Anda di halaman 1dari 1

Pruritus dan Xerosis Cutis Pada Pasien Lansia dengan

Pengobatan Dislipidemia dan Gagal Jantung

Ratrisha Anadya1, Ravika Khaila Arrum2

Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/Puskesmas Kecamatan Penjaringan,


Jakarta Utara1.
Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RSUD dr. Drajat Prawiranegara2.

Abstrak

Pendahuluan: Xerosis Cutis merupakan kelainan kulit yang sering ditemukan


pada pasien lansia dengan karakteristik kulit yang kering, keretakan kulit (crazy
paving appearance), dan terdapat fisura. Pruritus merupakan gejala yang
diasosiasikan dengan xerosis cutis. Pada lansia, keluhan pruritus sering ditemukan
pada kondisi kulit xerosis cutis. Kasus: Seorang wanita berusia 70 tahun dengan
kulit seluruh tubuh gatal dan kering sejak 1 tahun terakhir dan semakin memburuk
setelah 2 bulan mengonsumsi obat statin. Kulit kering ditemukan pada area
ekstremitas superior dan esktremitas inferior berupa ekskoriasi, papul eritematosa,
krusta sanguinolenta dengan skuama. Diagnosis yang diajukan adalah xerosis
cutis derajat ringan, gagal jantung NYHA II functional class dengan hipertensi
derajat II, dan dislipidemia. Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan klinis. Diskusi: Kerusakan sawar kulit pada lansia diakibatkan oleh
tiga faktor utama, yaitu kondisi fisiologi, penyakit sistemik, dan efek samping
obat. Pada proses immunosenescence pada lansia, terjadi peningkatan kadar Th2
yang menyebabkan pruritus kronis akibat peningkatan pengeluaran IL-4, IL-13,
dan IL-31. Pruritus ditemukan paling banyak pada lansia dengan kondisi kulit
xerosis cutis. Efek samping obat penghambat 3-hydroxy-3-methylglutaryl-
coenzyme A (HMG-CoA) reduktase (statin) ditemukan dapat menyebabkan gejala
pruritus. Kesimpulan: Dilaporkan kasus pruritus dan xerosis cutis pada pasien
gagal jantung kongestif dan dislipidemia berusia 70 tahun. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya pitting edema pada pretibial ekstremitas inferior bilateral dan
hasil laboratorium ditemukan dislipidemia dengan kolesterol total 255 mg/dL.
Terapi pada kasus ini berupa non-medikamentosa dan pemberian obat topikal
krim urea, oral antihistamin, statin, calcium-channel blocker, dan diuretik.
Pemberian terapi diuretik perlu diperhatikan pada kasus xerosis cutis.
Kata Kunci: Xerosis cutis, Pruritus, Lansia, Statin.

Anda mungkin juga menyukai