Anda di halaman 1dari 10

TEMUAN AUDIT

(MODUL PENGAUDITAN INTERNAL)

OLEH : KELOMPOK I

ANGGELA VIRGONIA GO,O WEA : (1802622010552/02)

LUH PUTU SRI MIRA UTAMI : (1802622010564/14)

NI PUTU SUARNI ASIH : (1802622010579/29)

NI WAYAN MELINA : (1802622010581/31)

PUTU AYU WIRAYANTI : (1802622010585/35)

PRODI AKUNTANSI GIANYAR B

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

ANGKATAN 2018
Definisi Temuan Audit

Menurut ISO 9000, temuan audit adalah hasil evaluasi dari bukti audit yang dikumpulkan
terhadap kriteria audit. Temuan audit dapat mengindikasikan, baik kesesuaian ataupun
ketidaksesuaian dengan kriteria audit atau peluang perbaikan. Pengertian ketidaksesuaian sendiri
adalah penyimpangan melalui bukti obyektif atas kriteria audit yang ditetapkan auditor harus
menginvestigasi untuk menentukan secaratepat kriteria audit yang dilanggar dan menetapkan
rekomendasi tindakan perbaikan.

Jenis ketidaksesuaian dalam temuan audit antara lain:

1. Major
Sebuah temuan audit dikatakan kategori major, apabila tidak sesuai dengan persyaratan
ISO 9001:2008 yang seharusnya dijalankan dan harus dilakukan perbaikan segera.

2. Minor
Sebuah temuan audit dikatan kategori minor, apabila terdapat inkonsistensi dalam
menjalankan prosedur yang diturunkan dari ISO 9001:2008 dan diberikan deadline waktu
tertentu untuk memperbaikinya.

3. Observasi
Sebuah temuan audit dikatakan kategori observasi, apabila temuan tersebut bukan
termasuk dalam persyaratan ISO 9001:2008 tetapi sebaiknya dijalankan. Dalam temuan
observasi, auditor akan memberikan rekomendasi sebagai usulan peningkatan, namun
divisi terkait dalam perusahaan memiliki hak bebas untuk menjalankan atau tidak
menjalankan usulan tersebut.
Sifat Temuan Audit
 Temuan audit dapat memiliki berbagai bentuk & ukuran misalnya:
- Tindakan-tindakan yang seharusnya diambil tetapi tidak dilakukan, seperti
pengiriman yang dilakukan tetapi tidak ditagih.
- Tindakan-tindakan yang dilarang, seperti pegawai yang mengalihkan sewa dari
perlengkapan perusahaan ke perusahaan kontrak pribadi untuk kepentingannya
sendiri.
- Tindakan-tindakan tercela, seperti membayar barang dan perlengkapan pada tarif
yang telah diganti dengan tarif yang lebih rendah pada kontrak yang lebih
menguntungkan.
- Sistem yang tidak memuaskan, seperti diterimanya tindak lanjut yang seragan
untuk klaim asuransi yang belum diterima padahal klaim tersebut bervariasi dalam
jumlah dan signifikansinya.
- Eksposur-eskposur risiko yang harus dipertimbangkan.
 Temuan audit sering disebut kekurangan (deficiencies).
 Istilah “temuan´cenderung terlalu negatif, sedang “kondisi” relatif lebih tepat dan
dianggap lebih nyaman, tidak memberi ancaman, dan tidak menimbulkan tanggapan
defensif bagi auditee.
 Temuan audit menjelaskan bahwa sesuatu yang baik saat sekarang (current) atau masa
lalu ( histories ) serta yang mungkin terjadi dimasa yang akan dating (future) terdapat
kesalahan.
Standar

Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA) dalam satandar 2310
menyatakan:

 Auditor internal harus mengidentifikasi informasi yang cukup (sufficient), andal


(reliable), relevan (relevance) dan berguna (usefulness) untuk mencapai tujuan
penugasan.
 Practice advisory 2410-1 dari Standar : “ kriteria komunikasi” memperluas arahan
menjadi:

- Komunikasi akhir penugasan bisa mencakup informasi latar belakang dan


ringkasan. Informasi latar belakang: identifikasi unit-unit organisasional,
menelaah aktivitas-aktivitas, memberikan informasi yang relevan seperti
pengamatan, kesimpulan dan rekomendasi dari laporan-laporan sebelumnya.
- Ringkasan: mencakup representasi penyeimbang dari isi komunikasi penugasan.
 Hasil harus mencakup obsercasi, kesimpulan (opini), rekomendasi, dan rencana-rencana
tindakan.
 Observasi: pernyataan fakta yang berkaitan.
 Observasi dan rekomendasi harus didasarkan pada atribut : kriteria, kondisi, penyebab &
dampak.

o Kriteria (criteria) : standar, ukuran atau ekspektasi yang dipakai untuk evaluasi /
verifikasi (apa yang harusnya ada/harapan).
o Kondisi (condition) : bukti faktual yang ditemukan saat pengujian (apa yang
ada/kenyataan).
o Penyebab (causes) : alasan perbedaan antara harpan dengan kondisi aktual
(mengapa ada perbedaan ).
o Dampak (effect) : risiko/ eksposur yang dihadapi organisasi karena kondisi tidak
sama dengan kriteria (akibat perbedaan).
 Observasi dan rekomendasi juga bisa mencakup penyelesaian penugasan klien, hal-hal
terkait, dan informasi pendukung jika tidak terkandung di laporan mana pun.
 Practice  advisory 2420-1 dari Standar : “kualitas kriteria komunikasi” a.1 : obyektif,
jelas, ringkas, konstruktif & tepat waktu.

Pendekatan Untuk Konstruksi Temuan

Kemampuan Internal Auditor :

 Sangat dipengaruhi oleh pengalaman (experience).


 Memerlukan naluri bisnis (business instine) yang baik untuk mengembangkan
temuan.

Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan Internal Auditor :

 Tidak mengganti pertimbangan audit dengan pertimbangan manajemen.


 Bertanggungjawab untuk memberikan bukti.
 Tertarik pada perbaikan kinerja, namun tidak mutlak.
 Meninjau temuan audit secara kontinyu, sebab dimungkinkan temuan audit tersebut
sudah tidak dapat dipertahankan (tidak relevan) pada saat berjalannya waktu.

1. Tingkat Signifikansi

Tidak ada dua temuan yang benar-benar sama. Setiap temuan mencerminkan tingkat
kerugian atau risiko aktual atau potensialnya masing-masing. Untuk kebanyakan tujuan, temuan-
temuan audit bisa diklasifikasikan menjadi tidak signifikan, kecil, atau besar.

 Temuan-temuan tidak signifikan (insignificant findings) : tidak


disembunyikan/dilewatkan.
 Temuan-temuan kecil (minor findings) : perlu dilaporkan, bisanya dalam bentuk surat
kepada manajemen (management letter).
 Temuan-temuan besar (major findings) : dapat menghalangi tujuan utama organisasi.
 Pengklasifikasian tersebut merupakan tanggung jawab auditor internal, bukan
manajemen.

Elemen-elemen Temuan Audit

Fakta-fakta yang ditemukan auditor internal haruslah meyakinkan, kriterianya harus


dapat diterima, dan logika yang digunakan juga harus meyakinkan. Kebanyakan temuan audit
harus mencakup elemen-elemen tertentu, termasuk latar belakang, kriteria, kondisi, penyebab,
dampak, kesimpulan, dan rekomendasi. Setiap temuan audit yang mencakup elemen-elemen ini
baik eksplisit maupun implisit akan menjadi argumen yang kuat untuk dilakukannya tindak
perbaikan.

 Latar belakang (background): Identifikasi orang-orang yang berperan, hubungan


organisasi, dan memperhatikan tujuan serta sasaran.
 Kriteria (criteria) : tujuan & sasaran serta kualitas pencapaian.
 Kondisi (condition) : merupakan jantungnya temuan.
 Penyebab (cause) : memerlukan latihan pemecahan masalah (problem solving).
 Dampak (effect):
o Temuan tentang keenomisan & efisiensi : diukur dalam $ atau Rp.
o Temuan tentang keefektivan : ketidakmampuan untuk menyelesaikan hasil akhir.
 Kesimpulan (conclusion) : harus didukung dengan fakta.
 Rekomendasi (recommendation) : tindakan yang dapat dipertimbangkan oleh manajemen
untuk memperbaiki kondisi yang salah atau memperkuat sistem pengendalian intern.

