Anda di halaman 1dari 5

RESUME KULIAH

KEHAMILAN DAN PERSALINAN NORMAL


(DOSEN PENGAMPU :Dr.MARDIANA AHMAD, M.Keb)

NAMA : ZAFITRI NULANDARI

NIM : P102202034

JURUSAN : ILMU KEBIDANAN

SISTEM HORMONAL YANG MEMPENGARUHI SISTEM REPRODUKSI WANITA

Hormon reproduksi merupakan molekul steroid derivat dari kolesterol. Hormon


reproduksi berada di sitoplasma bergabung dengan protein reseptor spesifik. Hormon ini terikat
secara kompetitif membentuk kompleks Hormon-reseptor. Kompleks pengikatan hormon
reproduksireseptor berperan sebagai pengatur pembentukan protein dan enzim sistem
reproduksi. Kompleks Hormon reseptorreseptor masuk ke inti dan terikat pada kromatin
(reversibel) DNA yang selanjutnya sebagai bahan untuk membuat mRNA pada sintesis protein
atau enzim sistem reproduksi. Hormon reproduksi pada konsentrasi tinggi bekerja langsung
melalui aktivitas enzim-enzim yang ada di membran sel-sel target.
Hormon wanita berperan dalam banyak tahap kehidupan wanita, terutama pada fase
kehamilan hingga melahirkan. dalam tubuh seorang wanita, hormon diproduksi di ovarium dan
kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal adalah kelenjar kecil seukuran separuh ibu jari yang terletak
di atas ginjal. Kelenjar ini menghasilkan banyak hormon wanita
Hormon wanita terbagi menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Estrogen
kelenjar adrenal dan sel-sel lemak menghasilkan estrogen. Fungsi dari estrogen sangat
dominan terutama dalam hal reproduksi dan seksual. Biasanya, hormon estrogen akan
semakin dominan ketika seorang perempuan menginjak fase puber. Ketika puber, seorang
perempuan akan mengalami beberapa perubahan pada tubuhnya. Mulai dari pembesaran
payudara, pinggul yang lebih lebar, hingga tumbuhnya rambut di area vagina dan ketiak. Ini
terjadi karena pengaruh hormon estrogen.Tak hanya itu, hormon estrogen juga
mengatur siklus menstruasi wanita. Apabila sel telur tidak dibuahi dalam periode masa
subur, level estrogen akan turun drastis dan menstruasi terjadi.Sebaliknya, apabila sel telur
berhasil dibuahi, maka estrogen akan “berkolaborasi” dengan progesteron untuk
menghentikan ovulasi selama kehamilan.Dalam kaitannya dengan pembentukan tulang,
estrogen juga tak ketinggalan. Hormon yang satu ini akan bekerja sama dengan vitamin D,
kalsium, dan hormon lainnya untuk proses pembentukan tulang secara alami.Tak berhenti
sampai di situ, hormon estrogen juga berpengaruh terhadap cara kerja otak. Ada banyak
riset – salah satunya dari National Library of Medicine – yang membuktikan bahwa level
estrogen yang rendah menyebabkan mood seseorang berantakan.
2. Progesteron
Hormon wanita kedua yang juga tak kalah penting adalah progesteron. Ini adalah
hormon yang meningkat ketika proses ovulasi dan akan terus naik hingga puncaknya selama
proses kehamilan.Hormon progesteron membantu mengendalikan siklus menstruasi dan
mempersiapkan tubuh seorang wanita untuk hamil. Itulah mengapa hormon progesteron kerap
berkaitan dengan kesuburan karena memengaruhi lancar tidaknya menstruasi, kehamilan,
hingga risiko komplikasi saat hamil.Progesteron ini pula yang mempersiapkan dinding uterus
untuk siap “menerima” sel telur yang telah dibuahi agar bisa tumbuh. Tak hanya itu, hormon
progesteron juga mencegah kontraksi otot rahim yang bisa menyebabkan dinding rahim seakan
menolak sel telur.Selama proses kehamilan pun, hormon progesteron juga menjadi stimulus
berkembangnya kelenjar-kelenjar payudara agar siap memproduksi air susu.Masih soal hormon
wanita progesteron, ketika proses persalinan, hormon ini akan bergabung dengan hormon
relaxin untuk melunakkan ligamen dan otot. Dengan demikian, sang ibu akan semakin siap
untuk mengeluarkan bayi.
3. Testosteron
Memang testosteron merupakan hormon yang identik dengan pria. Meski demikian,
testosteron juga ada dalam tubuh wanita dalam jumlah lebih sedikit.Meskipun sedikit, ada
banyak hal yang berpengaruh karena keberadaan testosteron. Di antaranya kesuburan, gairah
seksual, menstruasi, massa tulang, hingga produksi sel darah merah.Idealnya, seorang wanita
perlu memiliki 15-70 nanogram per deciliter (ng/dl) testosteron di darah mereka. Apabila
terlalu rendah, bisa jadi seseorang akan merasa lemas, susah tidur, tidak bergairah, jadwal
menstruasi tidak lancar, masalah kesuburan, hingga vagina terasa kering.
Hormon wanita dan fasenya
Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, hormon testosteron akan menurun
dengan sendirinya. Hal yang sama juga terjadi pada hormon-hormon wanita lainnya.
Ketika menopause, misalnya. Ovarium akan memproduksi lebih sedikit hormon
wanita.Menariknya, hormon wanita ternyata tak hanya muncul saat pubertas saja. Bahkan pada
masa awal kelahiran seorang bayi. Biasanya, tanda-tandanya adalah pembesaran
payudara.Berdasarkan kesimpulan para peneliti, hal ini terjadi karena sang ibu menurunkan
hormon estrogen melalui plasenta ketika proses kehamilan. Hipotesis lainnya adalah hormon
estrogen yang menurun pada sang ibu menyebabkan otak bayi mengimbanginya dengan
memproduksi hormon prolaktin yang juga bisa menyebabkan pembesaran payudara.Meski
demikian, kondisi ini biasanya hilang dengan sendirinya dalam waktu beberapa pekan.
Ketika hormon wanita berubah drastis
Salah satu fase yang bisa menyebabkan hormon wanita berubah drastis adalah saat
kehamilan. Di momen ketika sel telur dibuahi dan seorang perempuan dinyatakan hamil,
hormonnya tak lagi sama.Ada hormon bernama HCG (human chorionic gonadotrophin) yang
dihasilkan dari plasenta. HCG menjadi stimulus ovarium untuk memproduksi estrogen dan
progesteron lebih banyak lagi demi kelancaran proses kehamilan.Perubahan ini akan terus
berlanjut selama kehamilan. Pada bulan keempat, misalnya. Plasenta akan mengambil alih
peran ovarium sebagai penghasil utama hormon wanita.Itulah mengapa muncul hormon yang
bertugas untuk menebalkan rahim, meningkatkan sirkulasi darah, dan melemaskan otot rahim
demi memberi ruang bagi bayi untuk terus bertumbuh.Menakjubkan, bukan? Hormon wanita
memegang peran penting dalam mengatur fungsi tubuh, terutama kaitannya dengan
reproduksi dan aspek seksual. Jika terjadi ketidakseimbangan hormon, akan ada
konsekuensinya bagi kesehatan seorang wanita.
Gangguan hormon pada wanita
Menurut Ahli, banyak faktor yang medis dapat menyebabkan gangguan hormon pada
wanita. Beberapa diantaranya adalah:

 Sindrom Cushing
Kondisi ini terjadi karena adanya produksi hormon secara berlebih pada kelenjar
pituitari. Dampaknya, kelenjar adrenal menjadi terlalu aktif. Kondisi ini juga dapat
terjadi akibat konsumsi obat-obatan kortikosteroid dengan dosis tinggi, terutama pada
anak-anak.

