Anda di halaman 1dari 8

49

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri


Volume 8 Nomor 1: 49-56 (2019)

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri


http://www.industria.ub.ac.id
ISSN 2252-7877 (Print) ISSN 2548-3582 (Online)
https://doi.org/10.21776/ub.industria.2019.008.01.6

Desain Alat Pemotong Lembaran Karet pada Proses Sortasi


PTPN XII Banjarsari, Kabupaten Jember, Jawa Timur

Design of Rubber Sheet Cutting Tools in Sorting Process at


PTPN XII Banjarsari, Jember Regency, East Java
Gita Elena Amasari1, Ida Bagus Suryaningrat2, Andrew Setiawan Rusdianto3*
1
Department of Agro-industrial Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Jember
2
Department of Agricultural Engineering, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Jember
3
Department of Agricultural Product Technology, Faculty of Agricultural Technology, Universitas Jember
Jl. Kalimantan 37, Jember 68121, Indonesia
*
andrew.ftp@unej.ac.id
Received: 12th September, 2018; 1st Revision: 12th December, 2018; 2nd Revision: 19th February, 2019; Accepted: 28th March, 2019

Abstrak
Kondisi lingkungan kerja diantaranya kenyamanan, keamanan dan kesehatan kerja merupakan komponen
yang dapat memengaruhi kinerja karyawan. Salah satu tahap yang termasuk ke dalam proses sortasi di PTPN XII
Banjarsari Kabupaten Jember yaitu tahap pemotongan lembaran karet. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
bagian tubuh karyawan yang mengalami rasa nyeri, melakukan redesain terhadap meja pemotong lembaran karet,
serta mengetahui perbedaan setelah dilakukan redesain meja pemotong lembaran karet baik dari keluhan nyeri
yang dialami karyawan maupun dari segi produktivitas karyawan tahap sortasi. Metode yang digunakan yaitu
kuesioner untuk mengetahui data keluhan yang dialami, pengukuran data antropometri karyawan, kemudian
membandingkan produktivitas sebelum dan sesudah redesain meja pemotong. Hasil penelitian menunjukkan
keluhan pekerja berkurang setelah dilakukan redesain meja pemotong lembaran karet yang lebih ergonomis.
Keluhan pekerja yang paling banyak berkurang adalah keluhan pada bagian tangan dan kaki. Perbaikan desain
tinggi meja berpengaruh terhadap tinggi tumpukan karet, jangkauan bahan baku dengan mesin pemotong serta
jangkauan dengan tempat produk jadi. Alat potong lembaran karet yang semula menggunakan gunting digantikan
menggunakan piringan logam yang bergerak menggunakan mesin juga berperan menurunkan keluhan pekerja
terutama bagian tangan. Produktivitas dari bagian sortasi juga meningkat dari 2,250 ton/hari menjadi 3,222
ton/hari.
Kata kunci: antropometri, ergonomi, lembaran karet, meja pemotong

Abstract
Worker environment conditions including comfort, safety and health are components that can affect
employee performance. One of the stages included in the sorting process at PTPN XII Banjarsari Jember is the
stage of cutting rubber sheets. This study aims to redesign the rubber sheet cutting table to make it more
ergonomic so that it can minimize employee complaints and find out productivity improvements from the sorting
process. The method used is a questionnaire to find out the complaints data experienced, measurement of
employee anthropometric data, then compare productivity before and after the cutting table redesign. The result
showed that after the redesigned, more ergonomic rubber sheet cutting table reduced workers complaints. The
most reduced employee complaints are complaints on the hands and feet. Improved design of table height affects
the height of the rubber pile, the range of raw materials with cutting machines and the range with the place of the
finished product. The rubber sheet cutting tool that used to use scissors was replaced by using a metal plate that
moves using the machine and also contributes to reducing workers' complaints, especially the hand parts. The
productivity of the sorting section also increased from 2.250 tons/day to 3.222 tons/day.
Keywords: anthropometry, ergonomics, cutting table, rubber sheet

