Anda di halaman 1dari 8

Seri Konferensi IOP: Ilmu Bumi dan Lingkungan

KERTAS • AKSES TERBUKA

Uji biokimia dan identifikasi potensi bakteri indigenous dari lahan pasca
tambang nikel di Pomalaa
Mengutip artikel ini: YF Syahri dkk 2019 IOP Conf. Ser .: Lingkungan Bumi. Sci. 382 012020

Lihat artikel online untuk pembaruan dan peningkatan.

Konten ini diunduh dari alamat IP 114.5.243.11 pada 30/03/2021 pukul 05:42
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020

Uji biokimia dan identifikasi potensi bakteri indigenous


dari lahan pasca tambang nikel di Pomalaa

Syahri YF 1 *, Baharuddin 2, Fachruddin 3, A. Yani 2


1 Departemen Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sembilanbelas
November Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia
2 Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi, Universitas Hasanuddin, Makassar,
Indonesia
3 Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Hasanuddin, Makassar, Indonesia

* E-mail: yolandafitriasyahri@gmail.com

Abstrak. Masalah utama pada lahan pasca tambang nikel di Pomalaa adalah toksisitas
nikel dan kromium. Hasil analisis sampel tanah menunjukkan bahwa kadar nikel tercapai
11103,74 mg / kg, dan kromium mencapai 4030,17 mg / kg. Toksisitas nikel dan kromium dapat
menyebabkan penurunan kesuburan tanah. Bakteri merupakan agen hayati yang ramah lingkungan, yang
dapat digunakan untuk mengurangi toksisitas logam berat dan meningkatkan kesuburan tanah pada lahan
pasca tambang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara biokimiawi enam bakteri indigenous
tahan terhadap 10 ppm NiCl 2 dan empat bakteri asli yang resisten terhadap 10 ppm CrCl 2 dan
identifikasi. Berdasarkan hasil uji biokimia diketahui bakteri indigenous dari
marga Basil sp. merupakan bakteri gram positif yang tidak memiliki enzim katalase, tidak memiliki kemampuan
untuk menggunakan karbohidrat dan menghasilkan endospora dalam siklus hidupnya sedangkan bakteri asli dari
genus Clostridium sp. merupakan bakteri gram positif yang sebagian memiliki enzim katalase yang kesemuanya
memiliki kemampuan untuk menggunakan karbohidrat dan hanya sebagian yang menghasilkan endospora.

1. Perkenalan
Pomalaa adalah kecamatan penghasil nikel di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia. Pengelolaan
lahan pasca tambang nikel di Pomalaa adalah revegetasi, berbagai jenis tanaman ditanam pada lahan pasca
tambang, namun upaya revegetasi belum cukup untuk memulihkan kesuburan tanah. Hasil analisis unsur hara
tanaman pada lahan revegetasi menunjukkan adanya defisiensi K, Ca, Fe, Cu, Mn [1]. Hasil analisis logam berat
diketahui terjadi pada toksisitas nikel (Ni) dan Kromium (Cr) [1]. Batas toksisitas tanaman untuk nikel adalah 100
ppm, dan kromium adalah 20 ppm [2]. Batasan kandungan logam nikel dalam tanah, air, dan tubuh manusia
adalah 4-80 ppm [3]. Nikel dan kromium termasuk dalam logam berat yang ketersediaannya pada konsentrasi
tanah yang tinggi dapat bersifat toksik sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah dan menghambat
pertumbuhan tanaman. Konsentrasi logam berat yang tinggi akan menghambat pertumbuhan, mengubah
morfologi, dan mengganggu metabolisme organisme secara invitro [4].
Bakteri pribumi adalah bakteri yang diisolasi dari habitatnya kemudian dibudidayakan secara in vitro. Salah satu upaya untuk mengurangi
keracunan logam berat dan meningkatkan kesuburan tanah pada lahan pasca tambang adalah dengan memanfaatkan bakteri asli yang ada di
dalam tambang. Bakteri di habitat situs yang terkontaminasi logam berat mengembangkan beberapa mekanisme toleransi terhadap logam berat,
sebagian besar mekanisme toleransi mikroba terhadap logam adalah

Konten dari karya ini dapat digunakan di bawah persyaratan Lisensi Creative Commons Attribution 3.0 . Distribusi lebih lanjut dari
karya ini harus mempertahankan atribusi ke penulis dan judul karya, kutipan jurnal dan DOI.
Diterbitkan di bawah lisensi oleh IOP Publishing Ltd 1
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020

oleh pembuangan logam di luar sel [5]. Bakteri yang diisolasi dari lingkungan yang terkontaminasi logam berat
memiliki ketahanan terhadap logam berat di sekitarnya [6]. Penggunaan bakteri untuk mendegradasi tanah yang
tercemar telah banyak dipelajari. Flavobacterium, Pseudomonas, dan Azoarcus sp. melakukan bioremediasi total
minyak bumi hidrokarbon [7]. Basil sp. mampu mendegradasi tanah yang terkontaminasi toluena [8].
Basil bakteri memiliki kemampuan yang baik untuk mendegradasi logam berat seperti Fe, Zn, Ni, Cu, dan Pb [9].
Uji biokimia dan identifikasi dilakukan untuk mengkarakterisasi kultur murni hasil isolasi melalui sifat
morfologi dan fisiologisnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara biokimia enam isolat bakteri
indigenous yang telah diuji sebelumnya memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang
Nah di media tambahkan NiCl 10 ppm 2, yaitu isolat R, Q, TLB1, TLB2, II, III dan empat indigenous
isolat bakteri mampu tumbuh dan berkembang dengan baik pada media yang ditambahkan 10 ppm
CrCl 2, yaitu isolat G, TLB3, TLB4, dan TTC. Isolat bakteri yang diuji adalah koleksi Bioteknologi
Pusat Penelitian dan Pengembangan, Universitas Hasanuddin, Makassar.
Hasil uji biokimia dapat menjadi rekomendasi dalam penelitian selanjutnya untuk mendapatkan bakteri potensial
sebagai agen hayati yang dapat digunakan untuk menurunkan toksisitas logam pada lahan pasca tambang dan
meningkatkan kesuburan tanah. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan khususnya
dalam bidang bioteknologi lingkungan, dimana pemanfaatan bakteri indigenous dapat menjadi salah satu pilihan
teknologi yang dapat memulihkan kondisi tanah yang tercemar melalui proses biologi yang secara ekonomis dan
fungsional mampu bersaing secara fungsional. teknologi remediasi lainnya.

2. Metode
Penelitian ini diawali dengan analisis sampel tanah tempat isolasi bakteri indigenous. Selanjutnya penelitian
dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama adalah uji gram (3% KOH), dan a
uji karakteristik biokimia. Uji karakteristik biokimia meliputi katalase (3% H. 2 HAI 2),
Uji Oksidasi-Fermentasi (OF), dan uji endospora. Tahap kedua adalah morfologis
observasi dan identifikasi.

2.1. Analisis tanah di lokasi pengambilan sampel


Analisis sampel tanah dilakukan untuk mendapatkan data terkini tentang kadar nikel dan kromium di lahan pasca
tambang tempat diisolasi bakteri indigenous. Pengambilan sampel dilakukan pada kedalaman 0-30
cm, 30-60 cm dan 60-90 cm di sebelas lokasi penambangan yaitu lokasi G, R, S, Q, TLB, TTC, TLE,
Virgin, I, II, III. Sampel tanah kemudian komposit. Selanjutnya sampel tanah dianalisis di
Laboratorium Kimia Terpadu Institut Pertanian Bogor. Analisis sampel tanah menggunakan
metode United States Environment Protection Agency (USEPA): 7000B (1996).

2.2. Tes Gram (KOH 3%)


Metode uji Gram dengan 3% KOH [10]. Uji gram dilakukan dengan mengambil satu isolat bakteri kemudian
mencampurkan dengan dua tetes larutan KOH 3% di atas gelas objek, diaduk secara melingkar selama 510 detik
dengan satu jarum, diamati pembentukan lendir. Jika terbentuk lendir di atas kaca, benda tersebut menandakan
isolat tersebut merupakan bakteri gram negatif, jika tidak berlendir menandakan adanya bakteri grampositif.

2.3. Uji katalase (H. 2 HAI 2 3%)


Metode uji katalase dengan (3% H. 2 HAI 2) [ 11]. H 2 HAI 2 uji dilakukan dengan pemipaan 100µ dari 30% H. 2 HAI 2
Di dalam gelas objek, diambil satu isolat bakteri kemudian dioleskan pada kaca objek tersebut, amati
pembentukan gelembung. Jika ada gelembung yang menandakan bakteri katalase positif jika tidak ada
gelembung, termasuk bakteri katalase negatif [12].

2.4. Oksidasi - Uji fermentasi (OF)


Uji oksidasi-fermentasi dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam melakukan metabolisme.
Uji Oksidasi-Fermentasi (OF) menggunakan media Hugh Leifson [13]. Media Hugh Leifson yang dibuat
kedalam tabung reaksi sebanyak 9 ml, media kemudian diautoklaf, didinginkan, glukosa steril 10%

2
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020

telah ditambahkan. Diperoleh satu isolat bakteri kemudian diinokulasi ke dalam media, satu isolat bakteri
diinokulasi pada dua tabung; bakteri fermentatif akan menghasilkan reaksi asam pada tabung yang tertutup atau
tidak ada. Sedangkan bakteri oksidatif hanya akan menghasilkan reaksi asam pada tabung yang tidak tertutup
dan sedikit pembentukan asam pada tabung tertutup. Media diinkubasi selama dua hari kemudian diamati
perubahan warnanya. Asam yang dihasilkan dari fermentasi akan menurunkan pH media sehingga
bromothymol biru Indikator menjadi kuning [14].

2.5. Tes endospora


Uji endospora dilakukan dengan pewarnaan. Uji endospora dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri
dalam menghasilkan endospora. Sediaan tetap ditempatkan di atas penangas air kemudian ditutup dengan
kertas saring. Malachit hijau e tetes dijatuhkan dan dibiarkan selama 5 menit. Sediaan tersebut kemudian dicuci
dengan air mengalir. Kemudian warnai ulang dengan safranin lalu biarkan selama 60 detik. Sediaan dicuci lalu
diamati di bawah mikroskop. Tes positif jika endospora berwarna hijau sedangkan sel vegetatif berwarna merah
[15].

2.6. . Identifikasi
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui genus isolat bakteri indigenous yang diuji.
Identifikasi dilakukan melalui pengamatan karakterisasi morfologi bakteri yang meliputi
pigmentasi, bentuk koloni, batas koloni, dan elevasi.

3. Hasil dan Diskusi

3.1. Analisis tanah di lokasi pengambilan sampel


Analisis tanah dilakukan dengan menggunakan metode USEPA: 7000B (1996). Analisis sampel tanah pada
sebelas lokasi pengambilan sampel menunjukkan kadar nikel tertinggi mencapai 11103,74 mg / kg pada
sampel III dan kadar krom tertinggi mencapai 4030,17 mg / kg pada sampel S.Berdasarkan hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan bahwa nikel dan kadar krom di lahan pasca tambang nikel di Pomalaa jauh di
atas ambang batas. Nikel dan kromium merupakan logam berat yang kelarutannya di dalam tanah dapat
menjadi racun bagi tanaman dan lingkungan. Hasil analisis sampel tanah dari lahan pasca tambang nikel di
Pomalaa disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis tanah dari lahan pasca tambang nikel di Pomalaa

Sampel No. Laboratorium Hasil** Satuan metode


Nickle, Ni Chromium, Kr
G BM / VII / 17/1638 10783,85 2068.54 mg / Kg USEPA: 7000B (1996)
R BM / VII / 17/1636 2844,59 2419.46 mg / Kg USEPA: 7000B (1996)
S BM / VII / 17/1637 5334.88 3630.11 mg / Kg USEPA: 7000B (1996)
Q BM / VII / 17/1640 5497.92 2763.27 mg / Kg USEPA: 7000B (1996)
TLB BM / VII / 17/1641 6186.43 3654.93 mg / Kg USEPA: 7000B (1996)
TTC BM / VII / 17/1642 9130.32 2460.36 mg / Kg USEPA: 7000B (1996)
TLE BM / VII / 17/1643 9606.37 3693.67 mg / Kg USEPA: 7000B (1996)
perawan BM / VII / 17/1644 8986.82 4030.17 mg / Kg USEPA: 7000B (1996)
saya BM / VII / 17/1645 5613.10 3164.37 mg / Kg USEPA: 7000B (1996)
II BM / VII / 17/1646 6402.34 2143.66 mg / Kg USEPA: 7000B (1996)
AKU AKU AKU BM / VII / 17/1647 11103.74 3171.10 mg / Kg USEPA: 7000B (1996)
*) Di luar ruang lingkup akreditasi
* *) Dasar Kering

