Anda di halaman 1dari 16

1

MODUL PERKULIAHAN

P552100001 –
Akuntansi
Perpajakan
Konsep Dasar Akuntansi
Perpajakan

Abstrak Sub-CPMK

Pertemuan ini berisi tentang Sub-CPMK 1.1 – Pembukuan dan


konsep dasar akuntansi Pencatatan, Konsep Dasar Akuntansi
perpajakan dan Perpajakan
hubungannya dengan
akuntansi komersial

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

Ekonomi dan Bisnis Magister Akuntansi


01 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Kontrak Perkuliahan
Kelas ini akan membahas secara teori dan praktek tentang akuntansi perpajakan
dengan harapan mahasiswa memiliki pemahaman lebih mendalam tentang teori
perpajakan. Sehubungan dengan sistem OBE yang dilaksanakan di Penilaian pada kelas
ini didasarkan pada hal-hal berikut:
1. Tugas Besar 1 30% (CPMK 1 - 3 / Materi 1 – 13)
2. Tugas Besar 2 40% (CPMK 2 - 4 / Materi 3 - 14)
3. UAS 30%

Untuk kelas E-Learning, tetap diwajibkan aktif dalam menjawab Kuis (masuk ke
dalam komponen nilai) dan Forum, sedangkan kelas non E-Learning wajib mereply forum
baik di POST atau hadir pada saat dilakukan pertemuan online viat zoom/Gmeet. Absensi
atau kehadiran Mahasiswa akan terisi ketika mahasiswa sudah menjawab forum dan kuis
setiap minggu. Dan meskipun absensi tidak masuk pada komponen nilai namun tetap
menjadi syarat kelulusan yaitu maksimal 4x absent.

Pendahuluan
Apa hubungan pajak dengan laporan keuangan? Tidak lain karena pajak dikenakan
dari transaksi atau hasil kegiatan usaha baik sebagai dasar Pajak Pertambahan Nilai
maupun Pajak Penghasilan. Oleh karena itu praktisi pajak sangat perlu memahami
bagaimana laporan keuangan dibentuk, baik melalui pembukuan atau hanya pencatatan.
Meskipun begitu, laporan keuangan komersial atau laporan keuangan yang disusun
berdasarkan standar akuntansi keuangan tidak serta merta langsung digunakan untuk
menghitung pajak perusahaan baik Pajak Pertambahan Nilai maupun Pajak Penghasilan.
Maka itu, akuntansi pajak menjadi sangat penting dipahami oleh para praktisi pajak
atau mahasiswa yang memiliki passion menjadi praktisi pajak baik menjadi bagian atau
wakil Wajib Pajak ataupun konsultan pajak, hingga menjadi fiskus atau petugas pajak.
So… let’s start this class…...

2021 Akuntansi Perpajakan


2 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pembukuan dan Pencatatan
Proses pembukuan maupun pencatatan pajak merupakan kegiatan utama di dalam
akuntansi komersial. Dari sisi pajak, pembukuan dan pencatatan ini menjadi suatu hal
yang sangat krusial karena apa yang dibukukan atau dicatat akan menjadi dasar bagi
setiap Wajib Pajak untuk menghitung besarnya pajak yang terutang.
Pasal 28 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 tahun 2009 menyebutkan bahwa wajib pajak berikut wajib
untuk menyelenggarakan pembukuan, yaitu:
1. Wajib Pajak Orang Pribadi yang telah melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas, dan
2. Wajib Pajak Badan di Indonesia.

