Anda di halaman 1dari 73

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA PADA KELUARGA Ny.Y KHUSUSNYA Ny. Y


DENGAN HIPERTENSI DI DESA BANYUNING BARAT

DISUSUN OLEH :
Krismon Arifin
20089142069

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA PADA KELUARGA Ny.Y KHUSUSNYA Ny. Y
DENGAN HIPERTENSI DI DESA BANYUNING BARAT

I. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Keluarga merupakan anggota rumah tangga yang yang saling
berhubungan melalui ikatan darah, adopsi atau perkawinan. Setiap
keluarga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Keluarga merupakan
keluarga yang menganut struktur patrilineal yaitu keluarga yang terdiri
dari sanak saudara sedarah dengan garis keturunan ayah. Komunikasi
kelurga Ny.y dilakukan secara jujur dan terbuka. Dalam menjalankan
peran dalam keluarga Ny.y menjalankan sesuai peran, tugas dan tanggung
jawab masing-masing anggota keluarga. Tipe kelurga Ny.y yaitu tipe
keluarga inti, yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3 orang anak. Budaya yang
dianut Ny.y yaitu Budaya Bali, keluarga Ny.y menganut agama hindu dan
didalam kesehariannya menggunakan bahasa bali dan bahasa indonsia
dalam berkomunikasi dengan kelurga maupun dengan tetangga
sekitar.tahapan kelurga Ny.y yaitu keluarga dengan anak dewasa muda.
Keluarga Ny.y tinggal di lingkungan pedesaan mayoritas masyarakat
bekerja sebagai petani. Dalam kehidupan sosial diatur oleh aturan adat
istiadat setempat.

2. Data yang perlu dikaji lebih lanjut


Hal yang perlu dikaji lebih lanjut untuk menegakkan diagnosa
adalah data tentang tahap perkembangan kelurga apakah kelurga Ny.y
sudah mampu memenuhi atau sesuai dengan tahap perkembngan dari
keluarganya. Mengkaji apakah keluarga sudah mengenali tentang 5 pokok
tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
II. TINJAUAN TEORI
1. Konsep Dasar Keluarga
a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang
diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap
anggota keluarga selalu berinteraksi satu sama lain (Mubarak dkk,
2011 ). Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri
dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal
di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan (Suprajitno, 2014). Keluarga adalah dua orang atau
lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan kedekatan emosional serta
yang mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari keluarga
(Friedman, 2010).
Berdasarkan pengertian oleh beberapa sumber di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan kumpulan dari individu
yang tinggal dalam satu atap, saling berinteraksi satu dengan yang
lainnya.
b. Ciri-Ciri Keluarga
Friedman (2010) memaparkan ciri-ciri keluarga yaitu :
1) Keluarga merupakan hubungan perkawinan
2) Keluarga bentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
3) Keluarga mempunyai suatu system tata nama (Nomen Clatur)
termasuk perhitungan garis keturunan.
4) Keluarga mempunyai fumgsi ekonomi yang dibentuk oleh
anggota anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk
mempunyai keturunan dan membesarkan anak.
5) Keluarga merupakan tempat tingggal bersama, ruamh atau
rumah tangga.
c. Fungsi Keluarga
Menurut Friedman (2010) mengemukakan ada 5 fungsi keluarga
yaitu:
1) Fungsi Afektif
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi reproduksi
4) Fungsi Ekonomi
5) Fungsi Perawatan Keluarga
Selain fungsi diatas ada beberapa fungsi keluarga yang lain menurut
Mubarak dkk (2011) yang dapat dijalankan keluarga antara lain :
1) Fungsi biologis
2) Fungsi Psikologi
3) Fungsi Sosiologi
4) Fungsi Ekonomi
5) Fungsi Pendidikan
d. Struktur Keluarga
Struktur keluarga terdiri dari : pola dan proses komunikasi, strukrur
peran, struktur kekuatan dan struktur nilai dan norma sebagai berikut:
1) Struktur komunikasi
2) Struktur peran
3) Struktur kekuatan
4) Struktur nilai dan norma
e. Tipe Keluarga
Mubarak (2011) membagi tipe keluarga menjadi :
1) Secara Tradisional
2) Secara Modern
f. Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga dibagi menjadi (Friedman, 2010) :
1) Tahap I : Keluarga Pasangan Baru (beginning family)
2) Tahap II : Keluarga Kelahiran Anak Pertama (childbearing
family)
3) Tahap III : Keluarga dengan Anak Prasekolah (families with
preschool)
4) Tahap IV : Keluarga dengan Anak Sekolah (families with
schoolchildren)
5) Tahap V : Keluarga dengan Anak Remaja (families with
teenagers)
6) Tahap VI : Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda
(launching centerfamilies)
7) Tahap VII : Orang Tua Paruh Baya (middle age families)
8) Tahap VIII : Keluarga Lansia dan Pensiunan

g. Tugas Keluarga dalam Kesehatan


Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Dion &
Betan (2013) adalah sebagai berikut :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-
perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung
menjadi perhatian keluarga dan orang tua. Sejauh mana keluarga
mengetahui dan mengenal fakta-fakta dari masalah kesehatan
yang meliputi pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab
yang mempengaruhinya, serta persepsi keluarga terhadap
masalah.
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat
Sebelum keluarga dapat membuat keputusan yang tepat
mengenai masalah kesehatan yang dialaminya, perawat harus
dapat mengkaji keadaan keluarga tersebut agar dapat
menfasilitasi keluarga dalam membuat keputusan.
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Ketika memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang
sakit, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
a) Keadaan penyakitnya (sifat, penyebaran, komplikasi,
prognosis dan perawatannya).
b) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan.
c) Keberadaan fasilitas yang dibutuhkan untuk perawatan.
d) Sumber-sumber yang ada dalam keluarga (anggota keluarga
yang bertanggung jawab, sumber keuangan dan financial,
fasilitas fisik,psikososial).
e) Sikap keluarga terhadap yang sakit.
4) Memodifikasi lingkungan rumah sehat
Ketika memodifikasi lingkungan atau menciptakan suasana
rumah yang sehat, keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai
berikut :
a) Sumber-sumber yang dimilki oleh keluarga.
b) Keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan.
c) Pentingnya hiegine sanitasi.
d) Upaya pencegahan penyakit.
e) Sikap atau pandangan keluarga terhadap hiegine sanitasi.
f) Kekompakan antar anggota kelompok.

5) Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di


masyarakat
Ketika merujuk anggota keluarga ke fasilitas kesehatan,
keluarga harus mengetahui hal-hal sebagai berikut :
a) Keberadaan fasilitas keluarga.
b) Keuntungan-keuntungan yang diperoleh oleh fasilitas
kesehatan.
c) Pengalaman yang kurang baik terhadap petugas kesehatan.
d) Fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga.
h. Peran Perawat Keluarga
Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) adalah
sebagai berikut :
1) Sebagai pendidik
Perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan
pada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam
merawat anggota keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
2) Sebagai koordinator pelaksan pelayanan kesehatan
Perawat bertanggung jawab memberikan pelayanan keperawatan
yang komprehensif. Pelayanan keperawatan yang
bersinambungan diberikan untuk menghindari kesenjangan
antara keluarga dan unit pelayanan kesehatan.
3) Sebagai pelaksana pelayanan perawatan
Pelayanan keperawatan dapat diberikan kepada keluarga melalui
kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang
memiliki masalah kesehatan. Dengan demikian, anggota
keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawatan
untuk memberikan asuhan keperawatan keluarga secara
komprehensif.
4) Sebagai supervisor pelayanan keperawatan
Perawat melakukan supervisi ataupun pembinaan terhadap
keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap
keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.Kunjungan rumah
tersebut dapat direncanakan terlebih dahulu atau secara
mendadak, sehingga perawat mengetahui apakah keluarga
menerapkan asuhan yang diberikan oleh perawat.
5) Sebagai pembela (advokat)
Perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk melindungi
hak-hak keluarga klien.Perawat diharapkan mampu mengetahui
harapan serta memodifikasi system pada perawatan yang
diberikan untuk memenuhi hak dan kebutu keluarga.Pemahaman
yang baik oleh keluarga terhadap hak dan kewajiban mereka
sebagai klien mempermudah tugas perawat untuk memandirikan
keluarga.
6) Sebagai fasilitator
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang mereka hadapi sehari-hari serta dapat
membantu jalan keluar dalam mengatasi masalah.
7) Sebagai peneliti
Perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahai
masalah-masalah kesehatan yang dialami oleh angota keluarga.
Masalah kesehatan yang muncul didalam keluarga biasanya
terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktikkan keluarga.

2. Konsep Dasar Hipertensi


a. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu
peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri
yang mengangkut darah dari jantung dan memompa keseluruh
jaringan dan organ–organ tubuh secara terus– menerus lebih dari
suatu periode (Irianto, 2014). Hipertensi adalah kondisi dimana jika
tekanan darah sistole 140 mmHg atau lebih tinggi dan tekanan
darah diastole 90 mmHg atau lebih tinggi (Syamsudin, 2011).
Menurut Sheps (2005) dalam Masriadi (2016), hipertensi adalah
penyakit dengan tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik
maupun diastolik yang naik diatas tekana darah normal.
Berdasarkan definisi dari beberapa sumber di atas, dapat
disimpulkan bahwa hipertensi merupakan suatu kondisi terjadinya
peningkatan tekanan dalam pembuluh arteri yang ditandai dengan
tekanan darah sistole >140 mmHg dan tekanan darah sistole >90
mmHg.
b. Etiologi
1) Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahuin
penyebabnya. Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai
proses labil (intermiten) pada individu pada akhir 30-an dan
50-an dan secara bertahap “ menetap “ pada suatu saat dapat
juga terjadi mendadak dan berat, perjalanannya dipercepat atau
“maligna“ yang menyebabkan kondisi pasien memburuk
dengan cepat. Penyebab hipertensi primer atau esensial adalah
gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan,
kopi, obat – obatan, faktor keturunan (Brunner & Suddart,
2015).
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan
penyebab tertentu seperti penyempitan arteri renalis, penyakit
parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan
kehamilan (Brunner & Suddart, 2015). Sedangkan menurut
Wijaya & Putri (2013), penyebab hipertensi sekunder
diantaranya berupa kelainan ginjal seperti tumor, diabetes,
kelainan adrenal, kelainan aorta, kelianan endokrin lainnya
seperti obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme dan
pemakaian obat-obatan seperti kontasepsi oral dan
kartikosteroid.

c. Faktor-Faktor Resiko Hipertensi


Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang
dapat diubah oleh penderita hipertensi menurut Black & Hawks
(2014) adalah sebagai berikut :
1) Faktor-faktor resiko yang tidak dapat diubah
a) Riwayat keluarga
Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu,
pada seseorang dengan riwayat keluarga, beberapa gen
berinteraksi dengan yang lainnya dan juga lingkungan
yang dapat menyebabkan tekanan darah naik dari waktu
ke waktu. Klien dengan orang tua yang memiliki
hipertensi berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi
pada usia muda.
b) Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50
tahun. Peristiwa hipertensi meningkat dengan usia 50-60
% klien yang berumur lebih dari 60 tahun memiliki
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Diantara orang
dewasa, pembacaan tekanan darah sistolik lebih dari
pada tekanan darah diastolic karena merupakan predictor
yang lebih baik untuk kemungkinan kejadian dimasa
depan seperti penyakit jantung koroner, stroke, gagal
jantung, dan penyakit ginjal.
c) Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan
wanita sampai kira-kira usia 55 tahun. Resiko pada pria
dan wanita hamper sama antara usia 55 sampai 74 tahun,
wanita beresiko lebih besar.

