PENDAHULUAN
Salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah adalah TBC. Penyakit TBC pada bayi
dan anak dapat dicegah dengan beberapa cara seperti imunisasi BCG (Bacillus Calmette-
Guerin), pengobatan untuk pencegahan (kemoprofilaksis), menghindari kontak dengan
penderita TBC, mendiagnosis dan mengobati kasus TBC dewasa secara tepat, serta dengan
menerapkan strategi DOTS (Alatas H. 2002).
Menurut Prof dr Djauhar Ismail MPH, PhD, SpAK, guru besar Bagian Ilmu Kesehatan
Anak Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) daya kekebalan vaksin BCG
untuk mencegah infeksi tuberkulosis paru pada anak sangat rendah. Namun vaksin ini masih
dapat mencegah penyakit tuberkulosis bentuk yang berat seperti tuberkulosa selaput otak,
1
bentuk miliair, dan tuberkulosa tulang. Di dunia daya kekebalan vaksin BCG untuk
mencegah infeksi tuberkulosis range-nya antara 0 persen sampai 80 persen, sedangkan di
Indonesia hanya sekitar 20 persen. Namun untuk pencegahan TBC bentuk berat bisa 60-70
persen (Alatas H. 2002).
Upaya imunisasi BCG yang telah dilaksanakan oleh Departemen kesehatan R.I. secara
nasional sudah mencakup 96,3% (2001), tetapi di daerah-daerah terpencil cakupan tersebut
secara keseluruhan belum tercapai Mengingat kondisi tersebut, maka perlu adanya upaya
untuk meningkatkan cakupan imunisasi BCG untuk mencegah terjadinya penyakit TBC
yang sangat mematikan ini (Depkes RI. 2000).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui penyebab rendahnya cakupan imunissi BCG dan merencanakan program
peningkatan cakupan imunisasi BCG untuk mencapai 80% di 3 desa wilayah keamatan
Sukomoro.
2
BAB II
ANALISIS KASUS
SKENARIO
Tujuan Pembelajaran
3
2.1 Masalah Yang Ditemukan
Pada sekenario diatas ditemukan berbagai masalah yang terjadi di 3 desa kecamatan
Sukomoro, diantaranya:
Diagramfishbone (diagram tulang ikan) sering juga disebut Cause and Effect Diagram
atau Ishikawa Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian
kualitas dari Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools).
Fishbone diagram digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab
masalah. Suatu tindakan dan langkah improvement akan lebih mudah dilakukan jika
masalah dan akar penyebab masalah sudah ditemukan. Manfaat fishbone diagram ini dapat
menolong kita untuk menemukan akar penyebab masalah (Kusnadi, Eris. 2011).
4
Masukan
Proses
metode tenag
a
fasilitas Kurangnya
kader
Kurangnya
kunjungan vaksinasi Kurangnya
posyandu Cakupan
Imunisasi
BCG 80%
Pendidikan Masalah
yang rendah Budaya
Peran
masyaraka
Sosial ekonomi
rendah
Lingkungan
5
2.3 Penyelesaian masalah
1. Masukan
a. Kurangnya Kader dimasyarakat
Pada sekenario diatas Dilaporkan pada pada kecamatan Sukomoro telah
kekurangan kader desa.
Penyelesaian
Masalah kurangnya jumlah kader desa dapat dipecahkan denga perekrutan
kader desa, yang sebelumnya masyarakat diberi penyuluhan tentang tugas yang
dimiliki kader desa yang berhubungan dengan pelaksanaan vaksinasi. Setelah
terkumpulnya kader desa yang baru maka dapat dilakukan pelatihan untuk
kader desa tersebut.
b. Kurangnya Posyandu
Pada kecamatan Sukomoro, terdapat ketidakseimbangan antara jumlah bayi
lahir dan jumlah balita dengan jumlah posyandu yang ada di kecamatan
Sukomoro.
Penyelesaian
Untuk memecahkan masalah ini diperlukan kerjasama masyarakat untuk
bergotong royong dalam pembuatan posyandu
2. Lingkungan
a. Social ekonomi rendah
Kondisi ekonomi masyarakat di kecamatan sukomoro dikelompokkan menjadi
kondisi ekonomi menengah kebawah.
penyelesaian
Salah satu upaya dalam penanggulangan kemiskinan adalah dengan
pemberdayaan, misalnya pemberdayaan lingkungan dan pembedayaan
6
kewirausahaan. Program yang dapat dilakukan pada masalah ini adalah
program kebijakan, contohnya : PKPS BBM yang terdiri dari program bagi-
bagi uang atau BLT, P2KP yang kemudian diganti menjadi PNPM dengan
aneka ragam jenis PNPM, program BOS, RASKIN, Askeskin, Kredit Usaha
Rakyat (KUR)
Penyelesaian
Masyarakat kecamatan Sukomoro pelu diberikan edukasi agar tidak ada
anggapan bahwa imunisasi untuk bayi bersifat merugikan. Hal ini bisa
dilakukan dengan penyuluhan-penyuluhan kepada masyarakat.
3. Proses
a. Peningkatan frekuensi kegiatan petugas vaksinasi menjadi dua kali lipat.
