Anda di halaman 1dari 85

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS SEJARAH

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS


PORTOFOLIO PADA SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI I DORO KABUPATEN PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN 2006 / 2007

SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang

Oleh
ALISA RIZCA PUSPITA

NIM 3101403052

FAKULTAS ILMU SOSIAL


JURUSAN SEJARAH
2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
skripsi pada :
Hari :
Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. YYFR. Sunardjan, M.S Drs. Abdul Mutholib, M. Hum


NIP. 131764045 NIP. 131813653

Mengetahui
Ketua Jurusan Sejarah

Drs. Jayusman, M.Hum


NIP. 131764053

ii
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi “Peningkatan Prestasi Belajar IPS Sejarah melalui Model Pembelajaran


Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Doro Kabupaten
Pekalongan Tahun Pelajaran 2006 / 2007” telah dipertahankan di hadapan
Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang
pada:
Hari :
Tanggal :

Penguji Skripsi

Drs. R. Suharso, M.Pd


NIP. 131691527

Anggota I Anggota II

Drs. YYFR. Sunardjan, M.S Drs. Abdul Mutholib, M. Hum


NIP. 131764045 NIP. 131813653

Mengetahui

Dekan

Drs.Sunardi, M.M
NIP.130367998

iii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi atau tugas akhir ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik
sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2007

Alisa Rizca Puspita


NIM.3101403052

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

........Katakanlah: “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang


yang tidak mengetahui?” sesungguhnya orang berakallah yang dapat menerima
pelajaran. (Q.S. Az Zumar: 9)

............Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kamu dan


orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al Mujaadilah: 11)

Mengapa harus puas dengan predikat “Baik” bila kita bisa menjadi “Hebat”.

Where there is a will, there is a way


 

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karyaku ini untuk :

♥ My Beloved Ibu dan Bapak (Asiyatul Khomisah dan Hartopo), Thanx for

everything. Akhirnya Lisa bisa wujudkan salah satu keinginan kalian.

♥ My Sizta (Afni & Dini), kalian juga harus bisa De’ !

♥ All My Friends. Terimakasih buat persahabatan yang indah selama ini.

v
PRAKATA

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPS Sejarah melalui Model

Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Doro

Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2006 / 2007” sebagai salah satu syarat

untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Sejarah pada Universitas Negeri Semarang.

Kemudahan dan kelancaran dalam menyeleseaikan skripsi ini tidak terlepas

dari bantuan beberapa pihak yang dengan ikhlas memberikan bimbingan, dorongan,

semangat, kritik, dan saran kepada penulis. Oleh karena itu penulis menghaturkan

terimakasih yang tidak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. H. Soedijono Sastroatmodjo M.Si, Rektor Unnes, yang telah

memberikan fasilitasnya yang berharga demi kelancaran selama studi.

2. Drs. Sunardi M.M, Dekan FIS Unnes, yang telah memberikan fasilitasnya demi

kelancaran selama studi.

3. Drs. Jayusman, M.Hum, Ketua Jurusan Sejarah Unnes, yang telah membantu

kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

4. Drs. YYFR. Sunardjan, M.S. selaku Dosen Pembimbing I dengan ketulusan dan

kesabaran mengarahkan dalam memberikan bimbingan.

5. Drs. Abdul Mutholib, M. Hum. Selaku Dosen pembimbing II yang selalu

memberikan motivasi dan memperlancar bimbingan.

6. Bapak dan ibu staf pengajar jurusan sejarah, yang telah memberikan bekal ilmu

yang tak ternilai selama belajar di jurusan sejarah.

7. Aji Suryo Sumanto, S.Pd. Kepala SMP N I Doro Kabupaten Pekalongan yang

telah berkenan memperbolehkan sekolah sebagai tempat penelitian.


vi
8. Drs. Khaerul Huda, selaku guru IPS kelas VIII SMP N I Doro Kabupaten

Pekalongan yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan dalam proses

penelitian

9. Segenap guru, karyawan, dan siswa SMP N I Doro Kabupaten Pekalongan yang

telah membantu dalam proses penelitian.

10. Ibu dan bapak serta adik-adikku yang selalu memberi kasih sayang, doa dan

dukungan.

11. Para penghuni Puri Puspita, Dina, Evi, Neni, Nonox, Ining, Ajeng, sudah empat

tahun lebih kita seatap, terimakasih untuk semuanya.

12. Teman-teman pendidikan sejarah reguler angkatan 2003, khususnya Anik,

Nungky, Faridh, Lisa, Fani, Yudis, Ilin, Yunus, Bahtiar, dan Almarhum Kadirin,

serta teman-teman yang lain, terima kasih atas dukungan dan persahabatan ini.

13. Semua temanku dari TK Mardisiwi, SD N 1 Blado, SD N 1 Doro, SMP N 1 Doro,

SMU N 1 Pekalongan, UNNES, etc, terimakasih untuk doa, dukungan dan

perhatiannya.

14. Seluruh perpustakaan dan toko buku, smash baby blue-ku, my comp, teevee, serta

semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu persatu.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan tambahan ilmu bagi para

pembaca untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan.

Semarang, Agustus 2007

Penulis

vii
SARI

Puspita, Alisa Rizca. 2007. Peningkatan Prestasi Belajar IPS Sejarah melalui Model
Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Doro
Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2006 / 2007. Sarjana Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Semarang. Drs. YYFR. Sunardjan, M.S dan Drs. Abdul Mutholib,
M. Hum. 220 h.

Kata Kunci : Prestasi Belajar, Model Pembelajaran Berbasis Portofolio

Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sejarah di SMP Negeri 1 Doro
Kabupaten Pekalongan tergolong masih rendah. Hal tersebut diantaranya disebabkan
model pembelajaran yang selama ini diterapkan kurang efektif untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Pembelajaran sejarah di SMP jika hanya disampaikan melalui
ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan membosankan. Dalam hal ini diperlukan
oleh seorang guru untuk mempertimbangkan model pembelajaran lain yang efektif dan
tepat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu model
pembelajaran yang dicobakan melalui penelitian ini adalah model pembelajaran
berbasis portofolio.
Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang
dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan
mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan tersebut
diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan
mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang
ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam tugas-
tugasnya.
Rumusan masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana aktivitas
siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis portofolio? (2)
Apakah pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis portofolio dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS Sejarah pada siswa kelas VIII SMP N I Doro
Kabupaten Pekalongan Tahun Peajaran 2006 / 2007 ?. Tujuan penelitian ini (1) Ingin
mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan memakai model pembelajaran
berbasis portofolio. (2) Ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis
portofolio terhadap prestasi belajar IPS Sejarah pada siswa kelas VIII SMP N I Doro
Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2006 / 2007.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang ditempuh
dalam dua siklus. Setiap siklus terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Tindakan dalam setiap siklus dilakukan dengan cara peneliti
memberikan tugas berupa penyelesaian suatu permasalahan secara berkelompok,
dimana setiap kelompok punya tugas masing-masing, kemudian mereka
mempresentasikan hasil karya mereka dalam suatu show case yang terdiri dari
portofolio dokumen dan tayangan. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Doro Kabupaten Pekalongan yang terdiri dari 41
siswa pada tahun pelajaran 2006/2007.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui model
pembelajaran berbasis portofolio, kemampuan siswa dalam menyampaikan materi di
depan kelas dan belajar mandiri di rumah dapat ditingkatkan. Selain itu siswa menjadi
lebih berani mengemukakan pendapat dan dapat menerapkan ilmu sejarah dalam
kehidupan bermasyarakat. Variasi penerapan model pembelajaran ini dapat juga
viii
menghindari kebosanan siswa dalam mengikuti pembelajaran sejarah sehingga
prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari 66% menjadi 85,5 %. Berdasarkan
penelitian bahwa prestasi belajar IPS Sejarah yang diperoleh siswa kelas VIIIA SMP
Negeri 1 Doro Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2006/2007 nilai rata-ratanya
meningkat pada siklus I yaitu 69 menjadi berkisar 85,5 pada siklus II.
Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis
portofolio yang diterapkan guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena itu
peneliti menyarankan agar model pembelajaran berbasis portofolio disosialisasikan
dan digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran sejarah di sekolah.

ix
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. v
PRAKATA .................................................................................................... vi
SARI ............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTRA GAMBAR .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 6
E. Penegasan Istilah.............................................................. 7
F. Sistematika Penulisan Skripsi ......................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 10
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ...................... 10
2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas .................. 12
3. Model Penelitian Tindakan Kelas.............................. 13
B. Prestasi Belajar ................................................................ 18
1. Pengertian Prestasi Belajar ....................................... 18
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ............ 18
C. IPS Sejarah ..................................................................... 20
1. Pengertian IPS Sejarah .............................................. 20
2. Fungsi dan Tujuan IPS di SMP dan MTs ................. 21
D. Portofolio ........................................................................ 21

x
1. Pengertian Portofolio ................................................ 21
2. Portofolio Sebagai Model Pembelajaran .................. 23
3. Portofolio Sebagai Penilaian / Assessment ............... 30
4. Kerangka Berpikir ..................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ..................................................... 38
B. Objek Penelitian .............................................................. 38
C. Subjek dan Setting Penelitian ......................................... 38
D. Faktor yang Diselidiki ..................................................... 39
E. Rencana Tindakan ........................................................... 39
F. Data dan Cara Pengambilannya ...................................... 42
G. Indikator Kinerja ............................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Siklus I ................................................. 44
2. Pelaksanaan Siklus II ................................................ 58
B. Pembahasan .................................................................... 64
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................... 68
B. Saran-saran ...................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 72

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran : Halaman

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari UNNES .......................................... 72


Lampiran 2 Surat Keterangan selesai penelitian dari sekolah .................. 73
Lampiran 3 Profil Sekolah......................................................................... 74
Lampiran 4 Silabus Ilmu Sosial SMP Kelas VIII ..................................... 75
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sejarah Siklus I 77
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sejarah Siklus II 83
Lampiran 7 Daftar Nama Siswa Kelas VIIIA SMP N I Doro................... 89
Lampiran 8 Daftar Nilai IPS Siswa kelas VIIIA Sebelum Penelitian ....... 91
Lampiran 9 Lembar Penilaian Portofolio siklus I dari 3 (Tiga) Juri ......... 93
Lampiran 10 Lembar Penilaian Portofolio siklus II dari 3 (Tiga) Juri........ 118
Lampiran 11 Analisis Penilaian Portofolio Siklus I ................................... 143
Lampiran 12 Analisis Penilaian Portofolio Siklus II .................................. 145
Lampiran 13 Persentase Nilai Siswa dalam Menyerap Materi ................. 147
Lampiran 14 Gambar Kegiatan Penelitian Siklus I .................................... 148
Lampiran 15 Gambar Kegiatan Penelitian Siklus II ................................... 157
Lampiran 16 Hasil Portofolio Dokumen Siklus I........................................ 166
Lampiran 17 Hasil Portofolio Dokumen Siklus II ...................................... 193

xii
DAFTAR TABEL

Tabel : Halaman

Tabel 1 Rincian Rencana Tindakan ................................................... 40


Tabel 2 Pengambilan Suara untuk Menentukan Permasalahan Kelas pada
Siklus I .................................................................................. 46
Tabel 3 Pengambilan Suara untuk Menentukan Permasalahan Kelas pada
Siklus II ................................................................................. 60
Tabel 4 Partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar .................. 65
Tabel 5 Partisipasi Siswa dalam Menyerap Materi Pelajaran ............ 65

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar : Halaman

Gambar 1 Empat Langkah dalam Satu Siklus Penelitian Tindakan Kelas .... 15
Gambar 2 Rangkaian Siklus Penelitian Tindakan Kelas .............................. 18
Gambar 3 Portofolio Tayangan Bentuk Bujur Sangkar................................. 29
Gambar 4 Portofolio Tayangan Bentuk Segitiga Sama Sisi .......................... 29
Gambar 5 Portofolio tayangan bentuk lingkaran .......................................... 30
Gambar 6 Portofolio tayangan bentuk Oval ................................................. 30
Gambar 7 – Gambar 23 Foto PTK Siklus I ................................................... 148
Gambar 23 – Gambar 39 Foto PTK Siklus II ............................................... 157

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu proses untuk mengembangkan semua aspek

kepribadian manusia, yang mencakup pengetahuan, nilai, sikap, dan

keterampilannya. Pendidikan bertujuan untuk mencapai kepribadian suatu

individu yang lebih baik. Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan

generasi yang lebih baik, manusia yang lebih berkebudayaan, dan manusia yang

memiliki kepribadian yang lebih baik (Munib 2004:29).

Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan perkembangan

peningkatan kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada,

pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,

pemerintah selalu merevisi kurikulum yang sudah ada selaras dengan

perkembangan jaman, demikian pula dengan model pembelajaran yang diterapkan

selalu mengalami perkembangan.

Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut,

membuka kemungkinan peserta didik (siswa) tidak hanya belajar di dalam kelas

yang dibimbing oleh guru saja, akan tetapi peserta didik dapat belajar dari luar

kelas seperti dari lingkungan masyarakat, pakar atau ilmuwan, birokrat, media

cetak maupun media elektronik, serta sarana-sarana lain yang ada di sekitar kita.

1
2

Dengan belajar seperti itu, peserta didik akan lebih leluasa menuangkan gagasan

mereka yang dibangun berdasarkan informasi dari berbagai sumber.

Suasana atau iklim belajar mengajar harus diciptakan dalam proses

pembelajaran sehingga dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan

baik dan bersemangat. Sebagaimana diketahui bahwa metode mengajar

merupakan sarana interaksi guru dengan siswa di dalam kegiatan belajar

mengajar. Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah ketepatan metode

mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis, dan sifat materi pelajaran dengan

kemampuan guru dalam memahami dan melaksanakan metode tersebut (Usman

dan Setyawati 1993:120).

Pendidikan sejarah yang diterapkan di sekolah sering kali berkesan kurang

menarik bahkan membosankan. Guru sejarah sering kali hanya membeberkan

urutan waktu, tokoh dan peristiwa belaka. Pelajaran sejarah dirasakan siswa

hanyalah mengulangi hal-hal yang sama dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat

pendidikan menengah. Model serta teknik pengajarannya juga kurang menarik.

Apa yang terjadi di kelas, biasanya guru memulai pelajaran bercerita, atau bahkan

membacakan apa yang tertulis dalam buku ajar dan akhirnya langsung menutup

pelajaran begitu bel akhir pelajaran berbunyi. Tidak mengherankan di pihak guru

sering timbul kesan bahwa mengajar sejarah itu mudah. Akibatnya nilai-nilai yang

terkandung dalam sejarah tidak dapat dipahami dan diamalkan peserta didik

(Soewarso 2000:1-2). Hal serupa juga dikatakan Suharya (2007:1) dalam

www.duniaguru.com, yang menyebutkan bahwa pelajaran IPS, khususnya sejarah

sering disebut sebagai pelajaran hafalan dan membosankan. Pembelajaran ini


3

tidak lebih dari rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa yang harus diingat

kemudian diungkap kembali saat menjawab soal ujian, akibatnya pelajaran sejarah

kurang diminati oleh siswa.

Pembelajaran sejarah di SMP jika hanya disampaikan melalui ceramah

akan sulit diterima oleh siswa dan membosankan. Dalam hal ini diperlukan oleh

seorang guru untuk mempertimbangkan model pembelajaran lain yang efektif dan

tepat. Pengalaman yang diperoleh oleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain

seperti hasil dari penuturan guru hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan

setelah itu dilupakan. Oleh karena itu, dalam konteks kurikulum yang berlaku saat

ini di SMP, membelajarkan siswa tidak cukup hanya dengan memberitahukan

akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai

aktivitas yang dapat mendukung terhadap pencapaian kompetensi.

Model pembelajaran dalam pendidikan sejarah secara teoritis sebenarnya

dapat dipilih dari sekian banyak model pembelajaran yang tersedia. Para guru

hendaknya mempunyai kemampuan di dalam memilih model yang tepat untuk

setiap pokok bahasan. Selain itu pembelajaran sejarah juga dapat menggunakan

media pengajaran yang bermacam-macam diantaranya menampilkan gambar,

film, peta dan lainnya untuk menambah pemahaman terhadap data visual.

Paradigma baru pendidikan sejarah menghendaki dilakukan inovasi yang

terintegrasi dan berkesinambungan. Salah satu wujudnya adalah inovasi yang

dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Kebiasaan guru dalam

mengumpulkan informasi mengenai tingkat pemahaman siswa melalui

pertanyaan, observasi, pemberian tugas dan tes akan sangat bermanfaat dalam
4

menentukan tingkat penguasaan siswa dan dalam evaluasi keefektifan proses

pembelajaran.

Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan dan merancang model

pembelajaran yang akan dilakukannya seiring dengan perkembangan masyarakat

dan kemajuan teknologi. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan tujuan nasional

secara umum dan tujuan Pendidikan IPS pada khususnya, yang pada prinsipnya

bertujuan mendidik dan membimbing siswa menjadi warga negara yang baik,

yang bertanggung jawab baik secara pribadi, sosial / masyarakat, bangsa dan

negara bahkan sebagai warga dunia. Salah satu model pembelajaran yang dapat

mewujudkan tujuan tersebut adalah model pembelajaran berbasis portofolio.

Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut untuk berpikir cerdas, kreatif,

partisipatif, prospektif dan bertanggung jawab.

Fajar (2004:47) menyebutkan pengertian portofolio sebagai berikut.

Portofolio merupakan suatu kumpulan pekerjaan peserta didik dengan


maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-panduan yang
ditentukan. Panduan-panduan itu beragam tergantung pada mata pelajaran dan
tujuan penilaian portofolio. Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari
seorang siswa, tetapi dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi
karya terpilih dari satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara
kooperatif memilih, membahas, mencari data, mengolah, menganalisa dan
mencari pemecahan terhadap suatu masalah yang dikaji.

Model pembelajaran berbasis portofolio merupakan suatu bentuk dari

praktik belajar, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu

peserta didik memahami teori secara mendalam melalui pengalaman belajar

praktik-empirik. Praktik belajar ini dapat menjadi program pendidikan yang

mendorong kompetensi, tanggung jawab, dan partisipasi siswa, belajar menilai


5

dan mempengaruhi kebijakan umum, memberanikan diri untuk berperan serta

dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah, dan antar anggota masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian di SMP Negeri 1 Doro tepatnya pada siswa kelas VIII A. Hal ini

disebabkan karena rata-rata kelas siswa kelas VIII A pada mata pelajaran IPS

Sejarah hanya 66, hal tersebut tentu merupakan nilai yang tergolong masih

rendah, untuk itu penulis bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul

“Peningkatan Prestasi Belajar IPS Sejarah Melalui Model Pembelajaran Berbasis

Portofolio Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Doro Kabupaten Pekalongan Tahun

Pelajaran 2006 / 2007”. Penelitian ini juga dimaksudkan sebagai penelitian

tindakan kelas dimana peneliti bermaksud menerapkan metode portofolio sebagai

upaya untuk peningkatan prestasi hasil belajar para peserta didik di SMP N I Doro

Kabupaten Pekalongan. Khususnya pada mata pelajaran IPS Sejarah.

B. Rumusan Masalah

Atas dasar latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah yang

muncul dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran

berbasis portofolio ?

2. Apakah pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis portofolio dapat

meningkatkan prestasi belajar IPS Sejarah pada siswa kelas VIII SMP N I

Doro Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2006 / 2007 ?


6

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan judul dan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini

mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan memakai model

pembelajaran berbasis portofolio.

2. Mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis portofolio terhadap

prestasi belajar IPS Sejarah pada siswa kelas VIII SMP N I Doro Kabupaten

Pekalongan Tahun Pelajaran 2006 / 2007.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian tentang peningkatan prestasi belajar IPS Sejarah

melalui model pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Doro Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2006 / 2007 adalah :

1. Manfaat Teoritis

Apabila penelitian ini dapat diterima kebenarannya oleh Guru, Kepala

Sekolah, para tenaga kependidikan dan peneliti lainnya, diharapkan dapat

menambah khasanah pustaka kependidikan dan memberikan sumbangan

informasi yang selanjutnya dapat memberi motivasi penelitian tentang masalah

sejenis guna penyempurnaan penelitian ini.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

Dengan penerapan model pembelajaran berbasis portofolio diharapkan

hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Sejarah dapat meningkat.
7

b. Manfaat bagi guru

Model pembelajaran berbasis portofolio dapat dijadikan salah satu

alternatif mengajar oleh guru dalam proses pembelajaran IPS Sejarah serta dapat

digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan prestasi atau hasil

belajar IPS Sejarah.

E. Penegasan Istilah Dalam Judul

Agar tidak terjadi salah tafsir dalam membaca judul skripsi ini secara

keseluruhan, maka beberapa istilah perlu ditegaskan sebagai berikut :

1. Prestasi Belajar

Kata prestasi menurut Poerwadarminta (2002:768) adalah “hasil yang

telah dicapai atau dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”.

Belajar menurut Natawidjaja dan Moleong (1985:7) adalah “suatu proses

perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang”.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa setelah mengikuti

pelajaran di sekolah sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dengan melihat

hasil penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan oleh guru

setelah mengikuti assessment atau penilaian dan evaluasi.

2. IPS Sejarah

IPS adalah salah satu mata pelajaran yang ada di SMP terdiri dari dua

bahan kajian pokok yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Pengetahuan sosial

mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahan


8

kajian sejarah meliputi perkembangan dan proses perubahan masyarakat

Indonesia dan dunia sejak masa lalu hingga masa kini.

3. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu teknik atau bentuk yang dipilih oleh

seorang guru yang digunakan secara intensif dan efektif yang sesuai dengan

kehendak dan harapan siswa dalam proses pembelajaran.

4. Portofolio

Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau

catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio

dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas

pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru

dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa

(Rusoni 2001:1).

5. Siswa Kelas VIII SMP N I Doro Kabupaten Pekalongan

Maksudnya adalah siswa kelas VIII yang belajar pada pendidikan formal

di SMP N I Doro yang terletak di Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan.

6. Tahun Pelajaran 2006 / 2007

Tahun Pelajaran adalah jenjang waktu pendidikan tahun 2006 / 2007 yang

terbagi menjadi dua semester.

F. Sistematika Penulisan Skripsi

Secara garis besar skripsi akan dibagi menjadi tiga bagian pokok dengan

sistematika sebagai berikut :


9

1. Bagian awal skripsi

Bagian awal akan berisi halaman judul, halaman pengesahan, motto dan

persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran.

2. Bagian pokok skripsi

Bagian ini tersusun atas lima bab, yaitu :

a. Bab I Pendahuluan. Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan, manfaat penelitian, penegasan istilah dan sistematika skripsi.

b. Bab II Landasan Teori. Terdiri atas Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Prestasi

Belajar, IPS Sejarah, dan Portofolio

c. Bab III Metode Penelitian. Berisi metode penelitian tindakan kelas, objek dan

setting penelitian, faktor yang diselidiki, rencana tindakan, data dan cara

pengambilannya, serta indikator kinerja.

d. Bab IV Pembahasan mengenai hasil penelitian

e. Bab V Penutup. Berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran

3. Bagian Akhir Skripsi

Pada bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta

data-data yang mendukung penelitian.


BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Tindakan Kelas

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pertama kali diperkenalkan oleh ahli

psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan

Lewin inilah yang selanjutnya dikembangkan ahli-ahli lain seperti Stephen

Kemmis, Robin Mc. Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan sebagainya. Di

Indonesia sendiri PTK baru diperkenalkan pada akhir dekade 80-an (Aqib

2006:87).

Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu PTK dikenal dan ramai dibicarakan

dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action

Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di

dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan

ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang

dapat diterangkan yaitu:

a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

10
11

b. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan

untuk siswa.

c. Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam

waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Kelas adalah sebuah ruangan tempat guru mengajar dan untuk siswa yang

sedang belajar. Tetapi pengertian tersebut salah, sehingga perlu ada penjelasan

lebih terperinci tentang pengertian kelas. Menurut pengertian pengajaran,

kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang

belajar. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dapat dilakukan tidak

hanya di ruang kelas, tetapi dimana saja tempatnya, yang penting ada

sekelompok anak yang sedang belajar. Peristiwanya dapat terjadi di

laboratorium, di perpustakaan, di lapangan olahraga, di tempat kunjungan,

atau di tempat lain dimana siswa berkerumun belajar tentang hal yang sama.

Ciri bahwa anak sedang dalam keadaan belajar adalah otaknya aktif berpikir,

mencerna bahan yang sedang dipelajari.

Dengan batasan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa

sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru

yang dilakukan oleh siswa (Arikunto dkk. 2006:2-3).


12

2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik penting yaitu bahwa

masalah yang diangkat adalah permasalahan yang dihadapi guru di kelas.

Penelitian tindakan kelas akan dapat dilaksanakan jika pendidik sejak awal

menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran

yang dihadapi di kelas

Karakteristik berikutnya dapat dilihat dari bentuk kegiatan penelitian itu

sendiri. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya

tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas.

