PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menjaga kesehatan tubuh diperlukan suatu keseimbangan untuk menciptakan
kondisi sehat. Terdapat beberapa faktor utama yang mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. Faktor tersebut merupakan faktor determinan
timbulnya masalah kesehatan yang saling berinteraksi mempengaruhi
kesehatan perorangan dan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu
diantaranya yang dinilai mempunyai peranan yang cukup penting adalah
menyelenggarakan pelayanan kesehatan.(H.L Blum)
1
75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa
Puskesmas berfungsi menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama.
Puskesmas merupakan suatu organisasi sosial yang menjalankan tugas
sebagai penyedia jasa kesehatan bagi masyarakat.
2
4. Mengidentifikasi dan mempelajari masalah kesehatan serta
permasalahan dalam program kesehatan yang dijalankan Puskesmas
Tanjung Priok
5. Menentukan dan mempelajari prioritas masalah berdasarkan
kesenjangan yang ada pada program yang dijalankan di Puskesmas
Tanjung Priok
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Jumlah
No Kelurahan KK RW RT
Penduduk
1 Sunter Agung 86362 27924 20 280
2 Sunter Jaya 76215 24245 15 228
3 Papanggo 48321 15677 13 127
4 Warakas 55509 18653 14 183
5 Sungai Bambu 36807 12385 10 104
6 Kebon Bawang 63340 20954 16 195
7 Tanjung Priok 43018 14909 16 158
Jumlah 409572 134747 104 1 275
Sumber: Tanjung Priok dalam Angka 2019, BPS Jakarta
Dokter Bidan
No Kelurahan RS RB Poliklinik Puskesmas Posyandu Apotik
Praktek Praktek
Sunter
1 3 1 8 3 30 11 29 4
Agung
2 Sunter Jaya - - 9 2 24 4 18 10
3 Papanggo 1 - 8 1 14 3 18 6
4 Warakas - 2 25 1 29 3 6 7
Sungai
5 Bambu 1 1 6 1 19 16 14 5
Kebon
6 - - 8 3 17 9 10 10
Bawang
Tanjung
7 2 - 8 1 17 3 8 7
Priok
Jumlah 7 4 72 13 147 49 103 49
Sumber: Tanjung Priok dalam Angka 2017 BPS Jakarta Utara
3.2 Data Penduduk
Berdasarkan laporan tahunan Kecamatan Tanjung Priok 2019, jumlah
Penduduk di wilayah Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara Tahun 2019
berjumlah 409.572 jiwa, terdiri dari laki-laki 206.860 jiwa dan perempuan
202.712 jiwa. Adapun rincian jumlah Penduduk di wilayah Kecamatan
Tanjung Priok adalah sebagai berikut:
Luas Penduduk
Kepadatan Rasio Jenis
No Kelurahan Area Laki-
Perempuan Jumlah Penduduk Kelamin
(Km2) Laki
Sunter
1 7.0226 42951 43411 86362 12297.72 98.94
Agung
2 Sunter Jaya 4.5817 38455 37760 76215 16634.66 101.84
Sumber:Tanjung Priok dalam Angka 2017, BPS Jakarta Utara dan Profil Kesehatan
Puskesmas Kecamatan Tanjung Priok Kota Administrasi Jakarta Utara Tahun 2019
No Kategoritenaga Jumlah
1 Kepala Puskesmas 1
2 Kepala Tata Usaha 1
3 DokterUmum 29
4 Dokter Gigi 14
5 Perawat 51
6 Perawat Gigi 7
7 Bidan 54
8 Apoteker 1
9 Asisten Apoteker 18
10 Analis LAB 3
11 Nutrisionis 9
12 Radiographer 0
13 KESMAS 2
14 KESLING 10
15 Petugas Loket 7
16 Pekarya 22
17 TU 10
18 Keuangan 2
19 Supir 6
BAB 4
1. Promosi Kesehatan
Ada berbagai konsep promosi kesehatan yang dapat dilibatkan dalam
upaya menyebarkan informasi dan menumbuhkan kesadaran masyarakat
terkait peningkatan kualitas kesehatan dan menjalani gaya hidup sehat.
Dalam konsep promosi kesehatan terdapat beberapa kegiatan yang bisa
dilakukan baik itu untuk promosi kesehatan di tempat kerja, promosi
kesehatan di sekolah ataupun promosi kesehatan di masyarakat, berikut
adalah kegiatan promosi kesehatan.