Meskipun begitu, kewajiban pembukuan dikecualikan bagi beberapa jenis wajib


pajak yaitu Wajib Pajak Orang Pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas yang sesuai ketentuan perundang-undangan perpajakan diperbolehkan
menghitung penghasilan neto dengan menggunakan Norma Perhitungan Penghasilan
Neto. Wajib Pajak yang dimaksud antara lain Wajib Pajak Orang Pribadi yang
menjalankan usaha atau melakukan pekerjaan bebas dengan jumlah bruto dalam setahun
kurang dari Rp 4,8 Milyar. Sebagai gantinya, Wajib Pajak dengan kriteria tersebut tetap
wajib melakukan pencatatan. Kewajiban pencatatan juga berlaku bagi Wajib Pajak yang
tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Norma Penghitungan Penghasilan Netto adalah norma yang dapat digunakan oleh
wajib pajak dalam penghitungan penghasilan neto dalam satu tahun pajak sebagai dasar
penghitungan PPh Pasal 25/29 terutang. Norma penghitungan ini bertujuan untuk
menyederhanakan penghitungan untuk mencari penghasilan neto, dibanding dengan
pembukuan secara umum.
Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-Undang No.
16 Tahun 2009 Pasal 1 ayat 29, pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang
dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi
harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah perolehan dan penyerahan
barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan
laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut.

2021 Akuntansi Perpajakan


3 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sedangkan menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan Undang-
Undang No. 16 Tahun 2009 pada Pasal 28 ayat 9, pencatatan terdiri atas data yang
dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan bruto dan/atau
penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah pajak yang terutang, termasuk
penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.03/2017 tentang Bentuk
Dan Tata Cara Pencatatan Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi, syarat-syarat
penyelenggaraan pencatatan pajak adalah sebagai berikut:
1. Pencatatan harus dilakukan secara teratur dan mencerminkan keadaan yang
sebenarnya dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang
rupiah, serta harus disusun menggunakan bahasa Indonesia.
2. Pencatatan dalam satu tahun harus dilakukan secara kronologis.

Dalam pencatatan pajak, harus menggambarkan peredaran atau penerimaan bruto


dan/atau jumlah penghasilan bruto yang diterima dan/atau diperoleh. Selain itu juga harus
menggambarkan penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau penghasilan yang
pengenaan pajaknya bersifat final.
Bagi Wajib Pajak yang mempunyai lebih dari satu jenis atau tempat usaha,
pencatatan pajak harus dilakukan secara jelas. Pencatatan harus menggambarkan
masing-masing jenis atau tempat usaha tersebut. Selain kewajiban untuk
menyelenggarakan pencatatan, Wajib Pajak juga harus menyelenggarakan pencatatan.
Pencatatan pajak yang dimaksud terdiri atas harta dan kewajiban. Sebagai pelaku usaha,
pembukuan dan pencatatan merupakan salah satu kegiatan akuntansi perpajakan yang
menjadi dasar bagi wajib pajak untuk menghitung besarnya pajak terutang baik Pajak
Pertambahan Nilai maupun Pajak Penghasilan.
Pada dasarnya, penyelenggaraan pembukuan dan pencatatan ditujukan untuk
mempermudah wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan, seperti pengisian
SPT, perhitungan penghasilan kena pajak, PPN, dan PPnBM, serta mengetahui posisi
keuangan dari hasil kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
Ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan pembukuan
dan pencatatan, di antaranya:

1. Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan


atau kegiatan usaha yang sebenarnya.

2021 Akuntansi Perpajakan


4 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah, dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam
bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.

3. Selain itu, segala bentuk buku, catatan, dan dokumen yang menjadi dasar
pembukuan atau pencatatan dan dokumen lain hasil pengolahan data dari
pembukuan dikelola secara elektronik wajib disimpan selama 10 tahun di
Indonesia, yaitu di tempat kegiatan atau tempat tinggal wajib pajak orang pribadi
atau di tempat kedudukan wajib pajak badan.

Perbedaan Pembukuan dan Pencatatan Pajak:

1. Yang wajib menyelenggarakan pembukuan adalah wajib pajak badan dan wajib
pajak pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas. Sedangkan
yang wajib menyelenggarakan pencatatan adalah wajib pajak orang pribadi yang
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dengan peredaran bruto dalam
satu tahun kurang dari 4,8 miliar rupiah dan wajib pajak orang pribadi yang tidak
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
2. Dari segi syarat, pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan
dengan stelsel akrual atau stelsel kas. Selain itu, pembukuan yang menggunakan
bahasa asing dan mata uang selain Rupiah dapat diselenggarakan oleh wajib
pajak setelah mendapat izin dari Menteri Keuangan.

3. Pada pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,


kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian
sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang. Sedangkan untuk
pencatatan, terdiri atas data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran
atau penerimaan bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk
menghitung jumlah pajak yang terutang. Termasuk di dalamnya penghasilan yang
bukan objek pajak dan/atau yang dikenai pajak yang bersifat final.

