Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TEORI KOMUNIKASI

Nama : Ardiansyah Putera Ramadhan

NPM : CG191110124

Prodi : Manajemen Komunikasi

Kelas : G4-19-01A

Mata Kuliah : Teori Komunikasi

Dosen Pengampu : Rd.Dancu Lokita Pramesti Dewi, S.I.Kom, M.Si


ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN FOTO PRE WEDDING PADA MEDIA
ONLINE DETIK.COM DAN KOMPAS.COM
Oleh: Nur Aisya Wulandari

A. Latar Belakang Masalah


Foto adalah alat komunikasi atau penyampaian berita atau
informasi yang dijadikan sebagai bukti dalam dunia jurnalistik.
Informasi merupakan salah satu kebutuhan manusia yang terus
menerus mengalami perkembangan. Oleh karena itu tantangan pun
semakin besar bagi perusahaan penerbit pers atau redaksi yang
berbentuk media massa baik cetak maupun media elektronik dalam
dunia media atau foto jurnalistik bisa dijadikan informasi, bukti dalam
suatu moment tertentu untuk dikenang atau dilihat kembali, antara lain
yaitu foto pre wedding yang sekarang ini sedang menjadi tradisi dalam
masyarakat. Foto pre wedding ialah foto yang diambil sebelum
melakukan pernikahan untuk dijadikan kenangan atau bukti foto
tersebut.
Foto pre wedding pun menuai pro dan kontra didalam
masyarakat. Sedangkan sekarang ini terdapat fatwa MUI (Majelis
Ulama Indonesia) yang melarang bahwa “foto pre wedding haram”
dilakukan. Menurut MUI foto pre wedding haram dilakukan dikarenakan
didalam dunia Islam “suatu pasangan dilarang bersentuh tubuh apalagi
melebihi dari itu, maka haram hukumnya dalam Agama Islam”.
Akan tetapi adapula pro kontra dalam foto pre wedding tersebut.
Ada pun faktor penyebab masyarakat kontra atau anti akan adanya
foto pre wedding, antara lain :
1. Adanya pasangan muda yang sebelum melaksanakan
pernikahan sudah membuat foto tanpa busana.
2. Banyak foto pre wedding yang sebelum melakukan pernikahan
sudah bersentuhan.
3. Foto pre wedding terlalu mengikuti kebudayaan barat dan
sekarang menjadi tradisi dalam masyarakat.
Ada pun faktor yang mendukung (pro) terhadap adanya foto pre
wedding antara lain :

1. Untuk fotografernya memberikan tempat untuk mencari


penghasilan.
2. Untuk mengabadikan moment-moment sebelum menikah.
3. Memberikan nilai seni dalam unsur pemotretan atau foto, karena
pre wedding dilakukan dengan baik dan dengan ada nya tema
yang diinginkan pasangan tersebut.

B. Kesimpulan
1) Frame Detik.com
Pemberitaan pengharaman foto pre wedding pada Detik.com
berusaha membentuk sebuah opini publik tentang bagaimana
rumusan yang telah di keluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia
(MUI) tentang pengharaman foto pre wedding. Detik.com lebih
membingkai tentang berita yang dikeluarkan oleh MUI saja,
namun pemberitaan yang yang dikeluarkan Detik.com seakan-
akan membenarkan mengenai pengharaman berita tentang foto
pre wedding tersebut. Pemberitaan yang dikeluarkan Detik.com
lebih menyudutkan foto pre wedding kepada masalah etika serta
syariat agama yang menjadi pokok pembahasan pengharaman
foto pre wedding tersebut.

2) Frame Kompas.com
Kompas.com dalam pemberitaan foto pre wedding sebagai
bentuk klarifikasi dari MUI, dimana MUI mempunyai peranan
menanggapi dan membahas persoalan hukum haram atau tidak,
seperti yang dikeluarkan ponpes Lirboyo yakni tentang
pemotretan foto pre wedding. Kompas.com mengkonstruksikan
pemberitaannya berusaha membentuk suatu opini publik
tentang pengharaman pemotretan foto pre wedding dan juga
suatu peranan MUI dalam menyikapi persoalan tersebut di mata
masyarakat terkait dengan peristiwa tersebut sebagai bentuk
klarifikasi agar tidak salah mempersepsikan dan tidak
menyudutkan MUI terkait dengan persoalan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai