DISUSUN OLEH :
Krismon Arifin
20089142069
I. LATAR BELAKANG
1. Karakteristik Keluarga
Keluarga merupakan anggota rumah tangga yang yang saling
berhubungan melalui ikatan darah, adopsi atau perkawinan. Setiap
keluarga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Keluarga merupakan
keluarga yang menganut struktur patrilineal yaitu keluarga yang terdiri
dari sanak saudara sedarah dengan garis keturunan ayah. Komunikasi
kelurga Ny.y dilakukan secara jujur dan terbuka. Dalam menjalankan
peran dalam keluarga Ny.y menjalankan sesuai peran, tugas dan tanggung
jawab masing-masing anggota keluarga. Tipe kelurga Ny.y yaitu tipe
keluarga inti, yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3 orang anak. Budaya yang
dianut Ny.y yaitu Budaya Bali, keluarga Ny.y menganut agama hindu dan
didalam kesehariannya menggunakan bahasa bali dan bahasa indonsia
dalam berkomunikasi dengan kelurga maupun dengan tetangga
sekitar.tahapan kelurga Ny.y yaitu keluarga dengan anak dewasa muda.
Keluarga Ny.y tinggal di lingkungan pedesaan mayoritas masyarakat
bekerja sebagai petani. Dalam kehidupan sosial diatur oleh aturan adat
istiadat setempat.
f. Manifestasi Klinis
Manisfestasi klinik menurut Ardiansyah (2012) muncul
setelah penderita mengalami hipertensi selama bertahun-tahun,
gejalanya antara lain:
1) Terjadi kerusakan susunan saraf pusat yang menyebabkan
ayunan langkah tidak mantap.
2) Nyeri kepala oksipital yang terjadi saat bangun dipagi hari
karena peningkatan tekanan intrakranial yang disertai mual dan
muntah.
3) Epistaksis karena kelainan vaskuler akibat hipertensi yang
diderita.
4) Sakit kepala, pusing dan keletihan disebabkan oleh penurunan
perfusi darah akibat vasokonstriksi pembuluh darah.
5) Penglihatan kabur akibat kerusakan pada retina sebagai
dampak hipertensi.
6) Nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) akibat dari
peningkatan aliran darah ke ginjal dan peningkatan filtrasi oleh
glomerulus.
g. Komplikasi
Hipertensi yang tidak ditanggulangi dalam jangka panjang
akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ
yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi
hipertensi dapat terjadi pada organ-organ tubuh menurut Wijaya &
Putri (2013), sebagai berikut :
1) Jantung
Hipertensi dapat menyebab terjadinya gagal jantung dan
penyakit jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban
kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan mengendor
dan berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi.
Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa sehingga
banyaknya cairang yang tetahan diparu maupun jaringan tubuh
lain yang dapat menyebabkan sesak nafas atau oedema.
Kondisi ini disebut gagal jantung.
2) Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke,
apabila tidak diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
3) Ginjal
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi
dapat menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam
ginjal akibat lambatlaun ginjal tidak mampu membuang zat-zat
yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran darah
dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
4) Mata
Hipertensi dapat mengakibatkan terjadinya retinopati
hipertensi dan dapat menimbulkan kebutaan.
h. Penatalaksanaan Medis
1) Penatalaksanaan Nonfarmakologi
Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologi
sangat penting untuk mencegah tekanan darah tinggi.
Penatalaksanaan nonfarmakologis pada penderita hipertensi
bertujuan untuk menurunkan tekanan darah tinggi dengan cara
memodifikasi faktor resiko menurut Wijaya & Putri (2013)
yaitu:
a) Mempertahankan berat badan ideal
Mempertahankan berat badan yang ideal sesuai Body Mass
Index dengan rentang 18.5 – 24.9 kg/m2. BMI dapat
diketahui dengan rumus membagi berat badan dengan
tinggi badan yang telah dikuadratkan dalam satuan meter.
Obesitas yang terjadi dapat diatasi dengan melakukan diet
rendah kolesterol kaya protein dan serat. Penurunan berat
badan sebesar 2.5 – 5 kg dapat menurunkan tekanan darah
diastolik sebesar 5 mmHg.
b) Mengurangi asupan natrium (sodium)
Mengurangi asupan sodium dilakukan dengan melakukan
diet rendah garam yaitu tidak lebih dari 100 mmol/hari
(kira-kira 6 gr NaCl atau 2,4 gr garam/hari), atau dengan
mengurangi konsumsi garam sampai dengan 2300 mg
setara dengan satu sendok teh setiap harinya. Penurunan
tekanan darah sistolik sebesar 5 mmHg dan tekanan darah
diastolik sebesar 2,5 mmHg dapat dilakukan dengan cara
mengurangi asupan garam menjadi ½ sendok teh/hari.
