SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
ALISA RIZCA PUSPITA
NIM 3101403052
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia
skripsi pada :
Hari :
Tanggal :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Jurusan Sejarah
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Penguji Skripsi
Anggota I Anggota II
Mengetahui
Dekan
Drs.Sunardi, M.M
NIP.130367998
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi atau tugas akhir ini benar-
benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik
sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam
skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Mengapa harus puas dengan predikat “Baik” bila kita bisa menjadi “Hebat”.
PERSEMBAHAN
♥ My Beloved Ibu dan Bapak (Asiyatul Khomisah dan Hartopo), Thanx for
v
PRAKATA
Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Doro
Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2006 / 2007” sebagai salah satu syarat
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Sejarah pada Universitas Negeri Semarang.
dari bantuan beberapa pihak yang dengan ikhlas memberikan bimbingan, dorongan,
semangat, kritik, dan saran kepada penulis. Oleh karena itu penulis menghaturkan
2. Drs. Sunardi M.M, Dekan FIS Unnes, yang telah memberikan fasilitasnya demi
3. Drs. Jayusman, M.Hum, Ketua Jurusan Sejarah Unnes, yang telah membantu
4. Drs. YYFR. Sunardjan, M.S. selaku Dosen Pembimbing I dengan ketulusan dan
6. Bapak dan ibu staf pengajar jurusan sejarah, yang telah memberikan bekal ilmu
7. Aji Suryo Sumanto, S.Pd. Kepala SMP N I Doro Kabupaten Pekalongan yang
Pekalongan yang telah banyak memberikan bantuan dan masukan dalam proses
penelitian
9. Segenap guru, karyawan, dan siswa SMP N I Doro Kabupaten Pekalongan yang
10. Ibu dan bapak serta adik-adikku yang selalu memberi kasih sayang, doa dan
dukungan.
11. Para penghuni Puri Puspita, Dina, Evi, Neni, Nonox, Ining, Ajeng, sudah empat
Nungky, Faridh, Lisa, Fani, Yudis, Ilin, Yunus, Bahtiar, dan Almarhum Kadirin,
serta teman-teman yang lain, terima kasih atas dukungan dan persahabatan ini.
perhatiannya.
14. Seluruh perpustakaan dan toko buku, smash baby blue-ku, my comp, teevee, serta
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang
Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan tambahan ilmu bagi para
Penulis
vii
SARI
Puspita, Alisa Rizca. 2007. Peningkatan Prestasi Belajar IPS Sejarah melalui Model
Pembelajaran Berbasis Portofolio pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Doro
Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2006 / 2007. Sarjana Pendidikan Sejarah
Universitas Negeri Semarang. Drs. YYFR. Sunardjan, M.S dan Drs. Abdul Mutholib,
M. Hum. 220 h.
Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS Sejarah di SMP Negeri 1 Doro
Kabupaten Pekalongan tergolong masih rendah. Hal tersebut diantaranya disebabkan
model pembelajaran yang selama ini diterapkan kurang efektif untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa. Pembelajaran sejarah di SMP jika hanya disampaikan melalui
ceramah akan sulit diterima oleh siswa dan membosankan. Dalam hal ini diperlukan
oleh seorang guru untuk mempertimbangkan model pembelajaran lain yang efektif dan
tepat sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu model
pembelajaran yang dicobakan melalui penelitian ini adalah model pembelajaran
berbasis portofolio.
Pada dasarnya portofolio sebagai model pembelajaran merupakan usaha yang
dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan
mengekspresikan dirinya sebagai individu maupun kelompok. Kemampuan tersebut
diperoleh siswa melalui pengalaman belajar sehingga memiliki kemampuan
mengorganisir informasi yang ditemukan, membuat laporan dan menuliskan apa yang
ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara penuh dalam tugas-
tugasnya.
Rumusan masalah yang dikaji pada penelitian ini adalah: (1) Bagaimana aktivitas
siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis portofolio? (2)
Apakah pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis portofolio dapat
meningkatkan prestasi belajar IPS Sejarah pada siswa kelas VIII SMP N I Doro
Kabupaten Pekalongan Tahun Peajaran 2006 / 2007 ?. Tujuan penelitian ini (1) Ingin
mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan memakai model pembelajaran
berbasis portofolio. (2) Ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis
portofolio terhadap prestasi belajar IPS Sejarah pada siswa kelas VIII SMP N I Doro
Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2006 / 2007.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang ditempuh
dalam dua siklus. Setiap siklus terdapat empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Tindakan dalam setiap siklus dilakukan dengan cara peneliti
memberikan tugas berupa penyelesaian suatu permasalahan secara berkelompok,
dimana setiap kelompok punya tugas masing-masing, kemudian mereka
mempresentasikan hasil karya mereka dalam suatu show case yang terdiri dari
portofolio dokumen dan tayangan. Adapun yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Doro Kabupaten Pekalongan yang terdiri dari 41
siswa pada tahun pelajaran 2006/2007.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa melalui model
pembelajaran berbasis portofolio, kemampuan siswa dalam menyampaikan materi di
depan kelas dan belajar mandiri di rumah dapat ditingkatkan. Selain itu siswa menjadi
lebih berani mengemukakan pendapat dan dapat menerapkan ilmu sejarah dalam
kehidupan bermasyarakat. Variasi penerapan model pembelajaran ini dapat juga
viii
menghindari kebosanan siswa dalam mengikuti pembelajaran sejarah sehingga
prestasi belajar siswa mengalami peningkatan dari 66% menjadi 85,5 %. Berdasarkan
penelitian bahwa prestasi belajar IPS Sejarah yang diperoleh siswa kelas VIIIA SMP
Negeri 1 Doro Kabupaten Pekalongan tahun pelajaran 2006/2007 nilai rata-ratanya
meningkat pada siklus I yaitu 69 menjadi berkisar 85,5 pada siklus II.
