Oleh :
LIUS MAA
NPM. 12.701020.035
JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2015
i
Oleh :
LIUS MAA
NPM. 12.701020.035
J URUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2015
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus karena atas
ruang bedah Dahlia RSUD Tarakan yang dilakukan pada tanggal 1 Juli – 3 Juli
2015”.
dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini
dengan baik. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
2. Dr. Wiranegara Tan, S. IP, MHA, MM, P. hD., selaku Direktur Rumah Sakit
3. Hendy Lesmana, S. Kep, Ns, M. Kep. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Penulis.
iv
Tarakan
7. Putri Ayu Utami, S. Kep., Ns selaku pembimbing II dan dosen yang telah
8. Siti Muhda, BSc., selaku pembimbing III dari institusi RSUD Tarakan yang
telah banyak memberikan saran dan didikan selama menjalani Ujian Akhir
10. Keluarga Tn. M yang telah bekerja sama dengan penulis untuk melaksanakan
asuhan keperawatan.
11. Kepala ruangan dan seluruh staf ruang perawatan bedah di ruang Dahlia
12. Kepada kedua orang tua tercinta dan semua saudara-saudaraku yang telah
13. Minggu Toar’rang, S. Th, selaku Gembala Sidang Gereja Pantekosta Serikat
Di Indonesia (GPSDI) Jemaat Bukit Sion Juata Laut Tarakan, yang telah
14. Rahel Bobbi, selaku wakil Ketua Bidang Pemuda/i dan Remaja Gereja
Jemaat Bukit Sion Juata Laut Tarakan yang telah banyak membantu penulis
dan banyak kekurangan baik dalam segi materi maupun dalam segi penulisan.
Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca sehingga nantinya laporan tugas akhir ini akan lebih baik di masa yang
akan datang.
vi
Semoga laporan tugas akhir ini bermanfaat bagi para pembaca untuk
Penulis
vii
ABSTRAK
Fraktur Servikal ialah cedera pada tulang belakang yang menyebabkan lesi
dimedula spinalis sehingga menimbulkan gangguan neorologis yang membutuhkan
tindakan cepat dan tepat, oleh sebab itu penulis tertarik melakukan Asuhan Keperawatan
pada Tn. M dengan Fraktur Servikal.
Cedera medula spinalis (CMS) atau Fraktur Servikal, sering terjadi secara
mendadak, tak terduga dan menyebabkan malapetaka bagi pasien dan keluarganya, baik
secara fisik, psikologis, maupun sosioekonomis. Sementara angka prevalansi sekitar 900
per sejuta.
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan yang komprehensif pada Tn. M,
diagnosa keperawatan yang timbul adalah, kerusakan mobilitas fisik, nyeri, gangguan
pola tidur, defisit perawatan diri, resiko tinggi terhadap infeksi dan hipertermia. Dari
intervensi dan evaluasi yang dilakukan ada lima diagnosa yang teratasi namun ada satu
diagnosa yang belum dapat teratasi yaitu gangguan pola tidur.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hendaknya kita harus selalu menjaga
kesehatan agar tidak mendapat penyakit yang tidak kita inginkan.
Kata kunci : Asuhan Keperawatan, Fraktur Servikal, Studi kasus pada Tn. M
Keterangan :
1 : Judul Laporan Tugas Akhir
2 : Penulis
3 : Pembimbing 1
4 : Pembimbing 2
viii
DAFTAR ISI
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan...................................................................... 87
5.2 Saran ................................................................................ 88
DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 90
LAMPIRAN – LAMPIRAN
x
DAFTAR BAGAN
BAB I
PENDAHULUAN
kronik. Orang yang sakit kronik tidak dapat memenuhi standar kesehatan
kontinuitas sehat sakit, orang yang menderita penyakit kronik dapat dianggap
vertebra, maka ada bagian tertentu yang mempunyai risiko lebih tinggi
semakin tinggi. Kasus cedera atau trauma yang merupakan salah satu akibat
mobilitas tersebut juga semakin tinggi. Kasus baru cedera medula spinalis
akut (CMSA), diduga setiap tahun terjadi sekitar 15-50 per sejuta penduduk,
CMSA terutama mengenai usia muda, paling sering usia 20-24 tahun,
dan sekitar 65% kasus terjadi dibawah usia 35 tahun. CMSA lebih sering
terjadi pada pria daripada wanita (3-4;1). Sekitar 50% akibat kecelakaan
sering adalah C5, diikuti C4, C6, T12, dan L1. Kepustakaan lain
menyebutkan insidensi sesuai lokasi lesi, yaitu, servikal 40%, torakal 10%,
lumbal 3%, dorsolumbal 35%, lain – lain 14%. Berdasarkan kecacatan, 52%
Dari data yang didapatkan dari Rekam Medik RSUD Tarakan, kasus
Fraktur pada tahun 2013 sebanyak 297 kasus. Sedangkan pada tahun 2014
servikal dari tahun 2013 sampai dengan Juli 2015, hanya terdapat 2 kasus
Adapun tujuan penulisan laporan tugas akhir ini dibedakan menjadi dua
tujuan, yaitu;
Tujuan umum dari penyusunan laporan tugas akhir ini adalah untuk
Servikal
yang sesuai agar klien dan keluarga menjaga pola hidup dan rutin
persarafan dan Muskoleskeletal, dan untuk memperkaya bahan ajar yang akan
disampaikan.
servikal
5
bedah Dahlia RSUD Kota Tarakan dari tanggal 1 Juli sampai 3 Juli 2015.