c) Batasi konsumsi alcohol
Mengonsumsi alkohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria
atau lebih dari 1 gelas per hari pada wanita dapat
meningkatkan tekanan darah, sehingga membatasi atau
menghentikan konsumsi alkohol dapat membantu dalam
penurunan tekanan darah.
d) Makan K dan Ca yang cukup dari diet
Kalium menurunkan tekanan darah dengan cara
meningkatkan jumlah natrium yang terbuang bersamaan
dengan urin. Konsumsi buah-buahan setidaknya sebanyak
3-5 kali dalam sehari dapat membuat asupan potassium
menjadi cukup. Cara mempertahankan asupan diet potasium
(>90 mmol setara 3500 mg/hari) adalah dengan konsumsi
diet tinggi buah dan sayur.
e) Menghindari merokok
Merokok meningkatkan resiko komplikasi pada penderita
hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke. Kandungan
utama rokok adalah tembakau, didalam tembakau terdapat
nikotin yang membuat jantung bekerja lebih keras karena
mempersempit pembuluh darah dan meningkatkan
frekuensi denyut jantung serta tekanan darah.
f) Penurunan stress
Stress yang terlalu lama dapat menyebabkan kenaikan
tekanan darah sementara. Menghindari stress pada penderita
hipertensi dapat dilakukan dengan cara relaksasi seperti
relaksasi otot, yoga atau meditasi yang dapat mengontrol
sistem saraf sehingga menurunkan tekanan darah yang
tinggi.
g) Aromaterapi (relaksasi)
Aromaterapi adalah salah satu teknik penyembuhan
alternative yang menggunakan minyak esensial untuk
memberikan kesehatan dan kenyamanan emosional, setelah
aromaterapi digunakan akan membantu kita untuk rileks
sehingga menurunkan aktifitas vasokonstriksi pembuluh
darah, aliran darah menjadi lancar dan menurunkan tekanan
darah.
h) Terapi masase (pijat)
Masase atau pijat dilakukan untuk memperlancar aliran
energi dalam tubuh sehingga meminimalisir gangguan
hipertensi beserta komplikasinya, saat semua jalur energi
terbuka dan aliran energi tidak terhalang oleh tegangnya
otot maka resiko hipertensi dapat diminimalisir.
2) Penatalaksanaan Farmakologi
Penatalaksanaan hipertensi secara farmakologi dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu melalui obat-obat modern yang bersifat
kimiawi maupun melalui pengobatan herbalis Syaifudin et al.
(2013).
a) Obat modern
Penatalaksanaan farmakologi menurut Saferi & Mariza
(2013) merupakan penanganan menggunakan obat-obatan,
antara lain:
(1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan
berlebih dalam tubuh sehingga daya pompa jantung
menjadi lebih ringan.
(2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan
Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi
untuk menghambat aktifitas saraf simpatis.
(3) Betabloker (Metoprolol, Propanolol dan Atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk
menurunkan daya pompa jantung, dengan
kontraindikasi pada penderita yang mengalami
gangguan pernafasan seperti asma bronkial.
(4) Vasodilator (Prasosin, Hidralasin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh
darah dengan relaksasi otot polos pembuluh darah.
(5) Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor
(Captopril)
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan
zat angiotensin II dengan efek samping penderita
hipertensi akan mengalami batuk kering, pusing, sakit
kepala dan lemas.
(6) Penghambat Reseptor Angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika obat-
obatan jenis penghambat reseptor angiotensin II
diberikan karena akan menghalangi penempelan zat
angiotensin II pada reseptor.
(7) Antagonis Kalsium (Diltiasem dan Verapamil)
Kontraksi jantung (kontraktilitas) akan terhambat.
b) Obat herbalis
Tanaman obat juga memiliki kelebihan dalam
pengobatan hipertensi karena umumnya tanaman obat
memiliki fungsi selain mengobati hipertensi juga mengobati
penyakit komplikasi sebagai akibat tekanan darah tinggi
dan mempunyai efek samping yang sangat kecil. Menurut
Syaifudin et al. (2013) Tanaman herbal yang sering
digunakan masyarakat dalam mengatasi hipertensi antara
lain adalah:
(a) Mengkudu (Morinda citifolia)
Buah mengkudu memiliki kandungan scopoletin,
senyawa ini berfungsi mengatur tekanan darah.
Mekanisme kerja scopoletin untuk menurunkan tekanan
darah adalah sebagai vasodilator yang menurunkan
tekanan darah dengan merelaksasikan otot polos
vaskuler sehingga tekanan darah arteri menurun tekanan
darah juga menurun. Selain itu, mengkudu juga
mengandung xeronine yang berfungsi sebagai zat
diuretik yaitu dengan mengurangi volume darah dengan
mengeluarkan simpanan natrium dari dalam tubuh.
Mengkonsumsi mengkudu sebanyak 2 ons dua kali
sehari selama satu bulan mampu menurunkan tekanan
darah pada penderita hipertensi.
(b) Daun Salam (Eugenia polyantha)
Daun salam mengandung senyawa tanin, saponin, dan
vitamin C. Tanin bereaksi dengan protein mukosa dan
sel epitel usus sehingga menghambat penyerapan lemak.
Sedangkan saponin berfungsi mengikat kolesterol
dengan asam empedu sehingga menurunkan kadar
kolesterol. Kandungan vitamin C di dalamnya
membantu reaksi hidroksilasi dalam pembentukan asam
empedu, akibat reaksi itu meningkatkan ekskresi
kolesterol. Mengkonsumsi 15 lembar daun salam
dengan cara di rebus dalam 2 gelas sampai tersisa satu
gelas. Angkat, lalu saring. Minum 2 kali sehari masing-
masing ½ gelas dinilai dapat menurunkan tekanan
darah.
(c) Kunyit (Curcuma longa)
Kunyit memiliki zat aktif berupa curcumin. Kandungan
curcumin dalam kunyit dapat menurunkan kolesterol
dalam tubuh dan dapat menurunkan tekanan darah.
Kurkumin memiliki kemampuan dalam mencegah
pengumpalan darah, mencegah oksidasi kolesterol LDL,
serta mampu menghambat pembentukan plak didalam
pembuluh darah. Mengkonsumsi kunyit 100 mg/kg
BB/perhari dapat menurunkan kadar kolesterol didalam
tubuh.
(d) Ketumbar (Coriandrum sativum)
Kandungan flavanoid di dalam ketumbar terbukti dapat
menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh. Flavanoid
beraktivitas sebagai antioksidan dengan melepaskan
atau menyumbangkan ion hidrogen kepada radikal
bebas peroksi agar menjadi lebih stabil. Aktivitas
tersebut menghalangi reaksi oksidasi kolesterol jahat
(LDL) yang menyebabkan darah mengental, sehingga
mencegah pengendapan lemak pada dinding pembuluh
darah. Mengkonsumsi ketumbar sebanyak 500 mg/ kg
BB/hari selama 4 bulan berturut-turut dapat
menurunkan kadar kolesterol didalam tubuh
(e) Jeruk sitrun (Citrus limon)
Jeruk sitrun mengandung pektin jauh lebih banyak
dibandingkan dengan jenis jeruk lainnya. Satu jus jeruk
sitrun mengandung lebih dari 3,9 persen pektin. Setiap
15 gram pektin dapat menurunkan 10 persen tingkat
kolesterol. Pektin berperan menurunkan kadar kolesterol
jahat atau LDL yang dapat menyumbat pembuluh darah.
Pada saat yang sama, pektin juga menaikkan kadar
kolesterol baik atau HDL. Mengkonsumsi jus jeruk
sitrun sebanyak 1ml/kg BB/day selama 4 minggu dapat
menurunkan kolesterol dalam tubuh. Sehingga
mengkonsumsi jus jeruk sitrun setiap hari dapat
menghindari dari penyakit hipertensi.
e. Evaluasi
1) Koping keluarga meningkat
2) Manajemen kesehatan keluarga efektif
3) Manajemen kesehatan efektif
4) Pemeliharaan kesehatan efektif
PATHWAY HIPERTENSI
HIPERTENSI Vasokontriksi
pemb. darah
Kecenderungan keluarga
yg mengarah ke perilaku
TD meningkat >130/80 mmHg, sakit kepala, pusing, rasa
yg buruk
berat ditengkuk, lemah & lelah
Tidak menunjukkan
minat pada perbaikan CRT >3 detik
perilaku sehat (tidak
mentaati diet)
MK: Penurunan curah
jantung
Penurunan
MK: Ketidakmampuan koping MK: Ketidakefektifan
keluarga manajemen kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA Press
Black & Hawk. (2014). Medikal Surgical Nursing Clinical Management for
Positive outcomes (Ed. 7). St. Louis : Missouri Elsevier Saunders.
Brunner & Suddarth. (2015). Keperawatan Medikal Bedah Edisi 12. Jakarta :
ECG.
Dion,Y & Betan,Y. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik.
