BANGSA
A. PENDAHULUAN
dasarpemersatu, lambang persatuan dan kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan
negara. Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa indonesia tak ada
yang mampu menandinginya. Indonesia yang terdiiri atas berbagai dan sukubangsa
dapat dipersatukan oleh pancasil. Itu sebabnya sering kali pancasiladianggap sebagai
dasar negara republik indonesia pancasila nilai-nilainya telah dimiliki oleh bangsa
indonesia sejak zaman dulu. Nilai –nilai tersebut meliputi nilai budaya, adat – istiadat
dan religiusitas yang diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri bangsa
indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan hidup.
Tindak –tanduksert perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah tercermin
kehidupan masyarakat sendiri. Pancasila merupakan dasar Negara, dan juga menjadi
terlepassatu sama lain melainkan satu kesatuan yang bulat, baik dalam fungsi
bangsa.Pengertian dari kata “kesatuan bulat” dari pancasila ini ialah berarti bahwasila
yang satu meliputi dan menjiwai sila-sila yang lain.Lantas perumusan pancasila juga
kehidupan berbangsa danbernegara. Seperti yang telah diketahui bahwa pancasila itu
juga merupakandasar Negara Indonesia, yang berarti dasar dari hukum tertinggi di
Indonesiaatau sumber dari segala sumber hukum di Indonesia. Hal ini terdapat
Kelima sila dalam pancasila ini memang bersifat universal sehinggadapat ditemukan
sumber dari segalasumber hukum atau dasar Negara yang harus dipatuhi. Karena
dalam sila-silapancasila tidak memihak kepada satu orang saja melainkan keseluruh
bangsaIndonesia. Dengan perkataan lain pancasila itu sebagai norma hukum dan dasar
negara Republik Indonesia, sebagai social etis bangsa Indonesia dan sebagai
pegangan moral rakyat atau negara Republik Iindonesia. Lahirnya pancasila itu dalam
penanaman pidato Ir. Soekarno selaku anggota “Dokuritzu zumbi Tyoosakai” atau
sidangnya yang pertama pada tanggal 28 s/d 1 Juni 1945 di Jakarta. Yang di
Dikenal di dalam pidato Ir. Soekarno pada tahun 1945 di Jakarta. Pancasila
sebagaidasar negara asala mulanya itu dari pengambilan pancasila, panca sama
dengan lima dansila sama dengan asas atau dasar, dan didirikannnya negara
Indonesia. Dari pemaparandiatas dapat diketahui arti pancasila itu secara umum, dan
B. PEMBAHASAN
Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK), pada tanggal 29 Mei 1945, meminta kepada
bangsa ke belakang. Hal ini mendorong mereka untuk menggali kekayaan kerohanian,
hilang arah dalam menentukan dasar negaranya. Dengan permintaan Dr. Radjiman
kembali jati diri bangsanya. Pada sidang pertama BPUPKI yang dilaksanakan dari
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
5. Kesejahteraan Rakyat.
3. Mufakat (demokrasi)
4. Kesejahteraan sosial
Pada tanggal 6 Agustus 1945 bom atom dijatuhkan di kota Hiroshima oleh
Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang. Sehari
kemudian BPUPKI berganti nama menjadi PPKI menegaskan keinginan dan tujuan
membuat Jepang menyerah kepada Amerika dan sekutunya. Peristiwa ini pun
perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks
proklamasi yang berlangsung singkat, mulai pukul 02.00-04.00 dini hari. Teks
proklamasi sendiri disusun oleh Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta dan Mr. Ahmad
Soebardjo di ruang makan Laksamana Tadashi Maeda tepatnya di jalan Imam Bonjol
No 1. Konsepnya sendiri ditulis oleh Ir. Soekarno. Sukarni (dari golongan muda)
mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan
Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Kemudian teks proklamasi Indonesia
tersebut diketik oleh Sayuti Melik. Isi Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus
1945 sesuai dengan semangat yang tertuang dalam Piagam Jakarta tanggal 22 Juni
1945.
Dasar 1945”, tanpa cadangan, artinya dengan Pancasila seperti yang dirumuskan
1945 sebagai Dasar Negara. Namun, kedua usulan tersebut tidak mencapai kuorum
keputusan sidang konstituante (Anshari, 1981: 99). Majelis (baca: konstituante) ini
menemui jalan buntu pada bulan Juni 1959. Kejadian ini menyebabkan Presiden
Soekarno turun tangan dengan sebuah Dekrit Presiden yang disetujui oleh kabinet
tanggal 3 Juli 1959, yang kemudian dirumuskan di Istana Bogor pada tanggal 4 Juli
1959 dan diumumkan secara resmi oleh presiden pada tanggal 5 Juli 1959 pukul 17.00
1. Pembubaran konstituante
a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
beradab.
kerukunan hidup.
dan kepercayaannya.
manusia.
3. Sila Persatuan Indonesia
permusyawaratan perwakilan.
kepentingan bersama.
e. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani
yang luhur.
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
Pancasila yang seharusnya sebagai nilai, dasar moral etik bagi negara dan
politik. Puncak dari keadaan tersebut ditandai dengan hancurnya ekonomi nasional,
cendekiawan dan masyarakat sebagai gerakan moral politik yang menuntut adanya
“reformasi” di segala bidang politik, ekonomi dan hukum (Kaelan, 2000: 245). Saat
Orde Baru tumbang, muncul fobia terhadap Pancasila. Dasar Negara itu untuk
sementara waktu seolah dilupakan karena hampir selalu identik dengan rezim Orde
Baru. Dasar negara itu berubah menjadi ideologi tunggal dan satu- satunya sumber
nilai serta kebenaran. Negara menjadi maha tahu mana yang benar dan mana yang
salah. Nilai-nilai itu selalu ditanam ke benak masyarakat melalui indoktrinasi (Ali,
semakin hari dampaknya makin terasa dan berdampak sangat fatal terhadap
vertikal secara masif dan pada akhirnya melemahkan sendi-sendi persatuan dan
kesatuan bangsa dan negara Indonesia. Dalam bidang budaya, kesadaran masyarakat
atas keluhuran budaya bangsa Indonesia mulai luntur, yang pada akhirnya terjadi
disorientasi kepribadian bangsa yang diikuti dengan rusaknya moral generasi muda.
Dalam bidang politik, terjadi disorientasi politik kebangsaan, seluruh aktivitas politik
seolah-olah hanya tertuju pada kepentingan kelompok dan golongan. Lebih dari itu,
aktivitas politik hanya sekedar merupakan libido dominandi atas hasrat untuk
diletakan pada kedudukan yang sangat kuat melalui TAP MPR No. II/1978 tentang
permasyarakatan P-4. Pada masa Soeharto Pancasila menjadi asas tunggal bagi semua
perbedaan, tetapi merangkum semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia
yang dinyatakan dalam seloka " Bhinneka Tunggal Ika ". Maka Pancasila merupakan
C. PENUTUP
Penetapan Pancasila sebagai dasar negara tak hendak menghapuskan perbedaan, tetapi
merangkum semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang dinyatakan
Darmini Roza dan Laurensius Arliman S Peran Pemerintah Daerah Di Dalam Melindungi Hak Anak
Di Indonesia, Masalah-Masalah Hukum, Volume 47, Nomor 1, 2018.
Laurensius Arliman S, Komnas HAM dan Perlindungan Anak Pelaku Tindak Pidana, Deepublish,
Yogyakarta, 2015.
Laurensius Arliman S, Penguatan Perlindungan Anak Dari Tindakan Human Trafficking Di Daerah
Perbatasan Indonesia, Jurnal Selat, Volume 4, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Problematika Dan Solusi Pemenuhan Perlindungan Hak Anak Sebagai
Tersangka Tindak Pidana Di Satlantas Polresta Pariaman, Justicia Islamica, Volume 13,
Nomor 2, 2016.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Perlindungan Anak Yang Tereksploitasi Secara Ekonomi Oleh
Pemerintah Kota Padang, Veritas et Justitia, Volume 2, Nomor 1, 2016.