PENDAHULUAN lembaran karet, sortasi dan pengemasan. Pada


tahap sortasi ada beberapa proses salah satunya
Proses pengolahan karet terdiri dari tahap yaitu pemotongan lembaran karet. Pemotongan
pembekuan lateks, penggilingan, pengasapan lembaran karet yang ada di PTPN XII Banjarsari
50
Desain Alat Pemotong Lembaran...

dilakukan secara manual dengan bantuan gun-


ting. Pemotongan lembaran karet tersebut mem- Mulai
berikan pengaruh yang dirasakan oleh pekerjanya
dan mengakibatkan banyak keluhan yang dirasa-
kan pekerja saat melakukan pemotongan lembar- Studi Literatur

an karet seperti sakit pada bagian jari, telapak


tangan, punggung, legan atas, lengan bawah, tela-
pak kaki dan bagian betis. Wawancara

Keluhan yang dirasakan pekerja mengaki-


batkan produktivitas rendah. Oleh karena itu,
perlu dilakukan kajian terhadap efek kelelahan Pengukuran data antropometri:
1. Mengukur tinggi badan (cm)
dan perbaikan pada alat pemotong tersebut agar 2. Mengukur tinggi dari kaki kepusat (cm)
lebih aman dan nyaman, sehingga dapat me- 3. Mengukur jarak jangkauan tangan (cm)
4. Rentangan tangan (cm)
ningkatkan kenyamanan saat bekerja, keluhan
yang dirasakan pekerja menjadi berkurang dan
produktivitas meningkat. Salah satu faktor pe- Hasil Pengukuran data
antropometri
nyebab utama kecelakaan kerja adalah kelelahan
dan stress. Kelelahan kerja memberi kontribusi
50% terhadap terjadinya kecelakaan kerja Desain alat pemotong

(Maurits, 2010). Kelelahan kerja bisa disebabkan


oleh fisik ataupun tekanan mental. Penelitian
Pengujian alat baru
tentang kajian ergonomi desain alat pemotong
lembaran karet pada proses sortasi di PTPN XII
Banjarsari Kabupaten Jember perlu dilakukan Tidak
agar pekerja lebih nyaman pada saat bekerja. Sesuai Target

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ba-


Ya
gian tubuh karyawan yang mengalami rasa nyeri,
melakukan redesain terhadap meja pemotong Pengolahan data

lembaran karet, serta mengetahui perbedaan se-


telah dilakukan redesain meja pemotong lem- Pembahasan
baran karet baik dari keluhan nyeri yang dialami
karyawan maupun dari segi produktivitas kar-
yawan tahap sortasi. Kesimpulan dan saran

METODE PENELITIAN Selesai

Alat dan bahan penelitian yang digunakan


yaitu triplek pelapis meja, besi siku, plat alu- Gambar 1. Diagram Alir Penelitian
munium untuk pelapis meja, piringan cakram
sebagai pisau pemotong dan motor listrik 2 Hp 3 Penelitian diawali dengan studi pustaka, ob-
Phase, roll meter, stopwatch, timbangan, Auto servasi, wawancara. Selanjutnya adalah tahap pe-
Cad 2007, Sketch Up Versi 8 Pro dan Microsoft ngukuran langsung terhadap objek yang akan
Excel. Tahapan Penelitian tampak pada Gambar diteliti yaitu pengukuran produktivitas alat pemo-
1. Metode penelitian yang digunakan yaitu pe- tong manual dan pengukuran data antropometri.
ngukuran antropometri, analisis produktivitas dan Objek yang diamati dalam penelitian ini meliputi
diagram pareto. Antropometri merupakan kum- : (1) Manusia, untuk mengetahui dimensi tubuh,
pulan data numerik dari ukuran kondisi fisik (2) Alat potong karet manual, untuk mengetahui
tubuh manusia, bentuk serta kekuatan, yang dan mengukur dimensi alat pemotong, (3) Sistem
digunakan dalam proses desain (Ikonne, 2014). kerja, untuk mengetahui alat potong lembaran
Analisis produktivitas digunakan untuk menge- karet saat bekerja dan digerakkan oleh manusia.
tahui perbandingan antara output yang dihasilkan Semua operator yang terlibat dalam proses
dengan input yang digunakan (Kusnadi, 2009). pemotongan di PTPN XII Banjarsari Kabupaten
Diagram pareto untuk perhitungan menggunakan Jember diberikan kuesioner berisi pertanyaan ten-
grafik batang yang dipadukan dengan diagram tang antropometri seperti efek kelelahan serta ke-
garis. luhan yang timbul. Pengukuran data antropometri

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 8(1): 49-56 (2019)


51
Desain Alat Pemotong Lembaran...

dilakukan dengan mengukur dimensi tubuh selu- mempunyai tinggi 680 mm. Tinggi meja yang
ruh karyawan di bagian pemotongan lembaran hanya 680 mm sangat jauh dari posisi ideal sebab
karet. Pengukuran tersebut menghasilkan data jika dibandingkan dengan tinggi rata-rata pekerja
yang kemudian dianalisis. Data hasil analisis di- di pabrik yang mencapai 1.500 mm. Perbedaan
gunakan untuk membuat alat pemotong lembaran yang sangat mencolok antara tinggi meja kerja
karet yang lebih ergonomis. Dilakukan perban- dengan tinggi pekerja mengakibatkan posisi ba-
dingan antara alat baru dengan alat yang lama de- dan pekerja yang menjadi membungkuk ketika
ngan cara mengukur produktivitas kerja. Alat bekerja sehingga kondisi kerja menjadi tidak er-
yang dihasilkan diharapkan mampu mengurangi gonomis. Posisi kerja membungkuk akan mem-
keluhan karyawan sehingga berakibat pada pe- buat kondisi kerja menjadi tidak nyaman karena
ningkatan produktivitas. mengakibatkan badan pegal-pegal, cepat lelah
dan kesemutan (Kristanto & Saputra, 2011).
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar desain meja pemotong lembaran ka-
ret awal dapat dilihat pada Gambar 2. Tinggi me-
Desain Meja Pemotong lembaran Karet Sebe- ja kerja yang lebih rendah dibandingkan jarak
lum Redesain rata-rata dari ujung kaki hingga pusar (900 mm)
Meja pemotong lembaran karet sebelumnya mengakibatkan kebiasaan pekerja untuk menaik-
mempunyai dimensi panjang 3.700 mm, lebar kan kaki ke atas meja sehingga mengakibatkan
1.600 mm dan tinggi meja 680 mm. Panjang me- kondisi kerja tidak ergonomis di bagian lutut/ka-
ja 3.700 mm bertujuan sebagai tempat mele- ki. Proses pemotongan lembaran karet pada kon-
takkan lembaran karet yang akan dipotong. Kele- disi awal menggunakan gunting mengakibatkan
mahan desain meja pemotong lembaran karet kondisi kerja tidak ergonomis dikarenakan proses
yang ada terletak pada tinggi meja yang hanya pekerjaan yang berulang dari mengambil gunting,

Kondisi tidak
ergonomis di pundak

Kondisi tidak
ergonomis di tangan

Kondisi tidak
ergonomis di lutut

(a) (b)
Gambar 2. Desain Awal Meja Pemotong Lembaran Karet (a) dan Kondisi Kerja Karyawan (b)

(a) (b)
Gambar 3. Pekerja yang Melakukan Proses Pemotongan (a) dan Gunting sebagai Alat Pemotong Lembaran Karet
(b)

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 8(1): 49-56 (2019)


52
Desain Alat Pemotong Lembaran...

menggunting, melepas gunting, mengambil lem- kerja di bagian pemotongan) yang digunakan se-
baran karet dan menaruh lembaran karet. Kondisi bagai data redesain meja pemotong adalah tinggi
kerja tersebut mengakibatkan tangan pekerja badan digunakan untuk tinggi tumpukan lembar-
menjadi cepat lelah dan terasa nyeri. an karet, panjang rentang tangan digunakan untuk
Gambar pemotongan lembaran karet secara panjang meja, tinggi kaki sampai pusar digu-
manual bisa dilihat pada Gambar 3. Pemotongan nakan untuk tinggi meja dan panjang jangkauan
secara manual banyak dipilih karena lebih murah tangan digunakan untuk menjangkau pengam-
dan terjangkau meskipun sering terjadi banyak bilan karet. Hasil redesain meja pemotong lem-
keluhan. Memotong tujuannya untuk mengecil- baran karet diharapkan memberikan rasa aman
kan ukuran atau memperpendek bahan. Bentuk dan nyaman bagi pekerja sehingga harus diper-
dan ukurannya sesuai dengan kebutuhan. Meng- hatikan ukuran-ukuran dimensi dari para pekerja.
iris dan memotong adalah sama, tetapi pengirisan Penentuan rancangan dimensi meja pemo-
yang dilakukan baik di atas landasan ataupun ti- tong yang dibuat dengan menghitung nilai per-
dak biasannya menggunakan pisau atau alat lain- sentil (95%) dari dimensi-dimensi yang didapat-
nya sesuai dengan keperluan. Pengirisan dila- kan, dengan mempertimbangkan populasi yang
kukan untuk mendapatkan produk yang tipis dan akan menggunakan produk tersebut. Dimensi
seragam. Arah pengirisan dapat dilakukan ke tinggi badan digunakan untuk tinggi tumpukan
segala arah ukuran lebar pengirisan relatif lebih karet yaitu sebesar 1.580 mm, panjang rentang
besar bila dibandingkan dengan tebalnya. Pada tangan digunakan untuk panjang meja yaitu sebe-
pengirisan produk yang didapatkan diharapkan sar 1.900 mm, tinggi kaki sampai pusar digu-
mempunyai struktur dan bentuk yang baik serta nakan untuk tinggi meja yaitu sebesar 970 mm
seragam. dan panjang jangkauan tangan digunakan untuk
Pemotongan manual ini kurang ergonomis menjangkau pengambilan karet yaitu sebesar 740
seperti terjadi merasakan sakit di bagian ibu jari mm. Dimensi tubuh tersebut diperlukan untuk
pada saat memotong karet, sakit di bagian pung- memberikan efek nyaman karena dimensi terse-
gung yang terlalu berdiri lama saat memotong but merupakan bagian tubuh yang bergerak pada
karet, pekerjaan berulang, sakit di bagian betis saat menggunakan meja pemotong.
dan sakit di bagian telapak kaki yang terlalu lama Berdasarkan hasil perhitungan dari data an-
berdiri, yang menyebabkan adanya keluhan. Ke- tropometri redesain seperti Gambar 4 maka hasil
luhan pada bagian otot yang dirasakan oleh sese- tersebut dapat digunakan untuk menentukan
orang apabila otot menerima beban secara ber- ukuran meja yang sesuai dengan karyawan di
ulang dan dalam waktu yang lama, akan dapat bagian pemotongan lembaran karet. Sebelum
menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada redesain tinggi meja 680 mm terlalu rendah
sendi. mengakibatkan posisi pada saat pemotongan ka-
ret membungkuk, panjang meja 3.700 mm de-
Desain Meja Pemotong lembaran Karet Sete- ngan 6 karyawan bekerja memotong lembaran
lah Redesain karet, lebar meja 1.600 mm. Meja sesudah rede-
Peralatan kerja yang baik merupakan per- sain tinggi meja 970 mm sesuai dengan perhi-
alatan yang sesuai dengan ukuran tubuh manusia tungan antropometri tinggi kaki sampai pusar,
pekerja sehingga sesuai dengan kemampuan dan panjang meja 1.900 mm diisi dengan empat lem-
keterbatasan pekerja. Penentuan data antropo- baran karet, tiga lembaran karet dengan ukuran
metri menjadi titik kritis pada perancangan per- 600 x 300 mm satu lembaran karet yang serpihan
alatan sehingga pemilihan data antropometri yang dengan ukuran 500 x 100 mm sesuai dengan pan-
tidak tepat berakibat pada hasil rancangan yang jang rentang tangan, lebar meja 900 mm sesuai
tidak ergonomis (Prasetyo & Suwandi, 2011). dengan panjang jangkauan tangan. Dari desain
Oleh karena itu, data antropometri memengaruhi meja tersebut diukur sesuai dengan perhitungan
bentuk, ukuran maupun dimensi terkait dengan antropometri 95 persentil.
rancangan produk agar sesuai dengan pekerja Pemotongan dengan menggunakan motor
yang akan mengoperasikan atau menggunakan listrik ini lebih cepat dari pada pemotongan
produk tersebut (Arbel et al., 2012). secara manual. Keluhan yang terdapat pada pe-
Perbaikan desain peralatan kerja pada bagian motongan dengan mesin ini yaitu pegal-pegal di
pemotongan lembaran karet menggunakan kon- daerah lengan sedangkan keluhan yang dialami
sep pengukuran dimensi tubuh (antropometri). pada saat pemotongan manual sudah tidak dira-
Data antropometri dari sembilan orang (total pe- sakan lagi. Peralatan elektromagnetik yang dapat