Dari uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa model pembelajaran berbasis
portofolio yang diterapkan guru dapat meningkatkan hasil belajar siswa, karena itu
peneliti menyarankan agar model pembelajaran berbasis portofolio disosialisasikan
dan digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran sejarah di sekolah.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ ii
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... iii
PERNYATAAN ........................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. v
PRAKATA .................................................................................................... vi
SARI ............................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiii
DAFTRA GAMBAR .................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 6
D. Manfaat Penelitian .......................................................... 6
E. Penegasan Istilah.............................................................. 7
F. Sistematika Penulisan Skripsi ......................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian Tindakan Kelas .............................................. 10
1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ...................... 10
2. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas .................. 12
3. Model Penelitian Tindakan Kelas.............................. 13
B. Prestasi Belajar ................................................................ 18
1. Pengertian Prestasi Belajar ....................................... 18
2. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ............ 18
C. IPS Sejarah ..................................................................... 20
1. Pengertian IPS Sejarah .............................................. 20
2. Fungsi dan Tujuan IPS di SMP dan MTs ................. 21
D. Portofolio ........................................................................ 21
x
1. Pengertian Portofolio ................................................ 21
2. Portofolio Sebagai Model Pembelajaran .................. 23
3. Portofolio Sebagai Penilaian / Assessment ............... 30
4. Kerangka Berpikir ..................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ..................................................... 38
B. Objek Penelitian .............................................................. 38
C. Subjek dan Setting Penelitian ......................................... 38
D. Faktor yang Diselidiki ..................................................... 39
E. Rencana Tindakan ........................................................... 39
F. Data dan Cara Pengambilannya ...................................... 42
G. Indikator Kinerja ............................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Siklus I ................................................. 44
2. Pelaksanaan Siklus II ................................................ 58
B. Pembahasan .................................................................... 64
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ......................................................................... 68
B. Saran-saran ...................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................... 72
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran : Halaman
xii
DAFTAR TABEL
Tabel : Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar : Halaman
Gambar 1 Empat Langkah dalam Satu Siklus Penelitian Tindakan Kelas .... 15
Gambar 2 Rangkaian Siklus Penelitian Tindakan Kelas .............................. 18
Gambar 3 Portofolio Tayangan Bentuk Bujur Sangkar................................. 29
Gambar 4 Portofolio Tayangan Bentuk Segitiga Sama Sisi .......................... 29
Gambar 5 Portofolio tayangan bentuk lingkaran .......................................... 30
Gambar 6 Portofolio tayangan bentuk Oval ................................................. 30
Gambar 7 – Gambar 23 Foto PTK Siklus I ................................................... 148
Gambar 23 – Gambar 39 Foto PTK Siklus II ............................................... 157
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
generasi yang lebih baik, manusia yang lebih berkebudayaan, dan manusia yang
membuka kemungkinan peserta didik (siswa) tidak hanya belajar di dalam kelas
yang dibimbing oleh guru saja, akan tetapi peserta didik dapat belajar dari luar
kelas seperti dari lingkungan masyarakat, pakar atau ilmuwan, birokrat, media
cetak maupun media elektronik, serta sarana-sarana lain yang ada di sekitar kita.
1
2
Dengan belajar seperti itu, peserta didik akan lebih leluasa menuangkan gagasan
mengajar yang dipilih dengan tujuan, jenis, dan sifat materi pelajaran dengan
urutan waktu, tokoh dan peristiwa belaka. Pelajaran sejarah dirasakan siswa
hanyalah mengulangi hal-hal yang sama dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat
Apa yang terjadi di kelas, biasanya guru memulai pelajaran bercerita, atau bahkan
membacakan apa yang tertulis dalam buku ajar dan akhirnya langsung menutup
pelajaran begitu bel akhir pelajaran berbunyi. Tidak mengherankan di pihak guru
sering timbul kesan bahwa mengajar sejarah itu mudah. Akibatnya nilai-nilai yang
terkandung dalam sejarah tidak dapat dipahami dan diamalkan peserta didik
tidak lebih dari rangkaian angka tahun dan urutan peristiwa yang harus diingat
kemudian diungkap kembali saat menjawab soal ujian, akibatnya pelajaran sejarah
akan sulit diterima oleh siswa dan membosankan. Dalam hal ini diperlukan oleh
seorang guru untuk mempertimbangkan model pembelajaran lain yang efektif dan
tepat. Pengalaman yang diperoleh oleh siswa dari hasil pemberitahuan orang lain
seperti hasil dari penuturan guru hanya akan mampir sesaat untuk diingat dan
setelah itu dilupakan. Oleh karena itu, dalam konteks kurikulum yang berlaku saat
akan tetapi mendorong siswa untuk melakukan suatu proses melalui berbagai
dapat dipilih dari sekian banyak model pembelajaran yang tersedia. Para guru
setiap pokok bahasan. Selain itu pembelajaran sejarah juga dapat menggunakan
film, peta dan lainnya untuk menambah pemahaman terhadap data visual.
pertanyaan, observasi, pemberian tugas dan tes akan sangat bermanfaat dalam
4
pembelajaran.
Guru dituntut untuk lebih kreatif dalam menyiapkan dan merancang model
dan kemajuan teknologi. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan tujuan nasional
secara umum dan tujuan Pendidikan IPS pada khususnya, yang pada prinsipnya
bertujuan mendidik dan membimbing siswa menjadi warga negara yang baik,
yang bertanggung jawab baik secara pribadi, sosial / masyarakat, bangsa dan
negara bahkan sebagai warga dunia. Salah satu model pembelajaran yang dapat
Dalam model pembelajaran ini siswa dituntut untuk berpikir cerdas, kreatif,
praktik belajar, yaitu suatu inovasi pembelajaran yang dirancang untuk membantu
dalam kegiatan antar siswa, antar sekolah, dan antar anggota masyarakat.
penelitian di SMP Negeri 1 Doro tepatnya pada siswa kelas VIII A. Hal ini
disebabkan karena rata-rata kelas siswa kelas VIII A pada mata pelajaran IPS
Sejarah hanya 66, hal tersebut tentu merupakan nilai yang tergolong masih
Portofolio Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Doro Kabupaten Pekalongan Tahun
upaya untuk peningkatan prestasi hasil belajar para peserta didik di SMP N I Doro
B. Rumusan Masalah
Atas dasar latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah yang
berbasis portofolio ?
meningkatkan prestasi belajar IPS Sejarah pada siswa kelas VIII SMP N I
C. Tujuan Penelitian
prestasi belajar IPS Sejarah pada siswa kelas VIII SMP N I Doro Kabupaten
D. Manfaat Penelitian
melalui model pembelajaran berbasis portofolio pada siswa kelas VIII SMP
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS Sejarah dapat meningkat.
7
alternatif mengajar oleh guru dalam proses pembelajaran IPS Sejarah serta dapat
Agar tidak terjadi salah tafsir dalam membaca judul skripsi ini secara
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa setelah mengikuti
2. IPS Sejarah
IPS adalah salah satu mata pelajaran yang ada di SMP terdiri dari dua
bahan kajian pokok yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Pengetahuan sosial
3. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah suatu teknik atau bentuk yang dipilih oleh
seorang guru yang digunakan secara intensif dan efektif yang sesuai dengan
4. Portofolio
catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio
pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru
dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa
(Rusoni 2001:1).
Maksudnya adalah siswa kelas VIII yang belajar pada pendidikan formal
Tahun Pelajaran adalah jenjang waktu pendidikan tahun 2006 / 2007 yang
Secara garis besar skripsi akan dibagi menjadi tiga bagian pokok dengan
Bagian awal akan berisi halaman judul, halaman pengesahan, motto dan
b. Bab II Landasan Teori. Terdiri atas Penelitian Tindakan Kelas (PTK), Prestasi
c. Bab III Metode Penelitian. Berisi metode penelitian tindakan kelas, objek dan
setting penelitian, faktor yang diselidiki, rencana tindakan, data dan cara
Pada bagian akhir skripsi ini berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, serta
LANDASAN TEORI
psikologi sosial Amerika yang bernama Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan
Kemmis, Robin Mc. Taggart, John Elliot, Dave Ebbutt dan sebagainya. Di
Indonesia sendiri PTK baru diperkenalkan pada akhir dekade 80-an (Aqib
2006:87).
Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu PTK dikenal dan ramai dibicarakan
dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action
ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang
atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang
10
11
untuk siswa.
c. Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Kelas adalah sebuah ruangan tempat guru mengajar dan untuk siswa yang
sedang belajar. Tetapi pengertian tersebut salah, sehingga perlu ada penjelasan
kelas bukan wujud ruangan, tetapi sekelompok peserta didik yang sedang
hanya di ruang kelas, tetapi dimana saja tempatnya, yang penting ada
atau di tempat lain dimana siswa berkerumun belajar tentang hal yang sama.
Ciri bahwa anak sedang dalam keadaan belajar adalah otaknya aktif berpikir,
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru
Penelitian tindakan kelas akan dapat dilaksanakan jika pendidik sejak awal
menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran
sendiri. Penelitian tindakan kelas memiliki karakteristik yang khas, yaitu adanya
Tanpa tindakan tertentu, suatu penelitian juga dapat dilaksanakan di dalam kelas,
berarti hal tersebut menyalahi karakter PTK. Kriteria keberhasilan atas tindakan
1
PTK berangkat dari permasalahan sehari-hari yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Jadi
kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas dan pengambilan tindakan untuk
memecahkan masalah yang dihadapi (Arikunto dkk. 2006:110).
2
Upaya perbaikan proses dan hasil pembelajaran tidak dapat dilakukan sendiri oleh peneliti di luar
kelas, tetapi ia harus berkolaborasi dengan guru. Penelitian tindakan kelas merupakan upaya
bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan berbaikan yang diinginkan (Arikunto dkk.
2006:110).
3
PTK memiliki ciri khusus, yaitu sikap reflektif yang berkelanjutan. Berbeda dengan pendekatan
penelitian formal, yang sering mengutamakan pendekatan empiris eksperimental, penelitian
tindakan kelas lebih menekankan pada proses refleksi terhadap proses dan hasil penelitian
(Arikunto dkk. 2006:110).
13
beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam dunia
pendidikan. Diantaranya : (a) Model Kurt Lewin, (b) Model Stephen Kemmis dan
Mc Taggart, (c) Model John Elliot, dan (d) Model Dave Ebbutt.
Kurt Lewin yang menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah,
yaitu :
1) Perencanaan (Planning)
3) Observasi (Observing)
4) Refleksi (Reflecting)
Sementara itu, empat langkah dalam satu siklus yang dikemukakan oleh
Kurt Lewin, oleh Ernest T. Stringer dielaborasi lagi menjadi tiga yaitu :
1) Perencanaan (Planning)
2) Pelaksanaan (Implementing)
3) Penelitian (Evaluating)
14
Perencanaan
Refleksi Aksi
Observasi
tampak masih begitu dekat dengan model yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin.
Hal ini karena dalam satu siklus masih terdapat empat tahapan. Hanya saja
sesudah suatu siklus selesai, khususnya sesudah adanya refleksi, kemudian diikuti
Apabila dibandingkan dengan dua model PTK sebelumnya, PTK John Elliot
ini tampak lebih detail dan lebih rinci. Hal itu dikarenakan dalam setiap siklus
15
dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi, antara tiga sampai lima aksi. Sementara
itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam
Maksud penyusunan secara terinci ini supaya dapat kelancaran yang lebih
tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanaan aksi atau proses belajar mengajar.
Hal lain yang menyebabkan John Elliot menyusun secara terinci adalah karena
langkah.
yang menyatakan bahwa bentuk spiral yang dilakukan oleh Kemmis dan Mc
Taggart bukan merupakan cara terbaik untuk menggambarkan proses aksi refleksi.
Karena Dave Ebbutt merasa tidak puas dengan adanya model-model PTK yang
ada sebelumnya, lalu dia memperkenalkan model PTK yang disusunnya sendiri.
Dari keempat model penelitian tindakan kelas di atas, secara garis besar
dapat disimpulkan bahwa terdapat empat tahapan yang biasa dilalui, yaitu :
Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Peneliti juga menentukan
16
titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati,
penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas. Dalam tahap ini
peneliti harus ingat dan berusaha menaati apa yang dirumuskan dalam rancangan,
c. Pengamatan (Observing)
mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat
d. Refleksi (reflecting)
yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika peneliti
Siklus I
Reflecting I Observing I
Reflecting II Observing II
Siklus II
Apabila Dilanjutkan ke
permasalahan siklus
belum
berikutnya
terselesaikan
B. Prestasi Belajar
perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang”. Hamalik (2003:52)
pengalaman dan latihan serta suatu proses perubahan tingkah laku individu
laku tang relatif tetap sebagai suatu hasil latihan atau pengalaman dengan
lingkungannya.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seorang siswa setelah mengikuti
setelah mengikuti asessment atau penilaian dan evaluasi. Penilaian dan evaluasi
ini digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa yang merupakan tujuan dari
pembelajaran.
a. Faktor Intern
1) Jasmani
19
penglihatan, indra penciuman, indra pendengaran, indra peraba, dan indra perasa),
2) Psikologis
prestasi belajar.
b. Faktor Ekstern
1) Lingkungan Keluarga
2) Lingkungan Sekolah
yang diterapkan oleh guru, kurikulum yang berlaku, sikap guru, evaluasi dan
3) Lingkungan Masyarakat
sebagainya.
20
C. IPS Sejarah
IPS adalah salah satu mata pelajaran di SMP yang terdiri dari dua bahan
kajian pokok yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Pengetahuan sosial mencakup
antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahan kajian sejarah
“IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) adalah bidang studi yang terdiri dari
sebagai berikut.
kehidupan manusia dan lingkungannya melalui dimensi waktu dan tempat yang
a. Fungsi IPS
b. Tujuan IPS
keterampilan sosial
D. Portofolio
1. Pengertian Portofolio
atau surat-surat. Dapat diartikan juga sebagai kumpulan kertas berharga dari suatu
siswa dengan maksud tertentu dan terpadu yang diseleksi menurut panduan-
Tetapi, dalam model pembelajaran ini setiap portofolio berisi karya terpilih dari
22
satu kelas siswa secara keseluruhan yang bekerja secara kooperatif memilih,
sebagai suatu wujud benda fisik, sebagai suatu proses sosial pedagogis, maupun
sebagai adjective. Sebagai wujud benda fisik portofolio adalah bundel, yakni
kumpulan atau dokumentasi hasil pekerjaan siswa yang disimpan pada suatu
learning experience yang terdapat di dalam pikiran siswa baik yang berwujud
berbasis portofolio.
catatan mengenai siswa yang didokumentasikan secara baik dan teratur. Portofolio
pertanyaan guru, catatan hasil observasi guru, catatan hasil wawancara guru
dengan siswa, laporan kegiatan siswa dan karangan atau jurnal yang dibuat siswa
(Rusoni 2001:1).
23
yang dilakukan guru agar siswa memiliki kemampuan untuk mengungkapkan dan
menuliskan apa yang ada dalam pikirannya, dan selanjutnya dituangkan secara
kumpulan pekerjaan peserta didik dengan maksud tertentu dan terpadu yang
beragam tergantung pada mata pelajaran dan tujuan penilaian portofolio itu
sendiri. Portofolio biasanya merupakan karya terpilih dari seorang siswa, tetapi
dapat juga berupa karya terpilih dari suatu kelas secara keseluruhan yang bekerja
dengan fasilitas dari guru dan menggunakan ragam sumber belajar di sekolah
diperoleh diantaranya dari manusia (pakar, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan
lain-lain);,kantor penerbitan surat kabar, bahan tertulis, bahan terekam, TV, radio,
lain-lain.
dengan berbagai cara sesuai dengan kemampuan dan daya kreativitas guru.
4
pembelajaran melalui perangkat elektronik komputer yang tersambung ke internet, dimana
peserta didik berupaya memperoleh bahan belajar sesuai dengan kebutuhannya (Fajar 2004:49).
5
Teknik atau cara belajar mengungkapkan nilai yang terdapat pada suatu pokok bahasan, cerita,
peristiwa, tempat dan sebagainya (Fajar 2004:50).
25
2) Pandangan Konstruktivisme
usia taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi memiliki gagasan dan
praktis lain yang memberi peluang peserta didik untuk mempertajam gagasannya,
3) Democratic Teaching
singkat democratic teaching adalah proses pembelajaran yang dilandasi oleh nilai-
didik.
6
peserta didik harus diberdayakan agar mau dan mampu berbuat untuk memperkaya pengalaman
belajarnya (Budimansyah 2002:4).
7
meningkatkan interaksi dengan lingkungannya sehingga mampu membangun pemahaman dan
pengetahuannya terhadap dunia di sekitarnya (Budimansyah 2002:4).
8
diharapkan hasil interaksi dengan lingkungannya itu dapat membangun pengetahuan dan
kepercayaan dirinya (Budimansyah 2002:4).
9
dan kesempatan berinteraksi dengan berbagai individu atau kelompok yang bervariasi
(Budimansyah 2002:4).
26
kerja sama.
Proses belajar berpusat pada siswa. Aktivitas siswa hampir di seluruh proses
pelaporan.
3) Pembelajaran Partisipatorik
Pada model ini siswa belajar sambil melakukan (learning by doing). Salah
4) Reactive Teaching
Sebab tidak jarang pada awal pelaksanaan model ini, siswa ragu bahkan malu
1) Portofolio Tayangan
Portofolio tayangan pada umumnya berbentuk segi empat sama sisi berjajar
dan dapat berdiri sendiri tanpa penyangga. Namun tidak menutup kemungkinan
dapat berbentuk lain seperti segitiga, lingkaran, oval, dan sebagainya sesuai
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
1 2 3 4
Keterangan
2) Portofolio Dokumentasi
penelitian.
1) Mengidentifikasi Masalah
Pada tahap ini terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan guru bersama
siswa yaitu mendiskusikan tujuan, mencari masalah, apa saja yang siswa ketahui
tentang masalah yang ada dalam masyarakat, memberi tugas rumah tentang
informasi tentang masalah yang akan dikaji dengan cara melakukan wawancara
sumber tertulis dan media elektronika. Semua informasi yang diperoleh harus
Sebelum memilih masalah yang akan dikaji, hendaknya para siswa mengkaji
ada pada masyarakat, dengan langkah sebagai berikut: mengkaji masalah yang
pemilihan secara demokratis tentang masalah yang akan dikaji, dan melakukan
mengumpulkan informasi.
organisasi masyarakat, kantor pemerintah, TV, radio atau menyebar angket dan
poling. Bahan informasi yang terkumpul dapat disatukan dalam sebuah map untuk
jawab untuk membuat suatu bagian portofolio. Keempat kelompok itu adalah :
30
informasi.
dapat dilakukan dengan cara show case satu kelas, show case antar kelas
dalam satu sekolah, show case antar sekolah dalam lingkup wilayah.
Dalam hal ini guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh
siswa telah mempelajari berbagai hal yang berkenaan dengan topik yang dipelajari
peserta didik”.
2002:107).
seseorang secara individual dalam proses pembelajaran. Selain itu juga diartikan
sebagai koleksi sistematis dari siswa dan guru untuk menguji proses dan prestasi
siswa secara individual dan menyadari perbedaan diantara siswa, merupakan suatu
yang dikemukakan oleh Berenson dan Certer dalam Rusoni (2001:2) berikut ini
dalam belajar
yang lebih besar dari pada membandingkan dengan milik orang lain
(misalnya siswa menulis sesuai dengan tingkat level mereka tetapi sama-sama
6) dapat menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa bagi
biasa
2) penilaian portofolio nampak agak kurang reliabel dan adil dibanding penilaian
4) guru dan siswa biasanya terjebak dalam suasana hubungan top-down, yaitu
guru menganggap yang paling tahu dan siswa dianggap sebagai objek yang
5) banyak pihak yang bersikap skeptis dan lebih percaya pada penilaian biasa
belum memahaminya
penilaian
9) penyediaan format yang digunakan secara lengkap dan detail dapat juga
menjebak. Peserta didik akan terjebak dalam suasana yang kaku dan
mematikan
siswa sesuai dengan kriteria yang telah disepakati. Guru harus mampu
1) catatan anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk
2) ceklis atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan
pengajaran dilakukan, misalnya : tes hasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatan
lapangan.
pernah ada satu portofolio ada dua portofolio yang tepat sama. Hal ini disebabkan
yang berbeda sesuai dengan kelebihan yang dimilikinya Salah satu cara untuk
skala nilai untuk memberi skor pada item yang mengharuskan murid
menjawabnya dalam bentuk tulisan dengan jawaban yang banyak (open ended
item) pada soal yang diberikan. Murid bebas menjawab (free response questions)
E. Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPS sejarah merupakan suatu proses atau kegiatan guru mata
pelajaran IPS sejarah dalam mengajarkan sejarah kepada para siswanya, yang
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa tentang sejarah
yang amat beragam agar tejadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta
36
antara siswa dengan siswa dalam mempelajari sejarah tersebut. Dengan demikian
setiap guru harus bisa memahami dan mengerti keadaan anak didiknya agar dapat
pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai dan prestasi belajar yang diperoleh
Menurut kurikulum 2004 standar kompetensi mata pelajaran IPS SMP dan
baik dalam skala nasional maupun internasional. Untuk itu diperlukan suatu
daripada hanya menghafal, secara otomatis akan mambantu siswa untuk belajar
sendiri sangat terkait dengan pemilihan model pembelajaran yang dilakukan guru
dan dinilai tidak atau kurang meningkatkan kemampuan bernalar para siswa,
maka dengan model pembelajaran berbasis portofolio yang pada teori belajar
37
tersimpan lebih baik, karena pengetahuan tersebut masuk otak setelah melalui
proses masuk akal. Hal itu tentunya akan lebih mementingkan peningkatan
kemampuan bernalar para siswa, maka prestasi belajar yang diharapkan dapat
meningkat juga.
dapat mengajarkan siswa untuk belajar mandiri dan berani berekspresi di depan
pembelajaran, siswa dapat mencatat apa yang sudah dipelajari dan bagaimana
merasakan ide-ide baru dari refleksi. Sehingga guru dapat memperoleh penilaian
yang sebenarnya, yaitu : berupa proses pengumpulan berbagai data yang bisa
Penilaian yang sebenarnya juga ditekankan dalam kurikulum 2004, yang salah
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
menekankan kelas sebagai setting dari penelitian. Dalam konteks penelitian kelas
lebih ditekankan pada bagaimana keterampilan teknik yang dimiliki guru bisa
A. Objek Tindakan
Objek penelitian tindakan kelas ini adalah tentang model pembelajaran baru
yang akan diterapkan guru untuk meningkatkan prestasi belajar IPS Sejarah yang
dikarenakan pada tindakan-tindakan berikut ini yaitu prestasi belajar sejarah yang
rendah, partisipasi aktif siswa rendah, dan variasi mengajar guru yang monoton.
Adapun jenis tindakan yang diteliti adalah partisipasi aktif siswa dalam proses
keseriusan dalam mengerjakan suatu tugas, dan sikap kooperatif siswa dalam
Subjek dalam penelitian ini adalah seorang guru dan siswa kelas VIIIA yang
berjumlah 41 orang siswa selama proses belajar mengajar IPS Sejarah dengan
38
39
dijadikan subjek penelitian ini adalah SMP N I Doro yang beralamat di Jalan
1. Faktor Siswa
2. Faktor Guru
dengan tujuan.
D. Rencana Tindakan
Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus atau lebih. Tiap
siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai, seperti yang
telah didesain dalam faktor yang diselidiki. Untuk dapat melihat prestasi belajar
siswa dalam pelajaran IPS Sejarah, maka diberikan tes diagnosis yang berfungsi
sebagai evaluasi awal. Observasi awal ini dilakukan untuk dapat mengetahui
tindakan yang tepat yang diberikan dalam rangka peningkatan prestasi belajar IPS
Sejarah.
40
Dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi akan ditetapkan
Sejarah pada siswa kelas VIII adalah dengan menerapkan model pembelajaran
berbasis portofolio.
observasi (observing), dan refleksi (reflecting) dalam tiap siklus. Berikut ini
pembelajaran
tindakan berikutnya.
Siklus-siklus berikutnya
1. Sumber data
portofolio, dokumen, situasi dan peristiwa yang dapat diamati berkaitan dengan
kinerja siswa dan guru saat penerapan model pembelajaran portofolio pada mata
2. Jenis data
Jenis data yang didapatkan adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri
dari hasil belajar, rencana belajar dan data hasil observasi terhadap pelaksanaan
b. Data hasil belajar diambil dengan memberikan nilai portofolio yang telah
10
Jenis teknik observasi partisipan umumnya digunakan untuk penelitian yang bersifat eksploratif.
Suatu observasi dikatakan sebagai observasi partisipan jika orang yang mengadakan observasi
(observer) turut ambil bagian (Rahayu dan Ardani 2004:11).
43
F. Indikator Kinerja
pada siswa kelas VIIIA SMP N I Doro adalah adanya peningkatan nilai rata-rata
dengan persentase 100% dan ketuntasan kelas dalam belajar atau nilai rata-rata
A. Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan (Planning) 11
siklus I.
penelitian.
b. Tindakan (Acting) 12
11
Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan
bagaimana tindakan tersebut dilakukan (Arikunto, dkk 2006:17).
12
Tahap kedua adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan,
yaitu mengenakan tindakan kelas. Dalam tahap ini peneliti harus ingat dan berusaha menaati apa
yang dirumuskan dalam rancangan (Arikunto, dkk 2006:18).
44
45
a) Peneliti memperkenalkan diri dan menjadi guru sementara di kelas ini. Guru
terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa serta
b) Melakukan apersepsi dengan tanya jawab tentang materi yang akan diajarkan
proses perumusan naskah proklamasi. Dari hasil tanya jawab ternyata dari 41
siswa, yang berani menjawab pertanyaan hanya ada 6 siswa saja, ada
ada pula yang diam dengan pandangan kosong. Peneliti kembali mengulang
saja yang bisa dijadikan permasalahan untuk tugas portofolio kelas yang
Permasalahan Jumlah
1. Kondisi politik, sosial, ekonomi, masyarakat 6
Indonesia masa proklamasi sampai sekarang.
2. latar belakang terjadinya proklamasi 17 Agustus 9
1945
3. proklamasi dan konstitusi Indonesia dari dulu 5
sampai sekarang
4. Dampak globalisasi terhadap nasionalisme bangsa 21
Indonesia menjelang peringatan proklamasi 17
Agustus
a) Guru terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa
kondusif.
permasalahan yang akan dibahas pada portofolio kelas, sekarang siswa dibagi
sumber dalam menjawab atau mencari solusi sementara terhadap isu / masalah
berikut :
siswa di luar kelas antara lain mengumpulkan data melalui wawancara dan
pencarian data dari buku, artikel, koran, majalah dan sebagainya. Cara
portofolio I ini menyiapkan dua sesi yaitu portofolio tayangan dan portofolio
masyarakat?, (2) Seberapa luas masalah tersebut tersebar pada bangsa dan
negara kita?, (3) Mengapa masalah ini harus ditangani oleh pemerintah?, (4)
yang berpihak pada masalah ini ?, (6) Pada tingkat atau lembaga apa, jika ada,
Penyajian secara grafis ini dapat dengan peta, gambar, foto, grafik,
karikatur, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik dan ilustrasi-ilustrasi
saja berasal dari sumber cetakan atau dapat juga dibuat oleh tim sendiri.
49
pilihan seperti kliping surat kabar dan majalah, laporan tertulis hasil
untuk seksi penayangan dan untuk seksi dokumentasi dari portofolio kelas.
Hasil pekerjaan kelompok portofolio dua untuk seksi penayangan dibuat pada
alternatif yang berhasil dihimpun, hasil dari berbagai sumber informasi yang
50
dua pertanyaan berikut: (1) kebijakan apakah yang diusulkan?, (2) Apa
Penyajian secara grafis ini dapat dengan peta, gambar, foto, grafik,
karikatur, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya
masalah. Ilustrasi tersebut dapat berasal dari sumber cetakan, atau dapat juga
dibuat oleh tim sendiri. Setiap ilustrasi yang diambil dari bahan cetakan,
kelompok portofolio I
publik yang dipilih dapat mendukung salah satu kebijakan alternatif yang
dan untuk seksi dokumentasi dari portofolio kelas. Hasil pekerjaan kelompok
portofolio III untuk seksi penayangan dibuat pada panel ketiga, yang harus
(a) Penjelasan dan jastifikasi tertulis untuk kebijakan yang diusulkan kelas
kebijakan yang diyakini oleh kelas akan dapat mengatasi masalah, (2)
Penyajian secara grafis ini dapat dengan peta, gambar, foto, grafik,
karikatur, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya
masalah. Ilustrasi tersebut dapat berasal dari sumber cetakan, atau dapat juga
52
dibuat oleh tim sendiri. Setiap ilustrasi yang diambil dari bahan cetakan,
diletakkan pada bab III pada portofolio kelas seksi dokumentasi. Bahan-bahan
yang ditayangkan pada panel keempat, harus memuat hal-hal sebagai berikut :
53
diusulkan.
Penyajian secara grafis ini dapat dengan peta, gambar, foto, grafik,
karikatur, kartun politik, judul surat kabar, tabel statistik, dan ilustrasi lainnya
masalah. Ilustrasi tersebut dapat berasal dari sumber cetakan, atau dapat juga
dibuat oleh tim sendiri. Setiap ilustrasi yang diambil dari bahan cetakan,
lainnya.
a) Guru terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa
kondusif.
dokumentasi
show-case.
55
kelas.
d) Guru bertindak sebagai moderator, mempersilahkan dewan juri (guru lain atau
dokumentasinya.
menyajikan secara lisan portofolionya kurang lebih selama lima menit dan
dilanjutkan dengan tanya jawab dengan juri kurang lebih selama sepuluh
memberikan ulasan tentang show-case tadi, dan apa saja kekurangan serta
kelebihannya.
g) Guru bersama siswa menyimpulkan inti tema portofolio. Sebagai refleksi diri
c. Pengamatan (Observing) 13
ini peneliti disamping berperan sebagai guru juga berperan sebagai pengamat. Hal
ini disebut dengan participant observation. Selain itu peneliti juga dibantu oleh
guru sejarah yang sebenarnya mengajar pada kelas tersebut untuk melakukan
pengamatan terhadap cara mengajar peneliti dan reaksi siswa yang mengikuti
(1) Sumber belajar, dalam hal ini artikel yang dibagikan pada siswa
seimbang.
13
Kegiatan pengamatan dan pelaksanaan tindakan dilakukan dalam waktu yang bersamaan.
Sambil melaksanakan tindakan, peneliti mengamati dan mencatat sedikit demi sedikit apa
yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya (Arikunto,
dkk 2006:19).
57
f) Masih banyak siswa yang terlihat tegang sehingga siswa takut menjawab
d. Refleksi (Reflecting) 14
14
Tahap keempat merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika peneliti selesai melakukan tindakan
(Arikunto, dkk 2006:19).
58
yang diajarkan agar waktu dapat digunakan secara efektif dan efisien.
kelas, sebaiknya guru membuat beberapa kelompok kecil dulu agar mereka
dapat menjalankan tugas secara efektif dan efisien, dan tidak terjadi
kegaduhan di dalam kelas. Sesudah tugas itu dibagi dalam kelompok kecil,
memahami tugasnya.
5) Sedikit mengubah variasi belajar dengan lebih banyak melibatkan siswa agar
2. Pelaksanaan Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
serta menyiapkan kegiatan yang akan dilaksanakan pada siklus II berdasarkan dari
masalah.
2) Menyiapkan alat pembelajaran bagi siswa yaitu artikel tentang materi dalam
3) Mengatur alokasi waktu agar sesuai dengan target yang telah ditentukan.
penelitian.
b. Tindakan (Acting)
a) Pada awal kegiatan guru selalu menanyakan kesiapan siswa serta serta
dibahas dalam portofolio kelas. Dalam kesempatan kali ini terdapat tiga
pemungutan suara.
Permasalahan Jumlah
1. Apa yang melatarbelakangi perbedaan 11
pendapat antara golongan tua dan golongan
muda serta sikap kita dalam menyikapi adanya
perbedaan pendapat.
2. Peran media massa atau pers dalam penyebaran 21
berita pada era proklamasi sampai sekarang
3. Dukungan rakyat terhadap pemerintah ada saat 9
proklamasi dan saat sekarang
a) Guru terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa
kondusif.
masing diberi sumber bacaan sebagai wacana / sumber dalam menjawab atau
mencari solusi sementara terhadap isu/ masalah yang telah disampaikan siswa.
berikut :
siswa di luar kelas antara lain mengumpulkan data melalui wawancara dan
pencarian data dari buku, artikel, koran, majalah dan sebagainya. Cara
tayangan.
a) Guru terlebih dahulu meneliti tingkat kesiapan siswa, mengecek absensi siswa
kondusif.
dokumentasi
show-case.
kelas.
63
c) Guru bertindak sebagai moderator, mempersilahkan dewan juri (guru lain atau
dokumentasinya.
menyajikan secara lisan portofolionya kurang lebih selama lima menit dan
dilanjutkan dengan tanya jawab dengan juri kurang lebih selama sepuluh
memberikan ulasan tentang show-case tadi, dan apa saja kekurangan serta
kelebihannya.
portofolio.
c. Pengamatan (Observation)
yang sangat memuaskan. Pada siklus II ini siswa terlihat semakin aktif dalam
pembelajaran semakin kondusif dan rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas-
pada siklus II ini sudah baik, sehingga penelitian dapat dihentikan sampai pada
siklus II.
d. Refleksi (Reflection)
Setelah melihat hasil penilaian dari dewan juri portofolio yang cukup baik
menyimpulkan bahwa penelitian dihentikan sampai pada siklus II, karena hasil
berharap dan akan berupaya untuk terus meningkatkan serta menggunakan cara-
cara yang sudah peneliti tempuh untuk materi lainnya, tentunya disesuaikan
B. Pembahasan
Setelah diadakan penelitian yang terdiri dari dua siklus dan ditempuh dalam
8 kali pertemuan dengan alokasi waktu 16 jam pelajaran diperoleh hasil sebagai
berikut.
Siklus I Siklus II
Partisipasi Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Siswa Siswa Siswa
Acuh 17 41,46% 7 17,07%
Nilai Rata-Rata
66 69 85,5
Daya Serap
66% 69% 85,5%
dimaksudkan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS
belajar siswa selama proses pembelajaran. Hasil tersebut menujukkan bahwa pada
siklus I, rata-rata persentase daya serap siswa terhadap materi pelajaran termasuk
dalam kategori cukup baik yaitu sebesar 69%. Walaupun termasuk dalam kategori
Peningkatan prestasi belajar siswa pada siklus I yang relatif kecil ini
merupakan hal baru bagi siswa, yang sebelumnya pembelajaran didominasi oleh
tidak dilibatkan secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajarannya, dan
siswa dalam proses pembelajaran akan berdampak pada hasil belajarnya, baik
kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Hal ini sesuai dengan pendapat Biggs dan
Telfer (1994:228) salah satu hal yang berpengaruh pada kegiatan belajar adalah
kegiatan yang ada dalam model pembelajaran berbasis portofolio, maka mereka
merasa kesulitan dalam melakukan kegiatan tersebut. Selain itu, menurut Dewey
Tanpa adanya aktivitas, proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.
Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar pada siklus I belum memenuhi
dengan menambah variasi kegiatan dalam mengatasi suatu masalah yang telah
diambil kelas dan membagi kelas menjadi kelompok kecil terlebih dahulu
sebelum mereka dibagi menjadi empat kelompok besar dalam satu kelas agar
Rata-rata persentase daya serap siswa terhadap materi pelajaran pada siklus
dan termasuk dalam kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan telah terjadi
perubahan pada siswa ke arah yang lebih baik, karena siswa telah mengalami
67
suatu proses belajar sehingga prestasi belajar mereka menjadi meningkat. Menurut
dalam pembelajaran IPS Sejarah dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal
akan mengalami proses belajar yang efisien dalam arti siswa tidak akan
keterampilan yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, sesuai dengan apa yang
PENUTUP
A. Simpulan
Kabupaten Pekalongan pada siswa kelas VIIIA tahun pelajaran 2006/2007 dengan
prestasi belajar yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu nilai rata-rata kelas 69
menjadi bertambah pada siklus II, nilai rata-rata kelas mencapai 85,5. Dari uraian
1. Prestasi belajar IPS Sejarah pada siswa kelas VIIIA SMP Negeri 1 Doro
mempunyai nilai rata-rata kelas 66. Pada saat model pembelajaran dirubah
dari dua siklus. Dalam hal ini kelas dibagi menjadi empat kelompok yang
disepakati oleh kelas. Hasil pekerjaan mereka berupa portofolio tayangan dan
hal tersebut membuat siswa tidak bosan dan jenuh sehingga minat belajar
68
69
dicapai siswa. Selain itu model pembelajaran berbasis portofolio juga dapat
dan belajar mandiri di rumah dapat ditingkatkan, siswa juga menjadi lebih
kehidupan bermasyarakat.
B. Saran
sebagai berikut.
baru di Indonesia agar para tenaga pengajar bisa memahami dan dapat
pada pokok bahasan yang lain. Sehingga perlu adanya penelitian lebih lanjut
Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan Kelas Untuk: Guru. Bandung: Yrama
Widya
Hugiono dan PK. Poerwantana. 1993. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: Rineka
Cipta
Munib, Achmad, dkk. 2004. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UPT MKK
UNNES
Natawidjaja, Rochman dan L.J Moleong. 1985. Psikologi Pendidikan untuk SPG.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Rusoni Elin. 2001. Portofolio dan Paradigma Baru dalam Penilaian Matematika.
http://www.depdiknas.go.id. (13 Februari 2007)
Soedarno, dkk. 1998. Pendidikan Ilmu Sosial. Semarang: FPIPS IKIP Semarang
70
71
Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action
Reseach). Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan