DEA OKTAVIANI
dea.oktaviani-2020@vokasi.unair.ac.id
Abstract : Stroke is a condition that occurs when blood supply to the brain is reduced due to a
blockage (ischemic stroke) or rupture of a blood vessel (hemorrhagic stroke). Without blood, the
brain will not get oxygen and nutrients, so the affected brain will die immediately. The cause of
stroke is the occurrence of blockage, narrowing, or rupture of blood vessels leading to the brain.
As a result, blood and oxygen intake to the brain decreases and causes brain nerve cells to die.
Stroke management usually begins with acute treatment in an emergency setting and long-term
patient rehabilitation.
a. Trauma, b. Metastase,
B. Etiologi c. sinusistis radang
rongga paranasal, d.
sinusitis frontalis dan
sinusitis maksilaris, e.
infeksi mata f. infeksi
wajah, dan lain-lain. infeksi paru. Abses pada penderita
jantung bawaan sianotik, umumnya
Berbagai mikroorganisme oleh Strepcoccus anaerob.
yang dapat ditemukan pada abses
otak adalah bakteri, jamur, dan Sementara, jamur penyebab
parasit. Bakteri yang paling sering abses otak antara lain Nocardia
menyerang adalah Streptococcus asteroides, Clasdosporium
aureus, Streptococcus anaerob, trichoides, dan spesies candida serta
Streptococcus beta hemolyticus, Aspergilus. Walaupun jarang,
Strepcoccus alpha hemolyticus, E. Entamuba histolitica, suatu parasit
coli, dan Baerotoides. Abses asalah amoeba usus, juga dapat
Staphylococcus menyebabkan abses otak secara
biasanya berkembang hematogen. Walapun begitu, sekitar
dari perkembangan dari perjalanan 62% penyakit ini disebabkan oleh
otitis media atau fraktur kanii. Bila flora campuran dan kurang kebih
infeksi berasal dari sinus 25% karena kriptogenik (tidak
paranasalis, penyebabnya adalah diketahui sebabnya).
Strepcoccus anaerob dan Anaerob
dan Hemophilus influenzae. Abses C. Anatomi
oleh Strepcococcus Susunan saraf pusat terdiri atas
dan Pneumocococcus, otak dan korda spinalis. Otak terdiri dari
sering merupakan komplikasi
miliaran neuron yang tersusun oleh tentorium dan memenuhi hampir seluruh
membentuk anyaman kompleks untuk fossa posterior. Serebelum memiliki fungsi
menjalankan fungsinya. Otak dapat utama koordinasi gerakan volunteer terlatih
diklasifikasi dalam berbagai cara dengan mempengaruhi aktivitas otot,
bergantung pada perbedaan anatomi dan mengontrol keseimbangan, dan tonus otot
fungsi. melalui hubungan dengan sistem vestibular
dan medulla spinalis.
Diensefalon mencakup thalamus dan
hipotalamus. Thalamus menerima semua
informasi sensorik yang datang (kecuali bau)
dan memancarkan informasi ke korteks
serebri. Thalamus juga merupakan bagian
dari sistem pengaktifan reticular (RAS/
Reticular Activating System). Hipotalamus
membentuk dasar diensefalon, hipotalamus
Gambar 1. Anatomi otak berintegrasi dan mengarahkan informasi
Batang otak terdiri atas medulla mengenai suhu, rasa lapar, aktifitas susunan
oblongata, pons, dan mesensefalon. Batang
otak merupakan struktur penting sebagai
relay station untuk banyak serabut
longitudinal (asenden dan desenden). Pada
bagian dorsal batang otak terdapat formasio
retikularis yang mengatur fungsi kesadaran,
sirkulasi darah, pernafasan, dan fungsi vital
lainnya.
Serebelum atau otak kecil terletak di
bagian dorsal dari pons dan medulla
oblongata. Serebelum
dipisahkan dengan lobus oksipital serebri
saraf otonom, dan status emosi. Ketika organisme pathogen masuk
Hipotalamus juga menentukan kadar kedalam ruangan subaraknoid maka reaksi
beberapa hormon termasuk hormon peradangan terjadi dan mengakibatkan :
hipofisis.
Serebrum atau otak besar terdiri atas 1. Bendungan cairan serebrospinalis
lobus frontalis, lobus parietal, lobus 2. Penumpukan eksudat
temporal, lobus oksipital. Lobus frontalis 3. Perubahan arteri pada
memiliki fungsi dalam mengatur motorik, subaraknoid
pusat bicara (broca), pusat emosi, pusat 4. Perubahan jaringan disekitarnya
berfikir, pusat perilaku, pusat inisiatif. (edema).
Lobus parietal berfungsi sebagai pusat
proses sensori somato-sensorik yang
meliputi nyeri, suhu, taktil, dan penilaian Manifestasi klinis : 1) Demam
objek dalam orientasi ruang. Lobus merupakan gejala awal 2) Nyeri kepala 3)
temporal berperan sebagai pusat Mual dan muntah 4) Kejang umum 5)
pendengaran, pengertian bahasa (wernicle), Fotofobia 6) Pada keadaan lebih lanjut dapat
pemahaman suara, dan irama musik, serta mengakibatkan penurunan kesadaran sampai
pengaturan memori. Lobus oksipital dengan koma. 7) Adanya tanda-tanda iritasi
berperan sebagai pusat penerima dan meningeal seperti : a. Kaku kuduk, pasien
penganalisa penglihatan serta warna. (Nita mengalami kekakuan pada leher sehingga
Tri Sulistiyati; Titian Rakhma, 2012) terdapat kesulitan dalam memfleksikan leher
karena adanya spasme otot-otot leher. b.
D. Manifestasi Klinis Tanda Kernig positif, ketika paha pasien
dalam keadaan fleksi lebih dari 135 derajat