Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH TEORI EKONOMI

MANAJEMEN D

KELOMPOK 2

Dosen pengampu : Ni Nyoman Putu Martini

Anggota :

M. Agus kurniawan

Heni duwi okta viana dewi


2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah Teori Ekonomi ini tepat pada waktunya

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Teori Ekonomi
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang hal apa saja yang terkait
didalam Kebijakan Fiskal untuk itu saya mengucapkan terimakasih untuk ibu dosen Ini Nyoman Putu
Martini sudah memberikan tugas makalah Teori Ekonomi untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Dan saya ucapkan terimakasih juga untuk semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas
makalah ini.

Dengan ini, saya menyadari penulisan makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
membutuhkan saran dan kritik yang bisa membuat saya bisa menyempurnakan makalah ini.
3

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR .....................................................................................................................................................2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG ..........................................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................................................................4
C. TUJUAN ........................................................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................................................5


1. KEBIJAKAN FISKAL .........................................................................................................................................5
2. KOMPONEN-KOMPONEN KEBIJAKAN FISKAL ................................................................................................6
3. KEBIJAKAN MONETER ...................................................................................................................................7
4. INSTRUMEN MONETER .................................................................................................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................................................11
KESIMPULAN ............................................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................................11
4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam kegiatan perekonomian.
Masing – masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu
pajak (tax) dan pengeluaran pemerintah (goverment expenditure). Sedangkan variabel utama dalam
kebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga. Berbicara tentang kebijakan fiskal dan
kebijakan moneter berkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor – sektor
tersebut diantaranya sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia
internasional/luar negeri. Ke-empat sektor ini memiliki hubungan interaksi masing – masing dalam
menciptakan pendapatan dan pengeluaran.

Krisis global saat ini jauh lebih parah dari perkiraan semula dan suasana ketidakpastiannya sangat tinggi.
Kepercayaan masyarakat dunia terhadap perekonomian menurun tajam. Akibatnya, gambaran ekonomi
dunia terlihat makin suram dari hari ke hari walaupun semua bank sentral sudah menurunkan suku bunga
sampai tingkat yang terendah. Tingkat bunga yang sedemikian rendahnya itu justru menyebabkan ruang
untuk melakukan kebijakan moneter menjadi terbatas, sehingga pilihan yang tersedia hanya pada
kebijakan fiskal.

B. Rumusan Masalah

1. Definisi kebijakan fiskal


2. Komponen-komponen kebijakan fiskal
3. Definisi kebijakan moneter
4. Instrumen moneter

C. Tujuan Pembahasan

1. Agar lebih memahami definisi dari kebijakan fiskal


2. Agar mengetahui tentang komponen-komponen kebijakan fiskal
3. Agar lebih memahami tentang kebijakan moneter
4. Agar mengetahui instrumen moneter
5

BAB II PEMBAHASAN

1. Definisi Kebijakan Fiskal

Kebijakan Fiskal menurut para ahli :

 Alam (2007:57)
Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang menyesuaikan pengeluaran dan penerimaan pemerintah
untuk memperbaiki kondisi ekonomi.

 Ahman (2007: 126)


Fiscal policy adalah kebijakan dalam ekonomi yang digunakan pemerintah untuk mengendalikan
atau mengarahkan perekonomian ke arah yang lebih baik.

 Tim Visi Adiwidya (2015:92)


Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang dibuat oleh suatu pemerintah untuk mengarahkan
ekonomi negara melalui pendapatan (pajak) dan pengeluaran negara.

Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah dalam rangka mendapatkan dana-
dana dan kebijaksanaan yang ditempuh oleh pemerintah untuk membelanjakan dananya tersebut dalam
rangka melaksanakan pembangunan. Atau dengan kata lain, Kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan
ekonomi dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk menjadi lebih baik dengan jalan
mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk
mengatur jumlah uang beredar, namun kebijakan fiskal lebih menekankan pada pengaturan pendapatan
dan belanja pemerintah. Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang
berhubungan erat dengan pajak.

