Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimen:

komparatif (Nursalam, 2003). Penelitian ini menggunakan desain

komparasi di mana peneliti membandingkan dua kejadian dengan melihat

penyebabnya, artinya dua subyek dibandingkan dengan mengukur variabel

dependen pada saat pengambilan data (Arikunto, 2002).

Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional yaitu rancangan

penelitian dengan melakukan pengukuran / pengamatan pada saat

bersamaan (sekali waktu) (Hidayat, 2007).

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian (Arikunto, 2002).

Populasi dalam penelitian ini adalah semua remaja putri SMA Negeri 1

Ambarawa kelas 10 dan 11, yang sudah menstruasi yang berjumlah

332 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian dari

jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007).

Sampel penelitian ini adalah populasi dengan kriteria sebagai berikut:

a. Kriteria Inklusi

25
Kritera inklusi karateristik umum yang harus dipenuhi oleh subyek

sehingga dapat diikutsertakan dalam penelitian (Nursalam, 2003).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Remaja putri yang sudah menstruasi dan sudah mengalami

dismenore minimal 3 kali.

2) Remaja putri yang tidak lupa nyeri dismenorenya saat

menstruasi sewaktu dilakukan penelitian.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah hal-hal yang menyebabkan sampel yang

memenuhi kriteria tidak diikutsertakan dalam penelitian

(Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini kriteria eksklusinya adalah

remaja putri yang mengalami dismenore tetapi melakukan tindakan

yang lain selain olahraga untuk mengurangi rasa nyeri, seperti:

kompres hangat, massase, istirahat cukup, perubahan diet dengan

mengurangi garam dan diuretik alami serta menggunakan

analgetik.

Untuk menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini

menggunakan rumus Nursalam (2003) sebagai berikut:

N × Z2 × p × q
n =
d2 × (N−1) + Z2 × p × q

Keterangan:

26
n = Perkiraan jumlah sampel

N = Perkiraan besar populasi

Z = Nilai standar normal untuk α = 0,05 (1,96)

p = Perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50 %

q = 1 − p (100 × p)

d = Tingkat kesalahan yang dipilih (d = 0,05)

332 × (1,96)2 × 0,5 × 0,5


n =
(0,05)2 × (332 −1) × (1,96)2 × 0,5 × 0,5

332 × 3,8416 × 0,25


=
0,0025 (331) + 3,8416 × 0,25

318,8528
= = 178,33 = 178
1,7879

Jadi, sampel yang digunakan sejumlah 178 orang remaja putri.

3. Teknik Sampling

Sampel ditetapkan secara Purposive Sampling, adalah suatu teknik

penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi

sesuai dengan yang dikehendaki peneliti (tujuan / masalah dalam

penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik

populasi yang dikenal sebelumnya.

C. Definisi Operasional, Jenis Data dan Alat Ukur

Variabel Definisi Alat ukur dan Hasil ukur Skala


operasional cara ukur

27
Variabel Olahraga yang Kuesioner A Kategori olahraga: Nominal
independen: dilakukan remaja yang berisi 2 - Rutin olahraga:
Olahraga pada putri yang meliputi item bila menjawab ‘Ya’
remaja putri jenis-jenis olahraga pertanyaan. dari semua
yang dilakukan, pertanyaan 2 dan 3
waktu dan - Jarang olahraga:
frekuensi bila ada satu
melakukan jawaban tidak dari
olahraga tersebut. semua pertanyaan

Variabel Dismenore adalah Kuesioner B Skor tertinggi: 3 Interval


dependen: nyeri (kram) di yang berisi 1 Skor terendah : 0
Dismenore daerah perut bagian item
bawah yang pertanyaan.
dialami remaja Dengan
putri saat penilaian:
menstruasi, dengan -A:0
menggunakan -B:1
derajat nyeri haid -C:2
(dismenore). -D:3

Alat kuesioner ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

1. Bagian A digunakan untuk melengkapi tentang data karakteristik

responden penelitian yang meliputi kode responden, inisial nama,

umur, umur saat mengalami menstruasi pertama.

2. Bagian B digunakan untuk mengetahui dismenore yang dialami remaja

putri. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan kuesioner.

Pernyataan dalam kuesioner dismenore disusun menurut teoritis

derajat nyeri haid (dismenore) dari Riyanto (2002), yang dapat

mengidentifikasi dismenore yang dialami oleh remaja putri. Untuk

menjelaskan secara deskriptif maka dikategorikan sebagai berikut:

a. Tidak nyeri : skor 0

b. Nyeri ringan : skor 1

c. Nyeri sedang : skor 2

28
d. Nyeri berat : skor 3

3. Bagian C digunakan untuk mengetahui aktifitas olahraga yang

dilakukan oleh remaja putri. Olahraga yang ditekankan dalam

penelitian ini adalah olahraga aerobik. Karena olahraga jenis inilah

yang dapat digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan.

Pengukuran frekuensi olahraga dilakukan dengan menggunakan

kuesioner. Pernyataan disusun menurut teori dari Dariyo (2005) yang

meliputi olahraga-olahraga aerobik.

Jumlah item dalam kuesioner ini sebanyak 3 item, dengan pilihan

jawaban Ya dan Tidak.

Adapun untuk kategori olahraga adalah sebagai berikut:

a. Rutin olahraga: bila menjawab ‘Ya’ dari semua pertanyaan

b. Jarang olahraga: bila ada satu jawaban tidak dari semua pertanyaan

Semua pernyataan dalam kuesioner ini merupakan pernyataan positif

(Favourable).

D. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di SMA Negeri 1 Ambarawa.

Adapun cara pengumpulan data adalah sebagai berikut:

1. Responden akan diberi kuesioner yang terdiri dari kuesioner tentang

nyeri dismenore saat menstruasi dan aktifitas olahraga yang dilakukan

untuk diisi. Peneliti berada di dekat responden agar bila ada pertanyaan

dari responden, peneliti dapat langsung menjelaskan.

29
2. Responden diingatkan bahwa semua pertanyaan yang ada harus diisi

dan dijawab dengan sejujurnya. Bila sudah selesai dikembalikan

kepada peneliti.

3. Setelah kuesioner terkumpul kemudian dilakukan proses skoring untuk

memperoleh data variabel nyeri dismenore saat menstruasi dan

aktifitas olahraga yang dilakukan, kemudian dilakukan

pengelompokkan berdasarkan klasifikasi yang telah dilakukan.

E. Instrumen Penelitian

1. Instrumen

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian

ini adalah kuesioner bentuk tertutup, yaitu kuesioner yang telah

disediakan jawabannya dan responden hanya diminta memilih jawaban

sesuai dengan yang dialami.

2. Uji Coba Instrumen

Sebelum instrumen digunakan, dilakukan uji coba dahulu kepada 20

remaja putri dari SMK 2 Sudirman Ambarawa. Tujuan uji coba ini

untuk mengetahui reabilitas dan validitas instrumen. Kuesioner sebagai

alat penelitian setelah selesai disusun, kemudian dilakukan uji validitas

dan reliabilitas.

a) Uji Validitas

Suatu kuesioner dikatakan valid jika kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner tersebut

(Notoatmodjo, 2002). Adapun kevalidan kuesioner ini

30
diujicobakan di SMK 2 Sudirman Ambarawa dengan responden

sebanyak 20 responden, dalam hal ini tentang dismenore dan

aktifitas olahraga yang dilakukan remaja putri SMK 2 Sudirman

Ambarawa. Untuk mengukur validitas yang dipakai adalah tehnik

korelasi “produck moment” (Arikunto, 2002).

N ∑XY − (∑X) (∑Y)


Rumus rxy =
{N∑X2 − (∑X)2} {N∑Y2 − (∑Y)2}

Berdasarkan perhitungan dengan rumus tersebut diatas, jika nilai

rhitung > rtabel, pertanyaan dinyatakan valid. Bila rhitung < rtabel artinya

variabel tidak valid maka kuesioner tersebut tidak dipakai /

diperbaiki.

Hasil uji validitas variabel olahraga yang dilakukan oleh remaja

putri di SMA Negeri 1 Ambarawa adalah 0,600 artinya kuesioner

olahraga tersebut valid karena nilai tersebut lebih besar daripada

0,444.

b) Uji Reabilitas

Uji reabilitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

instrumen yang digunakan telah reliabel (Notoatmodjo, 2002).

Setelah diketahui bahwa setiap item-item pertanyaan cukup valid,

dilanjutkan dengan analisa reliabilitas untuk mengetahui apakah

instrumen tersebut cukup konsisten untuk mengukur gejala yang

sama pada pengukuran yang berulang. Pada awalnya tinggi

rendahnya reliabilitas tes tercermin oleh nilai Cronbach Alpha.

31
Untuk mengetahui realibilitasnya adalah dengan membandingkan

nilai r tabel dengan nilai r hasil. Bila: r Alpha > r tabel, maka

pertanyaan tersebut reliabel (Hastono, 2001).

Adapun hasil uji reliabilitas kuesioner variabel olahraga yang

dilakukan oleh remaja putri di SMA Negeri 1 Ambarawa adalah

0,750 artinya kuesioner olahraga tersebut reliabel karena nilai

Alpha Cronbach melebihi angka kritik (0,444).

F. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Metode Pengolahan data

a. Editing (proses penyuntingan)

Yaitu meneliti setiap pertanyaan yang telah diisi oleh responden

untuk mengetahui kelengkapan pengisian, yang dilakukan di

tempat pengumpulan data, sehingga jika ada kekurangan data dapat

segera dilengkapi.

b. Koding (proses penyandian)

Yaitu mengolah informasi dengan menggunakan kunci jawaban

yang telah disusun dalam bentuk angka untuk mempermudah

proses pengolahan selanjutnya.

c. Tabulating (tabulasi)

32
Yaitu kegunaan memasukkan data hasil penelitian kedalam tabel-

tabel sesuai kriteria.

c. Entry data

Memasukkan data kedalam komputer dengan menggunakan

aplikasi program SPSS 12,0.

2. Analisis Data

a. Analisa Deskriptif (Univariat)

Analisa ini disajikan untuk mendeskriptifkan variabel bebas dan

terikat dengan menggunakan tabel distribusi yang konfirmasi

dalam bentuk prosentase dan narasi (Arikunto, 2002).

b. Analisa Bivariat

Analisa ini untuk mengetahui perbedaan antara variabel dependen

dengan variabel independen yang kemudian dilakukan tabulasi

silang untuk mengetahui tingkat dismenore pada remaja putri

dengan olahraga yang dilakukan. Sebelum dilakukan uji statistik

analisa bivariat, dilakukan uji kenormalan data. Berdasarkan hasil

uji Kolmogorof Smirnof untuk menguji kenormalan data,

didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000, karena nilai

kolmogorof < 0,05 maka dinyatakan data berdistribusi tidak

normal. Karena data berdistribusi tidak normal, maka uji beda yang

digunakan adalah uji non parametric: Mann-Whitney Test. Langkah

selanjutnya adalah mengolah data tentang perbedaan tingkat

dismenore pada remaja putri antara yang rutin melakukan olahraga

33
dan yang jarang melakukan olahraga dengan menggunakan uji

Mann-Whitney Test dengan derajat kemaknaan α = 0,05. Bila p ≤

0,05 maka Ho ditolak berarti ada perbedaan antara dua variabel dan

bila hasil uji statistik p ≥ 0,05 maka Ho diterima artinya tidak ada

perbedaan antara dua variabel (Arikunto, 2002). Penggunaan uji ini

setelah diketahui terpenuhinya persyaratan yaitu data tersebut

berdistribusi tidak normal, memiliki varian yang sama dan

merupakan data kategorik dan numerik.

G. Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti perlu

mendapatkan rekomendasi dari institusi dengan mengajukan permohonan

ijin kepada institusi/lembaga tempat penelitian. Setelah mendapatkan

persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah

etika penelitian yang meliputi:

1. Informed Consent

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti

yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan

manfaat penelitian. Bila responden menolak maka peneliti tidak

memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan responden dengan cara tidak memberikan

nama responden pada lembar alat ukur hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data.

34
3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya data tertentu

yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

H. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian terlampir.

35

Anda mungkin juga menyukai