Anda di halaman 1dari 17

PENTINGNYA IVA TEST

A. APA ITU KANKER SERVIKS

Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker
mulut rahim merupakan salah satu penyakit keganasan di bidang
kebidanan dan penyakit kandungan yang masih menempati posisi tertinggi
sebagai penyakit kanker yang menyerang kaum perempuan.

Di Indonesia kanker rahim menduduki peringkat pertama, 65%


kondisi pasiennya dalam stadium lanjut. Pada penelitian di tiga belas
laboratorium patologi anatomi di Indonesia didapatkan frekuensi penderita
kanker serviks sekitar 18,5%. Ditemukan sejak umur 25-34 tahun dengan
puncaknya terbanyak jumlah penderita berada pada umur 45-54 tahun.

Berdasarkan hasil survey kesehatan oleh Word Health


Organitation (WHO), dilaporkan kejadian kanker serviks sebesar 500.000
kasus baru di Dunia. Kejadian kanker servik di Indonesia, dilaporkan
sebesar 20-24 kasus kanker serviks baru setiap harinya. Kejadian kanker
servik di Bali dilaporkan telah menyerang sebesar 553.000 wanita usia
subur pada tahun 2010 atau 43/100.000 penduduk WUS.

B. TANDA DAN GEJALA

Gejala yang mungkin timbul (Umumnya pada stadium lanjut)


adalah perdarahan di luar masa haid, jumlah darah haid tidak normal,
perdarahan pada masa menopause (setelah berhenti haid), keputihan yang
bercampur darah atau nanah serta berbau, perdarahan sesudah
berhubungan, rasa nyeri dan sakit di panggul, gangguan buang air kecil
sampai tidak bisa buang air kecil.

C. FAKTOR RESIKO

Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya


kanker serviks, antara lain adalah :
1. Usia pertama kali berhubungan atau pernikahan pertama kali.
Menikah dengan usia <15 tahun maka risiko untuk terkena kanker
serviks meningkat > 10 kali, semakin muda usia melakukan hubungan
seksual, maka resiko terkena kanker serviks akan semakin tinggi.
2. Jumlah pasangan
Semakin banyak pasangan, maka resiko untuk terkena penyakit kanker
serviks semakin tinggi. Wanita yang menikah lebih dari 1 kali akan
meningkatkan risiko kanker leher rahim (serviks) sebesar 1,99 kali dan
1,5 kali, sedangkan jika pasangan seksualnya lebih dari 4 maka
risikonya yaitu 3,6 kali.
3. Jumlah Persalinan
Jumlah seorang wanita melahirkan yang tinggi merupakan salah satu
faktor risiko kanker serviks. Kanker serviks jarang ditemukan pada
wanita yang belum pernah melahirkan, dibandingkan dengan wanita
yang melahirkan anak banyak.
4. Merokok
Wanita perokok memiliki risiko 2 kali lebih besar terkena kanker
serviks dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok. Penelitian
menunjukkan, lendir serviks pada wanita perokok mengandung nikotin
dan zat-zat lainnya yang ada di dalam rokok. Zat-zat tersebut akan
menurunkan daya tahan serviks di samping merupakan infeksi virus.
5. Kekurangan zat gizi.
Kekurangan asam folat dapat meningkatkan risiko terjadinya displasia
ringan dan sedang, serta mungkin juga meningkatkan risiko terjadinya
kanker serviks, pada wanita yang makanannya rendah beta karoten dan
retinol (vitamin A). Beta karoten dan vitamin A berfungsi
memperbaiki integritas dan fungsi sel epitel dan beraksi sebagai
antioksidan dan memperbaiki sistem imun.
6. Trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan iritasi
menahun
7. Penyakit Infeksi Kelamin
D. PENCEGAHAN

Skrining merupakan upaya deteksi dini untuk mengidentifikasi


penyakit atau kelainan yang secara klinis belum jelas dengan
menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur tertentu. Upaya ini dapat
digunakan secara cepat untuk membedakan orang-orang yang kelihatannya
sehat tetapi sesungguhnya menderita suatu kelainan. Skrining kanker
serviks dilakukan dengan tes IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat).

E. APA ITU IVA TEST

IVA (Inpeksi Visual Asam asetat) adalah pemeriksaan leher rahim


(serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher
rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3% sampai
5%. Dengan cara ini kita dapat mendeteksi kanker rahim sedini mungkin.

Payung hukum pelaksanaan IVA Test adalah Permenkes No.29


Tahun 2017 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
34 Tahun 2015 Tentang Penanggulangan Kanker Payudara dan Kanker
Leher Rahim.

F. MANFAAT PEMERIKSAAN IVA

IVA Test bertujuan untuk mengetahui adanya tanda-tanda pra


kanker serviks, sehingga dapat dengan segera melakukan penatalaksanaan
yang cepat dan tepat.
G. TEMPAT PELAYANAN IVA

Kita bisa mendapatkan pelayanan IVA di Rumah sakit, Puskesmas,


klinik bersalin, bidan praktik mandiri dan sarana kesehatan lainnya. Pada
saat ini melakukan IVA Test di Puskesmas tanpa biaya atau gratis. Selain
itu bagi peserta BPJS dapat melakukan pemeriksaan secara gratis.

H. KESIMPULAN

Deteksi dini prakanker serviks (leher rahim) dengan pemeriksaan


IVA sangat penting untuk dilakukan oleh setiap wanita yang sudah pernah
berhubungan seksual, karena sangat mudah, murah dan sederhana.
Pelayanan tersebut (tes IVA), bisa didapatkan ditempat Praktik Bidan,
klinik, Puskesmas dan Rumah Sakit terdekat. Keuntungannya selain
mudah, murah, juga hasil pemeriksaan bisa segera didapat beberapa saat
setelah pemeriksaan. Segera hubungi tenaga kesehatan terdekat untuk
mendapatkan pelayanan pemeriksaan IVA.
STUNTING

A. PENGERTIAN STUNTING

Stunting merupakan istilah para nutrisi untuk penyebutan anak


yang tumbuh tidak sesuai dengan ukuran yang semestinya (bayi pendek).
Stunting adalah keadaan dimana tinggi badan berdasarkan umur rendah,
atau keadaan dimana tubuh anak lebih pendek dibandingkan dengan anak
– anak lain seusianya (MCN, 2009).

Stunted adalah tinggi badan yang kurang menurut umur (<-2SD),


ditandai dengan    terlambatnya pertumbuhan anak yang mengakibatkan
kegagalan dalam mencapai tinggi badan yang normal dan sehat sesuai usia
anak. Stunting dapat didiagnosis melalui indeks antropometrik tinggi
badan menurut umur yang mencerminkan pertumbuhan linier yang dicapai
pada pra dan pasca persalinan dengan indikasi kekurangan gizi jangka
panjang, akibat dari gizi yang tidak memadai dan atau
kesehatan.Stunting merupakan pertumbuhan linier yang gagal untuk
mencapai potensi genetik sebagai akibat dari pola makan yang buruk dan
penyakit (ACC/SCN, 2000).

Stunting merupakan permasalahan yang semakin banyak


ditemukan dinegara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut United
Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) satu dari tiga
anak mengalami stunting. Sekitar 40% anak di daerah pedesaan
mengalami pertumbuhanyang terhambat.

Ada 178 juta anak didunia yang terlalu pendek berdasarkan usia
dibandingkan dengan pertumbuhan standar WHO. Prevalensi anak
stunting di seluruh dunia adalah 28,5% dan di seluruh negara berkembang
sebesar 31,2%. Permasalahan stunting di Indonesia menurut laporan yang
dikeluarkan oleh UNICEF yaitu diperkirakan sebanyak 7,8 juta anak
mengalami stunting, sehingga UNICEF memposisikan Indonesia masuk
kedalam 5 besar negara dengan jumlah anak yang mengalami stunting
tinggi.

Stunting merupakan indikator keberhasilan kesejahteraan,


pendidikan dan pendapatan masyarakat. Dampaknya sangat luas mulai dari
dimensi ekonomi, kecerdasan, kualitas, dan dimensi bangsa yang berefek
pada masa depan anak.

Anak dengan status gizi stunting akan mengalami gangguan


pertumbuhan hingga masa remaja sehingga pertumbuhan anak lebih
rendah dibandingkan remaja normal. Remaja yang stunting berisiko
mendapatkan penyakit kronik salah satunya adalah obesitas. Remaja
stunting berisiko obesitas dua kali lebih tinggi dari pada remaja yang
tinggi badannya normal (Riskesdas 2010).

Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada


kehidupan sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Ada bukti jelas bahwa
individu yang stunting memiliki tingkat kematian lebih tinggi dari
berbagai penyebab dan terjadinya peningkatan penyakit. Stunting akan
mempengaruhi kinerja pekerjaan fisik dan fungsi mental dan intelektual
akan terganggu (Mann dan Truswell, 2002). Hal ini juga didukung oleh
Jackson dan Calder (2004) yang menyatakan bahwa stunting berhubungan
dengan gangguan fungsi kekebalan dan meningkatkan risiko kematian.

B. PENYEBAB STUNTING

Menurut beberapa penelitian, kejadian stunted pada anak


merupakan suatu proses kumulatif yang terjadi sejak kehamilan, masa
kanak-kanak dan sepanjang siklus kehidupan. Pada masa ini merupakan
proses terjadinya stunted pada anak dan peluang peningkatan stunted
terjadi dalam 2 tahun pertama kehidupan.

Faktor gizi ibu sebelum dan selama kehamilan merupakan


penyebab tidak langsung yang memberikan kontribusi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janin. Ibu hamil dengan gizi kurang akan
menyebabkan janin mengalami intrauterine growth retardation (IUGR),
sehingga bayi akan lahir dengan kurang gizi, dan mengalami gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.

C. DAMPAK STUNTING
Stunting dapat mengakibatkan penurunan intelegensia (IQ),
sehingga prestasi belajar menjadi rendah dan tidak dapat melanjutkan
sekolah. Bila mencari pekerjaan, peluang gagal tes wawancara pekerjaan
menjadi besar dan tidak mendapat pekerjaan yang baik, yang berakibat
penghasilan rendah (economic productivity hypothesis) dan tidak dapat
mencukupi kebutuhan pangan. Karena itu anak yang menderita stunting
berdampak tidak hanya pada fisik yang lebih pendek saja, tetapi juga pada
kecerdasan, produktivitas dan prestasinya kelak setelah dewasa, sehingga
akan menjadi beban negara. Selain itu dari aspek estetika, seseorang yang
tumbuh proporsional akan kelihatan lebih menarik dari yang tubuhnya
pendek.

Stunting yang terjadi pada masa anak merupakan faktor risiko


meningkatnya angka kematian, kemampuan kognitif, dan perkembangan
motorik yang rendah serta fungsi-fungsi tubuh yang tidak seimbang (Allen
& Gillespie, 2001). Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada
masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya dan
sulit diperbaiki.
D. CARA MENCEGAH STUNTING
Meskipun stunting berisiko mengganggu tumbuh kembang Anak,
bukan berarti hal ini tidak dapat dicegah, Berikut beberapa hal  yang dapat
di lakukan:

1. Penuhi Kebutuhan Gizi Selama Masa Kehamilan

Pencegahan terhadap stunting perlu dilakukan sedini mungkin,


yaitu dimulai saat Ibu tengah mengandung. Asupan gizi merupakan
salah satu hal penting yang dapat memengaruhi tumbuh kembang
Si Kecil, terutama di 1.000 hari pertamanya (mulai dari janin
hingga anak berusia dua tahun). Sebab, di tahap usia ini ia
mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat.

2. Beri ASI Eksklusif Hingga Anak Berusia 6 Bulan

ASI punya peran penting dalam mencegah stunting. Hal ini


disebabkan karena ASI memiliki kandungan gizi makro dan mikro
yang dapat mencukupi kebutuhan Anak di bawah usia enam bulan.
Disebutkan juga bahwa kandungan protein whey dan kolostrum di
dalam ASI dapat membantu memperkuat daya tahan tubuh Si Kecil
terhadap penyakit. Berdasarkan survei yang dilakukan di India dan
Haiti, Ibu yang melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) di satu
jam pertama setelah kelahiran memiliki risiko stunting lebih
rendah. Ini menjadi salah satu dasar mengapa bidan atau tenaga
kesehatan menyarankan para Ibu untuk mendukung proses IMD.

3. Pastikan Asupan Gizi Si Kecil 6 Bulan ke Atas Terpenuhi dengan


MP-ASI

Setelah berusia enam bulan, kebutuhan gizi Si Kecil tentunya


makin bertambah. ASI saja belum cukup untuk memenuhi asupan
gizi hariannya. Oleh sebab itu, Ibu perlu menyiapkan Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) yang mengandung zat gizi makro dan
mikro untuk membantu kurangi risiko stunting. WHO
merekomendasikan fortifikasi (penambahan nutrisi ke dalam
makanan) sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan nutrisi Si
Kecil.

