Disusun oleh :
Nama : Rizal Septian
NPM : 19110270
Prodi : Administrasi Pembangunan Negara
Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
kuasa-Nya saya dapat senantiasa menuntut ilmu mengemban pendidikan, mengikuti kegiatan
belajar mengajar mata kuliah Pengantar Ilmu Administrasi sehingga dapat menyelesaikan tugas
pembuatan makalah ini yang berjudul “Buruknya Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin
di Indonesia” ini dengan tepat waktu.
Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman yang telah membantu berbagi
informasi mengenai penulisan makalah ini, dan berkontribusi memberikan tanggapan melalui
angket terhadap kasus yang saya angkat. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada Dosen
Pembimbing yang telah membantu dalam memberikan bimbingan sehingga tugas ini dapat disusun
dengan baik.
Penulis harap tugas ini bermanfaat khususnya bagi penulis secara pribadi dan bagi pembaca
umumnya. Namun, terlepas dari itu tugas ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
terwujudnya tugas yang lebih baik lagi kedepannya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
The Old Public Administration pertama kali dikemukan oleh seorang Presiden AS
dan juga merupakan Guru Besar Ilmu politik, Woodrow Wilson. Beliau menyatakan
bidang administrasi itu sama dengan bidang bisnis. Maka dari itu munculah konsep ini,
konsep Old Public Administration ini memiliki tujuan melaksanakan kebijaka dan
memberikan pelayanan, dimana dalam pelaksanaannya ini dilakukan dengan netral,
profesional, dan lurus mengarah kepada tujuan yang telah ditetapkan. Ada dua kunci dalam
memahami OPA ini, pertama, adanya perbedaan yang jelas antara politik (policy) dengan
administrasi. Kedua, perhatian untuk membuat struktur dan startegi pengelolaannya hak
organisasi publik diberikan kepada manajernya (pemimpin), agar tugas-tugas dapat
dilakukan secara efektif dan efisien.
Mainstream dalam OPA ini muncul dari ide-ide inti yang ada, diantaranya :
1. Pemerintah memberikan perhatian langsung dalam pelayanan yang dilakukan oleh instansi
pemerintah yang berwenang.
2. Kebijakan publik dan administrasi saling berkaitan dengan merancang serta melaksanakan
kebijakan untuk tujuan politik.
3. Administrasi publik hanya berperan kecil dalam pembuatan kebijakan dibandingkan dalam
pengimplementasian kebijakan publik.
4. Para administrator berupaya memberikan pelayanan yang bertanggung jawab.
5. Para administrator bertanggung jawab kepada pemimpin politik yang dipilih secara
demokratis.
6. Program kegiatan di administrasikan dengan baik dan dikontrol oleh para pejabat publik
yang memiliki hierarki dalam organisasi.
7. Nilai utama dari administrasi publik adalah efiiensi dan rasionalitas.
8. Administrasi publik dilakukan secara efisien dan tertutup.
9. Peran administrasi publik dirumuskan secara luas seperti POSDCRB.
Apa saja ciri-ciri model administrasi publik kuno (the old public administration) ?
Menurut Denhardt dalam Thoha (2008), ciri-ciri model administrasi publik kuno (the old
public administration) adalah sebagai berikut :
Titik perhatian pemerintah adalah pada jasa pelayanan yang diberikan langsung oleh
dan melalui instansi-instansi pemerintah yang berwenang.
Public policy dan administration berkaitan dengan merancang dan melaksanakan
kebijakan-kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan politik.
Administrasi publik hanya memainkan peran yang lebih kecil dari proses pembuatan
kebijakan-kebijakan pemerintah ketimbang upaya untuk melaksanakan kebijakan
publik.
Upaya memberikan pelayanan harus dilakukan oleh para administrator yang
bertanggung jawab kepada pejabat politik dan yang diberikan diskresi terbatas untuk
melaksanakan tugasnya.
Para administrator bertanggung jawab kepada pemimpin politik yang dipilih secara
demokratis.
Administrasi publik dijalankan sangat efisien dan sangat tertutup, karena
itu warga negara keterlibatannya amat terbatas.
Program-program kegiatan di administrasikan secara baik melalui garis hierarki
organisasi dan dikontrol oleh para pejabat dari hierarki atas organisasi.
Nilai-nilai utama dari administrasi publik adalah efisiensi dan rasionalitas.
Peran dari administrasi publik dirumuskan secara luas seperti planning, organizing,
staffing, directing, coordinating, reporting, budgeting.
BAB 3
PEMBAHASAN
Banyak hal terjadi tentang dunia kesehatan di Indonesia, yaitu salah satu yang
dibahas adalah masalah pelayanan kesehatan yang diterapkan di hampir seluruh instansi
kesehatan rumah sakit. Mulai dari pelayanan yang bersifat kaku, terbatas, tidak
berkembang dan terpaku pada kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam hal
pelaksanaan birokrasi yang membuat petugas kesehatan pada instansi hanya melaksanakan
aturan sesuai kebijakan yang dibuat.
Perbandingan tersebut diambil dari salah satu sumber kompasiana.com yang memuat
artikel hasil wawancara mahasiswa fakultas kedokteran yang cukup terkemuka di
Indonesia yang mewawancarai 2 orang dokter asal Indonesia dan Malaysia yang
merupakan alumni dari universitas tersebut. Keduanya memberikan tanggapan sesuai fakta
dan keadaan mengenai sistem pelayanan dan kualitas kesehatan di negaranya masing-
masing.
Fakta/realita yang terjadi di negara kita mengenai kesehatan salah satunya adalah
dalam hal pelayanan. Dimana pelayanan yang diberikan pihak rumah sakit contohnya
masih membeda-bedakan antara masyarakat miskin dan masyarakat berada. Memang
pembedaan pelayanan dan fasilitas antara pihak yang mampu “membeli” dengan yang
tidak mampu membeli pastinya terdapat perbedaan, dikarenakan peralatan medis hingga
obat-obatan tentu memiliki harga yang sepadan dengan kualitasnya. Namun hal tersebut
bukan berarti menjadi penghalang bagi masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang sama baiknya.
Selain itu angka kematian bayi dan kematian balita dari keluarga miskin 3 kali sampai
dan 5 kali lebih tinggi dibanding kematian keluarga yang mampu.
Adapun buruknya pelayanan kesehatan di negara kita ini juga disebabkan oleh
sistem pelayanan kesehatan yang ada belum memadai, pelayanan kesehatan yang masih
lamban, tenaga kesehatan yang kurang professional dan biaya yang terlalu mahal. Juga
ketersediaan peralatan medis yang kurang memadai di beberapa rumah sakit yang
mengharuskan pasien dirujuk ke rumah sakit yang lebih memadai peralatan medisnya,
tentu saja itu membutuhkan proses administrasi yang rumit. Bagi warga miskin untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang memuaskan adalah hal yang sangat sulit. Mereka
harus memenuhi syarat dari pihak rumah sakit. Upaya pemerintah untuk memberikan
pelayanan kesehatan terhadap warga miskin melalui jamkesmas masih belum terisolasi
dengan baik, masih banyak pasien yang menggunakan jamkesmas dipersulit dengan urusan
administrasi.
Oleh karena itu, Untuk menjadi terlaksananya pelayanan kesehatan yang baik,
khususnya untuk masyarakat miskin, diperlukan regulasi untuk mengatur ini. Birokrasi
yang dipandang sudah tepat hanya saja kacau dalam pelaksanaannya, dikarenakan oknum
petugas dan instansi yang jika dikaitkan dengan teori administrasi Level of Thinking masih
awareness yang memiliki fixed mindset tanpa berani melakukan pemikiran lain terhadap
masalah administrasi dalam pelayanan kesehatan kecuali mentaati peraturan dan kebijakan
yang telah ditetapkan.
4.1 Kesimpulan
Berkaca pada pelayanan dan kualitas kesehatan di Malaysia, ada beberapa faktor yang
menjadi penyebab buruknya pelayanan kesehatan di Indonesia, yaitu:
1. Faktor jumlah penduduk
Akibat dari jumlah penduduk Indonesia yang banyak berdampak pada jumlah pasien
sakit setiap harinya yang harus ditangani oleh petugas kesehatan dari tingkat puskesmas
hingga rumah sakit. Hal tersebut berdampak terhadap pelayanan komunikasi yang
diberikan petugas dan kesan tanggapan yang diterima oleh pasien pun berbeda-beda. Ini
yang perlu ditindak lanjuti oleh pemerintah dalam mengatur sistem yang perlu
diterapkan kepada instansi kesehatan umum dalam menangani masyarakat.
2. Kebijakan pemerintah
Perlunya pengaturan ulang mengenai sistem pajak yang dikenakan untuk impor
peralatan medis dan pajak penjualan yang dikenakan untuk rumah sakit swasta ataupun
negeri sehingga tidak berimbas kepada biaya pengobatan yang mahal sehingga
membebankan bagi masyarakat kurang mampu.
Anggaran kesehatan pun perlu diperhatikan lagi dengan peningkatan dari sebelumnya
untuk kesejahteraan masyarakat dalam mendapatkan layanan dan kualitas kesehatan
yang baik. Tidak semata-mata anggaran dan kebijakan pemerintah hanya untuk
kepentingan pribadi dan kelompok para penguasa, tetapi digunakan sebenar-benarnya
untuk kepentingan dan kemakmuran rakyat utamanya dalam hal kesehatan.
4.2 Saran
Adapun saran dari pembaca sangat diharapkan mengenai kekurangan makalah ini agar dapat
dijadikan pelajaran dan menjadi perbaikan dalam penulisan-penulisan dalam bentuk apapun
kedepannya. Semoga makalah studi kasus tentang “Buruknya Pelayanan Kesehatan Bagi
Masyarakat Miskin di Indonesia” dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya, dan penulis
khususnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ulfa, Saziya. 2016. Jurnal Opini: Buruknya Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin. Riau.
Fakultas Ekonomi dan Sosial Jurusan Ilmu Administrasi Negara.
Literatur Pembahasan:
(https://finansial.bisnis.com/read/20160318/215/529465/bpjs-kesehatan-ketika-si-miskin-
sulit-memperoleh-layanan.) diakses pada tanggal 27 Agustus 2019, pukul 15.18 WIB. (lih.
sub Bab 3.3 Analisis kasus dengan pengkajian ulang)