3
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020

3.2. Uji Gram (KOH 3%) dan uji katalase (H. 2 HAI 2 3%)
Tes Gram digunakan untuk membedakan bakteri gram positif dan gram negatif. Sepuluh penduduk asli
isolat bakteri yang diuji kesemuanya merupakan bakteri gram positif (+) yang ditandai dengan
tidak adanya lendir yang terbentuk pada objek pengamatan. Tes katalase menggunakan 3%
hidrogen peroksida (H. 2 HAI 2) dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya enzim katalase pada bakteri. Katalase
adalah enzim yang diproduksi oleh organisme hidup, termasuk bakteri untuk mengkatalisis H. 2 HAI 2
menjadi H 2 O dan O 2. Hidrogen peroksida terbentuk selama metabolisme aerobik, sehingga mikroorganisme yang
tumbuh di lingkungan aerobik dapat mengeluarkan zat beracun tersebut. Uji katalitik menggunakan 3% H. 2 HAI 2
karena H. 2 HAI 2 merupakan salah satu komponen yang dihasilkan oleh bakteri selama proses respirasi aerobik. Hasil uji
gram dan uji katalase pada sepuluh isolat bakteri indigenus memiliki hasil yang bervariasi. Tes Gram dan
Uji katalase pada sepuluh isolat bakterial disajikan pada Tabel 2.

Meja 2. Uji Gram dan uji katalase pada sepuluh isolat bakteri indigenous
Isolat Tes Gram (KOH 3%) Uji katalase (H. 2 HAI 2 3%)

Pengamatan Hasil Pengamatan Hasil

R lendir tidak terbentuk + ada gelembung +

Q lendir tidak terbentuk + tidak ada gelembung -

TLB1 lendir tidak terbentuk + tidak ada gelembung -

TLB2 lendir tidak terbentuk + tidak ada gelembung -

II lendir tidak terbentuk + ada gelembung +

AKU AKU AKU lendir tidak terbentuk + ada gelembung +

G lendir tidak terbentuk + tidak ada gelembung -

TLB3 lendir tidak terbentuk + tidak ada gelembung -

TLB4 lendir tidak terbentuk + ada gelembung +

TTC lendir tidak terbentuk + ada gelembung +

3.3. Oksidasi - Uji Fermentasi (OF) dan uji endospora


Oksidasi-Fermentasi (OF) adalah dua proses penting dalam metabolisme mikroorganisme. Uji OF dilakukan
untuk mengetahui tingkat kemampuan mikroorganisme dalam menggunakan karbohidrat sedangkan
endospora dilakukan untuk membedakan spora bakteri dari sel vegetatif. Clostridium, Desulfomaculatum, dan
Basil adalah bakteri yang menghasilkan endospora dalam siklus hidupnya. Endospora merupakan bentuk
sel vegetatif yang dorman, sehingga metabolismenya tidak aktif dan mampu menahan tekanan lingkungan
seperti panas, kekeringan, dingin, radiasi dan polutan. Hasil uji OF dan uji endospora pada sepuluh isolat
bakteri indigenous menunjukkan hasil yang beragam. Uji OF dan endospora pada sepuluh isolat bakteri asli
disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Uji Oksidasi - Fermentasi (OF) dan uji endospora pada sepuluh isolat bakteri indigenous
Isolat DARI tes Tes endospora

4
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020

Hasil Hasil

Oksidasi Fermentasi

R + + -

Q + + +

TLB1 - - +

TLB2 + + +

II + + -

AKU AKU AKU + + +

G + + +

TLB3 + + +

TLB4 + + +

TTC + + -

3.4. Identifikasi
Identifikasi dilakukan untuk mengetahui genus isolat bakteri indigenous yang diuji.
Berdasarkan hasil identifikasi sepuluh isolat bakteri indigenous yang diujikan diperoleh dua
genera bakteri yaitu Basil sp. dan Clostridium sp. Hasil identifikasi kesepuluh isolat bakteri
indigenous disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Identifikasi Pigmentasi sepuluh isolat bakteri


Isolat indigenous Bentuk koloni Margin koloni Ketinggian Identifikasi

R kuning kecoklatan tidak teratur bergelombang dibesarkan Clostridium sp

Q berawan putih tidak teratur bergelombang dibesarkan Clostridium sp

TLB1 putih tidak teratur bergelombang dibesarkan Basil sp

TLB2 putih kecoklatan tidak teratur bergelombang dibesarkan Clostridium sp

II berawan putih tidak teratur bergelombang dibesarkan Clostridium sp

AKU AKU AKU putih rizoid berserabut dibesarkan Clostridium sp

G putih kecoklatan tidak teratur bergelombang dibesarkan Clostridium sp

TLB3 berawan putih tidak teratur seluruh dibesarkan Clostridium sp

TLB4 berawan putih tidak teratur bergelombang dibesarkan Clostridium sp

5
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020

TTC putih tidak teratur seluruh dibesarkan Clostridium sp

Sepuluh isolat bakteri terpilih teridentifikasi, sembilan isolat bakteri teridentifikasi sebagai Clostridium
sp. dan satu isolat bakteri sebagai Basil sp. Mikroba yang toleran terhadap lingkungan yang tercemar
logam berat berpotensi menjadi agen biologis penimbunan logam berat. Bakteri ini dapat digunakan untuk
mengatasi pencemaran lingkungan akibat logam berat. Bakteri, kapang, alga, dan ragi dapat
mengakumulasi logam berat Au, Ag, Cu, Cd, Fe, Zn dan Ni [16]. Bakteri pengikat Pseudomonas,
Thiobacillus, Bacillus, dan N2 dilaporkan dapat mengakumulasi logam berat [17]. Selain itu, bakteri adalah
mikroorganisme tanah yang berperan penting dalam proses reformasi bahan organik dan pengadaan
mineral untuk proses pertumbuhan tanaman tingkat tinggi [18]. Bakteri di tanah juga berperan sebagai
penghasil zat aditif. Mikroba tanah mampu menghasilkan zat aditif seperti antibiotik, biopestisida, racun
mikroba, zat pengatur tumbuh (ZPT), dan enzim [19].
Bacillus adalah sekelompok bakteri yang dapat bertindak sebagai pelarut fosfat di dalam tanah. Clostridium adalah
kelompok bakteri yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bakteri
indigenous dari genus tersebut Basil sp. merupakan bakteri gram positif (+) yang tidak memiliki enzim katalase, tidak
memiliki kemampuan untuk menggunakan karbohidrat dan menghasilkan endospora dalam siklus hidupnya sedangkan
bakteri indigenous dari genus Clostridium sp. adalah bakteri gram positif (+) yang sebagian memiliki enzim katalase yang
kesemuanya memiliki kemampuan untuk menggunakan karbohidrat dan hanya sebagian yang menghasilkan
endospora. Ini Basil sp. dan Clostridium sp. akan diuji lebih lanjut kemampuannya dalam mereduksi logam nikel dan
kromium dengan metode analisis spektrofotometri dan kemampuannya menghasilkan hormon auksin dan giberelin,
pelarutan fosfat, dan fiksasi nitrogen. Studi lapangan dan pembuatan formulasi bioremediator merupakan rencana
keberlanjutan penelitian agar bakteri indigenous ini dapat digunakan sebagai agen hayati untuk mengurangi toksisitas
logam pada lahan pasca tambang dan meningkatkan kesuburan tanah.

4. Kesimpulan
Hasil penelitian ini didapatkan dua jenis bakteri indigenous dari genus tersebut Basil sp. dan
Clostridium sp., yang memiliki karakterisasi uji biokimia yang bervariasi. Bakteri ini berpotensi untuk diuji lebih lanjut
sehingga bakteri asli ini dapat digunakan sebagai agen hayati untuk mengurangi keracunan logam pada lahan pasca
tambang dan meningkatkan kesuburan tanah.