1.5.1 Observasi
1.5.2 Wawancara
Studi dokumentasi yaitu cara memperoleh data dari status klien berupa
catatan medis, catatan keperawatan dan catatan lain yang ada kaitannya
yang terdiri dari bab satu sampai bab lima. Setiap bab dijelaskan dengan
Bab dua berisi tentang landasan teori, yang berisi konsep dasar medis
Bedah Dahlia RSUD Tarakan. Dalam praktek nyata ini dihubungkan dengan
Servikal.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian
dan luasnya. Fraktur terjadi jika tulang dikenai stres yang lebih besar dari yang
meremuk, gerakan puntir mendadak, dan bahkan kontraksi otot ekstrim. Meskipun
jaringan lunak, perdarahan otot, dan sendi, dislokasi sendi, ruptur tendon,
kerusakan saraf dan kerusakan pembuluh darah. Organ tubuh dapat mengalami
cedera akibat gaya yang disebabkan oleh fraktur atau akibat fragmen tulang
Menurut Arif (2000), yang dikutip oleh Padila (2012), tulang belakang
Tulang vertebrae terdiri dari 33 tulang: 7 buah tulang servikal, 12 buah tulang
merupakan penghubung antara dua korpus vertebrae. Sistem otot liga mentum
baik yang bersifat total maupun sebagian. Secara ringkas dan umum, fraktur
adalah patah tulang yang disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik, keadaan tulang
itu sendiri, serta jaringan lunak disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur
yang terjadi lengkap atau tidak lengkap. Fraktur lengkap terjadi apabila seluruh
tulang patah, sedangkan pada fraktur tidak lengkap tidak melibatkan seluruh
hubungan yang normal antara kedua permukaan tulang disertai pula fraktur,
Hal ini merupakan keadaan darurat neurologis yang membutuhkan tindakan cepat
kepala
medula spinalis pada pria 45 cm, sementara pada wanita 43cm. Panjang kolumna
vertebralis sendiri lebih panjang dari medula spinalis yaitu sekitar 70 cm. Berat
medula spinalis pada manusia sekitar 35 gram. Terdapat dua buah pembesaran
sebesar 35 mm.
Secara anatomis, tingkat vertebra tidak sama persis dengan tingkat medula
otot deltoids, C4-5: otot biseps, C6: ekstenor pergelangan tangan, C7: otot triseps,
bokong, dan daerah anal. Cauda equina (ekor kuda) adalah struktur khusus yang
merupakan kumpulan dari radiks spinalis yang dimulai setinggi vertebra L2.
2.1.3 Etiologi
Penyebab fraktur tulang yang paling sering adalah trauma, terutama pada
anak-anak dan dewasa muda. Jatuh dan cidera olahraga adalah penyebab umum
ringan apabila tulang lemah. Hal ini disebut fraktur patologis. Faktor patologis
sering terjadi pada lansia yang mengalami tumor tulang, infeksi, atau penyakit
lain.
Fraktur stres dapat terjadi pada tulang normal akibat stress tingkat rendah
yang berkepanjangan atau berulang. Faktor stres, yang juga disebut fraktur
latihan atlet, atau permulaan aktifitas fisik yang baru. Karena kekuatan otot
meningkat lebih cepat dari pada kekuatan tulang, individu dapat merasa mampu
mampu menunjang peningkatan tekanan. Fraktur stres paling sering terjadi pada
individu yang melakukan olahraga daya tahan seperti pelari jarak jauh. Faktor
stres dapat terjadi pada tulang yang lemah sebagai respon terhadap peningkatan
level aktifitas yang hanya sedikit. Individu yang mengalami fraktur stres harus
2.1.4 Patofisiologi
meliputi cedera mekanik primer seperti kompresi, penetrasi, laserasi, robekan dan
perdarahan
defisit neurologis sesudah trauma adalah iskemia medula spinalis. Iskemia dapat
bersifat lokal dan sistemik. Perubahan vaskuler lokal disebebkan karena cedera
tekanan darah arteri rerata (mean arterial boold pressure), penurunan resistensi
hipotensi sistemik.
