Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH HASIL OBSERVASI LAPANGAN

PADA PROYEK : CIREBON 2,1 X 1000 MW CFPP PROJECT

Aspek Manajemen

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1
Ketua : Deni Febrianto
Sekretaris : Ahmad Sibaweh
Anggota : Achmad Kusniyanto
Erwin Darmawan
Adam Budiyanto
Dede Budiman
Dandi Nugroho
Rizal Miftahluddin

PELATIHAN AHLI MUDA K3 KONSTRUKSI


Diselenggarakan oleh PT. Lintas Pengembangan Manajemen Indonesia
9 s/d 13 September 2020

i
DAFTAR ISI

COVER.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN................................................................................5
BAB III PERMASALAHAN DI LAPANGAN...............................................................6
BAB IV ANALISA......................................................................................................9
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................17
BAB VI PENUTUP....................................................................................................18
LAMPIRAN................................................................................................................19

ii
Kelompok 1
BAB I PENDAHULUAN

1. Gambaran Singkat Tentang Proyek Yang Akan Diobservasi


Kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat didorong oleh penggunaan listrik
didunia usaha, industri, perkantoran, rumah tangga, dan lain-lain, Cirebon power dirancang
untuk menjadi pelopor solusi energi yang lebih bersih mendukung pelestarian lingkungan,
dan turut meningkatkan kualitas hidup manusia di Indonesia. Karena kami ingin mendukung
tercipta nyakehidupan yang lebih baik dari energi yang kami hasilkan. Cirebon Power adalah
Konsorsium multi Nasional yang memiliki pembangkit listrik supercritical dengan kapasitas
1x660 MW di pesisir Kabupaten Cirebon. Saat ini, Cirebon Power mengembangkan Unit
baru, berdaya 1x1000 MW dengan technologi yang lebih efisien, Ultra supercritical.

1. Nama Pekerjaan : PLTU Cirebon 2, 1 x 1000 MW


2. Lokasi : Kabupaten Cirebon
3. Pemberi Tugas : Cirebon Power Prasarana
4. Pengawas : PT. Hyundai Engineering & Contruction
5. Pelaksana : PT. HDEC, PT. KOIN, PT. TOSHIBA, PT. DSS, PT. HEC, PT.
MHPS, PT. MCC, PT. TAPI, PT. KMU, PT. WASAMITRA
6. Mulai Pekerjaan : 18 Juli 2016
6. Luas Lahan :82 ha
7. Luas Bangunan :m2
8. Lama Pekerjaan : 4.5 Tahun
9. Jumlah Tenaga Kerja : ± 5000 orang

Proyek kontruksi berhubungan erat dengan perkembangan kebutuhan hidup.Untuk


memenuhi hal tersebut, maka proyek kontruksi harus diolah secaraprofesional. Area
kerja yang bersifat kontruktif umumnya memiliki jenis bahaya yang paling banyak. Hal ini
hadir karena implementasi mengenai keselamatan dan kesehatan kerja masih terhambat
dikarenakan berbagai macam factor seperti pendidikan yang beragam, komunikasi yang
tidak efektif, dan kurangnya pemahan mengenai K3.
Pada kenyataannya dalam dunia industri, perlindungan terhadap tenaga kerja masih
jauh dari yang diharapkan karena masih banyak terjadi kecelakaan kerja serta potensi
bahaya kerja yang dapat membahayakan tenaga kerja. Terkait masalah perlindungan tenaga
kerja dari kecelakaan kerja, perusahaan menerapkan sistem manajemen yang dapat

1
Aspek Manajemen
melindungi tenaga kerja dari kecelakaan kerja dan menghindari kerugian yang besar
terhadap perusahaannya. Salah satu sistem manajemen yang harus diterapkan adalah
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja selanjutnya disingkat menjadi SMK3.

2. Peraturan Dan Perundangan Yang Berlaku Sebagai Standar/Ketentuan Umum :


a) UU No. 1/1970 tentang Keselamatan Kerja
b) UU No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan
c) PP No. 50 / 2012 tentang Penerapan SMK3

3. Pelaksanaan Pelatihan Sertifkasi Ahli Muda K3 Konstruksi


Pelatihan dilaksanakan dari tanggal 09 s.d. 13 September 2020 (5 hari), foto-foto selama
pelatihan dapat dilihat di lampiran 1, dengan detail kegiatan sebagai berikut:
Hari, Tanggal Detail Kegiatan
09 September 2020 Pembukaan Pelatihan sertifikasi Ahli K3 Muda Konstruksi
dan Pembekalan materi yang disampaikan oleh Ibu
Rahmiati (UPTD Dinas Tenaga Kerja dan transmigrasi
Cirebon, Jawa Barat)
10 - 11 September 2020 Pembekalan materi yang disampaikan oleh Bpk. Reza
Huzain. Membahas mengenai semua peraturan dan
perundangan yang berhubungan dengan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, terutama di area Konstruksi
12 – 13 September 2020 Pelaksanaan ujian, Observasi lapangan, dan Seminar
Pelatihan yang dilaksanakan dan diawasi oleh perwakilan
dari pihak Menteri Ketenagakerjaan dan Transmigrasi
Republik Indonesia

4. Pelaksanaan Observasi Lapangan


Dalam rangka memberikan laporan hasil observasi yang layak, maka terdapat materi-materi
tertentu yang akan kami jadikan batas-batas observasi. Adapun gambar-gambar
pelaksanaan observasi dapat dilihat di lampiran, dengan detail materi sebagai berikut:
a) Komitmen, kebijakan , prosedur kerja, instruksi kerja
b) Struktur organisasi (pusat, cabang, project), Penetapan job description, job flow
c) HIRARC, peraturan standar, code, spesifikasi teknis
d) Penetapan sasaran K3 dan program kerja K3
e) Pengukuran kinerja K3, evaluasi K3 dan meninjau ulang tentang sasaran K3
f) Dokumen dan administrasi Internal K3 (Antar unit kerja dalam project;antar project
dengan kantor pusat dan cabang)

ii
Kelompok 1
g) Dokumentasi dan administrasi eksternal K3 (Disnaker, Jamsostek, Dinas Pemadam
Kebakaran, Rumah Sakit/Puskesmas dll)
h) Kecelakaan kerja (mengenai pencatatan, penanganan, evaluasi)
i) Audit internal maupun eksternal

5. Tentang diselenggarakannya Seminar

Pelaksanaan seminar yang diselenggarakan oleh kelompok 1 bertujuan untuk studi


atau observasi di lapangan berkaitan dengan manajemen K3

3
Aspek Manajemen
BAB II MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dilaksanakannya sertifikasi Ahli Muda K3 Konstruksi ini adalah :
1. Pelatihan ini untuk menghasilkan tenaga Ahli Muda K3 Konstruksi yang bersertifikasi
sesuai dengan Keputusan Dirjen Binawas No. KEP/20/DJPPK/2004 tentang Sertifikasi
Kompentensi K3 Bidang Konstruksi Bangunan.
2. Peserta Pelatihan dapat mengetahui dan mendalami tingkat penerapan teori K3 ke
dalam aplikasi K3 di lapangan
3. Peserta pelatihan dapat memberikan masukan/saran kepada obyek observasi tentang
penerapan K3 yang benar, sesuai dengan teori yang diperoleh di kelas
4. Para peserta mampu menyusun dan menyajikan hasil observasi lapangan ke dalam
suatu makalah yang sistemmatis dan mudah dipahami
5. Para peserta pelatihan didorong untuk mampu dan berani tampil mempresentasikan
serta mempertahankan argumentasi atau pendapat dan analisanya dalam suatu forum
resmi dan terbuka

ii
Kelompok 1

BAB III PERMASALAHAN DI LAPANGAN


1. Kondisi Lapangan
Berikut kondisi lapangan yang kami temui saat observasi:
a) Hari, Tanggal : Sabtu, 12 September 2020
b) Cuaca : Cerah dan Panas
c) Waktu Observasi : 13.30 WIB – 15.00 WIB
d) Suhu : 31oC - 33oC

2. Permasalahan yang ditemukan saat observasi

Pada saat pelaksanaan observasi lapangan pada proyek pembangunan ”PLTU 2” ditemukan
beberapa temuan positif dan temuan negatif, hal tersebut dapat ditunjukan pada tabel berikut
:
Temuan Positif Temuan Negatif
Adanya kebijakan K3L Tidak terdapat Undang-undang No.
1 Tahun 1970 di area kerja Proyek
Pembangunan PLTU 2.

Terdapat safety induction bagi tamu Proyek PLTU 2 dengan jumlah tenaga

perusahaan kerja lebih dari 100 orang (PP No 50


Tahun 2012
Terdapat Ahli K3 Umum Proyek PLTU 2 hanya menerapkan 1 dari
5 kebijakan nasional tentang SMK3.
Perusahaan memiliki kebijakan mengenai
K3LL, tetapi 4 prinsip dasar ,lainnya tidak
diterapkan
Adanya P2K3L di perusahaan dilengkapi Penggunaan APD belum dilakukan
dengan struktur organisasi yang sesuai dengan baik, seperti operator excavator
yang tidak menggunakan APD (helm dan
rompi ) pada saat mengoperasikan Alat.

5
Aspek Manajemen
Adanya pelaporan P2K3L ke Disnaker Minim nya rambu-rambu K3 di
tempat kerja yang mudah terlihat semua
setempat setiap 3 bulan sekali pihak (pihak manajemen, karyawan,
vendor, dan tamu)
Jalur evakuasi belum tersedia di area
kerja sepenuhnya diarea kerja.
Sirine tidak terpasang di area kerja

2. Hasil wawancara dengan para petugas di lapangan


Selama proses observasi, kami juga melaksanakan beberapa wawancara kepada pekerja
yang terlibat. Berikut hasil wawancara yang kami laksanakan (detail kegitan akan terdapat di
lampiran.

No
Nama Deskripsi Kegiatan Hasil Wawancara
.
1 Bpk. Suharno Prosedur kegiatan  Pekerja sudah diingat
pengangkatan material untuk melaksanakan
menggunakan alat bantu pekerjaan sesuai dengan
boom truck prosedur kerja yang benar
 Melakukan pengecakan
alat, pemeliharaan harian
P2H
2 Bpk. Sariffudin Mengawasi/monitoring  Menyesuaikan dengan
pelaksanaan pekerjaan metode kerja
(supervisor)  JSA (Job Safety Analist)
 Izin kerja (permmit to
work)
 Pre Assesment
(identifikasi sebelum
dilakukan pekerjaan)
 Validasi Permit
3 Bpk. Maulana Asikin Pemeriksaan alat  Pemeriksaan alat listrik di
elektrical lakukan oleh personal
yang memiliki Lisensi K3
Teknik Listrik
 Pemeriksaan alat listik di
ii
Kelompok 1
lakukan secara berkala
dan continue
 Mengisi Form Inspeksi

7
Aspek Manajemen
BAB IV. ANALISA

Berdasarkan peninjauan dan evaluasi lapangan, terdapat beberapa faktor


penyebab perusahaan tersebut kurang memperhatikan keselamatan dan
kesehatan kerja, diantaranya :
a. Beberapa tenaga kerja yang sudah ahli dalam bidangnya sudah
memiliki lisensi K3 Operator dari Kemenaker dan sertifikasi Ahli K3.
b. belum maksimalnya penerapan SMK3 di perusahaan dan
tidak /belum memiliki sertifikasi SMK3.
c. Perusahaan telah mensosialisasikan penggunakan APD,
namun belum konsisten dalam penerapannya.
4.1 Temuan Positif
Beberapa temuan positif yang ditemukan pada area kerja pembangunan
PLTU 2 dapat dilihat pada tabel 4.1.

4.2 Temuan Negatif


Beberapa temuan negatif yang ditemukan pada area kerja pembengunan
PLTU 2 dapat dilihat pada tabel 4.2.

ii
Kelompok 1

 Tabel Temuan Positif

No. Temuan Temuan Positif


Peraturan
Analisis Dampak Rekomendasi Perundangan
Positif
1 Pada saat observasi Orang yang Perusahaan wajib Permenakert
mengenai operator excavator mengoperasikan mengingatkan rans No. 9
sudah mempunyai Lisensi operator K3 untuk tahun 2010
dan Sertifikat Operator K3 pesawat Angkat memperpanjang pasal 1 ayat
Excavator Angkut adalah lisensi 1
orang setiap 5 tahun.
berkompeten
Operator K3
pesawat angkat
angkut harus
mengoperasikan
PAA sesuai dengan
SOP yang berlaku
2 Pada saat observasi Orang yang Perusahaan wajib
mengenai concrete pump mengoperasikan mengingatkan
operator sudah mempunyai operator K3 untuk
Lisensi dan Sertifikat Concrete Pump memperpanjang
Operator K3 Concrete pump adalah orang lisensi setiap 5
berkompeten Tahun

Operator K3
Concrete Pump
harus
mengoperasikan
Alat sesuai dengan
SOP yang berlaku
3 Assembly Point Sudah ada Mensosialisasikan Kep Menaker
tempat aman pentingnya No. 186
sementara saat evakuasi dari tahun 1999
terjadi kebakaran bahaya kebakaran tentang unit
maupun maupun bencana penanggulan
bencana alam alam seperti gempa gan
seperti gempa bumi kebakaran
bumi di tempat
Melakukan simulasi kerja
setiap 1 tahun
sekali
4 Struktur P2K3L Dengan adanya Struktur P2K3L Permenaker
struktur P2K3L sebaiknya di No. 4
perusahaan perbaharui setiap 1 Tahun 1987
dapat tahun sekali tentang
menjalankan P2K3
program- Implementasi
program dan kegunaan struktur serta tata
kegiatan K3 P2K3L di lapangan cara
secara efektif harus sesuai dan penunjukkan
bukan hanya ahli K3 pasal
formalitas 3 ayat 1

5 Kebijakan Perusahaan Kebijakan Mensosialisasikan Undang-


Perusahaan tentang kebijakan undang
terpampang perusahaan No.1 tahun
pada tempat 1970 pasal
yang mudah 14b
dilihat

ii
Kelompok 1
 Temuan Negatif

No. Temuan Temuan Negatif


Peraturan
Analisis Dampak Rekomendasi Perundangan
Negatif
1 Tidak terdapat Undang- Pekerja tidak Perusahaan wajib UU No. 1
undang mengetahui menempelkan UU tahun 1970
No. 1 Tahun 1970 di area syarat-syarat No.1 tahun 1970 pasal 14
kerja keselamatan tentang huruf a
dalam bekerja keselamatan kerja,
yang sesuai dengan
memungkinkan peraturan yang
terjadinya terkait pada tempat
kecelakaan kerja yang mudah terlihat
serta pekerja dan terbaca
tidak mengetahui
hak-hak dan Ahli K3 mengawasi
kewajiban jalannya peraturan
selama mereka di dalam Undang
bekerja di Undang tersebut
perusahaan
tersebut Pengurus Wajib
menunjukkan dan
menjelaskan
kepada tenaga
kerja baru akan
peraturan
perundang
undangan ini
2 Perusahaan belum Perusahaan Perusahaan wajib UU No. 1
menerapkan SMK3 dapat dikenai menerapkan SMK3 Tahun
sanksi baik karena jumlah 1970 Pasal 2
pidana maupun tenaga kerja dan 3
sanksi mencapai 5000.
administratif PP 50 tahun
Ahli K3 2012 pasal 5
memberikan tentang
pemahaman penerapan
kepada pihak sistem
manajemen manajemen
tentang pentingnya kesehatan
SMK3 dan
keselamatan
Ahli K3 melakuan kerja
langkah konkret
seperti sosialisasi UU No. 13
dan pelatihan K3 Tahun
kepada pekerja. 2003 Pasal
190 tentang
sanksi
administratif
3 Perusahaan belum Perusahaan Seharusnya PP 50 tahun
menerapkan prinsip dasar tidak memiliki perusahaan 2012 tentang
SMK3 secara maksimal perencanaan, menerapkan semua pedoman
pelaksanaan, 5 prinsip dasar penerapan
pemantauan, SMK3 sistem
evaluasi kinerja, manajemen
peninjauan dan Ahli K3 melakuan keselamatan
peningkatan langkah konkret dan
kinerja SMK3 seperti sosialisasi kesehatan
dan juga K3 dan pelatihan kerja
mengenai K3
kepada pekerja
4 Minimnya rambu-rambu K3 Mengurangi Perusahaan Undang-
di tempat kerja yang mudah tingkat memasang Undang No.1
terlihat semua pihak kewaspadaan gambar Tahun 1970
para pekerja keselamatan Tentang
akan bahaya kerja yang Keselamatan
yang mungkin diwajibkan dan Kerja Pasal
terjadi di semua bahan 14b
perusahaan pada tempat-
tempat yang
mudah dilihat dan
terbaca menurut
petunjuk pegawai
pengawas atau ahli
kesehatan kerja

ii
Kelompok 1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Sebagai suatu sistem manajemen yang dibuat untuk kepentingan pengusaha maupun
pekerja, maka penerapan peraturan keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 diharapkan
dapat menjadi upaya preventif terhadap timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
di pekerjaan kontruksi. Pelaksanaan K3 diawali dengan cara mengenali hal -hal yang
berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja, dan tindakan
antisipatif bila terjadi hal demikian. Tujuan dari dibuatnya sistem ini adalah untuk mengurangi
biaya perusahaan apabila timbul kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja.

2. Saran

Aktifitas pekerjaan pembangunan proyek 2,1 x 1000 MW (PLTU 2) seperti ini sangat
beresiko tinggi terjadinya kecelakaan kerja ataupun penyakit akibat kerja untuk itu penerapan
sistim manajemen keselamatan dan Kesehatan kerja SMK3 yang baik sangatlah penting
demi tercapainya target perusahaan atau proyek sehingga dapat meminimalkan atau
menghidari terjadinya kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja.
BAB VI
PENUTUP

Demikian laporan hasil observasi yang kami buat dari kelompok 1, diharapkan dapat
bermanfaat bagi para pembaca dan peserta seminar. Disamping itu ucapan terimakasih kami
sampaikan kepada para instruktur, penyelenggara dan teman-teman peserta yang
membantu berupa saran dan motivasi atas tersusunnya laporan ini.

ii
Kelompok 1

LAMPIRAN

Safety Induction

Toolbox Meeting
Terdapat Komitmen K3
dalam project PLTU 2
Cirebon

Safety Board/Sign Board


HSE
Lisensi dan sertifikat
operator Excavator

Lisensi dan sertifikat


operator concrete pump

Assembly Point

Struktur P2K3L

Kebijakan Perusahaan

Boom Truck (Pesawat


angkat angkut)

ii
Kelompok 1
Wawancara dengan
supervisor dan pekerja
tentang penerapan
prosedur kerja dan intruksi
kerja

Wawancara dengan rigger

Wawancara dengan
petugas electrical

Pengisian buku ceklist


pemeriksaan dan
perawatan harian (P2H)

Wawancara dengan
engineering manager.
Tentang prosedur kerja,
pembuatan metode kerja
dan analisa JSA

Anda mungkin juga menyukai