TINJAUAN PUSTAKA
fungsional yang saling menguntungkan antara suatu tumbuhan dengan satu atau
lebih galur mikobion dalam ruang dan waktu. Fungi mikoriza termasuk golongan
endomikoriza. Tipe fungi ini dicirikan oleh hifa yang intraseluler yaitu hifa yang
menembus ke dalam korteks dari satu sel kesel yang lain (Manan, 1993). Diantara
sel-sel terdapat hifa yang membelit atau struktur hifa yang bercabang-cabang
yang
disebut arbuskula. Pembengkakan yang terbentuk pada hifa yang berbentuk oval
telah terjadi infeksi pada akar tanaman (Scannerini dan Bonfante-Fosolo, 1983
ditemukan baik di dalam maupun di luar lapisan kortek parenkim. Tidak semua
fungi mikoriza membentuk vesikula dalam akar inangnya, seperti Gigaspora dan
Scutellospora. Banyak pendapat tentang fungsi dari vesikula ini, yaitu sebagai
klasifikasi fungi mikoriza menurut INVAM (2009) dapat dilihat pada Tabel 1.
Adanya fungi mikoriza sangat penting bagi ketersediaan unsur hara seperti
pembentukan hifa pada permukaan akar yang berfungsi sebagai perpanjangan akar
terutama di daerah yang kondisinya miskin unsur hara, pH rendah dan kurang air.
dari dalam tanah lebih cepat daripada tanaman yang tidak bermikoriza (Abbot dan
Robson 1984). Manfaat fungi mikoriza ini secara nyata terlihat jika kondisi
tanahnya miskin hara atau kondisi kering, sedangkan pada kondisi tanah yang
subur peran fungi ini tidak begitu nyata (Setiadi, 2001; Lakitan, 2000).
Menurut Siradz et al., (2007), hampir semua tanaman asli lahan pantai
hara. Hubungan yang positif tersebut cukup memberikan indikasi yang jelas
tanah.
Menurut Marx (1982), akar tanaman yang terbungkus oleh fungi mikoriza
menyebabkan akar tersebut terhindar dari serangan penyakit dan hama. Infeksi
dan eksudat akar lainnya, sehingga tercipta lingkungan yang tidak cocok bagi
pertumbuhan patogen.
miselia melalui tanah, setelah infeksi di akar hifa berkembang di daerah perakaran
pada tanah dan terbentuk struktur fungi, diantaranya miselium eksternal akar
merupakan organ yang sangat penting dalam menyerap unsur hara dan
beberapa hewan dan juga angin (Setiadi, 2001). Penyebaran fungi mikoriza
melalui inokulasi agak berkurang pada tanah yang sudah bermikoriza, tetapi
spesies dan populasi fungi mikoriza, misalnya yang didominasi oleh fraksi
lempung berdebu merupakan tanah yang baik bagi perkembangan Glomus (Baon,
1998), begitu juga dengan tanah mangrove yang bercirikan tanah berlumpur dan
cenderung liat hanya Glomus sp. yang dapat hidup, sedangkan tanah yang berpasir
genus Acaulospora dan Gigaspora ditemukan dalam jumlah yang tinggi. Sebaran
kedua genus tersebut ternyata berkebalikan apabila ditinjau posisinya dari garis
garis pantai, artinya makin jauh dari garis pantai populasi Acaulospora makin
mempunyai keanekaragaman jenis yang paling tinggi, selain itu ditemukan juga
sedangkan daerah yang dihutankan kembali jenis yang paling banyak adalah
menyesuaikan diri pada lingkungan dan menunjukkan toleransi yang tinggi dan
seperti :
1. Cahaya
cahaya dapat mengurangi infeksi akar dan produksi spora, selain itu respon
tanaman terhadap fungi mikoriza akan berkurang. Hal ini disebabkan adanya
2. Suhu
penetrasi hifa pada sel akar dan perkembangan pada korteks akar, selain itu suhu
juga berpengaruh pada ketahanan dan simbiosis. Semakin tinggi suhu semakin
Kandungan air tanah dapat berpengaruh baik secara langsung atau tidak
serapan air. Sedangkan pengaruh tidak langsung karena adanya miselia eksternal
kemampuan tanah menyerap air meningkat. Penjenuhan air tanah yang lama
4. pH Tanah
Nieman, 1978).
tanah alkali dapat berkecambah dengan baik pada air atau pada soil extract agar
dan Gigaspora heterogama dari jenis yang lebih tahan asam dapat berkecambah
dengan baik pada pH 4-6. Glomus epigaeum perkecambahannya lebih baik pada
pH 6-8.
5. Bahan organik
Bahan organik merupakan salah satu komponen dalam tanah yang penting
disamping air dan udara. Jumlah spora FMA berhubungan erat dengan kandungan
bahan organik dalam tanah. Jumlah maksimum spora ditemukan pada tanah-tanah
organik kurang dari 0,5% kandungan spora sangat rendah (Pujianto, 2001).
beradaptasi dengan tanah yang tercemar seng (Zn), tetapi sebagian besar spesies
mikoriza peka terhadap kandungan Zn yang tinggi. Pada beberapa penelitian lain
tanaman
daerah mangrove dan hutan pantai. Pengaruh salinitas paling umum adalah
air dan hara bagi tanaman, merusak kloroplas dan mengganggu proses fotosintesis
1991).
Kadar garam yang tinggi dalam larutan tanah di daerah perakaran tanaman
kalium bagi tanaman (Bernstein, 1981 dalam Delvian, 2003). Untuk mengetahui
penurunan area fotosintesis pada tanaman (Hirrel dan Gerderman, 1980 dalam
Delvian, 2003).
mikoriza seperti Glomus sp mampu hidup dan berkembang pada kondisi salinitas
bawang merah yang diinokulasikan dengan fungi mikoriza dari spesies Glomus
ternyata memiliki berat bulbus dan bobot kering bawang serta total serapan hara
yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman yang tidak diinokulasikan baik
pada tingkat salinitas rendah (-0,06 Mpa), sedang (-0,20 Mpa) dan tinggi (-0,4
Mpa). Namun demikian infeksi fungi mikoriza cenderung menurun secara linier