Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terdapat berbagai macam jenis penyimpanan dalam dunia industri.
Berbagai macam parameter yang tersedia seperti jenis material penyusun,
susunan, metode konstruksi yang bermacam-macam sesuai dengan jenis fluida
yang ditampung dan kebutuhan dari pemakai tangki penyimpanan. Ada jenis
tangki penyimpanan khusus yang didesain dengan ketahanan kondisi fluida yang
ekstrim seperti tangki penyimpanan zat kimia, minyak, dan gas alam cair.
Butil asetat merupakan senyawa yang diperoleh dari proses esterifikasi
asam asetat dan butanol, melalui proses batch maupun kontinu. Butil asetat
merupakan pelarut dengan titik didih menengah (medium boiling pelarut), yang
secara cepat melarutkan resin-resin dan memberikan ketahanan pada lapisan
pelindung. Dengan kecepatan relatif penguapan 1,0 pelarut butil asetat menguap
cukup cepat sehingga menghasilkan lapisan pelindung yang cepat mengering,
tetapi tidak sampai mengakibatkan perubahan warna (kemerahan) pada kondisi
normal. Butil asetat merupakan pelarut yang aktif untuk pelapisan seperti selulosa
nitrat, selulosa asetat butirat, etil selulosa, chlorinated rubber, polistirena, dan
resin metakrilat.
Sampai saat ini, di Indonesia belum ada pabrik yang memproduksi butil
asetat, sedangkan kebutuhan butil asetat di Indonesia diperkirakan akan terus
meningkat sesuai dengan banyaknya industri yang menggunakannya, oleh karena
itu perancangan tangki penyimpanan butyl asetat perlu dilakukan.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui klasifikasi tangki penyimpanan butil asetat.
2. Untuk mengetahui bagaimana perancangan tangki penyimpanan butyl
asetat yang menggunakan tutup elipsoidal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Tangki
Tangki pada dasarnya dipakai sebagai tempat penyimpanan material
baik berupa benda padat, cair, maupun gas. Tangki merupakan salah satu
bagian terpenting dalam setiap alat proses. Pada sebagian besar alat proses, tangki
sangat diperhatikan dengan beberapa modifikasi sesuai keperluan yang
memungkinkan alat beroperasi pada fungsi yang dikehendaki. Biasanya tahap
awal dari perancangan tangki adalah pemilihan tipe/bentuk yang paling sesuai
dengan konsisi operasi yang diinginkan.
Faktor terpenting yang sesuai yangmempengaruhi pemilihan ini adalah :
1. Fungsi dan lokasi tangki
2. Sifat alamiah dari fluida yang akan digunakan
3. Suhu dan tekanan operasi
4. Volume yang dibutuhkan atau kapasitas untuk proses yang akan digunakan

2.2. Jenis-Jenis Tangki


Storage tank atau tangki dapat memiliki berbagai macam bentuk dan
tipe. Tiap tipe memiliki kelebihan dan kekurangan serta kegunaannya sendiri.

2.2.1 Berdasarkan Letaknya


1. Aboveground Tank
Aboveground Tank yaitu tangki penimbun yang terletak di atas
permukaan tanah. Tangki penimbun ini bisa berada dalam posisi horizontal
dan dalam keadaan tegak (vertical tank). Dapat dibagi menjadi 2 jenis
berdasarkan cara perletakan di atas tanah, yaitu tangki di permukaan tanah dan
tangki menara. Ciri-ciri yang membedakan jenis tangki menara dengan tangki
di permukaan tanah adalah bentuk bagian bawah tangki. Seperti yang telah
tercatat dalam peraturan, bentuk bagian bawah tangki menara adalah bentuk
revolusi sebuah bentuk cangkang yang tidak sempurna, ataupun kombinasi
dari bentuk cangkang tersebut.
Desain tangki dengan bagian bawah rata untuk tangki menara tidak akan
memberikan hasil yang baik, dengan melihat bahwa bentuk dasar yang
demikian akan menyebabkan dibutuhkannya balok penopang yang besar
untuk menahan tekuk.
2. Underground Tank
Underground Tank yaitu tangki penimbun yang terletak di bawah
permukaan tanah

