Anda di halaman 1dari 4

KPK Tangkap 7 Kepala Daerah Sepanjang Januari-Oktober 2019

Soal : Mendeskripsikan rumusan kasus dan/ atau masalah pokok, aktor yang
terlibat dan persan setiap aktornya berdasarkan konteks deskripsi kasus

Jawaban :
Kasus penangkapan tujuh kepala daerah yang terjerat tindakan korupsi oleh
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sepanjang tahun 2019. ketujuh kepala daerah
yang terkena Operasi Tangkap Tangan(OTT) oleh KPK diantaranya Bupati Mesuji,
Bupati Kabupaten Talaud, Gubernur Kepulauan Riau, Bupati Kudus, Bupati
Kabupaten Muara Enim, Bupati Kabupaten Bengkayang,dan Bupati Lampung Utara.
KPK sendiri yang telah didirikan sejak tahun 2002 telah melakukan penangkapan
sebanyak 199 kepada oknum-oknum pelaku tindakan korupsi.
Berikut aktor yang terlibat dalam kasus korupsi adalah :
1. Khamami, Bupati Mesuji yang ditangkap pada 23 Januari 2019. Ditetapkan sebagai
tersangka kasus dugaan suap proyek pembangunan infrastruktur di Kabupaten
Mesuji tahun 2018
2. Sri Wahyumi, Bupati Kabupaten Talaud periode 2014-2019 ditetapkan sebagai
tersangka oleh KPK terkait kasus dugaan suap pengadaan barang dan jasa
revitalisasi pasar Kabupaten Talaud
3. Nurdin Basirun, Gubernur Kepulauan Riau periode 2016-2021 ditetapkan sebagai
tersangka tindak pidana korupsi menerima hadiah atau janji terkait ijin dan proses
pemanfaatan laut, proyel reklamasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
Kepulauan Riau tahun 2018-2019 dan gratifikasi berhubungan dengan jabatan
4. Tamzil, Bupati Kudus yang merupakan residivis kasus korupsi. Tamzil ditetapkan
sebagai tersangka kasus dugaan korupsi terkait jual beli jabatan di Kabupaten
Kudus. Dia sebelumnya pernah menjabat Bupati Kudus periode 2003-2008. Selama
masa pemerintahannya, dia pernah melakukan korupsi terkait dana bantuan sarana
dan prasarana pendidikan Kabupaten Kudus tahun anggaran 2004.
5. Ahmad Yani, Bupati Kabupaten Muara Enim yang diduga terkait dugaan suap
proyek Dinas PUPR Kabupaten Muara Enim
6. Suryadman Gidot, Bupati Kabupaten Bengkayang ditetapkan tersangka kasus
dugaan suap proyek pemerintah di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat
melalui Kepala Dinas PUPR di Kabupaten Bengkayang
7. Agung Ilmu Mangkunegaran, Bupati Lampung Utara yang ditetapkan sebagai
tersangka kasus dugaan suap terkait Proyek Dinas PUPR dan Dinas Perdagangan
Lampung Utara
8. Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) sendiri adalah lebaga yang bertindak
melakukan penangkapan kepada tujuh kepala daerah yang telah melakukan tindak
korupsi

Soal : Melakukan analisis terhadap :


A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor
yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus.
B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan
tentang kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks
deskripsi kasus

Jawaban :
A. Bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS, dan
Pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dan NKRI oleh setiap aktor
yang terlibat berdasarkan konteks deskripsi kasus.
Berdasarkan kasusu korupsi yang dilakukan oleh ketujuh kepala dapat diketahui
bahwa mereka tidak menjalankan perannya sebagai ASN dengan semestinya.
Sejatinya sebagai pegawai ASN, kita memiliki peran sebagai perencana, pelaksana
dan pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Pertama mereka tidak menerapkan wawasan kebangsaan dengan baik.
Seharusnya sebagai aparat negara mereka melaksanakan tugas, posisi dan perannya
masing-masing dengan memegang teguh Pancasila dan UUD 1945. Pelanggaran
terhadap nilai dasar yang kedua yaitu Akuntabilitas. Akuntabilitas merujuk pada
kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Amanah tersebut jelas bertentangan dengan apa yang telah
dilakukan oleh ketujuh kepala daerah tersebut.
Nilai ketiga yaitu etika publik. Etika publik yaitu refleksi tentang standar/norma
yang menentukan baik/buruk, benar/salah tindakan dan keputusan yang mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik.
Perilaku ketujuh kepala daerah tersebut telah melanggar kode etik dan kode perilaku
ASN yakni tidak melakukan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku karena telah melakukan tindak pidana korupsi seperti yang diatur oleh UU
Nomor 31 Tahun1999 .
Nilai yang keempat yaitu Komitmen mutu. Pegawai ASN berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. ASN
memiliki tugas yaitu memberikan pelayanan publik yang berkualitas dan profesional.
Namun yang dilakukan oleh ketujuh kepala daerah tersebut justru sebaliknya, sama
sekali tidak menampakkan adanya komitmen mutu yang sesuai dengan tupoksinya.
Selanjutnya Nilai dasar yang kelima yaitu anti korupsi. Tindakan yang dilakukan oleh
ketujuh kepala daerah tersebut jelas melanggar nilai dasar ASN anti korupsi.
Tindakan korupsi yang mereka lakukan adalah korupsi transaktif, korupsi ekstroaktif,
korupsi investik dan korupsi nepotistik.
Opeasi Tangkap Tangan(OTT) yang telah dilakukan oleh KPK menunjukkan
adanya kerjasama dan kolaborasi dengan pihak terkait seperti POLRI untuk
memberantas korupsi. Hal tersebut telah mencerminkan adanya pelayanan berbasis
Whole of Government (WOG).

B. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS dan pengetahuan tentang


kedudukan dan peran PNS dalam NKRI berdasarkan konteks deskripsi kasus
Dampak yang terjadi akibat tidak diterapkannya nilai-nilai dasar PNS seperti
yang telah dilakukan oleh ketujuh kepala daerah yang terkena kasus korupsi tentunya
akan berimbas pada rakyat. Rakyat tidak akan lagi percaya dengan pemimpinnya.
Merugikan negara, menghambat pembangunan, penyalahgunaan wewenang dan
kekuasaan hingga mundurnya sistem politik di Indonesia. Sebab jika dibiarkan terus
menerus akan membudaya bahkan akan dilakukan oleh generasi-generasi muda
penerus bangsa.

Soal : Mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan masalah


berdasarkan konteks deskripsi kasus
Jawaban:
1. Memberikan pengetahuan tentang pendidikan anti korupsi dan nilai-nilai agama
sedini mungkin.
2. Memberikan efek jera bagi terpidana korupsi
3. Menunjukan pada publik pelaku tindak korupsi agar menjadi pelajaran bagi
masyarakat
4. Melakukan pengawasan yang ketat di setiap lembaga pemerintahan

Soal : Mendeskripsikan konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan


pemecahan masalah berdasarkan konteks deskripsi kasus.

1. Dengan diterapkannya pendidikan anti korupsi sejak dini dapat menumbuhkan


karakter masyarakat dan masyarakat bisa menghargai hak-hak orang lain serta
menahan diri untuk tidak melakukan perilaku yang melanggar aturan. begitu juga
dengan menanamkan nilai agama akan membuat kita selalu yakin terhadap Tuhan
Yang Esa dan percaya adanya kehidupan setelah mati.
2. Mempersempit ruang negosiasi hukuman bagi terpidana korupsi
3. Mengedukasi dan mengkampanyekan atau mengajak masyarakat untuk terlibat
dalam gerakan pemberantasan korupsi, serta membangun perilaku dan budaya
antikorupsi
4. Adanya seleksi yang ketat dari lembaga pemilihan umum dapat meminimalisir
adanya kandidat calon pemimpin yang tidak kompeten. Perilaku tidak kompeten
tersebut dapat menjadikan tidak terlaksananya tugas dan fungsi jabatan yang dipegang
secara maksimal. Ketidakkompetenan tersebut dapat menimbulkan tindakan-tindakan
penyalahgunaan kekuasaan terutama adanya tindakan korupsi

Anda mungkin juga menyukai