Yogyakarta: Nuha Medika
Gayton, AC, Hall JE. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC
A. PENGKAJIAN
Pengumpulan data dilaksanakan pada hari selasa, 30 mei 2021 pukul 11.00
wita. Data data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan
fisik dan dokumentasi.
1. DATA UMUM KELUARGA
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. T Pendidikan : SLTA
Umur : 35 tahun Pekerjaan : Buruh Harian Lepas
Jenis Kelamin : Laki-laki Agama : Hindu
Suku : Bali Alamat : Banyuning
Tgl Pengkajian: 30 mei 2021
b. Komposisi Keluarga
Tabel 1.1
Komposisi Keluarga Tn. KS di Banjar Keduran
Kabupaten Buleleng
No. Nama L/P Umur Hub. Dgn Pendidikan Pekerjaan kondisi
(th) KK
1 Tn.T L 35 Suami SLTA Buruh Sehat
Harian
lepas
2 Ibu. Y P 34 Klien SLTP Kariyawan Sakit
swasta
3 An. P L 7 Anak Belum Tidak Sehat
Sekolah bekerja
4 An. D L 4 Anak Belum Tidak Sehat
Sekolah bekerja
c. Genogram
Keteranngan :
= Laki-laki
= Perempuan
= tinggal serumha
X = Meninggal
Penjelasan
= Yang sakit Ny. y merupakan anak ke dua dari 2 saudara. Orang tua Ny. y telah meninggal dunia.
Ny.y menikah dengan Tn.T dan dikaruniai dua orang anak. Ny.y tinggal serumah
dengan bersama Suami dan 2 orang anaknya. Tidak ada riwayat keturunan hipertensi
pada keluarga Ny.y
d. Tipe Keluarga
1) Jenis tipe keluarga : Tipe keluarga Ny.y adalah keluarga inti
(nuclear family ) yang terdiri dari Bapak, ibu dan anak.
2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : Tidak ada masalah
yang terjadi dalam keluarga Ny.y yang keluarganya termasuk
dalam jenis tipe keluarga inti. Keluarga Ny.y tetap
bertanggung jawab dalam perawatan seluruh anggota
keluarganya.
3. Data Lingkungan
a. Karateristik Rumah :
1) Jenis rumah : Rumah Biasa
2) Jenis Bangunan : Permanen
3) Luas Bangunan : 12 m x 8 m
4) Kepemilikan : rumah yang ditempati keluarga Ny.y
kepemilikannya permanen dan Ny.y sebagai pemilik rumah
tersebut.
5) Ventilasi/ jendela : sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan
dan jendela samping rumah, ventilasi selalu terbuka.
6) Penerangan : lampu listrik
7) Septic tank : Ny.y tidak memiliki sumur sehingga tidak ada
jarak septic tank ke sumur dan septic tank letaknya dekat
dengan kamar mandi.
8) Sumber air minum : sumber air minum untuk keperluan sehari-
hari dalam rumah tangga, keluarga biasanya membeli air
mineral dalam galon untuk dikonsumsi.
9) Kamar mandi/ WC : kondisi kamar mandi bersih, keluarga
memiliki 1 buah kamar mandi yang di dalamnya juga berisi
closet.
10) Sampah : tempat sampah di rumah menggunakan plastik dan
kemudian di buang ke TPA terdekat jika sudah penuh.
11) Kebersihan lingkungan : kondisi lingkungan keluarga cukup
bersih, rumah juga cukup bersih.
Gambar 1.1
Denah Rumah Keluarga Ny.y dibanyuning
6
4
8m 1
2 3
12 m
Keterangan :
1 : pintu masuk rumah
2 : kamar tidur
3 : kamar tidur
4 : ruang keluarga
5 : kamar mandi
6 : dapur
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga :
interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada malam hari,
pola komunikasi keluarga terbuka antara keluarga apabila terdapat
masalah keluarga biasanya mendiskusikannya bersama-sama di
ruang tamu. Komunikasi antara sesama anggota keluarga berjalan
dengan baik.
b. Struktur Kekuasaan Keluarga :
keluarga temasuk connected yaitu tidak terlalu ada batas privasi
yang kuat namun tetap memiliki space privasi yang cukup pada
masing-masing anggota keluarga.
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)
Masing-masing anggota keluarga memahami peran masing-masing
sehingga tidak menimbulkan konflik
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota
keluarga seperti sembahyang setiap akan bepergian dan
sembahyang rutin 1x sehari tiap sore hari. Bila akan keluar rumah
dan terlambat datang harus memberi tahu dulu kepada anggota
keluarga.
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
1) Cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang :
dengan saling memperhatikan satu sama lain, saling membantu
dalam kondisi apapun.
2) Perasaan saling memiliki : respon keluarga sangat bangga bila
ada anggota keluarga yang berhasil dan keluarga sangat sedih
bila anggota keluarga ada yang sakit/ meninggal.
3) Dukungan terhadap anggota keluarga : keluarga selalu saling
mendukung apapun kegiatan positif yang dilakukan anggota
keluarga dan selalu berusaha memfasilitasi segala hal yang
berhubungan dengan hobi, kesehatan keluarga.
4) Kehangatan : keluarga cukup perhatian dalam membina rumah
tangga dan menjaga kondisi kesehatannya
5) Saling menghargai : keluarga saling mengerti, menghargai satu
sama lainnya
b. Fungsi Sosialisasi
1) Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga hidup rukun
bersama anggota lainnya
2) Interaksi dan hubungan dalam keluarga : keluarga selalu
mengajarkan dan menanamkan perilaku sosial yang baik yaitu
perlunya berhubungan baik berinteraksi dalam keluarga
maupun masyarakat. Anggota keluarga yang dominan dalam
pengambilan keputusan biasanya dilakukan oleh Ny.y dengan
didukung oleh semua anggota keluarganya.
3) Kegiatan keluarga di waktu senggang : keluarga biasanya
mengobrol dan menonton TV, membersihkan rumah.
4) Partisipasi dalam kegiatan sosial : keluarga cukup aktif
bermasyarakat dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diadakan oleh masyarakat sekitar terutama di Banjar Keduran.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga
1) Keyakinan, nilai, dan perilaku keluarga
Ny.y meyakini jika suatu penyakit merupakan salah satu akibat
perbuatan yang harus diterima. Keluarga meyakini suatu
penyakit dapat muncul apabila kita tidak merawat tubuh
dengan baik. Keluarga Ny.y jarang berolahraga karena
kesibukan masing-masing.
2) Definisi keluarga tentang sehat dan sakit
Keluarga Ny.y mengatakan sehat merupakan kondisi dimana
kita mampu melakukan aktivitas sehari-hari dan sakit
merupakan kondisi dimana terdapat masalah dalam tubuh
sehingga menimbulkan gejala fisik yang dapat mengganggu
aktivitas.
3) Status Kesehatan dan Kerentanan sakit yang dirasakan
keluarga
Ny.y mengatakan dalam keluarga, dirinya pernah didiagnosa
hipertensi 1 tahun lalu namun tidak pernah kontrol lagi ke
pelayanan kesehatan. Hal ini dilakukan karena merasa sudah
sehat, jarang muncul gejala seperti sakit di belakang kepala.
Ny.y mengatakan lebih suka mengonsumsi bahan-bahan alami
daripada obat, biasanya Ny.y mengonsumsi timun untuk
mengurangi gejala yang dirasakan. Sedangkan anggota
keluarga lain dalam keadaan sehat.
4) Praktek diet keluarga
Keluarga mengatakan setiap hari memasak di rumah dengan
menu yang sama untuk seluruh keluarga. Keluarga mengatakan
tidak ada pembatasan asupan garam maupun daging terhadap
Ny.y.
5) Kebiasaan tidur dan istirahat
Keluarga Ny.y mengatakan semua anggota keluarga biasa tidur
8 jam sehari dan kadang tidur siang. Tidak ada gangguan
dalam pola istirahat dan tidur.
6) Latihan dan rekreasi
Keluarga Ny.y mengatakan saat ini rekreasi yang dapat
dilakukan adalah berkumpul dengan semua anggota keluarga.
7) Penggunaan obat-obatan dalam keluarga
Tn. KS mengatakan dirinya diberi obat anti hipertensi oleh
dokter 1 tahun yang lalu, karena gejala dirasakan sudah
berkurang kemudian Ny.y tidak melanjutkan obat tersebut dan
memilih untuk mengonsumsi timun sebagai pengganti, namun
konsumsi timun hanya saat muncul gejala saja.
8) Perawatan diri
Keluarga Ny.y mengatakan segala perawatan diri masing-
masing anggota keluarga dilakukan secara mandiri
9) Pemeriksaan kesehatan secara teratur
Ny.y mengatakan tidak pernah melakukan pemeriksaan
kesehatan secara rutin ke pelayanan kesehatan, begitu pula
dengan seluruh anggota keluarga. Hal ini dikarenakan tidak
ada gejala atau keluhan yang dirasakan oleh keluarga Ny.y
sehingga menganggap pemeriksaan kesehatan tidak perlu
dilakukan.
10) Pelayanan perawatan kesehatan yang diterima
Ny.y mengatakan jarang ada kunjungan rumah dari puskesmas
setempat, namun di Balai Banjar biasanya diadakan posyandu
lansia dan pemeriksaan kesehatan gratis.
