Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelompok :

- Dian Putri Wahyuni (19030244012) / BIOLOGI D 2019


- Intan Dwi Enggarwati (19030244015) / BIOLOGI D 2019

TUGAS EKOTOKSIKOLOGI PERTEMUAN KE-6

PEMANFAATAN FITOPLANKTON SEBAGAI BIOINDIKATOR KUALITAS AIR


DI PERAIRAN MUARA SUNGAI HITAM KABUPATEN BENGKULU TENGAH
PROVINSI BENGKULU

Kualitas lingkungan dapat ditentukan dengan kondisi fisik air yang berada pada
lingkungan tersebut, contohnya yang berada pada muara Sungai Hitam. Muara Sungai Hitam
memiliki air yang berwarna coklat-kehitaman, hal ini dikarenakan berada diantara wilayah
peralihan perairan darat dan perairan laut. Indikator yang dapat digunakan adalah indikator
biologi, salah satunya adalah komposisi dan kelimpahan fitoplankton. Fitoplankton
merupakan salah satu bioindikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pencemaran
disuatu perairan. Tingkat pencemaran ditentukan berdasarkan indeks saprobitas melalui
analisis komposisi dan kelimpahan fitoplankton. Kondisi fisik, kimia, dan biologi yang
mengalami perubahan dapat dijadikan sebagai acuan mengenai kualitas perairan.

Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui kelimpahan fitoplankton dan peranan
fitoplankton dalam meninjau keadaan kualitas air dengan menggunakan penghitungan
saprobitas perairan pada perairan muara Sungai Hitam, Kabupaten Bengkulu Tengah,
Provinsi Bengkulu. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan pada setiap titik-titik yang
telah ditentukan, dengan menyaring air sebanyak 50 L, pada setiap titik yang telah
ditentukan. Penyaringan air menggunakan planktonnet dengan ukuran mata jaring 35μm.
Sampel air dimasukkan kedalam botol sampel 100 ml diberikan formalin 4% dan lugol 4%,
kemudian dimasukkan kedalam ice box untuk dibawa ke Laboratorium Perikanan,
Universitas Bengkulu. Parameter yang digunakan dalam penelitian ini adalah suhu, salinitas,
kecerahan, kecepatan arus dan derajat keasaman (pH) perairan. Analisis data dilakukan
menggunakan analisis trosap yang nilainya ditentukan dari Saprobik Indeks (SI). Kemudian
identifikasi jenis plankton dilakukan dengan menggunakan bantuan mikroskop dengan
perbesaran 10 kali sampai 100 kali. Identifikasi jenis fitoplankton dilakukan menggunakan
buku identifikasi Yamaji dan Mizuno.

Berdasarkan hasil identifikasi, jenis fitoplankton yang diperoleh dari hasil penelitian
terdiri dari 4 kelas dan 22 spesies dengan komposisi spesies terbanyak yaitu pada kelas
Chlorophyceae dan komposisi spesies yang terendah yaitu pada kelas Dinophyceae. Jumlah
spesies kelas Chlorophyceae yang paling tinggi dibanding dengan kelas lainnya karena
kondisi perairan yang tenang dapat menunjang fitoplankton di kelas ini berkembang biak.
Jumlah spesies kelas Dinophyceae yang rendah karena lokasi penelitian termasuk daerah
estuari rentan mengalami perubahan sehingga kelas ini sulit berkembang. Pada kelas
Bacillariophyceae yang agak tinggi karena memang umum ditemui pada perairan muara
karena tingkat toleransi dan adaptasi yang baik terhadap perubahan lingkungan. Rata-rata
kelimpahan fitoplankton pada muara Sungai Hitam sebanyak 322 ind/L tergolong dalam
kelimpahan rendah yang mengindikasikan kesuburan perairan yang rendah. Berdasarkan nilai
indeks saprobitas yang didapati perairan muara Sungai Hitam tergolong dalam tingkat
saprobitas perairan β-Meso/Oligo saprobik yang mencerminkan terjadi pencemaran bahan
organik ringan namun masih tergolong baik karena nitrat dan fosfat adalah nutrien yang
diperlukan fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak. Kondisi ini dilihat berdasarkan
kandungan nitrat terukur sebesa 0,029 mg/L dan fosfat sebesar 0,042 mg/L berada dibawah
konsentrasi kandungan bahan organik yang menyebabkan ledakan populasi fitoplankton yang
mengakibatkan terancamnya kelangsungan hidup biota lain.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pada muara Sungai
Hitam, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu ditemukan sebanyak 4 kelas
fitoplankton dengan 22 spesies yaitu dengan komposisi spesies terbanyak yaitu pada kelas
Chlorophyceae dan komposisi spesies yang terendah yaitu pada kelas Dinophyceae.
Kelimpahan fitoplankton tertinggi pada stasiun 1 dengan nilai kelimpahan 333 Ind/L dan
kelimpahan fitoplankton terendah pada stasiun 3 dengan nilai kelimpahan fitoplankton 313
Ind/L. Rata-rata kelimpahan fitoplankton pada muara Sungai Hitam sebanyak 322 Ind/L yang
mengindikasikan kesuburan perairan tersebut rendah. Berdasarkan nilai indeks saprobitas
yang didapati perairan muara Sungai Hitam tergolong dalam tingkat saprobitas perairan β-
Meso/Oligo saprobik yang mencerminkan terjadi pencemaran bahan organik ringan

Anda mungkin juga menyukai