Anfis Materi 6 Final
Anfis Materi 6 Final
Imunitas Tubuh
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
PRODI D3 SANITASI
2021
Kata pengantar
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah “Anatomi
dan fisiologi sistem getah bening/limfatik dan imunitas tubuh” dapat selesai pada
waktunya. Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Dra. Tjipto Rini, M. Kes selaku dosen,
dan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam penulisan makalah dari awal hingga
selesai.
Kami menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun, sehingga penyajian makalah selanjutnya
dapat kami tingkatkan. Semoga makalah ini dapat membantu mengantarkan para pembaca
untuk mencapai sukses dalam pendidikan, kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Penulis
i
Daftar isi
Kata pengantar............................................................................................................................i
Daftar isi.....................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan.....................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Definisi dan Fungsi Sistem Limfatik...........................................................................3
2.1.1 Definisi Sistem Limfatik......................................................................................3
2.1.2 Fungsi Sistem Limfatik........................................................................................3
2.2 Nodus Limfe, Proses Aliran Limfa, dan Gangguan SIstem Limfatik.........................4
2.2.1 Nodus Limfe.........................................................................................................4
2.2.2 Proses Aliran Limfa.............................................................................................4
2.2.3 Pembuluh Limfa...................................................................................................6
2.2.4 Organ Limfatik.....................................................................................................7
2.2.5 Gangguan Sistem Limfatik..................................................................................8
2.3 Sistem Imunitas...........................................................................................................9
2.3.1 Imunitas Aktif......................................................................................................9
2.3.2 Imunitas Pasif.....................................................................................................10
2.4 Pertahanan Spesifik...................................................................................................11
2.4.1 Definisi...............................................................................................................11
2.4.2 Karakteristik.......................................................................................................11
2.4.3 Komponen Respon Imun....................................................................................12
2.5 Pertahanan Non Spesifik...........................................................................................12
2.6 Sel sel yang terlibat dalam respon imun....................................................................14
2.6.1 Sel Limfosit T....................................................................................................14
2.6.2 Sel Limfosit B....................................................................................................14
2.6.3 Sel NK (Natural Killer Cells).............................................................................15
2.7 Kelainan/Gangguan Respon Imun.............................................................................15
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan................................................................................................................17
Daftar Pustaka..........................................................................................................................18
ii
BAB 1 PENDAHULUAN
Pembentukan cairan limfe berasal dari cairan interstisial yang mengalir ke dalam sistem
limfatik. Cairan limfe yang pertama kali mengalir dari setiap jaringan mempunyai
komposisi yang hampir sama dengan cairan interstisial. Sistem limfatik juga
merupakan salah satu jalan utama untuk obsorpsi zat makanan dari saluran cerna
terutama absorpsi lemak. Setelah menyantap makanan berlemak cairan limfe dalam
duktus torasikus kadang-kadang mengandung 1-2 % lemak.
Sistem imun adalah bagian terpenting dari sistem pertahanan tubuh (Baratawidjaja dan
Rengganis, 2004). Sistem imun melindungi tubuh dari masuknya berbagai
mikroorganisme seperti bakteri dan virus yang banyak terdapat di lingkungan hidup.
Dengan adanya sistem imun, tubuh mampu mempertahankan diri dari infeksi yang
dapat disebabkan oleh mikroorganisme, dimana mikroorganisme akan selalu mencari
inang untuk diinfeksi. Penurunan sistem imun akan meningkatkan kerentanan terhadap
infeksi.
Mekanisme pertahanan tubuh terhadap agen infeksi yang masuk ke dalam tubuh terdiri
dari spesifik dan nonspesifik. Salah satu sistem imun spesifik yang berperan adalah
antibodi (Kresno, 2010). Antibodi imunoglobulin G paling penting dalam penyakit
yang diinduksi oleh toksin, penyakit mikroba dengan polisakarida kapsul sebagai
penentu virulensi, dan pada pencegahan beberapa infeksi virus (Baratawidjaja dan
Rengganis, 2012; Roeslan, 2002). Sistem imun spesifik hanya akan aktif ketika tubuh
telah terpapar oleh suatu antigen.
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari anatomi sistem limfatik?
2. Apa saja fungsi dari sistem limfatik?
3. Bagaimana proses Aliran Limfa?
4. Apa definisi dari Sistem Imunitas?
5. Apa saja Sel sel yang terlibat dalam respon imun?
6. Apa saja Kelainan/Gangguan dari Respon Imun?
2
BAB 2 PEMBAHASAN
Limpa adalah kelenjar tanpa saluran (ductless) yang berhubungan erat dengan
sistem sirkulasi dan berfungsi menghancurkan sel darah merah tua. Limpa
termasuk salah satu organ sistem limfoid, selain timus, tonsil, dan kelenjar
limfe. Limpa merupakan organ limfoid terbesar dan terletak di bagian
depan dan dekat punggung rongga perut di antara diafragma dan lambung.
Secara anatomis, tepi limpa yang normal berbentuk pipih. Fungsi limpa yaitu
mengakumulasi limfosit dan makrofaga, degradasi eritrosit, tempat cadangan
darah, dan sebagai organ pertahanan terhadap infeksi partikel asing yang masuk
ke dalam darah.
Limpa dibungkus oleh kapsula, yang terdiri atas dua lapisan, yaitu satu lapisan
jaringan penyokong yang tebal dan satu lapisan otot halus. Perpanjangan
kapsula ke dalam parenkim limpa disebut trabekula. Trabekula mengandung
arteri, vena, saraf, dan pembuluh limfe. Parenkim limpa disebut pulpa yang
terdiri atas pulpa merah dan pulpa putih. Pulpa merah berwarna merah gelap
pada potongan limpa segar. Pulpa merah terdiri atas sinusoid limpa. Pulpa putih
tersebar dalam pulpa merah, berbentuk oval dan berwarna putih kelabu.
a. Mengangkut limfosit.
b. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke sirkulasi darah.
c. Membawa lemak emulsi dari jaringan sekitar usus halus ke darah.
3
d. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran.
e. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat imun (antibodi)
untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme
2.2 Nodus Limfe, Proses Aliran Limfa, dan Gangguan SIstem Limfatik
2.2.1 Nodus Limfe
Nodus limfa merupakan organ yang berbentuk kacang atau oval yang terletak
sering berkumpul disepanjang pembuluh limfe. Limfe mengalir melalui
sejumlah nodus biasanya 8-10 nodus sebelum kembali ke sirkulasi vena. Nodus
ini memiliki berbagai ukuran yaitu sebagian berukuran kecil seperti kepala
peniti dan yang paling besar berukuran sebesar almond.
Sebuah kelenjar limfe mempunyai pinggiran yang cembung dan yang cekung.
Pinggiran yang cekung disebut hilum. Sebuah kelenjar terdiri atas jaringan
fibrus, jaringan otot, dan jaringan kelenjar. Disebelah luar, jaringan limfe
terbungkus oleh kapsul fibrus. Dari sini keluar tajuk-tajuk dari jaringan otot dan
fibrus, yaitu trabeculae, masuk kedalam kelenjar dan membentuk sekat-sekat.
Ruangan diantaranya berisi jaringan kelenjar, yang mengandung banyak sel
darah putih atau limfosit.
4
Setelah keluar dari kapiler darah kemudian masuk ke dalam jaringan-jaringan
disekelilingnya. Kemudian cairan interstisiil ini akan memberikan zat-zat
makanan dari jaringan. Kemudian setelah itu cairan tersebut akan berkumpul di
lekak-lekak jaringan yang kecil sekali. Dari lekak-lekak tersebut limfe
mengalir melalui jalan-jalan limfe. Proses masuknya seperti pada susunan
jalan darah, pertama limfe itu masuk kedalam kapiler. Antara kapiler yang satu
dengan yang lain bertemu dan akhirnya menjadi besar, yaitu pembuluh limfe.
Pada akhirnya jalan-jalan limfe akhirnya menjadi dua buah, yaitu ductus
thoracicus dan ductus lymphaticus dexter. Ductus thoracicus ini dimulai dari
sebuah perluasan yang dinamakan systerna cycli.
Pada ductus thoracicus ini menerima limfe dari isi badan dari seluruh pasangan
belakang dari dinding dada, dinding perut, daerah bahu sebelah kiri, leher
sebelah kiri dan kepala sebelah kiri. Sedangkan untuk truncus lymphaticus
dexter, pangkalnya menereima limfe dari sebagian besar dinding dada sebelah
kanan, kepala sebelah kanan, leher sebelah kanan dan bahu sebelah kanan,
kelenjar limfe yang ada ditempat semuanya itu berkumpul di kelenjar limfe
sebelah kanan, yang terletak di dekat dada. Dari perkumpulan tersebut terdiri
dari 3-4 pangkal, dan akhirnya menjadi satu yaitu ductus lymphaticus dexter.
Pembuluh limfe ini lebih kecil dan dindingnya lebih tipis dari pembuluh darah.
Sebelum limfe dialirkan kedalam darah limfe ini akan disaring di nodus-nodus
limfatikus. Karena limfe saat di lekak-lekak jaringan dapat terdapat kuman
penyakit dan benda-benda debu seperti zat arang, sebelum dialirkan ke dalam
pembuluh darah limfe-limfe tersebut disaring terlebih dahulu. Pembersihan
tersebut terjadi di nodus limfatikus atau di kelenjar-kelenjar limfe. Dan kuman-
kuman tersebut yang tertahan disana akan dimusnahkan oleh limfosit yang
terdapat di kelenjar-kelenjar limfe. Terkadang terdapat kuman yang lebih kuat,
hal demikian dapat terjadi, bila terdapat kuman-kuman nanah, dan akibatnya
kelenjar tersebut akan bernanah. Dan kelenjar-kelanjar limfe juga bisa berwarna
hitam bila terdapat seperti zat arang. Setelah masuk ke vasa darah, limfe
tersebut pertama akan dibawa ke ginjal, di ginjal tersebut zat-zat yang ada di
dalam cairan tersebut akan dikeluarakan. Di dalam pembuluh limfe juga
terdapat klep-klep sehingga cairan limfe tidak bisa kembali.
5
2.2.3 Pembuluh Limfa
Ada 2 saluran utama yaitu duktus torasikus dan duktus limfe kanan
Limfe berasal dari cairan seluruh bagian tubuh. Hal ini memungkinkan di dalam
limfe terdapat kuman-kuman penyakit. Kuman-kuman penyakit ini perlu difilter
oleh pembuluh limfe. Proses ini dilakukan oleh kelenjar limfe. Jadi, bila
terdapat kuman pada suatu luka, maka kuman tersebut akan dibinasakan
sebelum masuk ke dalam sirkulasi darah. Di dalam tubuh manusia terdapat
beberapa kelenjar tubuh sebagai berikut:
a. Kelenjar limfe di lipat siku, ketiak, lipatan paha, lutut, dan leher.
b. Kelenjar limfe di selaput lendir usus.
c. Kelenjar folikel di pangkal lidah.
d. Tonsil.
e. Adenoid di dinding tekak
Sistem sirkulasi limfe juga mempunyai beberapa fungsi penting di dalam tubuh
di antaranya sebagai berikut:
6
b. Mengabsorpsi lemak dan asam laktat di usus halus dan mengangkutnya
ke darah.Membantu mempertahankan tubuh dari penyakit yaitu
dengan melawan bibit penyakit yang masuk, menyaring racun yang
dihasilkan oleh bibit penyakit tersebut, serta membentuk antibodi.
7
(leukosit) dan antibodi;menghancurkan sel darah merah yang
sudah tua.
3) Nodulus Limfatikus: merupakan sekumpulan jaringan limfatik
yang tersebar di sepanjang jaringan ikat yang terdapat pada
membran mukus yang membatasi dinding saluran pencernaan,
saluran reproduksi, saluran urin, dan saluran respirasi. Beberapa
bentuk nodulus limfatikus yaitu tonsil dan folikel limfatik. Tonsil
terdapat di tenggorokan. Folikel limfatik terdapat di permukaan
dinding usus halus. Letak nodulus limfatikus sangat strategis
untuk berperan dalam respon imun melawan zat asing yang
masuk dalam tubuh melalui pencernaan atau pernafasan.
8
d. Lymphangiomatosis adalah penyakit yang melibatkan beberapa kista
atau lesi yang terbentuk dari pembuluh limfatik. Dalam gajah, infeksi
pada pembuluh limfatik menyebabkan penebalan kulit dan pembesaran
jaringan di bawahnya, terutama di kaki dan alat kelamin.
e. Lymphangiosarcoma adalah tumor jaringan lunak ganas, sedangkan
limfangioma adalah tumor jinak yang terjadi sering berkaitan dengan
sindrom Turner.
f. Lymphangioleiomyomatosis adalah tumor jinak otot polos limfatik di
paru-paru.
g. Leukemia limfoid dan limfoma disebut “leukemia” ketika dalam darah
atau sumsum dan “lymphoma” ketika berada di jaringan limfatik.
h. Filiaris limfatik adalah penyakit di mana cacing parasit menyusup sistem
getah bening melalui gigitan nyamuk. Sekitar 120 juta orang di seluruh
dunia terkena penyakit ini.
Sistem imunitas manusia terdiri atas organ limfatik primer (sumsum tulang merah,
kalenjar timus) dan organ limfatik sekunder (limpa, nodus limfa, tonsil). Didalam
tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing yang
berasal dari luar tubuh (debu, virus, dan mikroba) dengan materi dari dalam tubuh.
Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan respons
spesifik.
9
kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan
suatu penyakit. Sebagai contoh, orang yang pernah terserang penyakit seperti
cacar air, campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama
untuk kedua kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak
asing dengan antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk antibodi
untuk melawan antigen tersebut. Selain secara alami, kekebalan aktif dapat
diperoleh secara buatan. Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh
dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi. Vaksinasi
merupakan proses memasukkan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh
membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Sementara vaksin
ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau dijinakkan sehingga tidak
berbahaya bagi tubuh.
Sistem pertahanan tubuh ibarat benteng yang melindungi tubuh dari serangan
berbagai macam antigen. Akan tetapi, adakalanya sistem pertahanan tubuh
justru menyerang dan merusak tubuh itu sendiri. Keadaan semacam ini disebut
dengan autoimun. Menurut beberapa penelitian, penyakit autoimun lebih
banyak menyerang wanita daripada pria, khususnya wanita usia produktif.
Penyakit ini tidak menular, namun memiliki kecenderungan bersifat menurun.
10
Seseorang dikatakan menderita autoimun apabila sistem pertahanan tubuhnya
mengalami kesalahan. Kesalahan ini ditandai dengan penyerangan antibodi hasil
sintesis tubuh terhadap sel, jaring-an dan organ di dalam tubuh yang sama.
Akibatnya, sistem kekebalan tubuh mengalami peradangan.Autoimun pada
manusia kebanyakan menyebabkan timbulnya penyakit.
Sistem pertahanan spesifik terutama tergantung pada sel-sel limfoid. Ada dua
populasi utama sel limfoid, yaitu sel T dan sel B. Rasio sel T terhadap sel B
sekitar 3:1. Limfosit berkembang pada organ limfoid primer, sel T berkembang
di timus, sedangkan sel B di hepar janin atau di sumsum tulang. Kedua jenis sel
tersebut kemudian akan bermigrasi ke jaringan limfoid sekunder, tempatnya
merespon antigen (Wahab dan Julia, 2002).
2.4.2 Karakteristik
a. Jutaan antigen yang berbeda terjadi diversifikasi limfosit selama proses
maturasi
b. Imunitas terbentuk setelah terkena antigen
c. Imunitas hasil kerja limfosit B dan limfosit T. Sel B matur di bone marrow,
sel T matur di kelenjar thymus
d. Limfosit B membuat sel plasma menghasilkan antibodi, protein yang
mampu menetralkan antigen. Antibodi ini disekresikan ke darah, limfa, dan
cairan tubuh lain.
e. Limfosit T menyerang langsung ke sel yang terkena antigen. Sel T yang lain
mengatur respons imun.
11
f. Limfosit mengenal antigen karena memiliki molekul reseptor pada
permukaannya. Reseptor dan antigen sering disebut lock and key.
g. Bekerja ketika pertahanan non spesifik gagal.
a. Kelenjar timus
b. Kelenjar limfe
c. Limfa
d. Tonsil
12
terjadi walaupun tubuh belum pernah terpapar pada zat tersebut. Respon imun
nonspesifik dapat mendeteksi adanya zat asing dan melindungi tubuh dari kerusakan
yang diakibatkannya, tetapi tidak mampu mengenali dan mengingat zat asing tersebut.
Komponen-komponen utama respon imun nonspesifik adalah pertahanan fisik,
kimiawi, humoral dan selular. Pertahanan ini meliputi epitel dan zat-zat antimikroba
yang dihasilkan dipermukaannya, berbagai jenis protein dalam darah termasuk
komplemen komplemen sistem komplemen, mediator inflamasi lainnya dan berbagai
sitokin, selsel fagosit yaitu sel-sel polimorfonuklear, makrofag dan sel natural killer
(NK) (Kresno, 2010). Mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik dibagi menjadi 2 tahap,
diantaranya:
Patogen yang berhasil melewati pertahanan garis pertama akan diatasi oleh
pertahanan garis kedua. Pertahanan garis kedua meliputi fagositosis, inflamasi,
demam, interferon, dan sistem komplemen.
Fagositosis, adalah proses dimana sel fagosit menelan atau memakan sel lain
atau patogen.
Inflamasi atau peradangan, merupakan respon tubuh terhadap suatu infeksi
yang ditandai dengan adanya pembengkakan, nyeri, panas, dan kemerahan.
13
Demam yang merupakan suatu kondisi ditandai dengan naiknya suhu tubuh
diatas ambang normal. Demam berfungsi untuk menghambat penyebaran
dan pertumbuhan patogen yang masuk.
Interferon merupakan suatu protein yang dihasilkan oleh leukosit akibat
adanya infeksi virus. Terdapat 3 jenis interferon yaitu IFN-α, IFN-β, dan
IFN-Y yang berfungsi untuk melawan virus.
Sistem Komplemen, protein komplemen dapat memberikan respon
pertahanan dengan cara melekat pada dinding bakteri dan menyebabkan
pembentukan lubang pada dinding bakteri, sehingga cairan dan ion dari sel
bakteri akan keluar sehingga menyebabkan kematian sel bakteri.
14
Merupakan sel B yang ditemukan pada ruang peritoneal dan pleural dan
memiliki kemampuan kepada berkembangbiak.
Sel B-2 atau sel B konvensional
Merupakan sel B hasil sintesis sumsum tulang yang memenuhi plasma
darah dan jaringan sistem limfatik dan tidak memiliki kemampuan
kepada berkembangbiak.
b. Alergi
Alergi atau hipersensitif merupakan suatu respons imun yang berlebihan terhadap
sesuatu yang biasanya tidak berbahaya. Sel metosit dan besofil adalah sel imun
yang terkait dengan alergi. Sedangkan antigen IgE mampu melawan antigen seperti
debu, serbuk sari dan spora. Respons terhadap alergi dapat terjadi dengan cepat dan
fatal, terutama jika menyebar keseluruh tubuh. Respons alergi dapat dihindari
15
dengan perlakuan tertentu dengan cara memberikan dosis kecil antigen sehingga
hanya sedikit antibody IgE yang dihasilkan.
c. Lupus
Lupus adalah kondisi di mana tubuh mengembangkan antibodi autoimun yang
dapat menempel pada jaringan di seluruh tubuh, seperti sendi, paru-paru, sel darah,
saraf, dan ginjal. Sel darah putih pada pengidap lupus justru menyerang tubuh
sendiri, sehingga kerap disebut penyakit autoimun.
d. Multiple scelioarsis
Adalah gangguan progresif yang terkait dengan sistem imun dan bisa merusak
lapisan pelindung saraf dan juga menyebabkan penurunan fungsi sel di otak dan
punggung.
e. Rheumatoid arthritis
Ini adalah suatu peradangan sendi yang bisa menghancurkan jaringan persendian
hingga bentuk tulang dan bisa menyebabkan cacat permanen jika tidak diobati.
f. Diabetes mellitus
Diabetes mellitus, yaitu tipe I (insulin-dependent dibetes mellitus). Antibody
menyerang sel- sel beta di dalam pankreas yang memproduksi hormon insulin di
pankreas, dan para penderitanya memerlukan suntikan insulin untuk bertahan
hidup.
g. AIDS
AIDS atau Acquired Immuno-Deficiency Syndrome, merupakan penyakit
menurunnya sistem kekebalan tubuh seseorang akibat infeksi HIV (Human
Immunodeficiency Virus). Virus HIV ini menyerang sel-sel T penolong (T helper).
Virus HIV bersifat dorman dalam tubuh manusia. Namun selama masa dorman
tersebut virus HIV dapat ditularkan kepada orang lain. Virus HIV ditularkan
melalui air mani, cairan vagina, darah, penggunaan jarum suntik yang tercemar HIV
16
dan berhubungan seks. HIV tidak menular melalui kontak fisik dan penggunaan
peralatan yang sama dengan penderita.
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem limfatik adalah suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi
mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa berasal dari plasma
darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya.
Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam
kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.
a. Mengangkut limfosit.
b. Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke sirkulasi darah.
c. Membawa lemak emulsi dari jaringan sekitar usus halus ke darah.
d. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan penyebaran.
e. Apabila ada infeksi, kelenjar limfe menghasilkan zat imun (antibodi) untuk
melindungi tubuh terhadap mikroorganisme
Sistem imunitas (pertahanan tubuh) adalah sistem yang berperan penting dalam
menjaga kesehatan tubuh kita atau munitas adalah kemampuan tubuh untuk menahan
atau menghilangkan benda asing atau sel abnormal yang berpotensi merugikan.
Didalam tubuh, sistem tersebut dapat mengenali dan membedakan antara materi asing
yang berasal dari luar tubuh (debu, virus, dan mikroba) dengan materi dari dalam
tubuh. Mekanisme pertahanan tubuh manusia dibedakan atas respons nonspesifik dan
respons spesifik.
Respon imun diperantarai oleh berbagai sel dan molekul larut yang disekresi oleh sel-
sel tersebut. Sel-sel utama yang terlibat dalam reaksi imun adalah limfosit (sel B, sel T,
dan sel NK), fagosit (neutrofil,eosinofil, monosit, dan makrofag), sel asesori
(basofil,sel mast, dan trombosit), sel-sel jaringan, dan lain-lain.
17
18
Daftar Pustaka
Pearce. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia
Peters TR, Edwards KM. 2000. Cervical Lymphadenopathy and Adenitis. Pediatrics in
Review.(21);12.
Syaifuddin, 2013. Fisiologi Tubuh Manusia. Edisi Kedua. Jakarta: Salemba Medika
http://eprints.undip.ac.id/44549/3/Dinda_Sekar_Paramitha_22010110120033_Bab2KTI.pdf
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-4452531/10-penyakit-ini-termasuk-gangguan-
autoimun
https://www.scribd.com/doc/311441483/Makalah-Fisiologi-Ttg-Sistem-Limfatik-Dan-
Imunitas-Manusia
http://repository.unpas.ac.id/29209/8/BAB%20III%20%28NEW%29.pdf
19