Anda di halaman 1dari 5

1.

Defenisi

Depresi adalah gangguan suasana hati (mood) yang ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam dan
rasa tidak peduli. Semua orang pasti pernah merasa sedih atau murung. Seseorang dinyatakan
mengalami depresi jika sudah 2 minggu merasa sedih, putus harapan, atau tidak berharga.

Depresi yang dibiarkan berlanjut dan tidak mendapatkan penanganan bisa menyebabkan terjadinya
penurunan produktifitas kerja, gangguan hubungan sosial , hingga munculnya keinginan untuk bunuh
diri.

Depresi bisa menyerang siapa saja, termasuk wanita. Depresi pada wanita sering dikaitkan dengan
perubahan hormonal, termasuk menstruasi, kehamilan, setelah kehamilan, atau menopause. Namun,
sampai saat ini belum ada penelitian yang memastikan penyebab lebih seringnya depresi terjadi pada
wanita.

2. Etiologi

Depresi lebih sering dialami oleh orang dewasa, dan penyebabnya diduga berhubungan dengan faktor
genetik, hormon, dan zat kimia di otak. Beberapa faktor pemicu terjadinya depresi, di antaranya:

1. Mengalami peristiwa traumatis

2. Memiliki penyakit kronis atau serius

3. Mengonsumsi jenis obat tertentu

5. Memiliki tekanan batin

6. Memiliki pola pikir yang salah

3. Patofisiologi
Gangguan depresi disebabkan karena faktor biopsikososial dan interaksi neurotransmiter yang
mempengaruhi patofisiologi secara kompleks. Neurotransmiter yang paling berperan pada depresi
adalah neurotransmiter monoaminergik, yaitu serotonin, norepinefrin, dan dopamin. Neurotransmiter
lain yang dinilai berperan adalah glutamat, asam aminobutirik gamma/gamma-aminobutyric acid, dan
faktor neurotropik otak/brain-derived neurotrophic factor, Berkaitan dengan kadar nurotransmitter
terutama norepinefrin dan serotonin di dalam otak. Kadar norepinefrin dan serotonin yang rendah
dapat menyebabkan muncul nya depresi.

4. Manifestasi klinis

Ada ciri-ciri psikologi dan fisik yang menunjukkan seseorang terkena depresi.

Ciri-ciri psikologi seseorang yang mengalami depresi adalah:

1. Mengalami kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan

2. Tidak stabil secara emosional

2. Merasa putus asa atau frustrasi

Ciri-ciri fisik dari seseorang mengalami depresi adalah:

1. Selalu merasa lelah dan tak bertenaga

2. Mengalami pusing dan rasa nyeri tanpa penyebab yang jelas

3. Menurunnya selera makan

5. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan fisik

Dokter Anda mungkin melakukan pemeriksaan fisik dan menanyakan kesehatan Anda. Dalam beberapa
kasus, depresi dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan fisik atau mungkin sudah menyebabkan
masalah kesehatan lain.

Dilansir dari Mayo Clinic, depresi atau stres berat dapat menyebabkan penyakit jantung, obesitas, atau
penyakit diabetes. Itulah sebabnya, dokter akan mengukur berat badan, tekanan darah, denyut jantung,
dan kadar gula dalam tubuh.

Jika lewat pemeriksaan, terdeteksi masalah kesehatan lain, Anda harus menjalani pengobatan
kombinasi. Ini dilakukan agar salah satu penyakit tidak bertambah parah dan kualitas hidup pasien tetap
membaik.

2. Evaluasi psikiatri

Pada tes depresi ini, dokter ahli kejiwaan akan mengenai gejala, pikiran, perasaan, dan pola perilaku
Anda. Anda juga mungkin akan diminta untuk mengisi kuesioner. Beberapa gejala depresi yang mungkin
ditunjukkan dan perlu Anda laporkan pada dokter, di antaranya:

- Terus merasakan sedih, menangis tanpa sebab, merasa hampa atau putus asa.

- Mudah marah dan tersinggung, bahkan karena hal-hal kecil.

- Hilang minat atau kesenangan dalam sebagian besar atau semua aktivitas normal, seperti seks, hobi,
atau olahraga.

- Timbul gangguan tidur, termasuk insomnia atau terlalu banyak tidur.

- Sering merasa kelelahan dan kekurangan energi, sehingga tugas-tugas kecil membutuhkan usaha
ekstra.

- Depresi membuat berat badan menurun atau sebaliknya meningkat karena nafsu makan berubah.

- Kecemasan, agitasi atau kegelisahan.

- Kemampuan berpikir, berbicara atau gerakan tubuh jadi melambat.

- Terpaku pada kegagalan masa lalu atau menyalahkan diri sendiri dan merasa tidak berharga.

- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi, mebuat keputusan, dan mengingat sesuatu

- Sering memikirkan kematian secara berulang, melukai diri sendiri dan ada pikiran untuk bunuh diri.
- Berbagai masalah fisik yang tidak dapat dijelaskan, seperti sakit punggung atau sakit kepala.

- Lewat tes depresi ini, dokter dapat menentukan keparahan penyakit sekaligus pengobatan yang tepat.

3. Tes laboratorium

Beberapa gejala yang disebutkan di atas, tidak hanya mengarah pada penyakit depresi saja. Gangguan
pada suasana hati juga kerap kali menyerang orang dengan masalah tiroid. Oleh karena itu, untuk
menyingkirkan masalah kesehatan ini dengan melakukan tes laboratorium, yakni tes darah.

Tes ini akan menghitung jumlah darah atau menguji tiroid Anda untuk memastikannya berfungsi dengan
baik.

4. Pengamatan gejala dengan PPDGJ

Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan
Mental/DSM) adalah pegangan yang digunakan oleh para profesional perawatan kesehatan untuk
mendiagnosis penyakit mental.

DSM berisi deskripsi, gejala, dan kriteria lain untuk mendiagnosis gangguan kejiwaan. Indonesia sendiri
memiliki Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) yang digunakan sebagai buku
panduan dalam mendiagnosis gangguan kejiwaan.

Dokter akan mengevaluasi lebih dalam kondisi pasien dengan panduan ini untuk membantu
menentukan masalah mental mana yang diidap pasien.

6. Terapi / obat - obatan

Pengobatan Depresi

Dalam mengobati depresi, psikiater dapat melakukan beberapa cara berikut:


1. Melakukan psikoterapi, untuk membantu mengatasi masalah akibat depresi

2. Memberikan obat antidepresan, untuk mengatasi depresi pasien

3. Memberikan terapi kejut listrik, untuk mengubah kinerja otak pasien

4. Menjalani perawatan di rumah sakit jika mengalami depresi yang parah

Anda mungkin juga menyukai