Pada sektor rumah tangga(RTK), dimana rumah tangga melakukan pembelian barang dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan untuk konsumsi daan mendapatkan pendapatan berupa gaji, upah, sewa,
dividen, bunga, dll dari perusahaan. kegiatan ekonomi dengan Pemerintah adalah rumah tangga
menyetorkan sejumah uang sebagai pajak dan menerima penerimaan berupa gaji, bunga, penghasilan non
balas jasa, dll. Sedangkan dengan Dunia Internasional adalah rumah tangga mengimpor barang dan jasa
dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Pada sektor perusahaan, kegiatan ekonomi memiliki hubungan dengan rumah tangga yaitu perusahaan
menghasilkan produk-produk barupa barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat dan memberikan
penghasilah dan keuntungan kepada rumah tangga barupa gaji, deviden, sewa, upah, bunga. Sedangkan
hubungan dengan Pemerintah, perusahaan akan membayar pajak kepada pemerintah dan menjual produk
dan jasa kepada pemerintah. Sedangkan hubungan dengan Dunia Internasional, perusahaan melakukan
impor atas produk barang maupun jasa dari luar negri.

Pada sektor pemerintah, kegiatan ekonomi yang berhubungan dengan RumahTangga dimana pemerintah
menerima setoran pajak rumah tangga untuk kebutuhan operasional, pembangunan. Dan untuk hubungan
dengan Perusahaan, pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari pengusaha dan

Pemerintah membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana anggaran belanja yang ada. Pada sektor
Dunia Internasional / Luar Negeri, dimana Hubungan dengan RumahTangga adalah dunia internasional
6

menyediakan barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga. dan untuk Hubungan dengan Perusahaan,
dunia internasional mengekspor produknya kepada bisnis-bisnis perusahaan.

Negara Indonesia yang sedang dilanda krisis ekonomi yang berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu.
Dimana Tingginya tingkat krisis yang dialami negeri kita ini diindikasikan dengan laju inflasi yang
cukup tinggi. Sebagai dampak atas inflasi, terjadi penurunan tabungan, berkurangnya investasi, semakin
banyak modal yang dilarikan ke luar negeri, serta terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Kondisi seperti
ini tak bisa dibiarkan untuk terus berlanjut dan memaksa pemerintah untuk menentukan suatu kebijakan
dalam mengatasinya. Kebijakan moneter dengan menerapkan target inflasi yang diambil oleh pemerintah
mencerminkan arah ke sistem pasar. Artinya, orientasi pemerintah dalam mengelola perekonomian telah
bergeser ke arah makin kecilnya peran pemerintah.

Kondisi ekonomi negara Indonesia pada masa orde baru sudah pernah memanas. Pada saat itu
pemerintah melakukan kebijakan moneter berupa contractionary monetary policy dan vice versa.
Kebijakan tersebut cukup efektif dalam menjaga stabilisasi ekonomi dan ongkos yang harus dibayar
relatif murah. Kebijakan moneter yang ditempuh saat ini berupa open market operation memerlukan
ongkos yang mahal. Kondisi ini diperparah dengan adanya kendala yang lebih besar, yaitu pengaruh
pasar keuangan internasional.

Pengaruh krisis ekonomi pada kebijakan fiskal, dimana Berdasarkan AD/ART pemerintah negara
Indonesia, sebagaimana yang dipublikasikan oleh BI, untuk semester pertama tahun anggaran 2000
terlihat bahwa telah terjadi defisit anggaran yang disebabkan oleh peningkatan pengeluaran untuk subsidi
dan pembayaran bunga hutang. Meski sebenarnya terjadi peningkatan penerimaan, namun ternyata
besarnya peningkatan penerimaan masih jauh lebih rendah dibanding peningkatan pengeluaran.
Dominasi kebijakan moneter dibanding kebijakan fiskal dan deregulasi sektor riil menyebabkan
terjadinya kebijakan makro ekonomi yang tidak seimbang.

Dari semua unsure APBN hanya pembelanjaan Negara atau pengeluaran dan Negara dan pajak yang
dapat diatur oleh pemerintah dengan kebijakan fiscal. Contoh kebijakan fiscal adalah apabila
perekonomian nasional mengalami inflasi,pemerintah dapat mengurangi kelebihan permintaan
masyarakat dengan cara memperkecil pembelanjaan dan atau menaikkan pajak agar tercipta kestabilan
lagi. Cara demikian disebut dengan pengelolaan anggaran.

Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah yang berhubungan erat
dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif pajak yang berlaku akan berpengaruh pada
ekonomi. Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri
akan dapat meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan daya beli
masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.

2. Komponen-komponen Kebijakan Fiskal

Ada empat komponen utama dari Kebijakan Fiskal adalah sebagai berikut:

1. Kebijakan Perpajakan
Sebelumnya kita telah membahas secara detail tentang kebijakan perpajakan dalam penentuan
kebijakan fiskal. Pemerintah mendapat pemasukan dari pajak langsung dan tidak langsung. Melalui
kebijakan fiskalnya, pemerintah bertujuan untuk menjaga sebanyak mungkin pajak progresif. Lebih
lanjut, keputusan perpajakan sangat penting bagi ekonomi karena dua alasan:
7

 Tarif pajak yang lebih tinggi dari biasanya akan mengurangi daya beli orang dan akan
menyebabkan penurunan investasi dan produksi.
 Tarif pajak yang lebih rendah dari biasanya akan membuat orang-orang membelanjakan
uangnya dan ini akan menyebabkan inflasi.

Dengan demikian, pemerintah harus membuat keseimbangan dan menerapkan tarif pajak yang benar
untuk perekonomian.

2. Kebijakan Pengeluaran
Kebijakan pengeluaran pemerintah berurusan dengan pendapatan dan belanja modal. Pengeluaran ini
dilakukan pada bidang-bidang pembangunan seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dll. Dan
pengeluaran negarapun untuk membayar utang, bunga internal dan eksternal atas utang-utang.

Anggaran pemerintah adalah instrumen paling penting yang mewujudkan kebijakan pengeluaran
pemerintah. Anggaran tersebut juga digunakan untuk pembiayaan defisit yaitu mengisi kesenjangan
antara belanja Pemerintah dan pendapatan.

3. Kebijakan Investasi dan Disinvestasi


Tingkat optimal investasi domestik maupun asing diperlukan untuk mempertahankan pertumbuhan
ekonomi. Dalam beberapa tahun terakhir, Arus modal internasional atau FDI telah meningkat secara
dramatis dan telah menjadi alat untuk mengintegrasikan ekonomi domestik dengan ekonomi global.

4. Pengelolaan Utang / Surplus


Jika pemerintah menerima lebih dari yang dihabiskan, itu disebut surplus. Namun jika pemerintah
membelanjakan lebih dari pendapatan, maka itu disebut defisit. Untuk membiayai defisit, pemerintah
harus meminjam dari sumber-sumber domestik atau asing. Opsi lain yang dapat diambil adalah
mencetak uang untuk pembiayaan defisit.

3. Definisi kebijakan moneter

Kebijakan Moneter menurut para ahli :

 Boediono
Menyatakan bahwa adanya tindakan pemerintah yang digunakan untuk mempengaruhi situasi
makro yang sedang dilaksanakan. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan menyeimbangkan
antara persediaan yang dengan persediaan barang agar inflasi bisa jauh lebih terkendali dan juga
tercapai kesempatan kerja yang penuh.

 Perry Warjiyo
Menyatakan bahwa kebijakan ini adalah kebijakan otoritas moneter maupun bank sentral dalam
bentuk pengendalian khususnya moneter sehingga mampu mengendalikan perkembangan
kegiatan perekonomian. Pertimbangan yang akan dilakukan adalah mempertimbangkan siklus
kegiatan ekonomi, kemudian sifat perekonomian negara dan juga sejumlah faktor fundamental
yang lainnya.
8

 Muana Nanga
Menyatakan bahwa kebijakan ini dilakukan oleh otoritas moneter dengan mengendalikan
sejumlah uang yang beredar dan tingkat bunga yang digunakan untuk mempengaruhi tingkat
permintaan maupun agregat dan mengurangi ketidakstabilan yang terjadi dalam sejumlah
perekonomian di Indonesia.

Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat
berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam
perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya
peningkatan output keseimbangan.

Dengan kata lain,Kebijakan moneter adalah proses di mana pemerintah, bank sentral, atau otoritas
moneter suatu negara kontrol suplai (i) uang, (ii) ketersediaan uang, dan (iii) biaya uang atau suku bunga
untuk mencapai menetapkan tujuan berorientasi pada pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.

Kebijakan Moneter bertumpu pada hubungan antara tingkat bunga dalam suatu perekonomian, yaitu
harga di mana uang yang bisa dipinjam, dan pasokan total uang. Kebijakan moneter menggunakan
berbagai alat untuk mengontrol salah satu atau kedua, untuk mempengaruhi hasil seperti pertumbuhan
ekonomi, inflasi, nilai tukar dengan mata uang lainnya dan pengangguran. Dimana mata uang adalah di
bawah monopoli penerbitan, atau dimana ada sistem diatur menerbitkan mata uang melalui bank-bank
yang terkait dengan bank sentral, otoritas moneter memiliki kemampuan untuk mengubah jumlah uang
beredar dan dengan demikian mempengaruhi tingkat suku bunga (untuk mencapai kebijakan gol).

Adalah penting bagi para pembuat kebijakan untuk membuat pengumuman kredibel. Jika agen-agen
swasta ( konsumen dan perusahaan ) percaya bahwa para pembuat kebijakan berkomitmen untuk
menurunkan inflasi , mereka akan mengantisipasi harga di masa depan lebih rendah daripada yang
(bagaimana ekspektasi yang terbentuk adalah hal yang sama sekali berbeda, misalnya membandingkan
ekspektasi rasional dengan ekspektasi adaptif ).

Jika seorang karyawan berharap harga akan tinggi di masa depan, ia akan membuat kontrak upah dengan
upah yang tinggi untuk mencocokkan harga-harga. Oleh karena itu, harapan upah yang lebih rendah
tercermin dalam perilaku penetapan upah antara karyawan dan majikan (upah lebih rendah karena harga
diharapkan lebih rendah) dan karena upah tersebut sebenarnya lebih rendah tidak ada demand pull inflasi
karena karyawan menerima upah lebih kecil dan tidak ada biaya tekanan inflasi karena majikan
membayar kurang dari upah.

Untuk mencapai tingkat inflasi rendah, pembuat kebijakan harus memiliki pengumuman kredibel, yaitu
agen-agen swasta harus percaya bahwa pengumuman ini akan mencerminkan kebijakan masa depan yang
sebenarnya. Jika pengumuman tentang target inflasi yang rendah tingkat dibuat tetapi tidak diyakini oleh
agen-agen swasta, penetapan upah akan mengantisipasi tingkat inflasi yang tinggi dan upah akan semakin
tinggi dan inflasi akan meningkat. Sebuah upah yang tinggi akan meningkatkan permintaan konsumen (
demand pull inflation ) dan biaya sebuah perusahaan ( cost push inflation ), sehingga inflasi meningkat.
Oleh karena itu, jika pengumuman seorang pembuat kebijakan tentang kebijakan moneter yang tidak
dapat dipercaya, kebijakan tidak akan memiliki efek yang diinginkan.

Jika pembuat kebijakan percaya bahwa agen-agen swasta mengantisipasi inflasi yang rendah, mereka
memiliki insentif untuk mengadopsi kebijakan moneter ekspansionis (dimana manfaat marjinal
meningkatkan output ekonomi melampaui biaya marjinal inflasi), namun, dengan asumsi agen-agen
swasta memiliki ekspektasi rasional , mereka tahu bahwa para pembuat kebijakan memiliki insentif ini.
Oleh karena itu, agen-agen swasta tahu bahwa jika mereka mengantisipasi inflasi yang rendah, kebijakan
9

ekspansionis akan diadopsi yang menyebabkan peningkatan inflasi. Akibatnya, (kecuali para pembuat
kebijakan dapat membuat pengumuman inflasi yang rendah mereka kredibel), agen-agen swasta
mengharapkan inflasi yang tinggi. antisipasi ini dipenuhi melalui harapan adaptif (perilaku upah-setting),
maka, ada inflasi yang lebih tinggi (tanpa manfaat produksi meningkat). Oleh karena itu, kecuali
pengumuman kredibel dapat dibuat, kebijakan moneter yang ekspansif akan gagal.

Pengumuman dapat dilakukan kredibel dalam berbagai cara. Salah satunya adalah untuk mendirikan
bank sentral yang independen dengan target inflasi yang rendah (tapi tidak ada target output). Oleh
karena itu, agen-agen swasta tahu bahwa inflasi akan rendah karena sudah diatur oleh badan independen.
Bank-bank sentral dapat diberikan insentif untuk memenuhi target (misalnya, anggaran yang lebih besar,
bonus upah untuk kepala bank) untuk meningkatkan reputasi dan sinyal komitmen yang kuat untuk
tujuan kebijakan. Reputasi merupakan elemen penting dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Tapi
gagasan reputasi tidak harus bingung dengan komitmen.

Sementara bank sentral mungkin memiliki reputasi baik karena kinerja yang baik dalam melakukan
kebijakan moneter, bank sentral yang sama tidak mungkin telah memilih bentuk komitmen tertentu
(seperti penargetan rentang tertentu untuk inflasi). Reputasi memainkan peran penting dalam menentukan
berapa pasar percaya pengumuman komitmen tertentu untuk tujuan kebijakan tetapi kedua konsep tidak
boleh berasimilasi. Juga, perhatikan bahwa di bawah ekspektasi rasional, tidak perlu bagi pembuat
kebijakan untuk telah menetapkan reputasi melalui tindakan kebijakan masa lalu; sebagai contoh,
reputasi kepala bank sentral mungkin berasal sepenuhnya dari ideologi nya, latar belakang profesional ,
pernyataan publik, dll

Bahkan telah berpendapat bahwa untuk mencegah beberapa patologi terkait dengan inkonsistensi waktu
pelaksanaan kebijakan moneter (inflasi berlebihan tertentu), kepala bank sentral harus memiliki
kebencian yang lebih besar untuk inflasi dari sisa ekonomi pada rata-rata. Oleh karena itu reputasi bank
sentral tertentu tidak perlu terikat pada kinerja masa lalu, melainkan untuk pengaturan kelembagaan
tertentu bahwa pasar dapat digunakan untuk membentuk ekspektasi inflasi.

Meskipun sering diskusi kredibilitas yang berkaitan dengan kebijakan moneter, makna yang tepat dari
kredibilitas jarang didefinisikan. kurangnya kejelasan tersebut dapat berfungsi untuk memimpin
kebijakan jauh dari apa yang diyakini paling menguntungkan. Misalnya, kemampuan untuk melayani
kepentingan umum adalah salah satu definisi dari kredibilitas sering dikaitkan dengan bank sentral.
Keandalan dengan mana suatu bank sentral janjinya juga merupakan definisi umum. Sementara semua
orang setuju kemungkinan besar bank sentral tidak boleh berbohong kepada publik, perselisihan luas ada
di bagaimana bank sentral dapat melayani kepentingan publik. Oleh karena itu, kurangnya definisi dapat
mendorong orang untuk percaya bahwa mereka mendukung satu kebijakan tertentu kredibilitas ketika
mereka benar-benar mendukung lain.