2.2.2 Berdasarkan Bentuk Atapnya


1. Fixed Roof Tank
Fixed Roof Tank dapat digunakan untuk menyimpan semua jenis
produk, seperti crude oil, gasoline , benzene, fuel dan lain – lain termasuk
produk atau bahan baku yang bersifat korosif , mudah terbakar, ekonomis bila
digunakan hingga volume 2000 m3, diameter dapat mencapai 300 ft (91,4 m)
dan tinggi 64 ft (19,5 m). Dibagi menjadi dua jenis bentuk atap yaitu :
a. Cone Roof
jenis tangki penimbun ini mempunyai kelemahan, yaitu terdapat vapor
space antara ketinggian cairan dengan atap. Jika vapor space berada pada
keadaan mudah terbakar, maka akan terjadi ledakan. Oleh karena itu fixed
cone roof tank dilengkapi dengan vent untuk mengatur tekanan dalam tangki
sehingga mendekati tekanan atmosfer. Jenis tangki ini biasanya digunakan
untuk menyimpan kerosene, air, dan solar. Terdapat dua jenis tipe cone roof
berdasarkan penyanggga atapnya yaitu :

 Supported Cone Roof


adalah suatu atap yang berbentuk menyerupai konus dan ditumpu pada
bagian utamanya dengan rusuk di atas balok penopang ataupun kolom, atau
oleh rusuk di atas rangka dengan atau tanpa kolom. Pelat atap didukung oleh
rafter pada girder dan kolom atau oleh rangka batang dengan atau tanpa
kolom.

 Self-supporting Cone Roof


adalah atap yang berbentuk menyerupai konus dan hanya ditopang pada
keliling konus. Atap langsung ditahan oleh dinding tangki (shell plate).
b. Dome Roof
adalah atap yang dibentuk menyerupai permukaan bulatan dan hanya
ditopang pada keliling kubah.yang biasanya digunakan untuk menyimpan
cairan kimia. Bentuk dari tangki tipe dome roof dapat dilihat pada Gambar
2.1

Gambar 2.1 Tangki Fixed Dome Roof

2. Floating Roof Tank


yang biasanya digunakan untuk menyimpan minyak mentah dan premium.
Keuntungannya yaitu tidak terdapat vapour space dan mengurangi kehilangan
akibat penguapan. Floating roof tank terbagi menjadi dua yaitu external floating
roof dan internal floating roof. Bentuk dan tangki tipe floating roof dapat dilihat
pada gambar 2.2 dibawah ini.

Gambar 2.2 Tangki Floating Roof Tank

2.2.3 Berdasarkan Tekanannya (Internal Pressure)


1. Tangki Atmosferik (Atmospheric Tank)
Terdapat beberapa jenis dari tangki timbun tekanan rendah ini, yaitu :
a. Fixed Cone Roof Tank
Digunakan untuk menimbun atau menyimpan berbagai jenis fluida
dengan tekanan uap rendah atau amat rendah (mendekati atmosferik) atau

dengan kata lain fluida yang tidak mudah menguap.

Gambar 2.3 Fixed Cone Roof with Internal Floating Roof

b. Tangki Umbrella
Memiliki kegunaan yang sama dengan fixed cone roof. Bedanya adalah
bentuk tutupnya yang melengkung dengan titik pusa meridian di puncak
tangki.

c. Tangki Tutup Cembung Tetap (Fixed Dome Roof)


Memiliki bentuk tutup yang cembung dan ekonomis bila digunakan dengan
volume > 2000 m3. Bahkan cukup ekonomis hingga volume 7000 m3 (dengan D
< 65 m). Kegunaannya sama dengan fixed cone roof tank.

d. Tangki Horizontal
Dapat menyimpan bahan kimia yang memiliki tingkat penguapan
rendah (low volatility), seperti air minum dengan tekanan uap tidak melebihi
5psi, diameter dari tangki dapat mencapai 12 feet (3,6 m) dengan panjang
mencapai 60 feet (18,3 m).

Gambar 2.4 Tangki Horizontal

e. Tangki Tipe Plain Hemispheroid


Digunakan untuk menimbun fluida (minyak) dengan tekanan
uap (RVP) sedikit dibawah 5 psi.
Gambar 2.5 Tangki Tipe Plain Hemispheroid

f. Tangki Tipe Noded Hemispheroid


Digunakan untuk menyimpan fluida (light naptha pentane) dengan
tekanan uap tidak lebih dari 5 psi.

g. Tangki Plain Spheroid


merupakan tangki bertekanan rendah dengan kapasitas 20.000 barrel.

h. Tangki Floating Roof


ditujukan untuk penyimpanan bahan-bahan yang mudah terbakar atau
mudah menguap. Kelebihan penggunaan internal floating roof ini antara
lain:

- Level atau tingkat penguapan dari produk bisa dikurangi


- Dapat mengurangi resiko kebakaran
2. Tangki Bertekanan (Pressure Tank)
Pressure tank atau tangki bertekanan dapat menyimpan fluida
dengan tekanan uap lebih dari 11,1 psi dan umumnya fluida yang
disimpan adalah produk-produk minyak bumi. Terdiri dari beberapa
jenis, yaitu :
a. Tangki Peluru (Bullet Tank)
lebih dikenal sebagai pressure vessel berbentuk horizontal dengan
volume maksimum 2000 barrel. Biasanya digunakan untuk menyimpan
LPG, Propane butane, H2, ammonia dengan tekanan di atas 15 psig.
Gambar 2.6 Tangki Peluru

b. Tangki Bola (Spherical Tank)


merupakan pressure vessel yang digunakan untuk menyimpan gas-gas
yang dicairkan seperti LPG, LNG, O2, N2 dan lain-lain. Tangki ini
dapat menyimpan gas cair tersebut hingga tekanan 75 psi. volume tangki
dapat mencapai 50.000 barrel. Untuk penyimpanan LNG dengan suhu
-190 (cryogenic) tangki dibuat berdinding ganda dimana di antara kedua
dinding tersebut diisi dengan isolasi seperti polyurethane foam. Tekanan
penyimpanan di atas 15 psig.

Gambar 2.7 Tangki Bola

2.2.4. Berdasarkan Bentuk Tangki


1. Tangki Lingkaran (Circular Tank)
Tangki yang umum digunakan sebagai tempat penyimpanan adalah
tangki yang berbentuk silinder. Tangki ini memiliki nilai ekonomis dalam
perencanaan. Selain itu, dalam perhitungan teknisnya, momen yang terjadi
tidak besar.

2. Tangki Persegi / Persegi Panjang (Rectangular Tank)


Bentuk silinder secara structural paling cocok untuk kostruksi tangki,
tapi tangki persegi panjang sering disukai untuk tujuan tertentu, antara lain
kemudahan dalam proses konstruksi. Desain tangki persegi panjang mirip
dengan konsep desain tangki lingkaran. Perbedaan utama dalam konsep desain
tangki persegi panjang dengan tangki lingkaran adalah momen yang terjadi,
gaya geser dan tekanan pada dinding tangki. Sebagai contoh : Sludge Oil
Reclaimed Tank pada Pabrik Minyak Kelapa Sawit.
Gambar 2.8 Tangki Rectangular Tank

2.3 Tangki Elipsoidal


Tangki jenis ini digunakan untuk tangki bertekanan antara 100 psig hingga
lebih dari 200 psig. Jika rasio sumbu mayor : sumbu minor = 2:1 maka kekuatan
head akan sama dengan kekuatan shell silinder dengan diameter dalam dan luar
yang sama. Kedalaman bagian dalam dari lengkungan sama dengan setengah dari
sumbu minor atau sama dengan 4 diameter dalam dari head.

Gambar 2.9 Tutup tangki ellipsoidal

Dimana :
D = Outside diameter
s = Thickness
R = Dishing radius
r = Knuckle radius
h = Straight flange

Persamaan dari sebuah elips adalah:


Untuk ellipsoideal : a=2b
disubstitusi dan dikembangkan sehingga dihasilkan:
x2 = 4b2 – 4y2
Differensial volume
dV = A dy = πx2 dy
Di integralkan sehingga:

Maka Volume equivalent silinder


V = πa2H
H : panjang silinder
Sehingga volume tutup yang berbentuk ellipsoidal dengan perbandingan axis
mayor dan minor 2:1 adalah

Persyaratan Thicknessnya adalah ½ minor axis (inside depth pada head minus
skirt) sama dengan ¼ dari diameter dalam pada head skirt.

Untuk Ellipsoidal Head jika K > 1.0 maka nilai S yang digunakan = 20.000 Psi
(147.2 Mpa) pada room temperature.
Adapun untuk menghitung thickness requiredyaitu :
BAB III
PERANCANGAN ALAT

3.1. Fungsi Alat

Pada makalah ini akan dibahas perancangan alat tangki silinder dengan
tutup ellipsoidal dengan alas datar yang digunakan untuk penyimpanan pelarut n-
butil asetat selama 7 hari. Laju alir butyl asetat yaitu 158,9011 kg/jam.

3.2. Tipe

Tipe tangki yang digunakan adalah tipe silinder dengan alas dasar dan tutup
ellipsoidal.

3.3. Bahan

Bahan kontruksi untuk tangki digumakan jenis Stainless Steel SA 167 grade
3 tipe 304, dengan tipe pengelasan double welding but join. Pemilihan ini
didasarkan pada sifat dari bahan yang akan disimpan. Digunakan stainless steel
agar tidak terjadi karat didalam peralatan. Adanya karat dapat memperpendek
umur tangki.

3.4. Kondisi Operasi


Suhu bahan masuk = 35˚C
Tekanan masuk = 1 atm
Laju Alir = 158,9011 kg/jam
Bahan Konstruksi = Stainless Steel SA 167 grade 3 tipe 304
Tipe Pengelasan = Double welding but join
Joint efficiency = 0,8 (Brownell, 1959 hal. 254)
Allowable stress (S) = 18.750 psia (Brownell, 1959)
Faktor Korosi = 0,125 in/ tahun (Peter and Timmerhaus, 1991)
Waktu Penyimpanan = 7 hari
Pada siang harij, temperatur dinding tangki mencapai 35oC. Perancangan
akan dilakukan pada suhu tersebut dengan tujuan untuk menjaga temperatur fluida
didalam tangki untuk menghindari adanya transfer panas dari dinding tangki ke
fluida. Jika terjadi transfer panas dari tangki ke fluida, akan menyebabkan tekanan
uap fluida akan semakin besar. Dengan meningkatnya tekanan uap, akan
menyebabkan perancangan dinding tangki akan semakin tebal. Ini tentunya akan
merugikan proses perancangan. Semakin tebal dinding tangki maka transfer panas
dari dinding terluar tangki dengan dinding bagian dalam tangki yang berkontak
dengan fluida akan semakin kecil, sehingga dapat diabaikan.
Berikut data densitas dari butyl asetat dan air:

Densitas cairan (ρmix) = 845,05445 kg/m3


= 54,5654 lb/ft3

3.5. Gambar Design

Gambar 3.1 Design Penutup Tangki

Gambar 3.2 Design Tangki Silinder


Gambar 3.3 Design Tangki Silinder dengan Tutup Ellipsoidal dan Alas Datar
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Design tangki silinder dengan tutup ellipsoidal untuk penyimpanan n-butil
asetat menggunakan bahan konstruksi stainless steel
2. Suhu pada tangki yaitu 35oC dan tekanan 1 atm
3. Volume tangki yaitu 1335,6076 ft3
4. Tangki yang dibutuhkan adalah 1 tangki
5. Tinggi tangki 14,999 ft, diameter 20 ft
DAFTAR PUSTAKA
Di Carlucio, Antoni. (2007), Structural Characterisation and Seismic Evaluation
of Steel Equipments in Industrial Plants.University of Naples “Federico II”.

F.Megysey, Eugene (1997). Pressure Vessel Handbook. 10th Edition. Pressure


Vessel Publishing, Inc.

Housner, George W. (1963). The Dynamic Behavior of Water Tanks, Bulletin of


the Seismological Society of America, vol53 no.2, pp381-387.

IITK-GSDMA GUIDELINES for Seismic Design of Liquid Storage Tanks (2007).


Indian Institute of Technology Kanpur

Kwan, SiewYeng. (2009). Design, Construction and Operation of the Floating


Roof Tank in Turkmenistan, Eng4111/4112 Research Project, Faculty of
Engineering and Surveying, University of Southern Queensland.

Njo, Helen. (2010). AnalisaTangki Baja CPO dan dibandingkan dengan Analitis,
Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara.
LAMPIRAN

Tangki Penyimpanan C6H12O2 (T-02)


Fungsi : Untuk menyimpan pelarut n-bulit asetat selama 7 hari
Tipe Tangki : Tangki silinder tegak dengan atap berbentuk ellipsoidal head dan
alas datar (flat).

• Dasar perancangan :
Suhu bahan masuk = 28˚C
Tekanan masuk = 1 atm
Laju Alir = 158,9011 kg/jam
Bahan Konstruksi = Stainless Steel SA 167 grade 3 tipe 304
Tipe Pengelasan = Double welding but join
Joint efficiency = 0,8 (Brownell, 1959 hal. 254)
Allowable stress (S) = 18.750 psia (Brownell, 1959)
Faktor Korosi = 0,125 in/ tahun (Peter and Timmerhaus, 1991)
Waktu Penyimpanan = 7 hari
T
Densitas Cairan = A . B−( Tc ) n

Tabel A.1 Data Densitas N-Butil Asetat dan Air


Komponen A B N Ta
C6H12O2 29857 0,26028 0,30900 579,65
H2O 0,34710 0,27400 0,28571 647,13

