KINEMATIKA
DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
IPB UNIVERSITY
2021
Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah dapat membuat grafik 𝑥 terhadap 𝑡 pada suatu gerak
lurus beraturan dan menentukan kecepatan serta ketidakpastiannya; membuat grafik 𝑥
1
terhadap 𝑡 2 pada suatu gerak lurus berubah beraturan dan menentukan percepatan serta
2
Teori Singkat
Suatu benda dapat dikatakan bergerak jika benda itu mengalami perubahan
kedudukan terhadap titik tertentu sebagai acuan. Gerak dapat dikatakan sebagai
perubahan kedudukan suatu benda dalam selang waktu tertentu. Gerak suatu benda
menurut lintasannya dibagi menjadi gerak lurus, gerak melingkar, dan gerak parabola.
Gerak lurus dibagi menjadi dua, yaitu gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah
beraturan. (Nisa et al, 2014)
Gerak lurus beraturan adalah gerak benda titik yang membuat lintasan berbentuk
garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satuan waktu tetap, baik besar
maupun arahnya. Gerak lurus berubah beraturan ialah gerak benda titik yang membuat
lintasan berbentuk garis lurus dengan sifat bahwa jarak yang ditempuh tiap satuan waktu
tidak sama besar, sedangkan arah gerak tetap (Sarojo, 2002).
Data
Tabel 3.1 Data Percobaan 3.1
Posisi akhir 𝒙i
i Waktu ti (s)
(cm)
1 0,0703 70 v = 73,7118 cm/s X0 = 65,0102 cm
2 0,1355 75 ∆v = 0,2028 cm/s ∆X0 = 0,0853 cm
3 0,2019 80
4 0,2701 85
5 0,3384 90
6 0,4078 95
7 0,4739 100
8 0,5406 105
9 0,6100 110
10 0,6809 115
ℎ ± Δℎ 𝐷 ± Δ𝐷 𝑔 ± Δ𝑔
(20,00 ± 0,05) m (228,60 ± 0,05) m (9,796 ± 0,072) m/s2
Pengolahan Data
120
y = 73,7118x + 65,01
100
Posisi (cm)
80
60
40
20
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8
Waktu (sekon)
y = 73,7118x + 65,01
v = 73,718 cm/s
2. Ketidakpastian Kecepatan
Ketidakpastian kecepatan (∆v) diperoleh dari aplikasi Microsoft Excel dengan
rumus =LINEST(C2:C11,B2:B11,TRUE,TRUE) kemudian dengan blok 6 sel lalu
klik tombol Insert function pada tab Formula. Menekan tombol Ctrl + Shift + Enter
pada saat bersamaan ketika layar Insert function muncul.
∆v = 0,2028 cm/s
1
3. Grafik antara Jarak dan t2. Berdasarkan Tabel 3.2
2
0.8
Jarak (m)
0.6
0.4
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9
1/2t2
y = 0,857x + 0,012
𝑎 = 0,857 m/s2
4. Nilai Gravitasi
𝐷
𝑔=𝑎
ℎ
228,60
𝑔 = 0,857
20,00
𝑔 = 9,796 m/s2
𝐷 𝑎𝐷
∆𝑔 = √( )2 × (∆𝑎)2 × (0,9 × ∆𝐷)2 + ( 2 )2 × (0,9 × ∆ℎ)2
ℎ ℎ
∆𝑔 = 0,072 m/s 2
6. Ketepatan Gravitasi
𝑔 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖−𝑔 𝑒𝑘𝑠𝑝𝑒𝑟𝑖𝑚𝑒𝑛
Ketepatan = [1 − ( )] × 100%
𝑔 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖
10−9,796
Ketepatan = [1 − ( )] × 100%
10
Ketepatan = 97,96 %
Pembahasan
Praktikum dilakukan sebanyak dua kali percobaan. Percobaan pertama membahas
tentang GLB (Gerak Lurus Beraturan) dengan mengukur kecepatan, posisi awal
benda, dan ketidakpastiannya. Besar kecepatan diperoleh dari kemiringan kurva
posisi akhir terhadap waktu. Dari pengolahan data yang telah dilakukan, didapat
kecepatan sebesar 73,7118 cm/s. Sedangkan posisi awal, ketidakpastian kecepatan,
dan ketidakpastian posisi awal diperoleh dari aplikasi Microsoft Excel dengan
menggunakan rumus =LINEST(C2:C11,B2:B11,TRUE,TRUE) dengan C2:C11 dan
B2:B11 berupa data waktu dan posisi awal sehingga diperoleh berturut-turut sebesar
65,0102 cm; 0,2028 cm/s; 0,0853 cm.
