Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Perkembangan Mekanisasi Pertanian Di Sektor Perkebunan”. Pada makalah
ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber dan referensi dan pengarahan dari
berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna,
untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak yang membaca.

Yogyakarta, 24 Februari 2019

Penyusun
 

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................ 1
1.3 Tujuan.......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
2.1 Pengertian Mekanisasi Pertanian................................................................. 2
2.2 Peranan Mekanisasi Pertanian…………………………………………….. 3
2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Mekanisasi Pertanian……………………….. 3
2.4 Perkembangan Mekanisasi Pertanian Di Indonesia Dalam
Sektor Perkebunan…………....................................................................... 4
BAB III PENUTUP............................................................................................ 6
3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 6
3.2 Saran………………………………………………………………………. 6
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budidaya tanaman saat ini tidak hanya terfokuskan dalam bidang pertanian,
tetapi juga dalam bidang perkebunan. Hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat di
seluruh dunia juga memerlukan bahan lain yang berasal dari sektor perkebunan seperti
ban dari hasil olahan getah karet, biodiesel dari hasil olahan minyak kelapa sawit, dll.
Dengan bertambah banyak masyarakat di Indonesia membuat lapangan kerja
semakin sedikit, ketersediaan makanan juga semakin sedikit, dan produk olahan yang
berasal dari perkebunan juga semakin banyak diminati sehingga perlu dilakukan usaha
lebih untuk mendapatkan hasil yang dapat mencukupi semua kebutuhan. Sehingga perlu
dilakukan pembelajaran (dalam hal sejarah maupun perkembangannya) terhadap
pertanian maupun perkebunan modern agar dapat memenuhi semua hal tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan mekanisasi pertanian?
2. Apa peranan mekanisasi dalam bidang pertanian?
3. Apa kekurangan dan kelebihan mekanisasi pertanian?
4. Bagaimana perkembangan mekanisasi pertanian di Indonesia dalam sektor
perkebunan?

1.3  Tujuan
1.     Untuk mengetahui pengertian dari mekanisasi pertanian.
2. Untuk mengetahui peranan mekanisasi dalam bidang pertanian.
3. Untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan mekanisasi pertanian.
4.     Untuk mengetahui perkembangan mekanisasi pertanian di Indonesia dalam sektor
perkebunan.

3
BAB ll
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mekanisasi Pertanian
Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang.
Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap
bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan
yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang
digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin, air, dan
sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan
sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi, dan
mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian.
Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan
perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan
bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi
sampai pasca panen (penanganan dan pengolahan hasil) bukan lagi hanya
teknologi yang didasarkan pada energi mekanis, namun sudah mulai
menggunakan teknologi elektronika atau sensor, nuklir, image processing, bahkan
sampai teknologi robotik. Dan digunakan baik untuk proses produksi, pemanenan,
dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian (Mugniesyah, 2006).
Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan
produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan
ongkos produksi. Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan
untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan
mengurangi beban kerja petani. (Hamilton dkk,1996).
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam
pengembangan teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang
memadainya dukungan prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum
dikelola secara baik, sehingga masih agak sulit atau lambat dalam melakukan
introduksi mesin-mesin pertanian.
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi irigasi
dan drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih
banyak lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-sungguh dan