 Hipopituitarisme
Kondisi ini terjadi apabila kelenjar pituitari tidak mampu memproduksi hormon dengan
baik. Ketika kelenjar pituitari tidak melepaskan cukup hormon, penderitanya akan
mengalami kekurangan hormon. Hipopituitarisme ini juga dapat memicu berhentinya
menstruasi pada wanita.

 Penyakit Addison
Penyakit Addison muncul akibat kurangnya hormon yang diproduksi oleh kelenjar
adrenal. Kondisi ini ditandai dengan beberapa gejala yang perlu Anda waspadai seperti,
kelelahan, dehidrasi, perubahan warna kulit, dan sakit perut.

 PCOS (Sindrom Ovarium Polikistik)


Kondisi ini terjadi saat fungsi ovarium terganggu dan menyebabkan hormon pada
wanita menjadi tidak seimbang. PCOS merupakan salah satu faktor penyebab
kemandulan pada wanita.

 Gigantisme
Kondisi ini mulai terjadi sejak masa kanak-kanak dengan tubuh yang memproduksi
hormon pertumbuhan secara berlebih. Penderita kondisi ini biasanya memiliki tinggi
dan berat badan di atas rata-rata.

 Hipertiroidisme
Hipertiroidisme terjadi saat kadar hormon tiroid di dalam tubuh sangat tinggi. Gangguan
pada hormon ini umumnya akan menyebabkan gangguan metabolisme tubuh.
Hipertiroidisme lebih sering terjadi pada wanita.

 Hipotiroidisme
Hipotiroidisme merupakan kebalikan dari hipertiroidisme. Kondisi terjadi ketika kelenjar
tiroid terganggu dan tidak bisa menghasilkan cukup hormon. Hipotiroidisme dapat
menyebabkan proses metabolisme tubuh semakin lambat, sehingga energi yang
diproduksi oleh tubuh akan berkurang.
Cara mengatasi kekurangan hormon pada wanita
Banyak cara yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi kekurangan hormon pada
wanita. Para ahli juga menyarankan beberapa perubahan gaya hidup berikut untuk dapat
meningkatkan hormon pada wanita:

 Diet
Melakukan program diet bisa menjadi salah satu pilihan Anda. Pengurangan 10% berat
badan pada wanita dapat membuat menstruasi lebih teratur dan meningkatkan peluang Anda
untuk hamil.

 Tidur yang cukup dan jauhi stres


Stres dapat menyebabkan perubahan kadar serum dalam banyak hormon pada tubuh
Anda, seperti hormon glukokortikoid, katekolamin, hormon pertumbuhan, dan prolaktin.
Cobalah untuk melakukan hal-hal yang Anda sukai untuk menghindari stres. Pastikan Anda
mendapatkan tidur yang cukup setidaknya 8 jam per hari. 

 Olahraga teratur
Olahraga dapat membantu Anda untuk menyeimbangkan hormon dalam tubuh.
Olahraga mampu memperkuat sistem endokrin yang akan mengatur hormon dalam tubuh.
Olahraga juga dapat mengurangi stres, membantu tidur lebih berkualitas, dan menjaga berat
badan Anda.

 Jaga kesehatan pencernaan


Kesehatan pencernaan cukup berpengaruh pada sistem kekebalan tubuh dan sistem
hormon Anda. Menghindari makanan yang dapat menyebabkan gangguan sistem pencernaan
penting dilakukan untuk menjaga keseimbangan hormon dalam tubuh. 

 Hindari bahan kimia


Bahan kimia berbahaya dapat masuk ke dalam tubuh Anda melalui berbagai cara.
Jangan diabaikan, hal ini dapat mengganggu keseimbangan hormon Anda. Makanan yang
mengandung pestisida, pembersih ruangan, wadah plastik yang Anda gunakan untuk makanan,
dan produk perawatan tubuh yang Anda pakai, harus Anda perhatikan.

Anda mungkin juga menyukai