Pada trauma medula spinalis juga terjadi suatu proses pada tingkat
sodium, inaktifikasi pompa Na-K yang mencegah repolarisasi. Terjadi infulks ion
kalsium, aktifasi ATPase dan konsumsi ATP yang mengurangi cadangan energi.
radikal oksidatif bebas. Hasil akhir proses diatas adalah kegagalan metabolisme
Cedera primer:
3) Pada 8 jam terjadi infark pada massa kelabu dan paralisis yang irreversible
1) Hipoksia
2) Hipoperfusi
3) Syok neurogenik
4) Syok spinal
6) Lesi pada tingkat Torakal 4-6 dapat pula menurunankan kapasitas vital akibat
kita lebih waspada akan kemungkinan cedera medula spinalis, antara lain:
2.1.5.1 Luka pada dahi/ bagian depan kepala: waspadai cedera akibat
hiperekstensi
2.1.6.4 Tanda Beevors: umbilikus dan otot perut menegang (pada lesi T-10)
menjadi:
14
1) Servikal
Cedera C1-C3
1.2) Lumpuh keempat anggota gerak, gerak kepala dan leher sangat terbatas,
1.3) Pada trauma gantung (Hangman’s Fraktur) terjadi fraktur pedikel bilateral
Cedera C4:
1.2) Seperti lesi C1-3 namun pernafasan dapat tanpa respirator walaupun
Cedera C5:
1.2) Masih dapat makan, minum, gosok gigi namun untuk BAB dan BAK
harus dibantu
Cedera C6:
1.1) Fungsi: ekstensi dan fleksi pergelangan tangan, ekstensi siku (elbow),
Cedera C7:
Cedera C8-T1
1.1) Fungsi: fleksi dan ekstensi jari, gerak ibu jari, mengipaskan jari tangan,
2) Torakal
Pada lesi tingkat torakal dapat terjdai paralisis flasid, gangguan fungsi
kemih dan gangguan sensasi dibawah tingkat lesi. Dapat terjadi ileus paralitik
2.1.6 Komplikasi
Menurut Zairin (2012), secara umum fraktur terdiri atas komplikasi awal
1) Komplikasi awal
1.1) Syok
biasanya terjadi pada fraktur. Pada beberapa kondisi tertentu, syok neurogenik
sering terjadi pada fraktur femur karena rasa sakit yang hebat pada pasien.
Pecahnya arteri karena trauma bisa ditandai oleh: tidak adanya nadi; CRT
(Cappillary Refill Tme) menurun; sianosis bagian distal; hematoma yang lebar;
otot, tulang saraf, dan pembuluh darah dalam jaringan akibat suatu
pembengkakan dari edema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan
hanya terjadi pada fraktur yang dekat dengan persendian dan jaringan terjadi
pada bagain tengah tulang. Tanda khas untuk untuk sindrom kompartemen
adalah 5P, yaitu : pain (nyeri lokal), paralysis (kelumpuhan tungkai), pallor
(pucat bagian distal), parestesia (tidak ada sensasi), dan pulsesessness (tidak
ada denyut nadi, perubahan nadi, perfusi yang tidak baik, dan CRT ˃3 detik
2) Komplikasi lama
2.1) Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan. Pada
trauma ortopedik infeksi dimulai pada kulit (superfisial) dan masuk kedalam.
Hal ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka, tapi bisa juga karena
penggunaan bahan lain dalam pembedahan seperti pin (ORIF dan OREF) atau
plat.
terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya
Volkman’s Ischemia.
serius yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena
sel – sel lemak yang dihasilkan sumsum tulang kuning masuk kealiran darah
dan menyebabkan tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan
2.1.7.1 Rontgen posisi AP, lateral, oblik dan bila perlu posisi odontoid. Jika
radiologi servikal tidak harus selalu dilakukan pada pasien sadar penuh,
tidak ada gejala intoksikasi, tanpa nyeri leher, tanpa ada kemungkinan
cedera leher.
dilepaskan
Foto servikal dengan fleksi dan traksi hanya dilakukan jika yakin tidak
diagnostik foto servikal lateral sekitar 80%, 90% pada foto servikal
jelas
18
2.1.7.2 MRI menggambarkan keadaan jaringan dan medula spinalis dan faset
2.1.8 Penatalaksanaan
kemungkinan adanya cedera tulang belakang atau medula spinalis sampai terbukti
tahapan, yaitu:
2.1.8.1 Prehospital
2.1.8.4 Penilaian awal (primary survey) dan penilaian lanjutan (secondary survey)
1) Prehospital
Penatalaksanaan Prehospital
gejala serta tanda – tanda dini cedera tulang belakang dan medula
servikal dan torakal atas, imobilisasi servikal dan torakal saat transfer
pasien harus dilakukan dengan baik agar tidak terjadi perburukan klinis.
vertebra.
20
(Doenges, 2000).
Ilmu keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses
keluarga, dan masyarakat. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang
(Nursalam, 2001).
2.2.1 Pengkajian
suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk
kebutuhan individu (klien). Oleh karena itu pengkajian yang benar, akurat,
lengkap dan sesuai dengan kenyataan sangat penting dalam merumuskan suatu
1.2) Sirkulasi
1.3) Neurosensori
Kebas/kesemutan (parestesis).
1.5) Keamanan
tiba-tiba)
1.6) Penyuluhan/pembelajaran
perawatan rumah.
23
Gangguan kebutuhan
Oksigen Gangguan rasa nyaman nyeri Nyeri terus
dan potensial komplikasi
Hipotensia, bradikardi
manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
(Carpenito, 2001).
Diagnosa keperawatan adalah setepat data yang ada karena ditunjang oleh
situasi pasien pada saat itu dan harus mencerminkan perubahan yang terjadi pada
Menurut Padilah (2012), diagnosa yang dapat muncul pada kasus fraktur
3) Gangguan rasa aman dan nyaman nyeri berhubungan dengan adanya cedera
perkemihan
diagfragma
Kriteria hasil : ventilasi adekuat, PaO2 > 80, PaCo2 < 45, rr = 16-20x/ menit,
Intervensi keperawatan :
2) Lakukan penghisapan lendir bila perlu, catat jumlah, jenis dan karakteristik
sekret.
tindakan segera
sebagai ekspektoran
Kriteria hasil : tidak ada kontrakstur, kekuatan otot meningkat, pasien mampu
Intervensi keperawatan :
integritas kulit
dengan spastisitas
Diagnosa 3 : Gangguan rasa aman dan nyaman nyeri berhubungan dengan adanya
cedera
pengobatan
Intervensi keperawatan :
28
konstipasi
Kriteria hasil : pasien bisa BAB secara teratur dan sehari 1 kali
Intervensi keperawatan :
perkemihan
Kriteria hasil : produksi urine 50 cc/ jam, keluhan eliminasi urine tidak ada
Intervensi keperawatan :
Intervensi keperawatan :
2.2.5 Implementasi
tujuan yang tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana
intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana intervensi yang
masalah kesehatan klien. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam
2008).
31
2.2.6 Evaluasi
atau perilaku yang dapat di amati dan di pantau untuk menentukan apakah
hasilnya sudah tercapai atau belum dalam jangka waktu yang telah ditentukan
(Doenges, 2000).
32
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian
pekerjaan sebagai petani, alamat Tanjung Buka SP. 06 RT. 52 N0. 10, Tanjung
Selor, nomor register 238xxx, masuk rumah sakit pada tanggal 16 Juni 2015,
tanggal pengkajian 1 Juli 2015 sampai dengan tanggal 3 Juli 2015, dengan
tertimpa ranting kayu. Klien langsung tidak sadarkan diri dan langsung dibawa
kerumah sakit terdekat yang ada diTanjung Selor. Klien kemudian dirujuk
Klien mengatakan nyeri pada bagian dada, nyeri timbul saat bergerak
dan hilang saat tidak melakukan aktivitas seperti melakukan gerakan, sifat
nyeri seperti tertusuk tusuk benda yang tajam, klien mengatakan nyeri
menyebar keseluruh bagian dadanya, skala nyeri sedang (4-6), dan durasi nyeri
tertimpah batang pohon yang ingin klien potong. Kemudian klien tidak
sadarkan diri dan langsung dibawah ke rumah sakit yang ada di Tanjung Selor.
Setelah beberapa jam di rumah sakit Tanjung Selor, klien langsung dirujuk ke
Jantung dan lain – lain. Klien hanya mengalami sakit ringan seperti demam,
pilek dan batuk. Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit pada masa kanak
– kanak, klien alergi pada debu, tidak riwayat alergi makanan ataupun obat –
obatan. Klien juga mengatakan imunisasi yang diberikan pada masa kecil tidak
34
terdapat penumpukan cairan efusi pleura pada paru-paru klien sebelah kiri
klien.
keturunan seperti diabetes melitus, jantung, hipertensi dan lain – lain. Klien
alergi pada debu dan tidak ada kecenderungan alergi pada keluarganya dan
tidak ada penyakit menular akibat kontak langsung maupun secara tidak
berikut:
? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?
34
? ? ? ? 44 ? ? ?
16 14
Keterangan:
35
: Laki-laki : Klien
Penjelasan:
kepala rumah tangga. Orang terdekat saat dirumah adalah istri klien.
memiliki teman dekat ditempat kerjanya, orang yang paling dipercaya untuk
membantu klien dalam kesulitan yaitu istri klien. Klien aktif mengikuti
keagamaan seperti yasinan dan lain – lain. Klien mengatakan masalah utama
selama masuk rumah sakit ialah masalah keuangan keluarga, klien tidak dapat
sholat lima waktu dalam sehari. Klien mengatakan selama sakit, sulit untuk
36
beribadah/ sholat, klien hanya berdoa didalam hati karena keterbatasan gerak
1) Nutrisi
Klien mengatakan makan seperti biasa tiga kali sehari, jenis makanan
seperti nasi, dan lauk pauk seperti sayur, ikan, telur, daging dan lain – lain.
gelas. Klien tidak memiliki pantangan dalam makanan, porsi makan klien saat
sehat dihabiskan dan tidak ada kesulitan dalam menelan, klien mengatakan
minum dalam sehari kurang lebih delapan gelas atau kurang lebih 2000 ml
perhari, tidak ada diet khusus yang diberikan selama dirawat di RSUD
Tarakan. Klien mengatakan saat sakit makan klien seperti biasa tiga kali sehari,
hanya selera makan klien kadang ada kadang tidak ada, selama dirawat kadang
makan nasi dan bubur, jenis makanan lauk pauk seperti sayur, ikan, telur,
daging dan lain – lain. Klien makan dan minum dibantu oleh keluarganya,
porsi makan kadang habis kadang tidak. Klien mengatakan tidak ada gangguan
dalam menelan dan klien minum selama sakit hanya enam gelas atau kurang
Klien mengatakan frekuensi BAK satu kali sehari, warna kuning jernih,
berbau khas, pancaran urin deras/ laju, jumlah urin dalam sehari kurang lebih
3000ml/hari. Klien selama sehat BAB klien satu kali sehari, konsistensi kadang
lunak dan terkadang keras, warna feses kuning kecoklatan, berbau khas dan
37
klien tidak menggunakan obat pencahar untuk BAB. Klien mengatakan tidak
ada hambatan selama BAK dan BAB. Klien mengatakan selama sakit BAK
dibantu dengan kateter, warna kuning jernih, berbau khas, jumlah urin dalam
sehari kurang lebih 2500ml/hari. Klien mengatakan selama sakit BAB klien
satu kali sehari, klien BAB menggunakan diapers, konsistensi kadang lunak,
warna feses kehitaman, berbau amis dan klien menggunakan obat pencahar
untuk BAB. Balance cairan klien, Input : 4000ml/ 12 jam, Output cairan:
Klien mengatakan sebelum sakit, klien tidur siang 1 jam dari pukul
12.00 - 13.00, jika malam hari, klien tidur mulai jam 23.00 – 04.30 atau lima
setengah jam. Klien mengatakan selama sehat, klien tidur nyenyak, klien tidak
ada masalah dalam tidur, kebiasaan klien sebelum tidur adalah berdoa. Klien
selama sakit, klien tidur pagi jam 08.00-09.00, jika malam hari klien tidur tidak
menentu, klien selama sakit tidak ada tidur pada malam hari, klien sulit tidur,
klien juga sudah mencoba berdoa, namun tetap tidak bisa tidur.
sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Klien dapat lakukan aktivitas sendiri
tidur, berpindah dan ambulasi dapat dilakukan tanpa ada hambatan. Klien
mengatakan saat sakit, semua aktivitasnya tidak dapat dilakukan secara mandiri
38
dan mendapatkan bantuan dari orang lain. Klien tidak dapat lakukan aktivitas
ditempat tidur, berpindah dan ambulasi hanya dapat dilakukan dengan bantuan
dari istri atau anaknya, terlihat klien diberikan makan dan minum oleh istrinya.
5) Personal Hygiene
Klien mengatakan mandi sebanyak 3 kali dalam sehari, jika mandi klien
menggunakan sabun. Klien sikat gigi menggunakan sikat gigi dan pasta gigi,
sabun, klien juga mengatakan gunting kuku 2 minggu sekali. Klien mengatakan
selama dirawat di RSUD Tarakan, klien hanya diseka sebanyak 3 kali oleh
perawat jaga selama lima belas hari dirawat di RSUD Tarakan. Klien
mengatakan tidak pernah sikat gigi dan tidak pernah keramas. Klien kotor,
6) Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
: R. Bicara :5
39
: R. Mata :4 +
Total : 15
: 86,66 mmHg
1) Kepala
Bentuk kepala klien oval, rambut tidak rapi, penyebaran rambut tidak
merata, warna rambut hitam, tidak ada ketombe. Terdapat luka jahitan pada
bagian parietal kepala klien, panjang luka 16 cm, pada saat dilakukan finger
print, kulit kembali dalam 3 detik, tidak ada tanda – tanda dehidrasi, luka
2) Wajah
terdapat nyeri tekan pada daerah wajah, klien berkedip saat dilakukan reflek
40
glabela. Tidak dilakukan pemeriksaan test mengigit, klien terpasang nesk collar
3) Mata
cahaya, tidak ada peningkatan tekanan intra okular, bentuk simetris antara kiri
dan kanan, klien mampu membaca pada jarak 30 cm. Konjungtiva berwarna
merah muda, fungsi penglihatan baik, tidak ada tanda - tanda peradangan pada
kedua mata, klien mampu membaca dengan jarak 30 cm, klien tidak
menggunakan kaca mata ataupun lensa kontak. Klien mampu mengikuti arah
4) Hidung
alergi terpapar debu, dan cara mengatasinya adalah dengan menghindar dan
menutup hidung. Warna membran mukosa merah muda, tidak terdapat secret,
penyebaran silia merata. Tidak ada peradangan pada sinus, tidak ada tanda –
tanda perdarahan, tidak terjadi deviasi sputum dan polip. Fungsi penciuman
baik, klien mampu membedakan bau - bauan seperti bau minyak kayu putih
dan bau kopi. Tidak terjadi epitaksis ataupun trauma pada hidung.
Mukosa bibir kering dan pecah – pecah, tidak terdapat karies pada gigi,
mulut kotor dan bau, tidak terdapat stomatitis pada mulut klien, tidak dilakukan
pemeriksaan ukuran tonsil, klien terpasang neck collar. Tidak terjadi gangguan
41
atau kesulitan bicara pada klien, tidak ada kesulitan menelan atau mengunyah.
6) Telinga
Daun telinga simetris antara kiri dan kanan, warna daun telinga coklat
kehitaman, terdapat serumen pada kedua lubang telinga, tidak terdapat nodul.
7) Leher
8) Thoraks
9) Jantung
normal, batas bawah ICS 5 sinistra, batas kanan mid ternum, batas atas jantung
ICS 3 sinistra dan batas kiri jantung mid axila sinistra, terdengar irama dan
10) Abdomen
Tidak terdapat massa, tidak terdapat benjolan pada abdomen dan tidak
terdapat nyeri tekan. Bising usus terdengar 10x/ menit, bentuk umbilikus
cembung kedalam, warna kulit kehitaman, turgor kulit kembali dalam 3 detik.
Tidak terjadi pembesaran pada hepar dan tidak dilakukan pemeriksaan pada
ginjal.
42
11) Genetalia
Testis terlihat kotor, tidak terdapat nodul dan lesi, tidak ada cairan
yang keluar pada penis, klien terpasang kateter, tidak ada tanda – tanda
peradangan.
12) Anus
darah, tidak terdapat polip dan sekresi. Tidak terdapat massa pada sfinter ani.
Kekuatan otot :
Kanan Kiri
5 5
1 1
1) Pemeriksaan Laboratorium
1) Data Subjektif
1.2) Klien mengatakan nyeri timbul saat bergerak dan hilang saat tidak
1.9) Klien mengatakan semua aktivitasnya dibantu oleh istri dan anaknya
1.12) Klien mengatakan selama sakit, klien tidak bisa tidur pada malam hari
3) Klien lemah
10) Luka terdapat eksudat dan basah, luka klien terlihat kotor
12) Terpasang infus RL 30 tetes/ menit pada tangan sebelah kanan klien
anaknya
minum
Data Penunjang :
1) Data subjektif
1.2) Klien mengatakan nyeri timbul saat bergerak dan hilang saat tidak
1.4) Klien mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk benda yang tajam
2) Data objektif
47
1) Data subjektif
Tarakan
2) Data objektif
1) Data Subjektif
1.1) Klien mengatakan selama sakit, klien tidak bisa tidur pada malam
hari
selimut, klien juga sudah mencoba berdoa, namun tetap tidak bisa
tidur.
2) Data Objektif
48
1.5) Klien selama sakit tidak ada tidur pada malam hari, klien sulit
tidur,
Fraktur Servikal
3.3.3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan rasa aman dan
nyaman
aktivitas
primer
Intervensi :
Intervensi :
dalam.
3.4.3 Gangguan pola tidur berhubungan dengan rasa aman dan nyaman
Intervensi :
lampu
1.3) Anjurkan pada klien untuk minum susu hangat atau makan
aktivitas
Intervensi :
setiap hari.
53
primer
2) Luka kering
Intervensi :
pada Tn. M dengan diagnosa medik Fraktur Servikal adalah sebagai berikut :
3.5.1 Diagnosa 2
Subjektif :
Objektif :
2) Pukul 19.05
Subjektif :
Objektif :
dalam
benar
3) Pukul 19.15
Subjektif :
teknik relaksasi
Objektif :
Subjektif
Subjektif
3.5.2 Diagnosa 3
1) 19.25 Wita
lampu
Subjektif :
Objektif :
2) 19.27 Wita
Subjektif :
3) 19.30 Wita
sebelum tidur
Subjektif :
4) 19.33 Wita
Subjektif :
3.5.3 Diagnosa 3
1) Pukul 07.00
Subjektif :
hanya diseka
anaknya
Objektif :
2) Pukul 07.03
Subjektif :
1.1) Klien mengatakan ingin mandi, hanya saja klien susah dan tidak
mampu melakukannya
3) Pukul 07.10
Subjektif :
Objektif :
4) Pukul 08.15
setiap hari
Subjektif :
3.5.4 Diagnosa 1
1) Pukul 08.16
Subjektif :
Objektif :
2) Pukul 08.20
Subjektif :
Objektif :
3) Pukul 08.25
Subjektif :
diajarkan
Objektif :
bawah
Kanan Kiri
5 5
1 1
Objektif
Subjektif
Subjektif
3.5.5 Diagnosa 5
1) Pukul 11.05
Objektif :
2) Pukul 11.10
Subjektif :
lukanya
Objektif :
3) Pukul 11.15
Objektif :
61
4) Pukul 11.50
Objektif :
14.00
Subjektif
Objektif
Pukul 14.05
1. Keluhan utama
mengatakan tubuhnya dingin dan menggigil dirasakan sejak pukul 12.30 Wita.
Teraba tubuh klien panas, klien menggigil dan menggunakan selimut, klien
dingin dan menggigil seperti ini, klien mengatakan saat tubuhnya dingin dan
menggigil seperti ini, istri klien hanya lakukan kompres menggunakan air
makan siang, terlihat terpasang infus RL 24x/ menit, klien mengatakan selama
tubuhnya dingin dan menggigil dari pukul 12.30 sampai pukul 14.00 klien
banyak minum, klien mengatakan minum sudah hampir 1 botol aqua besar atau
Nadi : 60 x/ menit
Respirasi : 23 x/ menit
63
4. Data fokus
Subjektif :
12.30 Wita
seperti ini
4) Klien mengatakan saat tubuhnya dingin dan menggigil, istri klien hanya
siang
Objektif :
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan gangguan rasa aman dan nyaman
aktivitas
primer
6. Rencana keperawatan
Intervensi :
7. Implementasi Keperawatan
1) Pukul 15.00
Subjektif :
Objektif :
2) Pukul 15.10
Subjektif :
Objektif :
3) Pukul 15.25
Objektif :
66
1.1) Diberikan kompres air hangat menggunakan buli–buli pada axila dan
4) 15.50
Subjektif :
Objektif :
5) Pukul 21.55
1) Balance caian
8. Evaluasi
Subjektif :
Objektif :
Untuk setiap evaluasi hasil dari tindakan perawatan pada Tn. M dengan
3 Juli 2015
1) Diagnosa 1
68
Subjektif :
Objektif :
Kekuatan otot
Kanan Kiri
5 5
1 1
Planning :
2) Menjelaskan cara memberikan posisi miring kanan dan miring kiri yang
2) Diagnosa 2
Subjektif :
Objektif :
69
Planning :
3) Diagnosa 3
Subjektif :
lampu
Objektif :
1) Klien lemas
Assement : gangguan pola tidur belum teratasi karena klien belum dapat
Planning :
3) Anjurkan pada klien untuk minum susu hangat atau makan biskuit
sebelum tidur
70
4)Diagnosa 4
Subjektif :
Objektif :
1) Klien segar
5) Diagnosa 5
Subjektif :
Klien mengatakan tidak merasakan sakit pada luka yang terdapat pada
kepalanya
Objektif :
1) Luka bersih
3) Luka kering
BAB IV
PEMBAHASAN
Dahlia RSUD Kota Tarakan yang dilakukan pada tanggal 1 Juli – 3 Juli 2015.
Pembahasan ini membandingkan antara teori yang ada dengan kenyataan dan
yang ditemui dilapangan yang mana disesuaikan dengan kondisi pada pasien.
Pembahasan ini disajikan dalam bentuk analisa pada setiap tahapan proses
keperawatan.
4.1 Pengkajian
tahap ini data yang di dapatkan semuanya dikumpulkan dan dianalisa untuk
diajukan oleh penulis selain itu juga karena adanya kerjasama serta dukungan
72
yang dilakukan penulis dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
perawatan bedah Dahlia RSUD Kota Tarakan pada tanggal 1 Juli 2015
pengkajian yang penulis temukan pada Tn. M di lahan praktek, Adapun data
dasar pengkajian yang ditemukan pada klien menurut Doenges (2000) adalah:
Tanda :
(mungkin segera, fraktur itu sendiri, atau terjadi secara sekunder, dari
mandiri dan mendapatkan bantuan dari orang lain. Klien tidak dapat
dapat dilakukan dengan bantuan dari istri atau anaknya, terlihat klien
diberikan makan dan minum oleh istrinya. Pada saat dilakukan CT-Scan
dan sinistra
73
4.1.2 Sirkulasi
disepakati, yaitu diastolik 90 mmHg atau sistolik 140 mmHg. Pada saat
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), penurunan/ tak ada nadi pada
bagian yang cedera disebut bradikardi yang biasa dijumpai pada olah
ragawan berat, orang yang sangat kesakitan atau orang yang mendapat
saat pengkajian Tn. M tidak ditemukan bradikardi dan hal ini buktikan
74
dengan klien klien tidak mengalami hipotermia suhu klien 38ºC dan nadi
64x/m.
Tanda :
stres, hipovolemis). Penurunan/ tak ada nadi pada bafian yang cedera,
4.1.3 Neurosensori
kelemahan/hilangnya fungsi.
sensasi yaitu hilangnya fungsi gerak bagian yang cedera dan tidak ada
saraf-saraf sensori. Hal ini ditemukan pada klien Tn. M karena pada
kekakuan otot penyebab nyeri bila suatu otot mengalami cedera. Hal ini
tidak ditemukan pada klien Tn. M karena pada saat pengkajian klien
akibat pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai yang dapat
yang biasanya terjadi pada fraktur panjang karena kontraksi otot yang
melekat di atas dan bawah tempat fraktur. Hal ini tidak ditemukan pada
derik tulang akibat gesekan antara fragmen satu dengan lainnya. Hal ini
tidak ditemukan pada klien Tn. M karena pada saat pengkajian bagian
Gejala :
(parestesis).
76
Tanda :
5 5
1 1
dari pembuluh darah. Hal ini tidak ditemukan pada klien Tn. M karena saat
warna lokal yaitu perubahan warna kulit dan membesar yang terjadi akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa baru terjadi
setelah beberapa jam atau hari setelah cedera. Pada klien Tn. M saat
Gejala :
area jaringan/ kerusakan tulang; dapat berkurang pada imobilisasi); tak ada
data pada klien Klien mengatakan nyeri pada bagian dadanya, klien
mengatakan nyeri timbul saat bergerak dan hilang saat tidak melakukan
timbul, klien mengatakan nyeri seperti tertusuk tusuk benda yang tajam,
Tanda :
uraian diatas, tidak ditemukan data pada klien dengan tanda-tanda laserasi
diagfragma
78
4.2.3 Gangguan rasa aman dan nyaman nyeri berhubungan dengan adanya
cedera
perkemihan
nyaman
aktivitas
primer
Ada empat diagnosa keperawatan yang tidak ditemukan pada Tn. M yang
yang menyebabkan rasa tidak nyaman atau menganggap gaya hidup yang
atau tetap tidur, minor keletihan waktu bangun atau sepanjang hari atau
tidur sejenak sepanjang hari atau perubahan suasana hati. Pada anak. Dari
klian mengatakan selama sakit, klien tidur pagi jam 08.00 - 09.00, jika
malam hari klien tidur tidak menentu, klien selama sakit tidak ada tidur
pada malam hari, klien sulit tidur, klien mengatakan kedinginan pada
malam hari meski pun memakai selimut, klien juga sudah mencoba
dan kuku serta menggunakan rias wajah. Tidak dapat atau tidak ada
hanya diseka sebanyak 3 kali oleh perawat jaga selama lima belas hari
dirawat di RSUD Tarakan. Klien mengatakan tidak pernah sikat gigi dan
tidak pernah keramas. Klien kotor, kusam dan berbau.. Klien tidak dapat
dilakukan dengan bantuan dari istri atau anaknya, terlihat klien diberikan
makan dan minum oleh istrinya dan klien juga menggunakan diapers, klien
bakteri, protozoa, atau parasit lain). Dari uraian diatas penulis mengangkat
cm, luka terdapat eksudat dan basah, luka klien terlihat kotor
berisiko untuk mengalami kenaikan suhu tubuh terus menerus lebih tinggi
dari 37,8oC (100oF), peroral atau 38,8oC (101oF) per rektal karena faktor
eksternal dengan batasan karakterisitk mayor, suhu lebih tinggi dari 37,8oC
(100oF) peroral atau 38,8oC (101oF) per rektal, kulit hangat dan takikardi.
merinding, perasaan hangat atau dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau
mengatakan seperti mau kejang. Teraba tubuh klien panas, klien menggigil
dan menggunakan selimut, klien terlihat pucat, suhu tubuh klien 40oC.
Selain itu juga didapatkan tiga masalah keperawatan yang dialami oleh Tn.
(dari nilai dasar), perubahan pada nadi (frekuensi, irama dan kualitas).
dan/ atau keras, feses kering dengan batasan karakteristik mayor, feses
keras dan berbentuk dan/ atau, defekasi kurang dari tiga kali
seminggu. Dari uraian diatas penulis tidak menemukan data pada saat
dan berbentuk dan/ atau, defekasi kurang dari tiga kali seminggu,
klien mengatakan selama sakit BAB klien satu kali sehari, klien BAB
volume urine residu yang banyak. Dari uraian diatas, penulis tidak
4.3 Perencanaan
yang dilakukan penulis sesuai dengan teori yang terdapat pada (Doenges,
2000).
sesuaikan dengan kondisi klien. Ada beberapa tindakan yang tidak dimasukkan
4.3.1.1 Lakukan loq rolling. Tindakan ini tidak dilakukan karena klien
4.3.1.2 Pertahankan sendi 90 derajat terhadap papan kaki. Tindakan ini tidak
4.3.1.3 Ukur tekanan darah sebelum dan sesudah roq rolling. Tindakan ini
klien telah diajarkan teknik relaksasi nafas dalam dan telah diberikan
4.4 Implementasi
komponensasi yang telah disusun, adapun kesulitan yang penulis temui pada
dilakukan pada Tn. M, dari semua intervensi setiap diagnosa penulis dapat
tidak mendapatkan kesulitan karena klien dan keluarga sangat kooperatif dan
4.5 Evaluasi
pada Tn. M dengan diagnose fraktur servikal. Adapun diagnosa yang teratasi
yaitu:
85
4.5.2 Diagnosa II (nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik) dengan
dengan benar.
pertahanan primer) dengan kriteria hasil yang tercapai yaitu luka bersih,
adekuat) dengan kriteria hasil yang tercapai yaitu suhu tubuh klien
36,7oC.
aman dan nyaman) dengan kriteria hasil tidur klien nyenyak, klien
terpenuhi kebutuhan tidur 6-8 jam/ hari, klien tidak kedinginan, klien
dapat tidur dengan pulas, hal ini disebabkan karena klien mengatakan
86
belum dapat tidur dengan nyenyak, dan klien lemas. Hambatan yang
terjadi akibat klien tidak dapat tidur yaitu, klien mengatakan sulit dan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
sebagai berikut:
5.1.1 Penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien Tn. M yang meliputi
teori dan beberapa diagnosa yang muncul pada klien yang tidak ada
88
5.1.4 Pada evaluasi tidak semua diagnosa dapat teratasi, tetapi beberapa
adekuat.
5.2 Saran
factor kemungkinan tidak terjadinya lagi gangguan pada pergerakan otot, jadi
terutama hindari pola hidup yang tidak sehat seperti mengkonsumsi alkohol,
Servikal. Peluang untuk mengatasi masalah seperti ini sangat terbatas oleh
yang dinamis.
DAFTAR PUSTAKA
Padila. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika. 2012.
Sloane E. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran. EGC
Smeltzer S.C, Bare B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
dan Suddarth, Vol.2 Ed.8. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran. EGC
91
Sudoyo A.W, Setiyohadi. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 3 Vol.4.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
WHO & RISKESDAS, 2015. Kasus Fraktur yang Terjadi Di Seluruh Indonesia
dan Dunia. Diambil Tanggal 11 Juli 2015 dari http:/thesis.umy.ac.id/