Kelompok 8
Disusun oleh :
Jujun Junayasari (P20624419015)
Lina Rosdiana W (P20624419016)
Regita Puri V. F (P20624419025)
Ririn Riyadussolihat (P20624419026)
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dalam
proses pembuatan makalah yang berjudul “Proses Dasar dan Ruang Lingkup Penggarapan
Sistem Informasi Kesehatan”. Penulis berharap semoga makalah ini dapat dijadikan
pedoman dan arahan bagi para pembaca. Penulis sadar bahwa makalah ini belum
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Agar penulis dapat membuat makalah berikutnya yang lebih sempurna.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Proses Dasar dan Ruang Lingkup Penggarapan SIK ...........................................2
1. Proses Dasar Penggarapan SIK........................................................................2
2. Ruang Lingkup SIK..........................................................................................5
B. Pengelompokkan Data Dasar Menurut Blum .......................................................7
1. Data Status Kesehatan Masyarakat (Statistik Derajat Kesehatan)....................7
2. Data Kependudukan (Statistik Vital dan Kependudukan)................................12
3. Data Pelayanan Kesehatan (Statistik Pelayanan Kesehatan)............................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi yang
cepat dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi yang
semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem yang
terkomputerisasi. Demikian juga halnya pembayaran pasien pada suatu Rumah Sakit.
Rumah Sakit sebagai salah satu institusi pelayanan umum di bidang kesehatan
membutuhkan keberadaan suatu sistem informasi yang akurat, handal, serta cukup
memadai untuk meningkatkan pelayanannya kepada para pasien serta lingkungan yang
terkait lainnya.
Sistem informasi rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam
pengelolaan data pada rumah sakit. Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode
komputerisasi. Karena dengan penggunakan metode komputerisasi, proses
penginputan data, proses pengambilan data maupun proses pengupdate-an data
menjadi sangat mudah, cepat dan akurat.
Internet merupakan jaringan komputer yang dapat menghubungkan perusahaan
dengan domain publik, seperti individu, komunitas, institusi, dan organisasi. Jalur ini
merupakan jalur termurah yang dapat digunakan institusi untuk menjalin komunikasi
efektif dengan konsumen. Mulai dari tukar menukar data dan informasi sampai dengan
transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan murah melalui internet.
Kecepatan evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet untuk
mengembangkan jaringan dalam manajemen database sangat ditentukan oleh
kesiapan manajemen dan ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi
tersebut bukan pula berarti bahwa institusi yang bersangkutan harus secara sekuensial
mengikuti tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan
manajemen database dengan “aman” dan “terkendali”, alur pengembangan aplikasi
secara bertahap merupakan pilihan yang baik.
B. Rumusan Masalah
Apa saja Prinsip Dasar dan Ruang Lingkup Penggarapan SIK ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa saja Prinsip Dasar dan Ruang Lingkup Penggarapan SIK.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pada model ini terdapat 7 komponen yang saling terhubung dan saling terkait
yaitu:
a. Sumber Data Manual
Merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber data yang masih
dilakukan secara manual atau secara komputerisasi offline. Metode SIK Nasional
yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi masih tetap
dapat menampung SIK Manual untuk fasilitas kesehatan yang masih mempunyai
keterbatasan infrastruktur, antara lain pasokan listrik dan peralatan komputer
serta jaringan internet. Fasilitas pelayanan kesehatan yang masih memakai
sistem manual akan melakukan pencatatan, penyimpanan, dan pelaporan
berbasis kertas.
Laporan dikirimkan dalam bentuk hardcopy (kertas) berupa data
rekapan/agregat ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Fasilitas pelayanan
kesehatan dengan komputerisasi offline, laporan dikirim dalam bentuk softcopy
berupa data individual ke dinas kesehatan kabupaten/kota. Bagi petugas
kesehatan yang termasuk dalam jejaring puskesmas yang belum komputerisasi,
laporan dikirim dalam bentuk data rekapan/agregat sesuai jadwal yang telah
ditentukan. Sedangkan bagi yang sudah komputerisasi offline, laporan dikirim
dalam bentuk softcopy untuk dilakukan penggabungan data di puskesmas.
b. Sumber Data Komputerisasi
Pada sumber data komputerisasi pengumpulan data dari sumber data yang
sudah dilakukan secara komputerisasi online. Pada fasilitas pelayanan kesehatan
dengan komputerisasi online, data individual langsung dikirim ke Bank Data
Kesehatan Nasional dalam format yang telah ditentukan. Selain itu juga akan
dikembangkan program mobile health (mHealth) yang dapat langsung terhubung
ke sistem informasi puskesmas (aplikasi SIKDA Generik).
c. Sistem Informasi Dinas Kesehatan
Merupakan sistem informasi kesehatan yang dikelola oleh dinas kesehatan
baik kabupaten/kota dan provinsi. Laporan yang masuk ke dinas kesehatan
kabupaten/kota dari semua fasilitas kesehatan (kecuali milik Pemerintah
Provinsi dan Pemerintah Pusat) dapat berupa laporan softcopy dan laporan
hardcopy. Laporan hardcopy diimpor dalam aplikasi SIKDA generic,
selanjutnya semua bentuk laporan diunggah ke Bank Data Kesehatan Nasional.
Dinas kesehatan provinsi melakukan hal yang sama dengan dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk laporan dari fasilitas kesehatan milik povinsi.
d. Sistem Informasi Pemangku Kepentingan
Sistem informasi yang dikelola oleh pemangku kepentingan terkait
kesehatan. Mekanisme pertukaran data terkait kesehatan dengan pemangku
kepentingan disemua tingkatan dilakukan dengan mekanisme yang disepakati.
e. Bank Data Kesehatan Nasional
Bank Data Kesehatan Nasional selanjutnya akan mencakup semua data
kesehatan dari sumber data (fasilitas kesehatan), oleh karena itu unit-unit
program tidak perlu lagi melakukan pengumpulan data langsung ke sumber data.
f. Pengguna Data oleh Kementrian Kesehatan
Data kesehatan yang sudah diterima di Bank Data Kesehatan Nasional dapat
dimanfaatkan oleh semua unit-unit program di Kementrian Kesehatan dan UPT-
nya serta dinas kesehatan dan UPTP/D-nya.
g. Pengguna Data
Semua pemangku kepentingan yang tidak / belum memiliki sistem
informasi sendiri serta masyarakat yang membutuhkan informasi kesehatan
dapat mengakses informasi yang diperlukan dari Bank Data Kesehatan Nasional
melalui website Kementrian Kesehatan.
Namun sebesar apapun rencana pasti ada juga kelamahan dan kemerosotan
yang terjadi. Pelaksanaan SIKNAS di era desentralisasi dipandang bukan
menjadi lebih baik tetapi malah berantakan. Hal ini dikarenakan belum adanya
infrastruktur yang memadai di daerah dan juga pencatatan dan pelaporan yang
ada (produk sentralisasi) banyak overlaps sehingga dirasakan sebagai beban oleh
daerah.
Kemudian bergulirnya waktu sampai dengan saat ini telah banyak rumah
sakit dan klinik-klinik yang menggunakan Sistem Informasi Kesehatan sesuai
yang dibutuhkan di pelayanan kesehatan tersebut walaupun tidak menyeluruh
seperti di Negara Jepang contohnya. Berkembangnya teknologi informasi saat
ini seharusnya bisa dimanfaatkan dalam pembentukan sistem informasi
kesehatan yang menyeluruh. Terkendala dengan penjangkauan kepada
masyarakat Indonesia yang berada di pelosok yang sulit untuk di data dan sulit
untuk menerima informasi baru dari luar yang mereka anggap asing. Masih tabu
dan kentalnya budaya beberapa kelompok masyarakat di Indonesia membuat
sistem informasi belum menyeluruh.
Nama Puskesmas
Wilayah Jenis Tempat Nama Tempat
Kecamatan
Jakarta Pusat Pasar PD.Pasar Jaya Petojo Utara PKC. Gambir
Jakarta Pusat Pasar Pasar Blok G Tanah Abang PKC. Tanah Abang
Jakarta Pusat Pasar Pasar BendHil PKC. Tanah Abang
Jakarta Pusat Pasar Pasar Atum RW.03 Ps. Baru PKC. Sawah Besar
Jakarta Pusat Pasar Pasar Blora PKC. Menteng
Jakarta Pusat Pasar Pasar Senen PKC. Senen - Pusling
Jakarta Pusat Rumah Susun Rusun Dakota PKC. Kemayoran
Jakarta Pusat Rumah Susun Rusun Karang Anyar RW.12 PKC. Sawah Besar
Jakarta Pusat Rumah Susun Rusun Tanah Tinggi PKC. Johar Baru
Jakarta Utara Rumah Susun Rusun Marunda PKC. Rusun Marunda
Jakarta Barat Pasar Pasar Darurat Cengkareng Timur PKC. Cengkareng
Jakarta Barat Pasar Pasar Kemiri Kembangan Utara PKC. Kembangan
Jakarta Barat Pasar Pasar Timbul Tomang PKC. Grogol Petamburan
Jakarta Barat Pasar Pasar Jembatan Lima PKC. Tambora
Jakarta Barat Pasar Pasar Pejagalan PKC. Tambora
Jakarta Barat Rumah Susun Rusun Angke PKC. Rusun Angke - Pusling
Jakarta Pasar Pasar Blok M PKC. Kebayoran Baru (Belum
Selatan Jalan)
Jakarta Timur Pasar Pasar Mester Jatinegara
Jakarta Timur Pasar Pasar Induk Kramat Jati
Jakarta Timur Pasar Pasar Cibubur (2014 dapat
tempat)
Jakarta Timur Rumah Susun Rusun Pulo Gebang/WIKA PKC Cakung
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan
merupakan sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan
informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas
atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang
lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi
kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
B. Saran
Perlunya dilakukan kajian mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan sistem informasi kesehatan.
Kebutuhan data dan informasi merupakan kebutuhan daerah, maka sebaiknya
sistem informasi yang dikembangkan, disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
daerah.
DAFTAR PUSTAKA
Ganinov, Ivan Tinarbudi dkk. 2016. Sistem Informasi Kesehatan. Yogyakarta : Parama
Publishing.
Pusat Data Informasi. 2011. Petunjuk Teknis Sistem Informasi Kesehatan. Kementrian
Kesehatan RI.