2) Faktor-faktor resiko yang dapat diubah


a) Diabetes mellitus
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada
klien diabetes mellitus karena diabetes mempercepat
aterosklerosis dan menyebabkan hipertensi karena
kerusakan pada pembuluh darah besar.
b) Stress
Stress meningkat resistensi vaskuler perifer dan curah
jantung serta menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Stress
adalah permasalahan persepsi, interpretasi orang
terhadap kejadian yang menciptakan banyak stressor dan
respon stress.
c) Obesitas
Obesitas terutama pada tubuh bagian atas, dengan
meningkatnya jumlah lemak disekitar diafragma,
pinggang dan perut, dihubungkan dengan pengembangan
hipertensi. Kombinasi obesitas dengan faktor-faktor lain
dapat ditandai dengan sindrom metabolis, yang juga
meningkatkan resiko hipertensi.
d) Nutrisi
Kelebihan mengosumsi garam bias menjadi pencetus
hipertensi pada individu. Diet tinggi garam menyebabkan
pelepasan hormone natriuretik yang berlebihan, yang
mungkin secara tidak langsung menigkatkan tekanan
darah. Muatan natrium juga menstimulasi mekanisme
vaseoresor didalam system saraf pusat. Penelitan juga
menunjukkan bahwa asupan diet rendah kalsim, kalium,
dan magnesium dapat berkontribusi dalam
pengembangan hipertensi.
e) Penyalahgunaan obat
Merokok sigaret, mengosumsi banyak alcohol, dan
beberapa penggunaan obat terlarang merupakan faktor-
faktor resiko hipertensi. Pada dosis tertentu nikotin
dalam rokok sigaret serta obat seperti kokain dapat
menyebabkan naiknya tekanan darah secara langsung.
d. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik dibagi
menjadi empat kalasifikasi (Smeltzer dkk, 2012), yaitu :
Tabel 2.1 Kalsifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah
Sistolik Dan Diastolik
Kategori TD Sistolik TD Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal <120 mmHg <80 mmHg
Prahipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Stadium I 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium II > 160 mmHg >100 mmHg
Sumber : Smeltzer dkk (2012)

Hipertensi juga dapat diklasifikasi berdasarkan tekanan darah


orang dewasa menurut Triyanto (2014), adapun klasikasi tersebut
sebagai berikut:
Tabel 2.2 Klasfikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Pada
Orang Dewasa.
Kategori TD Sistolik TD Diastolik
(mmHg) (mmHg)
Normal <130 mmHg <85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium I (ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium II (sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium III (berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium IV (maligna) >210 mmHg >120 mmHg
Sumber : Triyanto (2014)
e. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi
pembuluh darah terletak dipusat vasomotor medulla otak.
Rangsangan pusat vasomotor yang dihantarkan dalam bentuk
impuls bergerak menuju ganglia simpatis melalui saraf simpatis.
Saraf simpatis bergerak melanjutkan ke neuron preganglion untuk
melepaskan asetilkolin sehingga merangsang saraf pascaganglion
bergerak ke pembuluh darah untuk melepaskan norepineprin yang
mengakibatkan kontriksi pembuluh darah. Mekanisme hormonal
sama halnya dengan mekanisme saraf yang juga ikut bekerja
mengatur tekanan pembuluh darah (Smeltzer & Bare, 2013).
Mekanisme ini antara lain:

1) Mekanisme vasokonstriktor norepineprin-epineprin


Perangsangan susunan saraf simpatis selain menyebabkan
eksitasi pembuluh darah juga menyebabkan pelepasan
norepineprin dan epineprin oleh medulla adrenal ke dalam
darah. Hormon norepineprin dan epineprin yang berada di
dalam sirkulasi darah akan merangsang pembuluh darah untuk
vasokonstriksi. Faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriktor (Saferi & Mariza, 2013).

2) Mekanisme vasokonstriktor renin-angiotensin


Renin yang dilepaskan oleh ginjal akan memecah plasma
menjadi substrat renin untuk melepaskan angiotensin I,
kemudian dirubah menjadi angiotensin II yang merupakan
vasokonstriktor kuat. Peningkatan tekanan darah dapat terjadi
selama hormon ini masih menetap didalam darah (Guyton,
2012).
Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh
darah perifer memiliki pengaruh pada perubahan tekanan darah
yang terjadi pada lanjut usia (Smeltzer & Bare, 2013). Perubahan
struktural dan fungsional meliputi aterosklerosis, hilangnya
elastisitas jaringan ikat dan penurunan kemampuan relaksasi otot
polos pembuluh darah akan menurunkan kemampuan distensi dan
daya regang pembuluh darah, sehingga menurunkan kemampuan
aorta dan arteri besar dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jantung (volume sekuncup), mengakibatkan
penurunan curah jantung dan peningkatan tahanan perifer(Saferi &
Mariza, 2013).

f. Manifestasi Klinis
Manisfestasi klinik menurut Ardiansyah (2012) muncul
setelah penderita mengalami hipertensi selama bertahun-tahun,
gejalanya antara lain:
1) Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan
ayunan langkah tidak mantap.
2) Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari
karena peningkatan tekanan intrakranial yang disertai mual dan
muntah.
3) Epistaksis karena kelainan vaskuler akibat hipertensi yang
diderita.
4) Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan
perfusi darah akibat vasokonstriksi pembuluh darah.
5) Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina sebagai
dampak hipertensi.
6) Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) akibat dari
peningkatan aliran darah ke ginjal dan peningkatan filtrasi oleh
glomerulus.

Hipertensi sering ditemukan tanpa gejala (asimptomatik),


namun tanda-tanda klinis seperti tekanan darah yang menunjukkan
kenaikan pada dua kali pengukuran tekanan darah secara
berturutan dan bruits (bising pembuluh darah yang terdengar di
daerah aorta abdominalis atau arteri karotis, arteri renalis dan
femoralis disebabkan oleh stenosis atau aneurisma) dapat terjadi.
Jika terjadi hipertensi sekunder, tanda maupun gejalanya dapat
berhubungan dengan keadaan yang menyebabkannya. Salah satu
contoh penyebab adalah sindrom cushing yang menyebabkan
obesitas batang tubuh dan striae berwarna kebiruan, sedangkan
pasien feokromositoma mengalami sakit kepala, mual, muntah,
palpitasi, pucat dan perspirasi yang sangat banyak (Kowalak,
Weish, & Mayer, 2011).

g. Komplikasi
Hipertensi yang tidak ditanggulangi dalam jangka panjang
akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ
yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi
hipertensi dapat terjadi pada organ-organ tubuh menurut Wijaya &
Putri (2013), sebagai berikut :
1) Jantung
Hipertensi dapat menyebab terjadinya gagal jantung dan
penyakit jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban
kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor
dan berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi.
Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa sehingga
banyaknya cairang yang tetahan diparu maupun jaringan tubuh
lain yang dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema.
Kondisi ini disebut gagal jantung.
2) Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke,
apabila tidak diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.

3) Ginjal
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi
dapat menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam
ginjal akibat lambatlaun ginjal tidak mampu membuang zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah
dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
4) Mata
Hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati
hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan.

h. Penatalaksanaan Medis
1) Penatalaksanaan Nonfarmakologi
Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologi
sangat penting untuk mencegah tekanan darah tinggi.
Penatalaksanaan nonfarmakologis pada penderita hipertensi
bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara
memodifikasi faktor resiko menurut Wijaya & Putri (2013)
yaitu:
a) Mempertahankan berat badan ideal
Mempertahankan berat badan yang ideal sesuai Body Mass
Index dengan rentang 18.5 – 24.9 kg/m2. BMI dapat
diketahui dengan rumus membagi berat badan dengan
tinggi badan yang telah dikuadratkan dalam satuan meter.
Obesitas yang terjadi dapat diatasi dengan melakukan diet
rendah kolesterol kaya protein dan serat. Penurunan berat
badan sebesar 2.5 – 5 kg dapat menurunkan tekanan darah
diastolik sebesar 5 mmHg.
b) Mengurangi asupan natrium (sodium)
Mengurangi asupan sodium dilakukan dengan melakukan
diet rendah garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari
(kira-kira 6 gr NaCl atau 2,4 gr garam/hari), atau dengan
mengurangi konsumsi garam sampai dengan 2300 mg
setara dengan satu sendok teh setiap harinya. Penurunan
tekanan darah sistolik sebesar 5 mmHg dan tekanan darah
diastolik sebesar 2,5 mmHg dapat dilakukan dengan cara
mengurangi asupan garam menjadi ½ sendok teh/hari.
c) Batasi konsumsi alcohol
Mengonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria
atau lebih dari 1 gelas per hari pada wanita dapat
meningkatkan tekanan darah, sehingga membatasi atau
menghentikan konsumsi alkohol dapat membantu dalam
penurunan tekanan darah.
d) Makan K dan Ca yang cukup dari diet
Kalium menurunkan tekanan darah dengan cara
meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersamaan
dengan urin. Konsumsi buah-buahan setidaknya sebanyak
3-5 kali dalam sehari dapat membuat asupan potassium
menjadi cukup. Cara mempertahankan asupan diet potasium
(>90 mmol setara 3500 mg/hari) adalah dengan konsumsi
diet tinggi buah dan sayur.
e) Menghindari merokok
Merokok meningkatkan resiko komplikasi pada penderita
hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke. Kandungan
utama rokok adalah tembakau, didalam tembakau terdapat
nikotin yang membuat jantung bekerja lebih keras karena
mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan
frekuensi denyut jantung serta tekanan darah.
f) Penurunan stress
Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan
tekanan darah sementara. Menghindari stress pada penderita
hipertensi dapat dilakukan dengan cara relaksasi seperti
relaksasi otot, yoga atau meditasi yang dapat mengontrol
sistem saraf sehingga menurunkan tekanan darah yang
tinggi.
g) Aromaterapi (relaksasi)
Aromaterapi adalah salah satu teknik penyembuhan
alternative yang menggunakan minyak esensial untuk
memberikan kesehatan dan kenyamanan emosional, setelah
aromaterapi digunakan akan membantu kita untuk rileks
sehingga menurunkan aktifitas vasokonstriksi pembuluh
darah, aliran darah menjadi lancar dan menurunkan tekanan
darah.
h) Terapi masase (pijat)
Masase atau pijat dilakukan untuk memperlancar aliran
energi dalam tubuh sehingga meminimalisir gangguan
hipertensi beserta komplikasinya, saat semua jalur energi
terbuka dan aliran energi tidak terhalang oleh tegangnya
otot maka resiko hipertensi dapat diminimalisir.

2) Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan hipertensi secara farmakologi dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu melalui obat-obat modern yang bersifat
kimiawi maupun melalui pengobatan herbalis Syaifudin et al.
(2013).

a) Obat modern
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza
(2013) merupakan penanganan menggunakan obat-obatan,
antara lain:
(1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan
berlebih dalam tubuh sehingga daya pompa jantung
menjadi lebih ringan.
(2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan
Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi
untuk menghambat aktifitas saraf simpatis.
(3) Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk
menurunkan daya pompa jantung, dengan
kontraindikasi pada penderita yang mengalami
gangguan pernafasan seperti asma bronkial.
(4) Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh
darah dengan relaksasi otot polos pembuluh darah.
(5) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor
(Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan
zat angiotensin II dengan efek samping penderita
hipertensi akan mengalami batuk kering, pusing, sakit
kepala dan lemas.
(6) Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-
obatan jenis penghambat reseptor angiotensin II
diberikan karena akan menghalangi penempelan zat
angiotensin II pada reseptor.
(7) Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapamil)
Kontraksi jantung (kontraktilitas) akan terhambat.
b) Obat herbalis
Tanaman obat juga memiliki kelebihan dalam
pengobatan hipertensi karena umumnya tanaman obat
memiliki fungsi selain mengobati hipertensi juga mengobati
penyakit komplikasi sebagai akibat tekanan darah tinggi
dan mempunyai efek samping yang sangat kecil. Menurut
Syaifudin et al. (2013) Tanaman herbal yang sering
digunakan masyarakat dalam mengatasi hipertensi antara
lain adalah:
(a) Mengkudu (Morinda citifolia)
Buah mengkudu memiliki kandungan scopoletin,
senyawa ini berfungsi mengatur tekanan darah.
Mekanisme kerja scopoletin untuk menurunkan tekanan
darah adalah sebagai vasodilator yang menurunkan
tekanan darah dengan merelaksasikan otot polos
vaskuler sehingga tekanan darah arteri menurun tekanan
darah juga menurun. Selain itu, mengkudu juga
mengandung xeronine yang berfungsi sebagai zat
diuretik yaitu dengan mengurangi volume darah dengan
mengeluarkan simpanan natrium dari dalam tubuh.
Mengkonsumsi mengkudu sebanyak 2 ons dua kali
sehari selama satu bulan mampu menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi.
(b) Daun Salam (Eugenia polyantha)
Daun salam mengandung senyawa tanin, saponin, dan
vitamin C. Tanin bereaksi dengan protein mukosa dan
sel epitel usus sehingga menghambat penyerapan lemak.
Sedangkan saponin berfungsi mengikat kolesterol
dengan asam empedu sehingga menurunkan kadar
kolesterol. Kandungan vitamin C di dalamnya
membantu reaksi hidroksilasi dalam pembentukan asam
empedu, akibat reaksi itu meningkatkan ekskresi
kolesterol. Mengkonsumsi 15 lembar daun salam
dengan cara di rebus dalam 2 gelas sampai tersisa satu
gelas. Angkat, lalu saring. Minum 2 kali sehari masing-
masing ½ gelas dinilai dapat menurunkan tekanan
darah.
(c) Kunyit (Curcuma longa)
Kunyit memiliki zat aktif berupa curcumin. Kandungan
curcumin dalam kunyit dapat menurunkan kolesterol
dalam tubuh dan dapat menurunkan tekanan darah.
Kurkumin memiliki kemampuan dalam mencegah
pengumpalan darah, mencegah oksidasi kolesterol LDL,
serta mampu menghambat pembentukan plak didalam
pembuluh darah. Mengkonsumsi kunyit 100 mg/kg
BB/perhari dapat menurunkan kadar kolesterol didalam
tubuh.
(d) Ketumbar (Coriandrum sativum)
Kandungan flavanoid di dalam ketumbar terbukti dapat
menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Flavanoid
beraktivitas sebagai antioksidan dengan melepaskan
atau menyumbangkan ion hidrogen kepada radikal
bebas peroksi agar menjadi lebih stabil. Aktivitas
tersebut menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat
(LDL) yang menyebabkan darah mengental, sehingga
mencegah pengendapan lemak pada dinding pembuluh
darah. Mengkonsumsi ketumbar sebanyak 500 mg/ kg
BB/hari selama 4 bulan berturut-turut dapat
menurunkan kadar kolesterol didalam tubuh
(e) Jeruk sitrun (Citrus limon)
Jeruk sitrun mengandung pektin jauh lebih banyak
dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya. Satu jus jeruk
sitrun mengandung lebih dari 3,9 persen pektin. Setiap
15 gram pektin dapat menurunkan 10 persen tingkat
kolesterol. Pektin berperan menurunkan kadar kolesterol
jahat atau LDL yang dapat menyumbat pembuluh darah.
Pada saat yang sama, pektin juga menaikkan kadar
kolesterol baik atau HDL. Mengkonsumsi jus jeruk
sitrun sebanyak 1ml/kg BB/day selama 4 minggu dapat
menurunkan kolesterol dalam tubuh. Sehingga
mengkonsumsi jus jeruk sitrun setiap hari dapat
menghindari dari penyakit hipertensi.

III. TINJAUAN ASKEP


a. Pengkajian
Menurut Suprajitno (2014), mengemukakan bahwa pengkajian
keluarga pasien hipertensi yaitu meliputi:
1) Data Umum :
Nama KK, Umur, Agama, Alamat, Pekerjaan, Pendidikan, dan
Penghasilan
2) Data Komposisi Keluarga
Umur Hub. dg
No Nama L/P Pendidikan Pekerjaan Imunisasi Kondisi Ket
(th) KK
1
2
3) Genogram
4) Tipe Keluarga
5) Latar Belakang Budaya (Etnis)
6) Agama
7) Status Sosial Ekonomi Keluarga
8) Aktivitas Rekreasi Keluarga
9) Tahap dan Riwayat Perkembangan Keluarga
a) Tahap Perkembangan Keluarga Saat ini
b) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c) Riwayat Kesehatan Sebelumnya
10) Lingkungan
a) Karakteristik Rumah
b) Denah Rumah
c) Karakteristik Lingkungan dan Komunitas
d) Mobilitas Geografis Keluarga
e) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi Dengan Masyarakat
f) Sistem Pendukung Keluarga
11) Struktur Keluarga
a) Pola Komunikasi Keluarga
b) Struktur Kekuatan Keluarga
c) Struktur Peran
d) Nilai dan Norma Keluarga
12) Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
b) Fungsi Sosialisasi
c) Fungsi Perawatan Kesehatan
13) Pemeriksaan Fisik
14) Stress dan Koping Keluarga
a) Stress Jangka Pendek dan Jangka
b) Kemampuan Keluarga Keluarga Berespon Terhadap Stressor
c) Strategi Koping Yang Digunakan
d) Strategi Adaptasi Disfungsional
b. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa keperawatan keluarga yang dapat muncul pada
keluarga dengan hipertensi yaitu :
1) Penurunan koping keluarga
2) Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
3) Ketidakefektifan manajemen kesehatan
4) Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan
c. Rencana Keperawatan
EVALUASI
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KRITERIA STANDAR
1 Penurunan Koping Tupan : Verbal a. Keluarga paham a. Berikan informasi
Keluarga Setelah interaksi sebanyak mengenai upaya tentang cara
Penyebab : 3 x 30 menit diharapkan dalam mengontrol tekanan
a. Situasi tertentu yang koping keluarga kembali mengatasi darah klien
mempengaruhi efektif hipertensi klien
orang terdekat Afektif b. Keluarga b. Jelaskan pentingnya
b. Kelelahan orang Tupen : mampu motivasi keluarga
terdekat dalam Setelah satu kali interaksi memberikan untuk klien dan
memberi dukungan selama 30 menit, motivasi kepada anjurkan keluarga
c. Kurangnya saling diharapkan : klien untuk mendukung
mendukung 1. Keluarga mampu perilaku kesehatan
d. Tidak tersedianya mengenal masalah klien yang positif
informasi bagi orang 2. Keluarga mampu Psikomotor c. Keluarga c. Diskusikan dengan
terdekat mengambil keputusan mampu keluarga kebutuhan
e. Tidak pahamnya 3. Keluarga mampu menyediakan yang perlu
informasi yang merawat anggota kesehatan yang disiapkan untuk
didapatkan orang keluarga yang dibutuhkan merawat klien
terdekat hipertensi klien seperti diet,
f. Perubahan peran 4. Keluarga mampu pemeriksaan rutin,
keluarga memodifikasi dan pengobatan
lingkungan baik dengan
5. Keluarga mampu farmakologi
memanfaatkan maupun herbal
fasilitas pelayanan
kesehatan. Psikomotor d. Terjalin d. Diskusikan hal-hal
kerjasama yang dapat
antara klien dan dilakukan keluarga
orang terdekat dan hal-hal yang
perlu diperhatikan
klien
2 Manajemen kesehatan Tupan : Verbal a. Kelurga a. Jelaskan secara
keluarga tidak efektif Setelah interaksi sebanyak memahami detail dengan
Penyebab : 3 x 30 menit diharapkan hipertensi dan menggunakan
a. Kompleksitas sistem manajemen kesehatan cara merawat bahasa yang mudah
pelayanan kesehatan keliuarga kembali efektif klien dengan untuk dipahami
b. Kompleksitas hipertensi mengenai hipertensi
program perawatan Tupen : dan cara merawat
c. Konflik Setelah satu kali interaksi anggota keluarga
pengambilan selama 30 menit, dengan hipertensi
keputusan diharapkan : Psikomotor b. Keluarga b. Diskusikan
d. Kesulitan ekonomi 1. Keluarga mampu mampu masalah-masalah
e. Banyak tuntutan mengenal masalah mengatasi atau hambatan
f. Konflik keluarga 2. Keluarga mampu masalah dalam pengobatan
mengambil keputusan kesehatan sesuai klien kemudian
3. Keluarga mampu dengan anjuran berikan beberapa
merawat anggota perawat pilihan sebagai
keluarga yang solusi dalam
hipertensi mengatasi masalah
4. Keluarga mampu tersebut
memodifikasi Psikomotor c. Klien mampu c. Jelaskan komplikasi
lingkungan menghindari yang dapat terjadi
faktor resiko dalam jangka waktu
5. Keluarga mampu kekambuhan panjang
memanfaatkan hipertensi
fasilitas pelayanan Psikomotor d. Klien mampu d. Diskusikan dengan
kesehatan. memutuskan klien ada dua
pengobatan pengobatan
yang nyaman hipertensi yang
untuk dirinya dapat digunakan
namun tetap *Jelaskan aturan
efektif dalam dalam minum obat
mengontrol hipertensi
tekanan darah *Demonstrasikan
cara pembuatan
ramuan herbal
kepada klien
3 Ketidakefektifan Tupan : Verbal a. Kelurga a. Jelaskan secara
Manajemen Kesehatan Setelah interaksi sebanyak memahami detail dengan
Penyebab : 3 x 30 menit diharapkan hipertensi dan menggunakan
a. Kompleksitas sistem manajemen kesehatan cara merawat bahasa yang mudah
pelayanan kesehatan efektif klien dengan untuk dipahami
b. Kompleksitas hipertensi mengenai hipertensi
program Tupen : dan cara merawat
perawatan/pengobata Setelah satu kali interaksi anggota keluarga
n selama 30 menit, dengan hipertensi
c. Konflik pengambilan diharapkan : Psikomotor b. Keluarga mampu b. Diskusikan
keputusan 1. Keluarga mampu mengatasi masalah-masalah
d. Kurang terpapar mengenal masalah masalah atau hambatan
informasi 2. Keluarga mampu kesehatan sesuai dalam pengobatan
e. Kesulitan ekonomi mengambil keputusan dengan anjuran klien kemudian
f. Tuntutan berlebih 3. Keluarga mampu perawat berikan beberapa
(individu, keluarga) merawat anggota pilihan sebagai
g. Konflik keluarga keluarga yang solusi dalam
h. Ketidakefektifan pola hipertensi mengatasi masalah
keperawatan 4. Keluarga mampu tersebut
kesehatan keluarga memodifikasi Psikomotor c. Klien mampu c. Jelaskan komplikasi
i. Ketidakcukupan lingkungan menghindari yang dapat terjadi
petunjuk untuk 5. Keluarga mampu faktor resiko dalam jangka waktu
bertindak memanfaatkan kekambuhan panjang
j. Kekurangan fasilitas pelayanan hipertensi
dukungan sosial kesehatan. Psikomotor d. Klien mampu d. Diskusikan dengan
memutuskan klien ada dua
pengobatan yang pengobatan
nyaman untuk hipertensi yang
dirinya namun dapat digunakan
tetap efektif *Jelaskan aturan
dalam dalam minum obat
mengontrol hipertensi
tekanan darah *Demonstrasikan
cara pembuatan
ramuan herbal
kepada klien
4 Pemeliharaan Kesehatan Tupan : Verbal a. Mampu a. Berikan informasi
tidak efektif Setelah interaksi sebanyak menjelaskan tentang pengertian,
Penyebab : 3 x 30 menit diharapkan pengertian penyebab, tanda
a. Hambatan kognitif pemeliharaan kesehatan hipertensi, gejala, dan
b. Ketidaktuntasan pada keluarga efektif penyebab, tanda penatalaksanaan
proses berduka dan gejala, serta hipertensi
c. Ketidakadekuatan Tupen : penatalaksanaan
keterampilan Setelah satu kali interaksi Psikomotor b. Keluarga mampu b. Diskusikan dengan
berkomunikasi selama 30 menit, memutuskan cara keluarga pilihan
d. Kurangnya diharapkan : terbaik dalam cara mengontrol
keterampilan motorik 1. Keluarga mampu merawat anggota tekanan darah yang
halus/kasar mengenal masalah keluarga yang tepat dan dirasa
e. Ketidakmampuan 2. Keluarga mampu hipertensi nyaman oleh klien
membuat penilaian mengambil keputusan Afektif c. Keluarga mau c. -Jelaskan kepada
yang tepat 3. Keluarga mampu mengajak klien keluarga pentingnya
f. Ketidakmampuan merawat anggota ke fasilitas pemeriksaan rutin
mengatasi masalah keluarga yang pelayanan ke pelayanan
individu hipertensi kesehatan kesehatan
(individu/keluarga) 4. Keluarga mampu -Beri motivasi pada
g. Ketidakcukupan memodifikasi keluarga dalam
sumber daya lingkungan merawat klien
(individu/keluarga) 5. Keluarga mampu -
h. Gangguan persepsi menggunakan
i. Tidak terpenuhinya fasilitas pelayanan
tugas perkembangan kesehatan.
d. Implementasi
Tindakan keperawatan adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang
dikerjakan oleh perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Tindakan-tindakan pada intervensi keperawatan yang di
implementasikan yaitu tindakan observasi, terapeutik, edukasi dan
kolaborasi (Friedman, 2010).