Seperti yang sudah disebutkan di atas, beberapa tujuan dibuatnya pembukuan dan
pencatatan pajak adalah untuk mempermudah pengisian SPT, perhitungan penghasilan
kena pajak, PPN, dan PPnBM, serta mengetahui posisi keuangan dan hasil kegiatan
usaha/pekerjaan bebas.

2021 Akuntansi Perpajakan


5 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Syarat-Syarat Penyelenggaraan Pembukuan/Pencatatan:

1. Diselenggarakan dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan


atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
2. Diselenggarakan di Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab,
satuan mata uang Rupiah dan disusun dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa
asing yang diizinkan oleh Menteri Keuangan.

3. Diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan dengan stelsel akrual atau stelsel
kas.

4. Pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain Rupiah
dapat diselenggarakan oleh WP setelah mendapat izin Menteri Keuangan.

5. Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun buku harus mendapat
persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.

6. Sekurang-kurangnya terdiri dari catatan yang dikerjakan secara teratur keadaan kas
dan bak, daftar utang-piutang, daftar persediaan barang dan membuat neraca dan
perhitungan laba rugi pada setiap akhir tahun pajak.

7. Dokumen-dokumen yang menjadi dasar pembukuan dan pencatatan serta dokumen


lain yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas WP wajib
disimpan selama 10 (sepuluh) tahun.

Bagi wajib pajak orang pribadi dan badan yang tidak melakukan pembukuan maka
akan mendapatkan sanksi atas tidak mengadakannya pembukuan, sanksi tersebut antara
lain:
1. Pajak terutang yang ditetapkan oleh Surat Ketetapan Pajak (SKP) akan dinaikan
menjadi 100% untuk jenis pajak PPN dan PPh Pemotongan & Pemungutan, dan
untuk PPh OP / PPh Badan akan dinaikan menjadi 50% (Pasal 13 ayat 3 UU KUP).
2. Jika WP pribadi ataupun badan memperlihatkan pembukuan atau dokumen lain
palsu yang seolah-olah dibenarkan, tidak mengadakan pembukuan, dan tidak
memperlihatkan dokumen lainnya maka akan mendapat pidana sampai 6 Bulan – 2
Tahun dan denda 2 - 4 x jumlah pajak yang tidak / kurang dibayar.

Pembukuan dalam Bahasa Asing dan Mata Uang Selain Rupiah

2021 Akuntansi Perpajakan


6 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Berkembangnya ekonomi dunia menyebabkan hilangnya sekat-sekat negara dalam
berbisnis, kemudahan sarana dan prasarana serta keberlangsungan usaha
mengakibatkan banyak usaha yang didirikan oleh warga negara berbeda sehingga
berdampak pada laporan keuangan suatu usaha yang bisa saja menggunakan bahasa
asing selain bahasa Indonesia, begitupun mata uang yang digunakan dalam pengukuran,
pengakuan dan penyajian laporan keuangan yang mungkin saja menggunakan mata
uang asing atau mata uang selain Rupiah dengan bermacam tujuan, baik image,
kebutuhan manajemen agar mendapat investor asing, atau justru keharusan dari
perusahaan induk di luar negeri.
Namun apakah setiap wajib pajak yang menjalankan usaha dapat secara langsung
atau semaunya menggunakan bahasa asing dalam laporan keuangannya, misal bahasa
inggris, bahasa perancis, bahasa arab, bahasa cina, atau melayu? Atau dapatkah setiap
wajib pajak secara langsung menggunakan mata uang asing dalam laporan
keuangannya, misal dollar amerika, dollar singapura, yen hingga ruppe atau ringgit
misalnya?
Wajib Pajak tertentu dapat menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan
bahasa asing dan satuan mata uang selain Rupiah yaitu Bahasa Inggris dan satuan mata
uang Dollar Amerika Serikat. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 123/PMK.03/2019 yang
merupakan perubahan ketiga dari Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.03/2007
pada pasal 3 menjelaskan beberapa Wajib Pajak yang dapat menyelenggarakan
pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan satuan mata uang selain Rupiah,
antara lain:

a. Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing yang beroperasi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang Penanaman Modal Asing;
b. Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya yang beroperasi berdasarkan
kontrak/perjanjian dengan Pemerintah Republik Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan mineral
dan batubara;

c. Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang beroperasi berdasarkan


ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pertambangan minyak dan
gas bumi;

d. Bentuk Usaha Tetap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) Undang-
Undang PPh atau sebagaimana diatur dalam Perjanjian Penghindaran Pajak
Berganda (P3B) terkait;

2021 Akuntansi Perpajakan


7 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
e. Wajib Pajak yang mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun
seluruhnya di bursa efek luar negeri;

f. Kontrak Investasi Kolektif (KIK) yang menerbitkan reksadana dalam denominasi


satuan mata uang Dolar Amerika Serikat dan telah memperoleh Surat
Pemberitahuan Efektif Pernyataan Pendaftaran dari Lembaga independen yang
melakukan pengaturan dan pengawasan jasa keuangan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang Otoritas Jasa Keuangan;

g. Wajib Pajak yang berafiliasi langsung dengan perusahaan induk di luar negeri,
yaitu perusahaan anak (subsidiary company) yang dimiliki dan/atau dikuasai oleh
perusahaan induk (parent company) di luar negeri yang mempunyai hubungan
istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) huruf a dan huruf b
Undang-Undang PPh; atau

h. Wajib Pajak yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang fungsionalnya
menggunakan satuan mata uang Dolar Amerika Serikat sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia.

Berdasarkan pasal tersebut dapat diketahui bahwa tidak semua wajib pajak dapat
menggunakan laporan keuangan dengan bahasa asing dan satuan mata uang selain
Rupiah. Namun syarat ini digunakan untuk keperluan pelaporan pajak, sehingga jika wajib
pajak selain yang disebutkan tersebut menggunakan laporan keuangan dengan bahasa
asing dan menggunakan satuan mata uang selain Rupiah, maka wajib pajak harus
membuat laporan keuangan dengan bahasa Indonesia dan menggunakan mata uang
rupiah dalam pelaporan pajak.

Tata Cara Pengajuan Penyelenggaraan Pembukuan Dalam Bahasa Asing dan Mata
Uang Selain Rupiah
Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata
uang Dollar Amerika Serikat oleh Wajib Pajak harus terlebih dahulu mendapat izin tertulis
dari Menteri Keuangan, kecuali bagi Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya atau Wajib
Pajak dalam rangka Kontraktor Kontrak Kerja Sama. Izin tertulis sebagaimana dimaksud
di atas dapat diperoleh Wajib Pajak dengan mengajukan surat permohonan kepada
Kepala Kantor Wilayah, paling lambat 3 bulan:
a. Sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Inggris dan
satuan mata uang Dollar Amerika Serikat tersebut dimulai;atau

2021 Akuntansi Perpajakan


8 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
b. Sejak tanggal pendirian bagi Wajib Pajak baru untuk Bagian Tahun Pajak atau Tahun
Pajak pertama.

Kepala Kantor Wilayah atas nama Menteri Keuangan memberikan keputusan atas
permohonan tersebut, paling lama 1 bulan sejak permohonan dari Wajib Pajak diterima
secara lengkap. Apabila dalam jangka waktu 1 bulan dan Kepala Kantor Wilayah belum
memberikan keputusan maka permohonan dianggap diterima dan Kepala Kantor Wilayah
atas nama Menteri Keuangan menerbitkan keputusan pemberian izin untuk
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata
uang Dollar Amerika Serikat.

Permohonan izin tersebut harus dilampirkan dengan:


a. Fotokopi akta pendirian perusahaan dan perubahannya atau dokumen lain yang
serupa bagi Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap;
b. Fotokopi Surat Persetujuan Penanaman Modal Asing dari Badan Koordinasi
Penanaman Modal bagi Wajib Pajak dalam rangka Penanaman Modal Asing;
c. Fotokopi surat keterangan/penunjukan kantor perwakilan Indonesia dari kantor pusat
bagi Wajib Pajak Bentuk Usaha Tetap;
d. Surat keterangan dari bursa efek luar negeri yang menyatakan bahwa emisi saham
Wajib Pajak pemohon didaftarkan di bursa efek tersebut bagi Wajib Pajak yang
mendaftarkan emisi sahamnya baik sebagian maupun seluruhnya di bursa efek luar
negeri;
e. Fotokopi Surat Pemberitahuan Efektifnya Pernyataan Pendaftaran dari Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atas penerbitan reksadana oleh
Kontrak Investasi Kolektif yang bersangkutan bagi Wajib Pajak Kontrak Investasi
Kolektif;
f. Fotokopi prospektus penawaran atas reksadana yang diterbitkan dalam satuan mata
uang Dollar Amerika Serikat bagi Wajib Pajak Kontrak Investasi Kolektif;
g. Surat keterangan/pernyataan dari perusahaan induk (parent company) di luar negeri
dan laporan keuangan konsolidasi (consolidated financial statement) perusahaan
induk (parent company) di luar negeri bagi Wajib Pajak yang berafiliasi langsung
dengan perusahaan induk di luar negeri;
h. Fotokopi Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang terakhir,
kecuali bagi Wajib Pajak baru terdaftar yang belum wajib menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan;

2021 Akuntansi Perpajakan


9 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
i. Surat Pernyataan (bermeterai Rp6000,00) bahwa transaksi penjualan dan biaya yang
dilakukan perusahaan didominasi oleh satuan mata uang Dollar Amerika dan
pembukuan menggunakan bahasa Inggris serta seluruh aktiva, pasiva, modal,
pendapatan, dan biaya seluruhnya dicatat dalam satuan mata uang Dollar Amerika
Serikat; dan
j. Fotokopi Bukti Penyetoran Modal Awal dalam Dollar Amerika Serikat bagi Wajib Pajak
baru untuk Bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak pertama.
k. Surat Pernyataan (bermeterai Rp6.000,00) dari Wajib Pajak yang menyatakan bahwa
mata uang fungsional yang digunakan Wajib Pajak sesuai Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku di Indonesia adalah satuan mata uang Dollar Amerika Serikat
bagi Wajib Pajak yang menyajikan laporan keuangan dalam mata uang fungsionalnya
menggunakan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat sesuai Standar Akuntansi
Keuangan yang berlaku di Indonesia dengan menggunakan format sesuai dengan
Lampiran VI PER - 10/PJ/2012.

Prosedur untuk menyampaikan pemberitahuan menyelenggarakan pembukuan


dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat bagi
Wajib Pajak dalam rangka Kontra Karya dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama adalah:
Surat pemberitahuan disampaikan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Wajib Pajak
terdaftar dengan format sebagaimana Lampiran I PER-11/PJ/2010 paling lambat 3 (tiga)
bulan:
a. Sejak tanggal pendirian apabila sejak pendiriannya menyelenggarakan pembukuan
dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat;
atau
b. Sebelum tahun buku yang diselenggarakan dengan menggunakan bahasa Inggris dan
satuan mata uang Dollar Amerika Serikat tersebut dimulai, apabila akan
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan
mata uang Dollar Amerika Serikat.

Pemberitahuan tersebut harus dilampirkan:


a. Fotokopi Kontrak Karya bagi Wajib Pajak dalam rangka Kontrak Karya;
b. Fotokopi Kontrak Kerja Sama bagi Wajib Pajak Kontraktor Kontrak Kerja Sama.

Ketentuan penyampaian pemberitahuan secara tertulis juga berlaku bagi Kerja


Sama Operasi (KSO) sepanjang dipersyaratkan dalam perjanjian kerjasama/akta
pendirian KSO dan semua anggota KSO telah mendapatkan izin Menteri Keuangan untuk

2021 Akuntansi Perpajakan


10 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata
uang Dollar Amerika Serikat dengan melampirkan:
a. Fotokopi perjanjian kerjasama/akta pendirian KSO; dan
b. Fotokopi Surat Keputusan Menteri Keuangan tentang Persetujuan Pemberian Izin
Penyelenggaraan Pembukuan dengan Menggunakan Bahasa Inggris dan Satuan
Mata Uang Dollar Amerika Serikat atas nama anggota-anggota KSO yang telah
mendapatkannya.