4
profesional. Relevansinya dengan hal tersebut, beberapa hal penting yang harus
dilaksanakan antara lain adalah merencanakan atau memperbaiki kondisi lahan
(konsolidasi lahan). Selain itu juga mendatangkan dan mengupayakan agar
prasarana dan sarana pertanian sampai dan tersedia di lapangan tepat waktu
sehingga dapat mengakselerasi pencapaian visi dan misi pertanian modern.
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan
kesejahteraan dan kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya.
Dapat dipastikan bahwa jika teknologi pertanian yang cocok tersebut telah
berhasil dikembangkan dan diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan
atau swasembada pangan pasti akan tercapai sehingga kemandirian dalam hal
ekonomi dan politik dapat kita wujudkan.
2.2 Peranan Mekanisasi Pertanian
Adapun peranan dari mekanisasi pertanian adalah sebagai berikut :
1. Mempertinggi efisiensi tenaga manusia
2. Meningkatkan derajat dan taraf hidup petani
3. Menjamin kenaikan kuantitas dan kualitas serta kapasitas produksi pertanian
4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani yaitu dari tipe pertanian untuk
kebutuhan keluarga(subsistence farming) menjadi tipe pertanian perusahaan
(commercial farming).
5. Mempercepat transisi bentuk ekonomi Indonesia dari sifat agraris menjadi
sifat industri.
2.3 Kelebihan Dan Kekurangan Mekanisasi Pertanian.
Adapun beberapa keunggulan dari mekanisasi pertanian yaitu :
 Meningkatkan produksi per satuan luas dengan adanya alat-alat mekanis yang
canggih yang telah di gunakan oleh para petani.
 Dengan meningkatnya hasil produksi maka pendapatan para petani juga
otomatis akan meningkat.
 Dapat meningkatkan efektifitas, produktivitas, kuantitas dan kualitas hasil
pertanian.
 Teknologi pasca panen mampu memberikan dukungan untuk
mempertahankan mutu pada penanganan segar, meningkatkan nilai tambah

5
pada hasil produksi dengan proses pengolahan yang benar dan tepat, tanpa
memperngaruhi rasa dan aroma.
 Dapat meningkatkan efisiensi lahan dan tenaga kerja ( tidak terlalu
membutuhkan banyak Sumber Daya Manusia)
 Menghemat energi dan sumber daya ( benih, pupuk, dan air)
 Dapat meminimalisir faktor-faktor penyebab kegagalan dalam produksi
 Meningkatkan luas lahan yang di tanami dan menghemat waktu karena
dengan menggunakan alat-alat mekanis pengolahan lahan yang luas dapat
dengan cepat terselesaikan dan juga pekerjaan para petani akan lebih terasa
ringan.
 Menjaga kelestarian lingkungan dan produksi pertanian yang berkelanjutan,
serta
 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani

Selain mempunyai kelebihan, mekanisasi pertanian juga mempunyai berbagai


kekurangan yang terdiri atas :

 Tidak dapat dipungkiri bahwa mekanisasi pertanian dapat menggeser tenaga


kerja manusia dan memberikan dampak negative terhadap pemerataan
pendapatan.
 Membutuhkan biaya yang tinggi dalam pengadaan dan perawatan alat-alat
mekanis tersebut.
 Sebagian alat-alat tersebut memerlukan arus listrik dalam penggunaannya,
jadi tidak semua alat dapat digunakan di sembarang tempat, seperti tempat
yang tidak terdapat sumber arus listrik.
 Dapat memperbanyak pengangguran karena pada dasarnya semua kegiatan
pertanian telah banyak menggunakan alat-alat mekanis yang tidak
memerlukan SDM yang banyak.
2.4 Perkembangan Mekanisasi Pertanian Di Indonesia Dalam Sektor
Perkebunan
Sejarah perkembangan mekanisasi pertanian di Indonesia ditandai dengan
pemanfaatan alat dan mesin pertanian peninggalan Belanda di Sekon. Alat dan