5. Referensi
[1] Widiatmaka, Suwarno, Kusmaryanti, N. 2010. ciri Pedologi dan Pengelolaan
Revegetasi Lahan Bekas Tambang Nickel; Studi Kasus Lahan Bekas Tambang Nikel Pomalaa,
Sulawesi Tenggara. Jurnal Tanah Link. 12 ( 2) Oktober: 1-10
[2] Charman, PEV & Murphy, BW 1991. Tanah, Properti, dan Manajemennya. A Soil
Buku Pegangan Konservasi untuk New South Wales. University Press, Sidney
[3] Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS. 2005. Profil Toksikologi Nikel, Dinas
Kesehatan, Badan Bahan Beracun dan Registri Penyakit. Atlanta. Tersedia di
www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp15.pdf
[4] Blaudez, D., Botton, B. & Chalot, M. 2000. Pengaruh logam berat pada serapan nitrogen oleh
bibit birch mikoriza. FEMS Microbiol. Ecol. 33: 61-67
[5] Spanyol, A. 2003. Implikasi toleransi logam berat mikroba di lingkungan. Tinjau di
Penelitian Sarjana. 2: 1-6
[6] Chojnacka, K. 2010. Biosorpsi dan Bioakumulasi, prospek aplikasi parsial.
Lingkungan Internasional. 36: 299-307
[7] Kitts, LC & Kaplan, WC 2004. Suksesi Bakteri dalam Pengolahan Tanah Minyak. Appl.
Mengepung. Microb. 70 ( 3): 1777-1786
[8] Komar, MS & Irianto. 2000. Pengaruh Penambahan Kultur Bacillus UK 41 dan UK 44
Terhadap Biodegradasi Fenol pada Proses Bioremediasi Tanah Tercemar Minyak Bumi.

6
IC21ADRI-USN 2018 Penerbitan IOP
IOP Conf. Seri: Ilmu Bumi dan Lingkungan 382 ( 2019) 012020 doi: 10.1088 / 1755-1315 / 382/1/012020

Jurnal Sains dan Matematika. 8 ( 1): 1-5. ITB. Bandung


[9] Rahayu, SP, Sumingkrat, Siti, NT, Siti, A., Trinity, A., Rofienda & Deni. 2006. Penelitian
Bioremediation (Ex-situ) Tanah Terkontaminasi Limbah B3 yang mengandung Logam Berat. Buletin
Penelitian. 28 ( 1): 8- 17
[10] Abegaz, K. 2007. Isolasi, karakterisasi, dan identifikasi bakteri asam laktat yang terlibat
dalam fermentasi tradisional minuman sereal perbatasan Ethiopia. Jurnal Bioteknologi
Afrika. 6 ( 12): 1469-1478
[11] Jay, JM 1992. Mikrobiologi Pangan Modern. Edisi ke-4. New York: Chapman dan Hall [12]
Hadioetomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT. Gramedia. Jakarta [13] MacFaddin, JF
1985. Media Isolasi Budidaya-Identifikasi Pemeliharaan Medis
Bakteri. Williams & Wilkins, Baltimore [14] Winn, WC & Koneman, EW 2006. Atlas Warna
dan Buku Teks Diagnostik Koneman
Mikrobiologi. Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia, Amerika Serikat
[15] Harley, JP 2005. Latihan Laboratorium dalam Mikrobiologi. Edisi Keenam. New York: Itu
McGraw-Hill Companies, Inc.
[16] Gadd, GM & White, C. 1993. Perlakuan mikroba bioteknologi kerja pencemaran logam.
Tren Bioteknologi. 3 ( 2): 353-359
[17] Mullen, MD, Wolf, DC, Ferris, FG, Beveridge, J., Fleming, CA & Bailey, GW 1989.
Penyerapan bakteri dari logam berat. April. Mengepung. Mikroba. 55: 3143- 3149
[18] Abercrombie, M., Hickman, M., Jhonson, ML & Thain, M. 1993. Kamus lengkap Biologi.
Penerjemah: T. Siti Sutarmi dan Nawangsari Sugiri. Jakarta. Erlangga
[19] Hanafiah, AK 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Grafindo Persada. Jakarta. Rajawali Press

Anda mungkin juga menyukai