Promosi kesehatan di sekolah menjadi langkah strategis dalam
meningkatkan kesehatan masyarakat. Hal tersebut karena promosi
kesehatan melalui komunitas sekolah cukup efektif untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat dalam menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat.
Usia sekolah sangat baik untuk memberikan edukasi dan pemahaman
mengenai Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS).
Tujuan Promosi Kesehatan Di Sekolah :
1) Menciptakan siswa,guru dan masyarakat lingkungan sekolah untuk
menerapkan PHBS.
2) Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat, bersih dan nyaman.
3) Mampu meningkatkan pendidikan di sekolah.
4) Menciptakan pelayanan kesehatan di sekolah yang bisa dimanfaatkan
dengan baik
5) Meningkatkan penerapan kebijakan sehat dan upaya di sekolah untuk
mempromosikan kesehatan.
Upaya promosi kesehatan yang dilaksanakan di tempat kerja, selain bisa
mengatasi,memelihara, meningkatkan serta melindungi kesehatannya
sendiri. Dengan menerapkan promosi kesehatan di tempat kerja hal ini
akan bisa meningkatkan produktivitas kerja dan menciptakan lingkungan
kerja yang sehat.
Tujuan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja:
1) Mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat di tempat kerja
2) Bisa menurunkan angka absensi tenaga kerja
3) Mengurangi angka penyakit baik dalam lingkungan kerja atau diluar
lingkungan kerja
4) Menciptakan lingkungan kerja yang sehat.
2. Kesehatan lingkungan
3. Program KIA
Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah.
Prinsip pengelolaan Program KIA adalah memantapkan pening
katan jangkauan serta mutu pelayanan KIA secara efektif dan efisien.
Pelayanan KIA diutamakan pada kegiatan pokok :
1) Peningkatan pelayanan antenatal di semua fasilitas pelayanan den
gan mutu
yang baik serta jangkauan yang setinggi-tingginya.
2) Peningkatan pertolongan persalinan yang lebih ditujukan kepada
peningkatan pertolongan oleh tenaga professional secara berangsur.
3) Peningkatan deteksi dini resiko tinggi ibu hamil, baik oleh tenaga kese
hatan maupun di masyarakat oleh kader serta penanganan dan pengam
atannya secara terus menerus
4) Peningkatan pelayanan neonatal (bayi berumur kurang dari 1bula
n) dengan
mutu yang baik dan jangkauan yang setinggi tingginya.
2) Diabetes Melitus
3) Kanker
Penemuan dini faktor risiko biologis seperti obesitas, tensi darah tinggi,
gula darah tinggi, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, serta
deteksi dini kanker serviks dan payudara dilakukan dengan pembudayaan
Pemeriksaan Kesehatan secara berkala setiap 6 bulan sekali atau minimal
setahun sekali pada Posbindu PTM
Posbindu PTM pengembangannya berbasis wilayah, disetiap desa atau
kelurahan diharapkan minimal terdapat 1 Posbindu PTM untuk
menjangkau seluruh Penduduk usia 15 tahun keatas di wilayah tersebut.
7. Penatalaksanaan Terpadu PTM (PANDU)
Penatalaksanaan Terpadu PTM di FKTP (Pandu PTM),
penatalaksanaannya diarahkan untuk mengendalikan PTM dan merupakan
upaya prevensi sekunder untuk mencegah terjadinya berbagai macam
komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan, peningkatan pembiayaan
kesehatan dan kematian dini (kematian pada usia 30-70 tahun).
Tabel 4.1 Jumlah kunjungan dan rujukan se-kecamatan Tanjung Priok tahun 2019
Tabel 4.2 Jumlah kunjungan per poli puskesmas kecamatan Tanjung Priok tahun 2019
1 BAYAR
KECAMATAN 8.681
30.231 7.912 13.78 2.186 323 1.679 - 1.71 276 7.564 6.841 81.187
1 3
KEBON
BAWANG I 2.818 538 949 135 745 - 62 - - - - 253 5.500
KEBON
BAWANG II 1.732 486 713 110 431 - 9 - - - - 531 4.012
KEBON
BAWANG III 1.576 458 590 105 548 - 139 - - - - 271 3.687
PAPANGGO
1.898 637 815 93 391 - 6 - - - - 850 4.690
SUNGAI
BAMBU 2.051 536 765 64 369 - 75 - - - - 600 4.460
SUNTER
AGUNG I 1.764 476 934 62 247 - 12 - - - - 882 4.377
SUNTER
AGUNG II 2.227 559 471 72 427 - 56 - - - - 506 4.318
SUNTER
AGUNG III 2.764 709 375 257 222 - 16 1 - - - 246 4.590
SUNTER JAYA
I 1.171 199 935 38 549 - 9 - - 28 - 105 3.034
SUNTER JAYA
II 4.295 1.151 1.168 220 1.062 - 102 - - - - 100 8.098
TANJUNG
PRIOK 2.678 348 1.658 156 606 - 45 - - - - 177 5.668
WARAKAS
2.331 775 1.170 86 663 85 52 11 - 22 - 382 5.577
TOTAL
57.536 14.784 24.32 3.584 14.941 408 2.262 12 1.71 326 7.564 11.744 139.198
4 3
BAB 5
LAPORAN KEGIATAN
MINGGU KE-2
SENIN 07:30-08:30 Pendahuluan dan Perkenalan Puskesmas Tj. Priok
24/2/2020 09:00 – 4:30 Kegiatan UKGS di SMA 80 SMA 80 Sunter
(Nabila, Mahda) dan Gita Kirti SMP GiKi Sunter
(Verlantri)
SELASA
Izin Banjir
25/2/2020
RABU 08.00 – 2.00 UKGS SD Budi Dharma (Nabila, SD Budi Dharma Sunter
26/2/2020 Verlantri)
SMA 80 Sunter
UKGS SMA 80 (Mahda)
KAMIS 08.00 –13.00 Penyuluhan dan pemeriksaan di Warakas
27/2/2020 Posyandu Warakas (UKGM) SMP Mutiara Intan,
UKGS SMP Mutiara Intan Sunter
JUMAT 08.00-11.00
28/2/2020 Bimbingan LPM dan diskusi Universitas YARSI
kelompok
MINGGU KE-3
MINGGU KE-4
1. UKGS 1
UKGS 3
Screening di kegiatan UKGS dilakukan pada hari kedua kedatangan di puskesmas
Selasa, 25 Februari 2020 di SD Budi Dharma, Sunter Jakarta Utara dari jam
09:00– 12:00 WIB. Siswa yang di screening adalah seluruh kelas 2,3,4,5,6 yang
merupakan screening berkala.
Form yang digunakan untuk screening mengenai:
- Riwayat kesehatan anak (Alergi makanan, obat, riwayat cedera, pingsan,
kejang, transfusi darah, kelainan bawaan)
- Riwayat Imunisasi
- Riwayat Kesehatan Keluarga
- Gaya Hidup
- Kesehatan Reproduksi
- Kesehatan Mental
- Status Gizi
- Kesehatan Rambut dan Kulit
- Kesehatan Mata
- Kesehatan Telinga
- Kesehatan Rongga mulut (Celah bibir dan mulut, luka di sudut mulut,
sariawan, luka lainnya) (Gigi berlubang, gusi berdarah, Gusi bengkak, gigi
kotor, karang gigi, gigi berjejal depan bawah)
- Penggunaan Alat Bantu
Tempat : SD Budi Dharma Sunter, Jakarta
Utara Tanggal : Rabu 26 Februari 2020
Pukul : 09:00 – 12:00 WIB
Kegiatan : Screening Berkala dan Pengukuran Tinggi badan, Berat Badan
Pelaksana : Mahda, Nabila, Verlantri Azharra
UKGS 4
Screening di kegiatan UKGS dilakukan pada hari Kamis 27 Februari 2020 di SMP
Mutiara,Sunter Jakarta Utara dari jam 13:00-16:00 WIB. Siswa yang di screening
adalah seluruh kelas 2,3 yang merupakan screening berkala.
Form 1 yang digunakan untuk screening mengenai:
- Riwayat kesehatan anak ( Alergi makanan, obat, riwayat cedera, pingsan,
kejang, transfusi darah, kelainan bawaan)
- Riwayat Imunisasi
- Riwayat Kesehatan Keluarga
- Gaya Hidup
- Kesehatan Reproduksi
- Kesehatan Mental
- Status Gizi
- Kesehatan Rambut dan Kulit
- Kesehatan Mata
- Kesehatan Telinga
- Kesehatan Rongga mulut (Gigi berlubang, gusi berdarah, gusi bengkak, gigi
kotor, karang gigi, gigi berjejal depan bawah)
- Penggunaan Alat Bantu
Form 2 mengenai kebiasaan merokok
Tempat : SMP Mutiara Sunter, Jakarta
Utara Tanggal : Kamis 27 Februari 2020
Pukul : 13:00 – 16:00 WIB
Kegiatan : Screening Berkala dan Pengukuran Tinggi badan, Berat Badan,
Tekanan darah dan kadar karbon monoksida (CO)
Pelaksana : Mahda, Nabila, Verlantri
Azharra Prosedur kegiatan :
1. Mengunjungi SMP Mutiara Sunter, Jakarta Utara
2. Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, tekanan darah, Pemeriksaan Karbon
Monoksida (Smokerlyzer) dan pemeriksaan rongga mulut
UKGS 5
Screening di kegiatan UKGS dilakukan pada hari Selasa 3 Maret 2020 di SMA Gita
Kirti, Sunter Jakarta Utara dari jam 09:00–11:00 WIB. Siswa yang di screening
adalah seluruh kelas 2 dan 3 yang merupakan screening berkala.
Form yang digunakan untuk screening mengenai:
- Riwayat kesehatan anak (Alergi makanan, obat, riwayat cedera, pingsan, kejang,
transfusi darah, kelainan bawaan)
- Riwayat Imunisasi
- Riwayat Kesehatan Keluarga
- Gaya Hidup
- Kesehatan Reproduksi
- Kesehatan Mental
- Status Gizi
- Kesehatan Rambut dan Kulit
- Kesehatan Mata
- Kesehatan Telinga
- Kesehatan Rongga mulut ( Celah bibir dan mulut, Luka di sudut mulut, sariawan,
luka lainnya) (Gigi berlubang, gusi berdarah, gusi bengkak, gigi kotor, karang
gigi, gigi berjejal depan bawah ) Penggunaan Alat Bantu
Tempat : SMA Gita Kirti, Jakarta
Utara Tanggal : 3 Maret 2020
Pukul : 09:00 – 11:00 WIB
Kegiatan : Screening Berkala dan Pengukuran Tinggi badan, Berat Badan,
Tekanan darah
Pelaksana : Mahda, Nabila, Verlantri Azharra
Prosedur kegiatan :
1. Pemeriksaan berat badan, tinggi badan dan tekanan darah
2. Screening rongga mulut
36
UKGM (Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat)
Prosedur kegiatan :
1. Mengunjungi RW 01 dan RW 02
2. Penyuluhan kepada ibu dan anak tentang kesehatan rongga mulut
3. Screening rongga mulut ibu dan anak
Gambar 5.1 Foto kegiatan
BAB 6
6.1. Pendahuluan
6.1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia saat ini menghadapi beban ganda penyakit, yaitu penyakit menular
dan Penyakit Tidak Menular. Perubahan pola penyakit tersebut sangat
dipengaruhi antara lain oleh perubahan lingkungan, perilaku masyarakat,
transisi demografi, teknologi, ekonomi dan sosial budaya.
Salah satu penyakit tidak menular yang saat ini menjadi prioritas dalam dunia
kesehatan secara global adalah hipertensi. Berdasarkan rekomendasi Join
National Committee dalam The Eighth Report of Join National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure
menyatakan bahwa tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu
keadaan dimana tekanan darah seseorang ≥140 mmHg (sistolik) dan/atau ≥ 90
mmHg. Selain sebagai salah satu jenis penyakit tidak menular, hipertensi juga
menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskuler lainnya. Estimasi jumlah
kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang, sedangkan angka
kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian.17
Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54
tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi sebesar
34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3%
orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin
minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita hipertensi
tidak mengetahui bahwa dirinya Hipertensi sehingga tidak mendapatkan
pengobatan.16,17
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hipertensi
merupakan kondisi yang sering ditemukan pada pelayanan kesehatan primer.
Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering tanpa
keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi
dan baru diketahui setelah terjadi komplikasi. Kerusakan organ target akibat
komplikasi Hipertensi akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan
darah dan lamanya kondisi tekanan darah yang tidak terdiagnosis dan tidak
diobati. Organ-organ tubuh yang menjadi target antara lain otak, mata, jantung,
ginjal, dan dapat juga berakibat kepada pembuluh darah arteri perifer.15,16
Data World Health Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan
sekitar 1,13 Miliar orang di dunia menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3
orang di dunia terdiagnosis hipertensi. Jumlah penyandang hipertensi terus
meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar
orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4 juta orang
meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya.17
Riskesdas 2018 menyatakan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil
pengukuran pada penduduk usia ≥18 tahun sebesar 34,1%, tertinggi di
Kalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di Papua sebesar (22,2%).
Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang,
sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218
kematian. Hipertensi terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur
45-54 tahun (45,3%), umur 55-64 tahun (55,2%). Dari prevalensi hipertensi
sebesar 34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi
dan 13,3% orang yang terdiagnosis hipertensi tidak minum obat serta 32,3%
tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar penderita
Hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya Hipertensi sehingga tidak
mendapatkan pengobatan. Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME)
tahun 2017 menyebutkan bahwa dari total 1,7 juta kematian di Indonesia
didapatkan faktor risiko yang menyebabkan kematian adalah tekanan darah
(hipertensi) sebesar 23,7%.18
Upaya yang telah dilakukan oleh puskesmas dalam pencegahan dan pengendalian
Hipertensi diantaranya adalah:
a. Posbindu PTM
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan
deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan
secara terpadu, rutin, dan periodik. Faktor risiko penyakit tidak menular
(PTM) meliputi merokok, konsumsi minuman beralkohol, pola makan tidak
sehat, kurang aktifitas fisik, obesitas, stres, hipertensi, hiperglikemi,
hiperkolesterol serta menindak lanjuti secara dini faktor risiko yang
ditemukan melalui konseling kesehatan dan segera merujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan dasar. Kelompok PTM Utama adalah diabetes melitus
(DM), kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), penyakit paru
obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan akibat kecelakaan dan tindak
kekerasan
Pelaku kegiatan
Pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan oleh kader kesehatan yang telah ada
atau beberapa orang dari masing-masing kelompok/organisasi/lembaga/tempat
kerja yang bersedia menyelenggarakan posbindu PTM, yang dilatih secara
khusus, dibina atau difasilitasi untuk melakukan pemantauan faktor risiko
PTM di masing-masing kelompok atau organisasinya. Kriteria Kader
Posbindu PTM antara lain berpendidikan minimal SLTA, mau dan mampu
melakukan kegiatan berkaitan dengan Posbindu PTM
Bentuk Kegiatan
Posbindu PTM meliputi 10 (sepuluh) kegiatan yaitu:
1. Kegiatan penggalian informasi faktor risiko dengan wawancara
sederhana tentang riwayat PTM pada keluarga dan diri peserta,
aktifitas fisik, merokok, kurang makan sayur dan buah, potensi
terjadinya cedera dan kekerasan dalam rumah tangga, serta informasi
lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi masalah kesehatan
berkaitan dengan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan saat pertama
kali kunjungan dan berkala sebulan sekali.
2. Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh
(IMT), lingkar perut, analisis lemak tubuh, dan tekanan darah
sebaiknya diselenggarakan 1 bulan sekali. Analisa lemak tubuh hanya
dapat dilakukan pada usia 10 tahun ke atas. Untuk anak, pengukuran
tekanan darah disesuaikan ukuran mansetnya dengan ukuran lengan
atas.
3. Kegiatan pemeriksaan fungsi paru sederhana diselenggarakan 1 tahun
sekali bagi yang sehat, sementara yang berisiko 3 bulan sekali dan
penderita gangguan paru-paru dianjurkan 1 bulan sekali. Pemeriksaan
Arus Puncak Ekspirasi dengan peakflowmeter pada anak dimulai usia
13 tahun. Pemeriksaan fungsi paru sederhana sebaiknya dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang telah terlatih.
4. Kegiatan pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
diselenggarakan 3 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor
risiko PTM atau penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 tahun
sekali. Untuk pemeriksaan glukosa darah dilakukan oleh tenaga
kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya).
5. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dan trigliserida, bagi individu
sehat disarankan 5 tahun sekali dan bagi yang telah mempunyai faktor
risiko PTM 6 bulan sekali dan penderita dislipidemia/gangguan lemak
dalam darah minimal 3 bulan sekali. Untuk pemeriksaan Gula darah
dan Kolesterol darah dilakukan oleh tenaga kesehatan yang ada di
lingkungan kelompok masyarakat tersebut
6. Kegiatan pemeriksaan IVA (Inspeksi Visual Asam Asetat) dilakukan
sebaiknya minimal 5 tahun sekali bagi individu sehat, setelah hasil
IVA positif, dilakukan tindakan pengobatan krioterapi, diulangi
setelah 6 bulan, jika hasil IVA negatif dilakukan pemeriksaan ulang 5
tahun, namun bila hasil IVA positif dilakukan tindakan pengobatan
krioterapi kembali. Pemeriksaan IVA dilakukan oleh bidan/dokter
yang telah terlatih dan tatalaksana lanjutan dilakukan oleh dokter
terlatih di Puskesmas .
7. Kegiatan pemeriksaan kadar alkohol pernafasan dan tes amfemin urin
bagi kelompok pengemudi umum yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan (dokter, perawat/bidan/analis laboratorium dan lainnya)
8. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap
pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena
pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat bila masyarakat tidak
tahu cara mengendalikannya.
9. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olahraga bersama, sebaiknya tidak
hanya dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun
perlu dilakukan rutin setiap minggu.
10. Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya
dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon
cepat sederhana dalam penanganan pra-rujukan.
Kesehatan gigi
Hereditary = Genetika
Medical service = ...
Life style =
- Takut untuk dilakukan perawatan gigi
- Pasien tidak datang ke dokter gigi selama tidak mengeluhkan rasa sakit yang hebat
Environment = Kurang efektifnya sosialisasi kepada masy akan pentingnya menjaga
kesehatan gigi
Physical environment
Puskesmas Kecamatan Tanjung priok bertempat di Jl.Papanggo IIB No.69,
RT.6/RW.3, Papanggo, Tj. Priok, Kota Jakarta Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta
14340. Wilayah kerja puskesmas ini meliputi 7 kelurahan, 104 RW (Rukun warga)
dan 1275 RT (Rukun tetangga).
Tabel 6.1 Data wilayah Kecamatan Tanjung Priok
No Kelurahan KK RW RT
Karakteristik Individu
Jumlah penduduk Kecamatan Tanjung Priok menurut data dari Pusat Data dan
Informasi Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018:
Persentase balita yang tidak naik berat badannya dua kali 369
berturut-turut (2T)
Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 17.732
Kusta
Pengobatan penderita kusta 47
Pemeriksaan kontak penderita 35
Proporsi penemuan Kusta baru Tanpa Cacat 47
Pelayanan Imunisasi
Imunisasi DPT 1 pada bayi (95%) 7.349
Imunisasi dasar lengkap (95%) 7.276
Imunisasi HB-1< 24 jam (95%) 7.678
Kecacingan
Persentase puskesmas yang melaksanakan peningkatan 13
layanan penyakit kecacingan
Pencegahan dan Penanggulangan PMS dan
HIV/AIDS Penderita HIV/ AIDS Yang Mendapatkan
Pengobatan Sesuai Standar 126
Cakupan Ibu Hamil Yang Dilakukan Skrining HIV 4.759
Sesuai Standar
Cakupan Penderita TB Yang Dilakukan Skrining HIV 258
Sesuai Standar
Cakupan Kelompok Beresiko (WPS, LSL, Penasun, 491
Waria ) Yang Dilakukan Skrining HIV Sesuai Standar
6 Upaya Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Prosentase Penderita Hipertensi Yang Mendapat Layanan 12.504
Sesuai Standar
Prosentase perempuan yang di deteksi dini kanker servik 2.656
dan kanker payudara
Prosentase Skrining Faktor Resiko PTM usia 15-59 tahun 38.884
Data diatas menunjukan capaian dari program essensial yang sudah dijalankan
di Puskesmas Tanjung Priok ditahun 2019. Capaian terendah didapat dari
program essensial upaya pengendalian penyakit tidak menular, yaitu sebesar
32,03. Jika diurai kembali program-program pada pengendalian penyakit tidak
menular sebagai berikut
Tabel 6.2 Pencapaian program P2PG
Masalah
A Pembinaan dan bimbingan sikat gigi massal pada SD / MI
B Pemeriksaan dan perawatan kesehatan gigi pada SD / MI
C Murid SD/MI mendapat perawatan kesehatan gigi
Rumusan Masalah
Tujuan
Tujuan umum:
Mengurangi angka kesenjangan pada penderita hipertensi usia >15 tahun yang
mendapat pelayanan standar pada penduduk di Kecamatan Tanjung Priok
menjadi 25% pada tahun 2020
Tujuan khusus:
- Mengetahui faktor-faktor penyebab munculnya masalah atau kesenjangan
yang terjadi pada penderita hipertensi yang mendapatkan pelayanan standar
berdasarkan temuan tahun 2019.
- Memberikan solusi dan alternatif solusi untuk meningkatkan angka
penderita hipertensi yang mendapat pelayanan standar.
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat >15 tahun (knowledge, skill, dan
behavior) dalam menjaga kesehatan dan melakukan pemeriksaan tekanan
darah untuk deteksi dini.
- Membantu meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat,
keluarga, seluruh anggota untuk meningkatkan persentase penderita
hipertensi yang mendapat pelayanan standar.
Analisis Penyebab Masalah dengan Fish Bone
6.3.5 Alternatif Pemecah Masalah
Alternatif pemecah masalah menggunakan metode carl, dari hasil diskusi yang
memiliki nilai tertinggi Edukasi dan ajakan melalui media sosial Instagram mengenai
hipertensi dan pentingnya mendapatkan pelayanan.
6.3.6 Rencana Operasional
STRENGHT WEAKNESS
Biaya yang dibutuhkan terjangkau Konten edukasi yang kurang
SDM cukup memadai menarik
Waktu yang dubutuhkan untuk Petugas yang terkait dalam
menjalankan program tidak banyak mengelola akun kurang maksimal
Pelayanan berupa penyampaian dalam mensosialisasikan atau
informasi yang diberikan lebih memberi informasi
maksimal dibandingkan
dengan informasi yang
diberikan saat pelayanan
kesehatan
Fitur instagram yang dapat
memfokuskan wilayah dan usia orang-
orang yang menerima postingan
edukasi
OPPORTUNITIES THREATS
Rata-rata masyarakat ≥15 tahun memiliki Penderita hipertensi yang tidak
akun instagram peduli dengan edukasi
Para pengguna menghabiskan waktu Pengguna instagram terbanyak di
yang banyak saat menggunakan usia 13-35 tahun, >35 semakin
instagram sedikit penggunanya
Pengguna dapat berinteraksi dengan
mudah jika ada pertanyaan
6.3.7 Rencana Kegiatan
Tabel 6.8 Edukasi dan ajakan melalui media sosial Instagram mengenai hipertensi
Melakukan edukasi dukasi dan ajakan melalui media sosial Instagram Ket
mengenai hipertensi dan pentingnya mendapatkan pelayanan
Tabel 6.9 Revitalisasi Kader melalui program edukasi dalam membatu warga yang memiliki
resiko hipertensi untuk memeriksakan diri dan mendapatkan pelayanan standar
Kader adalah seorang tenaga sukarela yang direkrut dari, oleh dan untuk Ket
masyarakat, yang bertugas membantu kelancaran pelayanan kesehatan.
Revitalisasi kader dilakukan untuk memberdayakan kader dalam memantau
warga yang beresiko hipertensi, serta membangun kemitraan masyarakat
untuk meningkatkan dukungan dan warga dapat memanfaatkan pelayanan
kesehatan secara optimal, sehingga para penderita hipertensi mendapatkan
pelayanan standar (Monitoring tekanan darah minimal 1 bulan sekali,
mendapatkan rujukan jika diperlukan dan mendapatkan terapi farmakologi)
Tujuan dan Target Meningkatkan kemampuan, kualitas dan kinerja
kader dalam membantu warga yang beresiko
hipertensi agar mendapatkan pelayanan standar
Tempat/Lokasi Aula puskesmas kecamatan Tanjung Priok
Waktu Pelaksanaan
No Aktifitas Des
Sept Okt Nov
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pembuatan akun
1 Instagram
Pembuatan
2 Materi untuk
diiklankan di
Instagram
Pembuatan
poster atau story
untuk diposting
3 di Instagram
BAB 7