Disusun Oleh:
Dalam UU No. 25 tahun 2009 pelayanan publik merupakan kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atau jasa, barang, dan/atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Sebagai seorang ASN
kita akan terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan pelayanan
publik. Dengan demikian tindakan dan perilaku yang kita lakukan sebagai ASN akan sangat
mempengaruhi upaya perbaikan kualitas pelayanan publik.
Pendidikan yang baik dapat terwujud jika ada kerjasama yang baik antara
Pemerintah, Lembaga Pendidikan dan Masyarakat. Dalam lembaga Pendidikan salah satu
faktor yang paling berpengaruh agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik
adalah kreativitas pendidik dalam membawakan materi ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Media pembelajaran yang tepat sangat diperlukan saat proses belajar mengajar
agar siswa dapat memahami materi. Pembelajaran pada prosesnya melibatkan adanya
interaksi aktif siswa dengan guru. Pembelajaran yang dimaksud merupakan proses penciptaan
iklim lingkungan yang memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar secara aktif. Makna
pembelajaran yaitu memberikan batas-batas perilaku yang boleh dan tidak boleh dilakukan
dalam pembelajaran. Batas perilaku yang boleh dilakukan diantaranya: pembelajaran
memberi peluang siswa untuk berbuat aktif, pembelajaran menghendaki siswa betul-betul
dominan dalam melaksanakan kegiatan belajar. Sebaliknya, hal-hal yang tidak diperbolehkan
dalam pembelajaran diantaranya: guru menempati posisi dominan dalam pembelajaran siswa,
siswa lebih dominan menjadi obyek pembelajaran. Kondisi yang diharapkan muncul dalam
makna pembelajaran di atas sering dipahami sebagai kondisi pembelajaran yang berorientasi
pada siswa (student center).
Namun dalam pelaksanaan pembelajaran tidak dapat dipungkiri bahwa selalu terdapat
permasalahan-permasalahan yang harus diatasi. Permasalahan-permasalahan dalam
pembelajaran dapat menjadi permasalahan pendidikan atau dikenal sebagai problematika
pendidikan. Menurut Irham dan Novan (2014) problematika pendidikan terjadi karena
tumpukan kesalahan kecil yang terus menggunung hingga akhirnya meluas menjadi krisis
multidimensi. Oleh sebab itu harus segera diselesaikan. Salah satu contoh masalah atau
problem adalah pembelajaran pada mata pelajaran matematika tentang materi yang
memerlukan waktu untuk menyelesaikannya, misalnya pada materi operasi hitung pada
bilangan bulat. Keberhasilan suatu pembelajaran sangat dipengaruhi oleh peran guru dalam
menyampaikan pembelajaran tersebut. Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru yaitu
dengan menerapkan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan
yang ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut. Menurut Sa’dun (2015) media pada
dasarnya adalah alat bantu penyampai pesan pembelajaran yang mengarah pada tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, media pembelajaran sangat diperlukan sebagai penyampai
pesan isi pembelajaran serta sebagai alat eksplorasi bagi siswa agar siswa dapat terlibat aktif
dan tidak merasa bosan sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dan memperoleh
hasil belajar yang optimal.
Permasalahan yang ditemukan di sekolah adalah kurangnya penggunaan media
pembelajaran sehingga siswa kesulitan memahami materi yang mengakibatkan siswa bosan
dan cenderung pasif, karena siswa bosan dalam belajar mengakibatkan hasil belajarnya
rendah. Selain itu rendahnya minat belajar siswa terhadap pelajaran Matematika, karena
siswa beranggapan bahwa materi pelajaran Matematika sulit, jauh dari jangkauan pemikiran
mereka, lebih banyak menghafal, dan banyak rumus.
Hal ini dibuktikan dari hasil belajar siswa kelas II B di SD Negeri Kemangsen 1 pada
mata pelajaran Matematika masih rendah, hal ini mengacu pada nilai evaluasi mereka yang
75% dibawah nilai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu sekitar 21 siswa dari 28 siswa
kelas II B mendapat nilai kurang dari 70 pada mata pelajaran Matematika. Dari hasil nilai
tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menguasai dan
memahami materi.
Mata pelajaran matematika kelas II B pada materi operasi hitung perkalian satuan yang
tergolong sulit, maka perlu media agar siswa mampu berhitung perkalian. Berdasarkan
masalah yang terjadi, maka guru membuat media yang tepat bagi siswa agar mampu
menguasai berhitung perkalian dengan mudah, menyenangkan dan tidak terbebani hafalan
juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kedepannya. Media yang digunakan adalah
Aquarium Perkalian, media yang didesain menjadi media berhitung perkalian angka
satuandengan kombinasi warna dan gambar untuk menumbuhkan daya tarik siswa dalam
belajar.
Berdasarkan hal itulah penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan tersebut untuk
mencari solusi dan untuk pelaksanakan aktualisasi agar dapat meningkatkan kemampuan
siswa. Oleh karena itu penulis memutuskan untuk mengambil judul rancangan aktualisasi
“Peningkatan Hasil Belajar Materi Perkalian melalui Media Aquarium Perkalian pada
Siswa Kelas II SD Negeri Kemangsen 1 Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo”.
PESERTA DIDIK
MASYARAKAT
Selain yang telah dijabarkan di atas, guru sebagai ASN mempunyai beberapa
nilai dasar yang harus diaktualisasikan pada setiap kegiatan- kegiatan yang dirancang
sebagai upaya untuk menyelesaian masalah yang terjadi di tempat kerja (isu yang
diangkat). Adapun nilai-nilai dasar tersebut adalah sebagaimana di gambarkan dalam
tabel dibawah ini:
Tabel 2.2 Nilai-Nilai Dasar ASN
Melakukan koordinasi
dengan guru senior
Membuat media
terkait rancangan
Akuarium Perkalian
aktualisasi yang telah
dibuat
Menyusun Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Melaksanakan pretest
membuat alat ukur
penilaian