11) Persepsi terhadap pelayanan kesehatan
Ny.y mengatakan menyukai salah satu pelayanan kesehatan
yang memberikan penjelasan detail, namun tanpa memaksa
keputusan yang ia buat.
12) Sumber pembiayaan kesehatan
Ny.y mengatakan pembiayaan kesehatan menggunakan BPJS.
7. Pemeriksaa fisik
Tabel 1.3
Pengkajian Anggota Keluarga Tn. KS di Banjar Keduran
Hari/tanggal : 30 Mei 2021 pukul 11.00 wita
12 Genetalia - - -
13 Anus - - -
No Pemfis An. 1
1 Keadaan Tegak
umum sedang
d. Postur compos
tubuh mentis
e. Bangun
tubuh
f. Kesadaran
2 Gejala kardial
e. Suhu 360C
f. Tensi 100/90
g. Nadi 65x/menit
h. Respirasi 18x/menit
3 Kepala Inspeksi
Tidak
terdapat lesi
Palpasi
Tidak ada
nyeri tekan
4 Mata Inspeksi
Konjungtiva
merah muda
Sklera putih
5 Hidung Inspeksi
Hidung
simetris dan
bersih
Palpasi
Tidak ada
nyeri tekan
6 Mulut Inspeksi
Mulut
lembab gigi
bersih
Palpasi
Tidak ada
nyeri tekan
7 Telinga Inspeksi
Telinga
simetris
Palpasi
Tidak ada
nyeri tekan
8 Leher Inspeksi
Tidak
terdapat
pembesaran
vena
jugularis
Palpasi
Tidak
terdapat
nyeri tekan
9 Thorax Inspeksi
Tidak
terdapat
retraksi otot
dada
Palpasi
Tidak
adanya lesi
maupun
nyeri tekan
10 Abdomen Inspeksi
Tidak ada
lesi
Auskultasi
Peristaltik
usus
10x/menit
Palpasi
Tidak
adanya nyeri
tekan
11 Ekstermitas Inspeksi
Tidak ada
lesi maupun
edema
Palpasi
Tidak ada
nyeri tekan
555 555
555 555
12 Genetalia -
13 Anus -
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah mengenai
hipertensi ditandai dengan Keluarga mengatakan bingung harus
bagaimana merawat Ny.y dan hal apa yang harus dilakukan keluarga
agar tekanan darah Ny.y dapat terkontrol, Ny.y mengatakan sedikit sulit
untuk minum obat secara teratur karena takut dengan efek samping
obat, Keluarga Ny.y mengatakan tidak tahu cara merawat anggota
keluarga dengan hipertensi, Ny.y mengatakan tidak mengetahui dampak
dari hipertensi dalam jangka panjang, Keluarga Ny.y mengatakan tidak
mengerti tentang gejala hipertensi, cara merawat.
2. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan ditandai dengan Ny.y mengatakan dalam keluarga, dirinya
pernah didiagnosa hipertensi 1 tahun lalu namun tidak pernah kontrol
lagi ke pelayanan kesehatan. Hal ini dilakukan karena merasa sudah
sehat, jarang muncul gejala seperti sakit di belakang kepala. Ny.y
mengatakan lebih suka mengonsumsi bahan-bahan alami daripada obat,
biasanya Ny.y mengonsumsi timun untuk mengurangi gejala yang
dirasakan, Keluarga mengatakan tidak mengetahui bagaimana cara
merawat Ny.y dan keluarga mengatakan Ny.y tidak mau kontrol untuk
pemeriksaan rutin ke pelayanan kesehatan serta kebih nyaman
menggunakan ramuan-ramuan tradisional, namun keluarga tidak
mengetahui obat tradisional apa yang dapat mengontrol tekanan darah
Ny.y. Oleh karena Ny.y adalah sebagai pembuat keputusan dalam
keluarga, keluarga kemudian menjadi cuek dan menuruti keinginan
Ny.y untuk tidak ke pelaynan kesehatan.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tabel 1.6
Rencana Keperawatan pada Keluarga Tn. KS
di Banjar Keduran buleleng
EVALUASI
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
KRITERIA STANDAR
1 Manajemen kesehatan Tupan : Verbal a. Kelurga a. Jelaskan secara
keluarga tidak efektif Setelah dilakukan 3x memahami detail dengan
berhubungan dengan kunjungan rumah pengertian, menggunakan
ketidakmampuan diharapkan manajemen gejala, bahasa yang mudah
keluarga dalam kesehatan keluarga penyebab, untuk dipahami
mengenal masalah kembali efektif komplikasi mengenai
mengenai hipertensi hipertensi dan pengertian,
Tupen : cara merawat penyebab, gejala,