𝐷 𝑎𝐷
∆𝑔 = √( )2 × (∆𝑎)2 × (0,9 × ∆𝐷)2 + ( 2 )2 × (0,9 × ∆ℎ)2
ℎ ℎ
Ketepatan percepatan gravitasi pada praktikum ini sebesar 97,96 %. Hal ini
disebabkan percepatan gravitasi pada setiap tempat di permukaan bumi tidaklah sama.
Menurut Astuti (2016), percepatan gravitasi dipengaruhi oleh posisi ketinggian dan
massa benda maka besar percepatan gravitasi tiap daerah itu akan berbeda. Selain itu,
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan percepatan gravitasi
tersebut. Pertama bumi kita tidak benar-benar bulat, percepatan gravitasi bergantung
pada jaraknya dari pusat bumi. Kedua, percepatan gravitasi tergantung dari jaraknya
terhadap permukaan bumi. Ketiga, kepadatan massa bumi yang berbedabeda.
(Daryono, 1992: 14). Bentuk bumi yang tidak benar-benar bulat mengakibatkan
adanya gaya sentrifugal yang menentang gravitasi lebih besar di daerah equator, hal
ini yang menyebabkan bahwa jarak equator ke pusat bumi lebih jauh daripada jarak
kutub ke pusat bumi. (Giancoli, D.C. 1998). Akibatnya percepatan gravitasi bumi di
daerah equator menjadi lebih kecil dibandingkan percepatan gravitasi dikedua kutub.
Keberagaman Topografi permukaan bumi juga menyebabkan perbedaan besar
kecilnya percepatan gravitasi di setiap tempat karena tergantung dari jaraknya ke
permukaan bumi. Artinya semakin tinggi benda tersebut berada dari permukaan bumi
maka semakin kecil percepatan gravitasi yang dimiliki benda tersebut. Faktor lain
yang menyebabkan perbedaan gravitasi bumi di setiap tempat adalah kepadatan atau
kerapatan massa bumi. Kepadatan atau kerapatan masa bumi di setiap tempat
berbeda-beda, hal yang paling bisa menjelaskan hal ini adalah antara daerah daratan
dan lautan. Daratan memiliki kerapatan massa yang lebih tinggi dibandingkan di
daerah lautan, sehingga percepatan gravitasi bumi di daerah daratan lebih kecil
dibandingkan di lautan (Daryono, 1992: 14-15).
Simpulan
Dari data percobaan 3.1 dapat dibuat grafik x terhadap t pada suatu gerak lurus
beraturan dan menghasilkan persamaan 𝑦 = 𝑎𝑥 + b dengan 𝑎 merupakan kecepatan
dan ketidakpastian kecepatan didapat dengan rumus berikut pada aplikasi Microsoft
Excel: =LINEST(C2:C11;B2:B11;TRUE;TRUE)
1
Dari data percobaan 3.2 dapat dibuat grafik x terhadap 𝑡 2 pada suatu garis lurus
2
𝐷 𝑎𝐷
∆𝑔 = √( )2 × (∆𝑎)2 × (0,9 × ∆𝐷)2 + ( 2 )2 × (0,9 × ∆ℎ)2
ℎ ℎ
DAFTAR PUSTAKA
Artawan, P. 2013. Analisis Variatif Gravitasi Bumi di Berbagai Koordinat dengan
Ayunan Sederhana. Singaraja.
Astuti, I. A. D. 2016. Pengembangan Alat Eksperimen Penentuan Percepatan Gravitasi
Bumi Berdasarkan Teori Bidang Miring Berbasis Microcomputer Based
Laboratory (MBL). 9 (2) : 114-118
Daryono. 2013. Gravitasi dan Faktor Penyebabnya. Jakarta
Giancoli, D.C. 1998. Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
Nisa C, Rahmawati E, Santosa A, Widya N. 2014. Perancangan Instrumentasi Pengukur
Waktu dan Kecepatan Menggunakan Dt-Sense Infrared Proximity Detector untuk
Pembelajaran Gerak Lurus Beraturan. 4 (1) : 36-37
Sarojo, G. A. 2002. Seri Fisika Dasar Mekanika. Jakarta: Salemba Tehnika.