Dilaporkan bahwa pada kecamatan Sukomoro frekuensi kunjungan petugas
vaksinasi BCG rendah. Penyebab kurangnya kunjungan petugas vaksinasi
antara lain sebagai berikut :
Kurangnya motivasi petugas vaksinasi
Ketidak adanya transportasi
penyelesaian
Penyelesaian untuk masalah ini adalah dengan meningkatkan jumlah petugas
atau dengan meningkatkan frekuensi kunjungan 2 kali lipat berhubung target
7
pencapaian cover rage 40% harus ditingkatkan menjadi minimal 80%. Namun,
perencanaan program dengan peningkatan jumlah petugas akan memakai biaya
yang sangat besar. Jadi solusi yang digunakan adalah dengan meningkatkan
frekuensi kunjungan petugas. Metode yang dapat digunakan untuk
menyelesaikan masalah adalah dengan meningkatkan actuating, yaitu sebagai
berikut :
Meningkatkan motivasi petugas vaksinasi
- Brain Storming
Diadakan pelatihan untuk petugas vaksinasi. Hal ini akan membuat
petugas vaksinasi sadar akan SOP (Standard Operating Procedure) dan
bertindak sesuai SOP tersebut.
- Sistem reward (gaji)
Pemberian reward akan meningkatkan motivasi petugas vaksinasi.
Misalnya kenaikan gaji atau pemberiangaji sesuai dengan jumlah bayi
yang divaksinasi.
Penyediaan transportasi atau biaya untuk transportasi
Penyediaan transport khusus untuk vaksinasi akan mempermudah
pelaksanaan vaksinasi atau disediakannya anggaran khusus untuk biaya
transportasi petugas vaksinasi saat menjalankan tugas.
8
1. Peningkatan frekuensi kerja 5 4 5 4 25
petugas vaksinasi
2. Merekrut kader desa yang 4 3 3 2 18
membantu kesehatan
masyarakat.
3. Penyuluhan vaksinasi 3 3 2 2 9
4. Bantuan langsung tunai/ 4 2 2 1 2
KUR
5 Pembangunan posyandu 3 2 1 3 2
Keterangan :
P : Prioritas jalan keluar
M : Magnitude, besarnya masalah yang bisa diatasi apabila solusi ini dilaksanakan
(turunnya prevalensi dan besarnya masalah lain)
I : Implementasi, kelanggengan selesai masalah
V : Vulnerability, sensitifnya dalam mengatasi masalah
C : Cost, Biaya yang diperlukan
9
Penyimpanan pada suhu < 5°C terhindar dari sinar matahari (indoor day-light)
(Depkes RI, 2009).
10
Penduduk di Indonesia berdasarkan sensus pada tahun 2010 berjumlah 237.556.363
jiwa. Jumlah penduduk ini terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan populasi terbanyak
berada di pulau Jawa. Jumlah penduduk berdasarkan umur, untuk bayi usia 0-1 tahun
berjumlah 24 156 723 jiwa. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan jumlah bayi
usia 0-1 tahun sekitar 10% dari total populasi penduduk Indonesia (BPS. 2011).
Untuk mengtahui target cakupan imunisasi pada 3 desa wilayah kecamatan Sukomoro
dapat menggunakan rumus dibawah. Dengan jumlah target cakupan bayi sebanyak (Px
10%)80%.
B= (P x 10%) x T
Keterangan
B: jumlah bayi
P: populasi
T: target cakupan.
Menurut Harrington Emerson dalam Phiffner John F. dan Presthus Robert V. (1960)
manajemen mempunyai lima unsur (5M), yaitu:
1. Man
2. Money
3. Materials
4. Machines
5. Methods
1. Man
Merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Dalam manajemen,
faktor manusia adalah yang paling menentukan. Hal yang dapat kita lakukan adalah
11
memberi pelatihan kepada tenaga pelaksana di Posyandu dalam hal pemberian
imunisasi dan bagaimana cara untuk mensosialisasikan manfaat dari imunisasi.
2. Money
Uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari suatu organisasi.
3. Materials
Material dalam hal ini adalah vaksin yang digunakan untuk melaksanakan imunisasi
tersebut. Pemberian vaksin disesuaikan dengan usia dan jumlah penerima imunisasi
sehingga material yang ada dapat digunakan secara efisien.
4. Machines
Machine dalam hal ini adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyimpanan,
distribusi dan pemakaian vaksin yang akan digunakan dalam program imunisasi. Oleh
karena itu, kita harus memberi informasi tentang prosedur pengelolaan vaksin tersebut
kepada petugas pelaksana di lapangan.
5. Methods
Metode yang dilaksanakan agar kegiatan imunisasi tersebut berjalan sesuai dengan
program adalah mengadakan penyuluhan kepada setiap desa, mengubah pola pikir
masyarakat mengenai adanya adat istiadat terhadap imunisasi, mensosialisasikan
kepada masyarakat tentang manfaat imunisasi dan menyelenggarakan kegiatan
imunisasi ditempat yang mudah dijangkau oleh masyarakat.
d)
12
BAB III
RENCANA PROGRAM
3.1 Rencana Program
13
Tabel 2. Rencana Kegiatan Peningkatan Frekuensi Kerja
No. Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Kegiatan Lokasi Tenaga Jadwal Kebutuhan
Kegiata Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksanaan.
n
1. Pembekalan Petugas Untuk 1x Pemberian Balai Desa Narasumber Dilakukan 1x Tempat
petugas vaksin meningkatkan Materi pelaksanaan
Vaksin pengetahuan Vaksinasi Materi
petugas Evaluasi Narasumber
vaksinasi Pemberian Alat tulis kantor
Materi Konsumsi
14
15
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan
Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan kepada bayi agar dapat
mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan oleh penyakit
tuberculosis (Ranuh,2008).
Dari data skenario yang kami analisis dapat disimpulkan kecamatan sukomoro hanya
dapat mengcover 40% bayi dikarenakan masalah sebagai berikut :
2. Belum adanya cukup kader desa yang membantu melayani kesehatan masyarakat.
3. Kurangnya posyandu
4. Masalah sosial ekonomi yang rendah
5. Pendidikan yang rendah
6. Masalah budaya dll
16