6
mesin pertanian (alsintan) tersebut dipindahkan ke Jawa digunakan untuk
pengenalan serta pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia.
Pada awal abad ke-20 tepatnya, pada tahun 1914 mekanisasi pertanian mulai di
gunakan pada perkebunan Gula Tebu di Sidoarjo, kemudian berkembang di
daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di Sumatera Utara pada perkebunan
tembakau Deli penggunaan mekanisasi pertanian juga berkembang pesat.
Pemerintah memulai dengan percobaan-percobaan penggunaan peralatan
mekanisasi di dataran Sekon Pulau Timor pada tahun 1946 – 1956.
Pada tahun 1951, beberapa tenaga di bidang mekanisasi pertanian dididik di luar
negeri dan negara meresmikan bagian mekanisasi pertanian di Departemen
Pertanian.
Pada tahun 1952, peralatan mekanis yang dipesan dari luar negeri tiba. Training
dan pendidikan mekanisasi pertanian mulai diselenggarakan dan pool-pool traktor
di beberapa tempat di Indonesia didirikan sekaligus dilakukan demonstrasi
penggunaan peralatan mekanis
Pada tahun 1958, PT Bahan Makanan dan Pembukaan Tanah (PT BMPT)
didirikan, tetapi pada tahun 1962 PT BMPT tersebut berubah menjadi
MEKATANI. Peralatan mekanis bantuan negara eropa timur tiba dan dikelola
MEKATANI, diperkirakan pada periode 1952 – 1962 telah beredar 10.000-an unit
mesin dalam kegiatan mekanisasi pertanian.
Pada tahun 1963/1964 Institut Pendidikan Tinggi di bidang Mekanisasi Pertanian
berdiri di UGM dan IPB dan IPB menghasilkan lulusan pertama di bidang
Mekanisasi Pertanian di Tahun 1970. Pada periode ini penggunaan traktor tangan
dan traktor mini buatan Jepang telah berkembang pesat pada lahan sawah,
sedangkan proyek perkebunan dan transmigrasi menggunakan peralatan mekanis
berat.
Tahun 1980-an, peralatan sederhana sprayer dan lainnya telah dapat diproduksi di
dalam negeri. Pada periode ini juga penggunaan traktor besar untuk pembukaan
dan penyiapan lahan perkebunan telah banyak digunakan, termasuk alat
pemberantas hama dan penyakit, transportasi dan mesin tanam tebu.
Setelah itu alat dan mesin pertanian terus berkembang sampai sekarang terutama
pada pengolahan tanah dalam budidaya tanaman kelapa sawit

7
Pengembangan Teknlogi Pertanian Sebagai Modal Kemandirian
             Untuk mencapai pembangunan pertanian yang tangguh, efesien, dan modern
haruslah didukung oleh teknologi pertanian yang cocok untuk petani kita. Jenis
teknologi yang cocok tidak mesti harus yang muthakir dan canggih, tetapi teknologi
tersebut dapat diterapkan dan dikembangkan sendiri oleh masyarakat kita. Terkadang
kita tidak dapat menghindarkan dari proses alih teknologi. Namun demikian dalam alih
teknologi tersebut kita tidak boleh hanya mengadopsi teknologi secara mentah-mentah
untuk langsung diterapkan pada masyarakat petani kita. Melainkan teknologi tersebut
harus dipelajari, dimodifikasi, dikembangkan, dan selanjutnya baru diterapkan ke dalam
sistem pertanian kita. Hal ini harus benar-benar dijadikan dasar pemikiran dalam
kaitannya dengan alih teknologi, karena sistem pertanian di negara sumber teknologi
mempunyai karakteristik yang berbeda dengan.negara atau pihak yang mengalihkan
teknologi (dalam hal ini Indonesia).
Sehubungan dengan hal tersebut, Indonesia melalui pihak swasta telah membuat dan
mengembangkan teknologi pertanian yang sesuai dengan kondisi sistem partanian kita
sendiri. Traktor, Thresher (perontok), Rice Milling Unit (RMU), Dryer (pengering), dan
lain-lainnya sudah dapat dibuat sendiri oleh bangsa kita. Dimana pada kenyataannya
alat dan mesin pertanian tersebut dapat digunakan oleh petani kita. Dengan demikian
memungkinkan para petani untuk meningkatkan produktifitasnya sehingga ketahanan
pangan atau swasembada pangan dapat dicapai dalam masyarakat kita yang majemuk
dan rentan dengan perpecahan (disintegrasi).
Suatu hal yang paling mendasar yang masih belum diperhatikan dalam pengembangan
teknologi pertanian di Indonesia hingga kini adalah kurang memadainya dukungan
prasarana pertanian. Prasarana pertanian kita belum dikelola secara baik, sehingga
masih agak sulit atau lambat dalam melakukan introduksi mesin-mesin pertanian.
Pengelolaan lahan, pengaturan dan manejemen pengairan yang meliputi irigasi dan
drainase, serta pembuatan jalan-jalan transportasi daerah pertanian, dan masih banyak
lagi aspek lainnya yang belum disentuh secara sungguh-sungguh dan profesional.
Relevansinya dengan hal tersebut, beberapa hal penting yang harus dilaksanakan antara
lain adalah merencanakan atau memperbaiki kondisi lahan (konsolidasi lahan). Selain
itu juga mendatangkan dan mengupayakan agar prasarana dan sarana pertanian sampai