4. Instrumen Moneter

Instrumen-instrumen yang biasa digunakan oleh pemerintah dalam pengambilan kebijakan moneter
adalah:

1. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka


Operasi pasar terbuka adalah salah satu kebijakan yang diambil bank sentral untuk mengurangi
atau menambah jumlah uang beredar. Kebijakan ini dilakukan dengan cara menjual Sertifikat
Bank Indonesia (SBI) atau membeli surat berharga di pasar modal.
10

2. Kebijakan Diskonto
Diskonto adalah pemerintah mengurangi atau menambah jumlah uang beredar dengan cara
mengubah diskonto bank umum. Jika bank sentral memperhitungkan jumlah uang beredar telah
melebihi kebutuhan (gejala inflasi), bank sentral mengeluarkan keputusan untuk menaikkan suku
bunga. Dengan menaikkan suku bunga akan merangsang keinginan orang untuk menabung.

3. Kebijakan Cadangan Kas


Bank sentral dapat membuat peraturan untuk menaikkan atau menurunkan cadangan kas (cash
ratio). Bank umum, menerima uang dari nasabah dalam bentuk giro, tabungan, deposito, sertifikat
deposito, dan jenis tabungan lainnya. Ada persentase tertentu dari uang yang disetorkan nasabah
dan tidak boleh dipinjamkan.

4. Kebijakan Kredit Ketat


Kredit tetap diberikan bank umum, tetapi pemberiannya harus benar-benar didasarkan pada syarat
5C, yaitu Character, Capability, Collateral, Capital, dan Condition of Economy. Dengan
kebijakan kredit ketat, jumlah uang yang beredar dapat diawasi. Langkah kebijakan ini biasa
diambil pada saat ekonomi sedang mengalami gejala inflasi.

5. Kebijakan Dorongan Moral


Bank sentral dapat juga memengaruhi jumlah uang beredar dengan berbagai pengumuman,
pidato, dan edaran yang ditujukan pada bank umum dan pelaku moneter lainnya. Isi
pengumuman, pidato, dan edaran dapat berupa ajakan atau larangan untuk menahan pinjaman
tabungan atau pun melepaskan pinjaman.
11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas disimpulkan bahwa :

Kebijakan fiskal dan moneter adalah kebijakan yang di lakukan dengan tujuan untuk mengelola isi
permintaan barang dan jasa, untuk mempertahankan produksi Yang mendekati full employment dan
untuk mempertahankan tingkat harga barang dan jasa agar inflasi dan deflasi tidak terjadi.

Bagi negara sedang berkembang sebenarnya sulit untuk menyesuaikan antara pendapatan negara yang
sedang berkembang rendah sedangkan kebutuhan untuk menyediakan barang dan jasa serta membelanjai
pengeluaran yang lainya lebih besar. Sedangkan kebijakan campuran adalah merupakan campuran daari
dua kebijakan bdiatas yang di lakukan dengan cara mengubah pengeluaran, pengenaan pajak ataupun
jumlah uang yang beredar secara bersama-sama.

Daftar Pustaka

https://donielibra.wordpress.com/makalah-ekonomi-makro-tentang-kebijakan-fiskal-dan-moneter/

https://cpssoft.com/blog/keuangan/kebijakan-fiskal-pengertian-
lengkap/https://www.google.com/amp/s/www.jurnal.id/id/blog/2017-pengertian-tujuan-dan-instrumen-
kebijakan-moneter/amp/

Anda mungkin juga menyukai