Setelah satu kali interaksi klien dengan komplikasi
selama 30 menit, hipertensi hipertensi dan cara
diharapkan : merawat anggota
1. Keluarga mampu keluarga dengan
mengenal masalah hipertensi
2. Keluarga mampu Psikomotor b. Keluarga b. Diskusikan
mengambil keputusan mampu masalah-masalah
3. Keluarga mampu mengatasi atau hambatan
merawat anggota masalah dalam pengobatan
keluarga yang kesehatan sesuai klien kemudian
hipertensi dengan anjuran berikan beberapa
4. Keluarga mampu perawat pilihan sebagai
memodifikasi solusi dalam
lingkungan mengatasi masalah
tersebut
5. Keluarga mampu Psikomotor c. Klien mampu c. Jelaskan komplikasi
memanfaatkan menghindari yang dapat terjadi
fasilitas pelayanan faktor resiko dalam jangka waktu
kesehatan. kekambuhan panjang
hipertensi
Psikomotor d. Klien mampu d. Diskusikan dengan
memutuskan klien ada dua
pengobatan pengobatan
yang nyaman hipertensi yang
untuk dirinya dapat digunakan
namun tetap *Jelaskan aturan
efektif dalam dalam minum obat
mengontrol hipertensi
tekanan darah *Demonstrasikan
cara pembuataan jus
mentimun untuk
mrnurunkan
tekanan darah
2 Pemeliharaan Kesehatan Tupan : Verbal a. Mampu a. Berikan informasi
tidak efektif Setelah dilakukan 3x menjelaskan tentang dampak
berhubungan dengan kunjungan rumah dampak yang jangka panjang jika
ketidakmampuan diharapkan pemeliharaan terjadi jika tekanan darah tidak
keluarga dalam kesehatan pada keluarga tekanan darah terkontrol.
memanfaatkan fasilitas efektif tidak dikontrol
pelayanan kesehatan Psikomotor b. Keluarga mampu b. Diskusikan dengan
Tupen : memutuskan cara keluarga pilihan
Setelah satu kali interaksi terbaik dalam cara mengontrol
selama 30 menit, merawat anggota tekanan darah yang
diharapkan : keluarga yang tepat dan dirasa
1. Keluarga mampu hipertensi nyaman oleh klien
mengenal masalah Afektif c. Keluarga mau c. -Jelaskan kepada
2. Keluarga mampu mengajak klien keluarga pentingnya
mengambil keputusan ke fasilitas pemeriksaan rutin
3. Keluarga mampu pelayanan ke pelayanan
merawat anggota kesehatan kesehatan
keluarga yang -Beri motivasi pada
hipertensi keluarga dalam
4. Keluarga mampu merawat klien
memodifikasi -
lingkungan
5. Keluarga mampu
menggunakan
fasilitas pelayanan
kesehatan.
D. IMPLEMENTASI
Hari/Tgl Implementasi
No Diagnosa Evaluasi Respon Paraf
/Jam Keperawatan
1. 30 mei 1 - Mengucapkan S: krismo
2021 salam
- Keluarga n
11.00 - Memvalidasi
menjawab salam.
keadaan
- Keluarga
keluarga
mengatakan Tn.
- Mengingatkan
KS masih
kontrak
menderita
- Menjalaskan
hipertensi.
tujuan
- Keluarga
menyetujui
TUPEN 1 :
pertemuan saat ini
- Mendiskusikan
selama 30 mnt
dengan keluarga
tentang hipertensi.
tentang
- Keluarga
pengertian
menyebutkan
hipertensi.
pengertian
- Menanyakan
hipertensi adalah
kembali pada
suatu penyakit
keluarga tentang
tekanan darah
pengertian
tinggi.
hipertensi.
- Keluarga
- Mendiskusikan
mengatakan
dengan keluarga
penyebab
tentang
hipertensi adalah
penyebab
usia, genetic dan
hipertensi.
gaya hidup.
- Memotivasi
- Keluarga
keluarga untuk
mengatakan tanda
menyebutkan
dan gejala
kembali
hipertensi adalah
penyebab
lemas, sakit kepala
hipertensi.
dan jantung
- Mendiskusikan
berdebar.
bersama
- Keluarga
keluarga
mengatakan untuk
mengenai tanda
mencegah
dan gejala
komplikasi
hipertensi.
hipertensi dengan
- Memotivasi
kurangi
keluarga untuk
mengkonsumsi
menyebutkan
kembali tanda
dan gejala garam.
hipertensi. - Keluarga
- Mendorong mengatakan
keluarga untuk setelah dijelaskan
menyebutkan jadi menambah
cara ilmu tentang
mengendalikan hipertensi yang
hipertensi. dialami oleh Tn.
- Mendorong KS.
keluarga untuk
menyebutkan
O:
cara mencegah
komplikasi - Keluarga
hipertensi. kooperatif dan
- Membantu aktif saat
keluarga dijelaskan dan saat
membandingkan diskusi.
apa yang telah - Keluarga
dijelaskan mendengarkan
dengan kondisi penjelasan yang
Tn.KS. diberikan.
- Memotivasi
keluarga untuk
mengidentifikas A:
i masalah yang - Keluarga dapat
timbul pada menyebutkan
anggota pengertian
keluarga (Tn. penyebab
KS). hipertensi tanda
- Bersama dan gejala, serta
keluarga pencegahan
menyimpulkan hipertensi.
masalah yang - Keluarga dapat
dihadapi dalam mengidentifikasi
keluarga. masalah hipertensi
- Memberikan yang terjadi pada
reinforcement Tn. KS.
positif atas - Keluarga dapat
usaha yang menyimpulkan
dilakukan oleh masalah hipertensi
keluarga. yang terjadi pada
Tn.KS.
P:
- Lanjutkan TUPEN
berikutnya.
P:
- Lanjutkan TUPEN
berikutnya.
Implementasi yang dilakukan pada kasus ini yaitu health education kepada
keluarga tentang hipertensi, perawatan dirumah untuk klien dengan hipertensi
serta mengajarkan cara memberikan terapi nutrisi non farmakologi (jus
mentimun). Mentimun dikatakan makanan yang sehat untuk pembuluh darah dan
jantung, dimana makanan tersebut mengandung kalium yang bekerja sebagai
melebarkan pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun. Mentimun juga
mempunyai bersifat diuretik karena kandungan airnya yang tinggi sehingga
membantu menurunkan tekanan darah dan dapat meningkatkan buang air kecil
(Cerry,dkk, 2015).
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mardiati,dkk (2019)
yang berjudul terapi “Jus mentimun menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi” menyatakan bahwa mentimun terbukti mempengaruhi beban kerja
jantung, pompa kalium natrium, dan mendatangkan ketenangan yang pada
akhirnya berpengaruh terhadap tekanan darah. Oleh karena itu, mengkonsumsi jus
mentimun efektif untuk membantu menurunkan tekanan darah atau mengontrol
tekanan darah agar tetap stabil pada pasien hipertensi. Penelitian yang dilakukan
oleh Agustyas dan Stevi (2016) yang berjudul “Manfaat Jus Mentimun (Cucumis
sativus L.) sebagai Terapi untuk Hipertensi” juga menyebutkan bahwa konsumsi
kalium dalam jumlah yang tinggi dapat melindungi individu dari hipertensi.
Fungsi dari kalium adalah bersama natrium, kalium memegang peranan dalam
pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta keseimbangan asam
basa.Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan relaksasi
otot.Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi
biologik, terutama dalam metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein.
Penelitian dari Aissyah dan Eny (2014) yang berjudul “Pengaruh
pemberian jus mentimun (cucumis sativus l) terhadap penurunan tekanan darah
pada penderita hipertensi wanita usia 40-60 tahun” menyatakan bahwa pemberian
jus mentimun dengan dosis 100 gram buah mentimun pada penderita hipertensi
selama 7 hari dengan frekuensi 2 kali pemberian dalam sehari terbukti
menurunkan tekanan darah. Begitupun dengan peneliti lainnya yang saya temukan
menyatakan bahwa mentimun atau jus mentimun sangat baik dikonsumsi oleh
penderita hipertensi.
Implementasi yang tidak kalah penting yang telah diberikan kepada
keluarga Ny.y adalah pemberian pendidikan kesehatan mengenai pemahaman
keluarga terhadap COVID 19. Adapun pemberian pendidikan kesehatan ini
melalui poster yang berisi tentang cara pencegahan COVID 19. Selain itu juga
didemonstrasikan cara dan waktu penggunaan masker dan cuci tangan 6 langkah
yang baik dan benar. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi langkah-
langkah pencegahandan penanganan COVID 19 dilingkungan keluarga berjalan
efektif sesuai dengan protocol kesehatan dan standar dari WHO.
E. EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN
O:
- Keluarga kooperatif dan aktif saat dijelaskan dan saat
diskusi.
- Keluarga mendengarkan penjelasan yang diberikan.
- Keluarga antusias mendengarkan penjelasan yang diberikan
mengenai pengertian, tanda dan gejala Hipertensi,
pencegahan dan masalah yang akan terjadi jika Hipertensi
tidak segera dikontrol.