Ketentuan Konversi ke Satuan Mata Uang Dollar Amerika Serikat


Bagi Wajib Pajak yang diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan
menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat, berlaku
ketentuan konversi ke satuan mata uang Dollar Amerika Serikat sebagai berikut:
1. Pada awal tahun buku :
Penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan satuan mata uang Dollar
Amerika Serikat untuk pertama kali dilakukan dengan bertitik tolak dari Neraca akhir
tahun buku sebelumnya (dalam satuan mata uang Rupiah) yang dikonversikan ke
satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs :
a. Untuk harga perolehan harta berwujud dan/atau harta tidak berwujud yang
mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun menggunakan kurs yang sebenarnya
berlaku pada saat perolehan harta tersebut;
b. Untuk akumulasi penyusutan dan/atau amortisasi harta sebagaimana dimaksud
pada huruf a, menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada saat perolehan
harta tersebut.
c. Untuk harta lainnya dan kewajiban menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku
pada akhir tahun buku sebelumnya, berdasarkan sistem pembukuan yang dianut
yang dilakukan secara taat asas;
d. Apabila terjadi revaluasi aktiva tetap, disamping menggunakan nilai historis, atas
nilai selisih lebih dikonversi ke dalam satuan mata uang Dollar Amerika Serikat
dengan menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada saat dilakukannya
revaluasi;
e. Untuk laba ditahan atau sisa kerugian dalam satuan mata uang Rupiah dari tahun-
tahun sebelumnya, dikonversi ke dalam satuan mata uang Dollar Amerika Serikat
dengan menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku pada akhir tahun buku
sebelumnya, yakni kurs tengah Bank Indonesia, berdasarkan sistem pembukuan
yang dianut yang dilakukan secara taat asas;

2021 Akuntansi Perpajakan


11 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
f. Untuk modal saham dan ekuitas lainnya menggunakan kurs yang sebenarnya
berlaku pada saat terjadinya transaksi;
g. Dalam hal terdapat selisih laba atau rugi sebagai akibat konversi dari satuan mata
uang Rupiah ke satuan mata uang Dollar Amerika Serikat sebagaimana dimaksud
pada huruf a), huruf b),huruf c), huruf d), dan huruf e) maka selisih laba atau rugi
tersebut dibebankan pada rekening laba ditahan.
2. Dalam tahun berjalan :
a. Untuk transaksi yang dilakukan dengan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat,
pembukuannya dicatat sesuai dengan dokumen transaksi yang bersangkutan;
b. Untuk transaksi, baik dalam negeri maupun luar negeri, yang menggunakan
satuan mata uang selain Dollar Amerika Serikat, dikonversikan ke satuan mata
uang Dollar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang sebenarnya berlaku
pada saat terjadinya transaksi, yaitu sebagai berikut :
1) Apabila dari dokumen transaksi diketahui kurs yang berlaku, maka kurs yang
dipakai adalah kurs yang diketahui dari transaksi tersebut;
2) Apabila dari dokumen transaksi tidak diketahui kurs yang berlaku, maka kurs
yang dipakai adalah kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku, berdasarkan
sistem pembukuan yang dianut yang dilakukan secara taat asas.

Besarnya Pajak Penghasilan Pasal 25 Undang-Undang PPh untuk Tahun Pajak


pertama penyelenggaraan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan
mata uang Dollar Amerika Serikat adalah sebesar Pajak Penghasilan Pasal 25 dalam
satuan mata uang Rupiah yang dikonversikan dengan menggunakan kurs tengah Bank
Indonesia yang berlaku :
a. Pada akhir tahun buku sebelum dimulainya pembukuan dengan menggunakan
bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat untuk konversi Pajak
Penghasilan sebagaimana dimaksud Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang PPh;
b. Pada saat penyampaian atau batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan
Tahunan Pajak Penghasilan Tahun Pajak sebelum dimulainya pembukuan dengan
menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat untuk
konversi Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud Pasal 25 ayat (1) Undang-
Undang PPh;atau
c. Pada saat surat ketetapan pajak diterbitkan untuk Tahun Pajak sebelum dimulainya
pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar
Amerika Serikat untuk konversi Pajak Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 25 ayat (4) Undang-Undang PPh dan pada saat penetapan penghitungan

2021 Akuntansi Perpajakan


12 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
besarnya angsuran pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (6) Undang-
Undang PPh.

Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 serta Pajak Penghasilan


Final yang dibayar sendiri oleh Wajib Pajak yang memperoleh izin untuk
menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa Inggris dan satuan mata
uang Dollar Amerika Serikat, dapat dilakukan dalam satuan mata uang Rupiah. Apabila
Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal 29 dalam satuan mata uang Rupiah,
Wajib Pajak harus mengkonversikan pembayaran dalam satuan mata uang Rupiah
tersebut ke satuan mata uang Dollar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang
ditetapkan dalam keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada tanggal pembayaran.
Wajib Pajak yang diizinkan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan
bahasa Inggris dan satuan mata uang Dollar Amerika Serikat, wajib menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan beserta lampirannya
dalam bahasa Indonesia kecuali lampiran berupa laporan keuangan, dan menggunakan
satuan mata uang Dollar Amerika Serikat. Apabila terdapat bukti pembayaran atau
pemotongan/pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pasal 23 dengan
menggunakan satuan mata uang Rupiah yang akan dikreditkan dalam Surat
Pemberitahuan Tahunan PPh Wajib Pajak Badan, harus dikonversi ke dalam satuan mata
uang Dollar Amerika Serikat dengan menggunakan kurs yang ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada tanggal pembayaran atau
pemotongan/pemungutan pajak tersebut.

Konsep Dasar Akuntansi Pajak


Secara umum akuntansi memiliki konsep dasar yang menjadi acuan dalam
menyusun standar akuntansi yang ditujukan bagi praktek akuntansi. Basis postulat
akuntansi inilah yang kemudian muncul konsep-konsep dasar dalam penyajian maupun
pelaporan keuangan entitas. Berikut akan disajikan beberapa konsep dasar akuntansi
dalam berbagai versi.
Konsep dasar akuntansi menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Kerangka
Dasar Penyajian dan Pelaporan Keuangan (KDPPLK) paragraf 22 dan 23 menyatakan
bahwa asumsi dasar akuntansi berdasarkan dasar akrual dan kelangsungan usaha(going
concern). Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS) pada The
Conceptual Framework for Financial Reporting paragraf 4.1, sebagai asumsi dasar

2021 Akuntansi Perpajakan


13 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
akuntansi adalah hanya kelangsungan usaha. Sedangkan menurut Paton dan Littleton
yang dikutip Suwardjono (2016), konsep dasar akuntansi terdiri dari, konsep kesatuan
usaha (Entity Theory), kontinuitas usaha (going concern), penghargaan sepakatan, kos
melekat (cost attach), upaya dan hasil (effort and accomplishment), bukti terverifikasi, dan
asumsi.
Dengan lebih lengkap, Anthony, Hawkins, dan Merchant sebagaimana yang dikutip
Suwardjono (2016), konsep dasar akuntansi terdapat beberapa poin, di antaranya konsep
pengukuran dengan unit uang, konsep entitas, konsep kelangsungan usaha, konsep kos,
aspek ganda, periode akuntansi, konservatisme, realisasi, penandingan, konsistensi, dan
materialitas. Maka, untuk kepentingan penelitian, hanya akan dijelaskan konsep dasar
yang merupakan postulat akuntansi dan berhubungan dengan asumsi dasar akrual
sebagai basis pencatatan akuntansi. Yaitu, konsep entitas, konsep pengukuran uang,
konsep kelangsungan usaha, konsep dua aspek akuntansi, konsep kos, konsep periode
akuntansi, konsep penandingan (matching concept), dan konsep upaya dan hasil (effort
and accomplishment).
Akuntansi pajak merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang menekankan
pada penyusunan surat pemberitahuan pajak (SPT) dan pertimbangan konsekuensi
perpajakan terhadap transaksi atau kegiatan perusahaan. Dengan kata lain akuntansi
pajak dapat didefinisikan sebagai berikut:
Akuntansi pajak secara khusus menyajikan laporan keuangan dan informasi lain
kepada administrasi pajak. Penyajian itu sebagai pemenuhan kewajiban perpajakan (tax
compliance). Walaupun secara teknis proses penyajian laporan tidak diatur secara rinci
dalam ketentuan perpajakan, pengukuran dan penilaian atas suatu fakta sangat
dipengaruhi oleh ketentuan perpajakan.
Ketentuan perpajakan merupakan produk lembaga legislatif yang mengikat semua
anggota masyarakat (termasuk profesi akuntan). Dengan demikian, apabila terjadi
kekurangsesuaian antara ketentuan perpajakan dan praktek akuntansi atau standar
akuntansi yang berlaku umum, maka Undang-undang Perpajakan mempunyai prioritas
untuk dipatuhi di atas praktek dan kelaziman akuntansi.
Secara umum, akuntansi komersial disusun dan disajikan berdasarkan Standar
yang berlaku umum, yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Namun, untuk
kepentingan perpajakan, akuntansi komersial harus disesuaikan dengan aturan
perpajakan yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, apabila terjadi perbedaan antara
ketentuan akuntansi dengan ketentuan pajak, maka untuk keperluan perhitungan,
pembayaran dan pelaporan pajak, Undang-Undang dan ketentuan Perpajakan memiliki
prioritas untuk dipatuhi.

2021 Akuntansi Perpajakan


14 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tujuan Pelaporan Keuangan Perpajakan
1. Memberikan informasi-informasi yang diperlukan untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak (PKP) dan Dasar Pengenaan Pajak (PPN).
2. Membantu wajib pajak untuk menghitung besarnya pajak yang terutang.
3. Mengetahui dan menilai tingkat kepatuhan wajib pajak dalam menjalankan sistem
self assessment, terutama apabila sedang terjadi pemeriksaan atau penyidikan
pajak.

Ciri Kualitatif Pelaporan Keuangan Perpajakan


1. Dapat dipahami oleh petugas/pemeriksa pajak.
2. Sensitivitas informasi, bukan materialitas.
3. Laporan Keuangan Fiskal disajikan secara jujur, dengan itikad baik, substansi
penghasilan dengan nama dan dalam bentuk apapun, substansi beban yang dapat
dikurangkan dari penghasilan bruto (deductible expenses) adalah beban untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang merupakan obyek pajak
yang dihitung dari penghasilan neto.
4. Dapat dibandingkan dengan periode sebelumnya, terutama untuk kompensasi
kerugian, utang-piutang antar periode, dan perbandingan pengakuan laba atau rugi
yang menuntut konsistensi kebijakan akuntansi pajak. Perubahan kebijakan
akuntansi pajak dimungkinkan dengan persetujuan Direktur Jenderal Pajak dengan
mengajukan permohonan dilengkapi alasan.
5. Laporan keuangan fiskal harus tepat waktu, paling lambat akhir bulan ketiga setelah
berakhirnya tahun buku.
6. Akuntansi Pajak harus independen terhadap akuntansi komersial.

Apabila akuntansi komersial tidak mampu menerbitkan laporan keuangan tepat


waktu, akuntansi pajak harus mampu menerbitkan laporan keuangan fiskal sendiri.
Koreksi fiskal merupakan salah satu cara praktis dalam penyusunan laporan keuangan
fiskal.

2021 Akuntansi Perpajakan


15 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka
Agoes, S. & Estralita. 2016. Akuntansi Pajak. Jakarta: Salemba Empat.
Gunadi. 1997. Akuntansi Pajak disesuaikan dengan Undang-Undang Pajak Baru. Jakarta:
Grasindo
Pardiar. 2010. Akuntansi Pajak. Jakarta: Mitra Wacana Media
Siswanto, E.H. & Tarmidi, D. 2020. Akuntansi Pajak Teori dan Praktik. Jakarta. Raja
Grafindo
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 sebagaimana diubah menjadi Undang – Undang
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP)
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 1983 sebagaimana diubah menjadi Undang – Undang
Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan
Waluyo. 2017. Perpajakan Indonesia Buku Satu. Jakarta. Salemba Empat.

2021 Akuntansi Perpajakan


16 Dr. Deden Tarmidi, M.Ak., BKP.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai