Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut
pengembangan kemampuan siswa Sekolah Dasar dalam bidang
akademis. Selain itu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
sangat diperlukan untuk melanjutkan belajar ke sekolah yang lebih
tinggi maupun untuk mengembangkan bakat, minat, dan menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Misalnya dengan mata pelajaran IPA dapat
melatih keterampilan anak untuk berpikir secara kreatif dan inovatif.
IPA merupakan latihan awal bagi siswa untuk berpikir dalam
mengembangkan daya cipta dan minat siswa secara dini kepada alam
sekitarnya. Adapun arti dari pendidikan adalah “proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.” 1
Sehubungan dengan hal tersebut di atas jelas bahwa pengajaran IPA
menunjang kemajuan perkembangan teknologi. Keberhasilan pengajaran
IPA ditentukan oleh berbagai hal, antara lain, kemampuan siswa dan
kemampuan guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar
mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran IPA yang
terdapat pada kurikulum. Siswa sebagai objek pengajaran, memiliki
kemampuan yang berbeda-beda, ada yang cerdas, ada pula yang kurang.
Untuk itu guru harus pandai dalam menyampaikan materi kepada
siswa karena keragaman yang ada pada siswa.
Hasil belajar siswa kelas IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor pada
pembelajaran IPA di bawah KKM 70. Dari 28 siswa kelas IV SDN
Kertajaya 02 Rumpin Bogor, 19 siswa mendapat nilai di bawah KKM,
sedangkan hanya 9 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Data
diperoleh dari daftar nilai ulangan harian yang dilakukan oleh guru pada

awal semester ganjil tahun pelajaran 2016/2017. Berdasarkan observasi,


hal ini disebabkan karena keterlibatan siswa secara langsung dalam
pembelajaran sangat minim sehingga siswa tidak memahami materi yang
diajarkan. Di samping itu, siswa tidak antusias dan tertarik pada materi
karena guru menggunakan metode konvensional dalam mengajar.
Pembelajaran dengan metode konvensional tak lebih dari
transfer ilmu guru kepada murid di dalam kelas melalui komunikasi satu
arah. Murid hanya menjadi obyek pasif yang mempunyai kewajiban
untuk menghafal catatan yang telah diberikan guru supaya bisa
menjawab soal-soal yang nantinya akan diujikan.
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses,
situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam
bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan, yang sering
disertai dengan penjelasan lisan. Dengan metode demontrasi, proses
penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara
mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik dan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperhatikan apa
yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.2

Berdasarkan masalah yang telah diidentifikasi di atas dan didukung


oleh referensi studi dan penelitian, maka peneliti berkolaborasi dengan
guru kelas IV menerapkan metode pengajaran demonstrasi dalam sebuah
penelitian tindakan kelas (PTK) untuk mengantisipasi masalah tersebut,
yang sekaligus mengurangi cara belajar konvensional yang sering
digunakan dalam belajar mengajar IPA. Besar harapan penulis dalam
pembelajaran tentang hantaran panas pada benda menggunakan metode
demonstrasi dapat menarik minat belajar siswa dalam pembelajaran
sehingga tujuan yang diharapkan yaitu hasil belajar IPA tentang
hantaran panas pada benda dapat meningkat.
Penelitian ini berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Siswa Melalui Metode Demonstrasi Pada Materi Gaya”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian


Identifikasi area dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran
IPA di kelas IV. Untuk fokus penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar sebagian besar siswa pada materi IPA di bawah KKM 70.
2. Keterlibatan siswa dalam PBM masih sangat minim sehingga siswa
tidak memahami materi yang diajarkan.
3. Proses pembelajaran IPA dirasa masih kurang menarik bagi siswa
sehingga berakibat kurang optimalnya hasil pembelajaran.
4. Guru menggunakan metode konvensional dalam mengajar.
C. Pembatasan Masalah Penelitian
Agar masalah tidak terlalu luas, maka dalam penelitian ini penulis
membatasi penelitian yaitu:
1. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil
belajar ipa pada konsep gaya
2. Sekolah yang digunakan pada penelitian ini adalah SDN
Kertajaya 02 kelas IV, yang beralamat di Kecamatan rumpin
kab. Bogor.
3. Hasil belajar kognitif jenjang C1-C2-C3

D. Perumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka
peneliti merumuskan permasalahannya sebagai berikut:
“Apakah penggunaan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada pembelajaran IPA tentang gaya kelas IV di SDN
Kertajaya 02 Rumpin Bogor?”

