Anda di halaman 1dari 29

PLATE GIRDERS

MATA KULIAH : PERANCANGAN STRUKTUR BAJA 2


DOSEN : TRI HANDAYANI
KELAS : 3 TA01 – 3 TA06
JURUSAN : TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS : GUNADARMA 1
PENGERTIAN PLATE GIRDER

- Plate girder adalah struktur lentur (beam) yang disusun dari beberapa elemen pelat.
- plate girder adalah beam yang besar, baik dalam panjang bentang maupun penampangnya,
karena penampang yang besar merupakan konsekuensi dari bentang yang panjang.
- Jika terdapat profil yang cukup besar sebagai elemen beam, maka alternatif pertama yang
digunakan adalah profil tersebut dengan menambahkan lapisan pelat pada salah satu atau
kedua flange-nya.
- Jika tidak memberikan kekuatan momen yang cukup, bisa dibuat penampang dari elemen-
elemen pelat.
- Jika bentang sangat panjang, sehingga tinggi dan berat plate girder menjadi terlalu besar,
maka alternatif lain adalah membuat elemen lentur berupa rangka batang. 2
- Sebelum sambungan las banyak digunakan, sambungan antara
elemen-elemen plate girder merupakan salah satu masalah
yang harus mendapat perhatian khusus.
- Elemen dihubungkan dengan rivet, sehingga bagian flange dan
web tidak bisa langsung menempel. Diperlukan tambahan
elemen yang mentransfer gaya dari flange ke web dan
sebaliknya. 3
- Untuk pengaku web. Biasanya digunakan profil siku. Untuk
menghindari kontak antara profil pengaku web dengan profil
siku penghubung web-flange ditambahkan filler plate.
- Banyaknya elemen tambahan menyebabkan beratnya plate
girder sehingga secara ekonomis kurang menguntungkan.
Dengan berkembangnya penggunaan las sebagai alat
sambung, maka bisa dihindari elemen-elemen tambahan yang
tidak diperlukan. 4
Plate girder dengan sambungan las

Sambungan Rivet dengan pengaku


5

Sambungan Paku Keling (Rivet)


Pertimbangan Umum (General Consideration)

- Permasalahan yang dihadapi dalam perencanaan steel structure adalah


stabilitas, baik lokal maupun keseluruhan struktur. Untuk profil standar,
stabilitas lokal telah dibatasi. Bila diperlukan plate girder, perencana
harus memperhitungkan berbagai factor seperti tinggi beam dan tebal
web.
- Leleh pada flange tarik dan buckling pada flange tekan juga menjadi
penyebab gagalnya plate girder. Buckling pada flange tekan bisa terjadi
6

secara vertical ke arah web (FLB) maupun karena torsi (LTB).


Pertimbangan Umum (General Consideration)

- Pada web, tegangan principle berupa tegangan tarik diagonal dan tekan diagonal.
- Tegangan tarik diagonal bukan permasalahan serius untuk plate girder, tapi tegangan
tekan diagonal bisa menyebabkan buckling pada web. Hal ini bisa diatasi dengan
salah satu cara dari ketiga cara di bawah ini
1. rasio tinggi dan tebal web dibuat cukup kecil
2. pengaku web digunakan untuk membentuk panel-panel yang meningkatkan kekuatan
geser
3. pengaku web digunakan untuk menahan tegangan tekan diagonal dengan membentuk
tension-field action 7
konses tensiop-field action. Pada titik terjadinya buckling, web kehilangan stabilitasnya untuk
menahan tegangan tekan diagonal, dan tegangan ini dialihkan pada pengaku transversal dan
flange. Pengaku menahan komponen gaya vertical dan flange menahan komponen gaya
horizontal. Web hanya diperlukan untuk menahan gaya tarik diagonal, sehingga disebut tension-
field action.

8
Jika web tanpa pengaku tidak mampu menahan gaya geser, sejumlah pengaku diperlukan
untuk membentuk tension-field action.
Pengaku tambahan mungkin diperlukan pada titik
dimana bekerja beban terpusat untuk menghindarkan web
dari beban tekan langsung. Pengaku ini disebut bearing
stiffeners, dan harus proportional terhadap beban yang
bekerja.

tegangan pada bearing stiffener adalah:


Gambar diatas menunjukkan bearing stiffeners yang
P
terdiri dari dua buah pelat persegi, satu pelat pada setiap
fp  atau P  f p Apb
sisi web. Pelat diberi lubang pada pertemuan web dan A pb
flange untuk menghindari pengelasan pada pertemuan
dimana:
web-flange. Jika pengaku ditujukan untuk menahan beban
Apb = luas penampang bearing stiffener9
yang bekerja,
= 2at
Hal lain yang harus dipertimbangkan akibat adanya beban terpusat pada flange adalah web
yielding (leleh pada web), web crippling (buckling pada web), dan sidesway web buckling.
Sidesway web buckling terjadi saat tekan pada web menyebabkan flange tarik mengalami bukling
lateral. Penomena ini muncul jika flange tidak mampu mempertahankan bentuknya.

Perhitungan sambungan las untuk menghubungkan elemen-elemen plate girder sama dengan
perhitungan untuk sambungan las. Sambungan antara web dan flange harus mampu menahan geser
horizontal. Besarnya gaya geser yang harus ditahan oleh sambungan las dikenal dengan shear flow,
berdasar perilaku elastis adalah:
VQ
f 
Ix

dimana Q adalah momen kopel dari resultan gaya tarik dan tekan pada penampang 10

plate girder.
Batasan Menurut AISC

Sebuah struktur lentur diklasifikasikan sebagai beam atau plate girder tergantung pada
kelangsingan web h/tw, dimana h adalah tinggi web diukur dari bagian dalam flange atas
sampai bagian dalam flange bawah dan tw adalah tebal web

h 970
 struktur diklasifikasikan sebagai beam.
tw Fy

h 970
 struktur diklasifikasikan sebagai plate girder
tw Fy

11
Double symetry ( Web is Non compact)

Double symetry (Web is Slender)

Single symetry ( Web is Non compact)

Single symetry ( Web is slender)


12
Rasio jarak antar
pengaku terhadap
tinggi web

a = jarak bersih stiffeners

Untuk semua girder tanpa web stiffener :


nilai h/tw 260, dan
13
ratio area web terhadap sayap tekan  10
FLEXURAL STRENGTH (KEKUATAN LENTUR)

Kekuatan lentur rencana dari plat girder adalah  b M n dengan  b  0,90


Kekuatan lentur nominal Mn berdasarkan leleh pada flange tarik atau
buckling pada flange tekan. Kekuatan buckling flange tekan dijelaskan
melalui FLB dan LTB

14
TENSION FLANGE YILEDING (LELEH PADA FLANGE TARIK)

Tegangan lentur maksimum pada struktur yang melendut ke sumbu kuat adalah:

fb 
M M  S x fb
Sx
dimana Sx adalah modulus penampang elastis pada sumbu kuat.

Kekuatan lentur nominal berdasar leleh pada flange tarik: M n  S xt Re Fyt

M n  S xt Fyt
Sxt = modulus penampang elastis berdasar bagian tertarik
Re = factor hybrid dari girder
15
Fyt = tegangan leleh flange tarik
COMPRESSION FLANGE STRENGTH (BUCKLING PADA FLANGE TEKAN)

Tegangan lentur nominal berdasarkan pada buckling flange tekan adalah:

M n  S xc RPG Re Fcr

Sxc = modulus penampang elastis berdasar bagian tertekan


RPG= factor reduksi kekuatan untuk menghitung elastic web buckling
Fcr = tegangan kritis flange tekan, berdasar LTB atau FLB
Re = factor hybrid girder
16
COMPRESSION FLANGE STRENGTH (BUCKLING PADA FLANGE TEKAN)

Faktor reduksi plat girder adalah :

Jika   p maka Fcr  Fy


(   p )
 p    r, kegagalan trjadi akibat inelastic LTB, Fcr  Fy  0,3Fy
Jika
 r  p 
0,9 Ekc
Fcr  2
 bf 
Jika   r , kegagalan trjadi akibat elastic LTB,   17

 2t 
 f 
COMPRESSION FLANGE STRENGTH (BUCKLING PADA FLANGE TEKAN)

Faktor reduksi plat girder adalah :

Jika   p maka Fcr  Fy


(   p )
 p    r, kegagalan trjadi akibat inelastic LTB, Fcr  Fy  0,3Fy
Jika
 r  p 
0,9 Ekc
Fcr  2
 bf 
Jika   r , kegagalan trjadi akibat elastic LTB,   18

 2t 
 f 
CONTOH SOAL

Plate girder seperti pada gambar, harus diperiksa dengan menggunkan persamaan AISC,
beban yang bekerja adalah beban hidup dan beban mati dengan rasio 3,0. Beban merata 4
kips/ft termasuk berat sendiri girder. Sayap tekan di support di ujung-ujungnya dan pada
titik bekerjanya beban terpusat. Bearing stiffener terletak seperti pada gambar dan
terpotong 1inci pada sisi dalam bagian atas dan bawah. Tidak ada pengaku di tengah las
antara flange dan web. Digunakan baja A36, dengan asumsi semua las memenuhi dan
cukup. Tentukan kekuatan lentur nya (Flexural Strength)

19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
TUGAS
1.Tentukan kekuatan lentur nominal dari profil yang dilas , flange 3 inci ×
26 inci, web adalah 1⁄2 inci × 78 inci, dan di support member , pembebanan
merata, dan memiliki dukungan lateral menerus. Digunakan baja A572
grade 50

TERIMA KASIH

JANGAN LUPA BERDOA

KEEP HEALTHY & STAY AT HOME 29

Anda mungkin juga menyukai