Laurensius Arliman S, Komnas Perempuan Sebagai State Auxialiary Bodies Dalam Penegakan Ham
Perempuan Indonesia, Justicia Islamica, Volume 14, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Mewujudkan Penegakan Hukum Yang Baik Untuk Mewujudkan Indonesia
Sebagai Negara Hukum, Jurnal Hukum Doctrinal, Volume 2, Nomor 2, 2017.
Laurensius Arliman S, Participation Non-Governmental Organization In Protecting Child Rights In
The Area Of Social Conflict, The 1st Ushuluddin and Islamic Thought International
Conference (Usicon), Volume 1, 2017.
Laurensius Arliman S, Menjerat Pelaku Penyuruh Pengrusakan Barang Milik Orang Lain Dengan
Mempertimbangkan Asas Fungsi Sosial, Jurnal Gagasan Hukum, Volume 1, Nomor 1, 2019.
Laurensius Arliman S, Ilmu Perundang-Undangan Yang Baik Untuk Negara Indonesia, Deepublish,
Yogyakarta, 2019.
Laurensius Arliman S, Isdal Veri, Gustiwarni, Elfitrayenti, Ade Sakurawati, Yasri, Pengaruh
Karakteristik Individu, Perlindungan Hak Perempuan Terhadap Kualitas Pelayanan Komnas
Perempuan Dengan Kompetensi Sumber Daya Manusia Sebagai Variabel Mediasi, Jurnal
Menara Ekonomi: Penelitian dan Kajian Ilmiah Bidang Ekonomi, Volume 6, Nomor 2, 2020.
Laurensius Arliman S, Makna Keuangan Negara Dalam Pasal Pasal 23 E Undang-Undang Dasar
1945, Jurnal Lex Librum, Volume 6, Nomor 2 Juni 2020,
http://dx.doi.org/10.46839/lljih.v6i2.151.
Laurensius Arliman S, Pelaksanaan Assesment Oleh Polres Kepulauan Mentawai Sebagai Bentuk
Pelaksanaan Rehabilitasi Bagi Pecandu Dan Korban Penyalahgunaan Narkotika, Jurnal
Muhakkamah, Volume 5, Nomor 1, 2020.
Laurensius Arliman S, Aswandi Aswandi, Firgi Nurdiansyah, Laxmy Defilah, Nova Sari Yudistia, Ni
Putu Eka, Viona Putri, Zakia Zakia, Ernita Arief, Prinsip, Mekanisme Dan Bentuk Pelayanan
Informasi Kepada Publik Oleh Direktorat Jenderal Pajak, Volume 17, No Nomor, 2020.
Larensius Arliman S, Koordinasi PT. Pegadaian (Persero) Dengan Direktorat Reserse Narkoba
Polda Sumbar Dalam Penimbangan Barang Bukti Penyalahgunaan Narkotika, UIR Law
Review, Volume 4, Nomor 2, 2020, https://doi.org/10.25299/uirlrev.2020.vol4(1).3779.
Muhammad Afif dan Laurensius Arliman S, Protection Of Children's Rights Of The Islamic And
Constitutional Law Perspective Of The Republic Of Indonesia, Proceeding: Internasional
Conference On Humanity, Law And Sharia (Ichlash), Volume 1, Nomor 2, 2020.
Otong Rosadi danLaurensius Arliman S, Urgensi Pengaturan Badan Pembinaan Idelogi Pancasila
Berdasarkan Undang-Undang Sebagai State Auxiliary Bodies yang Merawat Pancasila
dalam Perspektif Hak Asasi Manusia, Prosiding Konferensi Nasional Hak Asasi Manusia,
Kebudayaan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia pada Masa Pandemi Covid-
19: Tantangan untuk Keilmuan Hukum dan Sosial Volume 1, Universitas Pancasila, Jakarta,
2020.