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak
dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar IPA
siswa melalui penggunaan metode demonstrasi.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat teoritis yang akan diperoleh adalah:
1. Mendapatkan teori/pengetahuan dan pengalaman baru yang relevan
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar IPA.
2. Sebagai dasar untuk mengembangkan dan melaksanakan
penelitian lebih lanjut, baik untuk diri sendiri maupun guru
kelas.
Hasil penelitian tindakan kelas ini akan memberikan manfaat yang
berarti Bagi perseorangan atau institusi, seperti diuraikan berikut ini:
1. Bagi Siswa
a. Untuk meningkatkan daya tarik siswa dalam mempelajari IPA
b. Untuk meningkatkan perhatian siswa dalam proses pembelajaran IPA.
c. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA
tentang Gaya.
d. Mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dan memuaskan.
e. Untuk melatih kerja sama dalam memecahkan masalah.
2. Bagi guru
a. Memberikan manfaat kepada guru dalam rangka mengembangkan
dan memperbaharui cara mengajarnya untuk meningkatkan
perhatian siswa.
b. Sebagai masukan bagi guru dalam rangka meningkatkan
kualitas proses dan hasil belajar.
c. Menemukan suatu strategi untuk meningkatkan hasil belajar siswa
tentang gaya.
3. Bagi Kepala Sekolah
a. Sebagai masukan dalam rangka memotivasi para guru

untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.


b. Sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan
keputusan untuk meningkatkan mutu sekolah
c. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan nilai KKM.
4. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai bahan rujukan yang dapat memberikan
manfaat dalam memperkuat landasan teori yang dibutuhkan
dalam penelitiannya.

BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN
PENGAJUAN
KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti


1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu aktifitas yang dilakukan
seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk
memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan
baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya
perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berfikir,
merasa, maupun dalam bertindak.1Menurut Slameto
“belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
2
lingkungannya.”
Sedangkan menurut Pupuh Fathurrohman dan Sobry
Sutikno belajar pada hakikatnya adalah “perubahan” yang
terjadi di dalam diri seseorang setelah melakukan aktifitas
tertentu.Walaupun pada kenyataannya tidak semua
perubahan termasuk kategori belajar. Misalnya, perubahan
fisik, mabuk, gila dan sebagainya. Dalam belajar yang
terpenting adalah proses bukan hasil yang di perolehnya.
Artinya, belajar harus diperoleh dengan usaha sendiri,
adapun orang lain itu hanya sebagai perantara atau
penunjang dalam kegiatan belajar agar belajar itu dapat
berhasil dengan baik.3

Sedangkan menurut Masitoh dan Laksmi Dewi “belajar


adalah suatu proses atau kegiatan yang di lakukan sehingga
membuat suatu perubahan perilaku yang berbentuk kognitif,
afektif, maupun psikomotor”.4

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang di maksud


dengan belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa
definisi:
1) Hilgard dan Bower, mengemukakan: “Belajar berhubungan
dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-
ulang dalam situasi itu, di mana perubahan
tingkah laku itu tidak dapat di jelaskan atau dasar
kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-
keadaan sesaat seseorang.”
2) Gagne, menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu
situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi
siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari
waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia
mengalami situasi tadi.”
3) Morgan, mengemukakan: “Belajar adalah setiap perubahan
yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai
suatu hasil dari latihan atau pengalaman.”
4) Witherington, mengemukakan: “Belajar adalah suatu perubahan
di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola
baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan,
kepandaian atau suatu pengertian.”5
Dari definisi-definisi tersebut di atas, ada beberapa elemen
penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu : Belajar
merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, perubahan dalam
pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
Dalam perspektif keagamaan belajar merupakan kewajiban
bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan
dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan.
Dari definisi-definisi yang telah diungkapkan di atas
peneliti berpendapat belajar adalah suatu proses perubahan tingkah
laku untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan
memiliki tujuan.

b. Ciri Khas perilaku belajar yaitu :


Setiap perilaku belajar selalu ditandai oleh ciri-ciri perubahan
perilaku yang spesifik. Diantara ciri-ciri perubahan khas yang
menjadi karakteristik perilaku belajar yang terpenting adalah :
1) Perubahan Intensional
2) Perubahan Positif dan Aktif

3) Perubahan Efektif dan Fungsional7


c. Prinsip-Prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar dapat di susun oleh calon guru atau
pembimbing dengan prinsip yang dapat di laksanakan dalam
situasi dan kondisi yang berbeda, dan oleh setiap siswa secara
individu. Susunan prinsip-prinsip belajar tersebut adalah : 1.
Berdasarkan prasarat yang di perlukan untuk belajar, 2. Sesuai
hakekat belajar dan yang ke-3 sesuai dengan materi/bahan yang
harus dipelajari.
1) Berdasarkan prasarat yang di perlukan untuk belajar
a) Dalam belajar setiap siswa harus di usahakan
partisipasi aktif, meningkatkan dan membimbing
untuk mencapai tujuan instruksional;
b) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan
motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan
instruksional;
c) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana
anak dapat mengembangkan kemampuannya
bereksplorasi dan belajar dengan efektif;
d) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
2) Sesuai hakekat belajar
a) Belajar itu proses kontinyu, maka harus tahap demi
tahap menurut perkembangannya;
b) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery;
c) Belajar adalah proses kontinguitas, (hubungan antara
pengertian yang satu dengan pengertian yang lain)
sehingga mendapatkan pengertian yang di harapkan.
Stimulasi yang di berikan menimbulkan respon yang
di harapkan.
3) Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari
1. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus
memiliki struktur, penyajian yang sederhana,
sehingga siswa mudah menangkap pengertiannya;
2. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan
tertentu sesuai dengan tujuan instruksional yang harus
dicapai.
4) Syarat keberhasilan belajar
1. Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga
siswa dapat belajar dengan tenang;
2. Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-
kali agar pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam
pada siswa.8

2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Di dalam menyelenggarakan proses belajar mengajar dapat di lihat dari
terjadinya perubahan yang di harapkan sesuai dengan tujuan
yang telah di rumuskan. Tujuan yang di maksud tersebut
berupa hasil belajar siswa. Hasil belajar yaitu perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari
kegiatan belajar.
Secara sederhana, yang di maksud dengan hasil belajar
siswa adalah kemampuan yang di peroleh anak setelah melalui
kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu
proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu
bentuk perubahan perilaku yang relative menetap. Untuk
mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang di kehendaki dapat di ketahui melalui
evaluasi.
b. Macam-macam Hasil Belajar
1) Pemahaman konsep
Pemahaman menurut bloom diartikan sebagai kemampuan
untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.
2) Keterampilan Proses
Usman dan setiawan mengemukakan bahwa
keterampilan proses merupakan keterampilan yang
mengarah kepada pembangunan kemampuan mental,
fisik, dan social yang mendasar sebagai penggerak
kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa.
3) Sikap
Menurut lange dalam azwar sikap tidak hanya
merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup
pula aspek respon fisik,.9
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Keberhasilan belajar sangat di pengaruh oleh beberapa
faktor.Faktor- Faktor tersebut dapat di kelompokkan menjadi
dua kelompok yaitu faktor dalam diri siswa sendiri (intern) dan
faktor dari luar diri siswa (ekstern).
1. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap
hasil belajar di antaranya adalah kecakapan, minat, bakat,
usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan kesehatan, serta
kebiasaan siswa.
2. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar
di antaranya adalah lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk
suasana kelas dalam belajar, seperti riang gembira,
meyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan

keluarga, program sekolah (termasuk dukungan komite


sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan teman
sekolah.10

3. Metode Demonstrasi
a. Pengertian Metode Demonstrasi
Demonstrasi berarti pertunjukan atau peragaan. Dalam
pembelajaran menggunakan metode demonstrasi dilakukan
pertunjukan sesuatu proses, berkenaan dengan materi
pembelajaran. Hal ini dapat dilakukan baik oleh guru maupun
orang luar yang diundang ke kelas. Proses yang didemonstrasikan
diambil dari obyek yang sebenarnya.11
Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-
tindakan atau prosedur yang dilakukan.12Metode demonstrasi
merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran
dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara
melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses.
Melalui metode demonstrasi guru memperlihatkan suatu proses,
peristiwa, atau cara kerja suatu alat kepada peserta didik.
Demonstrasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, dari yang
sekedar memberikan pengetahuan yang sudah di terima begitu saja
oleh peserta didik, sampai pada cara agar peserta didik dapat
memecahkan suatu masalah.
Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses
pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian
tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak
didik itu sendiri. Peran penggunaan metode demonstrasi mampu
mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi
kepada penerima. Oleh karena itu dalam merancang proses belajar
hendaknya dipilih metode yang benar-benar efektif dan efisien
atau merancang metode sendiri sehingga dapat menyampaikan
pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu
dari siswa.
Metode yang di maksud dalam penelitian ini adalah metode demonstrasi.