Tanpa tindakan tertentu, suatu penelitian juga dapat dilaksanakan di dalam kelas,

yang kemudian disebut penelitian kelas.

Penelitian tindakan kelas yang diadakan harus menunjukkan adanya

perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan secara positif. Apabila dengan

tindakan justru malah membawa kelemahan, penurunan, atau perubahan negatif,

berarti hal tersebut menyalahi karakter PTK. Kriteria keberhasilan atas tindakan

dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif.

Penelitian tindakan kelas memiliki tiga ciri pokok disamping karakteristik

yang tersebut di atas, yaitu inkuiri reflektif 1 , kolaboratif 2 , dan reflektif 3 .

1
PTK berangkat dari permasalahan sehari-hari yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Jadi
kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas dan pengambilan tindakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Arikunto dkk. 2006:110).
2
Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar
kelas, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya
bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan berbaikan yang diinginkan (Arikunto dkk.
2006:110).
3
PTK memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan
penelitian formal, yang sering mengutamakan pendekatan empiris eksperimental, penelitian
tindakan kelas lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian
(Arikunto dkk. 2006:110).
13

3. Model Penelitian Tindakan Kelas

Dalam buku Penelitian Tindakan Kelas (Aqib 2006) menyebutkan ada

beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam dunia

pendidikan. Diantaranya : (a) Model Kurt Lewin, (b) Model Stephen Kemmis dan

Mc Taggart, (c) Model John Elliot, dan (d) Model Dave Ebbutt.

a. Model Kurt Lewin

Di depan sudah disebutkan bahwa PTK pertama kali diperkenalkan oleh

Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah,

yaitu :

1) Perencanaan (Planning)

2) Aksi atau Tindakan (Acting)

3) Observasi (Observing)

4) Refleksi (Reflecting)

Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh

Kurt Lewin, oleh Ernest T. Stringer dielaborasi lagi menjadi tiga yaitu :

1) Perencanaan (Planning)

2) Pelaksanaan (Implementing)

3) Penelitian (Evaluating)
14

Keempat langkah yang dikenal dengan Model Kurt Lewin dapat

digambarkan sebagai berikut.

Perencanaan

Refleksi Aksi

Observasi

Gambar 1. Empat Langkah dalam Satu Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Sumber : Aqib 2006:21

Berdasarkan langkah-langkah seperti yang digambarkan PTK di atas,

selanjutnya dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa siklus, yang akhirnya

menjadi kumpulan dari beberapa siklus.

b. Model Kemmis dan Mc Taggart

Model yang dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robbin Mc Taggart

tampak masih begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin.

Hal ini karena dalam satu siklus masih terdapat empat tahapan. Hanya saja

sesudah suatu siklus selesai, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti

dengan adanya perencanaan ulang yang dilaksanakan dalam bentuk siklus

tersendiri. Demikian seterusnya.

c. Model John Elliot

Apabila dibandingkan dengan dua model PTK sebelumnya, PTK John Elliot

ini tampak lebih detail dan lebih rinci. Hal itu dikarenakan dalam setiap siklus
15

dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi, antara tiga sampai lima aksi. Sementara

itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam

bentuk kegiatan belajar mengajar.

Maksud penyusunan secara terinci ini supaya dapat kelancaran yang lebih

tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanaan aksi atau proses belajar mengajar.

Hal lain yang menyebabkan John Elliot menyusun secara terinci adalah karena

dalam kenyataan di lapangan, setiap pokok bahasan biasanya tidak dapat

diselesaikan dalam satu langkah, tetapi harus diselesaikan dalam beberapa

langkah.

d. Model Dave Ebbutt

Pada dasarnya Ebbutt setuju pada gagasan-gagasan yang diutarakan ahli-ahli

sebelumnya, tetapi tidak setuju mengenai beberapa interpretasi Elliot mengenai

karya Kemmis. Selanjutnya dinyatakan pula olehnya mengenai pandangan Ebbutt

yang menyatakan bahwa bentuk spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc

Taggart bukan merupakan cara terbaik untuk menggambarkan proses aksi refleksi.

Karena Dave Ebbutt merasa tidak puas dengan adanya model-model PTK yang

ada sebelumnya, lalu dia memperkenalkan model PTK yang disusunnya sendiri.

Dari keempat model penelitian tindakan kelas di atas, secara garis besar

dapat disimpulkan bahwa terdapat empat tahapan yang biasa dilalui, yaitu :

a. Menyusun Rancangan Tindakan (Planning)

Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,

oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti juga menentukan
16

titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,

kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu peneliti

merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahap kedua adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau

penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Dalam tahap ini

peneliti harus ingat dan berusaha menaati apa yang dirumuskan dalam rancangan,

tapi juga harus berlaku wajar dan tidak dibuat-buat.

c. Pengamatan (Observing)

Kegiatan pengamatan dan pelaksanaan tindakan dilakukan dalam waktu

yang bersamaan. Sambil melaksanakan tindakan, peneliti mengamati dan

mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat

untuk perbaikan siklus berikutnya.

d. Refleksi (reflecting)

Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa

yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika peneliti

selesai melakukan tindakan.


17

permasalahan Planning I Acting I

Siklus I

Reflecting I Observing I

Permasalahan Planning II Acting II


baru hasil
reflecting

Reflecting II Observing II
Siklus II

Apabila Dilanjutkan ke
permasalahan siklus
belum
berikutnya
terselesaikan

Gambar 2. Rangkaian Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Sumber : Arikunto, dkk 2006:74


18

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi menurut Poerwadarminta (2002:768) adalah “hasil yang telah

dicapai atau dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya”. Menurut Winkel (1991:162)

“prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai”.

Belajar menurut Natawidjaja dan Moleong (1985:7) adalah “suatu proses

perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang”. Hamalik (2003:52)

mengatakan belajar adalah modifikasi untuk memperkuat tingkah laku melalui

pengalaman dan latihan serta suatu proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu

proses yang dilakukan individu untuk memperoleh beberapa perubahan tingkah

laku tang relatif tetap sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dengan

lingkungannya.

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa setelah mengikuti

pelajaran di sekolah sehingga terjadi perubahan dalam dirinya dengan melihat

hasil penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh guru

setelah mengikuti asessment atau penilaian dan evaluasi. Penilaian dan evaluasi

ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa yang merupakan tujuan dari

pembelajaran.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

a. Faktor Intern

1) Jasmani
19

Prestasi belajar ditentukan adanya struktur tubuh, panca indra (indra

penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra peraba, dan indra perasa),

dan lain sebagainya.

2) Psikologis

Kecerdasan, bakat, minat, kecakapan, sikap, dan motivasi juga menentukan

prestasi belajar.

3) Kematangan Fisik dan Psikis

Prestasi belajar dan kemampuan belajar seseorang juga ditentukan oleh

kematangan fisik dan psikis orang tersebut.

b. Faktor Ekstern

1) Lingkungan Keluarga

Prestasi belajar dipengaruhi oleh cara mendidik orangtua di rumah, latar

belakang pendidikan orang tua, tingkat ekonomi keluarga, dan sebagainya.

2) Lingkungan Sekolah

Di sekolah, prestasi belajar dipengaruhi oleh cara belajar, metode mengajar

yang diterapkan oleh guru, kurikulum yang berlaku, sikap guru, evaluasi dan

penilaian yang diterapkan, administrasi sekolah, dan lain-lain.

3) Lingkungan Masyarakat

Prestasi belajar dipengaruhi oleh adat-istiadat setempat, budaya yang

berlaku, pergaulan dalam masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan

sebagainya.
20

C. IPS Sejarah

1. Pengertian IPS Sejarah

IPS adalah salah satu mata pelajaran di SMP yang terdiri dari dua bahan

kajian pokok yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Pengetahuan sosial mencakup

antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahan kajian sejarah

meliputi perkembangan dan proses perubahan masyarakat Indonesia dan dunia

sejak masa lalu hingga masa kini.

“IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah bidang studi yang terdiri dari

bagian-bagian ilmu sosial yang dipadukan untuk keperluan pendidikan di

sekolah” (Wiryohandoyo dkk. 1998:2).

Tim Penyusun Depdiknas (2003:1) memberikan pengertian tentang IPS

sebagai berikut.

Pengetahuan Sosial merupakan seperangkat fakta, peristiwa,


konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan perilaku dan tindakan
manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya, bangsanya, dan
lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalu yang dapat
dimaknai untuk masa kini, dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.

“Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari proses perubahan

kehidupan manusia dan lingkungannya melalui dimensi waktu dan tempat yang

mencakup aspek politik, sosial, ekonomi, budaya, geografi dan lain-lain”

(Hugiono dan Poerwantana 1993: 9).

IPS Sejarah adalah suatu mata pelajaran yang menanamkan nilai-nilai

mengenai proses perubahan dan perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia

dari masa lampau hingga kini.


21

2. Fungsi dan Tujuan IPS di SMP dan MTs

a. Fungsi IPS

Fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang terdapat dalam pengetahuan

sosial berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan

keterampilan sosial peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan

masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.

b. Tujuan IPS

1) Mengembangkan pengetahuan kesejarahan

2) Mengembangkan kemampuan berpikir, inkuiri, pemecahan masalah, dan

keterampilan sosial

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan

4) Meningkatkan kemampuan berkompetisi dan bekerjasama dalam

masyarakat yang majemuk, baik dalam skala nasional maupun internasional

D. Portofolio

1. Pengertian Portofolio

Portofolio berasal dari bahasa Inggris “portfolio” yang artinya dokumen

atau surat-surat. Dapat diartikan juga sebagai kumpulan kertas berharga dari suatu

pekerjaan tertentu. Pengertian portofolio di sini adalah suatu kumpulan pekerjaan

siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-

panduan yang ditentukan tergantung mata pelajaran dan tujuan penilaian

portofolio. Biasanya portofolio merupakan karya terpilih dari seorang siswa.

Tetapi, dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari
22

satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih,

membahas, mencari data, mengolah, menganalisa, dan mencari pemecahan

terhadap suatu masalah yang dikaji (Fajar 2004:47).

Menurut Budimansyah (2002:1) portofolio sebenarnya dapat diartikan

sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun

sebagai adjective. Sebagai wujud benda fisik portofolio adalah bundel, yakni

kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan siswa yang disimpan pada suatu

bundel. Sebagai suatu proses sosial pedagogis, portofolio adalah collection of

learning experience yang terdapat di dalam pikiran siswa baik yang berwujud

pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun nilai dan sikap (afektif).

Sebagai suatu adjective portofolio sering disandingkan dengan konsep lain,

misalnya konsep pembelajaran dan penilaian. Jika disandingkan dengan

pembelajaran maka dikenal dengan istilah pembelajaran berbasis portofolio,

sedangkan jika disandingkan dengan penilaian maka dikenal istilah penilaian

berbasis portofolio.

Secara umum, portofolio merupakan kumpulan hasil karya siswa atau

catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio

dapat berbentuk tugas-tugas yang dikerjakan siswa, jawaban siswa atas

pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru

dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa

(Rusoni 2001:1).
23

2. Portofolio Sebagai Model Pembelajaran

a. Pengertian Portofolio Sebagai Model Pembelajaran

Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha

yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan

mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan

tersebut diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga memiliki

kemampuan mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan dan

menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara

penuh dalam tugas-tugasnya.

Portofolio sebagai model pembelajaran juga dapat diartikan sebagai suatu

kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang

diseleksi menurut panduan-panduan yang ditentukan. Panduan-panduan ini

beragam tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio itu

sendiri. Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi

dapat juga berupa karya terpilih dari suatu kelas secara keseluruhan yang bekerja

secara kooperatif membuat kebijakan untuk mengatasi masalah.

Fajar (2004:48) menyebutkan langkah-langkah model pembelajaran

portofolio sebagai berikut :

1) mengidentifikasi masalah dalam masyarakat

2) memilih suatu masalah untuk dikaji di kelas

3) mengumpulkan informasi yang terkait

4) membuat portofolio kelas

5) menyajikan portofolio / dengar pendapat


24

6) melakukan refleksi pengalaman belajar.

Di dalam setiap langkah, siswa belajar mandiri dalam kelompok kecil

dengan fasilitas dari guru dan menggunakan ragam sumber belajar di sekolah

maupun di luar sekolah (masyarakat). Sumber belajar atau informasi dapat

diperoleh diantaranya dari manusia (pakar, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan

lain-lain);,kantor penerbitan surat kabar, bahan tertulis, bahan terekam, TV, radio,

situs sejarah, artifak, dan lain-lain.

Disitulah berbagai keterampilan dikembangkan seperti membaca,

mendengar pendapat orang lain, bertanya, mencatat, menjelaskan, memilih,

merancang, merumuskan, membagi tugas, memilih pimpinan, berargumentasi dan

lain-lain.

Berbagai metode pembelajaran dapat digunakan dalam pembelajaran

berbasis portofolio. Metode tersebut diantaranya metode inkuiri, diskusi,

pemecahan masalah (problem solving), E-Learning 4 , VCT 5 (Value Clarivication

Technique), bermain peran. Strategi pelaksanaan pembelajaran ini dapat dilakukan

dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan dan daya kreativitas guru.

b. Landasan Pemikiran dan Prinsip Pembelajaran Berbasis Portofolio

Budimansyah (2002:4-7) secara garis besar menyatakan bahwa landasan

pemikiran pembelajaran berbasis portofolio adalah sebagai berikut :

1) Empat pilar pendidikan

4
pembelajaran melalui perangkat elektronik komputer yang tersambung ke internet, dimana
peserta didik berupaya memperoleh bahan belajar sesuai dengan kebutuhannya (Fajar 2004:49).
5
Teknik atau cara belajar mengungkapkan nilai yang terdapat pada suatu pokok bahasan, cerita,
peristiwa, tempat dan sebagainya (Fajar 2004:50).
25

Empat pilar pendidikan sebagai landasan model pembelajaran berbasis

portofolio adalah learning to do 6 , learning to know 7 , learning to be 8 , dan learning

to liver together 9 , yang dicanangkan oleh UNESCO.

2) Pandangan Konstruktivisme

Pandangan konstruktivisme menganggap semua peserta didik mulai dari

usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan dan

pengetahuan tentang lingkungan dan peristiwa atau gejala lingkungan di

sekitarnya. Beberapa bentuk kondisi belajar yang sesuai dengan filosofi

konstruktivisme antara lain : diskusi yang menyediakan kesempatan agar peserta

didik mau mengungkapkan gagasan atau pendapatnya, pengujian dan hasil

penelitian sederhana, demonstrasi dan peragaan prosedur ilmiah, dan kegiatan

praktis lain yang memberi peluang peserta didik untuk mempertajam gagasannya,

3) Democratic Teaching

Democratic teaching adalah suatu upaya menjadikan sekolah sebagai suatu

pusat kehidupan demokrasi melalui proses pembelajaran yang demokratis. Secara

singkat democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-

nilai demokrasi yaitu penghargaan terhadap kemampuan, menjunjung keadilan,

menerapkan persamaan kesempatan, dan memperhatikan keragaman peserta

didik.

6
peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman
belajarnya (Budimansyah 2002:4).
7
meningkatkan interaksi dengan lingkungannya sehingga mampu membangun pemahaman dan
pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya (Budimansyah 2002:4).
8
diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya itu dapat membangun pengetahuan dan
kepercayaan dirinya (Budimansyah 2002:4).
9
dan kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi
(Budimansyah 2002:4).
26

Dalam pembelajaran portofolio, ada empat prinsip dasar, yaitu :

1) Cooperative Group Learning (Kelompok Belajar Kooperatif)

Kelompok belajar kooperatif merupakan proses pembelajaran yang berbasis

kerja sama.

2) Student Active Learning (Prinsip Belajar Siswa Aktif)

Proses belajar berpusat pada siswa. Aktivitas siswa hampir di seluruh proses

pembelajaran, dari mulai fase perencanaan kelas, kegiatan lapangan, dan

pelaporan.

3) Pembelajaran Partisipatorik

Pada model ini siswa belajar sambil melakukan (learning by doing). Salah

satunya siswa belajar hidup berdemokrasi.

4) Reactive Teaching

Model pembelajaran berbasis portofolio mensyaratkan guru yang reaktif.

Sebab tidak jarang pada awal pelaksanaan model ini, siswa ragu bahkan malu

untuk mengemukakan pendapat.

c. Bagian dari Portofolio sebagai Model Pembelajaran

Portofolio sebagai model pembelajaran terbagi menjadi dua bagian, yaitu :

1) Portofolio Tayangan

Portofolio tayangan pada umumnya berbentuk segi empat sama sisi berjajar

dan dapat berdiri sendiri tanpa penyangga. Namun tidak menutup kemungkinan

dapat berbentuk lain seperti segitiga, lingkaran, oval, dan sebagainya sesuai

dengan kreativitas siswa. Berikut ini contoh bentuk portofolio tayangan.


27

1 2 3 4

Gambar 3. Portofolio tayangan bentuk bujur sangkar

1 2 3 4

Gambar 4. Portofolio tayangan bentuk segitiga sama sisi

1 2 3 4

Gambar 5. Portofolio tayangan bentuk lingkaran

1 2 3 4

Gambar 6. Portofolio tayangan bentuk oval


28

Keterangan

Papan 1berisi : Rangkuman permasalahan yang dikaji

Papan 2 berisi: Berbagai usulan alternatif untuk mengatasi masalah

Papan 3 berisi : Usulan kebijakan untuk mengatasi masalah

Papan 4 berisi : Membuat rencana tindakan

2) Portofolio Dokumentasi

Portofolio dokumentasi berisi kumpulan bahan-bahan terpilih yang dapat

diperoleh siswa dari literatur/buku, kliping dari koran/majalah, hasil wawancara

dengan berbagai sumber, radio/TV, gambar, grafik, petikan dari sejumlah

publikasi pemerintah/swasta, observasi lapangan, dan lain-lain. Pada dasarnya

portofolio dokumentasi adalah suatu bukti bahwa siswa telah melakukan

penelitian.

Kumpulan bahan-bahan tersebut dikemas dalam map order atau sejenisnya

yang disusun secara sistematis mengikuti langkah/urutan portofolio tayangan.

Manfaatnya adalah sebagai bukti dan pelengkap portofolio tayangan.

d. Langkah-Langkah Pembelajaran Portofolio

1) Mengidentifikasi Masalah

Pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru bersama

siswa yaitu mendiskusikan tujuan, mencari masalah, apa saja yang siswa ketahui

tentang masalah yang ada dalam masyarakat, memberi tugas rumah tentang

masalah apa yang ada di masyarakat.


29

Dalam mengerjakan pekerjaan rumah, siswa diharapkan untuk mencari

informasi tentang masalah yang akan dikaji dengan cara melakukan wawancara

dengan orang-orang dalam masyarakat sekitar, mencari informasi melalui sumber-

sumber tertulis dan media elektronika. Semua informasi yang diperoleh harus

dicatat untuk didiskusikan di kelas.

2) Memilih Masalah untuk Kajian Kelas

Sebelum memilih masalah yang akan dikaji, hendaknya para siswa mengkaji

terlebih dahulu pengetahuan yang mereka miliki tentang masalah-masalah yang

ada pada masyarakat, dengan langkah sebagai berikut: mengkaji masalah yang

telah dikumpulkan dan selanjutnya dituliskan pada papan tulis, mengadakan

pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan dikaji, dan melakukan

penelitian lanjutan tentang masalah yang terpilih untuk dikaji dengan

mengumpulkan informasi.

3) Mengumpulkan informasi tentang masalah yang akan dikaji kelas

Guru hendaknya membimbing siswa dalam mendiskusikan sumber

informasi misalnya mencari informasi melalui perpustakaan, surat kabar, pakar,

organisasi masyarakat, kantor pemerintah, TV, radio atau menyebar angket dan

poling. Bahan informasi yang terkumpul dapat disatukan dalam sebuah map untuk

dijadikan bahan portofolio dokumentasi.

4) Membuat Portofolio Kelas

Ada beberapa langkah dalam tahap ini, yaitu :

a) kelas dibagi menjadi 4 kelompok dan setiap kelompok akan bertanggung

jawab untuk membuat suatu bagian portofolio. Keempat kelompok itu adalah :
30

kelompok 1 bertugas menjelaskan masalah yang dikaji, kelompok 2 bertugas

menjelaskan berbagai kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah, kelompok

3 bertugas mengusulkan kebijakan untuk mengatasi masalah, kelompok 4

bertugas membuat rencana tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah.

b) Guru mengulas tugas-tugas rinciannya untuk portofolio.

c) Guru menjelaskan bahwa informasi yang dikumpulkan oleh kelompok satu

mungkin bermanfaat bagi kelompok lain, hendaknya saling bertukar

informasi.

d) Guru menjelaskan spesifikasi portofolio yakni terdapat bagian penayangan

dan bagian dokumentasi pada setiap kelompok.

e) Penyajian Portofolio (Show Case) dilaksanakan setelah kelas menyelesaikan

portofolio tampilan (tayangan) maupun portofolio dokumentasi. Show case

dapat dilakukan dengan cara show case satu kelas, show case antar kelas

dalam satu sekolah, show case antar sekolah dalam lingkup wilayah.

5) Merefleksi pada Pengalaman Belajar

Dalam hal ini guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh

siswa telah mempelajari berbagai hal yang berkenaan dengan topik yang dipelajari

sebagai upaya belajar kelas secara kooperatif.

3. Portofolio sebagai Penilaian/Assessment

a. Pengertian Portofolio sebagai Penilaian

Penilaian dalam bahasa Inggris sering disebut assessment yang berarti

penaksiran. Menurut Sumarmo dan Hasan (2003:1) assesment (penilaian hasil


31

belajar) sebagai “proses sistematik untuk menentukan pencapaian hasil belajar

peserta didik”.

Assesment dapat diartikan sebagai proses pembelajaran yang dilakukan

secara sistematis, untuk mengungkap kemajuan siswa secara individu untuk

menentukan pencapaian hasil belajar dalam rangka pencapaian kurikulum.

Model penilaian berbasis portofolio (Portfolio Based AsSessment) adalah

suatu usaha untuk memperoleh berbagai informasi secara berkala,

berkesinambungan, dan menyeluruh, tentang proses dan hasil pertumbuhan dan

perkembangan wawasan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa yang

bersumber dari catatan dan dokumentasi pengalaman belajarnya (Budimansyah

2002:107).

Portofolio penilaian disini diartikan sebagai kumpulan fakta/bukti dan

dokumen yang berupa tugas-tugas yang terorganisir secara sistematis dari

seseorang secara individual dalam proses pembelajaran. Selain itu juga diartikan

sebagai koleksi sistematis dari siswa dan guru untuk menguji proses dan prestasi

belajar (Fajar 2004:90).

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa portofolio penilaian

mempunyai beberapa karakteristik diantaranya merupakan hasil karya siswa yang

berisi kemajuan dan penyelesaian tugas-tugas secara terus menerus (kontinu)

dalam usaha pencapaian kompetensi pembelajaran, mengukur setiap prestasi

siswa secara individual dan menyadari perbedaan diantara siswa, merupakan suatu

pendekatan kerja sama, mempunyai tujuan untuk menilai diri sendiri,

memperbaiki prestasi, adanya keterkaitan antara penilaian dan pembelajaran.


32

b. Keunggulan dan Kelemahan Portofolio Penilaian

Penilaian portofolio dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti apa

yang dikemukakan oleh Berenson dan Certer dalam Rusoni (2001:2) berikut ini

tentang keunggulan portofolio penilaian

1) mendokumentasikan kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu

2) mengetahui bagian-bagian yang perlu diperbaiki

3) membangkitkan kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar

4) mendorong tanggung jawab siswa untuk belajar.

Sedangkan menurut Gronlund dalam Rusoni (2001:2), portofolio memiliki

beberapa keuntungan, antara lain sebagai berikut

1) kemajuan belajar siswa dapat terlihat dengan jelas

2) penekanan pada hasil pekerjaan terbaik siswa memberikan pengaruh positif

dalam belajar

3) membandingkan pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi

yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain

4) keterampilan asesmen sendiri dikembangkan mengarah pada seleksi contoh

pekerjaan dan menentukan pilihan terbaik

5) memberikan kesempatan siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu

(misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama

menuju tujuan umum)

6) dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi

siswa itu sendiri, orang tua, dan lainnya.


33

Menurut Surapranata dan Hatta (2004:90-96) ada beberapa kelemahan

portofolio penilaian diantaranya adalah sebagai berikut

1) penilaian portofolio memerlukan waktu yang relatif lama daripada penilaian

biasa

2) penilaian portofolio nampak agak kurang reliabel dan adil dibanding penilaian

yang menggunakan angka seperti ulangan harian

3) guru memiliki kecenderungan untuk memperhatikan hanya pencapaian akhir

4) guru dan siswa biasanya terjebak dalam suasana hubungan top-down, yaitu

guru menganggap yang paling tahu dan siswa dianggap sebagai objek yang

harus diberi tahu

5) banyak pihak yang bersikap skeptis dan lebih percaya pada penilaian biasa

yang berorientasi angka

6) penilaian portofolio merupakan hal yang baru sehingga kebanyakan guru

belum memahaminya

7) kelemahan utama portofolio penilaian adalah tidak tersedianya kriteria

penilaian

8) terkadang masih sulit diterapkan di sekolah karena mereka terbiasa memakai

penilaian biasa yaitu tes/ulangan

9) penyediaan format yang digunakan secara lengkap dan detail dapat juga

menjebak. Peserta didik akan terjebak dalam suasana yang kaku dan

mematikan

10) portofolio penilaian membutuhkan tempat penyimpanan yang memadai,

apalagi bila jumlah siswa dan hasil kerjanya cukup banyak.


34

c. Pelaksanaan Portofolio Penilaian/Assessment

Pelaksanaan assesment portofolio mensyaratkan kejujuran siswa dalam

melaporkan rekaman belajarnya. dan kejujuran guru. dalam menilai kemampuan

siswa sesuai dengan kriteria yang telah disepakati. Guru harus mampu

menunjukkan urgensi laporan yang jujur dari siswa. Adapun bentuk-bentuk

assessment portofolio diantaranya:

1) catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk

kejadian mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses

pembelajaran. Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu

pengamatan, dan lembar rekaman kejadiannya.

2) ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan

perkembangan yang hendak dicapai siswa

3) skala penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa

4) respon siswa terhadap pertanyaan

5) tes skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah

pengajaran dilakukan, misalnya : tes hasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatan

lapangan.

Rusoni (2001:3) menyebutkan aspek-aspek yang bisa di evaluasi

diantaranya pemahaman permasalahan (problem comprehension), pendekatan dan

strategi (approaches and strategies), hubungan (relationships), fleksibilitas

(flexibility), komunikasi (communication), dugaan dan hipotesis (curiosty and

hypotheses), persamaan dan keadilan (equality and equity), penyelesaian


35

(solutions), hasil pengujian (examining results), pembelajaran (learning), dan

asesmen diri (self-assessment).

Mengevaluasi portofolio bukanlah suatu tugas yang mudah, sebab tidak

pernah ada satu portofolio ada dua portofolio yang tepat sama. Hal ini disebabkan

individu yang menyiapkan portofolio tersebut akan mengikutsertakan item-item

yang berbeda sesuai dengan kelebihan yang dimilikinya Salah satu cara untuk

mengevaluasi portofolio adalah dengan penggunaan rublik. Cara ini menggunakan

skala nilai untuk memberi skor pada item yang mengharuskan murid

menjawabnya dalam bentuk tulisan dengan jawaban yang banyak (open ended

item) pada soal yang diberikan. Murid bebas menjawab (free response questions)

atau terdapat berbagai cara untuk memperoleh jawaban.

Portofolio penilaian ini dapat dilakukan selama periode tertentu. Misalnya

portofolio bulanan, triwulan, semester, maupun tahunan tergantung dari program

dan kebutuhan guru dan siswa.

E. Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan,

maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut.

Pembelajaran IPS sejarah merupakan suatu proses atau kegiatan guru mata

pelajaran IPS sejarah dalam mengajarkan sejarah kepada para siswanya, yang

didalamnya terkandung upaya guru untuk menciptakan iklim dan pelayanan

terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang sejarah

yang amat beragam agar tejadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta
36

antara siswa dengan siswa dalam mempelajari sejarah tersebut. Dengan demikian

setiap guru harus bisa memahami dan mengerti keadaan anak didiknya agar dapat

memilih strategi pembelajaran yang lebih memperdayakan siswa, sehingga tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai dan prestasi belajar yang diperoleh

siswa akan lebih baik.

Menurut kurikulum 2004 standar kompetensi mata pelajaran IPS SMP dan

MTs (Depdiknas, 2004:6) telah menetapkan tujuan pembelajaran IPS, yaitu :

mengembangkan pengetahuan kesejarahan; mengembangkan kemampuan

berpikir, inkuiri, pemecahan masalah, dan keterampilan sosial; membangun

komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan; meningkatkan

kemampuan berkompetisi dan bekerjasama dalam masyarakat yang majemuk,

baik dalam skala nasional maupun internasional. Untuk itu diperlukan suatu

strategi pembelajaran yang lebih mementingkan siswa untuk belajar berpikir

daripada hanya menghafal, secara otomatis akan mambantu siswa untuk belajar

bernalar. Strategi pembelajaran juga merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai siswa dan strategi pembelajaran

sendiri sangat terkait dengan pemilihan model pembelajaran yang dilakukan guru

dalam menyampaikan materi bahan ajar kepada para siswanya, sehingga

pemilihan model pembelajaran yang tepat untuk siswa sangat diperlukan.

Model pembelajaran ekspositori (ceramah), pembelajarannya

menitikberatkan pada peranan guru, penyampaian materi, kemampuan mengingat,

dan dinilai tidak atau kurang meningkatkan kemampuan bernalar para siswa,

maka dengan model pembelajaran berbasis portofolio yang pada teori belajar
37

konstruktivisme, yang pada prinsipnya lebih menggambarkan bahwa siswa

membentuk atau membangun pengetahuannya melalui interaksi dengan

lingkungan. Melalui pembelajaran seperti ini pengetahuan dapat diterima dan

tersimpan lebih baik, karena pengetahuan tersebut masuk otak setelah melalui

proses masuk akal. Hal itu tentunya akan lebih mementingkan peningkatan

kemampuan bernalar para siswa, maka prestasi belajar yang diharapkan dapat

meningkat juga.

Pada model pembelajaran berbasis portofolio diadakan juga show-case yang

dapat mengajarkan siswa untuk belajar mandiri dan berani berekspresi di depan

kelas serta mengemukakan pendapatnya. Hal tersebut dapat membuat siswa

belajar berdemokrasi, siswa secara aktif akan menganalisa dan mengeksplorasi

gagasan-gagasan sehingga merangsang siswa untuk berpikir, berspekulasi dan

berdiskusi dalam kelas. Melalui refleksi (reflection) pada setiap akhir

pembelajaran, siswa dapat mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana

merasakan ide-ide baru dari refleksi. Sehingga guru dapat memperoleh penilaian

yang sebenarnya, yaitu : berupa proses pengumpulan berbagai data yang bisa

memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, sehingga guru bisa

memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar.

Penilaian yang sebenarnya juga ditekankan dalam kurikulum 2004, yang salah

satunya merupakan penilaian penalaran siswa.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas

(classroom action research). Istilah penelitian tindakan kelas dipakai untuk

menekankan kelas sebagai setting dari penelitian. Dalam konteks penelitian kelas

lebih ditekankan pada bagaimana keterampilan teknik yang dimiliki guru bisa

menggali informasi untuk kepentingan perbaikan pembelajaran.

A. Objek Tindakan

Objek penelitian tindakan kelas ini adalah tentang model pembelajaran baru

yang akan diterapkan guru untuk meningkatkan prestasi belajar IPS Sejarah yang

dikarenakan pada tindakan-tindakan berikut ini yaitu prestasi belajar sejarah yang

rendah, partisipasi aktif siswa rendah, dan variasi mengajar guru yang monoton.

Adapun jenis tindakan yang diteliti adalah partisipasi aktif siswa dalam proses

belajar mengajar, kerja sama dalam mengomunikasikan hasil belajarnya,

keseriusan dalam mengerjakan suatu tugas, dan sikap kooperatif siswa dalam

mengikuti kegiatan belajar mengajar.

B. Subjek dan Setting penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seorang guru dan siswa kelas VIIIA yang

berjumlah 41 orang siswa selama proses belajar mengajar IPS Sejarah dengan

38
39

menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio. Adapun lokasi yang

dijadikan subjek penelitian ini adalah SMP N I Doro yang beralamat di Jalan

Raya Doro Kecamatan Doro Kabupaten Pekalongan.

C. Faktor yang Diselidiki

1. Faktor Siswa

Dengan melihat kemampuan siswa kelas VIII SMP N I Doro dalam

penerapan model pembelajaran berbasis portofolio, apakah prestasi belajar

mereka akan mengalami peningkatan.

2. Faktor Guru

Melihat cara guru dalam merencanakan pembelajaran serta bagaimana

pelaksanaan model pembelajaran portofolio di dalam kelas apakah sudah sesuai

dengan tujuan.

D. Rencana Tindakan

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus atau lebih. Tiap

siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang

telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk dapat melihat prestasi belajar

siswa dalam pelajaran IPS Sejarah, maka diberikan tes diagnosis yang berfungsi

sebagai evaluasi awal. Observasi awal ini dilakukan untuk dapat mengetahui

tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka peningkatan prestasi belajar IPS

Sejarah.
40

Dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi akan ditetapkan

bahwa tindakan yang dipergunakan untuk meningkatkan prestasi belajar IPS

Sejarah pada siswa kelas VIII adalah dengan menerapkan model pembelajaran

berbasis portofolio.

Berdasarkan pada refleksi awal, maka PTK ini dilaksanakan dengan

prosedur pokok yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),

observasi (observing), dan refleksi (reflecting) dalam tiap siklus. Berikut ini

rincian rencana tindakan yang akan dilakukan.

Tabel 1. Rincian Rencana Tindakan

Siklus I Perencanaan: 1. Merencanakan pembelajaran yang akan

Identifikasi diterapkan dalam proses belajar mengajar

masalah dan yakni dengan membuat Rencana Pelaksanaan

penetapan Pembelajaran (RPP).

alternatif 2. menentukan pokok bahasan yang akan

pemecahan dijadikan materi bahasan pada penelitian

masalah 3. mengembangkan skenario pembelajaran

4. menyiapkan sumber belajar

5. mengembangkan format evaluasi

6. mengembangkan format observasi

pembelajaran

Tindakan Menerapkan tindakan mengacu pada skenario dan


41

RPP yang telah dibuat.

Observasi Observasi dilakukan bersamaan dengan tindakan,

dengan menggunakan instrumen yang telah

tersedia. Fokus pengamatan adalah kegiatan

siswa dalam mengerjakan sesuatu yang sesuai

dengan skenario pembelajaran.

Refleksi Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh

gambaran bagaimana dampak dari tindakan yang

dilakukan, hal apa saja yang perlu diperbaiki dan

apa saja yang harus menjadi perhatian pada

tindakan berikutnya.

Siklus II Perencanaan 1. Mempelajari hasil refleksi tindakan pertama

dan menggunakannya sebagai masukan pada

tindakan siklus ke dua

2. mengembangkan program tindakan II

Tindakan Pelaksanaan program tindakan II

Observasi Pengamatan dan pengumpulan data tindakan II

Refleksi Evaluasi tindakan II

Siklus-siklus berikutnya

Kesimpulan, saran, rekomendasi

Sumber : Arikunto, dkk. 2006:91-92


42

E. Data dan Cara Pengambilannya

1. Sumber data

Sumber data penelitian ini berupa perkataan, aktivitas pembelajaran

portofolio, dokumen, situasi dan peristiwa yang dapat diamati berkaitan dengan

kinerja siswa dan guru saat penerapan model pembelajaran portofolio pada mata

pelajaran IPS Sejarah di kelas.

2. Jenis data

Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri

dari hasil belajar, rencana belajar dan data hasil observasi terhadap pelaksanaan

pembelajaran portofolio dan jurnal.

3. Cara pengambilan data

a. Observasi partisipan (Participant Observation) 10

b. Data hasil belajar diambil dengan memberikan nilai portofolio yang telah

dibuat oleh siswa.

c. Data tentang situasi belajar mengajar pada saat dilaksanakannya tindakan

diambil saat peneliti mengajar di kelas.

d. Data tentang refleksi diri serta perubahan-perubahan yang terjadi di kelas,

diambil dari jurnal harian yang dibuat oleh guru.

e. Data tentang keterkaitan antara perencanaan dengan pelaksanaan didapat dari

RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).

10
Jenis teknik observasi partisipan umumnya digunakan untuk penelitian yang bersifat eksploratif.
Suatu observasi dikatakan sebagai observasi partisipan jika orang yang mengadakan observasi
(observer) turut ambil bagian (Rahayu dan Ardani 2004:11).
43

F. Indikator Kinerja

Sebagai indikator keberhasilan kinerja penelitian peningkatan prestasi

belajar IPS Sejarah dengan penggunaan model pembelajaran berbasis portofolio

pada siswa kelas VIIIA SMP N I Doro adalah adanya peningkatan nilai rata-rata

IPS Sejarah dari nilai sebelum digunakannya model pembelajaran portofolio

dengan persentase 100% dan ketuntasan kelas dalam belajar atau nilai rata-rata

kelas di atas 6,5.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Siklus I

a. Perencanaan (Planning) 11

1) Sebelum menyusun rencana pembelajaran, peneliti melakukan identifikasi

masalah dan merencanakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan pada

siklus I.

2) Setelah peneliti mengetahui masalah dan langkah-langkah yang akan

digunakan pada tindakan di siklus I. Peneliti kemudian membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3) Menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan materi bahasan pada

penelitian.

4) Mengembangkan skenario pembelajaran.

5) Menyiapkan sumber belajar.

6) Mengembangkan format evaluasi.

7) Mengembangkan format observasi pembelajaran.

b. Tindakan (Acting) 12

Pelaksanaan tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam empat kali

pertemuan yaitu sebagai berikut.

11
Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Arikunto, dkk 2006:17).
12
Tahap kedua adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan,
yaitu mengenakan tindakan kelas. Dalam tahap ini peneliti harus ingat dan berusaha menaati apa
yang dirumuskan dalam rancangan (Arikunto, dkk 2006:18).

44
45

1) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama

Hari / Tanggal : Senin, 30 April 2007

Waktu : Jam II dan III (07.55 – 09.00 WIB)

Tempat : Ruang Kelas VIIIA

a) Peneliti memperkenalkan diri dan menjadi guru sementara di kelas ini. Guru

terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa serta

mengondisikan kelas agar pembelajaran dapat berlangsung secara kondusif.

b) Melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi yang akan diajarkan

dan pengenalan model pembelajaran portofolio. Setelah siswa siap, guru

memulai menjelaskan materi yang didahului dengan memberikan tanya jawab

tentang materi sekitar peristiwa proklamasi 17 Agustus 1945 untuk

mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang peristiwa proklamasi yang

telah didapat pada pembahasan sebelumnya. Guru antara lain memberikan

pertanyaan dimana proklamasi dibacakan, apa peristiwa yang

melatarbelakangi terjadinya proklamasi, serta siapa saja yang terlibat dalam

proses perumusan naskah proklamasi. Dari hasil tanya jawab ternyata dari 41

siswa, yang berani menjawab pertanyaan hanya ada 6 siswa saja, ada

sekelompok kecil terlihat bermain sendiri tanpa menghiraukan proses

pembelajaran yang sedang berlangsung. Ada yang diam memperhatikan, tetapi

ada pula yang diam dengan pandangan kosong. Peneliti kembali mengulang

pertanyaan sambil mengondisikan suasana agar siswa dapat berkonsentrasi

untuk menerima pelajaran. Dari jawaban-jawaban yang didapat, peneliti


46

memperoleh gambaran awal tentang pemahaman siswa terhadap materi ini

sebagai modal awal untuk melangkah kepada materi yang diajarkan.

c) Selanjutnya guru menjelaskan tentang peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi

dan proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

d) Guru memandu siswa untuk mengemukakan pendapatnya tentang hal-hal apa

saja yang bisa dijadikan permasalahan untuk tugas portofolio kelas yang

berhubungan dengan materi ini. Berikut ini beberapa permasalahan yang

diambil dengan cara pengambilan suara terbanyak

Tabel 2. Pengambilan Suara untuk Menentukan Permasalahan Kelas pada


Siklus I

Permasalahan Jumlah
1. Kondisi politik, sosial, ekonomi, masyarakat 6
Indonesia masa proklamasi sampai sekarang.
2. latar belakang terjadinya proklamasi 17 Agustus 9
1945
3. proklamasi dan konstitusi Indonesia dari dulu 5
sampai sekarang
4. Dampak globalisasi terhadap nasionalisme bangsa 21
Indonesia menjelang peringatan proklamasi 17
Agustus

e) Guru menutup pelajaran

2) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua

Hari / Tanggal : Selasa, 1 Mei 2007

Waktu : Jam V dan VI (10.10 – 11.30 WIB)

Tempat : Ruang Kelas VIIIA


47

a) Guru terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa

serta mengondisikan kelas agar pembelajaran dapat berlangsung secara

kondusif.

b) Setelah pada pertemuan yang lalu telah disetujui bersama tentang

permasalahan yang akan dibahas pada portofolio kelas, sekarang siswa dibagi

menjadi 4 kelompok, masing-masing diberi sumber bacaan sebagai wacana /

sumber dalam menjawab atau mencari solusi sementara terhadap isu / masalah

yang telah disampaikan siswa.

c) Guru bersama siswa berdiskusi untuk mencari solusi sementara tentang

masalah yang telah dikemukakan siswa

d) Guru membimbing siswa untuk menentukan sumber-sumber informasi

berkenaan dengan masalah yang dikaji kelas

e) Siswa dibagi menjadi 4 kelompok masing-masing diberikan tugas sebagai

berikut :

Kelompok I Î Penjelasan Masalah.

Kelompok II Î kebijakan-kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah.

Kelompok III Î usulan kebijakan untuk mengatasi masalah.

Kelompok IV Î Rencana tindakan.

f) Guru bersama siswa berdiskusi tentang tugas-tugas yang harus dilakukan

siswa di luar kelas antara lain mengumpulkan data melalui wawancara dan

pencarian data dari buku, artikel, koran, majalah dan sebagainya. Cara

menyusun laporan dokumentasi / makalah, dan pembuatan portofolio


48

tayangan. Berikut ini merupakan panduan dalam menjalankan model

pembelajaran berbasis portofolio.

(1) Kelompok portofolio I

Tugas kelompok ini adalah menjelaskan masalah. Kelompok

portofolio I ini menyiapkan dua sesi yaitu portofolio tayangan dan portofolio

dokumentasi. Hasil pekerjaan kelompok I untuk seksi penayangan dibuat pada

panel pertama yang harus memuat hal-hal sebagai berikut :

(a) Rangkuman masalah secara tertulis

Tinjau ulang masalah yang akan dikumpulkan oleh tim peneliti.

Rangkumlah apa yang telah dipelajari dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan sebagai berikut : (1) Bagaimana seriusnya masalah yang ada di

masyarakat?, (2) Seberapa luas masalah tersebut tersebar pada bangsa dan

negara kita?, (3) Mengapa masalah ini harus ditangani oleh pemerintah?, (4)

Haruskah seseorang juga bertanggung jawab untuk memecahkan masalah

tersebut? Mengapa?, (5) Siapakah individu, kelompok, atau organisasi utama

yang berpihak pada masalah ini ?, (6) Pada tingkat atau lembaga apa, jika ada,

yang bertanggung jawab mengatasi masalah ? apa yang sedang mereka

kerjakan untuk menangani masalah tersebut?

(b) Menyajikan masalah secara grafis

Penyajian secara grafis ini dapat dengan peta, gambar, foto, grafik,

karikatur, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik dan ilustrasi-ilustrasi

lainnya yang dipandang dapat menjelaskan masalah. Ilustrasi tersebut dapat

saja berasal dari sumber cetakan atau dapat juga dibuat oleh tim sendiri.
49

(c) Identifikasi Sumber Informasi

Panel pertama yang merupakan hasil pekerjaan kelompok portofolio I

juga harus memuat identifikasi sumber-sumber informasi. Tulislah sumber

informasi tersebut (orang, lembaga, atau bahan cetak).

Hasil pekerjaan kelompok I untuk seksi dokumentasi diletakkan pada

bab I pada portofolio kelas seksi dokumentasi. Bahan-bahan yang

didokumentasikan kelompok ini adalah bahan-bahan yang digunakan untuk

menjelaskan masalah. Misalnya kelompok portofolio I dapat memasukkan

pilihan seperti kliping surat kabar dan majalah, laporan tertulis hasil

wawancara dengan anggota masyarakat, laporan tertulis ulasan radio dan

televisi tentang masalah yang dikaji, catatan dari komunikasi dengan

kelompok-kelompok dalam masyarakat, atau juga petikan dari sejumlah

publikasi pemerintah dan sebagainya.

(2) Kelompok Portofolio II

Tugas kelompok ini adalah mengkaji kebijakan-kebijakan alternatif

untuk mengatasi masalah. Kelompok ini mempersiapkan dua seksi, yaitu

untuk seksi penayangan dan untuk seksi dokumentasi dari portofolio kelas.

Hasil pekerjaan kelompok portofolio dua untuk seksi penayangan dibuat pada

panel kedua, yang harus memuat hal-hal sebagai berikut :

(a) Rangkuman tertulis tentang kebijakan alternatif

Tinjau kembali kebijakan tim peneliti. Tuliskanlah sejumlah kebijakan

alternatif yang berhasil dihimpun, hasil dari berbagai sumber informasi yang
50

dikumpulkan. Kajilah setiap kebijakan alternatif tersebut dengan menjawab

dua pertanyaan berikut: (1) kebijakan apakah yang diusulkan?, (2) Apa

keuntungan dan kerugian dari kebijakan tersebut?

(b) Menyajikan kebijakan alternatif secara grafis

Penyajian secara grafis ini dapat dengan peta, gambar, foto, grafik,

karikatur, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya

yang berkenaan dengan berbagai kebijakan alternatif untuk mengatasi

masalah. Ilustrasi tersebut dapat berasal dari sumber cetakan, atau dapat juga

dibuat oleh tim sendiri. Setiap ilustrasi yang diambil dari bahan cetakan,

hendaknya mencantumkan sumber resmi.

(c) Identifikasi Sumber Informasi

Panel kedua yang merupakan hasil pekerjaan kelompok portofolio dua

juga harus memuat identifikasi sumber-sumber informasi. Tulislah sumber-

sumber informasi tersebut (orang, lembaga, bahan cetak).

Hasil pekerjaan kelompok portofolio II untuk seksi dokumentasi

diletakkan pada bab II pada portofolio kelas seksi dokumentasi. Bahan-bahan

yang didokumentasikan kelompok ini adalah bahan-bahan yang digunakan

untuk mengkaji kebijakan-kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah.

Misalnya kelompok portofolio II dapat memasukkan pilihan seperti halnya

kelompok portofolio I

(3) Kelompok Portofolio III

Tugas kelompok ini adalah mengusulkan kebijakan publik untuk

mengatasi masalah. Kebijakan yang diusulkan harus disetujui oleh mayoritas


51

anggota kelas. Kebijakan yang diusulkan juga hendaknya tidak bertentangan

dengan konstitusi dan peraturan perundang-undangan negara. Kebijakan

publik yang dipilih dapat mendukung salah satu kebijakan alternatif yang

diidentifikasi kelompok portofolio II, memodifikasi salah satu kebijakan, atau

membuat kebijakan kalian sendiri.

Kelompok ini mempersiapkan dua seksi, yaitu untuk seksi penayangan

dan untuk seksi dokumentasi dari portofolio kelas. Hasil pekerjaan kelompok

portofolio III untuk seksi penayangan dibuat pada panel ketiga, yang harus

memuat hal-hal sebagai berikut :

(a) Penjelasan dan jastifikasi tertulis untuk kebijakan yang diusulkan kelas

Kelompok ini hendaknya menjelaskan kebijakan yang dipilih dan

alasan mendukungnya. Deskripsikan dalam tulisan seperti berikut: (1)

kebijakan yang diyakini oleh kelas akan dapat mengatasi masalah, (2)

keuntungan dan kerugian dari kebijakan tersebut, (3) menurut pandangan

kelas kalian, mengapa kebijakan tersebut tidak melanggar konstitusi dan

peraturan perundang-undangan negara?, (4) Tingkat atau lembaga

pemerintahan mana yang harus bertanggung jawab untuk menjalankan

kebijakan yang kalian usulkan itu? Mengapa?

(b) Menyajikan kebijakan publik secara grafis

Penyajian secara grafis ini dapat dengan peta, gambar, foto, grafik,

karikatur, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya

yang berkenaan dengan berbagai kebijakan alternatif untuk mengatasi

masalah. Ilustrasi tersebut dapat berasal dari sumber cetakan, atau dapat juga
52

dibuat oleh tim sendiri. Setiap ilustrasi yang diambil dari bahan cetakan,

hendaknya mencantumkan sumber resmi.

(c) Identifikasi Sumber Informasi

Panel ketiga yang merupakan hasil pekerjaan kelompok portofolio III

juga harus memuat identifikasi sumber-sumber informasi. Tulislah sumber-

sumber informasi tersebut (orang, lembaga, bahan cetak).

Hasil pekerjaan kelompok portofolio III untuk seksi dokumentasi

diletakkan pada bab III pada portofolio kelas seksi dokumentasi. Bahan-bahan

yang didokumentasikan kelompok ini adalah bahan-bahan yang digunakan

untuk menyusun kebijakan publik yang diusulkan kelas untuk mengatasi

masalah. Misalnya kelompok portofolio III dapat memasukkan pilihan seperti

halnya kelompok portofolio lainnya.

(4) Kelompok Portofolio IV

Tugas kelompok IV adalah membuat rencana tindakan. Rencana

tindakan ini hendaknya mencakup langkah-langkah yang dapat diambil agar

kebijakan yang diusulkan diterima dan dilaksanakan oleh pemerintah. Seluruh

kelas hendaknya terlibat dalam membuat rencana tindakan ini, tetapi

kelompok IV akan menjelaskan rencana tindakan dalam panel keempat seksi

keempat seksi penayangan dan bab keempat seksi dokumentasi.

Hasil pekerjaan kelompok portofolio empat untuk seksi penayangan

yang ditayangkan pada panel keempat, harus memuat hal-hal sebagai berikut :
53

(a) Penjelasan tertulis bagaimana kelas dapat menumbuhkan dukungan pada

individu dan kelompok pada masyarakat terhadap rencana tindakan yang

diusulkan.

Pastikan untuk melakukan hal-hal sebagai berikut : (1)

mendeskripsikan individu dan kelompok yang berpengaruh dalam masyarakat

yang mungkin hendak mendukung rencana tindakan kelas. Gambarkan secara

ringkas bagaimana kelas dapat memperoleh dukungan mereka, (2)

mengidentifikasi kelompok di masyarakat yang menentang rencana tindakan

kelas. Jelaskan bagaimana kalian dapat meyakinkan mereka untuk mendukung

rencana tindakan kelas.

(b) Menyajikan rencana tindakan secara grafis

Penyajian secara grafis ini dapat dengan peta, gambar, foto, grafik,

karikatur, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya

yang berkenaan dengan berbagai kebijakan alternatif untuk mengatasi

masalah. Ilustrasi tersebut dapat berasal dari sumber cetakan, atau dapat juga

dibuat oleh tim sendiri. Setiap ilustrasi yang diambil dari bahan cetakan,

hendaknya mencantumkan sumber resmi.

(c) Identifikasi Sumber Informasi

Panel keempat yang merupakan hasil pekerjaan kelompok portofolio

IV juga harus memuat identifikasi sumber-sumber informasi. Tulislah sumber-

sumber informasi tersebut (orang, lembaga, bahan cetak).


54

Hasil pekerjaan kelompok portofolio IV untuk seksi dokumentasi

diletakkan pada bab IV pada portofolio kelas seksi dokumentasi. Bahan-bahan

yang didokumentasikan kelompok ini adalah bahan-bahan yang digunakan

untuk menyusun rencana tindakan yang diusulkan kelas. Misalnya kelompok

portofolio IV dapat memasukkan pilihan seperti halnya kelompok portofolio

lainnya.

g) Guru menutup pelajaran

3) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan ketiga

Hari / Tanggal : Senin, 7 Mei 2007

Waktu : Jam II dan III (07.55 – 09.15 WIB)

Tempat : Ruang Kelas VIIIA

a) Guru terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa

serta mengondisikan kelas agar pembelajaran dapat berlangsung secara

kondusif.

b) Guru menanyakan tugas pertemuan yang lalu.

c) Guru membimbing siswa untuk mengkaji, memilah, dan merumuskan temuan

/ hasil pencarian informasi/ data.

d) Guru membimbing siswa untuk menyusun / membuat portofolio tayangan dan

dokumentasi

e) Guru menjelaskan aturan main dalam penyajian portofolio kelas.

f) Guru dan siswa berdiskusi merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan

show-case.
55

g) Guru menutup pelajaran.

4) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan keempat

Hari / Tanggal : Selasa, 8 Mei 2007

Waktu : Jam V dan VI (10.10 – 11.30 WIB)

Tempat : Ruang Kelas VIIIA

a) Guru menanyakan kesiapan siswa.

b) Guru dibantu oleh siswa mempersiapkan ruang untuk presentasi portofolio

kelas.

c) Guru memberikan penjelasan kepada juri tentang tugas-tugasnya.

d) Guru bertindak sebagai moderator, mempersilahkan dewan juri (guru lain atau

undangan) untuk mengamati portofolio kelas, baik tayangan maupun

dokumentasinya.

e) Guru memimpin acara ini diawali dengan mempersilahkan kelompok I untuk

menyajikan secara lisan portofolionya kurang lebih selama lima menit dan

dilanjutkan dengan tanya jawab dengan juri kurang lebih selama sepuluh

menit. Demikian selanjutnya sampai dengan kelompok IV.

f) Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil karyanya, guru

memberikan ulasan tentang show-case tadi, dan apa saja kekurangan serta

kelebihannya.

g) Guru bersama siswa menyimpulkan inti tema portofolio. Sebagai refleksi diri

siswa, bagaimanakah langkah yang harus mereka perbuat kedepan untuk

menumbuhkan semangat nasionalisme walaupun dalam era globalisasi.


56

c. Pengamatan (Observing) 13

Pengamatan dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Dalam hal

ini peneliti disamping berperan sebagai guru juga berperan sebagai pengamat. Hal

ini disebut dengan participant observation. Selain itu peneliti juga dibantu oleh

guru sejarah yang sebenarnya mengajar pada kelas tersebut untuk melakukan

pengamatan terhadap cara mengajar peneliti dan reaksi siswa yang mengikuti

pelajaran. Pada pengamatan siklus I ini dijumpai beberapa kekurangan

diantaranya sebagai berikut.

1) Pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas.

a) mengelola ruang, waktu, dan fasilitas belajar

(1) Sumber belajar, dalam hal ini artikel yang dibagikan pada siswa

kurang, sehingga mengganggu proses belajar.

(2) Pengaturan waktu kurang efisien.

(3) Kemampuan pemberian bimbingan secara keseluruhan belum

seimbang.

b) Menggunakan strategi pembelajaran

(1) Penguasaan materi pelajaran baik.

(2) Penyampaian materi pelajaran cukup.

(3) Penggunaan metode pembelajaran cukup

(4) Keterampilan dalam mengadakan variasi mengajar cukup.

(5) Pemberian bimbingan masih kurang menyeluruh terhadap siswa.

13
Kegiatan pengamatan dan pelaksanaan tindakan dilakukan dalam waktu yang bersamaan.
Sambil melaksanakan tindakan, peneliti mengamati dan mencatat sedikit demi sedikit apa
yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya (Arikunto,
dkk 2006:19).
57

(6) Kemampuan mengoordinasi kelas cukup.

(7) Guru sudah baik dalam memotivasi siswa.

(8) Guru dalam mengaktifkan siswa cukup.

(9) Guru dalam merespons pertanyaan siswa cukup.

(10) Dalam membagi kelas dalam beberapa kelompok guru kurang

efektif, karena pembagian kelompok dengan jumlah anggota yang

banyak akan menimbulkan kegaduhan dan siswa tidak bisa terpusat

pada tugasnya masing-masing.

(11) Dalam memberikan kesimpulan sudah baik.

2) Pengamatan terhadap siswa

a) Kesiapan siswa untuk menerima pelajaran masih kurang.

b) Suasana pembelajaran kurang kondusif.

c) Keantusiasan siswa dalam mengikuti pelajaran belum tercermin.

d) Keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat belum terlihat.

e) Kemampuan siswa dalam bertanya masih kurang.

f) Masih banyak siswa yang terlihat tegang sehingga siswa takut menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru.

d. Refleksi (Reflecting) 14

Pada pelaksanaan siklus I masih banyak kekurangan yang terjadi, maka

langkah selanjutnya peneliti mengadakan refleksi diantaranya sebagai berikut.

14
Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika peneliti selesai melakukan tindakan
(Arikunto, dkk 2006:19).
58

1) Mengatur waktu sebelum mulai pelajaran, mempersiapkan pokok bahasan

yang diajarkan agar waktu dapat digunakan secara efektif dan efisien.

2) Membuat suasana yang lebih enak agar siswa berani mengemukakan

pendapat, berani bertanya, serta dapat berpikir kritis.

3) Sebelum membuat empat kelompok besar dalam tugas pembuatan portofolio

kelas, sebaiknya guru membuat beberapa kelompok kecil dulu agar mereka

dapat menjalankan tugas secara efektif dan efisien, dan tidak terjadi

kegaduhan di dalam kelas. Sesudah tugas itu dibagi dalam kelompok kecil,

selanjutnya kelompok-kelompok tersebut bergabung menjadi empat kelompok

besar untuk mengerjakan portofolio tayangan dan dokumentasi.

4) Guru memberikan bimbingan secara individual bagi siswa yang belum

memahami tugasnya.

5) Sedikit mengubah variasi belajar dengan lebih banyak melibatkan siswa agar

mereka lebih terfokus pada penjelasan materi.

2. Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan pada siklus II dilakukan dengan mengidentifikasi masalah

serta menyiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan dari

hasil refleksi pada siklus I.

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan rumusan

masalah.

2) Menyiapkan alat pembelajaran bagi siswa yaitu artikel tentang materi dalam

jumlah yang sesuai dengan kebutuhan kelas.


59

3) Mengatur alokasi waktu agar sesuai dengan target yang telah ditentukan.

4) Menentukan pokok bahasan yang akan dijadikan materi bahasan pada

penelitian.

5) Mengembangkan skenario pembelajaran.

b. Tindakan (Acting)

Kegiatan pada siklus II dilaksanakan sama seperti pada siklus sebelumnya

yaitu dalam 4 kali pertemuan. Perbedaannya terletak pada permasalahan yang

akan dibahas dalam portofolio kelas.

1) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama

Hari / Tanggal : 14 Mei 2007

Waktu : Jam II dan III (07.55 – 09.15 WIB)

Tempat : Ruang Kelas VIIIA

a) Pada awal kegiatan guru selalu menanyakan kesiapan siswa serta serta

pemahaman tentang materi yang telah diberikan sebelumnya.

b) Dengan pembelajaran yang sama guru melanjutkan menerangkan materi

tentang peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

c) Selesai menerangkan dan siswa sudah terlihat paham, guru mempersilahkan

siswa untuk mengemukakan pendapat tentang persoalan-persoalan yang akan

dibahas dalam portofolio kelas. Dalam kesempatan kali ini terdapat tiga

persoalan yang dikemukakan oleh siswa. Karena keputusan tidak dapat


60

diambil dengan jalan musyawarah maka untuk selanjutnya dilakukan dengan

pemungutan suara.

Tabel 3. Pengambilan Suara untuk Menentukan Permasalahan Kelas pada


Siklus II

Permasalahan Jumlah
1. Apa yang melatarbelakangi perbedaan 11
pendapat antara golongan tua dan golongan
muda serta sikap kita dalam menyikapi adanya
perbedaan pendapat.
2. Peran media massa atau pers dalam penyebaran 21
berita pada era proklamasi sampai sekarang
3. Dukungan rakyat terhadap pemerintah ada saat 9
proklamasi dan saat sekarang

d) siswa dibagi ke dalam delapan kelompok kecil yang mempunyai melakukan

wawancara dan mencari data.

e) Guru menutup pelajaran.

2) pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan yang kedua

Hari / Tanggal : Selasa, 15 Mei 2007

Waktu : Jam V dan VI (10.10 – 11.30 WIB)

Tempat : Ruang Kelas VIIIA

a) Guru terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa

serta mengondisikan kelas agar pembelajaran dapat berlangsung secara

kondusif.

b) Setelah pada pertemuan yang lalu telah disetujui bersama tentang

permasalahan yang akan dibahas pada portofolio kelas, sekarang masing-


61

masing diberi sumber bacaan sebagai wacana / sumber dalam menjawab atau

mencari solusi sementara terhadap isu/ masalah yang telah disampaikan siswa.

c) Guru bersama siswa berdiskusi untuk mencari solusi sementara tentang

masalah yang telah dikemukakan siswa

d) Guru membimbing siswa untuk menentukan sumber-sumber informasi

berkenaan dengan masalah yang dikaji kelas

e) Setelah sebelumnya siswa dibagi menjadi 8 kelompok, pada format portofolio

ini siswa dibagi menjadi 4 kelompok. Jadi 8 kelompok tadi masing-masing

bergabung menjadi 4 kelompok. Masing-masing diberikan tugas sebagai

berikut :

Kelompok I Î Penjelasan Masalah.