e. Evaluasi
1) Koping keluarga meningkat
2) Manajemen kesehatan keluarga efektif
3) Manajemen kesehatan efektif
4) Pemeliharaan kesehatan efektif
PATHWAY HIPERTENSI

Penyumbatan struktur Faktor yang Faktor yang dapat dikontrol


tidak dpt
Penyumbatan pemb. diubah
darah Alkohol Rokok Gaya Hidup Psikologis
th
Umur (>50 )
Vasokontriksi dan genetik Kekauan Komponen Konsumsi
Stres/emosi
pemb. darah toksin dalam lemak berlebih
Daya regang rokok
Gangguan Sirkulasi
pemb. darah Gangguan Hiperlipidia
aliran darah ke Masuk ke
Resistensi pemb. Darah Jantung pemb. darah
otak naik Penumpukan
Kerusakan vaskuler lipid pada
Penumpukan
Nyeri kepala pemb.darah pemb. darah
Penekanan flek pada
tekanan perifer pemb. darah Merangsang
MK : Nyeri Akut saraf simpatis
Penyempitan untuk melepas
pada pemb. hormone
darah adrenalin

HIPERTENSI Vasokontriksi
pemb. darah
Kecenderungan keluarga
yg mengarah ke perilaku
TD meningkat >130/80 mmHg, sakit kepala, pusing, rasa
yg buruk
berat ditengkuk, lemah & lelah

Krg pngthuan tntg praktik


Kurangnya informasi (PMO) CVP meningkat
kesehatan dasar (minum obat
Nadi perifer terabalemah

Tidak menunjukkan
minat pada perbaikan CRT >3 detik
perilaku sehat (tidak
mentaati diet)
MK: Penurunan curah
jantung

Pola perilaku kurang mencari


bantuan kesehatan Tidak memahami masalah
kesehatan yg diderita oleh anggota
keluarga
Ketidakmampuan bertanggung
jawab untuk memenuhi praktik
Aktivitas keluarga untuk mengatasi
kesehatan (mentaati diet, tidak
Mengabaikan hub.dg anggota keluarga masalah kesehatan tidak tepat
merokok, makanan berlemak)

Gangguan individualisme MK: Ketidakefektifan manajemen


MK: ketidakefektifan kesehatan keluarga
pemeliharaan kesehatan Melakukan rutinitas tanpa mempedulikan kebutuhan klien
(interaksi/sosialisai)

Hubungan keluarga terganggu


Kesulitan dg program pengobatan yg
Mengabaikan program pengobatan sudah dijadwalkan

Interaksi berkurang Aktivitas sehari-hari dapat terganggu

Penurunan
MK: Ketidakmampuan koping MK: Ketidakefektifan
keluarga manajemen kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press

Black & Hawk. (2014). Medikal Surgical Nursing Clinical Management for
Positive outcomes (Ed. 7). St. Louis : Missouri Elsevier Saunders.

Brunner & Suddarth. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta :
ECG.

Dion,Y & Betan,Y. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Medika

Friedman, Marilyn M dkk. (2010). Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset,


Teori &Praktik. Jakarta : EGC

Gayton, AC, Hall JE. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC

Koes Irianto. (2014). Epideminologi Penyakit Menular dan Tidak Menular


Panduan Klinis. Bandung: IKAPI

Kowalak, Wels, Mayer. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta: EGC

Masriadi . (2016). Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : TIM

Mubarrak, dkk. (2011). Ilmu Keperawatan Komunitas 2; Konsep Dan Aplikasi.


Jakarta: Salemba Medika

Saferi W, Andra., Mariza P, Yessie. (2013). KMB 2 :Keperawatan Medikal Bedah


(Keperawatan Dewasa Teori dan Contoh Askep). Yogyakarta : Nuha
Medika.

Smeltzer, S. C. And Bare, B. G. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.


Jakarta: EGC

Sudiharto. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Pendekatan


Keperawatan Transtruktual. Jakarta : EGC

Suprajitno. (2014). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dalam


Praktik.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Syamsudin. (2011). Buku Ajar Farmakoterapi Kardiovaskular Dan Renal.


Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi


secara Terpadu. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wijaya, Andra S &Putri, Yesi M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah.


Yogyakarta: Nuha Medika
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN
KELUARGA PADA KELUARGA Ny.Y KHUSUSNYA Ny. Y
DENGAN HIPERTENSI DI DESA BANYUNING BARAT

A. PENGKAJIAN
Pengumpulan data dilaksanakan pada hari selasa, 30 mei 2021 pukul 11.00
wita. Data data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan
fisik dan dokumentasi.
1. DATA UMUM KELUARGA
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. T Pendidikan : SLTA
Umur : 35 tahun Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Hindu
Suku : Bali Alamat : Banyuning
Tgl Pengkajian: 30 mei 2021
b. Komposisi Keluarga
Tabel 1.1
Komposisi Keluarga Tn. KS di Banjar Keduran
Kabupaten Buleleng
No. Nama L/P Umur Hub. Dgn Pendidikan Pekerjaan kondisi
(th) KK
1 Tn.T L 35 Suami SLTA Buruh Sehat
Harian
lepas
2 Ibu. Y P 34 Klien SLTP Kariyawan Sakit
swasta
3 An. P L 7 Anak Belum Tidak Sehat
Sekolah bekerja
4 An. D L 4 Anak Belum Tidak Sehat
Sekolah bekerja
c. Genogram

Keteranngan :

= Laki-laki

= Perempuan
= tinggal serumha
X = Meninggal
Penjelasan
= Yang sakit Ny. y merupakan anak ke dua dari 2 saudara. Orang tua Ny. y telah meninggal dunia.
Ny.y menikah dengan Tn.T dan dikaruniai dua orang anak. Ny.y tinggal serumah
dengan bersama Suami dan 2 orang anaknya. Tidak ada riwayat keturunan hipertensi
pada keluarga Ny.y
d. Tipe Keluarga
1) Jenis tipe keluarga : Tipe keluarga Ny.y adalah keluarga inti
(nuclear family ) yang terdiri dari Bapak, ibu dan anak.
2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : Tidak ada masalah
yang terjadi dalam keluarga Ny.y yang keluarganya termasuk
dalam jenis tipe keluarga inti. Keluarga Ny.y tetap
bertanggung jawab dalam perawatan seluruh anggota
keluarganya.

e. Latar Belakang Budaya (Etnis)


1) Asal suku bangsa : seluruh anggota keluarga berasal dari suku
Bali dan bangsa Indonesia
2) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : keluarga
mengatakan tidak memiliki budaya yang mengkhusus dan
berhubungan dengan kesehatan.
f. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Keluarga Ny.y beragama Hindu, keluarganya percaya bahwa
dengan rajin berdoa dan melakukan upacara keagamaan maka akan
mempengaruhi kesehatan seluruh anggota keluarganya. Keluarga
percaya bahwa sakit merupakan hasil perbuatan kita terdahulu yang
harus diterima.
g. Status Sosial Ekonomi Keluarga
1) Anggota keluarga yang mencari nafkah dalam keluarga adalah
Tn.T dan Ny.y
2) Penghasilan : penghasilan yang didapat tuan KS merupakan
hasil pertahun yang didapat dri hasil kebun miliknya sendiri
kurang lebih penghasilan yang didapat dihitung perbulan
kisaran Rp. 2.000.000 sampai Rp 3.000.000 juta/bulan menurut
keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3) Upaya lain : Keluarga rutin mengeluarkan uang untuk
pembelanjaan kebutuhan keluarga selama satu bulan.
4) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll) :
Perabotan yang dimiliki keluarga antara lain TV, kipas angin,
kulkas, perabotan dapur, 5 buah sepeda motor dan 1 mobil.
5) Tabungan khusus kesehatan : keluarga mengatakan sudah
memiliki asuransi kesehatan yaitu KISS
Tabel 1. 2
Rata-rata Pendapatan dan Pengeluaran Keluarga Tn. KS
No Nama Pekerjaan Pendapatan Pengeluaran Keterangan
1 Ny.y Karyawan 2.000.000 Sisa uang digunakan
swasta untuk menabung dan
Tidak
keperluan mendadak
menentu
2 Tn. T Buruh Tidak
Harian Menentu

h. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Keluarga sering melakukan rekreasi bersama-sama. Rekreasi
yang biasanya dilakukan tiap hari adalah menonton TV bersama
pada siang dan malam hari sebelum tidur. Rekreasi keluar rumah
hanya sesekali pergi ke rumah tetangga dan saudara.

2. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini :
1) Mulai membimbing anak agar mau besekolah.
2) Bagi orang tua untuk memfokuskan kembalitentang
pertumbuhan anak.
3) Untuk anggota keluarga, terutama orang tua dan anak, untuk
berkomunikasi satu sama lain.
b. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi dan
kendalanya :
Dari beberapa tahap perkembangan keluarga yang telah
dilewati hingga sekarang keluarga tidak memiliki kendala untuk
melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan tahap perkembangan
keluarga. Begitu pula dengan tahap yang sedang dijalani saat ini.
Keluarga mengatakan telah memberikan kebebasan terbatas kepada
anaknya, serta melakukan komunikasi yang terbuka.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti :
1) Riwayat terbentuknya keluarga inti :
Tn. T dan Ny. S menikah tanpa paksaan dari pihak lain.
Mereka menikah dengan beda usia 1 tahun, dan direstui oleh
keluarga dari kedua belah pihak. Tn. T dan Ny. S mengatakan
bahwa ia merasa bahagia dengan pernikahannya ditambah lagi
telah dikaruniai 2 orang anak
Riwayat kesehatan keluarga inti :
Seluruh anggota keluarga Ny.y sebelumnya tidak pernah
mengalami sakit yang serius. Biasanya mereka hanya
menderita batuk, pilek ataupun demam dan alergi yang
biasanya berobat ke klinik dokter dekat rumah mereka. Ny.y
mengatakan dirinya pernah didiagnosa mengalami hipertensi
namun tidak lagi kontrol ke pelayanan kesehatan karena
merasa sudah sehat dan tidak ada keluhan.
2) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
Keluarga Ny.y mengatakan bila ada keluarga yang sakit
langsung dibawa ke klinik dokter terlebih dahulu sebelum
dibawa ke rumah sakit jika memang diperlukan.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :
Keluarga Ny.y mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan dari
orang tuanya. Ny.y mengatakan pernah didiagnosa hipertensi
sekitar 1 tahun yang lalu.

3. Data Lingkungan
a. Karateristik Rumah :
1) Jenis rumah : Rumah Biasa
2) Jenis Bangunan : Permanen
3) Luas Bangunan : 12 m x 8 m
4) Kepemilikan : rumah yang ditempati keluarga Ny.y
kepemilikannya permanen dan Ny.y sebagai pemilik rumah
tersebut.
5) Ventilasi/ jendela : sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan
dan jendela samping rumah, ventilasi selalu terbuka.
6) Penerangan : lampu listrik
7) Septic tank : Ny.y tidak memiliki sumur sehingga tidak ada
jarak septic tank ke sumur dan septic tank letaknya dekat
dengan kamar mandi.
8) Sumber air minum : sumber air minum untuk keperluan sehari-
hari dalam rumah tangga, keluarga biasanya membeli air
mineral dalam galon untuk dikonsumsi.
9) Kamar mandi/ WC : kondisi kamar mandi bersih, keluarga
memiliki 1 buah kamar mandi yang di dalamnya juga berisi
closet.
10) Sampah : tempat sampah di rumah menggunakan plastik dan
kemudian di buang ke TPA terdekat jika sudah penuh.
11) Kebersihan lingkungan : kondisi lingkungan keluarga cukup
bersih, rumah juga cukup bersih.
Gambar 1.1
Denah Rumah Keluarga Ny.y dibanyuning

6
4

8m 1

2 3
12 m
Keterangan :
1 : pintu masuk rumah
2 : kamar tidur
3 : kamar tidur
4 : ruang keluarga
5 : kamar mandi
6 : dapur

b. Karateristik Tetangga dan Komunitas


Keluarga Ny.y tinggal di lingkungan yang cukup padat, mayoritas
penduduk bersuku bali, rata-rata bekerja sebagai,karyawan swastas,
wiraswasta, dan buruh harian Hubungan dengan tetangga harmonis
dan saling menolong apabila ada yang mengalami kesulitan.
Budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan tidak ada.
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Ny.y sudah lama tinggal di rumah ini, rumah Ny.y masuk
gang. Jenis kendaraan yang dipakai biasanya sepeda motor.
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Ny.y selalu ikut berpartisipasi apabila ada kegiatan di
balai banjar maupun di pura. Perkumpulan keluarga besar
dilakukan pada saat silaturahmi dan saat ada acara keluarga.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Salah satu anggota keluarga menderita hipertensi yaitu Ny.y
Keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara merawat
Ny.y dan keluarga mengatakan Ny.y tidak mau kontrol untuk
pemeriksaan rutin ke pelayanan kesehatan serta lebih nyaman
menggunakan ramuan-ramuan tradisional, namun keluarga tidak
mengetahui obat tradisional apa yang dapat mengontrol tekanan
darah Ny.y. Oleh karena Ny.y adalah sebagai pembuat keputusan
dalam keluarga, keluarga kemudian menjadi cuek dan menuruti
keinginan Ny.y untuk tidak ke pelayanan kesehatan.

4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga :
interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada malam hari,
pola komunikasi keluarga terbuka antara keluarga apabila terdapat
masalah keluarga biasanya mendiskusikannya bersama-sama di
ruang tamu. Komunikasi antara sesama anggota keluarga berjalan
dengan baik.
b. Struktur Kekuasaan Keluarga :
keluarga temasuk connected yaitu tidak terlalu ada batas privasi
yang kuat namun tetap memiliki space privasi yang cukup pada
masing-masing anggota keluarga.
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)
Masing-masing anggota keluarga memahami peran masing-masing
sehingga tidak menimbulkan konflik
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota
keluarga seperti sembahyang setiap akan bepergian dan
sembahyang rutin 1x sehari tiap sore hari. Bila akan keluar rumah
dan terlambat datang harus memberi tahu dulu kepada anggota
keluarga.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
1) Cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang :
dengan saling memperhatikan satu sama lain, saling membantu
dalam kondisi apapun.
2) Perasaan saling memiliki : respon keluarga sangat bangga bila
ada anggota keluarga yang berhasil dan keluarga sangat sedih
bila anggota keluarga ada yang sakit/ meninggal.
3) Dukungan terhadap anggota keluarga : keluarga selalu saling
mendukung apapun kegiatan positif yang dilakukan anggota
keluarga dan selalu berusaha memfasilitasi segala hal yang
berhubungan dengan hobi, kesehatan keluarga.
4) Kehangatan : keluarga cukup perhatian dalam membina rumah
tangga dan menjaga kondisi kesehatannya
5) Saling menghargai : keluarga saling mengerti, menghargai satu
sama lainnya
b. Fungsi Sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga hidup rukun
bersama anggota lainnya
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : keluarga selalu
mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik yaitu
perlunya berhubungan baik berinteraksi dalam keluarga
maupun masyarakat. Anggota keluarga yang dominan dalam
pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh Ny.y dengan
didukung oleh semua anggota keluarganya.
3) Kegiatan keluarga di waktu senggang : keluarga biasanya
mengobrol dan menonton TV, membersihkan rumah.
4) Partisipasi dalam kegiatan sosial : keluarga cukup aktif
bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh masyarakat sekitar terutama di Banjar Keduran.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
1) Keyakinan, nilai, dan perilaku keluarga
Ny.y meyakini jika suatu penyakit merupakan salah satu akibat
perbuatan yang harus diterima. Keluarga meyakini suatu
penyakit dapat muncul apabila kita tidak merawat tubuh
dengan baik. Keluarga Ny.y jarang berolahraga karena
kesibukan masing-masing.
2) Definisi keluarga tentang sehat dan sakit
Keluarga Ny.y mengatakan sehat merupakan kondisi dimana
kita mampu melakukan aktivitas sehari-hari dan sakit
merupakan kondisi dimana terdapat masalah dalam tubuh
sehingga menimbulkan gejala fisik yang dapat mengganggu
aktivitas.
3) Status Kesehatan dan Kerentanan sakit yang dirasakan
keluarga
Ny.y mengatakan dalam keluarga, dirinya pernah didiagnosa
hipertensi 1 tahun lalu namun tidak pernah kontrol lagi ke
pelayanan kesehatan. Hal ini dilakukan karena merasa sudah
sehat, jarang muncul gejala seperti sakit di belakang kepala.
Ny.y mengatakan lebih suka mengonsumsi bahan-bahan alami
daripada obat, biasanya Ny.y mengonsumsi timun untuk
mengurangi gejala yang dirasakan. Sedangkan anggota
keluarga lain dalam keadaan sehat.
4) Praktek diet keluarga
Keluarga mengatakan setiap hari memasak di rumah dengan
menu yang sama untuk seluruh keluarga. Keluarga mengatakan
tidak ada pembatasan asupan garam maupun daging terhadap
Ny.y.
5) Kebiasaan tidur dan istirahat
Keluarga Ny.y mengatakan semua anggota keluarga biasa tidur
8 jam sehari dan kadang tidur siang. Tidak ada gangguan
dalam pola istirahat dan tidur.
6) Latihan dan rekreasi
Keluarga Ny.y mengatakan saat ini rekreasi yang dapat
dilakukan adalah berkumpul dengan semua anggota keluarga.
7) Penggunaan obat-obatan dalam keluarga
Tn. KS mengatakan dirinya diberi obat anti hipertensi oleh
dokter 1 tahun yang lalu, karena gejala dirasakan sudah
berkurang kemudian Ny.y tidak melanjutkan obat tersebut dan
memilih untuk mengonsumsi timun sebagai pengganti, namun
konsumsi timun hanya saat muncul gejala saja.
8) Perawatan diri
Keluarga Ny.y mengatakan segala perawatan diri masing-
masing anggota keluarga dilakukan secara mandiri
9) Pemeriksaan kesehatan secara teratur
Ny.y mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan
kesehatan secara rutin ke pelayanan kesehatan, begitu pula
dengan seluruh anggota keluarga. Hal ini dikarenakan tidak
ada gejala atau keluhan yang dirasakan oleh keluarga Ny.y
sehingga menganggap pemeriksaan kesehatan tidak perlu
dilakukan.
10) Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima
Ny.y mengatakan jarang ada kunjungan rumah dari puskesmas
setempat, namun di Balai Banjar biasanya diadakan posyandu
lansia dan pemeriksaan kesehatan gratis.
11) Persepsi terhadap pelayanan kesehatan
Ny.y mengatakan menyukai salah satu pelayanan kesehatan
yang memberikan penjelasan detail, namun tanpa memaksa
keputusan yang ia buat.
12) Sumber pembiayaan kesehatan
Ny.y mengatakan pembiayaan kesehatan menggunakan BPJS.

6. Tugas Keluarga dalam kesehatan


a. Kemampuan Mengenal masalah kesehatan keluarga
Ny.y mengatakan tidak mengetahui dampak dari hipertensi dalam
jangka panjang. Ny.y mengatakan hanya tahu timun bisa
menurunkan tekanan darah, ia mendapatkan info dari tetangganya.
Keluarga Ny.y mengatakan tidak mengerti tentang gejala
hipertensi, cara merawat, diet penderita hipertensi dan
komplikasinya.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Ny.y mengatakan keputusan di keluarga diputuskan oleh
Ny.y, karena keluarga juga tidak mengerti dengan dampak
hipertensi, maka selama ini keluarga mengikuti keputusan Ny.y.
c. Kemampuan keluarga merawat keluarga yang sakit
Keluarga Ny.y mengatakan tidak tahu cara merawat anggota
keluarga dengan hipertensi. Selama ini jika Ny.y mengalami
keluhan yang tidak bisa tertahan, keluarga hanya mampu mengajak
Ny.y ke klinik dokter untuk mendapat obat.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga Ny.y mengatakan selama ini diet Ny.y dan semua anggota
keluarga disamakan. Tidak ada pembatasan asupan lemak maupun
garam.
e. Kemampuan memanfaatkan pelayanan kesehatan
Keluarga Ny.y mengatakan Ny.y tidak pernah melakukan
pemeriksaan rutin ke pelayanan kesehatan.

7. Pemeriksaa fisik
Tabel 1.3
Pengkajian Anggota Keluarga Tn. KS di Banjar Keduran
Hari/tanggal : 30 Mei 2021 pukul 11.00 wita

No Pemfis Tn. T Ny. y An. 1 An. 2

1 Keadaan Tegak Tegak Tegak Tegak


umum sedang sedang sedang sedang
a. Postur compos compos compos compos
tubuh mentis mentis mentis mentis
b. Bangun
tubuh
c. Kesadaran
2 Gejala kardial
a. Suhu 360C 36,20C 36,50C 36,30C
b. Tensi 100/90 150/90 100/80
mmHg mmHg
c. Nadi 65x/menit 70x/menit 80x/menit
d. Respirasi 18x/menit 18x/menit 20x/menit

3 Kepala Inspeksi Inspeksi Inspeksi


Tidak Tidak Tidak
terdapat lesi terdapat lesi terdapat lesi

Palpasi Palpasi Palpasi


Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan

4 Mata Inspeksi Inspeksi Inspeksi


Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva
merah muda merah muda merah muda
Sklera putih Sklera putih Sklera putih

5 Hidung Inspeksi Inspeksi Inspeksi


Hidung Hidung Hidung
simetris dan simetris dan simetris dan
bersih bersih bersih

Palpasi Palpasi Palpasi


Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan

6 Mulut Inspeksi Inspeksi Inspeksi


Mulut Mulut Mulut
lembab lembab lembab gigi
terdapat terdapat bersih
karies gigi karies gigi
Palpasi Palpasi Palpasi
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan

7 Telinga Inspeksi Inspeksi Inspeksi


Telinga Telinga Telinga
simetris simetris simetris

Palpasi Palpasi Palpasi


Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan

8 Leher Inspeksi Inspeksi Inspeksi


Tidak Tidak Tidak
terdapat terdapat terdapat
pembesaran pembesaran pembesaran
vena vena vena
jugularis jugularis jugularis

Palpasi Palpasi Palpasi


Tidak Tidak Tidak
terdapat terdapat terdapat
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan
9 Thorax Inspeksi Inspeksi Inspeksi
Tidak Tidak Tidak
terdapat terdapat terdapat
retraksi otot retraksi otot retraksi otot
dada dada dada

Palpasi Palpasi Palpasi


Tidak Tidak Tidak
adanya lesi adanya lesi adanya lesi
maupun maupun maupun
nyeri tekan nyeri tekan nyeri tekan

10 Abdomen Inspeksi Inspeksi Inspeksi


Tidak ada Tidak ada Tidak ada
lesi lesi lesi

Auskultasi Auskultasi Auskultasi


Peristaltik Peristaltik Peristaltik
usus usus usus
10x/menit 11x/menit 12x/menit

Palpasi Palpasi Palpasi


Tidak Tidak Tidak
adanya nyeri adanya nyeri adanya nyeri
tekan tekan tekan

11 Ekstermitas Inspeksi Inspeksi Inspeksi


Tidak ada Tidak ada Tidak ada
lesi maupun lesi maupun lesi maupun
edema edema edema

Palpasi Palpasi Palpasi


Tidak ada Tidak ada Tidak ada
nyeri tekan
nyeri tekan nyeri tekan
555 555
555 555 555 555 555 555
555 555 555 555

12 Genetalia - - -

13 Anus - - -

No Pemfis An. 1

1 Keadaan Tegak
umum sedang
d. Postur compos
tubuh mentis
e. Bangun
tubuh
f. Kesadaran

2 Gejala kardial
e. Suhu 360C
f. Tensi 100/90

g. Nadi 65x/menit
h. Respirasi 18x/menit

3 Kepala Inspeksi
Tidak
terdapat lesi

Palpasi
Tidak ada
nyeri tekan

4 Mata Inspeksi
Konjungtiva
merah muda
Sklera putih

5 Hidung Inspeksi
Hidung
simetris dan
bersih

Palpasi
Tidak ada
nyeri tekan

6 Mulut Inspeksi
Mulut
lembab gigi
bersih

Palpasi
Tidak ada
nyeri tekan

7 Telinga Inspeksi
Telinga
simetris

Palpasi
Tidak ada
nyeri tekan

8 Leher Inspeksi
Tidak
terdapat
pembesaran
vena
jugularis

Palpasi
Tidak
terdapat
nyeri tekan

9 Thorax Inspeksi
Tidak
terdapat
retraksi otot
dada

Palpasi
Tidak
adanya lesi
maupun
nyeri tekan

10 Abdomen Inspeksi
Tidak ada
lesi

Auskultasi
Peristaltik
usus
10x/menit

Palpasi
Tidak
adanya nyeri
tekan

11 Ekstermitas Inspeksi
Tidak ada
lesi maupun
edema

Palpasi
Tidak ada
nyeri tekan

555 555
555 555

12 Genetalia -

13 Anus -

8. Stres Dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka pendek : stresor jangka pendek keluarga
mengatakan bingung harus bagaimana merawat Ny.y dan hal apa
yang harus dilakukan keluarga agar tekanan darah Ny.y dapat
terkontrol.
b. Stresor jangka panjang : Ny.y mengatakan sedikit sulit untuk
minum obat secara teratur karena takut dengan efek samping obat.
c. Respon keluarga terhadap stresor : Keluarga Ny.y bertanya-tanya
mengenai hipertensi.
d. Strategi koping : Keluarga mengatakan sempat mencari di internet
tetapi masih bingung karena banyaknya informasi yang berbeda.
e. Strategi adaptasi disfungsional : dari hasil pengkajian, tidak
didapatkan cara-cara maladaptive dalam mengatasi masalah.
9. Analisa Data
Tabel 1.4
Analisa Data Asuhan Keperawatan
Pada Keluarga Ny.y di Desa Banyuning Barat
Tanggal 30 Mei - juni 2021

No Data Subjektif Data Objektif Masalah


1 a. Keluarga mengatakan a. Ny.y tampak Manajemen
bingung harus bagaimana bertanya-tanya kesehatan keluarga
merawat Ny.y dan hal apa tentang hipertensi tidak efektif.
yang harus dilakukan b. Ny.y tampak tidak
keluarga agar tekanan darah memiliki obat
Ny.y dapat terkontrol. antihipertensi
b. Ny.y mengatakan sedikit c. TD : 150/90 mmHg
sulit untuk minum obat
secara teratur karena takut
dengan efek samping obat.
c. Keluarga Ny.y mengatakan
tidak tahu cara merawat
anggota keluarga dengan
hipertensi.
d. Tn. KS mengatakan tidak
mengetahui dampak dari
hipertensi dalam jangka
panjang.
e. Keluarga Ny.y mengatakan
tidak mengerti tentang
gejala hipertensi, cara
merawat, diet penderita
hipertensi dan
komplikasinya.
f. Ny.y mengatakan dirinya
diberi obat anti hipertensi
oleh dokter 1 tahun yang
lalu, karena gejala
dirasakan sudah berkurang
kemudian Ny.y tidak
melanjutkan obat tersebut
g. Keluarga mengatakan tidak
ada pembatasan asupan
garam maupun daging
terhadap Ny.y.
2 a. Ny.y mengatakan dalam a. Ny.y tampak tidak Pemeliharaan
keluarga, dirinya pernah memiliki obat Kesehatan tidak
didiagnosa hipertensi 1 antihipertensi efektif
tahun lalu namun tidak b. Keluarga Ny.y tampak
pernah kontrol lagi ke bingung
pelayanan kesehatan. Hal
ini dilakukan karena
merasa sudah sehat, jarang
muncul gejala seperti sakit
di belakang kepala. Ny.y
mengatakan lebih suka
mengonsumsi bahan-bahan
alami daripada obat,
biasanya Ny.y
mengonsumsi timun untuk
mengurangi gejala yang
dirasakan.
b. Keluarga mengatakan tidak
mengetahui bagaimana
cara merawat Ny.y dan
keluarga mengatakan Tn.
KS tidak mau kontrol
untuk pemeriksaan rutin ke
pelayanan kesehatan serta
kebih nyaman
menggunakan ramuan-
ramuan tradisional, namun
keluarga tidak mengetahui
obat tradisional apa yang
dapat mengontrol tekanan
darah Ny.y. Oleh karena
Ny.y adalah sebagai
pembuat keputusan dalam
keluarga, keluarga
kemudian menjadi cuek
dan menuruti keinginan
Ny.y untuk tidak ke
pelayanan kesehatan.

10. Rumusan Masalah


a. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif
b. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
Tabel 1.5
Skoring Masalah Keperawatan
Pada Keluarga Ny.y

a. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif


No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Masalah keperawatan manajemen
Aktual kesehatan keluarga tidak efektif
merupakan masalah actual. Hal ini
dibuktikan dengan data pendukung
berupa data mayor dan minor yang
ditemukan pada kleuarga Ny.y.
Data mayor yaitu keluarga Ny.y
mengungkapkan ketidakpahaman
mengenai masalah kesehatan yang
diderita Ny.y, Ny.y
mengungkapkan kesulitan dalam
menjalani perawatan yang
ditetapkan, serta aktivitas
pengaturan diet pada keluarga
tidak tepat untuk mengontrol
tekanan darah Ny.y
2 Kemungkinan ½x2 1 Masalah ini kemungkinan dapat
masalah dapat diubah sebagian. Hal ini
diubah: dikarenakan dengan memberikan
Sebagian informasi kepada keluarga, maka
keluarga dapat mengetahui hal-hal
yang harus dilakukan dalam
merawat Ny.y, namun hal ini
bergantung pada seberapa paham
keluarga, media yang digunakan,
dan kalimat yang digunakan harus
mudah dimengerti. Untuk
melanjutkan ke pengobatan secara
rutin nampaknya akan susah
karena Ny.y sendiri merasa
ketidaknyamanan atas perawatan
atau pengobatan hipertensi
terutama dengan farmakologi.
3 Potensi masalah 2/3 x 1 0,7 Masalah ini tidak terlalu mudah
untuk dicegah: untuk dicegah karena Ny.y
Cukup menyatakan bahwa dirinya tidak
nyaman mengonsumsi obat
antihipertensi, namun dukungan
keluarga dapat ditingkatkan
dengan menjelaskan mengenai
hipertensi.
4 Menonjolnya 2/2 x 1 1 Keluarga merasa masalah ini harus
masalah : segera diatasi. Hal ini dibuktikan
Segera diatasi dengan respon keluarga dalam
menangani masalah hipertensi
yang mana keluarga tampak
bertanya-tanya dan bingung serta
berusaha mencari informasi
tentang hipertensi.
Skor Total : 3,7
b. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif
No. Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah : 3/3 x 1 1 Masalah keperawatan
Aktual pemeliharaan kesehatan tidak
efektif merupakan masalah actual.
Hal ini dibuktikan dengan data
pendukung berupa data mayor dan
data minor yang ditemukan saat
pengkajian. Adapun data mayor
yaitu Ny.y dan keluarga
menunjukan kurangnya
pemahaman tentang perilaku
dalam mengontrol tekanan darah,
Ny.y tidak mampu menjalankan
perilaku yang dapat membantu
mengontrol tekanan darah, tidak
melakukan pemeriksaan kesehatan
secara rutin ke pelayanan
kesehatan, kurangnya minat untuk
memanfaatkan pelayanan
kesehatan.
2 Kemungkinan ½x2 1 Masalah ini hanya dapat diubah
masalah dapat sebagian hal ini dikarenakan
diubah: pemahaman keluarga tentang
Sebagian hipertensi memang bisa
ditingkatkan dengan memberi
informasi yang tepat, namun sulit
dalam mengubah perilaku Ny.y
untuk mau memeriksakan
kesehatan secara rutin dan minum
obat. Hal ini dibuktikan dengan
pernyataan Ny.y yang menyatkan
merasa tidak nyaman dengan
konsumsi obat.
3 Potensi masalah 2/3 x 1 0,7 Potensi masalah dapat dicegah
untuk dicegah: adalah cukup. Hal ini dikarenakan
Cukup Ny.y merasa tidak nyaman dalam
konsumsi obat, Ny.y tidak mau
periksa rutin ke pelayanan
kesehatan karena merasa tidak ada
keluhan. Jika sudah merasa tidak
nyaman akan sulit untuk
memberikan pengertian pada klien,
namun diusahakan untuk mencari
alternative lain dalam
pengontrolan tekanan darah Ny.y
4 Menonjolnya 0/2 x 1 0 Setelah dilakukan pengkajian
masalah : dengan keluarga Ny.y. Masalah
Masalah tidak tidak dirasakan oleh Ny.y.
dirasakan
Skor Total : 2,7
Berdasarkan hasil pembobotan di atas, maka prioritas masalah pada keluarga Ny.y
yaitu :
a. Manajemen kesehatan keluarga Tidak Efektif: 3,7
b. Pemeliharaan kesehatan Tidak Efektif : 2,3

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah mengenai
hipertensi ditandai dengan Keluarga mengatakan bingung harus
bagaimana merawat Ny.y dan hal apa yang harus dilakukan keluarga
agar tekanan darah Ny.y dapat terkontrol, Ny.y mengatakan sedikit sulit
untuk minum obat secara teratur karena takut dengan efek samping
obat, Keluarga Ny.y mengatakan tidak tahu cara merawat anggota
keluarga dengan hipertensi, Ny.y mengatakan tidak mengetahui dampak
dari hipertensi dalam jangka panjang, Keluarga Ny.y mengatakan tidak
mengerti tentang gejala hipertensi, cara merawat.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan ditandai dengan Ny.y mengatakan dalam keluarga, dirinya
pernah didiagnosa hipertensi 1 tahun lalu namun tidak pernah kontrol
lagi ke pelayanan kesehatan. Hal ini dilakukan karena merasa sudah
sehat, jarang muncul gejala seperti sakit di belakang kepala. Ny.y
mengatakan lebih suka mengonsumsi bahan-bahan alami daripada obat,
biasanya Ny.y mengonsumsi timun untuk mengurangi gejala yang
dirasakan, Keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara
merawat Ny.y dan keluarga mengatakan Ny.y tidak mau kontrol untuk
pemeriksaan rutin ke pelayanan kesehatan serta kebih nyaman
menggunakan ramuan-ramuan tradisional, namun keluarga tidak
mengetahui obat tradisional apa yang dapat mengontrol tekanan darah
Ny.y. Oleh karena Ny.y adalah sebagai pembuat keputusan dalam
keluarga, keluarga kemudian menjadi cuek dan menuruti keinginan
Ny.y untuk tidak ke pelaynan kesehatan.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tabel 1.6
Rencana Keperawatan pada Keluarga Tn. KS
di Banjar Keduran buleleng
EVALUASI
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KRITERIA STANDAR
1 Manajemen kesehatan Tupan : Verbal a. Kelurga a. Jelaskan secara
keluarga tidak efektif Setelah dilakukan 3x memahami detail dengan
berhubungan dengan kunjungan rumah pengertian, menggunakan
ketidakmampuan diharapkan manajemen gejala, bahasa yang mudah
keluarga dalam kesehatan keluarga penyebab, untuk dipahami
mengenal masalah kembali efektif komplikasi mengenai
mengenai hipertensi hipertensi dan pengertian,
Tupen : cara merawat penyebab, gejala,
Setelah satu kali interaksi klien dengan komplikasi
selama 30 menit, hipertensi hipertensi dan cara
diharapkan : merawat anggota
1. Keluarga mampu keluarga dengan
mengenal masalah hipertensi
2. Keluarga mampu Psikomotor b. Keluarga b. Diskusikan
mengambil keputusan mampu masalah-masalah
3. Keluarga mampu mengatasi atau hambatan
merawat anggota masalah dalam pengobatan
keluarga yang kesehatan sesuai klien kemudian
hipertensi dengan anjuran berikan beberapa
4. Keluarga mampu perawat pilihan sebagai
memodifikasi solusi dalam
lingkungan mengatasi masalah
tersebut
5. Keluarga mampu Psikomotor c. Klien mampu c. Jelaskan komplikasi
memanfaatkan menghindari yang dapat terjadi
fasilitas pelayanan faktor resiko dalam jangka waktu
kesehatan. kekambuhan panjang
hipertensi
Psikomotor d. Klien mampu d. Diskusikan dengan
memutuskan klien ada dua
pengobatan pengobatan
yang nyaman hipertensi yang
untuk dirinya dapat digunakan
namun tetap *Jelaskan aturan
efektif dalam dalam minum obat
mengontrol hipertensi
tekanan darah *Demonstrasikan
cara pembuataan jus
mentimun untuk
mrnurunkan
tekanan darah
2 Pemeliharaan Kesehatan Tupan : Verbal a. Mampu a. Berikan informasi
tidak efektif Setelah dilakukan 3x menjelaskan tentang dampak
berhubungan dengan kunjungan rumah dampak yang jangka panjang jika
ketidakmampuan diharapkan pemeliharaan terjadi jika tekanan darah tidak
keluarga dalam kesehatan pada keluarga tekanan darah terkontrol.
memanfaatkan fasilitas efektif tidak dikontrol
pelayanan kesehatan Psikomotor b. Keluarga mampu b. Diskusikan dengan
Tupen : memutuskan cara keluarga pilihan
Setelah satu kali interaksi terbaik dalam cara mengontrol
selama 30 menit, merawat anggota tekanan darah yang
diharapkan : keluarga yang tepat dan dirasa
1. Keluarga mampu hipertensi nyaman oleh klien
mengenal masalah Afektif c. Keluarga mau c. -Jelaskan kepada
2. Keluarga mampu mengajak klien keluarga pentingnya
mengambil keputusan ke fasilitas pemeriksaan rutin
3. Keluarga mampu pelayanan ke pelayanan
merawat anggota kesehatan kesehatan
keluarga yang -Beri motivasi pada
hipertensi keluarga dalam
4. Keluarga mampu merawat klien
memodifikasi -
lingkungan
5. Keluarga mampu
menggunakan
fasilitas pelayanan
kesehatan.
D. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl Implementasi
No Diagnosa Evaluasi Respon Paraf
/Jam Keperawatan
1. 30 mei 1 - Mengucapkan S: krismo
2021 salam
- Keluarga n
11.00 - Memvalidasi
menjawab salam.
keadaan
- Keluarga
keluarga
mengatakan Tn.
- Mengingatkan
KS masih
kontrak
menderita
- Menjalaskan
hipertensi.
tujuan
- Keluarga
menyetujui
TUPEN 1 :
pertemuan saat ini
- Mendiskusikan
selama 30 mnt
dengan keluarga
tentang hipertensi.
tentang
- Keluarga
pengertian
menyebutkan
hipertensi.
pengertian
- Menanyakan
hipertensi adalah
kembali pada
suatu penyakit
keluarga tentang
tekanan darah
pengertian
tinggi.
hipertensi.
- Keluarga
- Mendiskusikan
mengatakan
dengan keluarga
penyebab
tentang
hipertensi adalah
penyebab
usia, genetic dan
hipertensi.
gaya hidup.
- Memotivasi
- Keluarga
keluarga untuk
mengatakan tanda
menyebutkan
dan gejala
kembali
hipertensi adalah
penyebab
lemas, sakit kepala
hipertensi.
dan jantung
- Mendiskusikan
berdebar.
bersama
- Keluarga
keluarga
mengatakan untuk
mengenai tanda
mencegah
dan gejala
komplikasi
hipertensi.
hipertensi dengan
- Memotivasi
kurangi
keluarga untuk
mengkonsumsi
menyebutkan
kembali tanda
dan gejala garam.
hipertensi. - Keluarga
- Mendorong mengatakan
keluarga untuk setelah dijelaskan
menyebutkan jadi menambah
cara ilmu tentang
mengendalikan hipertensi yang
hipertensi. dialami oleh Tn.
- Mendorong KS.
keluarga untuk
menyebutkan
O:
cara mencegah
komplikasi - Keluarga
hipertensi. kooperatif dan
- Membantu aktif saat
keluarga dijelaskan dan saat
membandingkan diskusi.
apa yang telah - Keluarga
dijelaskan mendengarkan
dengan kondisi penjelasan yang
Tn.KS. diberikan.
- Memotivasi
keluarga untuk
mengidentifikas A:
i masalah yang - Keluarga dapat
timbul pada menyebutkan
anggota pengertian
keluarga (Tn. penyebab
KS). hipertensi tanda
- Bersama dan gejala, serta
keluarga pencegahan
menyimpulkan hipertensi.
masalah yang - Keluarga dapat
dihadapi dalam mengidentifikasi
keluarga. masalah hipertensi
- Memberikan yang terjadi pada
reinforcement Tn. KS.
positif atas - Keluarga dapat
usaha yang menyimpulkan
dilakukan oleh masalah hipertensi
keluarga. yang terjadi pada
Tn.KS.

P:
- Lanjutkan TUPEN
berikutnya.

30 mei 1 TUPEN 2 : S: krismo


2021 - Menjelaskan - Keluarga n
11.15 pada keluarga mengatakan akibat
akibat lanjut hipertensi apabila
bila hipertensi tidak diobati bisa
menyebabkan
tidak diobati
gangguan jantung
- Motivasi dan stroke.
keluarga untuk
- Keluarga
menyebutkan
mengatakan akan
kembali akibat
merawat Tn. KS
lanjut dari
sesuai anjuran.
hipertensi yang
tidak diobati.
O:
- Mendiskusikan
kembali dengan
- Keluarga antusias
mendengarkan
keluarga
penjelasan yang
keinginan untuk
diberikan.
merawat anggota
keluarga dengan - Keluarga kooperatif
hipertensi. dan aktif saat
diskusi.
- Memberi
reinforcement A:
positif atas - Keluarga dapat
keputusan menyebutkan akibat
keluarga hipertensi bila tidak
merawat segera diobati.
anggota - Keluarga
keluarga dengan memutuskan untuk
hipertensi. merawat Tn. KS
dengan hipertensi
bersama keluarga.

P:
- Lanjutkan TUPEN
berikutnya.

2. 31 mei 1 TUPEN 3 : S: krismo


2021. - Mendiskusikan - Keluarga n
09.30 dengan mengatakan cara
keluarga mengendalikan
tentang cara hipertensi:
mengendalikan - Diet
hipertensi. - Olah raga dan
- Memotivasi aktivitas fisik
keluarga untuk - Obat hipertensi
menyebutkan - Istirahat yang
cara cukup
mengendalikan - Kurangi
hipertensi. mengkonsumsi
- Mendemontrasik garam
an pada keluarga - Keluarga
cara membuat mengatakan
obat tradisional mengerti dengan
seperti jus penjelasan
mentimun.
mengenai penataan
- Memberikan
lingkungan yang
kesempatan pada
keluarga untuk sehat dan akan
mrmbuat obat memodofikasi
09.45 tradisional lingkungan yang
seperti jus mendukung
mentimun. kesehatan anggota
- Memberi keluarga yang
reinforcement menderita
positif atas usaha hipertensi.
yang dilakukan - Keluarga
keluarga. mengatakan akan
- Memastikan rutin membuatkan
keluarga akan jus mentimun
melakukan
untuk Tn. KS
tindakan tersebut
secara rutin.
O:
TUPEN 4 : - Keluarga antusias
- Menggali tingkat mendengarkan
pengetahuan penjelasan yang
keluarga tentang diberikan.
penataan - Keluarga terlihat
lingkungan yang kooperatif dan aktif.
sehat.
- Mendiskusikan A:
tentang - Keluarga mampu
memodifikasi menyebutkan cara
lingkungan yang mengendalikan
mendukung hipertensi.
kesehatan - Keluarga mampu
anggota keluarga mendemonstrasikan
yang menderia cara membuat obat
hipertensi. tradisional dengan
- Menjelaskan menggunakan
pada keluarga mentimun.
tentang - Keluarga mampu
pentingnya mendukung
lingkungan yang kesehatan
sehat. lingkungan terutama
- Memotivasi bagi anggota
keluarga agar keluarga yang sakit.
dapat P:
mempertahankan - Lanjutkan TUPEN
lingkungan yang berikutnya.
sehat.
10.00 1 TUPEN 5: S: krismo
- Menginformasik - Keluarga n
an mengenai mengatakan akan
pengobatan dan mengatar Tn. S ke
pendidikan Puskesmas terdekat
untuk kontrol
kesehatan yang
tekanan darah setiap
dapat diperoleh bulannya atau
keluarga di apabila ada keluhan.
klinik/puskesma
s. O:
- Memotivasi - Keluarga antusias
keluarga untuk mendengarkan
menyebutkan penjelasan yang
kembali hasil diberikan.
diskusi.
- Memotivasi A:
keluarga untuk - TUPEN 5 teratasi.
memanfaatkan
P:
fasilitas
kesehatan untuk - Ingatkan kembali
untuk membawa
tekanan darah. anggota keluarga
- Memberi yang sakit ke
reinforcement pelayanan kesehatan
positifatas hasil bila tidak dapat di
yang dicapainya. tangani dirumah

3 1 juni 2 Tupen S: krismo


2021 - Mengkaji - Keluarga klien n
Jam pengetahuan mengatakan
10.00 keluarga dan hipertensi
klien mengenai meruapakan
penyakit tekanan
hipertensi
darah, dan
- Menjelaskan gejalanya seperti
pada keluarga sakit di belakang
dan klien kepala dan mata
mengenai diet berkunang-kunang
pada penderita - Keluarga dan klien
hipertensi, mengatakan sudah
makanan yang mengerti tentang
boleh dan tidak penjelasan yang
boleh diberkan mengenai
dikonsumsi makanan yang
- Mengajakan boleh dan tidak
keluarga dan dikonsumsi oleh
klien mengenai penderita hipertensi
pengolahan - Keluarga dan klien
mengatakan paham
makanan untuk
dan akan melakukan
penderita pengolahan
hipertensi makakan yang
- Mendiskusikan benar untuk
dengan prnderita hipertensi
keluarga dan - Keluarga dan klien
klien untuk mengatakan akan
memanfaatkan akan rutin
pelayanan memeriksakan
kesehatan tekanan darahnya ke
untuk fasilitas kesehatan
melakukan dan akan
mengkonsumsi obat
kontrol
secara teratur
tekanan darah
- Keluarga dan klien
- Memberikan mengtakan sudah
informasi memahami tanda
kepada gejala dan
keluarga dan bagaimana cara
klien mengenai pencegahan
tanda gejala penularan
dan COVID19 dan akan
pencegahan melakukan protocol
penularan kesehatan dengan
COVID 19 baik
O:
- Keluarga dan klien
tanpak kooperatif
saat diberikan
penjelasan
- Keluarga dan klien
mau memanfaatkan
fasilitas kesehatan
A : Masalah teratasi
P : pertahankan
PEMBAHASAN JURNAL TERKAIT EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS
MENTIMUN UNTUK MENURUNKAN HIPERTENSI

Implementasi yang dilakukan pada kasus ini yaitu health education kepada
keluarga tentang hipertensi, perawatan dirumah untuk klien dengan hipertensi
serta mengajarkan cara memberikan terapi nutrisi non farmakologi (jus
mentimun). Mentimun dikatakan makanan yang sehat untuk pembuluh darah dan
jantung, dimana makanan tersebut mengandung kalium yang bekerja sebagai
melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun. Mentimun juga
mempunyai bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi sehingga
membantu menurunkan tekanan darah dan dapat meningkatkan buang air kecil
(Cerry,dkk, 2015).
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mardiati,dkk (2019)
yang berjudul terapi “Jus mentimun menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi” menyatakan bahwa mentimun terbukti mempengaruhi beban kerja
jantung, pompa kalium natrium, dan mendatangkan ketenangan yang pada
akhirnya berpengaruh terhadap tekanan darah. Oleh karena itu, mengkonsumsi jus
mentimun efektif untuk membantu menurunkan tekanan darah atau mengontrol
tekanan darah agar tetap stabil pada pasien hipertensi. Penelitian yang dilakukan
oleh Agustyas dan Stevi (2016) yang berjudul “Manfaat Jus Mentimun (Cucumis
sativus L.) sebagai Terapi untuk Hipertensi” juga menyebutkan bahwa konsumsi
kalium dalam jumlah yang tinggi dapat melindungi individu dari hipertensi.
Fungsi dari kalium adalah bersama natrium, kalium memegang peranan dalam
pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam
basa.Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi
otot.Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi
biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein.
Penelitian dari Aissyah dan Eny (2014) yang berjudul “Pengaruh
pemberian jus mentimun (cucumis sativus l) terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi wanita usia 40-60 tahun” menyatakan bahwa pemberian
jus mentimun dengan dosis 100 gram buah mentimun pada penderita hipertensi
selama 7 hari dengan frekuensi 2 kali pemberian dalam sehari terbukti
menurunkan tekanan darah. Begitupun dengan peneliti lainnya yang saya temukan
menyatakan bahwa mentimun atau jus mentimun sangat baik dikonsumsi oleh
penderita hipertensi.
Implementasi yang tidak kalah penting yang telah diberikan kepada
keluarga Ny.y adalah pemberian pendidikan kesehatan mengenai pemahaman
keluarga terhadap COVID 19. Adapun pemberian pendidikan kesehatan ini
melalui poster yang berisi tentang cara pencegahan COVID 19. Selain itu juga
didemonstrasikan cara dan waktu penggunaan masker dan cuci tangan 6 langkah
yang baik dan benar. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi langkah-
langkah pencegahandan penanganan COVID 19 dilingkungan keluarga berjalan
efektif sesuai dengan protocol kesehatan dan standar dari WHO.
E. EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

Hari/Tgl/Jam Dx. Kep Evaluasi Paraf


2 juni 2021 1 S: Krismon
Jm 10.30 - Keluarga menyebutkan pengertian hipertensi adalah
suatu penyakit tekanan darah tinggi.
- Keluarga mengatakan penyebab hipertensi adalah usia,
genetik dan gaya hidup.
- Keluarga mengatakan tanda dan gejala hipertensi
adalah lemas, sakit kepala dan jantung berdebar.
- Keluarga mengatakan untuk mencegah komplikasi
hipertensi dengan kurangi mengkonsumsi garam.
- Keluarga mengatakan setelah dijelaskan jadi
menambah ilmu tentang hipertensi yang dialami oleh
Tn. KS.
- Keluarga mengatakan akibat hipertensi apabila tidak diobati
bisa menyebabkan gangguan jantung dan stroke.
- Keluarga mengatakan akan merawat Tn. KS sesuai anjuran
- Keluarga mengatakan cara mengendalikan hipertensi:
Diet, Olah raga dan aktivitas fisik, Obat hipertensi, Istirahat
yang cukup, Kurangi mengkonsumsi garam
- Keluarga mengatakan mengerti dengan penjelasan
mengenai penataan lingkungan yang sehat dan akan
memodofikasi lingkungan yang mendukung kesehatan
anggota keluarga yang menderita hipertensi.
- Keluarga mengatakan akan rutin membuatkan jus mentimun
untuk Tn. KS
- Keluarga mengatakan akan mengatar Tn. S ke Puskesmas
terdekat untuk kontrol tekanan darah setiap bulannya atau
apabila ada keluhan

O:
- Keluarga kooperatif dan aktif saat dijelaskan dan saat
diskusi.
- Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan.
- Keluarga antusias mendengarkan penjelasan yang diberikan
mengenai pengertian, tanda dan gejala Hipertensi,
pencegahan dan masalah yang akan terjadi jika Hipertensi
tidak segera dikontrol.

A : Tupen 1, 2, 3, 4 dan 5 tercapai.

P : Pertahankan kondisi keluarga dan klien.


2 juni 2021 2 S: krismon
Jm 10.30Jm - Keluarga klien mengatakan hipertensi meruapakan penyakit
10.45 tekanan darah, dan gejalanya seperti sakit di belakang
kepala dan mata berkunang-kunang
- Keluarga dan klien mengatakan sudah mengerti tentang
penjelasan yang diberkan mengenai makanan yang boleh
dan tidak dikonsumsi oleh penderita hipertensi
- Keluarga dan klien mengatakan paham dan akan melakukan
pengolahan makakan yang benar untuk prnderita hipertensi
- Keluarga dan klien mengatakan akan akan rutin
memeriksakan tekanan darahnya ke fasilitas kesehatan dan
akan mengkonsumsi obat secara teratur
- Keluarga dan klien mengtakan sudah memahami tanda
gejala dan bagaimana cara pencegahan penularan COVID19
dan akan melakukan protocol kesehatan dengan baik
O:
- Keluarga dan klien tanpak kooperatif saat diberikan
penjelasan
- Keluarga dan klien mau memanfaatkan fasilitas kesehatan
A : Masalah teratasi
P : pertahankan kondisi keluarga dan klien
Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai