Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENYAKIT DAN PARASIT ORGANISME AQUATIK

Siklus Hidup Dan Penanggulangan Dari Jamur Fusarium Sp

Dosen Pengampu: Soelistyowati, S.Pi., M.Si.

Oleh :
KELOMPOK 4
Regita Pramesti Ardya Cahyani E1E019006
Yosi Sulastri Br Sihotang E1E019013
Taufik Hidayat E1E019015
Redy Candra Purnama E1E019017
Lilis Monika E1E019027

PSP. A

PEMANFAATAN SUSMBER DAYA PERIKANAN


FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita Panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
lindungannya penulis dapat menyelesaikan Makalah Mata Kuliah Penyakit Dan Parasit
Organisme Aquatik dengan judul Siklus Hidup Dan Penanggulangan Dari Jamur
Fusarium Sp ini dengan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini belum masuk
kategori sempurna memenuhi syarat, walaupun sudah semaksimal mungkin dikerjakan untuk
menyempurnakan hasilnya. Maka untuk itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca dan peneliti.
Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan masukan dan saran yang
memotivasi/membangun. Demikianlah makalah ini disusun, semoga kiranya dapat
bermanfaat untuk menambah ilmu dan pengetahuan.

Jambi, Maret 2021

PENULIS
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Fusarium oxysporum merupakan jamur patogenik yang menyerang tanaman tomat dan
memilki banyak spesies Fusarium berada di dalam tanah berbentuk klamidospora atau
sebagai hifa pada tanaman (Saragih dan Silalahi,2006).
Jamur Fusarium oxysporum merupakan jenis jamur patogen didalam tanah yang
menyerang pada bagian akar dan umbi hinga menyebabkan penyakit layu pada tumbuhan
sampai tumbuhan mati. Karena aktifitasnya didalam akar sangat memudahkan bagi jamur ini
untuk menyebar ketanaman lain yang dekat melalui media tanah.
Jamur Fusarium oxysporum merupakan salah satu jenis jamur yang sangat penting
untuk diketahui dalam melaksanakan budidaya tanaman. Jamur jenis ini, menjadi inang
demikian banyak jenis tanaman, mulai dari tanaman yang berarti strategis sampai tanaman
pagar di kebun petani. Fusarium oxysporum mempunyai variasi spesies yang tinggi, yaitu
sekitar 100 jenis dan menyebabkan kerusakan secara luas dalam waktu singkat dengan
intensitas serangan mencapai 35% (Sudantha,2010).
Jamur Fusarium sp. merupakan patogen tular tanah atau “soil-borne pathogen” yang
termasuk parasit lemah. Jamur ini menular melalui tanah atau rimpang yang berasal dari
tanaman jahe sakit, dan menginfeksi tanaman melalui luka pada rimpang. Luka tersebut dapat
terjadi karena pengangkutan benih, penyiangan, pembumbunan, atau karena serangga dan
nematode (Hariyanto dan Indo, 1990).

I.2 Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan Jamur Fusarium sp ?


2. Bagaimana siklus hidup Jamur Fusarium sp?
3. Bagaimana cara penanggulangan tanaman yang terserang Jamur Fusarium sp?

I.3 Manfaat

Manfaat makalah ini untuk memahami dan mengetahui tentang apa itu
Jamur Fusarium sp, siklius hidup Jamur Fusarium sp dan penanggulangan tanaman yang
terserang Jamur Fusarium sp.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Soesanto (2013), klasifikasi jamur Fusarium oxysporum penyebab penyakit