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 8(1): 49-56 (2019)


53
Desain Alat Pemotong Lembaran...

Perbandingan Sebelum dan Sesudah Redesain


Meja Pemotong
Keluhan Karyawan terhadap Kondisi Tubuh
Hasil pengolahan data kuisioner sebelum re-
desain diketahui beberapa bagian tubuh yang
mempunyai keluhan rasa sakit di bagian ibu jari,
telunjuk, sakit di bagian lutut, berdiri lama saat
memotong karet, pekerjaan berulang, sakit di
bagian betis, dan sakit di bagian telapak kaki.
Kondisi kerja awal, beban kerja paling banyak
tertumpuk pada bagian tubuh sebelah kanan
sedangkan bagian tubuh sebelah kiri kurang men-
dapatkan pekerjaan. Tangan yang digunakan me-
narik dan memotong karet adalah tangan kanan,
secara otomatis bagian tubuh sebelah kanan akan
cepat mengalami kelelahan dibandingkan dengan
bagian tangan kiri. Keluhan sakit pada daerah
(a) punggung disebabkan posisi kerja yang berdiri
dalam jangka waktu cukup lama. Berdasarkan
Gambar 5 diketahui yang mengalami keluhan
rasa sakit yaitu merasakan sakit di bagian jari,
sakit di bagian lutut, menggunakan tenaga berle-
bih, berdiri lama, pekerjaan berulang, sakit di ba-
gian betis, dan sakit di bagian telapak kaki.
Gambar 6 terlihat adanya perubahan (berku-
rangnya) keluhan rasa sakit karyawan baik pada
bagian tangan, kaki maupun pundak. Perbaikan
desain dari meja dan alat potong lembaran karet
yang memperhatikan aspek ergonomik pekerja
merupakan penyebab berkurangnya keluhan pe-
kerja potong. Oleh karena itu meja potong lem-
baran karet setelah proses redesain lebih ergo-
nomis dibandingkan dengan meja kerja awal.
Hasil pengolahan data sesudah redesain di-
dapatkan keluhan menggunakan tenaga berlebih,
(b) sakit pada lengan atas, sakit pada lengan bawah,
Gambar 4. Redesain meja pemotong lembaran karet
sakit pada pergelangan tangan, sakit di bagian
(a) tampak atas (b) tampak samping
jari, sakit di bagian telapak tangan, sakit di
bagian lutut, sakit di bagian betis, dan sakit di
bagian telapak kaki sudah tidak dirasakan lagi.
merubah energi listrik menjadi energi gerak ada-
Sedangkan keluhan yang masih dirasakan yaitu
lah motor listrik (Bagia & Parsa, 2018). Sumber
pekerjaan berulang, sakit pada punggung dise-
tenaga penggerak mesin yang paling banyak di-
babkan karena membungkuk, berdiri lama saat
gunakan adalah motor listrik (Frone, Russell, &
memotong karet, sakit pada pundak, dan sakit
Cooper, 1992). Proses redesain meja pemotong
pada leher dikarenakan menunduk. Pada kondisi
lembaran karet harus memperhatikan beberapa
kerja ini, bagian punggung lebih banyak menda-
kriteria antara lain ease to use, ukuran, desain,
patkan beban kerja dibandingkan dengan bagian-
tampilan dan multifungsi (Husna, Kirana, & Sari,
bagian tubuh lainnya. Perubahan jaringan di se-
2018). Siswiyanti (2013) menyatakan bahwa pro-
kitar punggung mengakibatkan timbulnya rasa
ses desain alat menggunakan antropometri harus
sakit yang dirasakan oleh para pekerja. Berda-
mempertimbangkan kemudahan dalam proses
sarkan Jazani & Mousavi (2014), faktor ergono-
pembuatan alat, kemudahan dalam pemakain alat,
mik ikut berperan dalam menentukan kualitas
kenyamanan kerja dan hasil kerja harus lebih
(selain aspek proses dan produk). Berkurangnya
optimal.
keluhan yang dirasakan pekerja diakibatkan oleh

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 8(1): 49-56 (2019)


54
Desain Alat Pemotong Lembaran...

10 9 9
9 8
8 7
Jumlah Pekerja
7 6 6
6 5 5 5 5 5 5
5 4 4
4
3
2
1
0

Keluhan Pekerja

Selalu (SL) Sering (SR) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP)

Gambar 5. Keluhan Umum Pekerja Bagian Sortasi Pemotongan Lembaran Karet Sebelum Redesain

10 9 9 9 9 9 9 9 9 9
9
Jumlah Pekerja

8 7 7
7 6
6 5 5 5
5 4 4
4
3 2 2
2
1
0

Jenis Keluhan Pekerja


Selalu (SL) Sering (SR) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP)

Gambar 6. Keluhan Umum Pekerja Bagian Sortasi Pemotongan Lembaran Karet Setelah Redesain

redesain peralatan kerja seperti alat pemotong ja ± 7 jam, dimulai dari pukul 06.00 WIB hingga
lembaran karet yang lebih ergonomik, oleh kare- pukul 13.00 WIB (1 jam istirahat). Waktu sortasi
na itu disimpulkan jika hasil redesain alat pemo- yang relatif lama membuat beberapa pekerja me-
tong lembaran karet lebih baik dibandingkan ngalami kejenuhan akibat dari kondisi lingkung-
kondisi sebelum redesain. an yang kurang nyaman. Akibat dari kondisi
lingkungan yang kurang nyaman, menyebabkan
Produktivitas Karyawan pekeja mengalami kelelahan yang bisa mengaki-
Proses sortasi mempunyai durasi waktu ker- batkan penurunan kinerja. Menurut Astuti (2007),
kondisi sistem kerja yang tidak sehat akan me-

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 8(1): 49-56 (2019)


55
Desain Alat Pemotong Lembaran...

nyebabkan kecelakaan kerja, karena pekerja inflammatory biomarkers. International Journal of


melakukan pekerjaan yang tidak nyaman atau Inflammation, 2012, 1–5. https://doi.org/10.1155
tidak ergonomis. Besar waktu memotong dida- /2012/124693
patkan dari data luaran dan waktu standar yang
Astuti, R. D. (2007). Analisa pengaruh aktivitas kerja
berguna sebagai perhitungan nilai produktifitas
dan beban angkat terhadap kelelahan
bagian potong. Waktu standard pemotongan 1 muskuloskeletal. Gema Teknik, 10(2), 27–32.
(satu) lembar karet adalah sebesar 10 detik; luar-
an standard sebesar 2,250 ton/hari (9 karyawan; Bagia, I. N., & Parsa, I. M. (2018). Motor-Motor
jam kerja 05.00-13.00; 7 jam kerja/hari). Berda- Listrik. Bandung: Rasi Terbit.
sarkan waktu dan luaran standard diperoleh nilai
produktivitas bagian potong sebesar 250 kg/orang Frone, M. R., Russell, M., & Cooper, M. L. (1992).
/hari. Antecedents and outcomes of work-family
Perbaikan aspek ergonomis dari meja pemo- conflict: Testing a model of the work-family
tong berefek terhadap peningkatan produksi. interface. Journal of Applied Psychology, 77(1),
Asumsi 1 hari (8 jam kerja) yakni pukul 05.00- 65–78. https://doi.org/10.1037/0021-9010.77.1.65
13.00 dengan 7 jam kerja produktif dan 1 jam
Husna, A. S., Kirana, I. W., & Sari, A. D. (2018).
digunakan untuk istirahat output standar yang
Perancangan meja ertika (ergonomis dan beretika)
diperoleh sebelumnya sebesar 2,250 ton/hari pada siswa taman kanak-kanak dengan metode
menjadi 3,222 ton/hari. Target dengan menggu- quality function development. In Seminar dan
nakan mesin baru jauh lebih banyak dibanding- Konferensi Nasional IDEC. Surakarta: Program
kan dengan sebelum redesain. Nilai produktifas Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas
dapat diukur dengan membagi aktivitas pekerjaan Sebelas Maret.
dengan waktu kerja yang diasumsikan sebagai
sumber pemasukan (dalam rupiah atau satuan Ikonne, C. N. (2014). Influence of workstation and
produksi) (Wignjosoebroto, 2003). Berdasarkan work posture ergonomics on job satisfaction of
data tersebut, produktivitas kerja menggunakan librarians in the federal and state university
libraries in Southern Nigeria. IOSR Journal of
meja kerja hasil redesain lebih tinggi disbanding-
Humanities and Social Science, 19(9), 78–84.
kan dengan meja kerja sebelum redesain. https://doi.org/10.9790/0837-19947884