Metode demonstrasi mempunyai kemampuan atau potensi


mengatasi kekurangan- kekurangan guru, metode demonstrasi
mampu menyampaikan meteri secara jelas dan mudah di pahami
siswa.Dengan demikian penggunan metode demonstrasi dapat
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan. Dari hal tersebut maka proses belajar akan efektif dan
prestasi belajar siswa akan meningkat.
Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertujukan kepada siswa
tentang suatu proses,situasi atau benda tertentu,baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode
penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara
lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran
siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi
dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam
strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk
mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori
dan inkuiri.13

Dari definisi- definisi di atas, peneliti dapat menyimpulkan


bahwa metode demonstrasi adalah cara-cara guru dalam mengajar
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu
proses, situasi, kejadian, urutan melakukan suatu kegiatan atau
benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk yang
sebenarnya maupun tiruan melalui penggunaan berbagai macam
media yang relevan dengan pokok bahasan untuk memudahkan
siswa agar kreatif dalam memahami materi.
Metode demonstrasi ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk:
1) Memberikan ketrampilan tertentu
2) Penjelasan sebab penggunaan bahasa lebih terbatas
3) Menghindari verbalisme, menbantu peserta didik dalam
memahami dengan jelas, jalannya suatu proses dengan
penuh perhatian sebab lebih menarik.
Metode demonstrasi bertujuan untuk memberikan gambaran
atau memperlihatkan suatu proses terjadinya suatu peristiwa sesuai
dengan materi ajar agar peserta didik dengan mudah untuk
memahaminya.
b. Kelebihan dan kelemahan Metode Demonstrasi
1) Kelebihan Metode Demonstrasi
a. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme
akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung
memerhatikan bahan

pelajaran yang dijelaskan.


b. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab
siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat
peristiwa yang terjadi.
c. Dengan cara mengamati secara langsung siswa
akan memiliki kesempatan untuk membandingkan
anatara teori dan kenyataan. Dengan demikian
siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.

2) Kelemahan Metode Demonstrasi


a. Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang
lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai
demonstrasi yang memadai demonstrasi bisa gagal
sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak
efektif lagi.
b. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan,
dan tempat yang memadai yang berarti
penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
c. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan
keterampilan guru yang khusus, sehingga guru
dituntut untuk bekerja lebih professional.14

4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam


a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam
kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah
Dasar. Mata Pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama
ini di anggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari
jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah. Salah satu
masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah masalah
lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan para
guru di sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini
kurang mampu mengembangkan kemampuan berpikir peserta
didik. IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan
observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan
demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan
cara yang lain. IPA berhubungan dengan mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip

prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan pada


prinsipnya mempelajari IPA sebagai cara mencari tahu dan cara
mengerjakan atau melakukan dan membantu siswa untuk
memahami siswa untuk memahami alam

sekitar secara mendalam.15


Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas
hanya di arahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal
informasi, otak siswa di paksa hanya untuk mengingat dan
menimbun berbagai informasi tanpa di tuntut untuk memahami
informasi yang di peroleh untuk menghubungkannya dengan
situasi dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi ini juga menimpa
pada pembelajaran IPA, yang memperlihatkan bahwa selama ini
proses pembelajaran sains disekolah dasar masih banyak yang
dilaksanakan secara konvensional.
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta
menggunakan prosedur, dan di jelaskan dengan penalaran
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan. Hakikat pembelajaran
sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam yang dalam
Bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat
diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu : ilmu pengetahuan
alam sebagai produk, proses, dan sikap.16
Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu
kumpulan sebagai produk, yaitu kumpulin hasil penelitian yang
telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah
dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk IPA
sebagai produk, antara lain : fakta-fakta, prinsip,hukum,dan teori-
teori IPA.
Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk
menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA
merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan
proses dan menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasi
oleh ilmuwan.
Ketiga, ilmu pengetahuan sebagai sikap. Sikap ilmiah harus
dikembangkan dalam pembelajaran sains. Hal ini sesuai dengan
sikap yang harus di miliki oleh seorang ilmuwan dalam melakukan
penelitian dan mengkomunikasikan hasil penelitiannya.17
b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD/MI
Pembelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa :

1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif


terhadap saint, teknologi, dan masyarakat.
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat
keputusan.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-
konsep saint yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya
saint dalam kehidupan sehari-hari.
4) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman
di bidang pengajaran lain.
5) Ikut serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan
lingkungan alam. Menghargai berbagai macam bentuk
ciptaan Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari.
c. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di SD/MI
Ruang lingkup pembelajaran IPA di SD/MI meliputi aspek-
aspek sebagai berikut :
1) Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda
dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran.
2) Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh
energi panas, gerak,getaran dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya

d. Gaya
1) PengertianGaya
Gaya sering diartikan sebagai dorongan atau tarikan. Bila kita
menarik atau mendorong suatu benda, maka berarti kita
memberikan gaya pada benda tersebut. Untuk melakukan suatu
gaya, diperlukan tenaga. Gaya tidak dapat dilihat, tetapi
pengaruhnya dapat dirasakan. Gaya ada yang kuat dan ada yang
lemah. Makin besar gaya dilakukan, makin besar pula tenaga yang
diperlukan. Besar gaya dapat diukur dengan alat yang disebut
dinamometer. Satuan gaya dinyatakan dalm Newton (N). Gaya
dapat mempengaruhi gerak dan bentuk benda.
2) Macam – macam Gaya
a) Gaya otot

Adalah gaya yang ditimbulkan oleh otot. Misalnya, tangan


mengangkat buku, orang mendorong meja, dan kuda menarik
delman,
b) Gaya Magnet
Adalah gaya yang dihasilkan oleh magnet. Benda magnet akan
menarik benda logam. Magnet berasal dari kata Magnesia yaitu
tempat orang Yunani menemukan sifat magnet yang terdapat
dalam batu-batuan yang dapat menarik logam, misalnya magnet
yang terdapat pada pintu kulkas, alat pengumpul sampah besi, dan
penutup tempat pensil.
c) Gaya Gesek
Adalah gaya yang timbul akibat gesekan dua benda. Gaya
gesek adalah gaya yang menahan gerak benda agar benda itu dapat
berhenti bergerak. Besar kecilnya gaya gesek dipengaruhi oleh
kasar licinnya permukaan benda yang bergesekan. Makin
halus/licin permukaan gaya gesek semakin kecil. Makin kasar
permukaan gaya gesek semakin besar Misalnya, karet rem yang
bergesekan dengan pelek seperti kayuh, amplas dengan kayu, dn
ban mobil dengan permukaan jalan.
d) Gaya Pegas
Adalah gaya yang dihasilkan oleh benda elastis atau lentur.
Misalnya, tali ketapel, tali busur panah, dan pegas.
e) Gaya Gravitasi
Adalah gaya tarik dari pusat bumi. Gaya Gravitasi adalah gaya
yang menarik semua benda baik benda hidup maupun benda tidak
hidup ke arah pusat bumi.Gaya gravitasi bumi menyebabkan
semua benda di Bumi mempunyai berat. Gaya gravitasi bumi
disebut juga gaya berat, yaitu gaya yang dimiliki suatu benda
terhadap pusat bumi.18Contoh: daun berguguran dari pohon, buah
yang telah masak jatuh ke tanah, dan penerjun payung. Benda-
benda yang mengalami tarikan gaya gravitasi bumi akan bergerak
jatuh ke tanah. Gerak jatuh akan semakin cepat bila benda
semakin dekat dengan tanah. Setelah benda mencapai tanah, gaya
gravitasi tetap bekerja sehingga benda tetap berada pada
tempatnya.Akibat tidak adanya gaya gravitasi semua makhluk
hidup dan makhluk tak hidup akan melayang-layang di angkasa.
3) Pengaruh Gaya terhadap Gerak dan Bentuk Benda

Gaya dapat menyebabkan benda bergerak, gaya dapat


menambah kecepatan benda, dan gaya dapat mengurangi
kecepatan benda. Gaya dapatmenyebabkan kedudukan benda
berubah atau gaya dapat menyebabkan benda yang tadinya diam
menjadi bergerak.
a. Gaya Menggerakkan Benda Diam
Benda diam akan bergerak jika diberi gaya. Contohnya, bola
akan melambung ke udara jika tendang. Lemari akan bergeser
jika kita dorong. Sepeda akan berjalan jika kita kayuh. Batu akan
bergerak jika kita lempar.
b. Gaya Membuat Benda Bergerak Menjadi Diam
Contoh benda yang bergerak adalah sepeda yang dikayuh,
sepeda motor yang sedang bergerak, kelereng yang
menggelinding dan sebagainya. Benda yang bergerak tersebut
dapat berhenti jika diberi gaya. Sepeda yang bergerak akan
berhenti jika direm. Sepeda motor yang sedang bergerak akan
berhenti jika direm. Kelereng yang menggelinding akan berhenti
jika kita tahan dengan tangan atau kaki. Mengerem sepeda dan
sepeda motor termasuk bentuk gaya. Begitu pula dengan menahan
kelereng dengan tangan juga termasuk bentuk gaya, dengan
demikian, gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam.
c. Gaya Mengubah Kecepatan Benda
Perhatikan mobil yang sedang bergerak! Jika kamu amati,
kecepatan mobil tersebut tidak akan sama. Kamu bisa melihatnya
pada spidometer. Gerak mobil terkadang cepat dan terkadang
lambat. Apakah yang menyebabkan kecepatan mobil tersebut
berubah-ubah? Ketika jalan lengang, pengemudi akan menginjak
gasnya, akibatnya, mobil akan melaju kencang. Namun, ketika
ada mobil yang lain didepannya, pengemudi akan menginjak rem.
Akibatnya, laju mobil akan melambat. Injakan gas dan injakan
rem termasuk bentuk gaya. Oleh karena itu, gaya dapat
mempengaruhi kecepatan benda.
d. Gaya Mengubah Arah Gerak Benda
Sepeda tidak hanya dapat berjalan lurus, sepeda dapat kita
belokkan ke arah yang dibutuhkan. Jika ingin mengubah arah
sepeda, kita cukup membelokkan setangnya. Hasilnya, arah
sepeda akan berubah. Begitu juga dengan orang yang bermain
bola. Bola tidak hanya bergerak ke satu arah. Namun, arah gerak
bola tidak dapat berubah dengan sendirinya. Arah gerak bola
harus diubah oleh
pemain bola. Caranya dengan menyundul atau menendang bola.
Membelokkan arah sepeda dan bola termasuk bentuk gaya.
Dengan demikian, gaya dapat mengubah arah gerak benda.
e. Gaya Dapat Mengubah Bentuk Benda
Gaya dapat mengubah bentuk suatu benda yang terjadi pada
karet gelang yang semula berbentuk lingkaran berubah bentuk
ketika ditarik. Kayu yang semula berbentuk gelondong bisa
diubah menjadi berbagai bentuk. Ada yang menjadi meja, kursi,
mobil-mobilan, patung, dan sebagainya. Tarikan pada karet
gelang dan pahatan pada kayu termasuk bentuk gaya. Dengan
demikian, terbukti bahwa gaya dapat mengubah bentuk benda.
f. Gaya Dapat Mempengaruhi Keadaan Benda di dalam Air
Di dalam air terdapat suatu gaya yng disebut gaya tekan ke
atas. Gaya ini menyebabkan benda bisa mengapung di
permukaan. Benda yang masuk ke dalam air akan dikenai gaya
tekan ke atas, sehingga benda muncul kembali ke permukaan.
Itulah sebabnya, ketika berenang kita tidak akan ke dasar kolam,
melainkan berada di permukaan air. Namun gaya tekan ke atas
dipengaruhi oleh luas permukaan benda. Benda yang
permukaannya lebar mendapat banyak gaya tekan ke atas.
Akibatnya benda itu akan tenggelam. Inilah penyebab batu
tenggelam ketika dilempar ke dalam air. Hal ini karena batu
memiliki luas permukaan yang kecil. Keadaan benda di dalam air
di pengaruhi oleh gaya tekan ke atas dan berat benda.
a. Jika gaya tekan ke atas lebih besar dari berat benda, maka
benda akan terapung.
b. Jika gaya tekan ke atas sama dengan berat benda, maka benda akan melayang.
c. Jika gaya tekan ke atas lebih kecil dari berat benda, maka
benda akan tenggelam.

