I. KONSEP DASAR
A. Defenisi
obstruksi jalan nafas dan akan menyebabkan retraksi dinding dada pada saat
Infeksi saluran nafas adalah penurunan kemampuan pertahanan alami jalan nafas
ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran pernafasan akut, istilah ini
diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris Acute Respiratory Infections (ARI).
Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernafasan dan akut,
Saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ
adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. ISPA secara
Dengan batasan ini, jaringan paru termasuk dalam saluran pernafasan (respiratory
tract)
Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang
dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
B. Klasifikasi
Merupakan infeksi akut yang menyerang daerah di bawah faring sampai dengan
alveolus paru-paru.
Tanda dan gejala menurut tingkat keparahannya, ISPA dapat dibagi menjadi tiga
1. ISPA Ringan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA ringan jika ditemukan gejala sebagai
berikut:
a. Batuk.
b. Serak, yaitu bersuara parau pada waktu mengeluarkan suara (misalnya pada
d. Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak diraba dengan
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA sedang jika di jumpai gejala ISPA
Seorang anak dinyatakan menderita ISPA berat jika ada gejala ISPA ringan atau
b. Lubang hidung kembang kempis (dengan cukup lebar) pada waktu bernapas
C. Etiologi
1. Virus Utama :
ISPA atas : Rino virus ,Corona Virus,Adeno virus,Entero Virus
aureus
3. Pada neonatus dan bayi muda : Chlamidia trachomatis, pada anak usia sekolah :
Mycoplasma pneumonia.
Faktor-faktor resiko yang berperan dalam kejadian ISPA pada anak adalah
sebagai berikut:
a. Usia
Kebanyakan infeksi saluran pernafasan yang sering mengenai anak usia dibawah
bahwa anak pada usia muda akan lebih sering menderita ISPA daripada usia yang
b. Jenis kelamin
Indonesia masalah ini tidak terlalu diperhatikan, namun banyak penelitian yang
tertentu.
Angka kesakitan ISPA sering terjadi pada usia kurang dari 2 tahun, dimana angka
kesakitan ISPA anak perempuan lebih tinggi daripada laki-laki di negara Denmark
c. Status gizi
Interaksi antara infeksi dan Kekurangan Kalori Protein (KKP) telah lama dikenal,
predisposisi yang lainnya (Tupasi, 1985). Pada KKP, ketahanan tubuh menurun
terganggu dan akan terjadi infeksi, sedangkan salah satu determinan utama dalam
d. Status imunisasi
Tupasi (1985) mendapatkan bahwa ketidakpatuhan imunisasi berhubungan
dengan peningkatan penderita ISPA walaupun tidak bermakna. Hal ini sesuai
dengan penelitian lain yang mendapatkan bahwa imunisasi yang lengkap dapat
memberikan peranan yang cukup berarti dalam mencegah kejadian ISPA (Koch et
al, 2003).
daya tahan tubuh dan kesehatan terutama pada penglihatan, reproduksi, sekresi
ASI adalah makanan yang paling baik untuk bayi terutama pada bulan-bulan
pertama kehidupannya. ASI bukan hanya merupakan sumber nutrisi bagi bayi
tetapi juga sebagai sumber zat antimikroorganisme yang kuat, karena adanya
ASI dapat memberikan imunisasi pasif melalui penyampaian antibodi dan sel-sel
1994).
2. Faktor lingkungan
a. Rumah
masyarakat diduga merupakan faktor risiko untuk ISPA. Penelitian oleh Koch et
c. Status sosioekonomi
status keseluruhan tidak ada hubungan antara status ekonomi dengan insiden
ISPA, akan tetapi didapatkan korelasi yang bermakna antara kejadian ISPA berat
d. Kebiasaan merokok
terkena ISPA 2 kali lipat dibandingkan dengan anak dari keluarga yang tidak
merokok. Selain itu dari penelitian lain didapat bahwa episode ISPA meningkat 2
e. Polusi udara
lain adalah rendahnya kualitas udara didalam rumah ataupun diluar rumah baik
secara biologis, fisik maupun kimia. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
pencemaran udara tinggi dengan siswa yang tinggal di wilayah pencemaran udara
kejadian baru atau insiden penyakit atau gangguan saluran pernafasan pada siswa
menderita gangguan saluran pemafasan. Hal ini menunjukkan bahwa polusi udara
yang kurang sempurna dan asap tungku di dalam rumah seperti yang terjadi di
D. Patofisiologi
yang terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas mendorong virus ke
arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus oleh laring. Jika refleks
tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa saluran
Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk kering
dinding saluran nafas, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi
(Kending and Chernick, 1983). Sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang
banyak dan dapat menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak nafas dan juga
menyebabkan batuk yang produktif. Invasi bakteri ini dipermudah dengan adanya
menyebutkan bahwa dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran
nafas dapat menimbulkan gangguan gizi akut pada bayi dan anak (Tyrell, 1980).
Virus yang menyerang saluran nafas atas dapat menyebar ke tempat-tempat yang
lain dalam tubuh, sehingga dapat menyebabkan kejang, demam, dan juga bisa
imunologis saluran nafas terutama dalam hal bahwa sistem imun di saluran nafas
yang sebagian besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem imun sistemik
pada umumnya. Sistem imun saluran nafas yang terdiri dari folikel dan jaringan
limfoid yang tersebar, merupakan ciri khas system imun mukosa. Ciri khas
berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada saluran nafas atas
sedangkan IgG pada saluran nafas bawah. Diketahui pula bahwa sekretori IgA
(Siregar, 1994).
Dari uraian di atas, perjalanan klinis penyakit ISPA ini dapat dibagi menjadi
reaksi apa-apa.
2. Tahap inkubasi, virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya memang sudah
rendah.
3. Tahap dini penyakit, dimulai dari munculnya gejala penyakit. Timbul gejala
4. Tahap lanjut penyakit, dibagi menjadi empat, yaitu dapat sembuh sempurna,
pneumonia.
E. Manifestasi Klinik
obstruksi hidung dengan sekret yang encer sampai dengan membuntu saluran
pernafasan, bayi menjadi gelisah dan susah atau bahkan sama sekali tidak mau
biasanya terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri
kepala, kaku dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan
brudzinski.
3. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan
4. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi
lymphadenitis mesenteric.
7. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih
mungkin tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran
pernafasan.
9. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya
F. Pemeriksaan Diagnostik
Fokus utama pada pengkajian pernafasan ini adalah pola, kedalaman, usaha serta
2. Kedalaman, nafas normal, dangkal atau terlalu dalam yang biasanya dapat kita
bersin.
peningkatan suhu tubuh, adanya batuk, suara nafas wheezing. Bisa juga didapati
adanya cyanosis, nyeri pada rongga dada dan peningkatan produksi dari sputum
1. pemeriksaan kultur/ biakan kuman (swab); hasil yang didapatkan adalah biakan
2. Pemeriksaan hitung darah (deferential count); laju endap darah meningkat disertai
thrombositopenia, dan
G. Diagnosis Banding
Penyakit infeksi saluran pernafasan ini mempunyai beberapa diagnosis banding
darah dan test Paul-bunnell. Pada infeksi yang disebabkan oleh streptokokus
manifestasi lain yang muncul adalah nyeri abdomen akut yang sering disertai
dengan muntah.
H. Pencegahan ISPA
a. Bayi harus disusui sampai usia dua tahun karena ASI adalah makanan yang
c. Pada bayi dan anak, makanan harus mengandung gizi cukup yaitu mengandung
cukup protein (zat putih telur), karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
d. Makanan yang bergizi tidak berarti makanan yang mahal. Protein misalnya dapat
di peroleh dari tempe dan tahu, karbohidrat dari nasi atau jagung, lemak dari
kelapa atau minyak sedangkan vitamin dan mineral dari sayuran,dan buah-buahan.
e. Bayi dan balita hendaknya secara teratur ditimbang untuk mengetahui apakah
beratnya sesuai dengan umurnya dan perlu diperiksa apakah ada penyakit yang
imunisasi yaitu DPT (Depkes RI, 2002). Imunisasi DPT salah satunya
dimaksudkan untuk mencegah penyakit Pertusis yang salah satu gejalanya adalah
Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan modal utama bagi pencegahan
penyakit ISPA, sebaliknya perilaku yang tidak mencerminkan hidup sehat akan
memperhatikan rumah sehat, desa sehat dan lingkungan sehat (Suyudi, 2002).
4. Pengobatan Segera
Apabila anak sudah positif terserang ISPA, sebaiknya orang tua tidak memberikan
makanan yang dapat merangsang rasa sakit pada tenggorokan, misalnya minuman
dingin, makanan yang mengandung vetsin atau rasa gurih, bahan pewarna,
pengawet dan makanan yang terlalu manis. Anak yang terserang ISPA, harus
1. ISPA Berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik melalui jalur infus , di
2. ISPA ringan : diberi obat antibiotik melaui mulut. Pilihan obatnya Kotrimoksasol,
jika terjadi alergi / tidak cocok dapat diberikan Amoksilin, Penisilin, Ampisilin
untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak
mengandung zat yang merugikan. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu
Perawatan Dirumah
Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang
menderita ISPA.
1. Mengatasi panas (demam)
Untuk anak usia 2 bulan samapai 5 tahun demam diatasi dengan memberikan
parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus
segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara
2. Mengatasi batuk
Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk
nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½ sendok teh , diberikan
3. Pemberian makanan
lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang
4. Pemberian minuman
Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari
5. Lain-lainnya
Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat,
lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung , yang berguna
Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan
tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka
3. Immunisasi
K. Komplikasi
1. Meningitis
2. OMA
3. Mastoiditis
4. Kematian
L. Prognosis
Jika penanganannya tepat dan cepat maka prognosis baik. Namun, jika
penanganan lambat dan tidak tepat maka akan terjadi komplikasi yang
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas/istirahat
Gejala :
Kelemahan, kelelelahan
Insomnia
Tanda ;
Letargi
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
Gejala :
Banyakya stressor, masalah finansial
4. Makanan/Cairan
Gejala :
Kehilangan nafsu makan,mual/muntah
Tanda :
]Distensi abdomen
Penampilan kakeksia(malnutrisi)
5. Neurosensori
6. Nyeri/kenyamanan
Gejala :
sakit kepala
7. Pernafasan
Gejala :
Riwayat adanya/ISK kronis, PPOM, merokok sigaret.
Tanda :
Adanya sputum atau sekret
bronkhial
Warna :pucat atau sianosis bibir/kuku
8. Keamanan
Gejala :
Demam (mis :38,5-39,76oC)
Tanda :
Berkeringat
Menggigil berulang, gementar, kemerahan mungkin ada pada kasus rubeola atau
varisela
9. Penyuluhan/Pembelajaran
Tanda :
Bantuan dengan perawatan diri: tugas pemeliharaan rumah
B. Diagnosa Keperawatan
4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan penyakit yang dialami oleh anak,
cairan
inadekuat
9. Kurang pengetahuan orang tua tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang
informasi
Kriteria: Usaha nafas kembali normal dan meningkatnya suplai oksigen ke paru-paru.
Intervensi:
a. Observasi tanda vital, adanya cyanosis, serta pola, kedalaman dalam pernafasan
Rasional : Semi fowler dapat meningkatkan ekspansi paru dan memperbaiki ventilasi
e. Kolaborasi
Pemberian oksigen
Kriteria Hasil : Jalan nafas yang bersih dan patent, meningkatnya pengeluaran sekret, suara
napas bersih
Intervensi:
position).
f. Kolaborasi
Pemberian ekspectorant
Kriteria Hasil :Nyeri terkontrol ditandai dengan klien melaporkan nyeri menghilang, ekspresi
Intervensi :
a. Kaji nyeri yang dirasakan klien , perhatikan respon verbal dan nonverbal
d. Kolaborasi
Pemberian antibiotik
Rasional : Memudahkan pengeluaran sekret sehingga mengurang rasa sakit saat batuk
4. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan penyakit yang dialami oleh anak,
Kriteria Hasil :Orang tua mengajukan pertanyaan yang tepat, mendiskusikan kondisi dan
perawatan anak dengan tenang, terlibat secara positif dalam perawatan anak
Intervensi:
Rasional: Mengetahui masalah dan perasaan yang dirasakan oleh keluarga. Dapat
mengurangi kecemasan
d. Anjurkan kepada keluarga agar terlibat secara langsung dan aktif dalam
perawatan anaknya.
Rasional: Dapat mengurangi rasa cemas karena dapat memantau langsung perkembangan
anaknya
e. Jelaskan terapi yang diberikan dan respon anak terhadap terapi yang diberikan.
Intervensi :
Rasional: Pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan perkembangan perawatan
selanjutnya.
c. Berikan dan anjurkan keluarga untuk memberikan kompres dengan air pada daerah dahi
dan ketiak
sesuai indikasi
e. Anjurkan keluarga untuk menghindari pakaian yang tebal dan menyerap keringat
Rasional: Proses hilangnya panas akan terhalangi untuk pakaian yang tebal dan tidak akan
menyerap keringat.
cairan
Kriteria Hasil :Volume cairan tetap seimbang ditandai dengan turgor kulit baik, membrane
Intervensi :
b. Observasi TTV
d. Jelaskan kepada orang tua pentingnya cairan yang adekuat bagi tubuh
keperawatan
Kriteria Hasil :Pola tidur membaik ditandai dengan orang tua melaporkan anaknya sudah dapat
Intervensi :
d. Kolaborasi
Pemberian obat sedatif
inadekuat
Kriteria Hasil : Nutrisi adekuat ditandai dengan nafsu makan klien meningkat, porsi makan
yang diberikan nampak dihabiska, tidak terjadi penurunan berat badan 15-20%
Intervensi :
kesembuhan
tindakan
9. Kurang pengetahuan orang tua tentang proses penyakit berhubungan dengan kurang
informasi
Tujuan : Pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya meningkat setelah
Kriteria Hasil :Pengetahuan orang tua klien meningkat ditandai dengan orang tua mengerti
tentang penyakit anaknya, nampak tidak sering bertanya, terlibat aktif dalam
proses perawatan
Intervensi :
a. Kaji tingkat pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya
b. Jelaskan pada keluarga klien tentang Pengertian, penyebab, tanda dan gejala,
c. Bantu orang tua klien untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan dirumah
dimengertinya
Rasional: Menghindari melewatkan hal yang tidak dijelaskan dan belum dimengerti oleh keluarga
E. Evaluasi
1. Pola nafas kembali efektif ditandai dengan usaha nafas kembali normal dan
2. Bebasnya jalan nafas dari hambatan sekret ditandai dengan jalan nafas yang
kondisi dan perawatan anak dengan tenang, terlibat secara positif dalam
perawatan anak
5. Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh ditandai dengan suhu tubuh dalam batan norma,
6. Volume cairan tetap seimbang ditandai dengan turgor kulit baik, membrane mukosa
7. Pola tidur membaik ditandai dengan orang tua melaporkan anaknya sudah dapat tidur,
8. Nutrisi adekuat ditandai dengan nafsu makan klien meningkat, porsi makan yang
9. Pengetahuan orang tua klien meningkat ditandai dengan orang tua mengerti tentang
penyakit anaknya, nampak tidak sering bertanya, terlibat aktif dalam proses perawatan
DAFTAR PUSTAKA
Catzel, Pincus & Ian robets. (1990). Kapita Seleta Pediatri Edisi II. alih bahasa oleh Dr.
Whalley & wong. (1991). Nursing Care of Infant and Children Volume II book 1.
DepKes RI. Direktorat Jenderal PPM & PLP. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi
Diposkan oleh Adriana di 20.53
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda
Pengikut
Arsip Blog
► 2012 (10)
▼ 2011 (20)
o ▼ Desember (20)
PROPOSAL TAK STIMULASI SENSORI : MENDENGAR MUSIK
SATUAN ACARA PENYULUHAN KESEHATAN GIGI DAN
MULUT
LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP DASAR 1. Defenisi ...
PATOFISIOLOGI PENYIMPANGAN KDM OSTEOMIELITIS<!--
[i...
COMBUSTIO
ABSES HEPAR
ASKEP HEPATITIS
ASKEP TUBERCULOSIS
OSTEOMIELITIS
LAPORAN PENDAHULUAN ENDOFTALMITIS
MORBILI
MORBILI
LAPORAN PENDAHULUAN INFEKSI SALURAN KEMIH
LAPORAN PENDAHULUAN MALARIA
LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA
LAPORAN PENDAHULUAN ISPA
ASUHAN KEPERAWATAN DEMAM THYPOID
Harapan
Terjadi Lagi
Pelangi yang indah setelah hujan
Mengenai Saya
Adriana
hai teman-teman selamat datang di blog ku ini,,,,banyak kalimat-kalimat yang
coba saya tulis dan saya berharap setelah kalian membacanya ada hal positif
yang dapat kalian petik,,,,,
Lihat profil lengkapku
Template Kelembutan. Diberdayakan oleh Blogger.