Kelompok II Î kebijakan-kebijakan alternatif untuk mengatasi masalah.

Kelompok III Î usulan kebijakan untuk mengatasi masalah.

Kelompok IV Î Rencana tindakan.

f) Guru bersama siswa berdiskusi tentang tugas-tugas yang harus dilakukan

siswa di luar kelas antara lain mengumpulkan data melalui wawancara dan

pencarian data dari buku, artikel, koran, majalah dan sebagainya. Cara

menyusun laporan dokumentasi / makalah, dan pembuatan portofolio

tayangan.

g) Guru menutup pelajaran

3) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan yang ketiga

Hari / Tanggal : Senin, 28 Mei 2007

Waktu : Jam II dan III (07.55 – 09.15 WIB)


62

Tempat : Ruang Kelas VIIIA

a) Guru terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa

serta mengondisikan kelas agar pembelajaran dapat berlangsung secara

kondusif.

b) Guru menanyakan tugas pertemuan yang lalu.

c) Guru membimbing siswa untuk mengkaji, memilah, dan merumuskan temuan

/ hasil pencarian informasi/ data.

d) Guru membimbing siswa untuk menyusun / membuat portofolio tayangan dan

dokumentasi

e) Guru menjelaskan aturan main dalam penyajian portofolio kelas.

f) Guru dan siswa berdiskusi merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan

show-case.

g) Guru menutup pelajaran.

4) Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan yang keempat

Hari / Tanggal : Selasa, 29 Mei 2007

Waktu : Jam V dan VI (10.10 – 11.30 WIB)

Tempat : Ruang Kelas VIIIA

a) Guru menanyakan kesiapan siswa.

b) Guru dibantu oleh siswa mempersiapkan ruang untuk presentasi portofolio

kelas.
63

c) Guru bertindak sebagai moderator, mempersilahkan dewan juri (guru lain atau

undangan) untuk mengamati portofolio kelas, baik tayangan maupun

dokumentasinya.

d) Guru memimpin acara ini diawali dengan mempersilahkan kelompok I untuk

menyajikan secara lisan portofolionya kurang lebih selama lima menit dan

dilanjutkan dengan tanya jawab dengan juri kurang lebih selama sepuluh

menit. Demikian selanjutnya sampai dengan kelompok IV.

e) Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil karyanya, guru

memberikan ulasan tentang show-case tadi, dan apa saja kekurangan serta

kelebihannya.

f) Guru bersama siswa menyimpulkan inti tema portofolio. Dan bersama-sama

siswa melakukan refleksi diri.

g) Guru menutup pelajaran dan menyampaikan terima kasih atas partisipasi

siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran

portofolio.

c. Pengamatan (Observation)

Berkat perubahan-perubahan yang telah dilakukan ternyata mendapat hasil

yang sangat memuaskan. Pada siklus II ini siswa terlihat semakin aktif dalam

mengikuti pelajaran serta dalam membuat tugas portofolionya. Suasana

pembelajaran semakin kondusif dan rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas-

tugasnya semakin meningkat. Kesan umum pengamatan terhadap pembelajaran


64

pada siklus II ini sudah baik, sehingga penelitian dapat dihentikan sampai pada

siklus II.

d. Refleksi (Reflection)

Setelah melihat hasil penilaian dari dewan juri portofolio yang cukup baik

dan pengamatan terhadap kegiatan siswa secara keseluruhan, peneliti

menyimpulkan bahwa penelitian dihentikan sampai pada siklus II, karena hasil

belajar sudah memenuhi target penelitian yaitu mengalami peningkatan. Peneliti

berharap dan akan berupaya untuk terus meningkatkan serta menggunakan cara-

cara yang sudah peneliti tempuh untuk materi lainnya, tentunya disesuaikan

dengan materi yang akan diajarkan.

B. Pembahasan

Setelah diadakan penelitian yang terdiri dari dua siklus dan ditempuh dalam

8 kali pertemuan dengan alokasi waktu 16 jam pelajaran diperoleh hasil sebagai

berikut.

a. Partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar

Tabel 4. Partisipasi Siswa dalam Proses Belajar Mengajar

Siklus I Siklus II
Partisipasi Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa Siswa Siswa
Acuh 17 41,46% 7 17,07%

Sedang 15 36,59% 19 46,34%

Aktif 9 21,95% 15 36,59%

Jumlah 41 100% 41 100%


65

b. Partisipasi siswa dalam menyerap materi pelajaran

Tabel 5. Partisipasi Siswa dalam Menyerap Materi Pelajaran

Pra Siklus Siklus I Siklus II


Partisipasi Siswa Jumlah Persent Jumlah Persent Jumlah Persent
Siswa ase Siswa ase Siswa ase
Nilai ≤ 64
16 39% 8 19,5% 0 0%
Nilai ≥ 65
25 61% 33 80,5% 41 100%
Tuntas Belajar
25 61% 33 80,5% 41 100%
Tidak Tuntas
Belajar 16 39% 8 19,5% 0 0%

Nilai Rata-Rata
66 69 85,5
Daya Serap
66% 69% 85,5%

Dalam penelitian ini, penerapan model pembelajaran berbasis portofolio

dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS

Sejarah Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui gambaran pertumbuhan prestasi

belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil tersebut menujukkan bahwa pada

siklus I, rata-rata persentase daya serap siswa terhadap materi pelajaran termasuk

dalam kategori cukup baik yaitu sebesar 69%. Walaupun termasuk dalam kategori

cukup baik, akan tetapi peningkatan tersebut masih sangat kecil.

Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I yang relatif kecil ini

disebabkan karena pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis portofolio

merupakan hal baru bagi siswa, yang sebelumnya pembelajaran didominasi oleh

metode ceramah. Dalam pembelajaran dengan metode ceramah tersebut, siswa


66

tidak dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajarannya, dan

aktifitas siswa cenderung hanya mendengarkan dan mencatat. Kurangnya aktivitas

siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak pada hasil belajarnya, baik

kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hal ini sesuai dengan pendapat Biggs dan

Telfer (1994:228) salah satu hal yang berpengaruh pada kegiatan belajar adalah

pengalaman. Karena siswa belum pernah mempunyai pengalaman melakukan

kegiatan yang ada dalam model pembelajaran berbasis portofolio, maka mereka

merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan tersebut. Selain itu, menurut Dewey

dalam Sardiman (2005:97), bahwa aktifitas sangat diperlukan dalam belajar.

Tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar pada siklus I belum memenuhi

indikator ketuntasan belajar klasikal. Berdasarkan hal tersebut, maka diadakan

perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, antara lain

dengan menambah variasi kegiatan dalam mengatasi suatu masalah yang telah

diambil kelas dan membagi kelas menjadi kelompok kecil terlebih dahulu

sebelum mereka dibagi menjadi empat kelompok besar dalam satu kelas agar

siswa lebih mempunyai tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya dan tidak

menggantungkan diri kepada anggota kelompok yang lain.

Rata-rata persentase daya serap siswa terhadap materi pelajaran pada siklus

II mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan siklus I, yaitu sebesar 85,5 %

dan termasuk dalam kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan telah terjadi

perubahan pada siswa ke arah yang lebih baik, karena siswa telah mengalami
67

suatu proses belajar sehingga prestasi belajar mereka menjadi meningkat. Menurut

Winkel (1991:162) “prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai”.

Adanya peningkatan persentase daya serap siswa terhadap materi pelajaran

menunjukkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran berbasis portofolio

dalam pembelajaran IPS Sejarah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal

ini menunjukkan bahwa melalui model pembelajaran berbasis portofolio, siswa

akan mengalami proses belajar yang efisien dalam arti siswa tidak akan

memperoleh ilmu pengetahuan yang statis dan otoriter, melainkan siswa

diharapkan akan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan berbagai

keterampilan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, sesuai dengan apa yang

dikatakan Budimansyah (2002:1) Sebagai suatu proses sosial pedagogis,

portofolio adalah collection of learning experience yang terdapat di dalam pikiran

siswa baik yang berwujud pengetahuan (kognitif), keterampilan (skill), maupun

nilai dan sikap (afektif).

Adanya peningkatan persentase daya serap siswa terhadap materi pelajaran

tersebut menunjukkan bahwa indikator kinerja atau indikator keberhasilan dalam

penelitian ini telah tercapai.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Doro

Kabupaten Pekalongan pada siswa kelas VIIIA tahun pelajaran 2006/2007 dengan

penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dapat diketahui penigkatan

prestasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu nilai rata-rata kelas 69

menjadi bertambah pada siklus II, nilai rata-rata kelas mencapai 85,5. Dari uraian

pada baba sebelumnya, dapat diambil simpulan sebagai berikut.

1. Prestasi belajar IPS Sejarah pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Doro

Kabupaten Pekalongan sebelum diterapkan model pembelajaran portofolio

mempunyai nilai rata-rata kelas 66. Pada saat model pembelajaran dirubah

dari model ceramah menjadi portofolio, prestasi belajar siswa meningkat

menjadi 69 pada siklus I dan 85,5 pada siklus II.

2. Penerapan model pembelajaran berbasis portofolio dalam penelitian ini terdiri

dari dua siklus. Dalam hal ini kelas dibagi menjadi empat kelompok yang

mempunyai tugas masing-masing untuk membahas persoalan yang telah

disepakati oleh kelas. Hasil pekerjaan mereka berupa portofolio tayangan dan

portofolio dokumen yang nantinya akan mereka presentasikan di depan juri

dan peserta show case.

3. Model pembelajaran berbasis portofolio bisa menjadi variasi model belajar,

hal tersebut membuat siswa tidak bosan dan jenuh sehingga minat belajar

68
69

mereka meningkat. Hal tersebut berpengaruh terhadap prestasi belajar yang

dicapai siswa. Selain itu model pembelajaran berbasis portofolio juga dapat

menunjang kemampuan siswa dalam menyampaikan materi di depan kelas

dan belajar mandiri di rumah dapat ditingkatkan, siswa juga menjadi lebih

berani mengemukakan pendapat dan dapat menerapkan ilmu sejarah dalam

kehidupan bermasyarakat.

B. Saran

Setelah melaksanakan penelitian, saran yang dapat penulis ajukan adalah

sebagai berikut.

1. Variasi model pembelajaran diperlukan oleh guru untuk menghindari

kejenuhan siswa. Salah satunya mencoba model pembelajaran yang masih

relatif baru di Indonesia yaitu portofolio.

2. Perlu diadakannya sosialisasi model pembelajaran portofolio yang tergolong

baru di Indonesia agar para tenaga pengajar bisa memahami dan dapat

menerapkan secara baik di lapangan.

3. Model pembelajaran berbasis portofolio perlu dikembangkan dan diterapkan

pada pokok bahasan yang lain. Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut

sebagai pengembangan penelitian ini.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi., Suhardjono, dan Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas.


Jakarta: Bumi Aksara

Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk: Guru. Bandung: Yrama
Widya

Budimansyah, Dasim. 2002. Model Pembelajaran dan Penilaian Berbasis


Portofolio. Bandung: PT. Genesindo

Fajar, Arnie. 2004. Portofolio dalam Pembelajaran IPS. Bandung: Remaja


Rosdakarya

Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi aksara

Hugiono dan PK. Poerwantana. 1993. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka
Cipta

Munib, Achmad, dkk. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKK
UNNES

Natawidjaja, Rochman dan L.J Moleong. 1985. Psikologi Pendidikan untuk SPG.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Poerwadarminta, WJS. 2002. Kamus Umum bahasa Indonesia. Jakarta: Balai


Pustaka

Rusoni Elin. 2001. Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika.
http://www.depdiknas.go.id. (13 Februari 2007)

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis


Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Soedarno, dkk. 1998. Pendidikan Ilmu Sosial. Semarang: FPIPS IKIP Semarang

Soewarso. 2000. Cara-Cara Penyampaian Pendidikan Sejarah untuk


Membangkitkan Minat Peserta Didik Mempelajari Sejarah Bangsanya.
Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah: Jakarta

Suharya, Toto. 2007. http://www.duniaguru.com. (20 Agustus 2007)

70
71

Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta. 2004. Penilaian Portofolio


Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Suryabrata, Sumadi. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Reseach). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Tim Penyusun Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata


Pelajaran Pengetahuan Sosial SMP dan MTs.Jakarta: Depdiknas

Usman, Moh. Uzer dan Lilis Setyawati. 1993.Upaya Optimalisasi Kegiatan


Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wiryohandoyo, Soedarno, dkk. 1998. Pendidikan Ilmu Sosial. Semarang: FPIPS


IKIP Semarang

Winkel. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta:


Grasindo

Anda mungkin juga menyukai