al., 2019) faktor usia juga dapat orang tersebut, sehingga tingkat pendidikan
mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki seseorang dapat menjadi faktor dari
seseorang. Dengan bertambahnya umur pemberian stimulasi.
dapat mempengaruhi pertambahan Menurut Erikson dalam (Marlina et
pengetahuan yang dapat diperoleh al., 2015) melalui uraian-uraian di atas usia
seseorang, akan tetapi apabila sudah dan pendidikan terakhir orang tua memang
mencapai usia tertentu atau menjelang usia merupakan faktor yang mempengaruhi
lanjut maka kemampuan seseorang dalam proses pemberian stimulasi. Semakin tinggi
mengingat atau penerimaan suatu akan pendidikan seseorang maka semakin luas
berkurang. Peneliti berasumsi pada pengetahuannya namun semakin tua usia
kemapuan mengingat seseorang akan seseorang maka daya ingat orang tersebut
semakin meningkat seiring berjalannya juga akan menurun.
5.2.2 Proses Perkembangan Pada sehingga interaksi antara orang tua dan anak
Anak Usia Prasekolah Di Paud berkurang hal itu akan menghambat proses
Miftahul Ulum Desa Kesamben perkembangan anak.
Wetan Driyorejo Gresik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Hasil dari penelitian anak yang anak yang memiliki perkembangan sesuai
mengalami proses perkembangan sesuai kebanyakan adalah anak ke 2 sebanyak 9
kebanyakan orang tua mereka tidak bekerja anak (56,3%). Menurut Hidayat dalam
sebanyak 8 anak (50%). Menurut teori (Haryanti et al., 2019), mengatakan bahwa
Sudono dalam (Septiani et al., 2016), posisi anak dalam keluarga merupakan
pekerjaan orang tua yang dapat menyita faktor yang mempengaruhi proses
waktu interaksi antara orang tua dengan perkembangan. Menurut peneliti semakin
anak akan mempengaruhi perkembangan banyak jumlah anak maka pengawasan dan
anak yang memungkinkan anak mengalami perhatian orang tua akan terbagi dan anak
hambatan dalam perkembangan. Sedangkan pertama akan mendapatkan perhatian yang
menurut Wawan dan Dewi dalam (Haryanti kurang karena orang tua akan lebih
et al., 2019), bekerja bagi orang tua memperhatikan anak yang paling akhir
memiliki pengaruh dalam kehidupan sehingga akan mempengaruhi proses
keluarga, seseorang yang sudah bekerja perkembangan anak pertama.
maka pola pikirnya akan berpengaruh
Hasil dari penelitian menunjukkan
terhadap pengetahuannya, hal ini
bahwa anak yang mengalami proses
dikarenakan pekerjaan yang dimiliki
perkembangan meragukan kebanyakan
meningkatkan interaksi dengan lingkungan
orang tua mereka bekerja sebagai karyawan
dan orang sekitar sehingga dapat meningkat
swasta sebanyak 18 anak (94,7%). Menurut
kan pengetahuan seseorang terutama dalam
teori Sudono dalam (Septiani et al., 2016),
proses perkembangan anak. Menurut
pekerjaan orang tua yang dapat menyita
pendapat peneliti pekerjaan seseorang dapat
waktu interaksi antara orang tua dengan
membantunya dalam memperoleh informasi
anak akan mempengaruhi perkembangan
untuk meningkatkan tingkat pengetahuannya
anak yang memungkinkan anak mengalami
terutama dalam kebutuhan perkembangan
hambatan dalam perkembangan. Sedangkan
anak namun apabila pekerjaan tersebut
menurut Wawan dan Dewi dalam (Haryanti
terlalu banyak menyita waktu orang tua
et al., 2019), bekerja bagi orang tua Hasil dari penelitian menunjukkan
bahwa anak yang mengalami proses
memiliki pengaruh dalam kehidupan
perkembangan penyimpangan kebanyakan
keluarga, seseorang yang sudah bekerja orang tua mereka bekerja sebagai karyawan
swasta sebanyak 6 anak (85,7%). Menurut
maka tingkat berpikirnya akan berpengaruh
teori Sudono dalam (Septiani et al., 2016),
terhadap pengetahuannya, hal ini pekerjaan orang tua yang dapat menyita
waktu interaksi antara orang tua dengan
dikarenakan pekerjaan yang dimiliki
anak akan mempengaruhi perkembangan
meningkatkan interaksi dengan lingkungan anak yang memungkinkan anak mengalami
hambatan dalam perkembangan. Sedangkan
dan orang sekitar sehingga dapat meningkat
menurut Wawan dan Dewi dalam (Haryanti
kan pengetahuan seseorang terutama dalam et al., 2019), bekerja bagi orang tua
memiliki pengaruh dalam kehidupan
proses perkembangan anak. Menurut
keluarga, seseorang yang sudah bekerja
pendapat peneliti pekerjaan seseorang dapat maka tingkat berpikirnya akan berpengaruh
terhadap pengetahuannya, hal ini
membantunya dalam memperoleh informasi
dikarenakan pekerjaan yang dimiliki
untuk meningkatkan tingkat pengetahuannya meningkatkan interaksi dengan lingkungan
dan orang sekitar sehingga dapat meningkat
terutama dalam kebutuhan perkembangan
kan pengetahuan seseorang terutama dalam
anak namun apabila pekerjaan tersebut proses perkembangan anak. Menurut
pendapat peneliti pekerjaan seseorang dapat
terlalu banyak menyita waktu orang tua
membantunya dalam memperole informasi
sehingga interaksi antara orang tua dan anak untuk meningkatkan tingkat pengetahuannya
terutama dalam kebutuhan perkembangan
berkurang hal itu akan menghambat proses
anak namun apabila pekerjaan tersebut
perkembangan anak. terlalu banyak menyita waktu orang tua
sehingga interaksi antara orang tua dan anak
Hasil penelitian menunjukkan berkurang hal itu akan menghambat proses
bahwa anak yang memiliki perkembangan perkembangan anak.
Meragukan kebanyakan adalah anak ke 2
Hasil penelitian menunjukkan
sebanyak 14 anak (73,7%). Menurut Hidayat
bahwa anak yang memiliki perkembangan
dalam (Haryanti et al., 2019), mengatakan
Penyimpangan kebanyakan adalah anak ke 2
bahwa posisi anak dalam keluarga
sebanyak 6 anak (85,7%). Menurut Hidayat
merupakan faktor yang mempengaruhi
dalam (Haryanti et al., 2019), mengatakan
proses perkembangan. Menurut peneliti
bahwa posisi anak dalam keluarga
semakin banyak jumlah anak maka
merupakan faktor yang mempengaruhi
pengawasan dan perhatian orang tua akan
proses perkembangan. Menurut peneliti
terbagi dan anak pertama akan
semakin banyak jumlah anak maka
mendapatkan perhatian yang kurang karena
pengawasan dan perhatian orang tua akan
orang tua akan lebih memperhatikan anak
terbagi dan anak pertama akan
yang paling akhir sehingga akan
mendapatkan perhatian yang kurang karena
mempengaruhi proses perkembangan anak
orang tua akan lebih memperhatikan anak
pertama.
yang paling akhir sehingga akan
mempengaruhi proses perkembangan anak yang berjumlah 9 anak (21,4%), lebih
pertama. banyak daripada proses perkembangan yang
meragukan yang berjumlah 2 anak (4,8%),
Menurut Hidayat dan Sudono dan proses perkembangan penyimpangan
dalam (Haryanti et al., 2019) melalui uraian- yang berjumlah 1 anak (2,4%). Menurut
uraian di atas pekerjaan dan posisi anak Susanto dalam (Haryanti et al., 2019),
adalah faktor yang mempengaruhi proses stimulasi yang diberikan oleh orang tua
perkembangan anak. Orang tua akan sulit sangat berpengaruh terhadap perkembengan
meluangkan waktu untuk mengawasi dan otak yang mendukung komunikasi,
memperhatikan perkembangan anak apabila pemahaman, perkembangan sosial,
terlalu sibuk bekerja terutama apabila orang emosional dan kesejahteraan. Selain orang
tua memiliki anak lebih dari satu di mana tua kegiatan dalam pemberian stimulasi juga
anak pertama akan mendapat perhatian lebih dapat di berikan oleh pengurus, saudara,
sedikit dari pada anak terakhir wali atau orang terdekat anak. Stimulasi
5.2.3 Hubungan Pemberian tersebut bisa berupa auditori, verbal, taktil,
Stimulasi Orang Tua dengan visual dll. Menurut peneliti stimulasi
Perkembangan Anak Usia merupakan faktor penting dalam
Prasekolah Di Paud Miftahul perkembangan anak apabila tidak terpenuhi
Ulum Desa Kesamben Wetan atau belum sesuai proses perkembangan
Driyorejo Gresik anak tidak akan optimal.
Hasil dari penelitian berupa anak yang
Berdasarkan Berdasarkan Tabel 5.10 diberikan stimulasi kurang kebanyakan
menunjukkan bahwa orang tua yang mengalami proses perkembangan
memberikan stimulasi yang baik cenderung meragukan yang berjumlah 11 anak
mengalami proses perkembangan yang (26,2%), lebih banyak daripada anak yang
masih meragukan yang berjumlah 6 anak mengalami proses perkembangan yang
(14,3%), lebih banyak dari pada proses sesuai yang berjumlah 2 anak (4,8%), dan
perkembangan yang sesuai yang berjumlah 5 anak yang mengalami proses perkembangan
anak (11,9%), dan proses perkembangan penyimpangan yang berjumlah 5 anak
penyimpangan yang berjumlah 1 anak (11,9%). Menurut Wardani dalam
(2,4%). Perkembangan yang terjadi pada (Maesaroh & Fauziah, 2019), adanya
anak dipengaruhi oleh banyak faktor seperti stimulasi yang baik pada proses
nutrisi atau gizi, keturunan, faktor perkembangan, maka hal akan mendukung
neuroendokrin, hubungan inter- personal, proses perkembangan anak dengan optimal.
stress, cinta dan kasih sayang, zat kimia, dan Karena stimulasi merupakan proses
lain sebagainya (Shabrina;Sufriani, 2006). pemberian rangsangan untuk meningkatkan
Menurut peneliti selain stimulasi ada kemampuan dasar anak usia 0-6 tahun.
beberapa hal lain yang menjadi faktor yang Menurut peneliti interaksi yang diberikan
mempengaruhi proses perkembangan seperti oleh orang tua sangat dibutuhkan bagi anak
faktor genetik, sosial ekonomi, posisi anak, berusia prasekolah terutama dalam
dll. Oleh karena itu meskipun stimulasi anak memberikan rangsangan stimulasi agar
baik namun apabila faktor yang lain tidak perkembangan anak tetap optimal.
terpenuhi maka proses perkembangan anak Berdasarkan hasil uji statistik
masih bisa mengalami penyimpangan. Spearman's Rho dengan menggunakan
Hasil dari penelitian berupa anak yang aplikasi SPSS 25.0 for windows
diberikan stimulasi yang sedang kebanyakan menunjukan nilai significant ρ value = 0,019
mengalami proses perkembangan sesuai
yang lebih kecil dari nilai α yaitu 0,05 SARAN
(ρ<0,05) artinya bahwa H0 ditolak dan H1 Berdasarkan kesimpulan dari hasil
diterima. Maka dari hasil tersebut penelitian diatas maka peneliti dapat
menunjukan bahwa ada hubungan antara memberikan beberapa saran yang dapat
pemberian stimulasi oleh orang tua dengan disampaikan kepada pihak yang terkait
proses perkembangan anak usia prasekolah sebagai berikut :
di Paud Miftahul Ulum Desa Kesamben
Wetan Driyorejo Gresik dengan nilai
coefficient correlations r = 0,360 artinya Bagi Responden
memiliki hubungan cukup.
Dari hasil analisis didapatkan nilai Disarankan agar orang tua dapat
signifikansi atau ρ value = 0,019 berarti ρ memberikan stimulasi yang cukup bagi
< ɑ maka dapat disimpulkan H1 anak agar proses tumbuh kembangnya tetap
diterima, artinya Ada hubungan yang optimal.
signifikan antara stimulasi orang tua dengan Bagi Instasi Penelitian
perkembangan anak usia pra sekolah di Paud
Miftahul Ulum Desa Kesamben Wetan Disarankan agar penelitian ini dapat
Driyorejo Gresik. Berdasarkan koefisien menjadi acuan untuk pihak Paud agar dapat
diatas didapatkan korelasi koefisien sebesar memberikan bimbingan kepada orang tua
0,360 artinya tingkat hubungan antara anak mengenai pentingnya pemberian
variabel stimulus dan perkembangan adalah stimulasi untuk proses tumbuh kembang
korelasi cukup anak.

SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil temuan peneliti dan Arif, N., Mansur, R., & Kep, M. (2019).
hasil pengujian pada pembahasan yang
dilaksanakan, maka dapat diambil TUMBUH KEMBANG ANAK USIA
kesimpulan sebagai berikut :
PRASEKOLAH.
1. Pemberian stimulasi anak yang
diberikan oleh orang tua di Paud
Miftahul Ulum Desa Kesamben Wetan Dewi, R. C., Oktiawati, A., & Saputri, L. D.
Driyorejo Gresik cenderung kurang.
(2015). Teori & Konsep TUMBUH
2. Proses perkembangan anak usia
prasekolah di Paud Miftahul Ulum Desa KEMBANG Bayi, Toddler, Anak dan
Kesamben Wetan Driyorejo Gresik
cenderung meragukan. Usia Remaja. Nuha Medika.
3. pemberian stimulasi orang tua memiliki
hubungan dengan proses perkembangan Haryanti, D., Ashom, K., & Aeni, Q. (2019).
anak usia prasekolah di Paud Miftahul
Ulum Desa Kesamben Wetan Driyorejo Gambaran Perilaku Orang Tua Dalam
Gresik.
Stimulasi Pada Anak Yang Mengalami
Keterlambatan Perkembangan Usia 0-6 GERAK LOKOMOTOR ANAK USIA

Tahun. Jurnal Keperawatan Jiwa, 6(2), 1-4 TAHUN MELALUI METODE

64. GERAK DAN LAGU. Jurnal Anak

https://doi.org/10.26714/jkj.6.2.2018.64 Usia Dini Holistik Integratif (AUDHI),

-70 1(2), 88.

https://doi.org/10.36722/jaudhi.v1i2.57
Larasati, D. (2017). Faktor-Faktor yang
1
Mempengaruhi Keterlambatan

Perkembangan Anak Usia 1 – 3 Tahun nursalam. (2017). Metodologi Penelitian

di Desa Cangkringsari, Kecamatan Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.

Sukodono, Kabupaten Sidoarjo.


Prastiwi, M. H. (2019). Pertumbuhan Dan

Marlina, E., Kusuma, F. H. D., & Widiani, Perkembangan Anak Usia 3-6 Tahun.

E. (2015). KEMAMPUAN Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi

PEMBERIAN STIMULASI Husada, 10(2), 242–249.

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i2.16

ANAK USIA PRASEKOLAH. 3(2), 26– 2

34.
Riskesdas, K. (2018). Hasil Utama Riset

Mathew, M. (2016). Conceptual Application Kesehata Dasar (RISKESDAS).

Of Child Health Assessment Journal of Physics A: Mathematical

Interaction Model (CHAIM) In and Theoretical, 44(8), 1–200.

Assessment Toddler’s Behavioral https://doi.org/10.1088/1751-

Problems. www.ijiras.com 8113/44/8/085201

Nisa, I., & Suwardi, S. (2021). STIMULASI Sari, D. N., & Surakarta, W. S. P. M.
(2013). HUBUNGAN ANTARA B. (2012). AKTIVITAS BERMAIN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU MEWARNAI DAPAT

HAMIL TENTANG MENINGKATKAN MEKANISME

PERKEMBANGAN JANIN DENGAN KOPING ADAPTIF SAAT

STIMULASI KECERDASAN JANIN MENGHADAPI STRES

DALAM KANDUNGAN DI BPM SRI HOSPITALISASI PADA ANAK

LUMINTUSURAKARTA. Jurnal COLORING ACTIVITIES ON

Kebidanan, 5(2). CHILDREN TO INCREASE

https://doi.org/10.35872/JURKEB.V5I ADAPTIVE COPING MECHANISM

2.119 WHEN DEALING WITH

HOSPITALIZATION. In Jurnal
Septiani, R., Widyaningsih, S., & Igohm, M.
STIKES (Vol. 5, Issue 2).
K. B. (2016). Tingkat Perkembangan

Anak Pra Sekolah Usia 3-5 Tahun Suwarti, Sri, M., & Yuniarti, Ika, A. (2016).

Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti The Relationship of Early Stimulation

Pendidikan Anak Usia Dini (Paud). by Toddlers with the Development of

Jurnal Keperawatan Jiwa, 4(2), 114– Independence of Pre-school Children.

125. Jurnal Ilmiah Bidan, 1(2), 50–54.

https://media.neliti.com/media/publicati
Suhartanti, I., Rufaida, Z., Setyowati, W., &
ons/227207-hubungan-stimulasi-dini-
Ariyanti, F. W. (2019). Stimulasi
oleh-ibu-balita-a041d1ec.pdf
Kemampuan Motorik Halus Anak Pra

Sekolah. In E-Book Penerbit STIKes Syaiful, Y., & Rahmawati, D. W. (2014).

Majapahit. TERAPI BERMAIN: ORIGAMI

TERHADAP PERKEMBANGAN
Sukoati, S., Astarani, K., Rs, S., & Kediri,
MOTORIK HALUS DAN KOGNITIF TERHADAP PERKEMBANGAN

ANAK PRASEKOLAH - PDF Free ANAK USIA PRASEKOLAH ROLE IN

Download. Journals of Ners MEETING THE NEEDS O.

Community, 5(2).
Tri Purnani, W., Saidah, H., & Kebidanan
https://adoc.pub/terapi-bermain-
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
origami-terhadap-perkembangan-
Kadiri, P. (2020). PENGARUH
motorik-halus-d.html
PEMBERIAN STIMULUS SENI

Thabita, A., Werdiningsih, A., Astarani, K., MELUKIS DENGAN TEKNIK

Rs, S., & Kediri, B. (2012). Peran Ibu POINTILIS TERHADAP

Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar PERKEMBANGAN MOTORIK

Anak Terhadap Perkembangan Anak HALUS PADA ANAK

Usia Prasekolah Ayu Thabita Agustus PRASEKOLAH. In Jurnal Mahasiwa

Werdiningsih, Kili Astarani PERAN Kesehatan (Vol. 1, Issue 2).

IBU DALAM PEMENUHAN https://doi.org/10.30737/JUMAKES.V

KEBUTUHAN DASAR ANAK 1I2.751

Anda mungkin juga menyukai