Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH : KELOMPOK I
ANGKATAN 2018
Definisi Temuan Audit
Menurut ISO 9000, temuan audit adalah hasil evaluasi dari bukti audit yang dikumpulkan
terhadap kriteria audit. Temuan audit dapat mengindikasikan, baik kesesuaian ataupun
ketidaksesuaian dengan kriteria audit atau peluang perbaikan. Pengertian ketidaksesuaian sendiri
adalah penyimpangan melalui bukti obyektif atas kriteria audit yang ditetapkan auditor harus
menginvestigasi untuk menentukan secaratepat kriteria audit yang dilanggar dan menetapkan
rekomendasi tindakan perbaikan.
1. Major
Sebuah temuan audit dikatakan kategori major, apabila tidak sesuai dengan persyaratan
ISO 9001:2008 yang seharusnya dijalankan dan harus dilakukan perbaikan segera.
2. Minor
Sebuah temuan audit dikatan kategori minor, apabila terdapat inkonsistensi dalam
menjalankan prosedur yang diturunkan dari ISO 9001:2008 dan diberikan deadline waktu
tertentu untuk memperbaikinya.
3. Observasi
Sebuah temuan audit dikatakan kategori observasi, apabila temuan tersebut bukan
termasuk dalam persyaratan ISO 9001:2008 tetapi sebaiknya dijalankan. Dalam temuan
observasi, auditor akan memberikan rekomendasi sebagai usulan peningkatan, namun
divisi terkait dalam perusahaan memiliki hak bebas untuk menjalankan atau tidak
menjalankan usulan tersebut.
Sifat Temuan Audit
Temuan audit dapat memiliki berbagai bentuk & ukuran misalnya:
- Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan, seperti
pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
- Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari
perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya
sendiri.
- Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif
yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih
menguntungkan.
- Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragan
untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam
jumlah dan signifikansinya.
- Eksposur-eskposur risiko yang harus dipertimbangkan.
Temuan audit sering disebut kekurangan (deficiencies).
Istilah “temuan´cenderung terlalu negatif, sedang “kondisi” relatif lebih tepat dan
dianggap lebih nyaman, tidak memberi ancaman, dan tidak menimbulkan tanggapan
defensif bagi auditee.
Temuan audit menjelaskan bahwa sesuatu yang baik saat sekarang (current) atau masa
lalu ( histories ) serta yang mungkin terjadi dimasa yang akan dating (future) terdapat
kesalahan.
Standar
Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam satandar 2310
menyatakan:
o Kriteria (criteria) : standar, ukuran atau ekspektasi yang dipakai untuk evaluasi /
verifikasi (apa yang harusnya ada/harapan).
o Kondisi (condition) : bukti faktual yang ditemukan saat pengujian (apa yang
ada/kenyataan).
o Penyebab (causes) : alasan perbedaan antara harpan dengan kondisi aktual
(mengapa ada perbedaan ).
o Dampak (effect) : risiko/ eksposur yang dihadapi organisasi karena kondisi tidak
sama dengan kriteria (akibat perbedaan).
Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien, hal-hal
terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan mana pun.
Practice advisory 2420-1 dari Standar : “kualitas kriteria komunikasi” a.1 : obyektif,
jelas, ringkas, konstruktif & tepat waktu.
1. Tingkat Signifikansi
Tidak ada dua temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan mencerminkan tingkat
kerugian atau risiko aktual atau potensialnya masing-masing. Untuk kebanyakan tujuan, temuan-
temuan audit bisa diklasifikasikan menjadi tidak signifikan, kecil, atau besar.
Pembahasan Temuan
1. Aktivitas pencatatan temuan audit internal (Internal Audit Activity Record of Audit
Findings) . Dibuat sesuai dengan tujuan.
2. Laporan pencatatan temuan audit (Record Audit Findings) :
Keahlian Komunikasi
Laporan ringkas sekalipun seperti yang tampak pada RAF harus ditulis dengan baik dan
masalah-masalah harus diidentifikasikan dengan jelas menggunakan istilah-istilah singkat, padat,
dan tepat. Bahasa RAF harus diekspresikan dalam nada yang positif, dan istilah-istilah yang
mendorong reaksi emosional atau defensif harus dihindari.
Pada saat yang sama, auditor harus terlibat dalam masalah sensitif dan negatif. Masalah-masalah
kontrol serius, kecurangan, atau tindakan-tindakan ilegal harus selalu dipandang sebagai berita
buruk, terlepas dari kemampuan komunikasi auditor atau objektivitas RAF
Penelaahan Pengawasan
Seharusnya setiap temuan audit yang dilaporkan telah melalui penelahan pengawasan
(supervisory review) yang ketat.
Tujuannya untuk mempertahankan kredibilitas aktivitas audit internal.
Penyelia (supervisor) audit harus melakukan review secara rutin/periodik untuk
menjaga mutu/kualitas audit.
Tindak Lanjut
Standar 2500.A.1 : Kepala bagian audit harus menetapkan proses tindak lanjut untuk
memonitor dan memastikan bahwa tindakan manajemen telah diimplementasikan
secara efektif atau bahwa manajemen senior telah menerima risiko untuk tidak
mengambil keputusan.
Practice advisory 2500-A.1.1 :”proses Tindak Lanjut” : Tanggungjawab untuk
melakukan tindak lanjut harus didefinisikan dalam piagam tertulis aktivitas audit
internal.
Kecukupan Tindakan Perbaikan
Tindakan perbaikan tidak memadai sama sekali dan ditolak oleh auditor internal karena
alasan-alasan berikut ini:
Selain kedudukan internal auditor dalam organisasi, hal penting lainnya dalam
pelaksanaan fungsi pemeriksaan intern adalah penetapan secara jelas tentang tanggung jawab
dan wewenang yang dimiliki oleh internal auditor. Perincian wewenang dan tanggung jawab
pemeriksa hendaknya dibuat secara hati-hati dan mencakup semua wewenang yang diperlukan
serta tidak mencantumkan tanggung jawab yang tidak akan dipikulnya. Wewenang yang
berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal
auditor tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan
dengan pokok masalah yang dihadapi. Internal auditor harus bebas dalam mereview dan menilai
kebijaksanaan, rencana, prosedur dan catatan.
Holmes menguraikan dan menilai tanggung jawab internal auditor sebagai berikut:
Tetapi yang lebih diinginkan adalah memberikan keyakinan, bukan memberitahu. Dan
proses memberikan keyakinan tersebut harus dimulai dari awal. Pada pertemuan pendahuluan,
auditor harus meyakinkan klien bahwa:
Dalam menjalankan fungsinya, internal auditor tidak memikul tanggung jawab langsung
dan juga tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang sedang diperiksa itu. Oleh
karena itu, pemeriksaan dan penilaian internal auditor tidak membebaskan orang lain dalam
perusahaan itu dari tanggung jawab. Dengan kata lain internal auditor harus bebas membahas
dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan pencatatan yang ada, tetapi tidak berarti
internal auditor menggantikan tugas pejabat yang diperiksanya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sawyer, Lawrence B, Morimer A Dittenhofer, James H Scheiner. 2005. Edisi Lima. Internal
Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Ahmad Fauzi (2010, 19 Oktober). Makalah Temuan Audit. Diperoleh 26 April 2013, dari
http://fozi89.blogspot.com/2010/10/makalah-tmuan-audit.html
Firman Personal Blogs (2010, 9 Januari). Temuan Audit. Diperoleh 26 April 2013, dari
http://ffirmann.wordpress.com/2010/01/09/temuan-audit/
Me, Myself, and I (2012, 25 Maret). Temuan Audit. Diperoleh 26 April 2013, dari
http://diariesofinri.blogspot.com/2012/03/temuan-audit.html
Referensi Ilmu Akuntansi (2012, 29 November). Wewenang dan Tanggung Jawab Internal
Auditor Diperoleh 26 April 2013, dari
http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/11/wewenang-dan-tanggung-jawab-internal.html