layu pada tanaman adalah sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Divisi : Ascomycota
Kelas : Sordariomycetes
Ordo : Hypocreales
Family : Nectriaceae
Genus : Fusarium
Spesies : Fusarium oxysporum
Jamur Fusarium oxysporum merupakan jenis jamur patogen didalam tanah yang
menyerang pada bagian akar dan umbi hinga menyebabkan penyakit layu pada tumbuhan
sampai tumbuhan mati. Karena aktifitasnya didalam akar sangat memudahkan bagi jamur ini
untuk menyebar ketanaman lain yang dekat melalui media tanah. Jamur ini memiliki
beberapa ciri yakni membentuk mikronidium bersel 1, tidak berwarna, lonjong atau bulat
telur Semangun dalam (Amrulloh, 2008).
Fusarium sp memiliki koloni yang berwarna putih atau disertai warna ungu hingga
merah muda pada setiap koloninya. Selain itu, koloni jamur ini akan menghasilkan warna
berbeda pada isolat dengan media tumbuh yang sama. Hal tersebut dikarenakan jamur
Fusarium oxysporum mudah mengalami mutasi sehingga warna koloni tidak dapat dijadikan
sebagai parameter identifikasi (Sutejo, Priyatmojo, & Wibowo, 2008).
Koloni Fusarium oxysporum umumnya memiliki mikrokonidium dengan jumlah yang
sangat banyak dan bersel tunggal dan berbentuk oval, berdinding tebal dan halus dengan
apikal sel yang runcing pada bagian bawahnya. Sedangkan konidiofor pada Fusarium
oxysporum merupakan tangkai yang pendek (Sutejo et al., 2008).
Penularan jamur ini sangat bergantung pada kondisi tanah dan jarak antar tanaman.
Jamur Fusarium oxysporum melalui tanaman yang terjangkit jamur ini kemudian menular
melalui tanah dan rimpang dari tanaman sakit (Putri, Sastrahidayat, & Djauhari, 2015).
Perlunya perlakuan khusus untuk tanaman yang sakit atau terindikasi terserang penyakit layu
fusarium yakni dengan cara mencabut tanaman sampai akarnya dan memberikan perlakuan
pengobatan antijamur pada tanaman yang sehat untuk mencegah dari penyebaran penyakit
layu karna jamur Fusarium oxysporum.
Menurut Hermanto & Setyawati (2002), terdapat beberapa gejala yang mencolok dari
serangan jamur Fusarium oxysporum yakni ditandai dengan mulai menguningnya tepi daun
pada daun yang lebih tua. Tanda-tanda menguningnya daun tersebut hampir mirip dengan
gejala defisiensi kalium. Proses penguningan pada daun berlanjut ke daun yang lebih muda
menuju ke pangkal daun sehingga batang daun ikut mengering dan menjadi layu serta diikuti
oleh ukuran daun menjadi kecil karna mengkerut dan mulai rusak.
Hasil penelitian Wahjuni, Puspawati, & Arista, (2016) bahwa penyakit ini menyerang
pada buah naga yang menyebabkan tulang daunya memucat hingga berwarna kecoklatan dan
menyebabkan penyakit busuk pada pangkal buah naga.
Cendawan Fusarium oxysporum tumbuh di dalam pembuluh kayu pada tanaman cabai.
Penyerangan awal terjadi di pangkal leher batang yang langsung menempel dengan tanah.
Bagian tersebut mulai membusuk dan akan terus menjalar ke perakaran. Pangkal leher batang
akan berubah menjadi warna putih keabuan dan terbentuk spora cendawan yang aktif.
Cendawan ini mampu bertahan lama dan tumbuh berkembang baik pada temperature sekitar
24-27oC dan penyakit ini banyak berkembang di daratan rendah di tanah yang berdrainase
buruk (Tarigan & Wiryanta, 2003).
BAB III
PEMBAHASAN

III.1 Jamur Fusarium sp.

Jamur Fusarium spp. adalah salah satu jenis patogen tular tanah yang mematikan,
karena patogen ini mempunyai strain yang dapat dorman selama 30 tahun sebelum
melanjutkan virulensi dan menginfeksi tanaman. Layu fusarium disebabkan oleh cendawan
jenis Fusarium spp. Kasus serangan penyakit ini banyak terjadi di dataran rendah. Umumnya,
tanaman ini akan layu dan mati dalam tempo waktu 14-90 hari. Resapan air di lahan yang
buruk atau lahan yang banyak genangan airnya akan meningkatkan risiko serangan penyakit
ini (Mukarlina, 2010).Cendawan Fusarium spp. membentuk polipeptida yang disebut
likomarasmin yaitu suatu toksin yang mengganggu permeabilitas membran plasma tanaman.
Selain itu, Fusarium spp. juga membentuk senyawa yang lebih sederhana, yaitu asam fusarat
dan menghasilkan enzim pektolitik, terutama pektinmetilesterase (PME) dan depolimerase
(DP).
PME menghilangkan metil pada rantai pektin menjadi asam pektat. Depolimerase
memecah rantai asam pektat menjadi poligalakturonida dengan bermacam-macam berat
molekul. Enzim-enzim tersebut memecah bahan pektin yang ada dalam dinding xilem.
Fragmen-fragmen asam pektat masuk ke dalam pembuluh xilem yang kemudian membentuk
massa koloidal yang mengandung bahan non pektin yang dapat menyumbat pembuluh.Berkas
pembuluh akan menjadi cokelat disebabkan karena fenol-fenol yang terlepas masuk ke dalam
berkas pembuluh. Fenol-fenol tersebut oleh enzim fenol.oksidase yang dihasilkan tumbuhan
inang akan mengalami polimerisasi menjadi melanin yang berwarna cokelat. Bahan berwarna
ini terutama diserap oleh pembuluh xilem yang berlignin yang menyebabkan warna cokelat
yang khas pada penyakit layu Fusarium (Mukarlina, 2010).
Karakter dari jamur ini adalah menyerang tanaman yang kondisi nya sedang lemah
(peka) karena kekeringan, kekurangan unsur hara, terlalu banyak sinar matahari dan tanaman
terlalu banyak buah (Semangun, 2000).
Murut Roma (2009), klasifikasi Fusarium spp adalah sebagai berikut.Jamur Fusarium
spp. termasuk kingdom fungi, divisi amastigomycota, sub divisi deuteromycota,
kelasdeuteromycetes, ordo monilialales, famili tuberculaiaaceae, Genus Fusarium dan
Spesies Fusarium spp.

III.2 Morfologi Jamur Fusarium sp.

Fusarium spp. jamur ini mempunyai ukuran tubuh yang sangat kecil dan hidupnya
bersifat parasitoid yaitu organisme yang bergantung pada organism lain serta didukung oleh
suhu tanah yang hangat dan kelembaban tanah yang rendah sekali. Populasi akan meningkat
jika di tempat yang sama ditanam tanaman yang merupakan inangnya serta jamur ini
menginfeksi tanaman melalui jaringan meristem pada ujung akar (Pracaya, 2007).
Jamur Fusarium spp. memiliki struktur yang terdiri dari mikronidia dan makronidia.
Permukaan koloninya berwarna ungu dan tepinya bergerigi serta memiliki permukaan yang
kasar berserabut dan bergelombang. Di alam, jamur ini membentuk konidium. Konidiofor
bercabang-cabang dan makrokonidium berbentuk sabit, bertangkai kecil dan seringkali
berpasangan. Miselium terutamaterdapat di dalam sel khusus di dalam pembuluh, juga
membentuk miselium yang terdapat diantara sel-sel, yaitu di dalam kulit dan di jaringan
parenkim didekat terjadinya infeksi.
Fusarium spp. adalah fungi aseksual yang menghasilkan 3 spora yaitu:
a. Makrokonidia
Makrokonidia berbentuk panjang melengkung, di kedua ujung sempit seperti bulan
sabit,terdiri dari 3-5 sel dan biasanya di temukan di permukaan.
b. Mikrokonidia
Mikrokonidia adalah spora dengan 1 atau 2 sel yang dihasilkan Fusarium pada semua
kondisi dan dapat menginfeksi tanaman. Mikrokonidia memiliki bentuk yang bulat sampai
oval, uniseluler dan tidak berwarna.
c. Klamidiospora
Klamidiospora adalah spora dengan sel selain diatas, dan pada waktu dorman dapat
menginfeksi tanaman, sporanya dapat tumbuh di air (Juniawan, 2015).

III.3 Siklus Hidup Jamur Fusarium sp.

Fusarium spp. mengalami fase patogenesis dan saprogenesis. Pada fase patogenesis,
cendawan hidup sebagai parasit pada tanaman inang. Apabila tidak ada tanaman inang,
patogen hidup di dalam tanah sebagai saprofit pada sisa tanaman dan masuk fase
saprogenesis, yang dapat menjadi sumber inokulum untuk menimbulkan penyakit pada
tanaman lain. Penyebaran propagul dapat terjadi melalui angin, air tanah, serta tanah
terinfeksi dan terbawa oleh alat pertanian dan manusia (Alfizar, 2011).4. Gejala Serangan
Jamur Fusarium spp.
Jamur Fusarium spp. merupakan penyebab penyakit layu dan busuk batang pada
tanaman bawang merah. Fusarium spp. merupakan jamur yang mampu bertahan lama dalam
tanah sebagai klamidospora, yang terdapat banyak dalam akar sakit. Jamur mengadakan
infeksi melalui akar. Adanya luka pada akar akan meningkatkan infeksi. Setelah masuk ke
dalam akar, jamur berkembang sepanjang akar menuju ke batang dan di sini jamur
berkembang secara meluas dalam jaringan pembuluh sebelum masuk ke dalam batang palsu.
Pada tingkat infeksi lanjut, miselium dapat meluas dari jaringan pembuluh ke parenkim.
Jamur membentuk banyak spora dalam jaringan tanaman sehingga tanaman menjadi sakit dan
tidak sehat (Semangun, 2000).Serangan awal layu fusarium ditandai dengan busuk di bagian
batang yang dekat dengan permukaan tanah. Selanjutnya, kebusukan akan menjalar hingga ke
akar. Akibatnya, tanaman akan layu dan kekeringan di bagian ranting dan pada akhirnya
menyebabkan tanaman rebah (Hamid, 2011).Tanaman yang terserang penyakit ini ditandai
dengan menguningnya daun-daun tua yang diikuti dengan daun muda, pucatnya tulang-tulang
daun bagian atas, terkualainya tangkai daun, dan layunya tanaman. Batang pun membusuk
dan agak berbau amoniak. Jika pangkalnya dipotong, akan terdapat warna cokelat berbentuk
cincin dari berkas pembuluhnya (Wiryanta, 2002).
Gejala serangan Fusarium spp. yang mana awalnya tulang-tulang daun sebelah atas
menjadi pucat, tangkai daun merunduk dan tanaman menjadi layu. Layu total dapat terjadi
antara 2-3 minggu setelah terinfeksi. Tandanya dapat dilihatpada jaringan angkut tanaman
yang berubah warna menjadi kuning atau coklat. Penyakit ini dapat bertahan di tanah untuk
jangka waktu lama dan bisa berpindah dari satu lahan ke lahan lain melalui mesin-mesin
pertanian, seresah daun yang telah terserang, maupun air irigasi. Suhu tanah yang tinggi
sangat sesuai untuk perkembangan penyakit ini (Irzayanti, 2008).

III.4 Cara Menanggulangi Tanaman Yang Terserang Jamur Fusarium sp.

a. Perlakuan trichoderma
Trichoderma merupakan agensia hayati berupa jamur baik yang dapat melawan
perkembangan jamur patogen, atau biasa disebut dengan fungisida alami. Fungisida alami ini
sangat efektif dan efisien untuk mencegah layu fusarium. Cara penggunaannya adalah dengan
mencampurkannya dengan pupuk kandang sebagai pupuk dasar atau bisa juga dengan
dikocorkan pada setiap lubang tanaman.
b. Mencabut tanaman bergejala
Jika sudah terlihat adanya tanda-tanda tanaman layu karena layu fusarium, maka
sebaiknya tanaman tersebut segera dicabut dan kemudian dibakar. Jika perlu, tanah bekas
tanaman terserang tersebut juga dapat ikut dibuang atau dapat disemprotkan dengan fungisida
kontak berbahan aktif klorotalonil atau tembaga hidroksida. Hal ini dilakukan untuk
mencegah penularan yang lebih cepat ke tanaman yang masih sehat.
c. Penggunaan pupuk yang tepat
Mengurangi penggunaan pupuk berkadar N tinggi, seperti urea. Jika perlu, gunakan
pupuk NPK. Penggunaan urea yang berlebihan akan menyebabkan tanaman sukulen dan
mudah terserang penyakit ini.
d. Rotasi tanaman
Melakukan pergiliran tanam dengan tanaman yang tahan terhadap layu fusarium guna
mengendalikan populasi dan perkembangan jamur fusarium oxysporum di lahan pertanian.
Perlu untuk diketahu bahwa selain menyerang pada tanaman cabai, layu fusarium ini juga
dapat menyerang pada tanaman tomat, terong, semangka, melon, pisang, jeruk, kubis, timun
dan masih banyak yang lainnya.
e. Kultur teknis
Penggunaan galur /varietas yang tahan (belum diketahui ada varietas yang tahan
terhadap strain F.oxysporum di Indonesia), Penggunaan benih sehat (dari kultur jaringan atau
anakan tanaman sehat), Pengunaan pupuk kompos yang matang yang disertai perlkuan agens
anatgonis pada saat menjelang tanam, Pemeliharaan yang baik yang mencegah pelukaan
terhadap akar tanaman, Pengiliran tanman yang tidak satu famili atau menjadi inang
pathogen, Sanitasi gulma dan perbaikan drainase kebun, Mekanis dan
Pembongkaran/eradikasi tanaman sakit (dapat dibantu dengan injeksi herbisida setelah daun-
daun tanaman dipotong).

f. Biologis
Modifikasi lingkungan untuk mengaktifkan agens antagonis yang ada dalam tanah,
misalnya dengan pengunaan pupuk organic, dan Aplikasi agens antagonis
(misalnya gliocladium , Trichoderma spp., dan Pseudomonas fluorescens)
g. Kimiawi
Alat-alt yang digunakan untuk memotong tanaman sakit bersihkan/didesinfektan
dengan formalin 5% atau dicuci bersih dengan sabun dan dikeringkan dibawah sinar
matahari, Benih/bibit pisang dicelupkan kedalam larutan desinfektan, misalnya larutan
formalin 1% sebelum ditanam.
h. Karantina
Larangan membawa media atau bahan tanaman sakit dari daerah serangan ke daerah
lain yang masih bebas penyakit, Pengawasan benih antar daerah atau wilayah.
BAB IV

PENUTUP

IV.1 Kesimpulan

Jamur Fusarium spp. adalah salah satu jenis patogen tular tanah yang mematikan,
karena patogen ini mempunyai strain yang dapat dorman selama 30 tahun sebelum
melanjutkan virulensi dan menginfeksi tanaman.
Fusarium spp. jamur ini mempunyai ukuran tubuh yang sangat kecil dan hidupnya
bersifat parasitoid yaitu organisme yang bergantung pada organism lain serta didukung oleh
suhu tanah yang hangat dan kelembaban tanah yang rendah sekali.Jamur Fusarium spp.
merupakan penyebab penyakit layu dan busuk batang pada tanaman bawang merah.

IV.2 Saran
Seperti yang kita ketahui jamur fusarium spp.merupakan jenis jamur patogen didalam
tanah yang menyerang pada bagian akar dan umbi hinga menyebabkan penyakit layu pada
tumbuhan sampai tumbuhan mati. Maka Diperlukan pengelolaan penyakit mati meranting
untuk mengurangi kerugian ditingkat petani.

Anda mungkin juga menyukai