B. Kajian Penelitian yang Relevan


Penelitian yang dilakukan oleh ST Rusiah dengan skripsi
berjudul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui
Metode Demonstrasi Pada Materi Bangun Ruang dan Hubungan
Antar Bangun Datar”19 Penelitian Tindakan
Kelas di kelas IV MI Assyairiyah Attahiriyah Tahun Pelajaran
2011/2012, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
proses pembelajaran melalui metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar dari sebelum siklus
ke siklus I meningkat sebesar 10,69%. Hasil belajar dari siklus I
ke siklus II meningkat sebesar 4,40%. Secara keseluruhan terjadi
peningkatan hasil belajar sebesar 15,09%. Hasil belajar dari awal
sampai dengan akhir siklus II, dengan tingkat ketuntasan
(pencapaian KKM) pada tes sebelum sikus sebesar 50% (18
orang), pada siklus I yang sudah mencapai nilai KKM 88,88% (32
orang), dan pada siklus II meningkat menjadi 100% telah
mencapai nilai yang ditetapkan yaitu 70.
Penelitian yang dilakukan Agus Andriyanto dengan judul
skripsi “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sifat-sifat
Cahaya Melalui Metode Demonstrasi di Kelas V SDN 5 Telaga
20
Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo” dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut: Hasil penelitian menunjukan hasil
belajar siswa mengalami peningkatan. Hal ini terlihat pada
pembelajaran siklus I diperoleh data dari 34 orang siswa. Siswa
yang belum tuntas ada 13 orang siswa atau 38.23% dan yang
tuntas ada 21 orang siswa atau 61.77%. sedangkan pada siklus II
meningkat dimana siswa yang belum tuntas ada 3 orang siswa atau
8.82% dan yang sudah tuntas menjadi 31 orang siswa atau
91.18%. dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan
maka penulis menyampaikan bahwa dengan menggunakan metode
demonstrasi hasil belajar siswa di kelas V SDN 5 Telaga Kab
Gorontalo tentang sifat-sifat cahaya mengalami peningkatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahdania dengan judul
skripsi “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 9
Mamboro Pada Mata Pelajaran IPA Melalui Metode Demonstrasi”
21
, dapat ditarik kesimpulan: Pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa, peningkatan tersebut dapat dilihat pada siklus Isiswa
yang tuntas sebanyak 10 orang, persentase tuntas klasikal
mencapai 58,82
%dan mengalami peningkatan pada siklus II yaitu siswa yang
tuntas sebanyak 16 orangatau presentase ketuntasan klasikal
mencapai 94,11%. Bila dilihat dari aspek
aktivitassiswa maupun aktivitas guru keduanya mengalami
peningkatan dari kategori baikpada siklus I menjadi kategori
sangat baik pada siklus II. Dengan demikianpenggunaan metode
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVSDN
Mamboro Pada Mata Pelajaran IPA.

C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan sebelumnya
diperoleh kerangka pikir bahwa kondisi awal pembelajaran IPA
kelas IVSDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor
lebih banyak berpusat kepada guru, guru lebih banyak berceramah.
Siswa hanya sebagai pendengar, kondisi seperti ini mengakibatkan
siswa merasa bosan dan enggan belajar IPA. Dengan kondisi awal
seperti ini kemudian peneliti akan melaksanakan suatu tindakan
untuk mengatasinya. Peneliti akan menerapkan metode
demonstrasi dalam proses pembelajaran IPA.
Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti, diharapkan
mencapai kondisi akhir, yaitu hasil belajar IPA siswa kelas IV
SDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor dapat
meningkat. Melalui metode demonstrasi, diharapkan siswa lebih
senang dan tertarik untuk belajar IPA, sehingga hasil belajarnya
diduga akan meningkat.

SIKLUS I
Menggunakan metode
demonstrasi dengan
kelompok

SIKLUS II
Menggunakan metode
demonstrasi secara
kelompok dengan
bimbingan guru.

Diharapkan
melaluimetode
demonstrasi dapat
meningkatkan keaktifan,
kreatifitas, kerjasama dan
hasil belajar siswa dalam
pelajaran IPA tentang
gaya.

Gambar.2.1 Skema Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian dalam landasan teori dan kerangka pikir di atas, maka
dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian tindakan kelas
sebagai berikut: jika pembelajaran dengan metode demonstrasi
diterapkan dalam mata pelajaran IPA, maka dapat meningkatkan
hasil belajar IPA kelas IV SDN Kertajaya 02 Kecamatan Rumpin
Kabupaten Bogor.

BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Kelas IV SDN Kertajaya 02 yang
beralamat di Kp. Bababakan Ds. Kertajaya Kec. Rumpin Kab.
Bogor. Alasan penulis mengadakan penelitian di lembaga tersebut
adalah : sebagai tempat penulis menjalankan aktivitas sebagai guru
mata pelajaran sehingga penulis mengetahui kondisi sekolah
tersebut, kurangnya minat siswa untuk belajar IPA. Berdasarkan
pengamatan kondisi sekolah tersebut, maka penulis tertarik untuk
memeberikan kontribusi untuk meningkatkan mutu pembelajaran
bagi siswa di SDN Kertajaya 02.Adapaun Waktu penelitian
dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2016.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian


1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Penelitian tindakan
kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat
masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di
lapangan.

Wibawa dan arikunta mengartikan bahwa penelitian


tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Menurut Wiriaatmadja penelitian tindakan kelas
adalah bagaimana sekelompok guru dapat
mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka,
dan belajar dari pengalaman mereka sendiri.1Metode ini
dipilih didasarkan pada pertimbangan bahwa peneliti
adalah seorang guru. Sebagai seorang guru peneliti sangat
berkeinginan memperbaiki kualitas hasil belajar IPA
peserta didik khususnya di SDN

Kertajaya 02 Rumpin Bogor, sekolah dimana peneliti


melaksanakan tugas sehari-hari.

Penelitian yang dilakukan terdiri dari empat tahapan, yaitu:


a. Perencanaan (Planning).
Tahapan ini berupa penyusunan rancangan tindakan yang
menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa
dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Pada tahap
perencanaan peneliti menentukan fokus peristiwa yang perlu
mendapat perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat
sebuah instrument pengamatan untuk merekam fakta yang
terjadi selama tindakan berlangsung. Rincian tahap
perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
1) Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan
jawaban berupa rumusan hipotesa tindakan
2) Menjabarkan indikator-indikator keberhasilan
serta instrument pengumpulan data yang dipakai
untuk menganalisa indikator keberhasilan
3) Menyiapkan instrument pengumpulan data
4) Membuat rancangan tindakan secara rinci yang tertuang
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

b. Tindakan (Action).
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan rencana atau strategi
pembelajaran yang sudah di skenariokan. Pembelajaran yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
Demonstrasi pada proses pembelajaran dengan materi
gaya.Rincian tindakan tersebut menjelaskan tentang:
1) Menerapkan strategi pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi dalam materi gaya.
2) Mengamati pembelajaran yang dilakukan siswa
c. Pengamatan (Observasi)
Tahap ini berjalan bersamaan dengan saat pelakanaan
pembelajaran. Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan
sedang berjalan, dengan demikian keduanya berlangsung dalam
waktu yang bersamaan.
Pada tahap ini, peneliti dibantu observer melakukan
pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan
terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.Pengumpulan
data berupa lembar observasi dan tes hasil belajar.Panduan
observasi yang digunakan terdiri dari dua, yaitu guru dan siswa.
Observasi ini digunakan untuk mengamati secara cermat
terhadap penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran
IPA pada materi gayayang dilaksanakan pada siklus penelitian.
d. Refleksi
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Hasil yang telah diperoleh
dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisa oleh peneliti,
sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang telah
dilaksanakan mencapai tujuan/target yang diharapkan atau
masih perlu adanya perbaikan. Tahap ini dilaksanakan dengan
maksud untuk memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya
yang akan diterapkan pada penelitian berikutnya.
2. Desain Penelitian
Uraian tahapan penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini terdiri dari dua siklus. Siklus satu (1) adalah
segala upaya mulai dari tahap perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi yang diarahkan untuk mengkaji
masalah penggunaan metode demonstrasi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi gaya.
Sub pokok materi pambahasan dalam tindakan
pembelajaran siklus I adalah materi tentang pengaruh gaya
terhadap gerak benda yang dilaksanakan selama dua kali
pertemuan dalam proses pembelajaran. Siklus I diakhiri
dengan evaluasi terhadap pencapaian indikator hasil belajar
siswa dan analisis hasil observasi terhadap penggunaan
metode demonstrasi dalam pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai