Anda di halaman 1dari 8

Pemberdayaan Masyarakat dalam Mengelola Potensi Sumber

Daya Air melalui Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga


Mini/Mikro Hidro

Agus Sugiyono

Abstract
Water resource potency for mini/microhydro power is relatively big in Indonesia. Development of
this potency is inline with government development program such as: increasing electrification ratio
and utilizing renewable energy. Beside the program, water resource potency commonly is available
in rural remote area. Development of mini/microhydro power should be parallel to the integrated
water resorce management. The integrated resource management will be impowering community in
the rural area in term of economy and society and finally emerge society awareness to the water
resource conservation.

Keywords: mini/microhydro power, sustainable development

Penggunaan energi dapat membawa memuat secara lengkap rencana kegiatan,


dampak yang negatif bagi lingkungan. pelaksanaan konstruksi, upaya pengelolaan
Penggunaan energi dapat menimbulkan maupun pemantauan lingkungan serta
polusi karena adanya limbah padat, limbah instansi-instansi yang bertanggung jawab
cair, dan gas buang. Seiring dengan sesuai dengan lingkup kegiatannya. Dalam
meningkatnya penggunaan energi, saat ini perkembangan selanjutnya masalah ini
aspek lingkungan dalam pembangunan selalu dikaitkan dengan konsep
mendapat perhatian yang serius. pembangunan berkelanjutan (sustainable
Pemerintah telah mengeluarkan Undang- development).
Undang (UU) No. 23 tahun 1997 tentang Pengembangan sektor energi harus
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mengikuti kaidah pembangunan
ditujukan untuk mengurangi dampak berkelanjutan. Aspek penting yang perlu
negatif kegiatan pembangunan terhadap mendapat perhatian adalah adanya
lingkungan. Melengkapi UU tersebut kebijakan yang kondusif dan didukung
diterbitkan UU No. 27 tahun 1999 tentang oleh kemandirian finansial, teknologi dan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan sumber daya manusia. Salah satu opsi
(AMDAL). UU ini mengharuskan suatu dalam pengembangan sektor energi adalah
kegiatan atau usaha yang berpotensi pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga
menimbulkan dampak lingkungan untuk Mini Hidro (PLTM) dan Pembangkit
menyusun dokumen AMDAL. AMDAL Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH)
untuk daerah terpencil yang tidak
terjangkau oleh jaringan PT PLN (Persero).
Alamat korespondensi: Berbeda dengan Pembangkit Listri Tenaga
Agus Sugiyono, Bidang Perencamaan Energi, Air (PLTA) skala besar yang memerlukan
Pusat Teknologi Pengembangan Sumberdaya Energi,
BPPT, Jakarta waduk, PLTM dan PLTMH memanfaatkan
E-mail: agussugiyono@yahoo.com debit aliran air dengan beda ketinggian
yang tidak terlalu tinggi (sistem run of
JESP Vol. 1, No.3, 2009

river). Pembangunan PLTM dan PLTMH tenaga air cukup besar, namun sebagian
tidak memerlukan relokasi tempat tinggal besar telah dimanfaatkan dan lahan di
masyarakat setempat akibat pembuatan Jawa sudah sangat terbatas.
bendungan atau waduk. Lebih jauh Sebelum membahas lebih jauh
pemanfaatan PLTM dan PLTMH tentang sumber daya air, perlu diketahui
diharapkan dapat menyediaan tenaga klasifikasi tentang PLTA. PLTA
listrik yang murah dan ramah lingkungan dibedakan menjadi tiga klasifikasi
serta dapat berdampak pada kesadaran berdasarkan besarnya kapasitas, yaitu skala
masyarakat untuk melestarikan hutan besar, mini, dan mikro. Belum ada
sebagai penjaga kelestarian sumber daya ketentuan secara jelas mengenai batasan
air. pembagian skala tersebut. Setiap negara
Kapasitas terpasang PLTM dan mempunyai ukuran yang berbeda. Namun
PLTMH saat baru mencapai 64 MW atau sebagai gambaran secara umum
baru sekitar 12% dari total potensi yang klasifikasinya dapat dikemukakan berikut
ada. Untuk lebih meningkatkan ini. PLTA skala besar mempunyai
pengembangan PLTM dan PLTMH telah kapasitas di atas 10 MW, PLTM
dilakukan penelitian dan pengembangan mempunyai kapasitas antara 200 kW
serta melalui proyek percontohan. sampai 10 MW, dan PLTMH mempunyai
Beberapa PLTM dan PLTMH telah kapasitas sampai 200 kW. Disamping
dibangun oleh Pemerintah Pusat, Pemda, berdasarkan besarnya kapasitas tersebut
Koperasi, LSM dan perusahaan swasta. masih sering dibedakan berdasarkan
Namun masih banyak permasalahan teknis kategori energi terbarukan dan energi yang
maupun non teknis yang dihadapi dan tidak terbarukan. Untuk PLTA dengan
memerlukan penanganan secara kapasitas ≤ 40 MW dikategorikan kedalam
terkoordinasi. Dalam makalah ini akan energi terbarukan, sedangkan untuk PLTA
dibahas potensi dan prospek dengan kapasitas > 40 MW dikategorikan
pengembangan PLTM dan PLTMH serta kedalam energi yang tidak terbarukan.
upaya untuk memberdayakan masyarakat Potensi tenaga air untuk PLTA skala
dalam mengelola sumber daya air. besar diperkirakan sebesar 74,97 GW dan
hampir 94% berada di luar Jawa. Dari total
POTENSI PLTM DAN PLTMH potensi tenaga air tersebut yang sudah
Pembahasan sumber daya energi dimanfaatkan adalah sebesar 3,10 GW
sangatlah penting, karena dapat yang sebagian besar berada di Pulau Jawa.
menggambarkan potensi dan prospek Di luar Jawa kebanyakan potensi tersebut
pemanfaatannya dimasa depan. Indonesia belum dimanfaatkan secara optimal.
memiliki potensi tenaga air yang cukup Selain potensi tenaga air untuk
besar karena kondisi topografi yang sangat PLTA skala besar, Indonesia juga
mendukung, yaitu bergunung dan berbukit mempunyai potensi tenaga air skala kecil
serta dialiri oleh banyak sungai serta yang dapat digunakan untuk PLTM dan
adanya danau yang cukup potensial PLTMH berkapasitas antara 200 - 10.000
sebagai sumber tenaga air. Potensi tenaga kW dengan potensi sebesar 460 MW. Dari
air tersebut tersebar di hampir seluruh potensi tersebut yang telah dimanfaatkan
wilayah Indonesia, namun tidak semua sebesar 64 MW atau baru 12% dari total
wilayah mempunyai peluang untuk dapat potensi yang ada. Pada Gambar 1
dikembangkan secara optimal. Potensi ditunjukkan penyebaran potensi tenaga air
tenaga air yang berpeluang untuk untuk PLTM dan PLTMH di setiap
dikembangkan berada di luar pulau Jawa, wilayah di Indonesia.
walaupun di Jawa juga mempunyai potensi

122
JESP Vol. 1, No.3, 2009

Gambar 1.
Penyebaran Potensi PLTM dan PLTMH di Wilayah Indonesia
POTENSI PLTMH
Keterangan:
> 40 MW
30 - 40 MW
20 - 30 MW
10 - 20 MW
1 - 10 MW
< 1 MW

Dari Gambar 1 terlihat bahwa meningkatkan rasio elektrifikasi. Rasio


wilayah yang paling berpotensi untuk elektrifikasi merupakan jumlah orang
dikembangkan PLTM dan PLTMH adalah sudah menggunakan tenaga listrik
di Kalimantan Barat, Sumatera Barat, dibandingkan dengan total jumlah
Bengkulu dan Sulawesi Selatan. Sumber penduduk. Rasio elektrifikasi pada tahun
daya air tersebut selain dimanfaatkan pada 2004 baru mencapai 54,8% dan di tahun
pembangkit listrik juga untuk irigasi. 2010 diharapkan naik menjadi 70%. Tahun
Namun hanya di beberapa propinsi, seperti 2004 angka rasio elektrifikasi tertinggi
Riau, Jambi, Lampung, Kalimantan Barat, adalah di wilayah Jawa dan Bali yang
dan Nusa Tenggara Timur yang berpotensi mencapai 59,4%, disusul Sumatera 53,1%,
untuk dimanfaatkan sebagai irigasi. Sulawesi 47,2%, Kalimantan 46,6% dan
wilayah lainnya hanya mencapai 33%.
PROSPEK PENGEMBANGAN PLTM Apabila dibandingkan dengan negara-
DAN PLTMH negara lain, angka rasio elektrifikasi di
Pemerintah melalui Peraturan Presiden Indonesia masih jauh ketinggalan, misal-
Nomor 5 tahun 2006 telah menetapkan nya dengan Armenia, Azerbaijan, Brunai
Kebijakan Energi Nasional (KEN). Darussalam, Iran, China dan Singapura,
Kebijakan ini bertujuan untuk mengarah- yang sudah mencapai 100%. Untuk
kan upaya-upaya dalam mewu-judkan meningkatkan rasio ini dibutuhkan
keamanan pasokan energi dalam negeri penambahan pembangkit dalam jumlah
(security of supply). Salah satu kebijakan yang besar sehingga dibutuhkan dana
tersebut adalah meningkatkan peran energi untuk investasi yang besar. Oleh karena itu
baru dan terbarukan lainnya, termasuk dibutuhkan terobosan baru guna
didalamnya tenaga air menjadi lebih dari 5 merangsang investor untuk mengem-
persen pada tahun 2025. bangkan PLTM maupun PLTMH sebagai
Meskipun potensi PLTM dan opsi alternatif dalam meningkatkan rasio
PLTMH tidak begitu besar bila diban- elektrifikasi.
dingkan dengan potensi PLTA skala besar, Keuntungan dari pengembangan
namun untuk wilayah terpencil yang belum PLTM dan PLTMH bagi masyarakat pede-
terjangkau jaringan listrik maupun wilayah saan dan desa terpencil antara lain yaitu:
yang tidak mempunyai sumber bahan 1. lokasi sumber daya air untuk PLTM
bakar lain, potensi yang ada mempunyai dan PLTMH pada umumnya berada di
prospek untuk dikembangkan. Disamping wilayah pedesaan dan desa terpencil
itu pemerintah mempunyai program untuk yang belum terjangkau jaringan listrik,

123
JESP Vol. 1, No.3, 2009

2. penggunaan energi konvensional, an. Hal ini menyebabkan terjadinya


seperti batubara untuk pembangkit pertentangan kepentingan antar setiap
listrik di wilayah ini akan memerlukan anggota masyarakat. Oleh karena itu perlu
biaya yang tinggi karena adanya peran pemerintah untuk mengatur
tambahan biaya transportasi bahan kekayaan yang masuk dalam kategori
bakar, kekayaan bersama (common property).
3. mengurangi ketergantungan pada peng- Pemerintah diharapkan membuat kebijakan
gunanan bahan bakar fosil, dan atau regulasi sehingga setiap kelompok
4. meningkatkan kegiatan perekonomian pemilik dapat bekerja sama dan tidak
sehingga diharapkan dapat menambah hanya mengejar kepentingan pribadi.
penghasilan masyarakat. Dengan memperhatikan hal tersebut ada
Sumber daya air memiliki fungsi prinsip-prinsip dasar yang perlu diperhati-
strategis yaitu dapat meningkatkan kan dalam pengelolaan sumber daya air.
keamanan pasokan energi dalam negeri
bila digunakan untuk PLTM dan PLTMH Pembangunan Berkelanjutan
karena akan mengurangi ketergantungan Pembangunan dapat disebut
impor bahan bakar. Disamping itu sumber berkelanjutan bila memenuhi kriteria
daya air dapat dimanfaatkan untuk irigasi ekonomis, bermanfaat secara sosial, dan
dan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. tetap menjaga kelestarian lingkungan
Dengan kebijakan yang tepat dalam hidup. KTT Bumi di Rio de Janeiro pada
pemanfaatannya maka diharapkan banyak tahun 1992 merupakan titik tolak dalam
usaha atau kegiatan produktif akan muncul mengimplementasikan konsep pemba-
sehingga meningkatkan perekonomian ngunan berkelanjutan. Salah satu hasil
masyarakat. penting dalam konferensi ini adalah
pembentukan komisi pembangunan berke-
PENGELOLAN SUMBER DAYA AIR lanjutan (CSD – Commission on Sustaina-
Sumber daya air merupakan barang ble Development). Komisi ini telah
bersama (common goods) yang hak menghasilkan kesepakatan untuk
kepemilikannya tidak dapat diberikan mengimplementasikan konsep pemba-
kepada satu individu melainkan diberikan ngunan berkelanjutan seperti yang tertuang
kepada sekelompok masyarakat. Dalam dalam Agenda 21. Secara garis besar
pemanfaatannya, setiap individu akan keterkaitan antar ketiga kriteria dalam
cenderung untuk menggunakan secara konsep pembangunan berkelanjutan
berlebihan sehingga dapat merugikan ditunjukkan pada Gambar 2 berikut.
orang lain bahkan dapat merusak lingkung-

Gambar 2.
Elemen dari Pembangunan Berkelanjutan
LINGKUNGAN

o Pengu-
rangan
Polusi
o Pengelolaan
Sumberdaya
Alam

o Pengentasan
Kemiskinan
o Pertumbuhan
o Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat

SOSIAL EKONOMI

124
JESP Vol. 1, No.3, 2009

Pengembangan PLTM dan PLTMH Secara garis besar komponen dasar


supaya dapat mendukung pembangunan instalasi dalam pengembangan PLTM dan
berkelanjutan harus memperhatikan tiga PLTMH meliputi: (a) pintu pengambilan
aspek. Aspek pertama yang berkaitan (intake), (b) saluran penghantar (headrace),
dengan lingkungan adalah kelestarian (c) bak penenang (forebay), (d) pipa pesat
sumber daya air. Pelestarian sumber daya (penstock), (e) rumah pembangkit (power
air terkait dengan kebutuhan air untuk house), (f) saluran buang (tailrace), dan
irigasi, air minum dan pembangkit listrik (g) jaringan transmisi (transmission line).
bagi masyarakat untuk antar generasi. Gambar 3 menunjukkan komponen
Aspek yang penting untuk diperhatikan instalasi PLTM dan PLTMH. Aliran air
adalah siklus hidrologi, aspek teknis dari masuk melalui intake dan disalurkan ke
struktur fisik, serta terpeliharanya daerah bak penenang yang kemudian dialirkan
aliran sungai (DAS). Oleh karena itu perlu melalui pipa pesat menuju turbin dalam
kesadaran dan partisipasi masyarakat rumah pembangkit. Turbin merupakan
dalam pelestarian kawasan DAS dan bagian penting dari sistem yang menerima
kesadaran masyarakat mengenai manfaat energi potensial dari aliran air dan
dan tata guna air. Aspek kedua yang mengubahnya menjadi energi mekanis.
berkaitan dengan ekonomi adalah Energi mekanik ini kemudian akan
peningkatan pendapatan masyarakat. memutar sumbu turbin pada generator dan
Aspek ini sangat erat kaitannya dengan akan menghasilkan energi listrik. Selepas
aspek ketiga yaitu aspek sosial. dari turbin, air dikembalikan lagi ke aliran
Pembangunan PLTM dan PLMH harus semula. Dengan demikian PLTM dan
dapat memberdayakan masyarakat dalam PLTMH tidak banyak mempengaruhi
meningkatkan kegiatan perekonomian. lingkungan atau mengurangi air untuk
Masyarakat menjadi lebih aktif berpartisi- keperluan penting lainnya, seperti:
pasi dalam kegiatan ekonomi yang pertanian dan air bersih.
muaranya dapat mengurangi kemiskinan.

Gambar 3.
Komponen Dasar Pengembangan PLTM dan PLTMH

b a Hutan
c Lindung

d
Pertanian/
Perkebunan
e
g
f
PLTMH

Perumahan

125
JESP Vol. 1, No.3, 2009

Kebijakan dan Peraturan terpasang pada pusat pembangkit mak-


Pemeliharaan sumber daya air simum 1 MW. Usaha kecil adalah usaha
memerlukan suatu kebijakan yang terpadu kecil sebagaimana dimaksud dalam
supaya tidak saling tumpang tindih karena Undang undang No. 9 tahun 1995 tentang
berkaitan dengan banyak sektor. Undang- usaha kecil. Sedangkan pembangkit listrik
Undang (UU) yang mengatur sumber daya tenaga energi terbarukan skala menengah
air adalah UU No.7/2004. Dalam UU ini adalah dengan kapasitas terpasang di atas 1
masalah konservasi, pendayagunaan dan MW sampai dengan 10 MW (pasal 2 ayat
pengendalian tata guna sumber daya air 3 Permen ESDM 002/2006).
menjadi prioritas yang harus dilestarikan. Untuk wilayah yang dilalui jaringan
Pemerintah tidak memprivatisasikan sum- listrik, kelebihan daya dapat disalurkan ke
ber daya air dan pengelolaannya diarahkan jaringan listrik PT. PLN (Persero). PT.
kepada upaya mewujudkan sinergi dan PLN (Persero) akan membeli listrik dari
mencegah konflik antar sektor antar pembangkit tenaga listrik skala kecil
wilayah dan antar generasi. UU ini tersebar dengan ketentuan harga seperti
kemudian akan menjadi dasar untuk yang telah ditetapkan pada pasal 14 ayat 1
menyempurnakan peraturan-peraturan Kepmen ESDM 1122K/30/MEM/2002,
yang ada. yaitu:
Sektor kehutanan telah mengatur 1. Harga jual tenaga listrik apabila
pedoman penyelenggaraan pengelolaan terinterkoneksi pada tegangan
DAS melalui Keputusan Menteri menengah adalah 80% dari harga
Kehutanan (Kepmen Menhut) No. pokok penjualan tegangan menengah.
52/Kpts-II/2001. Pedoman ini digunakan 2. Harga jual tenaga listrik apabila
untuk pengelolaan DAS nasional, regional, terinterkoneksi pada tegangan rendah
dan lokal yang dapat disesuaikan dengan adalah 60% dari harga pokok penjualan
kondisi, tuntutan spesifik dan kewenangan tegangan rendah.
yang dimiliki masing-masing daerah. Harga pokok penjualan adalah biaya
Dengan adanya pedoman ini diharapkan produksi tenaga listrik dibagi dengan kWh
adanya persamaan persepsi dan langkah terjual (sesuai pasal 1 ayat 6).
dalam penyelenggaraan pengelolaan DAS Pembelian tenaga listrik untuk
sesuai dengan karateristik ekosistemnya, pembangkit listrik tenaga energi
sehingga pemanfaatan sumber daya alam terbarukan skala menengah menurut
dapat berlangsung secara optimal, ketentuan Permen ESDM 002/2006 adalah
berkeadilan, dan berkelanjutan. sebagai berikut:
Peraturan yang berkaitan dengan 1. Apabila terinterkoneksi pada tegangan
ketenagalistrikan adalah Keputusan menengah harganya adalah 80% dari
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral biaya pokok penyediaan tegangan
(Kepmen ESDM) No. 1122K/30/MEM/ menengah dari pemegang kuasa usaha
2002 tentang pedoman pengusahaan ketenagalistrikan propinsi atau
pembangkit tenaga listrik skala kecil pemegang ijin usaha ketenagalistrikan
tersebar dan Peraturan Menteri Energi dan untuk kepentingan umum.
Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) No. 2. Apabila terinterkoneksi pada tegangan
002/2006 tentang pengusahaan pembangkit rendah harganya adalah 60% dari biaya
listrik tenaga energi terbarukan skala pokok penyediaan tegangan rendah.
menengah. Menurut pasal 1 ayat 1 Biaya pokok penyediaan adalah biaya
Kepmen ESDM 1122K/30/MEM/2002, penyediaan tenaga listrik untuk
pembangkit tenaga listrik skala kecil menghasilkan kWh. Kontrak jual beli
tersebar adalah pembangkit tenaga listrik tenaga listrik untuk pembangkit skala
milik usaha kecil yang menggunakan menengah dilakukan minimal selama 10
energi terbarukan dengan jumlah daya tahun dan dapat diperpanjang.

126
JESP Vol. 1, No.3, 2009

Kementrian Koperasi dan UKM,


Pengembangan Institusi Departemen Perindustrian dan Perdagang-
Melihat potensi yang ada, an dan Pemerintah Daerah. Sedangkan
keberadaan PLTM dan PLTMH menjadi lembaga penelitian dan pengembangan
salah satu terobosan dalam memenuhi diantara adalah: Puslitbang Teknologi
kebutuhan listrik dipedesaan. Namun Energi dan Ketenagalistrikan, BPPT,
keberada PLTM dan PLTMH tidak dapat Perguruan Tinggi. Pusdiklat Energi dan
berdiri sendiri tanpa didukung oleh Ketenagalistrikan, serta PT. PLN (Persero).
keterlibatan masyarakat daerah atau desa, Sedangkan lembaga swadaya masyarakat
dan investor serta lembaga swadaya serta asosiasi profesi juga sudah bayak
masyarakat lainnya. Pemerintah sendiri didirikan untuk meningkatkan penggunaan
telah mengambil inisiatif dengan membuat PLTM dan PLTMH. Institusi luar negeri
“green energy initiative” untuk mendorong seperti Bank Dunia dan GTZ juga telah
penggunaan energi terbarukan yang ramah mengembangkan beberapa proyek percon-
lingkungan. Disamping itu juga telah tohan bekerja sama dengan lembaga
dibentuk Micro-Mini Hydro Clearing swadaya masyarakat.
House (MMHCH) yang bertujuan untuk Pengembangan PLTM dan PLTMH
menyediakan dan memberikan informasi harus sejalan dengan pengelolaan sumber
di bidang PLTM dan PLTMH yang dapat daya air. Secara garis besar konsep
diakses secara cepat, lengkap dan akurat. pengembangan PLTM dan PLTMH yang
MMHCH diharapkan menjadi fasilitator terpadu dengan sektor lainnya ditunjukkan
dalam menyelesaikan permasalahan yang Gambar 4. Ada tiga kebutuhan dasar bagi
timbul diantara sesama stakeholder baik masyarakat yang harus dipenuhi yaitu: air
permasalahan teknis maupun non teknis untuk irigasi pertanian, air bersih dan
serta sebagai media dan sarana tukar tenaga listrik. Kebutuhan tersebut dapat
menukar informasi. disediakan oleh koperasi atau badan
Gambar 4.
Konsep Pengelolaan PLTM dan PLTMH Terpadu

Lembaga
Pemerintah Swadaya
Pusat Masyarakat Jasa
Pendidikan
Pendanaan
Pemerintah
Daerah Pemberdayaan

Kebijakan/ IRIGASI
Peraturan
Listrik/
Koperasi/Badan Air
Pengelola DAS AIR MINUM Masyarakat
Pembangunan
Infrastruktur/
Pengelolaan
Pendapatan
PLTM/PLTMH
Kesadaran Kelestarian
P.T. PLN Sumberdaya Alam
(Persero)
Kelebihan Daya

Pendapatan Pembangunan Berkelanjutan

pengelola DAS yang beroperasi sesuai


Instansi pemerintah yang terkait dengan peraturan perundang-undangan
dengan pengembangan PLTM dan yang berlaku. Disamping itu masyarakt
PLTMH daiantaranya adalah Departemen perlu mendapat pendidikan dan perlu
Energi dan Sumber Daya Mineral, diberdayakan. Lembaga swadaya masyara-

127
JESP Vol. 1, No.3, 2009

kat dapat berperan dalam pemberdayaan maka perlu adanya inventarisasi sumber
masyarakat dengan pendanaan dari daya energi yang lebih rinci sehingga
pendapatan koperasi atau badan pengelola investor akan tertarik untuk
DAS. Pemberdayaan masyarakat terkait mengembangkannya.
dengan pemberian akses bagi masyarakat
dan organisasi masyarakat dalam DAFTAR RUJUKAN
memperoleh dan memanfaatkan hak
masyarakat bagi peningkatan kehidupan BAPEKKI, 2005 Kajian Kebijakan
ekonomi dan sosial. Pemberdayaan Insentif Fiskal Dalam Rangka
masyarakat amat penting untuk mengatasi Meningkatkan Usaha Ketenagalistrikan,
ketidakmampuan masyarakat yang hal. 5.28-5.32, Badan Pengkajian
disebabkan oleh: keterbatasan akses, Ekonomi, Keuangan dan Kerjasama
kurangnya pengetahuan dan keterampilan, Internasional, Departemen Keuangan
kemiskinan, dan keengganan pemerintah bekerja sama dengan Center for Energy
untuk membagi wewenang pengelolaan and Power Studies, PT. PLN (Persero).
sumber daya kepada masyarakat. Croockewit, J., 2002, Handbook for
Developing Micro Hydro in British
KESIMPULAN DAN SARAN Columbia, pp. 7-8, BC: Hydro.
Sumber daya air untuk PLTM dan Greacen, C.E., 2004, The Marginalization
PLTMH mencapai 460 MW dan baru 12% of “Small is Beautiful”: Micro-
yang dimanfaatkan. Potensi ini dapat hydroelectricity, Common Property,
dikembangkan mengingat adanya program and the Politics of Rural Electricity
pemerintah dalam meningkatkan rasio Provision in Thailand, Dissertation,
elektrifikasi. Disamping itu potensi Berkeley CA: University of California.
tersebut kebanyakan berada di wilayah Mangkusoebroto, G., 1991, Ekonomi
pedesaan yang tidak terjangkau jaringan Publik, Edisi 3, hal. 31-56, Yogyakarta:
listrik PT. PLN (Persero). Pengembangan BPFE.
PLTM dan PLTMH di wilayah tersebut Nebel, B.J. and Wright, R.T., 2000,
mempunyai keuntungan, yaitu: mengu- Environmental Science, 7th Edition,
rangi ketergantungan pada pengguanan Prentice Hall, Pp. 209-234.
bahan bakar fosil, memanfaatkan energi
terbarukan yang ramah lingkungan dan
meningkatkan kegiatan perekonomian
pedesaan sehingga diharapkan dapat
menambah penghasilan masyarakat.
Pengembangan PLTM dan PLTMH
harus sejalan dengan pengelolaan sumber
daya air secara terpadu. Prinsip-prinsip
dasar yang perlu diperhatikan dalam
pengelolaan sumber daya air, meliputi:
konsep pembangunan berkelanjutan,
kebijakan dan peraturan perundang-
undangan, dan pengembangan institusi.
Dengan pengelolaan secara terpadu
diharapkan pemberdayaan masyarakat
dalam meningkatkan kehidupan ekonomi
dan sosial dapat tercapai sehingga timbul
kesadaran untuk turut melestarikan sumber
daya air. Mengingat pentingnya
pengembangan PLTM dan PLTMH ini

128

Anda mungkin juga menyukai