KESIMPULAN Jazani, R. K., & Mousavi, S. (2014). The impacts of


ergonomic aspects on the quality. Open Journal of
Desain meja pemotong pada proses sortasi Safety Science and Technology, 04(01), 15–21.
PTPN XII Banjarsari Kabupaten Jember tidak https://doi.org/10.4236/ojsst.2014.41003
ergonomis sehingga mengakibatkan berbagai ke-
luhan karyawan yang umumnya mengalami nyeri Kristanto, A., & Saputra, D. A. (2011). Perancangan
pada bagian ibu jari, telapak tangan dan pundak. meja dan kursi kerja yang ergonomis pada stasiun
Pengukuran antropometri dilakukan terhadap se- kerja pemotongan sebagai upaya peningkatan
produktivitas. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, 10(2),
mua karyawan bagian pemotongan lembaran ka-
78–87.
ret sebanyak 9 orang. Data yang diperoleh digu-
nakan untuk redesain meja pemotong lembaran Kusnadi. (2009). Analisis Produktivitas Terhadap
karet. Proses pemotongan yang sebelumnya Penyeimbangan Lintasan. Program Studi Teknik
menggunakan gunting diganti dengan piringan Industri. Universitas Mercu Buana. Jakarta.
logam yang diaplikasikan pada meja pemotong
lembaran karet. Setelah redesain, karyawan sudah Maurits, L. S. K. (2010). Selintas tentang Kelelahan
tidak lagi merasakan nyeri yang sebelumnya di- Kerja. Yogyakarta: Amara Books.
alami sebelum redesain meja pemotong lembaran
karet. Produktivitas karyawan pada bagian sortasi Prasetyo, E., & Suwandi, A. (2011). Rancangan kursi
juga mengalami peningkatan yang awalnya 2,250 operator SPBU yang ergonomis dengan
menggunakan pendekatam antropometri. In
ton/hari menjadi 3,222 ton/hari.
Prosiding Seminar Nasional dan workshop
Pemodelan dan Perancangan Sistem (pp. 169–
Daftar Pustaka 177). Bandung: Program Pascasarjana Universitas
Katolik Parahyangan.
Arbel, Y., Birati, E. Y., Shapira, I., Finn, T., Berliner,
S., & Rogowski, O. (2012). Comparison of Siswiyanti. (2013). Perancangan meja kursi ergonomis
different anthropometric measurements and pada pembatik tulis di Kelurahan Kalinyamat

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 8(1): 49-56 (2019)


56
Desain Alat Pemotong Lembaran...

Wetan Kota Tegal. Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Wignjosoebroto, S. (2003). Ergonomi, Studi Gerak &
12(2), 179–191. Waktu, Teknik Analisis untuk Peningkatan
Produktivitas Kerja. Surabaya: Guna Widya.

Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri, 8(1): 49-56 (2019)

Anda mungkin juga menyukai