4. Pantau Pertumbuhan Si Kecil

Anak yang mengalami stunting, secara fisik memiliki postur tubuh


yang lebih pendek dari anak seusianya. Karena itu, penting bagi
Ibu untuk memantau pertambahan tinggi dan berat badan Si Kecil
secara rutin di Posyandu atau klinik khusus anak. Tujuannya agar
Ibu dapat mengetahui lebih awal apakah Si Kecil mengalami
gangguan pertumbuhan.

5. Jaga Kebersihan Lingkungan

Ini juga jadi hal yang perlu Ibu perhatikan untuk mendukung
tumbuh kembang Si Kecil. Kondisi kebersihan lingkungan yang
tidak terjaga bisa menjadi tempat kuman penyebab penyakit untuk
berkembang biak. Hal ini tentu dapat memperbesar risiko anak
terinfeksi berbagai penyakit, seperti diare. Menurut hasil studi dari
Harvard Chan School, diare merupakan faktor ke-tiga penyebab
stunting pada anak.

E. 7 ZAT GIZI YANG BERPERAN MENGHINDARI STUNTING


a. Kalsium
Kalsium berfungsi dalam pembentukan tulang serta gigi,
pembekuan darah dan kontraksi otot. Bahan makanan sumber kalsium
antara lain : ikan teri kering, belut, susu, keju, kacang-kacangan.
b. Yodium
Yodium sangat berguna bagi hormon tiroid dimana hormon
tiroid mengatur metabolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh.
Yodium juga penting untuk mencegah gondok dan kekerdilan. Bahan
makanan sumber yodium : ikan laut, udang, dan kerang.

c. Zink
Zink berfungsi dalam metabolisme tulang, penyembuhan luka,
fungsi kekebalan dan pengembangan fungsi reproduksi laki-laki.
Bahan makanan sumber zink : hati, kerang, telur dan kacang-kacangan.
d. Zat Besi
Zat besi berfungsi dalam sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan
otak, dan metabolisme energi. Sumber zat besi antara lain: hati, telur,
ikan, kacang-kacangan, sayuran hijau dan buah-buahan.
e. Asam Folat
Asam folat terutama berfungsi pada periode pembelahan dan
pertumbuhan sel, memproduksi sel darah merah dan mencegah
anemia. Sumber asam folat antara lain : bayam, lobak, kacang-
kacangan, serealia dan sayur-sayuran.
KAMPUNG KB

A. APA ITU KB

Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program


pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan
ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat
dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.

Karena Keluarga Berencana adalah suatu program pemerintah yang


dirancang untuk menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah
penduduk, maka dari itu program KB ini diharapkan menerima Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada
pertumbuhan yang seimbang.

B. MANFAAT KB

Menjalani program KB sangat bermanfaat bagi pasangan suami


istri, selain membatasi kelahiran, juga bermanfaat mengurangi risiko
penyakit hingga gangguan mental. Berikut ini beberapa manfat KB untuk
pasangan suami istri:

1. Menurunkan risiko kehamilan

Alat kontrasepsi berfungsi untuk mencegah kehamilan yang


tidak diinginkan. Alat kontrasepsi juga berfungsi untuk menurunkan
risiko melahirkan terlalu muda atau terlalu tua.

Jika perempuan yang terlalu tua dan belum menopause


melakukan hubungan intim tanpa menggunakan alat kontrasepsi, ada
kemungkinan terjadi kehamilan. Melahirkan di atas usia 35 tahun akan
berisiko pada wanita dan dapat menyebabkan kematian.

2. Menurunknan risiko kanker pada wanita

Kontrasepsi hormonal yang digunakan wanita, seperti jenis


suntik, pil, atau IUD biasanya mengandung progesteron dan estrogen.
Hormon ini dapat membantu wanita mengendalikan kehamilan dan
menurunkan risiko kanker pada sistem reproduksi.

Kanker yang dapat diatasi dua hormon tersebut adalah kanker


indung telur (ovarium) dan kaker atau dinding rahim (endometrium).
Program KB hormonal juga dapat menurunkan risiko tumbuhnya
mioma di rahim.

3. Tidak mengganggu tumbuh kembang anak

Jika anak belum satu tahun sudah memiliki adik, tumbuh


kembang anak akan terganggu. Normalnya jarak anak pertama dan
kedua antara 3-5 tahun. Jika anak belum berusia 2 tahun sudah
mempunyai adik, ASI untuk anak tidak bisa penuh 2 tahun sehingga
kemungkinan mengalami gangguan kesehatan.

Orang tua yang mempunyai dua anak juga akan mengalami


kesulitan membagi waktu. Maka anak yang lebih besar akan akan
kurang perhatian, meski anak masih membutuhkan perhatian penuh
dari kedua orangtuanya.

4. Risiko radang panggul menurun

Hormon untuk KB adalah bermanfaat menurunkan radang


panggul. Radang pada panggul akan menyerang area rahim, ovarium,
dan area sekitar vagina lainnya.

Risiko terkena radang panggul menurun jika wanita


menggunakan program KB jenis implan. Tubektomi juga menurunkan
risiko gangguan pada panggul yang dapat membahayakan nyawa
wanita.

5. Menjaga kesehatan mental

Sebagian wanita kemungkinan mengalami depresi yang cukup


hebat setelah melahirkan. Depresi biasanya hilang jika mendapatkan
dukungan dari pasangan. Jika terjadi kelahiran anak dengan jarak yang
dekat, kemungkinan risiko depresi semakin besar. Depresi juga dapat
terjadi pada ayah karena tidak siap secara fisik dan mental.

Dua kondisi tersebut bisa dihilangkan dengan melakukan


program Keluarga Berencana. Jika melakukan pengaturan kehamilan,
pasangan suami istri bisa hidup lebih sehat. Bahkan anak bisa tumbuh
secara maksimal dan perencanaan kehamilan akan berjalan matang.

C. JENIS-JENIS ALAT KONTRASEPSI

Seperti yang kita tahu, ada banyak pilihan jenis alat kontrasepsi
yang bisa dipilih. Beberapa jenis alat kontrasepsi tersebut yaitu:

1. Pil (biasa dan menyusui)

Memiliki manfaat tidak mengganggu hubungan seksual dan


mudah dihentikan setiap saat. Terhadap kesehatan risikonya sangat
kecil.

2. Suntik KB (1 dan 3 bulan)

Jenis alat kontrasepsi yang satu ini bisa dibilang sangat efektif
(0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama
penggunaan suntik KB. Alat kontrasepsi suntikan juga mempunyai
keuntungan seperti tidak perlu menyimpan obat suntiknya dan jangka
pemakaiannya biasa dalam jangka panjang.

3. Implan (susuk)

Ini merupakan alat kontrasepsi yang digunakan di lengan atas


bawah kulit dan sering digunakan pada tangan kiri. Keuntungannya
daya guna tinggi, tidak mengganggu produksi ASI dan pengembalian
tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.

4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Seperti namanya, AKDR adalah alat kontrasepsi yang


digunakan dalam rahim. Efek sampingnya sangat kecil dan mempuyai
keuntungan efektivitas dengan proteksi jangka panjang 5 tahun dan
kesuburan segera kembali setelah AKDR diangkat.

5. Kondom

Anda mungkin sudah tak asing dengan alat kontrasepsi yang


terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks (karet), plastik (vinil)
atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat
berhubungan seksual. Manfaatnya kondom sangat efektif bila
digunakan dengan benar dan murah atau dapat dibeli dengan mudah.

6. Tubektomi

Jenis kontrasepsi ini adalah prosedur bedah mini untuk


memotong, mengikat atau memasang cincin pada saluran tuba fallopi
untuk menghentikan fertilisasi (kesuburan) seorang perempuan.
Manfaatnya sangat efektif, baik apabila kehamilan akan terjadi risiko
kesehatan yang serius dan tidak ada efek samping dalam jangka
panjang.

7. KB alami

Program KB ini bisa menjadi pilihan bagi mereka yang tidak


ingin tubuhnya disisipi benda asing. tidak cocok menggunakan alat
kontrasepsi, atau takut pada efek sampingnya. KB alami ini dapat
dilakukan dengan tiga cara, di antaranya: tidak berhubungan intim saat
masa subur, mennarik penis sebelum mengeluarkan sperma atau
ejakulasi saat penetrasi, dan memberikan ASI eksklusif pada bayi.

Perlu diketahui, wanita yang hamil segera setelah melahirkan


berisiko memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin
menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama kehamilan.

D. APA ITU KAMPUNG KB

Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat RW, dusun atau


setara, yang memiliki kriteria tertentu, dimana terdapat keterpaduan
program kependudukan, keluarga berencana, pembangunan keluarga dan
pembangunan sektor terkait yang dilaksanakan secara sistemik dan
sistematis (Pedoman Pelaksanaan Kampung KB, 2016).

Idealnya sebuah Kampung KB, masyarakat di dalamnya


seharusnya ikut berpartisipasi pada seluruh program KB yang
diselenggarakan oleh Pemerintah tersebut dan pengurus Kampung KB
sebagai pelaksana teknisnya.

Pemerintah Indonesia terus melakukan perubahan cara demi


terwujudnya pemerataan program KB tersebut. Pemerintahan Presiden
Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam mewujudkan agenda
prioritas pembangunan (Nawacita) periode 2015-2019, maka dibuatnya
kebijakan Program Kampung Keluarga Berencana (Kampung KB),
sebagaimana dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, khususnya pada Pembagian Urusan Pemerintahan
Konkuren antara pemerintahan Pusat, Daerah Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota pada huruf N (Pembagian Urusan Pemerintahan Bidang
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana).

E. TUJUAN PEMBENTUKAN KAMPUNG KB

Secara umum, tujuan dibentuknya Kampung KB ini adalah untuk


meningkatkan kualitas hidup masyarakat di tingkat kampung atau yang
setara melalui program KKBPK serta pembangunan sektor terkait lainnya
dalam rangka mewujudkan keluarga kecil berkualitas. Sedangkan secara
khusus, Kampung KB ini dibentuk selain untuk meningkatkan peran serta
pemerintah, lembaga non pemerintah dan swasta dalam memfasilitasi,
mendampingi dan membina masyarakat untuk menyelenggarakan program
KKBPK dan pembangunan sektor terkait, juga untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat tentang pembangunan berwawasan kependudukan.

F. SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN
Pada dasarnya ada tiga hal pokok yang dapat dijadikan bahan
pertimbangan sebagai syarat dibentuknya Kampung KB dalam suatu
wilayah, yaitu :

1. Tersedianya data kependudukan yang akurat.


2. Dukungan dan komitmen Pemerintah Daerah.
3. Partisipasi aktif masyarakat

G. KENAPA HARUS KAMPUNG KB

Undang-undang nomor 52 tahun 2009 tentang Perkembangan


Kependudukan dan Pembangunan Keluarga sebagai dasar pelaksanaan
Program Kependudukan dan Keluarga Berencana menekan kewenangan
kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) untuk tidak memfokuskan hanya pada masalah Pengendalian
Penduduk saja namun masalah Pembangunan Keluarga juga harus
mendapatkan perhatian.

Sehubungan dengan itu, maka untuk menjawab tantangan tersebut


digagaslah program Kampung KB. Melalui wadah Kampung KB ini
nantinya diharapkan pelaksanaan program KKBPK dan program-program
pembangunan lainnya dapat berjalan secara terpadu dan bersamaan.

Oleh karena itu cukup beralasan apabila pembangunan


kependudukan dimulai dari wilayah-wilayah pinggiran yaitu kampung.
Karena kampung merupakan cikal bakal terbentuknya desa, dan apabila
pembangunan pada seluruh kampung maju, maka desapun akan maju. Dan
apabila seluruh desa maju maka sudah barang tentu negarapun akan
menjadi maju.

H. KAMPUNG KB SEBAGAI WAHANA PEMBERDAYAAN


MASYARAKAT
Walaupun pembentukan Kampung KB diamanatkan kepada
BkkbN, akan tetapi pada prinsipnya Kampung KB merupakan perwujudan
dari sinergi antara beberapa kementerian terkait dari pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, mitra kerja, dan pemangku kepentingan, serta tidak
ketinggalan partisipasi langsung masyarakat setempat. Dengan demikian
kegiatan yang dilakukan pada Kampung KB tidak hanya identik dengan
penggunaan dan pemasangan kontrasepsi, akan tetapi merupakan sebuah
program pembangunan terpadu dan terintegrasi dengan berbagai program
pembangunan lainnya.

Sehingga wadah Kampung KB ini dapat kita jadikan sebagai


wahana pemberdayaan masyarakat melalui berbagai macam program yang
mengarah pada upaya merubah sikap, prilaku dan cara berfikir (mindset)
masyarakat kearah yang lebih baik, sehingga kampung yang tadinya
tertinggal dan terbelakang dapat sejajar dengan kampung-kampung
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai