Anda di halaman 1dari 14

By Ardhiles WK

 Keracunan Insektisida organophospat (insektisida


Fosfat Organik) mrp kasus kegawatan yang sering
terjadi di Rumah sakit.

Disengaja Bunuh Diri

Tidak Terminum, umumnya


Disengaja anak kecil

 Contoh merk dipasaran : Baygon, Hit, Raid,


shelltox. Sedangkan utk pertanian : Malathion,
Parathion, Basudin, dll.
Merupakan insektisida poten yang paling
banyak digunakan dalam pertanian &
rumah tangga dengan toksisitas yang
tinggi.
Dapat menembus kulit yang normal, dapat
diserap lewat paru dan saluran
makanan,
Bahan aktif DDVP ( Dimethyl 2-2 Dichlorovinyl
Phospate), dan Propoxur
Normalnya : Asetilkolin (Ach) bekerja di
reseptor kolinergik mengaktifkan parasimpatis.
Kerja asetilkolin sangat singkat krn langsung
dirusak atau dihidrolisis oleh enzim
asetilkolinesterase.

Pada keracunan organophospat : Enzim


asetilkolinesterase diikat oleh insektida fosfat
sehingga enzim asetilkolinesterase tdk mampu
merusak asetilkolin. Terjadilah penumpukan
asetilkolin yg memicu reaksi parasimpatis
Sistem saraf Parasimpatik Sistem Saraf simpatis

Penyempitan pupil Pelebaran pupil

Stimulasi sekresi air liur Penghambatan sekresi air


liur

Mengurangi denyut jantung, Meningkatkan detak


sehingga, menyebabkan jantung, sehingga,
penurunan tekanan darah menyebabkan peningkatan
tekanan darah

Menyempitkan saluran Dilatasi bronkus, dengan


pernapasan dan dengan demikian, meningkatkan
demikian, penurunan diameter jalan napas
diameter saluran napas

Merangsang aktivitas sistem Menghambat aktivitas dari


pencernaan, seperti sistem pencernaan, seperti
stimulasi peristalsis penghambatan peristaltik

Merangsang sekresi empedu Mengurangi sekresi empedu

Kontraksi kandung kemih melemaskan kandung kemih

melemaskan rektum Kontraksi rektum


 Ikatan Insektisida Fosfat dengan enzim
kolinesterase bersifat permanen
(irreversibel). Kalau keracunan Carbamat
berikatan dg enzim kolinesterase bersifat
sementara (reversibel).
 Jadi dibutuhkan produksi enzim
kolinesterase baru utk menghidrolisis
asetilkolin setelah keracunan insektisida
phosfat
Terutama pd saluran makanan, kelenjar keringat,
pupil, bronkus, dan jantung.

Defekasi, emesis, salivasi, lakrimasi, Urinasi,


miosis (pupil pin-point), brochospasme,
bradicardia
SSP : nyeri kepala, kejang sampai koma
 Keracunan Ringan : anoreksia, nyeri kepala,
rasa lemah, lidah tremor, pupil miosis

 Keracunan Sedang : Mual, muntah-muntah,


kejang, kram perut, hipersalivasi,
hiperhidrosis, bradikardia

 Keracunan Berat : Diare, pupil “ pin-point”.


Reaksi cahaya negatif, sesak nafas,
sianosis,inkontinensia urin dan feses,
konvulsi, koma, blokade jantung, ahirnya
meninggal
 Infus D5 15-20 tts/ menit, Oksigen + bantuan aktif/
pasif, suction lendir, jika gagal nafas intubasi.
 Eliminasi : Pasang NGT, Kumbah lambung
secepatnya, cuci bagian tubuh yg terkena

Antidotum :
Atropin Sulfat (SA) mrp terapi utama.
Bekerja sebagai kompetitif asetilkolin dg
merebut tempat ikatan asetilkolin dg
reseptor kolinergik. Sehingga dampak
parasimpatis krn penumpukan asetilkolin
bisa dihambat
1 ampul = 1ml =0,25 mg
1. Mula-mula diberi bolus 1-2,5mg ( 4 – 8 ampul)
2. Dilanjutkan dg 0,5-1mg ( 2-4 ampul) setiap 5 –
10 – 15 menit sampai timbul atropinisasi (
muka merah, mulut kering, takikardia,
midriasis)
3. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 –
60 menit, selanjutnya setiap 2 – 4 – 6 dan 12
jam
4. Pemberian SA dihentikan minimal setelah 2X24
jam. Penghentian SA yang mendadak
menimbulkan rebound effect berupa edema
paru dan gagal nafas akut.

Anda mungkin juga menyukai