Komponen Massa Fraksi ρ (kg/m3 ρ x Xi


(kg/jam) (kg/m3)
C6H12O2 158,0328 0,995 873,2267 868,455
H2O 0,8683 0,005 1024,7095 5,59943
Total 158,9011 1 847,05445

Densitas cairan (ρmix) = 847,05445 kg/m3


= 54,5654 lb/ft3

a. Menentukan Diameter dan Tinggi Shell


kapasitas
Rate volumetric ( Q ) =
densitas
158,9011 kg/ jam
¿
847,0544 kg/m 3
Volume campuran selama 7 hari
= 0,1876 m3/jam x 7 hari x 24 jam/hari
= 31,5168 m3
= 1.113,00634 ft3
Mencari volume desain dengan faktor keamanan 20%
Volume = 1,2 x 1.113,00634 ft3
= 1.335,6076 ft3
D
Tangki kecil V ≤ 71.534 ft3 atau ≤ 2.055,617 m3 H=
2.5
(Ulrich, 1984)
2
Tangki besar V >71.534 ft3 atau > 2.055,617 m3 H= D
8
(Ulrich, 1984)
1
Volume tangki silinder= × π × D 2 × H
4
D
=2.5
H
Dimana :
D = diameter tangki (ft)
H = tinggi tangki (ft)
Maka:
1
Volume tangki silinder= × π × D 2 × H
4
1 D
1335,6076 ft 3= 3.14 × D 2 ×
4 2.5
D3 = 4253,5273 ft3
D = 16,20 ft
D 16.20 ft
H= = =6.4810 ft
2.5 2.5
Standarisasi dari Brownell and Young appendiks E halaman 346 didapatkan
ukuran standar tangki yang mendekati adalah : D = 20 ft dan H = 12 ft
Volume tangki = 670 bbl = 107,0219 m3
Diameter storage = 20 ft = 6,0960 m
Tinggi storage = 12 ft
Volume Liquid
Tinggi liquid dalam shell=
1
× π × d2
4
1.335,6076
¿
1
× 3.14 ×202
4
= 4,2535 ft
= 5,08 m
Volume perancangan
Jumlahtangki yang diper lukan=
Volume standar
37,82016 ft 3
¿
107,0219 ft 3
= 0,3425 ≈ 1 tangki

b. Menentukan Tekanan Desain


ρ×(H −1)
Tekanan Hidrostatis=
144
54,5654 lb/ft 3×(12−1)ft
Tekanan Hidrostatis=
144
Tekanan Hidrostatis=4,1682 psi
Tekanan Operasi = 14,696 psi
Tekanan desain(Pd) = Tekanan Operasi + Tekanan hidrostatis
Tekanan desain(Pd) = 14,696 psi + 4,1682 psi
Tekanan desain(Pd) = 18,8642 psi
Over desain tekanan 20% = 1,2 x Tekanan desain
= 1,2 x 18,8642 psi
= 22,6370 psi
c. Menentukan Tebal Shell
Dari persamaan 3.20 Brownell and Young hal 46 didapatkan :
P× r
t s= +C
( S × E) ×(0.6 × P)
Dimana:
C = faktor korosi
S = Stress yang diijinkan
E = effisiensi pengelasan
P = Tekanan desain
Sehingga tebal shell :
t s=22,6370 psi× 120∈ ¿ ¿
¿¿
t s=0,3062∈¿
Standarisasi ts dari tabel 5.9 Brownell 1959, halaman 89:
Ts standar = 0,375 in = 0,9525 cm

d. Menentukan Tebal Head Tangki


Dari persamaan pada table 18.3 Walas halaman 625 :
P× D
t h= +C
( 2× S × E )−(0.2 × P)
t h=22,6370 psi×240∈ ¿ +0.125∈¿ ¿
( 2× 18750 psi ×0.8 )−(0.2×22.6370 psi)
t h=0,2852∈¿
Th standar = 0,375 in
e. Menentukan Tinggi Head Tangki
Dari persamaan pada table 18.3 Walas halaman 625 :
1
Ht= D
4
1
H t = ×3,6576 m
4
H t =0,9144 m
f. Menentukan Tinggi Total Tangki
Tinggi total = tinggi tangki + tinggi head tangki
= 3,6576 m + 0,9144 m
= 4,5720 m = 14,999 ft
Penentuan spesifikasi yang dilakukan untuk tangki 2 (T-02) digunakan sebagai
dasar penentuan desain untuk jenis tangki penyimpanan lainnya (T-03).

Anda mungkin juga menyukai