NIM : 12030119120018 Mata Kuliah : Pengauditan II Kelas :C
AUDIT SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN
Siklus Perolehan dan Pembayaran
Tujuan audit siklus perolehan dan pembayaran yaitu untuk mengevaluasi apakah akun yang dipengaruhi oleh perolehan barang dan jasa dan apakah pengeluaran kas untuk perolehan tersebut secara wajar disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Tiga kelompok transaksi yang termasuk dalam siklus perolehan dan pembayaran adalah: 1. Perolehan barang dan jasa, 2. Pengeluaran kas, dan 3. Retur dan cadangan pembelian serta potongan pembelian. Berikut adalah akun-akun yang sering ditemukan di dalam siklus ini: Wesal bayar Kelebihan modal disetor atas nilai pari Kontrak yang masih harus dibayar Modal yang disumbangkan Hutang hipotik Laba ditahan Hutang obligasi Pencadangan laba ditahan Beban bunga Saham tresuri Bunga yang masih harus dibayar Dividen yang diumumkan Kas bank Dividen terhutang Modal saham-saham biasa Akun modal-perusahaan perorangan Modal saham-saham preferen Akun modal-perusahaan persekutuan Fungsi-fungsi usaha yang terdapat pada siklus perolehan dan pembayaran adalah: 1. Fungsi Pemrosesan Order Pembelian Dokumen yang berhubungan adalah permintaan pembelian (purchase requisition) dan order pembelian (purchase order). Pengendalian internalnya adalah adanya otorisasi yang memadai untuk perolehan untuk menjamin bahwa barang dan jasa yang dibeli sesuai dengan kepentingan perusahaan, adanya pengajuan order untuk membeli barang dan jasa, order pembelian harus prenumbered, dan tanggung jawab otorisasi perolehan dan penerimaan barang bukan dibagian pembelian. 2. Fungsi Penerimaan Barang dan Jasa Dokumen yang berhubungan adalah laporan penerimaan barang (receiving report). Pengendalian internalnya adalah barang diawasi secara fisik sejak saat diterima sampai digunakan, dilakukan penelitian atas deskripsi, jumlah, saat kedatangan serta kondisi barang saat barang diterima, pegawai dibagian penerimaan harus independen dari bagian gudang dan akuntansi, dan catatan akuntansi hendaknya memindahkan tanggung jawab barang tersebut dari bagian penerimaan ke gudang dan selanjutnya dari gudang ke pabrik. 3. Fungsi Pengakuan Kewajiban Dokumen yang berhubungan adalah jurnal perolehan (acquisition journal), nota debet (debet note), laporan ikhtisar perolehan (summary acquisition report), voucher, faktur pemasok (vendor invoice), berkas induk hutang usaha (account payable master file), dan neraca saldo hutang usaha (account payable trial balance). Pengendalian internalnya adalah adanya dokumen dan catatan yang memadai, prosedur penanganan catatan yang memadai, adanya pengecekan yang independen atas pelaksanaan, dan adanya persyaratan bahwa pegawai yang mencatat perolehan tidak mempunyai akses pada kas, efek-efek dan aktiva lainnya. 4. Fungsi Pemrosesan dan Pencatatan Kas Dokumen yang berhubungan adalah cek dan jurnal pengeluaran kas (cash disbursements journal). Pengendalian internalnya adalah adanya penandatanganan setiap cek oleh orang dengan otorisasi yang memadai, pemisahan tanggung jawab antara penandatangan cek dengan pelaksana fungsi hutang usaha, adanya pemerikasaan yang cermat atas dokumen pendukung oleh penandatangan cek saat cek ditandatangani, cek seharusnya prenumbered dan dicetak diatas kertas khusus sehingga sulit mengganti nama penerima dan jumlahnya, adanya pengawasan fisik atas cek yang belum diisi, dibatalkan dan yang sudah ditandatangani, dan setiap dokumen pendukung dibubuhi nomor cek untuk mencegah penggunaan ulang dokumen tersebut sebagai pendukung terhadap cek lain.
Metodologi Perancangan Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas
Transaksi untuk Siklus Perolehan dan Pembayaran Adapun metode perancangannya sebagai berikut: 1. Memahami pendendalian intern pada siklus perolehan dan pembayaran. 2. Mengestimasi resiko pengendalian yang direncanakan pada siklus perolehan dan pembayaran. 3. Mengevaluasi biaya manfaat atas pengujian pengendalian. 4. Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi perolehan dan pembayaran untuk memenuhi transaksi terkait prosedur audit, besar sampel, unsur yang dipilih, dan waktu. Pengujian pengendalian dan pengujian substantive atas transaksi untuk siklus perolehan dan pembayaran dibagi menjadi dua bidang yang luas: pengjujian atas perolehan dan pengujian atas pembayaran. Pengujian atas pembayaran berkaitan dengan fungsi keempat, yaitu pemrosesan dan pembukuan pengeluaran kas adalah: 1. Telaah jurnal pengeluaran kas, buku besar dan berkas induk hutang usaha untuk jumlah yang besar dan tidak biasa. 2. Telusuri cek yang dibatalkan ke ayat jurnal perolehan terkait dan periksa untuk nama penerima dan jumlah. 3. Periksa cek yg dibatalkan untuk tandatangan yg berwenang, pemberian cap yang memadai, dan pembatalan oleh bank. 4. Rekonsiliasi pengeluaran kas yang dicatat dengan pengeluaran kas dalam rekening koran (pembuktian penerimaan kas). 5. Bandingkan cek yang dibatalkan dengan jurnal perolehan terkait dan ayat jurnal pengeluaran kas. 6. Hitung ulang potongan tunai. 7. Siapkan pembuktian pengeluaran kas. 8. Bandingkan klasifikasi dengan bagan akun dengan mengacu pada faktur pembelian dan jurnal perolehan. 9. Bandingkan tanggal pada cek yang ditagih dengan jurnal pengeluaran kas. 10. Bandingkan tanggal pada cek yang dibatalkan dengan tanggal pembatalan oleh bank. 11. Uji akurasi klerikal dengan memeriksa penjumlahan ke bawah jurnal dan menelusuri postingnya ke buku besar dan berkas induk hutang usaha. Pengujian atas perolehan adalah sebagai berikut: 1. Telaah jurnal perolehan, buku besar, dan berkas induk hutang usaha untuk jumlah yang besar dan tidak biasa. 2. Periksa dokumen pendukung untuk kelayakan dan autentisitas. 3. Telusuri dari arsip laporan penerimaan barang ke jurnal perolehan. 4. Telusuri dari arsip faktur pembelian ke jurnal perolehan 5. Bandingkan transaksi yang dicatat dalam jurnal perolehan dengan faktur pembelian dan lap. Penerimaan barang dan dokumentasi pendukung lainnya. 6. Hitung ulang akurasi klerikal dalam faktur pembelian, mencakup potongan dan ongkos angkut. 7. Bandingkan klasifikasi dengan bagan akun dengan mengacu pada faktur pembelian. 8. Bandingkan tanggal dari lap. Penerimaan barang dan faktur pembeliandengan tanggal dalam jurnal perolehan. 9. Uji akurasi klerikal dengan memeriksa penjumlahan ke bawah dan menelusuri posting ke buku besar dan berkas induk hutang usaha dan persediaan.
Hakekat Hutang Usaha
Hakekat hutang usaha antara lain adalah hutang usaha adalah kewajiban yang belum dibayarkan untuk barang dan jasa yang diterima dalam kegiatan usaha normal perusahaan dan hutang usaha sangat material sehingga mengandung risiko bawaan. Oleh karena itu, pengujian terinci atas saldo hutang usaha seringkali perlu diperluas.
Metodologi Perancangan Pengujian terinci atas saldo Hutang Usaha
Adapun metode perancangannya sebagai berikut: 1. Identifikasi resiko bisnis klien yang mempengaruhi akun kewajiban hutang usaha. 2. Tentukan salah saji yang dapat ditolerir dan menilai resiko bawaan untuk akun hutang usaha. 3. Taksirlah resiko pengendalian untuk hutang usaha. 4. Rancangan dan laksanakan pengujian pengendalian dan pengendalian subtantif atas transaksi untuk siklus perolehan dan pembayaran. 5. Rancangan yang dilaksanakan prosedur analitik untuk siklus perolehan dan pembayaran. 6. Rancangan pengujian terperinci atas saldo akun untuk memenuhi tujuan audit terkait saldo (prosedur audit, besar sampel, unsur yang dipilih, dan waktu).
Prosedur Analitis untuk Siklus perolehan dan Pembayaran
Prosedur analitis terkait siklus perolehan dan pembayaran tersaji dalam tabel berikut: Prosedur Analitis Kekeliruan yang Mungkin Bandingkan saldo akun beban terkait dengan tahun Salah saji hutang usaha dan beban. lalu. Telaah daftar hutang usaha untuk hutang yang tidak Kekeliruan klasifikasi untuk biasa, hutang ke bukan pemasok, dan hutang kewajiban non dagang. berbunga. Bandingkan hutang usaha individual dengan tahun Hutang yang tidak dicatat atau lalu. hutang yang tidak absah, atau salah saji. Hitung rasio seperti pembelian dibagi hutang usaha, Hutang yang tidak dicatat atau dan hutang usaha dibagi kewajiban lancar. hutang yang tidak absah, atau salah saji.