Pembahasan Temuan

Auditor internal menyusun temuan audit dan merenungkan rekomendasi, serta


mewaspadai kekeliruan mereka sendiri. Untuk mengecek pemahaman atas hal-hal yang mereka
temukan, auditor internal harus berbicara dengan orang yang paling mengetahui fakta tersebut
dan mengetahui interpretasi klien dan mencatatnya dalam kertas kerja.

 Pencatatan temuan audit :

1. Aktivitas pencatatan temuan audit internal (Internal Audit Activity Record of Audit
Findings) . Dibuat sesuai dengan tujuan.
2. Laporan pencatatan temuan audit (Record Audit Findings) :

 Memberikan acuan untuk bahan pembahasan.


 Digunakan unuk mengkomunikasikan temuan dengan auditee (klien) dan untuk
mendapatkan tanggapan tertulis.
 Keahlian komunikasi sangat penting bagi Auditor Internal, terutama dalam presentasi
hasil audit.

Keahlian Komunikasi

Laporan ringkas sekalipun seperti yang tampak pada RAF harus ditulis dengan baik dan
masalah-masalah harus diidentifikasikan dengan jelas menggunakan istilah-istilah singkat, padat,
dan tepat. Bahasa RAF harus diekspresikan dalam nada yang positif, dan istilah-istilah yang
mendorong reaksi emosional atau defensif harus dihindari.
Pada saat yang sama, auditor harus terlibat dalam masalah sensitif dan negatif. Masalah-masalah
kontrol serius, kecurangan, atau tindakan-tindakan ilegal harus selalu dipandang sebagai berita
buruk, terlepas dari kemampuan komunikasi auditor atau objektivitas RAF

Penelaahan Pengawasan

 Seharusnya setiap temuan audit yang dilaporkan telah melalui penelahan pengawasan
(supervisory review) yang ketat.
 Tujuannya untuk mempertahankan kredibilitas aktivitas audit internal.
 Penyelia (supervisor) audit harus melakukan review secara rutin/periodik untuk
menjaga mutu/kualitas audit.

Pelaporan Temuan Audit

 Beberapa organisasi audit menyusun ringkasan eksekutif (executive summary) atas


laporan audit internal.
 Ringkasan eksekutif :

- Biasanya dibuat dalam satu halaman.


- Menjelaskan lingkup audit
- Menyajikan opini audit secara keseluruhan
- Menyajikan penilaian auditor atas obyek/operasi yang diaudit.

Tindak Lanjut

 Standar 2500.A.1 : Kepala bagian audit harus menetapkan proses tindak lanjut untuk
memonitor dan memastikan bahwa tindakan manajemen telah diimplementasikan
secara efektif atau bahwa manajemen senior telah menerima risiko untuk tidak
mengambil keputusan.
 Practice advisory 2500-A.1.1 :”proses Tindak Lanjut” : Tanggungjawab untuk
melakukan tindak lanjut harus didefinisikan dalam piagam tertulis aktivitas audit
internal.
Kecukupan Tindakan Perbaikan

Secara umum, tindakan perbaikan seharusnya:

 Responsif terhadap kelemahan yang dilaporkan


 Lengkap dalam memperbaiki semua aspek material dari kelemahan yang ada
 Berkelanjutan efektivitasnya
 Diawasi untuk mencegah terulang kembali

Tindakan perbaikan tidak memadai sama sekali dan ditolak oleh auditor internal karena
alasan-alasan berikut ini:

 Tindakan tersebut tidak responsif: tindakan perbaikan tidak berhubungan dengan


kontrol atas serifikasi.
 Tindakan tersebut tidak lengkap: hanya karyawan yang diperiksa auditor yang
diambil tindakan.
 Tindakan tersebut tidak berkelanjutan: tidak ada sistem yang diterapkan untuk
memastikan bahwa para karyawan dan penyelia mereka diinformasikan mengenai
penangguhan masa berlaku sertifikat mereka.
 Tindakan tersebut tidak diawasi: tidak ada ketentuan, kecuali oleh audit internal
periodik, untuk memastikan bahwa orang yang menangani bahan peledak telah
dilatih dan diberi sertifikasi.

Kewenangan dan Status Audit

Selain kedudukan internal auditor dalam organisasi, hal penting lainnya dalam
pelaksanaan fungsi pemeriksaan intern adalah penetapan secara jelas tentang tanggung jawab
dan wewenang yang dimiliki oleh internal auditor.  Perincian wewenang dan tanggung jawab
pemeriksa hendaknya dibuat secara hati-hati dan mencakup semua wewenang yang diperlukan
serta tidak mencantumkan tanggung jawab yang tidak akan dipikulnya.  Wewenang yang
berhubungan dengan tanggung jawab tersebut harus memberikan akses penuh kepada internal
auditor tersebut untuk berurusan dengan kekayaan dan karyawan perusahaan yang relevan
dengan pokok masalah yang dihadapi.  Internal auditor harus bebas dalam mereview dan menilai
kebijaksanaan, rencana, prosedur dan catatan.
Holmes menguraikan dan menilai tanggung jawab internal auditor sebagai berikut:

1. Memberikan informasi dan nasehat kepada manajemen dan menjalankan tanggung


jawab ini dengan cara konsisten dengan kode etik Institute of Internal Auditor.
2. Mengkoordinasikan kegiatan dengan orang lain agar berhasil mencapai sasaran audit
dan sasaran perusahaan

Tetapi yang lebih diinginkan adalah memberikan keyakinan, bukan memberitahu. Dan
proses memberikan keyakinan tersebut harus dimulai dari awal. Pada pertemuan pendahuluan,
auditor harus meyakinkan klien bahwa:

1. mereka akan diberitahu segera mengenai setiap temuan yang ditemukan


auditor.
2. baik temuan maupun dukungan atasnya akan dibahas secara mendalam
3. setiap pertanyaan menyangkut fakta-fakta akan diselesaikan sebelum masalah
dilaporkan.
4. klien akan diperbolehkan untuk berada pada posisi yang berlawanan dengan
temuan, dan;
5. klien akan diberikan setiap peluang untuk memulai tindakan perbaikan.

Dalam menjalankan fungsinya, internal auditor tidak memikul tanggung jawab langsung
dan juga tidak mempunyai wewenang atas kegiatan-kegiatan yang sedang diperiksa itu.  Oleh
karena itu, pemeriksaan dan penilaian internal auditor tidak membebaskan orang lain dalam
perusahaan itu dari tanggung jawab.  Dengan  kata lain internal auditor harus bebas  membahas
dan menilai kebijaksanaan, rencana, prosedur dan  pencatatan yang ada, tetapi tidak berarti
internal auditor menggantikan tugas pejabat yang diperiksanya tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Sawyer, Lawrence B, Morimer A Dittenhofer, James H Scheiner. 2005. Edisi Lima. Internal
Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Ahmad Fauzi (2010, 19 Oktober). Makalah Temuan Audit. Diperoleh 26 April 2013, dari
http://fozi89.blogspot.com/2010/10/makalah-tmuan-audit.html
Firman Personal Blogs (2010, 9 Januari). Temuan Audit. Diperoleh 26 April 2013, dari
http://ffirmann.wordpress.com/2010/01/09/temuan-audit/

Me, Myself, and I (2012, 25 Maret). Temuan Audit. Diperoleh 26 April 2013, dari
http://diariesofinri.blogspot.com/2012/03/temuan-audit.html

Referensi Ilmu Akuntansi (2012, 29 November). Wewenang dan Tanggung Jawab Internal
Auditor Diperoleh 26 April 2013, dari
http://referensiakuntansi.blogspot.com/2012/11/wewenang-dan-tanggung-jawab-internal.html

Anda mungkin juga menyukai