Uji biokimia dan identifikasi potensi bakteri indigenous dari lahan pasca
tambang nikel di Pomalaa
Mengutip artikel ini: YF Syahri dkk 2019 IOP Conf. Ser .: Lingkungan Bumi. Sci. 382 012020
Konten ini diunduh dari alamat IP 114.5.243.11 pada 30/03/2021 pukul 05:42
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020
* E-mail: yolandafitriasyahri@gmail.com
Abstrak. Masalah utama pada lahan pasca tambang nikel di Pomalaa adalah toksisitas
nikel dan kromium. Hasil analisis sampel tanah menunjukkan bahwa kadar nikel tercapai
11103,74 mg / kg, dan kromium mencapai 4030,17 mg / kg. Toksisitas nikel dan kromium dapat
menyebabkan penurunan kesuburan tanah. Bakteri merupakan agen hayati yang ramah lingkungan, yang
dapat digunakan untuk mengurangi toksisitas logam berat dan meningkatkan kesuburan tanah pada lahan
pasca tambang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara biokimiawi enam bakteri indigenous
tahan terhadap 10 ppm NiCl 2 dan empat bakteri asli yang resisten terhadap 10 ppm CrCl 2 dan
identifikasi. Berdasarkan hasil uji biokimia diketahui bakteri indigenous dari
marga Basil sp. merupakan bakteri gram positif yang tidak memiliki enzim katalase, tidak memiliki kemampuan
untuk menggunakan karbohidrat dan menghasilkan endospora dalam siklus hidupnya sedangkan bakteri asli dari
genus Clostridium sp. merupakan bakteri gram positif yang sebagian memiliki enzim katalase yang kesemuanya
memiliki kemampuan untuk menggunakan karbohidrat dan hanya sebagian yang menghasilkan endospora.
1. Perkenalan
Pomalaa adalah kecamatan penghasil nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Pengelolaan
lahan pasca tambang nikel di Pomalaa adalah revegetasi, berbagai jenis tanaman ditanam pada lahan pasca
tambang, namun upaya revegetasi belum cukup untuk memulihkan kesuburan tanah. Hasil analisis unsur hara
tanaman pada lahan revegetasi menunjukkan adanya defisiensi K, Ca, Fe, Cu, Mn [1]. Hasil analisis logam berat
diketahui terjadi pada toksisitas nikel (Ni) dan Kromium (Cr) [1]. Batas toksisitas tanaman untuk nikel adalah 100
ppm, dan kromium adalah 20 ppm [2]. Batasan kandungan logam nikel dalam tanah, air, dan tubuh manusia
adalah 4-80 ppm [3]. Nikel dan kromium termasuk dalam logam berat yang ketersediaannya pada konsentrasi
tanah yang tinggi dapat bersifat toksik sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah dan menghambat
pertumbuhan tanaman. Konsentrasi logam berat yang tinggi akan menghambat pertumbuhan, mengubah
morfologi, dan mengganggu metabolisme organisme secara invitro [4].
Bakteri pribumi adalah bakteri yang diisolasi dari habitatnya kemudian dibudidayakan secara in vitro. Salah satu upaya untuk mengurangi
keracunan logam berat dan meningkatkan kesuburan tanah pada lahan pasca tambang adalah dengan memanfaatkan bakteri asli yang ada di
dalam tambang. Bakteri di habitat situs yang terkontaminasi logam berat mengembangkan beberapa mekanisme toleransi terhadap logam berat,
sebagian besar mekanisme toleransi mikroba terhadap logam adalah
Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah persyaratan Lisensi Creative Commons Attribution 3.0 . Distribusi lebih lanjut dari
karya ini harus mempertahankan atribusi ke penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020
oleh pembuangan logam di luar sel [5]. Bakteri yang diisolasi dari lingkungan yang terkontaminasi logam berat
memiliki ketahanan terhadap logam berat di sekitarnya [6]. Penggunaan bakteri untuk mendegradasi tanah yang
tercemar telah banyak dipelajari. Flavobacterium, Pseudomonas, dan Azoarcus sp. melakukan bioremediasi total
minyak bumi hidrokarbon [7]. Basil sp. mampu mendegradasi tanah yang terkontaminasi toluena [8].
Basil bakteri memiliki kemampuan yang baik untuk mendegradasi logam berat seperti Fe, Zn, Ni, Cu, dan Pb [9].
Uji biokimia dan identifikasi dilakukan untuk mengkarakterisasi kultur murni hasil isolasi melalui sifat
morfologi dan fisiologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara biokimia enam isolat bakteri
indigenous yang telah diuji sebelumnya memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang
Nah di media tambahkan NiCl 10 ppm 2, yaitu isolat R, Q, TLB1, TLB2, II, III dan empat indigenous
isolat bakteri mampu tumbuh dan berkembang dengan baik pada media yang ditambahkan 10 ppm
CrCl 2, yaitu isolat G, TLB3, TLB4, dan TTC. Isolat bakteri yang diuji adalah koleksi Bioteknologi
Pusat Penelitian dan Pengembangan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Hasil uji biokimia dapat menjadi rekomendasi dalam penelitian selanjutnya untuk mendapatkan bakteri potensial
sebagai agen hayati yang dapat digunakan untuk menurunkan toksisitas logam pada lahan pasca tambang dan
meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang bioteknologi lingkungan, dimana pemanfaatan bakteri indigenous dapat menjadi salah satu pilihan
teknologi yang dapat memulihkan kondisi tanah yang tercemar melalui proses biologi yang secara ekonomis dan
fungsional mampu bersaing secara fungsional. teknologi remediasi lainnya.
2. Metode
Penelitian ini diawali dengan analisis sampel tanah tempat isolasi bakteri indigenous. Selanjutnya penelitian
dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah uji gram (3% KOH), dan a
uji karakteristik biokimia. Uji karakteristik biokimia meliputi katalase (3% H. 2 HAI 2),
Uji Oksidasi-Fermentasi (OF), dan uji endospora. Tahap kedua adalah morfologis
observasi dan identifikasi.
2
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020
telah ditambahkan. Diperoleh satu isolat bakteri kemudian diinokulasi ke dalam media, satu isolat bakteri
diinokulasi pada dua tabung; bakteri fermentatif akan menghasilkan reaksi asam pada tabung yang tertutup atau
tidak ada. Sedangkan bakteri oksidatif hanya akan menghasilkan reaksi asam pada tabung yang tidak tertutup
dan sedikit pembentukan asam pada tabung tertutup. Media diinkubasi selama dua hari kemudian diamati
perubahan warnanya. Asam yang dihasilkan dari fermentasi akan menurunkan pH media sehingga
bromothymol biru Indikator menjadi kuning [14].
2.6. . Identifikasi
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui genus isolat bakteri indigenous yang diuji.
Identifikasi dilakukan melalui pengamatan karakterisasi morfologi bakteri yang meliputi
pigmentasi, bentuk koloni, batas koloni, dan elevasi.
3
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020
3.2. Uji Gram (KOH 3%) dan uji katalase (H. 2 HAI 2 3%)
Tes Gram digunakan untuk membedakan bakteri gram positif dan gram negatif. Sepuluh penduduk asli
isolat bakteri yang diuji kesemuanya merupakan bakteri gram positif (+) yang ditandai dengan
tidak adanya lendir yang terbentuk pada objek pengamatan. Tes katalase menggunakan 3%
hidrogen peroksida (H. 2 HAI 2) dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim katalase pada bakteri. Katalase
adalah enzim yang diproduksi oleh organisme hidup, termasuk bakteri untuk mengkatalisis H. 2 HAI 2
menjadi H 2 O dan O 2. Hidrogen peroksida terbentuk selama metabolisme aerobik, sehingga mikroorganisme yang
tumbuh di lingkungan aerobik dapat mengeluarkan zat beracun tersebut. Uji katalitik menggunakan 3% H. 2 HAI 2
karena H. 2 HAI 2 merupakan salah satu komponen yang dihasilkan oleh bakteri selama proses respirasi aerobik. Hasil uji
gram dan uji katalase pada sepuluh isolat bakteri indigenus memiliki hasil yang bervariasi. Tes Gram dan
Uji katalase pada sepuluh isolat bakterial disajikan pada Tabel 2.
Meja 2. Uji Gram dan uji katalase pada sepuluh isolat bakteri indigenous
Isolat Tes Gram (KOH 3%) Uji katalase (H. 2 HAI 2 3%)
Tabel 3. Uji Oksidasi - Fermentasi (OF) dan uji endospora pada sepuluh isolat bakteri indigenous
Isolat DARI tes Tes endospora
4
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020
Hasil Hasil
Oksidasi Fermentasi
R + + -
Q + + +
TLB1 - - +
TLB2 + + +
II + + -
G + + +
TLB3 + + +
TLB4 + + +
TTC + + -
3.4. Identifikasi
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui genus isolat bakteri indigenous yang diuji.
Berdasarkan hasil identifikasi sepuluh isolat bakteri indigenous yang diujikan diperoleh dua
genera bakteri yaitu Basil sp. dan Clostridium sp. Hasil identifikasi kesepuluh isolat bakteri
indigenous disajikan pada Tabel 4.
5
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020
Sepuluh isolat bakteri terpilih teridentifikasi, sembilan isolat bakteri teridentifikasi sebagai Clostridium
sp. dan satu isolat bakteri sebagai Basil sp. Mikroba yang toleran terhadap lingkungan yang tercemar
logam berat berpotensi menjadi agen biologis penimbunan logam berat. Bakteri ini dapat digunakan untuk
mengatasi pencemaran lingkungan akibat logam berat. Bakteri, kapang, alga, dan ragi dapat
mengakumulasi logam berat Au, Ag, Cu, Cd, Fe, Zn dan Ni [16]. Bakteri pengikat Pseudomonas,
Thiobacillus, Bacillus, dan N2 dilaporkan dapat mengakumulasi logam berat [17]. Selain itu, bakteri adalah
mikroorganisme tanah yang berperan penting dalam proses reformasi bahan organik dan pengadaan
mineral untuk proses pertumbuhan tanaman tingkat tinggi [18]. Bakteri di tanah juga berperan sebagai
penghasil zat aditif. Mikroba tanah mampu menghasilkan zat aditif seperti antibiotik, biopestisida, racun
mikroba, zat pengatur tumbuh (ZPT), dan enzim [19].
Bacillus adalah sekelompok bakteri yang dapat bertindak sebagai pelarut fosfat di dalam tanah. Clostridium adalah
kelompok bakteri yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bakteri
indigenous dari genus tersebut Basil sp. merupakan bakteri gram positif (+) yang tidak memiliki enzim katalase, tidak
memiliki kemampuan untuk menggunakan karbohidrat dan menghasilkan endospora dalam siklus hidupnya sedangkan
bakteri indigenous dari genus Clostridium sp. adalah bakteri gram positif (+) yang sebagian memiliki enzim katalase yang
kesemuanya memiliki kemampuan untuk menggunakan karbohidrat dan hanya sebagian yang menghasilkan
endospora. Ini Basil sp. dan Clostridium sp. akan diuji lebih lanjut kemampuannya dalam mereduksi logam nikel dan
kromium dengan metode analisis spektrofotometri dan kemampuannya menghasilkan hormon auksin dan giberelin,
pelarutan fosfat, dan fiksasi nitrogen. Studi lapangan dan pembuatan formulasi bioremediator merupakan rencana
keberlanjutan penelitian agar bakteri indigenous ini dapat digunakan sebagai agen hayati untuk mengurangi toksisitas
logam pada lahan pasca tambang dan meningkatkan kesuburan tanah.
4. Kesimpulan
Hasil penelitian ini didapatkan dua jenis bakteri indigenous dari genus tersebut Basil sp. dan
Clostridium sp., yang memiliki karakterisasi uji biokimia yang bervariasi. Bakteri ini berpotensi untuk diuji lebih lanjut
sehingga bakteri asli ini dapat digunakan sebagai agen hayati untuk mengurangi keracunan logam pada lahan pasca
tambang dan meningkatkan kesuburan tanah.
5. Referensi
[1] Widiatmaka, Suwarno, Kusmaryanti, N. 2010. ciri Pedologi dan Pengelolaan
Revegetasi Lahan Bekas Tambang Nickel; Studi Kasus Lahan Bekas Tambang Nikel Pomalaa,
Sulawesi Tenggara. Jurnal Tanah Link. 12 ( 2) Oktober: 1-10
[2] Charman, PEV & Murphy, BW 1991. Tanah, Properti, dan Manajemennya. A Soil
Buku Pegangan Konservasi untuk New South Wales. University Press, Sidney
[3] Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS. 2005. Profil Toksikologi Nikel, Dinas
Kesehatan, Badan Bahan Beracun dan Registri Penyakit. Atlanta. Tersedia di
www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp15.pdf
[4] Blaudez, D., Botton, B. & Chalot, M. 2000. Pengaruh logam berat pada serapan nitrogen oleh
bibit birch mikoriza. FEMS Microbiol. Ecol. 33: 61-67
[5] Spanyol, A. 2003. Implikasi toleransi logam berat mikroba di lingkungan. Tinjau di
Penelitian Sarjana. 2: 1-6
[6] Chojnacka, K. 2010. Biosorpsi dan Bioakumulasi, prospek aplikasi parsial.
Lingkungan Internasional. 36: 299-307
[7] Kitts, LC & Kaplan, WC 2004. Suksesi Bakteri dalam Pengolahan Tanah Minyak. Appl.
Mengepung. Microb. 70 ( 3): 1777-1786
[8] Komar, MS & Irianto. 2000. Pengaruh Penambahan Kultur Bacillus UK 41 dan UK 44
Terhadap Biodegradasi Fenol pada Proses Bioremediasi Tanah Tercemar Minyak Bumi.
6
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020