8
dan tersedia di lapangan tepat waktu dan tujuan sehingga dapat mengakselerasi
pencapaian visi dan misi pertanian modern.
Pengembangan teknologi pertanian diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan
kemandirian masyarakat kita umumnya dan petani khususnya. Dapat dipastikan bahwa
jika teknologi pertanian yang cocok tersebut telah berhasil dikembangkan dan
diterapkan di negara kita, maka ketahanan pangan atau swasembada pangan pasti akan
tercapai sehingga kemandirian dalam hal ekonomi dan politik dapat kita wujudkan.
Apabila hal tersebut benar-benar kita miliki, maka dalam menghadapi era global nanti
kita sudah punya bekal paling tidak ketahanan pangan dalam menghadapi beberapa
goncangan. Dengan ketahanan pangan berarti bahaya kekurangan pangan atau kelaparan
akibat tajamnya persaingan pada era global dapat dihindarkan. Pada akhirnya kita punya
modal kemandirian minimal dalam satu aspek pangan dan beberapa aspek lainnya
misalnya keutuhan bangsa dan semangat untuk berkompetesi demi kemajuan bangsa
yang berdaulat dan bermartabat.

Tantangan Dan Strategi Pengembangan Teknologi Alat Dan Mesin Pertsnian


Terdapat sejumlah permasalahan dalam upaya pengembangan teknologi pertanian
(alsintan) di dalam negeri yakni:
(1) Sistem standarisasi, sertifikasi, dan pengujian alsintan masih lemah,
(2) Pemanfaatan dan ketersediaan alsintan masih kurang,
(3) Sekala usaha penggunaan alsintan belum memadai,
(4) Dukungan perbengkelan masih lemah,
(5) Belum mantapnya kelembagaan alsintan,
(6) Belum optimalnya pengelolaan alsintan di subsektor peternakan, dan
(7) Masih rendahnya partisipasi masyarakat/swasta dalam pemanfaatan dan
pengembangan alsintan serta terbatasnya daya beli maupun permodalan akibat daya
tukar produk pertanian yang makin menurun.
            Berdasarkan permasalahan di atas, tantangan yang dihadapi dalam
pengembangan teknologi alat dan mesin pertanian adalah:
(1)Menyiapkan perangkat peraturan perundang-undangan tentang alsintan,
(2) Menumbuh kembangkan industri dan penerapan alsintan,

9
(3) Mengembangkan kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) yang mandiri
untuk meningkatkan efisiensi penggunaan alsintan,
(4) Mengembangkan lembaga pengujian alsintan yang terakreditasi di daerah dalam
rangka otonomi daerah,
(5) Mengembangkan alsintan sesuai dengan kondisi sosial budaya masyarakat setempat,
dan
 (6) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengembangan alsintan.
Undang undang yang memberikan peluang terhadap pengembangan teknologi alat dan
mesin pertanian bagi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan, dan
pengolahan serta pemasaran hasil diantaranya adalah terbitnya undang-undang No. 12
tahun 1992 tentang sistem budidaya tanaman, undang-undang No. 8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen, dan undang-undang No. 22 tahun 1999 tentang otonomi
daerah yang belum ditindak lanjuti secara menyeluruh terutama dalam bidang alat dan
mesin pertanian.
Disamping hal tersebut, terdapat beberapa peluang lain yakni:
 (1) Alsintan sudah menjadi kebutuhan utama bagi petani dalam mengelola usaha
taninya,
(2) Masih luasnya lahan pertanian yang belum tergarap karena kurangnya tenaga kerja,
(3) Menurunnya minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian dengan
teknologi sederhana sehingga peluang penggunaan teknologi alat dan mesin pertanian
semakin terbuka,
 (4) Mulai tumbuhnya industri alsintan dalam negeri dan perbengkelan yang dapat
menyediakan suku cadang demi kelancaran operasional di lapangan, dan
(5) Tuntutan konsumen terhadap produk pertanian tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, dan peternakan yang berkualitas dan higienis semakin memperbesar
peluang pengembangan alsintan lebih lanjut.
            Relevansinya dengan beberapa permasalahan, tantangan, dan peluang di atas
maka strategi dalam pengembangan alat dan mesin pertanian adalah menyiapkan
peraturan perundang-undangan yang kondusif bagi pengembangan alsintan tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan serta pengolahan dan pemasaran hasil
pertanian. Di samping itu juga dilakukan upaya untuk memperkuat kelembagaan Usaha
Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) dan lembaga terkait dalam pengembangan alsintan.

10
Selanjutnya adalah mengoptimalkan pemanfaatan alsintan untuk proses produksi
pertanian dalam mendukung pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang berdaya
saing dalam tataran global, berkerakyatan, berkelanjutan, dan desentralistik.

Alat Dan Mesin Pertanian


            Alat dan mesin pertanian adalah berbagai alat dan mesin yang digunakan dalam
usaha pertanian.
Pengelompokan penggunaan istilah alat dan mesin pertanian dapat diketahui dari tabel
di bawah ini.

No Kriteria Alat Mesin

Bentuk dan Bentuk dan


Bentuk dan mekanisme
1 mekanisme yang mekanisme
lebih kompleks
digunakan sederhana
Umumnya
2 Tenaga penggerak Umumnya manual
menggunakan mesin

3 Jumlah proses Sedikit Banyak


Beberapa contoh alat pertanian adalah sprayer tipe gendong dan alat penanam benih
padi (transplanter). Sedangkan contoh mesin adalah traktor roda dua, mesin penggiling,
dan mesin pemanen padi.
Alat dan mesin pertanian memiliki berbagai peranan dalam usaha pertanian, antara lain:
·         Menyediakan tenaga untuk daerah yang kekurangan tenaga kerja
·         Antisipasi minat kerja di bidang pertanian yang terus menurun
·         Meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat
meningkat
·         Meningkatkan kualitas sehingga ketepatan dan keseragaman proses dan hasil
dapat diandalkan serta mutu terjamin
·         Meningkatkan kenyamanan dan keamanan sehingga menambah produktivitas
kerja
·         Mengerjakan tugas khusus atau sulit dikerjakan oleh manusia
·         Memberikan peran dalam pertumbuhan di sektor non pertanian

11
Sebagai contoh, pekerjaan pengolahan tanah sawah bila menggunakan tenaga manusia
diperlukan 50 hari kerja per hektare. Bila dibajak dengan kerbau, membutuhkan 25 hari
kerja per hektare. Sedangkan jika dikerjakan dengan traktor roda dua, cukup 10 jam per
hektare.

BAB III

12
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa mekanisasi merupakan
pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk
melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk
semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan,
motor bakar, motor listrik, angin, air, dan sumber energi lainnya. Mekanisasi
pertanian dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas
hasil, dan mengurangi beban kerja petani. Mekanisasi mempunyai banyak
kelebihan seperti meningkatkan efektifitas, produktivitas, kuantitas dan kualitas
hasil pertanian dan juga mempunyai kekurangan seperti dapat menggeser tenaga
kerja manusia dan memberikan dampak negative terhadap pemerataan pendapatan.
Semakin bertambah tahun di Indonesia penggunaan alat dan mesin pertanian maka
semakin berkembang pula seperti pada penggunaan traktor dan implement pada
pembukaan lahan dan pengolahan lahan.

3.2 Saran
Adapun saran dalam penulisan makalah perkembangan mekanisasi pertanian di
sektor perkebunan adalah perbanyak membaca jurnal agar makalah benar-benar
lengkap dan harus selalu memperhatikan kaidah penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

13
Mugniesyah. 2006. Mesin Peralatan. Departement Teknologi Pertanian Universitas 
Sumatera Utara: Medan.

Rahim, S. 2013. Mekanisasi Pertanian.


http://mekanisasisuplirahim.blogspot.com/2013/05/sejarah-mekanisasi-di-
indonesia.html, Akses : Minggu, 24 Februari 2019 pukul 14:24.

Tim Analisis Berita Kementan. 2016. Mekanisasi Pertanian Menjadikan Indonesia


Raksasa Pangan Asia. https://www.rmol.co/read/2016/03/18/239991/Mekanisasi-
Pertanian-Menjadikan-Indonesia-Raksasa-Pangan-Asia-, Akses : Minggu, 24 Februari
2019 pukul 14:15.

14

Anda mungkin juga menyukai